Disusun Oleh :
Kelas D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat,
berkah, hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa ada suatu halangan apapun. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., keluarga, sahabat, serta
semua umat hingga kini. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang kelak
mendapat syafa’atnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu-Isu Kontemporer
Dalam Pendidikan Islam, penulis sudah berusaha munyusun makalah ini selengkap
mungkin. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Mufid, M.
Pd. I yang telah memberi tugas kepada penulis. Penulis juga menerima saran dan
kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan. Makalah ini diharapkan
bermanfaat dan dapat membantu mahasiswa guna menambah wawasan dan
pengetahuan. Amin ya robbal’alamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Konsep Sistem Zonasi Pendidikan.....................................................................2
B. Kebijakan Sistem Zonasi Pendidikan.................................................................3
C. Implementasi Sistem Zonasi Pendidikan............................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Zonasi berawal dari kata zona yang berarti area atau kawasan yang
memiliki manfaat dari karakter daerah yang spesifik.1 Dalam KBBI sistem
zonasi pendidikan yaitu penguraian suatu area menjadi beberapa unsur, setara
dengan manfaat dan arah pengendalian.2 Dari penjelasan tersebut bisa
disimpulkan bahwa sistem zonasi merupakan penguraian daerah kedalam
beberapa zona dan yang mengutamakan jarak antara sekolah dengan tempat
tinggal. Dengan sistem zonasi ini sekolah wajib menerima calon peserta didik
yang bertempat tinggal pada lingkup zona yang beriringan dengan sekolah
batas minim 90% dari seluruh jumlah peserta didik yang diterima.
2
David Moeljadi, dkk., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring. Tersedia di
https://kbbi.kemdikbud.go.id
3
Media Komunikasi dan Inspirasi JENDELA Pendidikan dan Kebudayaan, Sistem
Baru Penerimaan Peserta Didik Baru, 9
v
c. Nilai hasil ujian sekolah dan surat hasil ujian nasional atau SHUN
1) Pemilihan calon peserta didik baru kelas 10 SMA atau SMK sederajat
dengan meninjau standar pada peringkat utama setara kapasitas
berlandaskan ketetapan rombongan belajar seperti dibawah ini:
a. Jarak rumah ke sekolah setara dengan ketetapan zonasi.
b. Umur yang dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 huruf a
c. SHUN SMP atau yang sederajat
d. Manifestasi di bidang akademik dan non akademik yang disahkan
sekolah.
2) Jarak antara rumah ke sekolah setara dengan ketetapan zonasi sesuai
yang dijelaskan pada pasal 7 ayat 1 huruf a, terkecuali bagi calon
peserta didik baru pada SMA, SMK sederajat.
3) Untuk calon peserta didik SMA, SMK sederajat, setelah menempuh
penyaringan yang sesuai pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d,
sekolah bisa melaksanakan penyaringan bakat dan minat setara dengan
keahlian atau kompetensi yang diminati dengan menggunakan standar
yang sudah ditentukan sekolah.
4
Permendikbud No 17 Tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat.
vi
diterima pada satuan pendidikan tersebut.5 sedangkan 50 persen lainya
diperuntukan bagi jalur afirmasi 15 persen, pindahan 5 persen, dan jalur
prestasi 30 persen.6 Namun demikian, pemerintah daerah memiliki wewenang
dalam menentukan jumlah final dan menetapkan radius zonasinya masing-
masing. Dengan adanya sistem zonasi kemendikbud menghendaki
ketimpangan akses dan kualitas pendidikan diberbagai daerah menjadi
terakomodasi. Tidak hanya itu, dengan adanya sistem zonasi ini maka calon
peserta didik yang dalam hal akademik mempunyai kemampuan diatas rata-
rata akan menyebar secara merata dan tidak hanya berkumpul dibeberapa
sekolah favorit saja.
5
Markhamah dkk, Implementasi Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-
19,( Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2021), hlm.122.
6
M. Basyrul Muvid,dkk, membangun pendidikan indonesia berkelas dunia,
(kuningan:goresan pena,2016),.hlm.137.
7
Ibid., hlm 139.
vii
keluarga orang tua yang diterbitkan paling lambat enam bulan sebelum
penerimaan peserta didik dibuka. Sedangkan 10 persen dari total penerimaan
peserta didik akan dibagi menjadi dua, yakni:
1. Peserta didik yang berasal dari jalur prestasi bagi peserta didik diluar
zona terdekat dari sekolah.
2. Peserta didik jalur bagi peserta didik yang berdomosili di luar zona
terdekat dari sekolah namun dengan alasan tertentu diperbolahkan
mendaftar seperti karena perpindahan domisisli orang tua atau karena
terjadi bencana alam
Dalam Permendikbud nomor 14 tahun 2018 pasal 16 dinyatakan
bahwa untuk sekolah negeri baik SMA, SMK dan bentuk sederajat lainnya
milik pemerintah daerah provinsi wajib menerima peserta didik baru yang
berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu di yang berada di satu wilayah
daerah provinsinya paling sedikit 20 persen dari jumlah peserta didik yang
diterima. Peserta didik yang diterima tersebut harus menyertakan Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau bukti lainya yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah setempat.
Menurut KPAI, kendala yang sering ditemui terkait kebijakan zonasi
adalah:8
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan terhadap pihak-pihak terkait.
Minimnya sosialisasi yang diberikan menimbulkan pemahaman yang
beragam dari setiap pemerintah terhadap aturan PPDB berbasis zonasi
akibatnya beberapa kepala daerah memodifikasi aturan zonasi yang
kemudian menyimpang dari tujuan sebenarnya sehingga akhirnya
memicu polemik dikalangan masyarakat
2. Ketersediaan sekolah negeri yang ada masih belum merata disemua
daerah di Indonesia
Edi siswanto dkk, Pengembangan Kebijakan Pendidikan: Dalam Tinjauan
8
Polkumeksosbud,(banten:YPSIM banten,2021),hlm.81-83.
viii
3. Kebijakan yang memprioritaskan jarak (Sekolah dan rumah/alamat calon
siswa) menyebabkan turunya motivasi belajar siswa, karena nilaiatau
prestasi tidak dianggap penting dalam menentukan dimana siswa ingin
sekolah
4. Masih ditemukanya pandangan dari masyarakat umum tentang sekolah
unggulan dan non unggulan sehingga dengan diberlakukanya sistem ini
menimbulkan kekhawatiran orang tua sebagai wali calon siswa terutama
siswa yang mempunyai nilai akademis yang baik. Atas pandangan
tersebut maka akan timbul kecurangan seperti jual beli kursi, manipulasi
KK dan memanipulasi surat pindah tugas agar calon siswa dapat diterima
disekolah unggulan.
5. Koordinasi antar instasi/lembaga terkait masih belum efektif sehingga
kebijakan pendidikan yang berlaku masih belum berkesinambungan
9
Sukarman purba dkk, Teori Manajemen Pendidikan,(tt:yayasan kita menulis,
2021),hlm.132.
ix
Adanya peraturan zonasi dalam pendidikan diberlakukan untuk
menciptakan kesamaan dalam akses dan kualitas pendidikan. Pada prinsipnya,
zonasi adalah peningkatan terhadap suatu royanisasi. Royanisasi itu sendiri
diartikan sebagai pemerataan daerah sesuai dengan persetujuan, sehingga
zonasi lebih cenderung terhadap keseimbangan daerah berdasarkan manfaat
dan arah yang akan dicapai pengerjaanya. Pada sistem ini, maka
pencapaiannya berupa terselenggaranya kesetaraan kualitas pendidikan
dengan cepat dalam tingkat pendidikan di Indonesia. Supaya memperoleh
daerah zonasi yang sesuai, maka pihak pemerintah pusat menstrukturkan
aturan yang berhubungan dengan penerimaan siswa baru atau yang lebih
dikenal dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Adanya aturan zonasi
yang telah disepakati secara umum, digunakan oleh pemerintah daerah untuk
pondasi dalam menerapkan kebijakan tersebut dengan melihat keadaan dari
masing-masing kondisi daerah. Kebijakan zonasi didasarkan pada beberapa
pengutamaan, mulai dari yang paling utama yaitu jarak antar rumah calon
peserta didik baru dengan sekolah, kemudian usia, nilai ujian, dan prestasi
seperti yang telah tertuang di permendikbud Nomor 14 Tahun 2018.10
Untuk mengetahui lebih jauh implementasi kebijakan PPDB dengan
melihat teori Van Meter dan Van Hom yang menjelaskan ada 6 indikator
dalam melihat kebijakan publik yakni:11
1. Tujuan dan patokan sistem zonasi
Adanya sistem zonasi pendidikan ini untuk menciptakan kesamaan
kualitas pendidikan yang adil, dengan melihat posisi wilayah terdekat dari
tempat tinggal peserta didik. Dimana sistem ini dilaksanakan agar tidak
ada diskriminasi dalam pendidikan sehingga setiap oramg (peserta didik)
dapat merasakan kualitas pendidikan yang baik. Adapun patokan sistem
10
Norvian Satria Perdana, Implementasi PPDB Zonasi Dalam Upaya Pemerataan Akses dan
Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan Glasser, (Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019), Vol. 3, No. 1, hlm. 85
11
Ibid, hlm 87
x
ini pada pelaksanaan PPDB zonasi adalah jangkauan jarak dan banyaknya
peserta didik yang diterima disatuan pendidikan, sejumlah 90 persen yang
diterima adalah yang berada pada ring 1 di daerah satuan pendidikan
tersebut, selebihnya untuk jalur lainnya seperti peserta didik yang
memiliki kebutuhan khusus, peserta didik yang terdampak bencana, dan
lain sebagainya.
2. Sumber daya
Pada pemerimaan peserta didik baru pasti ada sumber daya yang
menjalankan yaitu sumber daya manusia yang terdiri dari instansi
pendidikan daerah, kepala sekolah, guru serta komite sekolah yang
terhimpun sebagai tim pelaksana dengan menjalankan tugasnya yang
telah ditentukan, ada juga siswa dan wali siswa sebagai sasaran
pelaksanaan PPDB sistem zonasi. Selain itu, ada juga sumber daya
keuangan yang didapat dari dana BOS sehingga pelaksanaan PPDB ini
tidak perlu dipungut biaya dan waktu pelaksanaan PPDB yang telah
ditentukan oleh pihak dinas pendidikan.
3. Karakteristik agen pelaksana
Dalam pelaskanaan PPDB tentunya sudah dibentuk tim pelaksana
atau panitia pelaksana PPDB. Dimana panitia ini menjalankan perannya
sebagaimana kewajiban yang telah ditentukan juga wajib menaati
peraturan serta menjalankan segala kebijakan yang ada. Panitia pelaksana
PPDB dikelompokkan sesuai dengan keahlian sesorang dalam bidangnya.
4. Sikap/kecenderungan (Dispostion) para pelaksana PPDB zonasi
Semua yang tergabung dalam panitia pelaksana PPDB sudah
bersikap positif terhadap adanya sistem zonasi PPDB selain itu juga
sudah bertanggungjawab dengan menjalankan tugasnya masing-masing
semaksimal mungkin. Namun, tidak semua pihak bersikap positif dalam
merespon kebijakan zonas ini, dari calon siswa dan wali/orang tua calon
siswa kurang merespon positif adanya aturan zonasi sekolah, mereka
xi
merasa kecewa karena presentase penerimaan peserta didik dari jalur
prestasi hanya 5 persen. Sehingga orang tua yang merasa anaknya
mempunyai akademik yang baik kalah saing dengan anak yang kurang
dalam akademiknya tetapi daerahnya masuk pada jalur satu pada satuan
pendidikan tersebut.
5. Komunikasi antar organisasi dan aktivis pelaksanaan PPDB zonasi
Komunikasi dalam pelaksanaan PPDB zonasi sudah cukup baik,
namun mungkin masih ada persoalan seperti pengoperasian perangkat
internet, kita dapat melihat masih banyak sekolah yang kurang memadai
dalam hal ini, web sekolah sering error karena banyaknya jumlah orang
yang mengakses sedangkan sistemnya belum terlalu besar. Namun hal ini
bisa dikomunikasikan dan diorganisasikan dengan baik sehingga
pelaksanaan PPDB tetap berjalan lancar.
6. Sektor ekonomi, sosial, dan politik
Dari sektor ekonomi sistem zonasi menyumbangkan dampak positif
salah satunya biaya akomodasi peserta didik bisa lebih murah karena
jarak antar sekolah dan rumah peserta didik tidak terlalu jauh. Dari segi
sosial, dari tim pelaksana sudah merespon sistem zonasi dengan baik,
namun dari pihak sasaran yaitu siswa dan wali atau orang tua siswa belum
semuanya memberikan respon yang positif. Dari segi politik, pemerintah
daerah bisa merubah sedikit peraturan yang ada, seperti di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang belum menjalan kebijakan tentang syarat
umur calon siswa saat mendaftar seperti ketentuan yang telah diatur.12
BAB III
PENUTUP
12
Erni Saharuddin dan Muhammad Salisul Khakim, Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi
Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Tingkat SMA Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, (Yogyakarta: Universitar Aisyiyah Yogyakarta, 2020), Vol. 7, No.
3, hlm. 434.
xii
A. Kesimpulan
F. Saran
DAFTAR PUSTAKA
xiii
Markhamah. dkk., 2021 Implementasi Kebijakan Pendidikan Pada Masa Pandemi
Covid-19, Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Moechtar, Oemar. 2010. Ketentuan Zonasi Pasar Tradisional Dengan Pasar Modern
Pada Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 Dalam Aspek
Hukum Persaingan Usaha, Yuridika. Volume 26 No 2, Mei-Agustus 2011
Moeljadi, David. dkk., 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring. Tersedia di
https://kbbi.kemdikbud.go.id
Perdana, Norvian Satria. 2019. Implementasi PPDB Zonasi Dalam Upaya Pemerataan
Akses dan Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan Glasser, Pusat Penelitian
Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan.
Purba, Sukarman. dkk., 2021. Teori Manajemen Pendidikan, TT: Yayasan Kita
Menulis.
xiv
Siswanto, Edi. dkk, 2021. Pengembangan Kebijakan Pendidikan: Dalam Tinjauan
Polkumeksosbud, Banten: YPSIM Banten
xv