Anda di halaman 1dari 15

SISTEM ZONASI PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Isu-Isu Kontemporer Dalam Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Mufid, M. Pd. I

Disusun Oleh :

1. Aisyah Nanda Ramdhaniyah (2119173)


2. Laili Sa’adah (2119175)
3. Nazilatul Azza (2119176)
4. Muhamad Haris Fadlilah (2119185)

Kelas D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat,
berkah, hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa ada suatu halangan apapun. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., keluarga, sahabat, serta
semua umat hingga kini. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang kelak
mendapat syafa’atnya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu-Isu Kontemporer
Dalam Pendidikan Islam, penulis sudah berusaha munyusun makalah ini selengkap
mungkin. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Mufid, M.
Pd. I yang telah memberi tugas kepada penulis. Penulis juga menerima saran dan
kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan. Makalah ini diharapkan
bermanfaat dan dapat membantu mahasiswa guna menambah wawasan dan
pengetahuan. Amin ya robbal’alamin.

Pekalongan, 29 Okt. 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Konsep Sistem Zonasi Pendidikan.....................................................................2
B. Kebijakan Sistem Zonasi Pendidikan.................................................................3
C. Implementasi Sistem Zonasi Pendidikan............................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap atau pun tata


perilaku seseorang dalam usaha mematangkan pemikiran manusia melaui upaya
pengajaran atau pelatihan budaya di seluruh penjuru dunia yang memiliki
tingkatan yang berbeda. Dari pendidikan yang klasik dan pendidikan modern
yang harus dialami setiap orang mulai dari lahir hingga akhir hidupnya.
Masyarakat Indonesia telah mempercayai dan menyadari bahwa pendidikan
mampu meningkatkan kualitas kehidupan. Tentunya pendidikan yang baik,
pemerintah berupaya menyelenggarakan pendidikan tersebut dengan seluas dan
sebaik mungkin, merata untuk seluruh warga negara.

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan


kebijakan penyesuaian sistem pendidikan yang mulanya berupa sistem rayonisasi
menjadi sitem zonasi. Sistem zonasi dipandang mendiskriminasi peserta didik
untuk bisa memasuki sekolah tertentuyang mereka inginkan. Maka dari itu
kelompok kami akan membahas tentang sistem zonasi pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep sistem zonasi pendidikan di Indonesia?


2. Bagaimana kebijakan sistem zonasi pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana implementasi sistem zonasi pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep sistem zonasi pendidikan di Indonesia.


2. Mengetahui kebijakan sistem zonasi pendidikan di Indonesia.
3. Mengetahui implementasi sistem zonasi pendidikan di Indonesia.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sistem Zonasi Pendidikan

Zonasi berawal dari kata zona yang berarti area atau kawasan yang
memiliki manfaat dari karakter daerah yang spesifik.1 Dalam KBBI sistem
zonasi pendidikan yaitu penguraian suatu area menjadi beberapa unsur, setara
dengan manfaat dan arah pengendalian.2 Dari penjelasan tersebut bisa
disimpulkan bahwa sistem zonasi merupakan penguraian daerah kedalam
beberapa zona dan yang mengutamakan jarak antara sekolah dengan tempat
tinggal. Dengan sistem zonasi ini sekolah wajib menerima calon peserta didik
yang bertempat tinggal pada lingkup zona yang beriringan dengan sekolah
batas minim 90% dari seluruh jumlah peserta didik yang diterima.

Tujuan sistem zonasi pendidikan sendiri adalah untuk mengurangi


biaya transportasi sekaligus mengurangi kemacetan, dengan adanya sistem
zonasi ini minimal 20% siswa miskin dapat bersekolah, dan diharapkan
menjadi peluang untuk lahirnya sekolah-sekolah yang berkualitas di radius
zona tersebut tidak hanya sekolah-sekolah tertentu saja. Adapun beberapa
ketentuan untuk peserta didik yang diterima, yaitu:3

a. Jarak rumah ke sekolah setara dengan ketetapan zonasi.


b. Umur
1
Oemar Moechtar, Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional Dengan Pasar Modern Pada Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 Dalam Aspek Hukum Persaingan Usaha, Yuridika.
Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

2
David Moeljadi, dkk., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring. Tersedia di
https://kbbi.kemdikbud.go.id
3
Media Komunikasi dan Inspirasi JENDELA Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem
Baru Penerimaan Peserta Didik Baru, 9

v
c. Nilai hasil ujian sekolah dan surat hasil ujian nasional atau SHUN

Mengenai standar PPDB dengan sistem zonasi ini ditetapkan dalam


Permendikbud No.17 tahun 2017 pasal 13 yaitu:4

1) Pemilihan calon peserta didik baru kelas 10 SMA atau SMK sederajat
dengan meninjau standar pada peringkat utama setara kapasitas
berlandaskan ketetapan rombongan belajar seperti dibawah ini:
a. Jarak rumah ke sekolah setara dengan ketetapan zonasi.
b. Umur yang dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 huruf a
c. SHUN SMP atau yang sederajat
d. Manifestasi di bidang akademik dan non akademik yang disahkan
sekolah.
2) Jarak antara rumah ke sekolah setara dengan ketetapan zonasi sesuai
yang dijelaskan pada pasal 7 ayat 1 huruf a, terkecuali bagi calon
peserta didik baru pada SMA, SMK sederajat.
3) Untuk calon peserta didik SMA, SMK sederajat, setelah menempuh
penyaringan yang sesuai pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d,
sekolah bisa melaksanakan penyaringan bakat dan minat setara dengan
keahlian atau kompetensi yang diminati dengan menggunakan standar
yang sudah ditentukan sekolah.

D. Kebijakan Sistem Zonasi Pendidikan

Kebijakan sistem zonasi PPDB telah diatur dalam Peraturan Mentri


Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) No 20 tahun 2019. Kebijakan
zonasi mewajibkan satuan pendidikan negeri milik pemerintah daerah untuk
menerima calon peserta didik yang bertempat tinggal di zona terdekat sekolah
minimal sebesar 50 persen dari keseluruhan daya tampung peserta didik yang

4
Permendikbud No 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat.

vi
diterima pada satuan pendidikan tersebut.5 sedangkan 50 persen lainya
diperuntukan bagi jalur afirmasi 15 persen, pindahan 5 persen, dan jalur
prestasi 30 persen.6 Namun demikian, pemerintah daerah memiliki wewenang
dalam menentukan jumlah final dan menetapkan radius zonasinya masing-
masing. Dengan adanya sistem zonasi kemendikbud menghendaki
ketimpangan akses dan kualitas pendidikan diberbagai daerah menjadi
terakomodasi. Tidak hanya itu, dengan adanya sistem zonasi ini maka calon
peserta didik yang dalam hal akademik mempunyai kemampuan diatas rata-
rata akan menyebar secara merata dan tidak hanya berkumpul dibeberapa
sekolah favorit saja.

My Esti Wyanti berpendapat bahwa kebijakan zonasi ini akan


meningkatkan pendidikan di Indonesia sehingga kualitas pendidikan dapat
dirasakan secara adil dan menyeluruh. Karena, pemerataan pendidikan
merupakan upaya memberikan keadilan dalam bidang pendidikan. (Efenddy
2017) menyatakan bahwa kebijakan zonasi akan memberikan dampak positif
bagi sekolah sehingga kualitas sekolah merata dan kedepan predikat sekolah
favorit dan non favorit tidak lagi ada.7

sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dalam kebijakan


zonasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dan mendaftar langsung
secara luring (luar jaringan) yakni calon peserta didik mendaftar langsung ke
sekolah dan yang kedua pendaftaran secara online melalui laman (website)
resmi PPDB di daerah sekolah masing-masing. Bedasarkan peraturan zonasi
peserta didik harus berdomisili sesuai dengan alamat yang tertera dikartu

5
Markhamah dkk, Implementasi Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-
19,( Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2021), hlm.122.
6
M. Basyrul Muvid,dkk, membangun pendidikan indonesia berkelas dunia,
(kuningan:goresan pena,2016),.hlm.137.
7
Ibid., hlm 139.

vii
keluarga orang tua yang diterbitkan paling lambat enam bulan sebelum
penerimaan peserta didik dibuka. Sedangkan 10 persen dari total penerimaan
peserta didik akan dibagi menjadi dua, yakni:

1. Peserta didik yang berasal dari jalur prestasi bagi peserta didik diluar
zona terdekat dari sekolah.
2. Peserta didik jalur bagi peserta didik yang berdomosili di luar zona
terdekat dari sekolah namun dengan alasan tertentu diperbolahkan
mendaftar seperti karena perpindahan domisisli orang tua atau karena
terjadi bencana alam
Dalam Permendikbud nomor 14 tahun 2018 pasal 16 dinyatakan
bahwa untuk sekolah negeri baik SMA, SMK dan bentuk sederajat lainnya
milik pemerintah daerah provinsi wajib menerima peserta didik baru yang
berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu di yang berada di satu wilayah
daerah provinsinya paling sedikit 20 persen dari jumlah peserta didik yang
diterima. Peserta didik yang diterima tersebut harus menyertakan Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau bukti lainya yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah setempat.
Menurut KPAI, kendala yang sering ditemui terkait kebijakan zonasi
adalah:8
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan terhadap pihak-pihak terkait.
Minimnya sosialisasi yang diberikan menimbulkan pemahaman yang
beragam dari setiap pemerintah terhadap aturan PPDB berbasis zonasi
akibatnya beberapa kepala daerah memodifikasi aturan zonasi yang
kemudian menyimpang dari tujuan sebenarnya sehingga akhirnya
memicu polemik dikalangan masyarakat
2. Ketersediaan sekolah negeri yang ada masih belum merata disemua
daerah di Indonesia
Edi siswanto dkk, Pengembangan Kebijakan Pendidikan: Dalam Tinjauan
8

Polkumeksosbud,(banten:YPSIM banten,2021),hlm.81-83.

viii
3. Kebijakan yang memprioritaskan jarak (Sekolah dan rumah/alamat calon
siswa) menyebabkan turunya motivasi belajar siswa, karena nilaiatau
prestasi tidak dianggap penting dalam menentukan dimana siswa ingin
sekolah
4. Masih ditemukanya pandangan dari masyarakat umum tentang sekolah
unggulan dan non unggulan sehingga dengan diberlakukanya sistem ini
menimbulkan kekhawatiran orang tua sebagai wali calon siswa terutama
siswa yang mempunyai nilai akademis yang baik. Atas pandangan
tersebut maka akan timbul kecurangan seperti jual beli kursi, manipulasi
KK dan memanipulasi surat pindah tugas agar calon siswa dapat diterima
disekolah unggulan.
5. Koordinasi antar instasi/lembaga terkait masih belum efektif sehingga
kebijakan pendidikan yang berlaku masih belum berkesinambungan

Kriteria penerimaan peserta didik sistem zonasi berdasarkan


kedekatan sekolah dan tempat tinggal peserta didik banyak menuai pro dan
kontra dimasyarakat. Penerapan sistem zonasi menjadi langkah tepat jika
ketika pemerintah terlebih dahulu meyamakan kualitas sistem pendidikan
senua sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan, yaitu melakukan
standarisasi ruang kelas, standarisasi kualitas guru, standarisasi kualitas
gedung sekolah, standarisasi manajemen sekolah, standarisasi fasilitas
pendukung kegiatan pembelajaran, standarisasi pembiayaan pendidikan dan
standarisasi aspek-aspek lainya.9

E. Implementasi Sistem Zonasi Pendidikan

9
Sukarman purba dkk, Teori Manajemen Pendidikan,(tt:yayasan kita menulis,
2021),hlm.132.

ix
Adanya peraturan zonasi dalam pendidikan diberlakukan untuk
menciptakan kesamaan dalam akses dan kualitas pendidikan. Pada prinsipnya,
zonasi adalah peningkatan terhadap suatu royanisasi. Royanisasi itu sendiri
diartikan sebagai pemerataan daerah sesuai dengan persetujuan, sehingga
zonasi lebih cenderung terhadap keseimbangan daerah berdasarkan manfaat
dan arah yang akan dicapai pengerjaanya. Pada sistem ini, maka
pencapaiannya berupa terselenggaranya kesetaraan kualitas pendidikan
dengan cepat dalam tingkat pendidikan di Indonesia. Supaya memperoleh
daerah zonasi yang sesuai, maka pihak pemerintah pusat menstrukturkan
aturan yang berhubungan dengan penerimaan siswa baru atau yang lebih
dikenal dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Adanya aturan zonasi
yang telah disepakati secara umum, digunakan oleh pemerintah daerah untuk
pondasi dalam menerapkan kebijakan tersebut dengan melihat keadaan dari
masing-masing kondisi daerah. Kebijakan zonasi didasarkan pada beberapa
pengutamaan, mulai dari yang paling utama yaitu jarak antar rumah calon
peserta didik baru dengan sekolah, kemudian usia, nilai ujian, dan prestasi
seperti yang telah tertuang di permendikbud Nomor 14 Tahun 2018.10
Untuk mengetahui lebih jauh implementasi kebijakan PPDB dengan
melihat teori Van Meter dan Van Hom yang menjelaskan ada 6 indikator
dalam melihat kebijakan publik yakni:11
1. Tujuan dan patokan sistem zonasi
Adanya sistem zonasi pendidikan ini untuk menciptakan kesamaan
kualitas pendidikan yang adil, dengan melihat posisi wilayah terdekat dari
tempat tinggal peserta didik. Dimana sistem ini dilaksanakan agar tidak
ada diskriminasi dalam pendidikan sehingga setiap oramg (peserta didik)
dapat merasakan kualitas pendidikan yang baik. Adapun patokan sistem
10
Norvian Satria Perdana, Implementasi PPDB Zonasi Dalam Upaya Pemerataan Akses dan
Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan Glasser, (Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019), Vol. 3, No. 1, hlm. 85
11
Ibid, hlm 87

x
ini pada pelaksanaan PPDB zonasi adalah jangkauan jarak dan banyaknya
peserta didik yang diterima disatuan pendidikan, sejumlah 90 persen yang
diterima adalah yang berada pada ring 1 di daerah satuan pendidikan
tersebut, selebihnya untuk jalur lainnya seperti peserta didik yang
memiliki kebutuhan khusus, peserta didik yang terdampak bencana, dan
lain sebagainya.
2. Sumber daya
Pada pemerimaan peserta didik baru pasti ada sumber daya yang
menjalankan yaitu sumber daya manusia yang terdiri dari instansi
pendidikan daerah, kepala sekolah, guru serta komite sekolah yang
terhimpun sebagai tim pelaksana dengan menjalankan tugasnya yang
telah ditentukan, ada juga siswa dan wali siswa sebagai sasaran
pelaksanaan PPDB sistem zonasi. Selain itu, ada juga sumber daya
keuangan yang didapat dari dana BOS sehingga pelaksanaan PPDB ini
tidak perlu dipungut biaya dan waktu pelaksanaan PPDB yang telah
ditentukan oleh pihak dinas pendidikan.
3. Karakteristik agen pelaksana
Dalam pelaskanaan PPDB tentunya sudah dibentuk tim pelaksana
atau panitia pelaksana PPDB. Dimana panitia ini menjalankan perannya
sebagaimana kewajiban yang telah ditentukan juga wajib menaati
peraturan serta menjalankan segala kebijakan yang ada. Panitia pelaksana
PPDB dikelompokkan sesuai dengan keahlian sesorang dalam bidangnya.
4. Sikap/kecenderungan (Dispostion) para pelaksana PPDB zonasi
Semua yang tergabung dalam panitia pelaksana PPDB sudah
bersikap positif terhadap adanya sistem zonasi PPDB selain itu juga
sudah bertanggungjawab dengan menjalankan tugasnya masing-masing
semaksimal mungkin. Namun, tidak semua pihak bersikap positif dalam
merespon kebijakan zonas ini, dari calon siswa dan wali/orang tua calon
siswa kurang merespon positif adanya aturan zonasi sekolah, mereka

xi
merasa kecewa karena presentase penerimaan peserta didik dari jalur
prestasi hanya 5 persen. Sehingga orang tua yang merasa anaknya
mempunyai akademik yang baik kalah saing dengan anak yang kurang
dalam akademiknya tetapi daerahnya masuk pada jalur satu pada satuan
pendidikan tersebut.
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivis pelaksanaan PPDB zonasi
Komunikasi dalam pelaksanaan PPDB zonasi sudah cukup baik,
namun mungkin masih ada persoalan seperti pengoperasian perangkat
internet, kita dapat melihat masih banyak sekolah yang kurang memadai
dalam hal ini, web sekolah sering error karena banyaknya jumlah orang
yang mengakses sedangkan sistemnya belum terlalu besar. Namun hal ini
bisa dikomunikasikan dan diorganisasikan dengan baik sehingga
pelaksanaan PPDB tetap berjalan lancar.
6. Sektor ekonomi, sosial, dan politik
Dari sektor ekonomi sistem zonasi menyumbangkan dampak positif
salah satunya biaya akomodasi peserta didik bisa lebih murah karena
jarak antar sekolah dan rumah peserta didik tidak terlalu jauh. Dari segi
sosial, dari tim pelaksana sudah merespon sistem zonasi dengan baik,
namun dari pihak sasaran yaitu siswa dan wali atau orang tua siswa belum
semuanya memberikan respon yang positif. Dari segi politik, pemerintah
daerah bisa merubah sedikit peraturan yang ada, seperti di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang belum menjalan kebijakan tentang syarat
umur calon siswa saat mendaftar seperti ketentuan yang telah diatur.12

BAB III
PENUTUP

12
Erni Saharuddin dan Muhammad Salisul Khakim, Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi
Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Tingkat SMA Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, (Yogyakarta: Universitar Aisyiyah Yogyakarta, 2020), Vol. 7, No.
3, hlm. 434.

xii
A. Kesimpulan

Sistem zonasi adalah pembagian wilayah ke dalam beberapa zona


yang mengedepankan jarak antara sekolah dan rumah calon peserta didik.
Tujuan diterapkan sistem zonasi adalah untuk meratakan mutu pendidikan di
Indonesia. Di dalam sistem zonasi ini yang dipertimbangkan adalah jarak
antara sekolah dan rumah calon peserta didik, usia, hasil ujian, dan prestas.
Kebijakan sistem zonasi ini telah diatur dalam permendikbud Nomor 20
Tahun 2019. Adanya sistem zonasi ini juga menuai pro dan kontra, wali/orang
tua calon peserta didik baru yang merasa anaknya memiliki kemampuan
akademik yang baik kurang menanggapi kebijakan ini dengan positif karena
merasa kurang adil.

F. Saran

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami sadar bahwa


dalam pembuatan materi yang disajikan ataupun penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami mohon saran dan kritik
yang membangun agar dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

xiii
Markhamah. dkk., 2021 Implementasi Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi
Covid-19, Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Media Komunikasi dan Inspirasi JENDELA Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem


Baru Penerimaan Peserta Didik Baru, 9

Moechtar, Oemar. 2010. Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional Dengan Pasar Modern
Pada Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 Dalam Aspek
Hukum Persaingan Usaha, Yuridika. Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011

Moeljadi, David. dkk., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring. Tersedia di
https://kbbi.kemdikbud.go.id

Muvid, M. Basyrul. dkk, 2016 Membangun Pendidikan Indonesia Berkelas Dunia,


Kuningan: Goresan Pena.

Perdana, Norvian Satria. 2019. Implementasi PPDB Zonasi Dalam Upaya Pemerataan
Akses dan Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan Glasser, Pusat Penelitian
Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan.

Permendikbud No 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada


Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang
Sederajat.

Purba, Sukarman. dkk., 2021. Teori Manajemen Pendidikan, TT: Yayasan Kita
Menulis.

Saharuddin, Erni. dan Khakim, Muhammad Salisul. 2020. Implementasi Kebijakan


Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Tingkat SMA Di
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara,
Yogyakarta: Universitar Aisyiyah Yogyakarta, 2020, Vol. 7, No. 3.

xiv
Siswanto, Edi. dkk, 2021. Pengembangan Kebijakan Pendidikan: Dalam Tinjauan
Polkumeksosbud, Banten: YPSIM Banten

xv

Anda mungkin juga menyukai