Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amelia Ardani-2120201066

Kelas : AN-2

Stratifikasi Sosial: Kebijakan Sistem Zonasi Pendidikan


Kebijakan sistem zonasi merupakan kebijakan dalam rangka manajemen peserta
didik yang mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2017/2018. Kebijakan ini dituangkan
melalui Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang penerimaan peserta didik baru
pada TK, SD, SMP, SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat. Seiring berjalanya
waktu kebijakan tersebut diperbaharui. Pada tahun 2018 zonasi diatur dalam
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru pada TK,
SD, SMP, SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan untuk tahun ajaran
2019/2020 kebijakan ini tertuang dalam Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang
penerimaan peserta didik baru pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK yang diperbaharui
kembali menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019 tentang perubahan atas
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018.
Kebijakan zonasi pendidikan dijalankan dalam rangka membangun pemerataan
akses dan mutu penyelenggaraan pendidikan. Pada dasarnya zonasi itu sendiri
merupakan pengembangan dari rayonisasi, ketika rayonisasi merupakan pembagian
wilayah berdasarkan kesepakatan, maka zonasi lebih menekankan kepada pembagian
wilayah sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaannya. Dalam sistem zonasi
pendidikan maka fungsi dan tujuan pengelolaannya adalah percepatan pemerataan mutu
pendidikan pada satuan-satuan pendidikan di Indonesia.
Tujuan utama kebijakan PPDB Zonasi ini adalah untuk menjamin adanya
pemerataan akses dan mutu pendidikan yang berkeadilan pada setiap zona/wilayah yang
ditetapkan mendekati tempat tinggal peserta didik. Penerapan zonasi ini dimaksudkan
untuk menghilangkan diskriminasi pendidikan sehingga kualitas pendidikan mampu
untuk disama ratakan.
Adapun ukuran pelaksanaan PPDB Zonasi adalah capaian jarak dan mutu input
siswa yang diterima di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala
Sekolah, sebesar 90 persen siswa yang diterima berada pada jalur 1 di wilayah sekolah
tersebut, sisanya yang 5 persen untuk jalur siswa berprestasi, dan 5 persen untuk jalur
lainnya seperti siswa berkebutuhan khusus, siswa yang terdampak bencana, dan
sebagainya. Masih berdasarkan hasil diskusi, kondisi mutu input siswa di sebagian besar
sekolah banyak yang mengalami penurunan.
Stratifikasi sosial merupakan penggolongan kelompok masyarakat dalam
berbagai lapisan-lapisan tertentu. Menurut etimologi bahasa, stratifikasi berasal dari
bahasa Yunani yakni stratum, yang berarti lapisan.
Stratifikasi sosial disini, berdasarkan makud sistem zonasi yang diterapkan pada
pendidikan sekarang adalah penggolongan zona siswa dalam penentuan peluang masuk
ke dalam sekolah negeri, dengan tujuan sebagaimana yang dijelaskan di atas.
Dengan sistem zonasi semua –khususnya sekolah negeri– disiapkan untuk
memberikan layanan pendidikan yang bermutu secara merata bagi warga anggota
masyarakat pada suatu areal atau kawasan tertentu sehingga “anak-anak terbaik” tidak
perlu mencari “sekolah terbaik” yang lokasinya jauh dari tempat tinggalnya.
Dan stratifikasi sosial yang menyangkut tentang pembedaan zona dalam sistem
zonasi ini dimaksudkan karena sasarannya, siswa pada khususnya yang berdomisili
dekat dengan sekolah sebagai satuan pendidikan untuk memastikan bahwa anak-anak
atau peserta didik dapat terlayani dengan baik oleh setiap satuan pendidikan (sekolah) di
manapun berada, yang dapat dijangkau dari rumah tinggalnya.

Daftar Pustaka
Pradewi, GI, dkk. 2019. “Kebijakan Sistem Zonasi dalam Perspektif Pendidikan”.
Dalam jurnal JMSP (Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan) Volume 4 Nomor 1.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Perdana, NS. 2019. “Implementasi PPDB Zonasi dalam Upaya Pemerataan Akses dan
Mutu Pendidikan”. Dalam Jurnal Pendidikan Glasser Volume 3 Nomor 1.
https://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/index.php/glasser/article/view/186/125#
2013. “Pengertian Stratifikasi Sosial dan Ukurannya”.
http://kpm.ipb.ac.id/web/artikel/pengertian-stratifikasi-sosial-dan-ukurannya/
Kemendikbud. 2018. “SISTEM ZONASI Strategi Pemerataan Pendidikan yang
Bermutu dan Berkeadilan”. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan
(PDSPK). Jakarta: Sekretariat Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai