Anda di halaman 1dari 42

PERSEPSI SISWA PADA SISTEM ZONASI SEBAGAI KEBIJAKAN

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA JENJANG SMA

NEGERI DI KECAMATAN PENAJAM

PROPOSAL

Oleh :

MAULFI NOR EKA LAILISSAMA’

NIM 1905156033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia tidaklah selalu berjalan dengan baik.

Permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan masih sering

ditemui dalam pembahasan dimedia cetak maupun media elektronik.

Pemasalahan pendidikan di Indonesia mencakup berbagai bidang seperti

sarana prasarana, pemerataan pendidikan, kualitas pendidikan, kualitas

guru, dan yang terjadi saat ini adalah permasalahan tentang system

penerimaan peserta didik baru. (Cahyani, 2018)

Sistem penerimaan peserta didik baru pada tahun 2017 ini tidak lagi

berdasarkan dengan capaian prestasi akademik, akan tetapi berdasarkan

dengan jarak tempat tinggal peserta didik dengan sekolah (zonasi). Peserta

didik yang berada di zona terdekat dengan sekolah harus di terima. Selain

itu, para calon peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata

dalam hal akademik akan menyebar dan tidak berkumpul di beberapa

sekolah yang sering disebut masyarakat sebagai sekolah-sekolah unggulan

atau sekolah favorit di daerah tersebut. (Cahyani, 2018)

Untuk kelebihan sistem zonasi ini yaitu anak yang memiliki dalam

kondisi keluarga kurang mampu dapat bersekolah tanpa harus memikirkan

biaya untuk transportasi karena adanya pemerataan pendidikan disetiap


daerah. Sedangkan kekurangan yang dimiliki dari system zonasi yaitu

sekolah wajib menerima hanya 50% dari calon peserta didik yang

berdomisili dekat dengan sekolah. (Mu’inun, 2021).

Kecamatan Penajam terdapat 3 SMA Negeri yaitu SMA Negeri 1

Penajam, SMA Negeri 8 Penajam dan SMA Negeri 5 di Kecamatan

Penajam. Ketiga sekolah tersebut menggunakan system zonasi sejak tahun

2018 sampai sekarang. Dalam penerimaan siswa baru di ketiga SMA

tersebut memiliki 4 jalur penerimaan yaitu jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur

prestasi dan jalur perpindahan orang tua/wali. Pada proses penerimaan

peserta didik baru sebelumnya SMA Negeri di Kecamatan Penajam

menggunakan nilai hasil ujian sekolah, prestasi akademik dan non

akademik. Oleh sebab itu SMA di Kecamatan Penajam sebelumnya

mendapatkan peserta didik dengan kemampuan kognitif dan prestasi yang

baik. (Farhan Alfaraby, 2021).

Sistem zonasi ini seakan berlawanan arah dengan sistem pendidikan di

Indonesia, menurut UU No 23 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan

Nasional. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa sistem pendidikan

nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu dalam

penyelenggaraan pemerataan juga harus dalam proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan

memberi keteladanan, membangun kemauan, dan membangun kreativitas


(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, 2003).

Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib

mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan, dan pemerintah

bertanggung jawab penuh untuk memenuhi hak warganya dengan

penyelenggaraan sistem pendidikan yang objektif, akuntabel, transparan,

dan tanpa diskriminasi sehingga dapat mendorong peningkatan akses

layanan pendidikan, saat ini salah satunya dengan melakukan pembenahan

pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

2003).

Sistem zonasi merupakan hal yang baru dalam pembaharuan kebijakan

sistem pendidikan nasional, yang mana pembaharuan sistem tersebut

ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan nasional,

Indonesia merupakan negara hukum dimana segala aspek diatur dalam

undang-undang maupun peraturan lainnya, tidak terkecuali peraturan-

peraturan berbasis pendidikan, pendidikan merupakan hak asasi manusia

sehingga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sebagaimana

yang dimaksud pada pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa

setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

(Mu’inun, 2021).

Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru bertujan untuk

pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah di Indonesia dan untuk


mempermudah peserta didik dalam akses kesekolah nya karena dekat

dengan tempat tinggal peserta didik. Penerapan sistem zonasi pada

penerimaan pesera didik baru merupakan upaya pemerintah dalam

menghilangkan kastanisasi dan favoritisme diantara sekolah. Sistem zonasi

ini merupakan sebuah solusi untuk pemerataan kualitas pendidikan di

Indonesia. Jadi para orang tua siswa tidak perlu menginginkan anak nya

masuk sekolah yang dianggap nya favorit padahal tidak ada. (Farhan

Alfaraby, 2021).

Siswa yang menggunakan sistem zonasi sebagai jalur penerimaan

peserta didik baru yang berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang

diterbitkan paling singkat 1 tahun sejak pendaftaran dan surat keterangan

domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang telah dilegalisir oleh

lurah/kepala desa atau pejabat setempat lain yang berwenang menerangkan

bahwa peserta diidk yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1

tahun sejak diterbitkan nya surat keterangan domisili. Adapun persentase

setiap jalur yaitu jalur zonasi minimal 50% dari kuota sekolah, jalur afirmasi

minimal 15% dari kuota sekolah, jalur prestasi maksimal 30% dari kuota

sekolah dan jalur perpindahan orang tua maksimal 5%. (Daerah et al.,

2022).

Dari hasil wawancara singkat mengenai system zonasi bersama salah

satu guru di SMA Negeri 8, Pak Andy Setiawan menyatakan bahwa

penerimaan peserta didik baru ada baiknya dan ada kurangnya, untuk

baiknya siswa yang rumahnya berdekatan dengan seklah bisa terakomodasi,


untuk buruknya tidak ada lagi sekolah unggulan, yang artinya kalo siswa

memiliki kelebihan tidak bisa kesekolah yang lebih baik menurut mereka.

Penerapan sistem zonasi menimbulkan permasalahan bagi sekolah,

permasalahan yang terjadi yaitu adanya siswa titipan yang ingin masuk di

SMA Negeri 8, permasalahan lain yaitu siswa yang tidak masuk zonasi

ingin masuk SMA Negeri 8 atau bahkan sebaliknya. Siswa yang masuk

zonasi SMA Negeri 8 tetapi mereka tidak mau karena memilih sekolah

unggulan.

Pihak sekolah juga menyebutkan adanya perbedaan saat penerimaan

peseta didik baru menggunakan zonasi dan prestasi, yang mana jalur

prestasi hanya sedikit, dari berapa siswa mungkin hanya beberapa saja lebih

banyak zonasi. Penerimaan pesera didik baru sebelumnya siswa bebas

memilih sekolah yang diinginkan tanpa ada zona yang ditentukan.

Penerimaan peserta didik dilihat dari nilai ujian yang kemudian aka nada

pembobotan nilai dan diberi peringkat.

Dampak sitem zonasi bagi sekolah yaitu, sekolah tidak bisa melebihi

batas zona yang sudah ditentukan dan membuat hanya zona yang masuk

saja yang bisa masuk SMA Negeri 8, sedangkan kalo tidak ada sistem zonasi

bisa luar zona dan lebih luas. Dari kekurangan system zonasi ada kelebihan

yang ditimbulkan dari adanya system zonasi, yaitu tidak ada siswa yang

rumahnya jauh karena system zonasi mengakomodir yang dekat supaya

tertampung di sekolah yang dekat dengan rumahnya.


Selain itu Ibu Herlina sebagai waka kesiswaan serta ketua panitia

pelaksana penerimaan peserta didik baru di SMA Negeri 5 menyatakan

tidak jauh berbeda yaitu penerapan system zonasi sangat baik karena dapat

membuat para siswa yang termasuk ke dalam zona terdekat akan bisa

tertampung di sekolah tersebut. Mau mereka memiliki nilai yang tinggi atau

tidak akan ada perangkingan nilai, yang mana jika mereka masuk zona

mereka akan terakomodir masuk disekolah tersebut.

Perbedaan yang dirasakan saat penerapan system zonasi yaitu

perbedaan wilayah, yang mana penerimaan peserta didik sebelumnya

sekolah menerima siswa dari mana saja asalkan mereka memenuhi

perangkingan. Sedangkan system zonasi sekolah tidak bisa menerima siswa

yang bukan di zonasi kita, kecuali memang dia melalui jalur prestasi

mungkin, atau mereka mengikuti orang tuanya mungkin anak tenaga

kependidikan atau anak guru meskipun di luar zonasi harus di terima.

Permasalahan system zonasi yang sering terjadi yaitu siswa yang

memang masuk kedalam zonasi SMA Negeri 5 tetapi mereka mendaftar di

SMK yang kemudian medekati batas waktu penutupan pendaftaran mereka

datang ke SMA Negeri 5, sementara panitia sudah melakuakan

perangkingan. Untuk menyikapi permasalahan ini pihak sekolah akan

melakukan peragkingan ulang berdasarkan hari mendaftar, ika mereka

mendaftar di awal pendaftaran pihak sekolah akan menjadikan mereka

prioritas. Sedangkan yang lemparan sekolah lain akan dipertimbangkan

dengan melihat kuota siswa yang diterima, jika kuota masih ada akan
diterima jika tidak ada maka akan dilemparkan ke sekolah yang masih

memiliki kuota,

Pernyataan yang di sampaikan oleh Ibu Kusdiati sebagai kesiswaan

sekaligus panitia penrimaan peserta didik baru SMA Negeri 1 Penajam yang

merupakan sekolah unggulan di kecamatan penajam menyatakan pendapat

terkait kebijakan system zonasi sebagai penerimaan peserta didik. Ibu

Kusdiati menyatakan bahwa system zonasi berdampak negative bagi

sekolah karena sekolah tidak dapat memilih input yang bagus. Dulu sekolah

menerima siswa dari mana saja yang kemudian panitia akan memilih input

yang bagus, sedangkan sekarang siswa semua bisa masuk tanpa adanya

pemilihan atau seleksi.

Sekolah merasakan perbedaan yang sangat terasa saat menerapkan

system zonasi dengan system sebelumnya. Untuk sistem penerimaan

peserta didik baru sebelumnya dari nilai, sedangkan sekarang ini

menggunakan sistem zonasi jadi yang tidak masuk zonasi tidak bisa masuk.

Sebelumnya sekolah melakukan penerimaan dengan system nilai yang

mana dulu sekolah menerima siswa dengan memilih-milih siswa dengan

prestasi yang baik, karena sekolah memang inputnya merupakan siswa

pilihan, sekolah tidak terlalu sibuk untuk memikirkan siapa yang akan

sekolah kirim karena hanya dengan diberi sedikit latihan sudah baik,

sedabgkan untuk sekarang kita sebagai guru harus lebih cape.

Selain melakukan wawancara singkat bersama guru dari beberapa

sekolah di kecamatan peajam, peneliti juga melakukan observasi dan


wawancara singkat bersama beberapa siswa SMA Negeri di Kecamatan

Penajam. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di

beberapa sekolah SMA yang berada di kecamatan penajam, secara umum

sebagian besar siswa menyampaikan bahwa dengan adanya sistem zonasi

ini, siswa merasa sistem zonasi membuat mereka tidak bisa bersekolah di

sekolah yang mereka minati karena sistem zonasi hanya untuk

mempermudah masuk sekolah saja, dan ketika mereka ingin masuk ke

sekolah yang diminati kemungkinan mereka tidak bisa diterima dengan jalur

prestasi karena zonasi yang diutamakan.

Sedangkan siswa yang bersusah payah belajar untuk mengejar nilai,

mengejar prestasi tetapi mereka kalah dengan zonasi, mereka

mengungkapkan tanpa prestasi mereka sudah pasti akan diterima karena

rumah yang dekat dengan sekolah. Mereka juga mengungkapkan bahwa

dampak sistem zonasi itu lebih ke wilayah yang diutamakan, karena wilayah

yang tidak luas, siswa-siswa nya yang kurang untuk berinteraksi. Mereka

mengungkapkan bahwa zonasi ini hanya membuat siswa menjadi

berkelompok-kelompok dalam pertemanannya, karena wilayah zonasi yang

kurang luas otomatis hanya wilayah sekitar sekolah saja, adapun perbedaan

sebelum diterapkan nya sistem zonasi, untuk penerimaan peserta didik baru

menggunakan sistem perangkingan atau skoring.

Berdasarkan uraian latar belakang peneliti bertujuan untuk menggali

lebih dalam terkait persepsi siswa pada system zonasi yang masih terlihat

banyak permasalahan dilapangan dengan judul “Persepsi Siswa Pada Sistem


Zonasi Sebagai Kualifikasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Pada

Jenjang SMA Negeri Sederajat Di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam

Paser Utara”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi siswa pada sistem zonasi sebagai kebijakan penerimaan

peserta didik baru (PPDB) pada jenjang SMA Negeri di Kecamatan

Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara.

C. Tujuan

Untuk mendeskripsikan persepsi siswa pada sistem zonasi sebagai

kebijakan penerimaan peserta didik baru

D. Manfaat

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu dapat

menambah pengetahuan tentang penerapan sistem zonasi dan

bermanfaat dalam penerapan sistem zonasi di sekolah menengah atas.

2. Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa memahami

tentang penerapan sistem zonasi.


b. Bagi Guru

Dalam hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi

terkait penerapan sistem zonasi di sekolah

c. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah

pengetahuan dan wawasan peniliti terkait penerapan sistem zonasi

sebagai calon pendidik (guru).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi Siswa

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah tanggapan

terhadap suatu proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui

panca indra nya. Persepsi adalah tanggapan seseorang tentang cara pandang

terhadap suatu yang tertangkap oleh penca indra. (Irawati & Santaria, 2020).

Menurut Walgito, 2010 (dalam jurnal persepsi warga sekolah dan orang

tua siswa terhadap system zonasi, Dewi et al., 2019) bahwa persepsi siswa

merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau proses

sensoris, proses tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus

tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

(Dewi et al., 2019).

Persepsi adalah suatu proses masuknya suatu informasi atau

pengalaman tentang suatu objek dan peristiwa yang berupa tanggapan atau

pesan yang diterima, dan kemudian masuk kedalam otak manusia untuk

membentuk suatu proses berfikir. Yang mana disamping itu, terdapat sifta

suka, maupun tidak suka terhadap suatu objek yang akan menimbulkan

gambaran dalam pembentukan persepsi. (Irnawati, 2019).


Persepsi merupakan suatu hasil dari pengamatan seseorang terhadap

suatu hal yang ada di lingkungan sekitar dengan melalui penglihatan dan

pendengaran. Persepsi sendiri diperoleh dengan cara meringkas suatu

informasi yang didapatkan dari seseorang dan menjabarkan informasi

tersebut, sehingga dapat memberikan tanggapan mengenai baik buruknya

suatu informasi tersebut. Jadi persepsi sendiri pada dasarnya berkaitan

dengan hubungan antara seseorang dengan lingkungannya melalui

pancaindera. Setelah seseorang mengamati suatu objek di lingkungannya,

maka seseorang dapat memproses hasil pengamatan itu, sehingga timbul

lah suatu makna tentang objek itu (Tarmiji et al., 2016).

B. Kebijakan Sistem Zonasi

Kebijakan sistem zonasi merupakan kebijakan dalam rangka


manajemen peserta didik yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran
2017/2018. Kebijakan ini dituangkan melalui Permendikbud Nomor 17
Tahun 2017 tentang penerimaan peserta didik baru pada TK, SD, SMP,
SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat (Kemendikbud, 2018). Seiring
berjalanya waktu kebijakan tersebut diperbaharui. Pada tahun 2018 zonasi
diatur dalam Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 tentang penerimaan
peserta didik baru pada TK, SD, SMP, SMA, SMK atau bentuk lain yang
sederajat (Permendikbud No.14 Tahun 2018, 2018).
Sedangkan untuk tahun ajaran 2019/2020 kebijakan ini tertuang dalam
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik
baru pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK yang diperbaharui kembali
menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019 tentang perubahan atas
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018. Tujuan Permendikbud yang baru
ialah mendorong peningkatan akses layanan pendidikan (Permendikbud
Nomor 51 Tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru pada TK, SD,
SMP, SMA dan SMK pasal 3 ayat 1). (Pendidikan et al., 2018). Dengan
demikian dapat dikatakan fokus utama dari kebijakan zonasi ialah
pemerataan akses layanan pendidikan.
Sistem zonasi merupakan penilaian utama dalam penerimaan peserta
didik baru (PPDB) yang memperhatikan jarak antara tempat tinggal calon
peserta didik dengan sekolah. Sistem zonasi pada PPDB merupakan suatu
kebijkaan yang telah diterapkan sejak tahun 2017, yang ermaksud untuk
meratakan kualitas pendidikan yang diharapkan dapat menghapuskan istilah
sekolah favorit atau unggulan (Dewi et al., 2019)
C. Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan peserta didik baru merupakan salah satu proses yang

dilakukan oleh instansi pendidikan yaitu sekolah dengan maksud untuk

menyaring calon peserta didik terpilih sesuai dengan kriteria yang

ditentukan oleh sekolah untuk menjadi peserta didiknya. (Najamudin et al.,

2019)

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) merupakan mekanisme untuk

proses pelaksanaan pendidikan menjalang tahun ajaran baru yang mana

akan terjadi pemilihan calon peserta didik yang dilakukan oleh satuan

pendidik yang bertujuan untuk menerima peserta didik baru dalam satuan

pendidikan, supaya sekolah tetap bisa menjalankan system pendidikannya,

maka sekolah harus melaksanakan penerimaan peserta didik baru. (Aprilia

Lestari & Rosdiana, 2018).


D. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, penulis mengambilpenelitian terdahulu, yaitu :

No. Peneliti/Tahun Judul Tujuan Metode Hasil


1. Juliani, 2018 Implementasi Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Kebijakan Sistem yaitu : metode yang digunakan bahwa implementasi
Zonasi Pada 1. Untuk mngetahui yaitu metode kualitatif kebijakan sistem zonasi pada
Penerimaan implemmentasi dan teknik penerimaan peserta didik baru
Peserta Didik kebijakan sistem pengumpulan data yang sudah baik. Adapun dampak
Baru Di SMA zonasi pada digunakan yaitu yang ditimbulkan dengan
Negeri 1 Gowa penerimaan peserta observasi, wawancara, adanya sistem zonasi adalah
didik baru di SMA dan dokumentasi dampak positif pemerataan
Negeri 1 Gowa pendidikan dan dampak
2. Untuk mengetahui negatif adalah siswa tidak
dampak yang bisa memilih sekolah yang
ditimbulkan oleh dia inginkan di Kabupaten
adanya kebijkan Gowa.
sistem zonasi pada
penerimaan peserta
didik baru di SMA
Negeri 1 Gowa.
2. Cahyani, 2018 Hubungan Antara Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Persepsi Peserta yaitu : metode yang digunakan menunjukkan bahwa minat
Didik Terhadap 1. Untuk mengetahui yaitu metode Belajar Pendidikan Agama
Sistem zonasi seberapa tinggi kuantitatif Islam tergolong pada kategori
Dalam persepsi peserta didik sedang karena terletak pada
Penerimaan di SMP Negeri 1 interval 76-83 dengan
Peserta Didik Banguntapan Bantul presentase 61,7 %. Sistem
Baru Dengan terhadap system Zonasi dalam Penerimaan
Minat Belajar zonasi dalam Peserta Didik Baru tergolong
Pendidikan penerimaan peserta pada katagori sedang karena
Agama Islam didik baru terletak pada inerval 66 – 72
2. Untuk mengetahui dengan presentase 70,2 % dan
seberapa tinggi minat terdapat hubungan yang
belajar peserta didik positif dan signifikan antara
di SMP Negeri 1 sistem zonasi dalam
Banguntapan Bantul Penerimaan Peserta Didik
terhadap pelajaran Baru dengan Minat Belajar
Pendidikan Agama Pendidikan Agama Islam
Islam sesudah ditandai oleh koefisien
diberlakukan system korelasi rxy sebesar 0,306
zonasi dalam dengan p sebesar 0,036 ( p <
penerimaan peserta 0,05 ) .
didik baru
3. Untuk mengetahui
hubungan antara
persepsi peserta didik
di SMP Negeri
1Banguntapan Bantul
terhadap system
zonasi dalam
enerimaan peserta
didik baru dengan
minat belajar
Pendidikan Agama
islam
3. Rahmat Kebijakan Sistem Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Mu’inun, 2021 Zonasi Pada yaitu : metode yang digunakan menunjukan bahwa sistem
Penerimaan 1. Untuk mengetahui yaitu metode penelitian zonasi pada penerimaan
Peserta Dididik bagaimana kebijakan yuridis empiris, peserta didik baru belum
Baru Sekolah sistem zonasi menurut penelitian empiris yakni efektif, sebab faktor sarana
Menengah Atas Permendikbud Nomor metode pendekatan dan prasana yang belum
(Efektifitas 44 Tahun 2019. yang dilakukan untuk memadai untuk
Permendikbud No 2. Untuk mengetahui melihat sejauh mana diterapkannya kebijakan
44 Tahun 2019 di efektifitas hukum itu berlaku sistem zonasi. Berdasarkan
SamaN 1 Padang pelaksanaan sistem secara efektif. tinjaun siyasah syariyah
Tualang Terhadap zonasi di SMAN 1 kebijakan sistem zonasi
Sistem Zonasi Padang Tualang belum sesuai dengan prinsip
Kecamatan dalam wilayah zonasi keadilan dalam hukum islam
Batang Serangan Kecamatan Batang dan perinsip kemaslahatan
Kabupaten Serangan Kabupaten dalam siyȃsah syar’iyah
Langkat Dalam Langkat.
Tinjauan Siyasah 3. Untuk mengetahui
Syar’iyah) bagaimana pandangan
siyasah syar’iyah
terhadap aturan-aturan
sistem zonasi.
4. Hermin Aprilia Implementasi Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian
Lestari & Weni Kebijakan yaitu untuk mendeskripsikan metode yang digunakan Implementasi Kebijakan
Rosdiana, Penerimaan bagaimana Implementasi yaitu jenis penelitian Peserta Didik Baru (PPDB) di
S.Sos., M.AP., Peserta Didik Kebijakan Penerimaan yang digunakan dalam SMA Negeri 4 Kota Madiun
2018 Baru (Ppdb) Di Peserta Didik Baru (PPDB) di penelitian ini adalah Tahun 2017 secara umum
SMA Negeri 4 SMA Negeri 4 Kota Madiun penelitian deskriptif telah berjalan dengan baik.
Kota Madiun Tahun 2017. dengan pendekatan Dari variabel ukuran dan
Tahun 2017 kualitatif. Teknik tujuan kebijakan pelaksanaan
pengumpulan data yang PPDB telah berjalan dengan
digunakan yaitu baik, meski terdapat
observasi, wawancara perubahan sistem pada
dan dokumentasi. pelaksanaan PPDB di SMA
Negeri 4 Kota Madiun.
.
5. Ida Ayu Putu Persepsi Warga Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Ruswita Dewi, Sekolah Dan yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan menujukkan bahwa :
Naswan Orang Tua Siswa yaitu penelitian
Suharsono, Terhadap Sistem persepsi guru, siswa, dan deskriptif menggunakan 1. Persepsi guru SMP di
Made Ary Zonasi orang tua siswa SMP pendekatan kuantitatif. Kecamatan Kediri
Meitriana, 2019 Kecamatan Kediri terhadap Data dikumpulkan dikategorikan
sistem zonasi. dengan metode setuju dengan total
kuesioner dan skor sebesar 11.330.
dokumentasi 2. Persepsi siswa SMP di
Kecamatan Kediri
dikategorikan setuju
dengan total skor
sebesar 48.075
3. Persepsi orang tua SMP
di Kecamatan Kediri
dikategorikan setuju
dengan total skor
sebesar 49.399.
6. Vuri Intan Persepsi Orang Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu
Falupi, 2021 Tua Tentang yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan persepsi orang tua tentang
Sistem Zonasi Di persepsi orang tua tentang yaitu penelitian sistem zonasi di sekolah dasar
sekolah Dasar kualitatif negeri 76 kota bengkulu yaitu
Negeri 76 Kota sistem zonasi di sekolah dasar pemahaman orang tua siswa
Bengkulu negeri 76 kota bengkulu. tentang sistem zonasi belum
maksimal dan tidak banyak
orang tua siswa yang
mengetahui secara rinci.

7. Andi Eli Efektivitas Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu
Budiman Logo, Pelaksanaan yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan hasil analisis dalam bab
2020 Sistem Zonasi efektivitas pelaksanaan dalam yaitu metode empiris. sebelumnya, dapat ditarik
Dalam penerimaan peserta didik baru Pengertian penelitian kesimpulan bahwa penerapan
Penerimaan di lingkungan Sekolah hukum empiris sistem zonasi dalam rangka
Peserta Didik Menengah Atas Negeri di merupakan penelitian penerimaan peserta didik baru
Baru Di Yogyakarta serta yang dilakukan di lingkungan SMA Negeri di
Lingkungan mengevaluasi dampak sistem berfokus pada fakta Kota Yogyakarta belum
Sekolah zonasi dalam rangka sosial. sepenuhnya berjalan dengan
Menengah Atas penerimaan peserta didik baru efektif.
Negeri Di Kota di lingkungan sekolah
Yogyakarta menengah atas negeri di kota
Yogyakarta.
8. Dian Purwanti, Implemntasi Tujuan sistem zonasi adalah Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu
Ira Irawati, Kebijakan untuk mendekatkan peserta metode yang digunakan menunjukkan bahwa
Jossy Penerimaan didik yaitu menggunakan dikhotomi sekolah favorit dan
Adiwisastra, Peserta Didik dengan domisili siswa, Paired Sample t-Test tidak favorit belum dapat
Herijanto Bekti, Baru Berdasarkan mengurangi biaya untuk membandingkan dihilangkan bukan semata
2019 Sistem Zonasi Di transportasi pendidikan, serta kedua Perwal dan karena pola fikir masyarakat,
Kota Bandung menghilangkan dikhotomi kemudian menemukan melainkan juga karena
sekolah faktor paling dominan kebijakan pemerintah daerah
favorit dan tidak favorit. sebagai penyebab yang tidak mendukung, serta
timbulnya konflik pada ketidaksiapan pemerintah
proses penerimaan daerah dalam menyediakan
peserta didik baru di sarana dan prasarana
Kota Bandung. pendidikan yang berkualitas
di semua sekolah.
9. Gunarti Ika Kebijakan Sistem Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil penelitian ini
Pradewi; Zonasi dalam yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan menunjukkan bahwa :
Rukiyati, 2019 Perspektif tentang kebijakan sistem yaitu pendekatan 1. Zonasi memudahkan
Pendidikan zonasi dalam perspektif kualitatif, metode akses layanan
pendidikan di Indonesia fenomenologi. pendidikan
2. Zonasi memeratakan
kualitas sekolah
3. Zonasi menurunkan
kualitas sekolah
E. Kerangka Berfikir

Berdasarkan rumusan masalah danteori diatas yang mendukung penelitian


im, maka dapat diuraikan suatu kerangka berpikir penelitian sebagai berikut
:

Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru

Sistem Zonasi

Persepsi Siswa Pada Sistem Zonasi

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Konsepsional
Definisi konseptual merupakan abstraksi yang diungkapkan dalam kata-

kata sehingga dapat membantu pemahaman terhadap suatu hal. Penelitian

ini membahas persepsi siswa terhadap Persepsi siswa pada system zonasi

sebagai kebijakan penerimaan peserta didik baru pada jenjang SMA Negeri.

Dari kajian teori diatas dapat dikemukakan definisi konseptual dari

penelitian sebagai berikut.

1. Persepsi merupakan suatu hasil pandangan seseorang terhadap suatu

objek pengamatan seseorang terhadap suatu hal yang ada di lingkungan

sekitar dengan melalui penglihatan dan pendengaran. Persepsi sendiri

diperoleh dengan cara meringkas suatu informasi yang didapatkan dari

seseorang dan menjabarkan informasi tersebut, sehingga dapat

memberikan tanggapan mengenai baik buruknya suatu informasi

tersebut.

2. Kebijakan Sistem Zonasi merupakan kebijakan yang bertujuan untuk

memanajemen peserta didik peserta didik yang mulai diberlakukan pada

tahun ajaran 2017/2018.

3. Penerimaan Peserta Didik Baru merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh instansi pendidikan yaitu, sekolah sebagai mekanisme penerimaan

peserta didik yang dilaksanakan menjalang tahun ajaran baru yang mana
akan terjadi penerimaan peserta didik baru untuk jenjang taman kanak-

kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah

B. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian definisi konseptual di atas, maka operasional ini

sebagai berikut :

1. Persepsi siswa pada kebijakan system zonasi merupakan suatu hasil

pandangan siswa terhadap kebijakan system zonasi melalui pengamatan

yang ada di lingkungan sekitar dengan melalui penglihatan dan

pendengaran. Persepsi siswa diukur dengan persentase melalui angket

yang terdiri dari beberapa indikator yaitu:

1) Pemerataan Akses Pendidikan

2) Menghilangkan Predikat Sekolah Favorit

3) Siswa Yang Berdomisili Radius Zona Terdekat.

Hasil dari persepsi yang didapt darihasil pengisian angket didukung

dengan hasil wawancara dengan cara meringkas suatu informasi dan

menjabarkan informasi tersebut, sehingga dapat memberikan

tanggapan mengenai baik buruknya kebijakan system zonasi.

2. Kebijakan Sistem Zonasi merupakan kebijakan yang bertujuan untuk

memanajemen peserta didik peserta didik yang mulai diberlakukan pada

tahun ajaran 2017/2018. Kebijakan ini diterapkan di Kecamatan

Penajam sejak tahun 2017 hingga saat ini. Seperti yang dituliskan

melalui Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang penerimaan


peserta didik baru pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK atau bentuk

lain yang sederajat.

3. Penerimaan Peserta Didik Baru merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh instansi pendidikan yaitu sekolah sebagai mekanisme penerimaan

peserta didik yang dilaksanakan menjalang tahun ajaran baru yang mana

akan terjadi penerimaan peserta didik baru untuk jenjang taman kanak-

kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah.

Mekanisme PPDB SMA Negeri 1 Penajam dilaksanakan melalui

mekanisme dalam jejaring (daring/online) maupun dengan mekanisme

luar jejaring (luring/offline) dengan ketentuan wajib melaksanakan

protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah serta memperhatikan

kalender pendidikan. Secara umum meknisme PPDB pada jenjang SMA

dilaksanakan melalui mekanisme dalam jejaring (daring/online)

maupun dengan mekanisme luar jejaring (luring/offline) dengan

ketentuan wajib melaksanakan protokol kesehatan yang ditentukan

pemerintah serta memperhatikan kalender pendidikan.

Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

wajib mengumumkan secara terbuka proses pelaksanaan dan informasi

PPDB antara lain terkait persyaratan, seleksi, daya tampung berdasarkan

ketentuan rombongan belajar, biaya, serta hasil penerimaan peserta

didik baru melalui papan pengumuman satuan pendidikan maupun

media lainnya.

C. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data

primer. Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi,

sedangkan data primer bersumber dari 1 ketua panitia, dan 10 siswa kelas

X.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini

adalah beberapa bulan untuk pengumpulan data dari beberapa sekolah

Bulan
No. Kegiatan
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1 Persiapan

2 Pengajuan

Judul

3 Penyusunan

Proposal

4 Seminar 1

5 Pengumpulan

Data

6 Analisis data

7 Seminar II

8 Persiapan

Pendadaran

9 Pendadaran
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yaitu SMA Negeri 1 PPU, yang

terletak di Jl. Provinsi Km. 3 Kelurahan. Penajam, Kecamatan Penajam,

Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur, SMA Negeri

8 PPU yang terletak di Jl. Coastal Road Km. 1,5 Nipah-Nipah, Kelurahan

Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. SMA

Negeri 5 PPU terletak di Jl. Provinsi Km 15, Kelurahan Girimukti, Desa

Girimukti, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara


F. Populasi
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena

penelitian kualtatif berangjat dari kasus,atau fenomena tertentu yang

menarik yang ada pada situasi sosial tertentu.

NO. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Jumlah Kelas

X-IPAS (Ilmu

1. SMA Negeri 1 PPU Pengetahuan Alam 234 Siswa 7

Dan Sosial)

X-IPAS (Ilmu

2. SMA Negeri 8 PPU Pengetahuan Alam 107 Siswa 3

Dan Sosial)

X-IPAS (Ilmu

3. SMA Negeri 5 PPU Pengetahuan Alam 177 Siswa 5

Dan Sosial)

Jumlah 518 Siswa

Sumber : Hasil Observasi Tahun 2023

G. Sampel
Sampel dalam penelitian ini bukan dinamakan responden tetapi sebagai

narasumber atau partisipan, informan. Sampel dalam penelitian ini disebut

sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif menghasilkan teori. Untuk

menentukan sampel yang dibutuhkan, peneliti menggunakan rumus slovin

yang mana hanya diambil 30 % dari jumlah sampel.


𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2

n = Jumlah Sampel yang diperlukan

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan Sampel (sampling error)

NO. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

4. SMA Negeri 1 PPU X-IPAS 234 Siswa 44

5. SMA Negeri 8 PPU X-IPAS 107 Siswa 25

6. SMA Negeri 5 PPU X-IPAS 177 Siswa 37

Jumlah 518 Siswa 106

Sumber : Olahan Data Primer Tahun 2023

H. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan di

gunakan dalam penelitian. Sampel yang diambil yaitu 30% dari jumlah

masing-masing populasi. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin

yaitu

𝑁
1 + 𝑁 (𝑒)2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel yang diperlukan

e = Tingkat Kesalahan Sampel (sampling error)

N = Jumlah Populasi
1 = Bilangan Tetap (Konstanta)

Ukuran sampel penelitian ini yaitu:

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling

untuk pengambilan sampel, seperti yang dikatakan, pengambilan sampel

dilakukan dengan random dan simple (acak dan sederhana).

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara dan dakomentasi dan gabungan keempatnya.

Berikut ini penjelasan mengenai ketiga teknik pengumpulan data tersebut :

1. Observasi

Dalam pengumpulan data dengan observasi, peneliti melihat tentang

kondisi sekolah, fasilitas sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Pada pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada

siswa di ketiga SMA Negeri yang salah satu dari ketiga sekolah ini

merupakan sekolah favorit. Sekolah favorit diwakili oleh SMA Negeri

1. Dalam melakukan wawancara ada beberapaindikator yang bertujuan

untuk mendeskripsikan persepsi siswa yaiti: 1) Pendapat siswa pada

sistem zonasi pada jenjang SMA, dan 2) Peneiliaian siswa pada sistem

zonasi pada jenjang SMA.yang bertujuan untuk mendeskripsikan

persepsi siwa lebih rinci.


3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berupa check-list atau daftar centang dengan

menggunakan skala likert yang memiliki indeks 1-4 untuk menyatakan

jawaban respon seperti dalam tabel berikut:

Kategori Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh

persentase persepsi siswa pada sistem zonasi sebagai kebijakan

penerimaan peserta didik baru.

4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara menyatukan data dengan melihat

dan mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dalam teknik ini

peneliti mendokumentasikan keadaan sekolah, sarana dan pra sarana,

fasilitas sekolah, visi dan misi sekolah, kegiatan wawancara, hasil

wawancara, dan hasil angket/Kuesioner.


J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan

tujuan untuk mendapatkan gambaran persepsi dari responden,yaitu sebagai

berikut :

1. Tabulasi Data

Tabulasi berkaitan dengan pengolahan data dalam bentuktabe.

Kegiatan tabulasi ini memberikan skor terhadap item-item pertanyaan

sesuai pilihan jawaban responden. Sistem skor atau penilaian untuk

persepsi siswa yaitu skor 4 jika menjawab sangat setuju,skor 3 jika

menjawab setuju, skor 2 jika menjawab tidak asetuju, dan skor 1 jika

menjawab sangat tidak setuju.

Data yang akan dilakukan tabulasi yaitu (1) Persepsi siswa pada

setiap indikator penelitian, yaitu Pemerataan Akses Pendidikan,

Menghilangkan Predikat Sekolah Favorit, Siswa Yang Berdomisili

Radius Zona Terdeka;dan (2) persepsi siswa secara keseluruhanpada

variabel yang diteliti, yaitu persepsi siswa pada sistem zonasi sebagai

kebijakan penerimaan peserta didik baru.

2. Kecenderungan Persepsi

Kecenderungan persepsi peserta didik akan dianalisa dengan

menghitung jumlah skor yang didapat dari seluruh item pertanyaan.

Selanjutnya data ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Rumus distribusi frekuensi yang digunakan adalah


𝑥
P = 𝑁 X 100%
Keterangan:

P : Presentase

X : Skor item yang dilaksanakan

N : Skor total

Berikut kriteria penilaian persepsi responden berdasarkan interval presentase:

Tabel. Kriteria Penilaian Persepsi


No. -Kriteria Interval

1. Sangat Baik 81% - 100%

2. Baik 61% - 80%

3. Cukup 41% - 60%

4. Buruk 21% - 40%

5. Sangat Buruk 15% - 20%

Teknik analisis data selanjutnya yaitu untuk membahas lebih lanjut dari hasil

penelitian yaitu menggunakan model Mile and Huberman. Dalam penelitian ini

peneliti akan meakukan tiga analisis data yaitu :

1. Data Collection ( Pengumpulan Data)

Dalam teknik ini peneliti akan mengumpulkan data dengan observasi,

wawancara, angket dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan

selama waktu penelitian berlangsung sehingga peneliti berhasil

mendapatkan data yang diperoleh. Data yang dikumpulkan

2. Data Reduction (Reduksi Data)


Mereduksi data berarti merangkum dan memilih data hasil wawancara

yang penting. Dengan pertimbangan data yang sesuai dengan tujuan

digunakan dan di analisis ke tahap selanjutnya, sedangkan data yang

tidak sesuai akan dipertimbangkan untuk kelengkapan analisis data

selanjutnya dengan demikian data yang telah direduksi dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas.

3. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian ini, setelah melakukan beberapa analisis data peneliti

akan melakukan penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian

singkat yang disajikan dengan teks yang bersifat naratif yang didukung

dengan konsep atau teori dari hasil penelitian terdahulu yang relevan.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini digunakan agar mempermudah proses

pengumpulan data dan mampu menungkap seluruh aspek yang diteliti

sehingga hasilnya lebih baik. Adapun kisi-kisi instrument dari penelitian ini

sebagai berikut:
(Sumber : Puspitasari, 2016)

Teknik

Variabel Indikator Variabel Item Total Item Pengumpulan

Data

Persepsi Siswa Pendapat Tentang

Pada Sistem Sistem Zonasi Di


1-10 10
Zonasi Sebagai SMA

Kebijakan

Penerimaan Wawancara
Penilaian Tentang
Peserta Didik Baru
Sitem Zonasi Di
(PPDB) Pada 11-20 10
SMA
Jenjang SMA
Total
Variabel Indikator Variabel Item
Item

Persepsi Siswa Pada Pemerataan Akses 1,2,3,4,5,6,7,8 8

Sistem Zonasi Pendidikan

Sebagai Kebijakan Menghilangkan Predikat 9,10,11,12,13,14,15,16,17 9

Penerimaan Peserta Sekolah Favorit

Didik Baru (PPDB) Siswa Yang Berdomisili 18,19,20,21,22,23,24,25,26 9

Pada Jenjang SMA Radius Terdekat

(Sumber : Puspitasari, 2016)

Tabel. Kisi-kisi Instrumen Peneletian


Kuesioner Persepsi Siswa Pada Sistem Zonasi

1. Identitas Responden

a. Nama :

b. Nama Sekolah :

c. Kelas :

2. Petunjuk Pengisian

1) Dibawah ini anda akan menjumpai sejumlah pertanyaan yang

menggambarkan persepsi siswa pada sistem zonasi

2) Beri tanda check-list pada kolomyang telah disediakan untukilihan

jawaban yang menurut anda paling tepat

Terdapat 4 pilihan jawaban sebagai berikut:

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju


Jawaban
No. Pernyataan
S SS TS STS

1. Saya setuju dengan adanya sistem zonasi

2. Saya tidak setuju dengan adanya sistem


zonasi
3. Dengan adanya sistem zonasi fasilitas
sekolah memadai
Dengan adanya sistem zonasi
4.
memudahkan siswa untuk mengakses
fasilitas sekolah
5. Sistem zonasi bertujuan untuk meratakan
akses pendidikan
6. Dengan adanya sistem zonasi menjadikan
pendidikan menjadi teratur
Dengan adanya sistem zonasimembuat
7.
fasilitas sarana dan pra sarana menjadi
lebih baik
8. Sistem zonasi membuat sekolah bersaing
secara seimbang
9. Sistem zonasi membuat kualitas
pendidikan menjadi lebih baik
10. Sistem zonasi membuat kualitas sekolah
menjadi baik
11. Sistem zonasi bertujuan menghilangkan
predikat sekolah favorit
12. Sistem zonasi menghilangkan perbedaan
kualitas sekolah
Meskipun adanya sistem zonasi, sekolah
13.
favorit tetap diminati melalui jalur prestasi
dari hasil pembelajaran
14. Sistem zonasi dapat membuat siswa
bersekolah di sekolah favorit
15. Sistem zonasi membuat prestasi akademik
menjadi pertimbangan
16. Sistem zonasi membuat prestasi siswa
kurang dihargai
17. Dengan adanya sistem zonasi banyak
siswa yang berprestasi
18. Sistem zonasi membuat siswa masuk
sekolah tanpa tes akademik
19. Dengan adanya zonasi siswa diterima
tanpa nilai raport dan ujian
Dengan adanya sistem zonasi siswa di
20.
terima berdasarkan jarak rumah dari
sekolah
21. Sistem zonasi dapat membuat siswa
memilih sekolah yang diinginkan
22. Dengan adanya sistem zonasi terkesan
membatasi pilihan siswa
Dengan sistem zonasi saya merasa mudah
23.
bergaul dengan siswa lain karena
merupakan teman satu daerah
24. Sistem zonasi membuat pergaulan menjadi
terbatasi
25. Sistem zonasi berdampak positif bagi
siswa
26. Sistem zonasi berdampak negatif bagi
siswa

Anda mungkin juga menyukai