Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN ZONASI DALAM PPDB (PENERIMAAN PESERTA

DIDIK BARU)

“Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Manajemen Konflik”

Disusun Oleh:
DWI YULI ASTINA
20002037

Dosen Pengampu:
Drs. Irsyad, M. Pd

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat allah swt, atas limpahan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Konflik yang berjudul
“Penerapan Zonasi Dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)”. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang sangat di teladani umat
Islam di bumi ini.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Konflik
pada prodi Administrasi Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Drs. Irsyad, M. Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Konflik. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif, terutama dari pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada
umumnya

Padang, 15 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3

A. Deskripsi Dari Konflik Penerapan Zonasi Dalam PPDB ......................................... 3


B. Upaya Pemecahan Konflik Penerapan Zonasi Dalam PPDB ................................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha atau proses menjadikan tidak bisa menjadi bisa, tidak
mampu menjadi mampu, melalui proses pengajaran, bimbingan, dan pelatihan dengan
tujuan menjadikan manusia yang sempurna. Pendidikan merupakan hal yang telah melekat
dalam kehidupan sehari hari, pendidikan pun juga merupakan issu yang masih sangat
hangat diperbincangkan oleh masyarakat, hal itu tidak terlepas dari kebijakan yang
diberikan oleh menteri dan sistem pendidikan itu sendiri, salah satu yang baru baru ini
diperbincangkan adalah sistem penerimaan peserta didik baru zonasi yang akan berdampak
buruk bagi prestasi sekolah dan prestasi peserta didik. Sistem penerimaan peserta didik
baru merupakan salah satu cara dalam menerima peserta didik baru di suatu satuan
pendidikan.
Sistem penerimaan peserta didik baru terdapat dua macam cara yaitu, sistem promosi
dan sistem seleksi. Sistem promosi merupakan cara yang dilakukan ketika pendaftar pada
satuan pendidikan tersebut dibawah jumlah pagu yang telah ditentukan. Sedangkan sistem
penerimaan peserta didik dengan sistem seleksi, kriteria utama pada sistem seleksi saat ini
adalah sistem zonasi yang lebih mempertimbangkan berdasarkan jarak antara tempat
tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan, hal tersebut berbeda dengan
ketentuan sebelumnya yang memperhatikan nilai ujian nasional (NUN) (Marini & Utoyo,
2019).
Sistem zonasi sejatinya merupakan strategi pemerintah untuk mempercepat
pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Kebijakan sistem zonasi diambil oleh
kementerian pendidikan dan kebuayaan sebagai respon terhadap adanya kastanisasi pada
sistem pendidikan yang disebabkan oleh sistem seleksi berdasarkan kualitas calon peserta
didik baru, selain itu sistem seleksi tersebut juga menyebabkan adanya favoritisme
terhadap suatu satuan pendidikan.
Oleh karena adanya permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penulis memilih
membahas permasalahan tersebut dengan tujuan artikel ini dapat menguraikan persepsi
masyarakat yang sedang berkembang serta apa yang menyebabkan persepsi tersebut

1
muncul sehingga dapat menjadi bahan evaluasi atau peninjauan ulang bagi implementasi
kebijakan sistem zonasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Deskripsi dari konflik penerapan zonasi dalam PPDB
2. Upaya pemecahan konflik penerapan zonasi dalam PPDB

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dari Konflik Penerapan Zonasi Dalam PPDB


Peraturan zonasi ini lebih dikenal dengan istilah populer zoningregulation. Dimana
kata zoning yang dimaksud merujuk pada pembagian lingkungan kota kedalam zona-zona
pemanfaat ruang atau diberlakukan ketentuan hukum yang berbedabeda. Berdasar
pendapat ahli tersebut dapat diketahui bahwa sistem Zonasi ialahsebuah sistem pembagian
wilayah dalam beberapa Zonasi. Sedangkan padapendidikan secara khusus diterapkan pada
penerimaan peserta didik baru yangmempergunakan sistem Zonasi yakni sebuah sistem
pembagian zona sekolah yangmengutamakan jarak antara sekolah dengan rumah.
Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru sistem zonasi masih sering ditemui
berbagai kendala dan dampak negatif seperti kesulitan dan rasa khawatir dalam
mendaftarkan calon peserta didik, menimbulkan kecemburuan sosial, tindakan curang dan
kompetisi dalam penerapan pendaftaratan calon peserta didik baru berdasarkan kebijakan
sistem zonasi. Adapun kelemahan dan kelebihan sistem zonasi menurut Widyaningtyas
(2021) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelebihan
Kelebihan sistem zonasi di antaranya adalah pemerataan peserta didik, mutu,
dan askes pendidikan di Indonesia, selain itu dapat mengurangi kemacetan dan
kecelakaan yang terjadi, dapat menghemat biaya yang diberikan kepada peserta
didik, dan yang terakhir mampu memudahkan pengawasan orang tua terhadap
anaknya. Hal ini senada dengan hasil penelitian Harususilo (2019) mengenai
kebijakan zonasi sekolah di Inggris (2014) yang menunjukkan bahwa
pemberlakuan kebijakan bersekolah di area tempat tinggal juga dapat
meningkatkan kualitas akademik peserta didik, hal ini disebabkan karen
berkurangnya gangguan dari lingkungan yang di dapatkan oleh anak, selain itu
penerapan sistem ini juga dapat membuat orang tua lebih mudah melakukan
pengawasan bagi orang tua terhadap peserta didik.
2. Kelemahan

3
Kelemahan sistem zonasi ini dianggap mampu mengurangi semangat anak
untuk belajar serta mengurangi sistem kompetisi yang ada pada anak, hal ini
dakibatkan karena anak menganggap jika tidak lagi membutuhkan nilai yang bagus
untuk diterima disuatu sekolah, selain itu anak juga akan berpikir jika tidak ada
gunanya mereka memiliki prestasi yang bagus karena sudah jelas mereka akan
diterima disekolah terdekat entah bagaimana kondisi sekolah tersebut Kekurangan
sitem zonasi juga terletak pada kualitas guru dan juga sarana prasarana yang belum
merata. Kondisi guru yang berkualitas dan sarana prasarana baik berupa teknologi
maupun Gedung sekolah yang baik, hanya dijumpai pada daerah perkotaan hingga
sekarang ini.
Sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru memiliki tujuan utama yaitu untuk
pemerataan pendidikan akan tetapi tujuan ini tidak diimbangi dengan pemerataan sarana
dan prasarana pendidikan pada tiap satuan pendidikan. Padahal sarana dan prasarana
merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya prestasi akademik yang tinggi.
Sarana dan prasarana merupakan input dalam pembelajaran dan menjadi salah satu
faktor eksternal yang sangat mempengaruhi tingkat prestasi akademik peserta didik. Selain
itu, persebaran seolah juga kurang merata. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat
yang menilai bahwa fasilitas di sekolah favorit memiliki fasilitas yang lebih memadai.
Sedangkan sekolah yang berada di perbatasan atau desa memiliki fasilitas yang kurang
lengkap dan kurang baik.
Permasalahan tersebut sangat menyimpang dari Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018
Pasal 1 Penerimaan Peserta Didik Baru dilakukan berdasarkan asas nondiskriminatif,
objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Selain itu, juga menyimpang dari Undang
Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45 ayat 1 bahwa
setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kewajiban peserta didik.
Selain permasalahan tersebut, orang tua calon peserta didik baru merasakan sekolah
banyak terpusat pada level kecamatan dan ditengah kota. Oleh karena itu, hal tersesbut
menyebablan peserta didik yang tinggal dipinggiran kota tidak dapat bersaing dikarenakan
jarah rumah yang terlalu jauh dari sekolah. Kesenjangan ini membuat orang tua calon

4
peserta didik menilai bahwa penerapan zonasi dalam PPDB tidak sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Sehingga tujuan sistem penerimaan peserta didik baru tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Penerapan zonasi dalam PPDB ini juga mengurangi rasa kompetitif peserta didik.
Karena peserta didik ini tidak memiliki motivasi untuk diterima di sekolah yang
diinginkannya. Hal ini disebabkan karena dalam sistem seleksi hanya menggunakan
kriteria berdasarkan zonasi atau jarak antara sekolah dan rumah menimbulkan kesan pada
peserta didik bahwa mereka tidak perlu terlalu rajin asalkan dekat dengan sekolah yang
akan mereka daftar dan juga percuma rajin jika rumah jauh tidak akan diterima disekolah
yang diinginkan. Persepsi tersebut seharusnya dihindari dari peserta didik. Sistem zonasi
ini sangat merugikan peserta didik yang memiliki prestasi akademik yang bagus tetapi
bertempat tinggal dengan jarak yang jauh dari sekolah yang diinginkannya.
Berdasarkan pendapat Bambang Sunggono, (1994:149-153) terdapat 4 faktor
penghambat dalam implementasi kebijakan, di antaranya yaitu:
1. Isi kebijakan
Belum jelasnya isi suatu kebijakan, dapat menyebabkan gagalnya pelaksanaan
suatu kebijakan, artinya tujuan tidak cukup rinci. Selanjutnya, kekurangan terkait
sumber daya pembantu menjadi penyebab kegagalan pada implementasi suatu
kebijakan. Contohnya, hal-hal yang terkait dengan tenaga, waktu, dan biaya.
2. Informasi
Dalam pelaksanaan suatu kebijakan, seharusnya implementor yang terlibat
memiliki informasi yang berkaitan dengan kebijakan dalam rangka berperan dalam
implementasi kebijakan dengan baik, namun pada kenyataannya informasi tersebut
tidak ada. Contohnya, dikarenakan terdapatnya gangguan komunikasi.
3. Dukungan
Pengimplementasian kebijakan yang tidak cukup memiliki dukungan akan
menyebabkan kebijakan sulit untuk terimplementasikan.
4. Pembagian potensi
Penyebab yang berkenaan pada tidak tercapainya suatu implementasi kebijakan
ditentukan juga oleh unsur pembagian potensi di antara imlementor kebijakan.
Pada keadaan ini, berkenaan dengan diferensiasi wewenang dan tanggungjawab

5
implementor. Struktur organisasi implementor bisa menyebabkan timbulnya
masalah jika dalam pembagian tanggungjawab dan wewenangnya tidak terlalu
disesuaikan pada pembagian tugas, juga kurangjelasnya pembatasan.

B. Upaya Pemecahan Konflik Penerapan Zonasi Dalam PPDB


Sebelum terjun kelapangan, untuk menerapkan sistem zonasi ini, pemeritah perlu
melakukan beberapa langkah berikut ini, yaitu (Senduk, 2018):
1. Sosialisasi
Tahap ini merupakan proses yang mana actor/pelaksana mempelajari nilainilai
dan norma-norma budaya organisasi. Sebelum kebijakan diimplementasikan, dinas
melakukan sosialisasi kebijakan kepada jajarannya dengan maksud untuk
memberikan pemahaman, cara-cara, strategi untuk memudahkan para pelaksana
kebijakan di lapangan dengan tujuan agar terjadi persepsi yang bebragam antara
pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan.
2. Bimbingan dan arahan
Melalui bimbingan dan arahan sebagai bentuk kegiatan fasilitasi kebijakan
pendidikan yang tepat, jelas dan sistematispara pelaksana akan dengan mudah
menyesuaikan dan melaksanakan suatu kebijakan tersebut; pelatijhan tenaga
pelaksana, untuk kelancaran operasi di lapangan, maka perlu pelatihan bagi
pelaksana untuk memotivasi dan melengkapi keterampilan/ kemampuan.
Adapun hal yang dapat dilakukan dalam upaya pemecahan masalah terkait penerapan
zonasi dalam PPDB diantaranya adalah:
1. Adaptasi (Adaption)
System harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus
beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-
kebutuhannya. Sistem zonasi yang terapkan harus mampu berdaptasi dengan
lingkungan sekolah untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Pencapaian tujuan (Goal Attainment)
System harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya. Setelah
sistem zonasi mampu berdaptasi dengan lingkungan sekolah. Sistem zonasi harus
mampu mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.
3. Integrasi (Integration)

6
Sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menajdi komponen-
komponenya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatine fungsional
tersebut (A.G.L). Penerapan sistem znasi harus mampu mengatur bagian-bagian
yang menjadi komponenya untuk mencapai suatu tujuan.
4. Latensi (Latency) pemeliharaan pola
System harus melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu
dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
Dalakm penelitian ini, setelah penerapan sistem zonasi mencapai tujuan yang
diinginkan. Sistem zonasi tersebut harus mampu mempertahankannya.
Dari penjelasan tersebut dapat mengungkap masalah sistem zonasi ini pihak sekolah
maupun siswa perlu menyesuaikan diri dalam pendaftaran yang dilakukan secara online
namun karena masih ada calon peserta didik yang belum mempunyai alat komunikasi dan
tinggal didaerah yang belum terjangkau oleh jaringan internet sehinga menghambat mereka,
sistem zonasi mempunyai tujuan untuk mempermudah calon peserta didik untuk mendaftar
disekolah karena akan memperhatikan jarak tinggal calon pserta didik tersebut sehingga
mereka tidak perlu lagi bersekolah yang jaraknya jauh juga bersifat akuntabel dan
transparan. Sekolah bersama operator sekolah dan guru bekerja sama untuk menyukseskan
kegiatan pendaftaran online ini. Juga perlu merubah beberapa hal yang dapat menghambat
agar dapat mempermudah pekerjaan mereka.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan zonasi dalam PPDB haruslah memperhatikan berbagai aspek dalam
kehidupan. Karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Namun, dampak yang
ditimbulkan dalam penerapan sistem zonasi ini tidak selalu negatif. Hal positif dari
penerapan sistem zonasi ini juga bisa dirasakan oleh masyarakat, peserta didik, dan sekolah.
Untuk itu, dalam rangka meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan
sistem ini, maka pemerintah dan pengelola pendidikan perlu mempertimbangkan dan
mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan dilapangan. Sehingga tujuan dari
penerapan sistem zonasi ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan penerapan sistem zonasi, sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Kejelasan informasi yang diberikan dalam pelaksanaan komunikasi kebijakan
sistem zonasi perlu diperjelas sehingga orang tua atau masyarakat yang akan
mendaftarkan anaknya tidak ada benar-benar faham dengan aturan PPDB.
2. Bagi pendidik
Kebijakan zonasi ini dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan peran guru
sebagai pendidik, perlu diingat bahwa kecerdasan anak tidak hanya dilihat dari
kecerdasan akademik saja, maka para pendidik diharapkan dapat menggali bakat dan
minat peserta didik. Serta pendidik perlu mengikuti kegiatan pengembangan guru
untuk meningkatkan kualitas.
3. Bagi orang tua
Perlunya dukungan orang tua untuk mempercayakan anaknya sekolah terdekat,
karena semua sekolah sama baiknya.
4. Bagi peserta didik
Kebijakan zonasi walaupun menggunakan jarak sebagai syarat utama, dan tidak
menggunakan nilai akademik tetapi hendaknya peserta didik lebih meningkatkan
kualitas belajarnya

8
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Lili, dkk. 2020. Persepsi Masyarakat Tentang Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Peserta
Didik Baru. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, 10 (2): 369-382.

Handani, Meylan Siswara, dkk. 2020. Implementai Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru
Dengan Sistem Zonasi Pada SMP Negeri di Kota Padang. Jurnal Mahasiswa Ilmu
Administrasi Publik, 2 (3): 73-86.

Mahpudin. 2020. Hak Warganegara Yang Terampas: Polemik Kebijakan Sistem Zonasi Dalam
Pendidikan Indonesia. Jurnal Transpormative, 6 (2): 148-175.

Purnawati, Dian, dkk. 2019. Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Berdasarkan
Sistem Zonasi di Kota Bandung. Jurnal Governansi, 5 (1): 13-23.

Anda mungkin juga menyukai