PROPOSAL
Oleh :
NIM 1905156033
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
guru, dan yang terjadi saat ini adalah permasalahan tentang system
Sistem penerimaan peserta didik baru pada tahun 2017 ini tidak lagi
dengan jarak tempat tinggal peserta didik dengan sekolah (zonasi). Peserta
didik yang berada di zona terdekat dengan sekolah harus di terima. Selain
itu, para calon peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
Untuk kelebihan sistem zonasi ini yaitu anak yang memiliki dalam
sekolah wajib menerima hanya 50% dari calon peserta didik yang
tersebut memiliki 4 jalur penerimaan yaitu jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu dalam
2003).
yang dimaksud pada pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
(Mu’inun, 2021).
Indonesia. Jadi para orang tua siswa tidak perlu menginginkan anak nya
masuk sekolah yang dianggap nya favorit padahal tidak ada. (Farhan
Alfaraby, 2021).
peserta didik baru yang berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang
domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang telah dilegalisir oleh
setiap jalur yaitu jalur zonasi minimal 50% dari kuota sekolah, jalur afirmasi
minimal 15% dari kuota sekolah, jalur prestasi maksimal 30% dari kuota
sekolah dan jalur perpindahan orang tua maksimal 5%. (Daerah et al.,
2022).
penerimaan peserta didik baru ada baiknya dan ada kurangnya, untuk
memiliki kelebihan tidak bisa kesekolah yang lebih baik menurut mereka.
permasalahan yang terjadi yaitu adanya siswa titipan yang ingin masuk di
SMA Negeri 8, permasalahan lain yaitu siswa yang tidak masuk zonasi
ingin masuk SMA Negeri 8 atau bahkan sebaliknya. Siswa yang masuk
zonasi SMA Negeri 8 tetapi mereka tidak mau karena memilih sekolah
unggulan.
peseta didik baru menggunakan zonasi dan prestasi, yang mana jalur
prestasi hanya sedikit, dari berapa siswa mungkin hanya beberapa saja lebih
Penerimaan peserta didik dilihat dari nilai ujian yang kemudian aka nada
Dampak sitem zonasi bagi sekolah yaitu, sekolah tidak bisa melebihi
batas zona yang sudah ditentukan dan membuat hanya zona yang masuk
saja yang bisa masuk SMA Negeri 8, sedangkan kalo tidak ada sistem zonasi
bisa luar zona dan lebih luas. Dari kekurangan system zonasi ada kelebihan
yang ditimbulkan dari adanya system zonasi, yaitu tidak ada siswa yang
tidak jauh berbeda yaitu penerapan system zonasi sangat baik karena dapat
membuat para siswa yang termasuk ke dalam zona terdekat akan bisa
tertampung di sekolah tersebut. Mau mereka memiliki nilai yang tinggi atau
tidak akan ada perangkingan nilai, yang mana jika mereka masuk zona
yang bukan di zonasi kita, kecuali memang dia melalui jalur prestasi
dengan melihat kuota siswa yang diterima, jika kuota masih ada akan
diterima jika tidak ada maka akan dilemparkan ke sekolah yang masih
memiliki kuota,
sekaligus panitia penrimaan peserta didik baru SMA Negeri 1 Penajam yang
sekolah karena sekolah tidak dapat memilih input yang bagus. Dulu sekolah
menerima siswa dari mana saja yang kemudian panitia akan memilih input
yang bagus, sedangkan sekarang siswa semua bisa masuk tanpa adanya
menggunakan sistem zonasi jadi yang tidak masuk zonasi tidak bisa masuk.
pilihan, sekolah tidak terlalu sibuk untuk memikirkan siapa yang akan
sekolah kirim karena hanya dengan diberi sedikit latihan sudah baik,
ini, siswa merasa sistem zonasi membuat mereka tidak bisa bersekolah di
sekolah yang diminati kemungkinan mereka tidak bisa diterima dengan jalur
dampak sistem zonasi itu lebih ke wilayah yang diutamakan, karena wilayah
yang tidak luas, siswa-siswa nya yang kurang untuk berinteraksi. Mereka
kurang luas otomatis hanya wilayah sekitar sekolah saja, adapun perbedaan
sebelum diterapkan nya sistem zonasi, untuk penerimaan peserta didik baru
lebih dalam terkait persepsi siswa pada system zonasi yang masih terlihat
Paser Utara”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Praktis
a. Bagi Siswa
c. Bagi Peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Siswa
panca indra nya. Persepsi adalah tanggapan seseorang tentang cara pandang
terhadap suatu yang tertangkap oleh penca indra. (Irawati & Santaria, 2020).
Menurut Walgito, 2010 (dalam jurnal persepsi warga sekolah dan orang
tua siswa terhadap system zonasi, Dewi et al., 2019) bahwa persepsi siswa
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau proses
pengalaman tentang suatu objek dan peristiwa yang berupa tanggapan atau
pesan yang diterima, dan kemudian masuk kedalam otak manusia untuk
membentuk suatu proses berfikir. Yang mana disamping itu, terdapat sifta
suka, maupun tidak suka terhadap suatu objek yang akan menimbulkan
suatu hal yang ada di lingkungan sekitar dengan melalui penglihatan dan
2019)
akan terjadi pemilihan calon peserta didik yang dilakukan oleh satuan
pendidik yang bertujuan untuk menerima peserta didik baru dalam satuan
Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, penulis mengambilpenelitian terdahulu, yaitu :
7. Andi Eli Efektivitas Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu
Budiman Logo, Pelaksanaan yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan hasil analisis dalam bab
2020 Sistem Zonasi efektivitas pelaksanaan dalam yaitu metode empiris. sebelumnya, dapat ditarik
Dalam penerimaan peserta didik baru Pengertian penelitian kesimpulan bahwa penerapan
Penerimaan di lingkungan Sekolah hukum empiris sistem zonasi dalam rangka
Peserta Didik Menengah Atas Negeri di merupakan penelitian penerimaan peserta didik baru
Baru Di Yogyakarta serta yang dilakukan di lingkungan SMA Negeri di
Lingkungan mengevaluasi dampak sistem berfokus pada fakta Kota Yogyakarta belum
Sekolah zonasi dalam rangka sosial. sepenuhnya berjalan dengan
Menengah Atas penerimaan peserta didik baru efektif.
Negeri Di Kota di lingkungan sekolah
Yogyakarta menengah atas negeri di kota
Yogyakarta.
8. Dian Purwanti, Implemntasi Tujuan sistem zonasi adalah Pada penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu
Ira Irawati, Kebijakan untuk mendekatkan peserta metode yang digunakan menunjukkan bahwa
Jossy Penerimaan didik yaitu menggunakan dikhotomi sekolah favorit dan
Adiwisastra, Peserta Didik dengan domisili siswa, Paired Sample t-Test tidak favorit belum dapat
Herijanto Bekti, Baru Berdasarkan mengurangi biaya untuk membandingkan dihilangkan bukan semata
2019 Sistem Zonasi Di transportasi pendidikan, serta kedua Perwal dan karena pola fikir masyarakat,
Kota Bandung menghilangkan dikhotomi kemudian menemukan melainkan juga karena
sekolah faktor paling dominan kebijakan pemerintah daerah
favorit dan tidak favorit. sebagai penyebab yang tidak mendukung, serta
timbulnya konflik pada ketidaksiapan pemerintah
proses penerimaan daerah dalam menyediakan
peserta didik baru di sarana dan prasarana
Kota Bandung. pendidikan yang berkualitas
di semua sekolah.
9. Gunarti Ika Kebijakan Sistem Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian ini Hasil penelitian ini
Pradewi; Zonasi dalam yaitu untuk mengetahui metode yang digunakan menunjukkan bahwa :
Rukiyati, 2019 Perspektif tentang kebijakan sistem yaitu pendekatan 1. Zonasi memudahkan
Pendidikan zonasi dalam perspektif kualitatif, metode akses layanan
pendidikan di Indonesia fenomenologi. pendidikan
2. Zonasi memeratakan
kualitas sekolah
3. Zonasi menurunkan
kualitas sekolah
E. Kerangka Berfikir
Sistem Zonasi
METODE PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
Definisi konseptual merupakan abstraksi yang diungkapkan dalam kata-
ini membahas persepsi siswa terhadap Persepsi siswa pada system zonasi
sebagai kebijakan penerimaan peserta didik baru pada jenjang SMA Negeri.
tersebut.
peserta didik yang dilaksanakan menjalang tahun ajaran baru yang mana
akan terjadi penerimaan peserta didik baru untuk jenjang taman kanak-
B. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian definisi konseptual di atas, maka operasional ini
sebagai berikut :
Penajam sejak tahun 2017 hingga saat ini. Seperti yang dituliskan
peserta didik yang dilaksanakan menjalang tahun ajaran baru yang mana
akan terjadi penerimaan peserta didik baru untuk jenjang taman kanak-
media lainnya.
C. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
sedangkan data primer bersumber dari 1 ketua panitia, dan 10 siswa kelas
X.
D. Waktu Penelitian
Bulan
No. Kegiatan
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Persiapan
2 Pengajuan
Judul
3 Penyusunan
Proposal
4 Seminar 1
5 Pengumpulan
Data
6 Analisis data
7 Seminar II
8 Persiapan
Pendadaran
9 Pendadaran
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yaitu SMA Negeri 1 PPU, yang
8 PPU yang terletak di Jl. Coastal Road Km. 1,5 Nipah-Nipah, Kelurahan
X-IPAS (Ilmu
Dan Sosial)
X-IPAS (Ilmu
Dan Sosial)
X-IPAS (Ilmu
Dan Sosial)
G. Sampel
Sampel dalam penelitian ini bukan dinamakan responden tetapi sebagai
N = Jumlah Populasi
gunakan dalam penelitian. Sampel yang diambil yaitu 30% dari jumlah
yaitu
𝑁
1 + 𝑁 (𝑒)2
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
1 = Bilangan Tetap (Konstanta)
1. Observasi
sekolah.
2. Wawancara
siswa di ketiga SMA Negeri yang salah satu dari ketiga sekolah ini
sistem zonasi pada jenjang SMA, dan 2) Peneiliaian siswa pada sistem
Kategori Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
4. Dokumentasi
dan mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dalam teknik ini
berikut :
1. Tabulasi Data
menjawab setuju, skor 2 jika menjawab tidak asetuju, dan skor 1 jika
Data yang akan dilakukan tabulasi yaitu (1) Persepsi siswa pada
variabel yang diteliti, yaitu persepsi siswa pada sistem zonasi sebagai
2. Kecenderungan Persepsi
P : Presentase
N : Skor total
Teknik analisis data selanjutnya yaitu untuk membahas lebih lanjut dari hasil
penelitian yaitu menggunakan model Mile and Huberman. Dalam penelitian ini
singkat yang disajikan dengan teks yang bersifat naratif yang didukung
dengan konsep atau teori dari hasil penelitian terdahulu yang relevan.
K. Instrumen Penelitian
sehingga hasilnya lebih baik. Adapun kisi-kisi instrument dari penelitian ini
sebagai berikut:
(Sumber : Puspitasari, 2016)
Teknik
Data
Kebijakan
Penerimaan Wawancara
Penilaian Tentang
Peserta Didik Baru
Sitem Zonasi Di
(PPDB) Pada 11-20 10
SMA
Jenjang SMA
Total
Variabel Indikator Variabel Item
Item
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Nama Sekolah :
c. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju