Anda di halaman 1dari 18

“Berbagai Macam Cara dan Gaya Belajar Peserta didik Kelas 9 di SMPN

12 Banjarmasin Dalam Menghadapi Ujian”


Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata-1 Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

JAINAP
NIM 2110128220012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Berbagai
Macam Cara dan Gaya Belajar Peserta didik Kelas 9 di SMPN 12 Banjarmasin Dalam
Menghadapi Ujian”. Skripsi ini dibuat dengan tujuan sebagai syarat untuk memenuhi tugas
akhir pada Program Studi Pendidikan IPS FKIP ULM dan juga dapat memberikan manfaat
berupa wawasan dan pengetahuan terhadap pembaca.

Penulis menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan
yang terdapat didalamnya. Penulis hanyalah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan
karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan untuk
kesempurnaan skripsi yang akan datang.

Banjarmasin, 4 Oktober 2023

Penulis

Jainap

NIM 2110128220012
ABSTRAK
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaat...................................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Gaya Belajar...........................................................................................................4
B. Pengertian Belajar..................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................7
A. Pendekatan Penelitian............................................................................................7
B. Waktu dan Tempat.................................................................................................7
C. Subjek Penelitian....................................................................................................7
D. Instrumen Penelitian..............................................................................................8
E. Sumber Data...........................................................................................................8
F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................9
G. Analisis Data...........................................................................................................9
H. Uji Kebahasan.......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi pendidikan adalah membantu peserta didik berkembang, yaitu mengembangkan
seluruh potensi, keterampilan, dan kualitas pribadinya secara positif, bagi diri sendiri dan
bagi lingkungan. Pendidikan bukan hanya tentang transmisi pengetahuan, nilai-nilai atau
keterampilan praktis. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki dan
dimiliki oleh peserta didik, karena peserta didik bukanlah sebuah gelas kosong yang perlu
diisi dari luar. Mereka mempunyai sesuatu, sedikit banyak, berkembang (terealisasi) atau
masih dalam masa pertumbuhan (Mustaqim, 2011:Pertama).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. Pasal 66 Tahun 2013


menyebutkan bahwa ujian negara disingkat UN adalah kegiatan untuk mencapai kompetensi
peserta didik pada mata pelajaran tertentu untuk menilai pencapaian standar nasional
pendidikan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Tujuan diselenggarakannya
Ujian Nasional (YK) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Ujian
negara, ujian sekolah, dan ujian sekolah negeri wajib diikuti oleh siswa, salah satunya adalah
siswa SMP (Kemendikbud, 2017). Ujian nasional merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menilai pendidikan secara nasional dengan menetapkan standar nasional pendidikan
(Tiaar, 2006). Negara menerapkan hasil ujian nasional dalam upaya memetakan
permasalahan pendidikan di Indonesia dan membentuk kebijakan pendidikan nasional. YK
merupakan sistem yang diterapkan oleh Pusat Penelitian Pendidikan (Hartanto, 2013) yang
menilai secara nasional tingkat pendidikan dasar dan menengah serta pemerataan jenjang
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Adanya ujian nasional, dan persyaratan kelulusan
tersebut, merupakan beban semua pihak baik kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua.
Untuk pencapaian peningkatan prestasi siswa, dalam pelaksanaannya di sekolah,
khususnya dalam menghadapi ujian Nasional siswa diberikan kesempatan untuk
mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan (remedial) dan juga pengayaan dengan
tetap memperhatikan pengembangan pribadi peserta didik (Elin, 2009: 3). Banyak manfaat-
manfaat dari adanya kegiatan ujian Nasional, Yaitu guru bisa mengukur pengetahuan para
siswa selama waktu proses dalam pembelajaran(Pakpahan, 2016). Ujian Nasional (UN) juga
bisa dijadikan alat untuk pemantau kualitas pendidikan yang selama ini kita capai(Saputra,
2018). Melalui penilaian tersebut guru dapat mengetahui atau memprediksi perkembangan
siswa-siswi nya dengan demikian nilai tersebut digunakan sebagai pertimbangan para siswa
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya yaitu sekolah menengah pertama (SMP)
(Pakpahan, 2015)

Peserta didik SMP juga wajib mengikuti Ujian Nasional (UN) ini untuk mengukur
suatu pengetahuan yang suda dipelajari selama pembelajaran dan Ujian Nasional ini juga
untuk menentukan nilai akhir semester. Maka dari itu peserta didik akan mempunyai berbagai
cara untuk meghadapi UN ini. Di penelitian ini akan melihat peserta didik untuk menentukan
berbagai cara untuk menghadapi UN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakuka untuk
meningkatkan kemampuan berpikirnya agar menjadi lebih baik. Salah satu cara untuk
melakukannya adalah dengan bermain untuk meningkatkan pembelajaran (Trinova, 2012).
Belajaran juga dapat dilakukan secara individu atau pengalaman yang menghasilkan perilaku
(Faizah, 2017). Belajar juga merupakan bentuk interaksi dengan lingkungan dan fisik
(Hanafy, 2012). Belajar mempunyai banyak manfaat untuk membantu siswa meningkatkan
kemampuannya. Dan belajaran juga mempunyai manfaat yang besar dalam meningkatkan
prestasi akademik siswa (Shudur, 2019). Tujuannya juga untuk membantu siswa secara
optimal (Istiqlal, 2018) dan membekali mereka dengan keterampilan, emosi, dan kognisi
(Inah, Ghazali, dan Santoso, 2017).

Gaya belajar adalah pendekatan atau cara belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar
adalah suatu proses tingkah laku, penghayatan dan kecenderungan mempelajari suatu mata
pelajaran dengan cara siswa sendiri. Dengan gaya belajar, khususnya bagi seorang individu,
yang akan membantu individu tersebut belajar dengan baik. anggaplah belajar sebagai
sebuah perilaku. Saat orang belajar, respons mereka meningkat. Sebaliknya jika ia tidak
belajar maka reaksinya akan menurun. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
adanya perilaku yang mendukung proses tersebut, yaitu gaya belajar

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola belajar yang umum digunakan oleh peserta didik kelas 9 di
SMPN 12 Banjarmasin dalam menghadapi ujian?
2. Apa saja variasi cara belajar yang diterapkan oleh peserta didik kelas 9 di
SMPN 12 Banjarmasin untuk meningkatkan pemahaman materi dan persiapan
menghadapi ujian?
3. Bagaimana pandangan peserta didik kelas 9 di SMPPN 12 Banjarmasin
terhadap efektivitas berbagai macam cara belajar yang mereka gunakan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pola belajar yang umum digunakan oleh peserta didik kelas 9
di SMPN 12 Banjarmasin dalam menghadapi ujian.
2. Mendeskripsikan variasi cara belajar yang diterapkan oleh peserta didik kelas 9
di SMPPN 12 Banjarmasin untuk meningkatkan pemahaman materi dan
persiapan menghadapi ujian.
3. Mendeskripsikan pandangan peserta didik kelas 9 di SMPPN 12 Banjarmasin
terhadap efektivitas berbagai macam cara belajar yang mereka gunakan.

D. Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun

yang bersifat praktis.

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini bisa digunakan untuk mengembangkan teori dan kajian

pendidikan. Khususnya bagi peserta didik. Untuk melihat berbagai macam cara

belajar dalam menghadapi Ujian.

b. Manfaat praktis

a. Bagi Guru IPS, penelitian ini harapannya dapat dimanfaatkan guru IPS

sebagai referensi untuk membuat strategi pembelajaran untuk peserta didik.

Selain itu bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

b. Bagi Pemerintah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan Pendidikan di Indonesia.

c. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini sebagai bahan pembanding dan

pustaka dalam penelitian sejenis atau selanjutnya serta peneliti mempunyai

informasi yang memperkaya wawasan mengenai materi dan strategi

pembelajaran.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah pendekatan atau cara belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar
adalah suatu proses tingkah laku, penghayatan dan kecenderungan mempelajari suatu mata
pelajaran dengan cara siswa sendiri. Dengan gaya belajar, khususnya bagi seorang individu,
yang akan membantu individu tersebut belajar dengan baik. anggaplah belajar sebagai
sebuah perilaku. Saat orang belajar, respons mereka meningkat. Sebaliknya jika ia tidak
belajar maka reaksinya akan menurun. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
adanya perilaku yang mendukung proses tersebut, yaitu gaya belajar. Ketika Anda
memahami gaya belajar, maka proses belajar akan lebih optimal. Berdasarkan program
neurolinguistik yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Ginder dalam model
strategi komunikasi, diketahui bahwa selain individu menerima informasi dari panca indera,
juga terdapat kecenderungan individu untuk menciptakan dan memahami informasi. Secara
umum kecenderungan indrawi ada tiga, yaitu visual (penglihatan), auditori (pendengaran),
dan kinestetik (sentuhan dan gerak). Penelitian ini dinamakan gaya belajar V-A-K. Setiap
individu cenderung menganut salah satu dari ketiga gaya tersebut, meskipun setiap orang
juga mempunyai ketiga gaya tersebut dalam dirinya.

Gaya belajar sensorik merupakan salah satu teori gaya belajar. Berdasarkan preferensi
sensorik atau kemampuan otak dalam menyerap, mengolah, dan mengirimkan informasi,
gaya belajar setiap individu dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis. Ketiga tipe tersebut
adalah gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik yang dicirikan oleh ciri-ciri perilaku
tertentu. Penggolongan ini tidak berarti bahwa individu hanya mempunyai satu ciri gaya
belajar tertentu dan oleh karena itu tidak mempunyai ciri-ciri gaya belajar yang lain.
Penggolongan ini hanya sekedar indikasi bahwa setiap individu mempunyai salah satu sifat
yang paling penting, sehingga apabila siswa mendapat rangsangan yang tepat dalam belajar
maka ia akan lebih mudah menyerap pelajaran. Dengan kata lain, jika seseorang menemukan
metode belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya, maka siswa tersebut akan dengan cepat
menjadi “pintar” sampai pada titik di mana kursus atau sesi belajar intensif tidak lagi
diperlukan.
B. Pengertian Belajar

Menurut behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar adalah suatu bentuk perubahan yang
dialami siswa dalam kemampuannya berperilaku baru melalui interaksi, rangsangan, dan
respons (Budiningsih, 2005). Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah suatu kegiatan
yang mencakup proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar antara lain meliputi
penyesuaian stimulus yang diterima dan penyesuaiannya terhadap struktur kognitif yang telah
dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman
sebelumnya (Budiningsih, 2005). Oleh karena itu, belajar merupakan suatu proses perubahan
perilaku yang mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.

Menurut Gagne (1977), belajar adalah serangkaian proses internal setiap individu
akibat transformasi rangsangan dari peristiwa eksternal ke dalam lingkungan (kondisi)
individu. Agar kondisi eksternal menjadi lebih bermakna, kondisi tersebut harus
diorganisasikan ke dalam rangkaian peristiwa pembelajaran (metode atau perlakuan).
Selanjutnya dalam upaya mengatur kondisi eksternal diperlukan berbagai rangsangan yang
dapat diterima oleh panca indera yang disebut sarana dan sumber belajar (Miarso, 2004: 245).

Belajar menurut Gagne dapat menciptakan peristiwa belajar dan proses kognitif.
Peristiwa pembelajaran (peristiwa pedagogis) adalah peristiwa yang urutannya sebagai
berikut: (1) membangkitkan minat dan fokus sehingga siswa siap menerima pelajaran, (2)
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui apa yang diharapkan
dalam pembelajarannya, (3 ) mengingat konsep/prinsip yang telah dipelajari, dipelajari
sebelumnya, merupakan prasyarat, (4) menyampaikan materi pembelajaran, (5) memberi
nasihat atau pedoman belajar, (6) menghasilkan kinerja (umpan balik) bagi siswa, (7)
memberikan umpan balik pada kebenaran pelaksanaan tugas (penguatan), (8)
mengukur/mengevaluasi hasil belajar dan (9) meningkatkan retensi dan transfer pembelajaran
(Miarso, 2004: 245-246).

Dalam pandangan S. Nasution, MA mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah


laku, pengalaman dan latihan. Oleh karena itu, pembelajaran membawa perubahan pada diri
peserta didik. Perubahan ini tidak hanya melibatkan pengalaman dan pengetahuan tertentu
tetapi juga pembentukan keterampilan, kebiasaan, sikap, pemahaman, minat dan penyesuaian
pribadi. Belajar merupakan upaya untuk menggambarkan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita memahami kompleksnya proses belajar yang mendasarinya. Teori
belajar bermula dari pandangan hakikat manusia bahwa manusia adalah makhluk yang pasif.
Locke percaya bahwa manusia itu seperti selembar kertas kosong, apa yang tertulis di kertas
itu sangat bergantung pada orang yang menulisnya. Dari visi inilah lahirlah sekolah untuk
siswa yang berelemen behavioris.
BAB III
METODE PENELETIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, dan hasil data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2016: 1).
Penelitian kualitatif mengacu pada pembahasan metode penelitian kualitatif, serta pandangan
filosofis penelitian terkait dengan disiplin penelitian dan realitas topik penelitian dalam
praktik penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial, termasuk penelitian pendidikan dan kajian
agama. Itu adalah barang bekas. Sedang diteliti.

Metode penelitian kualitatif telah menjadi tradisi dalam ilmu pengetahuan dan
digunakan dalam penelitian ilmiah, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial, budaya, psikologi, dan
pendidikan. Metode ini juga banyak diminati dalam tradisi penelitian terapan. Hal ini karena
kelebihannya lebih mudah dipahami dibandingkan penelitian kuantitatif dan dapat mengarah
langsung pada tindakan kebijakan. Istilah lain dari penelitian kualitatif meliputi penelitian
naturalistik, post-positivis, fenomenologis, etnografi, studi kasus, dan penelitian humanistik.
Penelitian kualitatif lahir dan dikembangkan sebagai konsekuensi metodologis dari
paradigma interpretivis. Paradigma yang mengambil pandangan yang lebih idealis dan
humanistik terhadap hakikat manusia. Manusia adalah makhluk yang sadar, dan tindakannya
disengaja serta memerlukan interpretasi dan makna.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMPN 12 Banjarmasin. Alasan pemilihan penelitian ini


didasarkan atas adanya permasalahan yang dimuat dalam latar belakang penelitian. Selain itu
juga lokasi penelitian mudah diakses karena dekat dengan alamat tinggal saya sekarang. .
Penelitian ini dilaksanakan pada 4 September 2023 hingga 20 Desember 2023.
C. Subjek penelitian

Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi wilayah penelitian
(Moleong, 2010: 132). Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMPN 12 Banjarmasin,
untuk mengetahui berbagai cara belajar dalam menghadai Ujian Nasional.

D. Instrumen Peneletian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Artinya peneliti yang
menentukan judul, menentukan fokus penelitian, merumuskan masalah, memilih informan,
mengumpulkan data menganalisis data hingga mampu menarik kesimpulan sendiri. Alat
pengumpul data atau instrumen penelitian dalam metode kualitatif adalah si peneliti sendiri.
Jadi, peneliti merupakan key instrument dalam mengumpulkan data. Maka dari itu peneliti
harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif (Husaini dan Purnomo, 2009:78). Sebagai key
instrument peneliti harus terjun sendiri kelapangan. Jadi dalam penelitian kualitatif semua
hasil data tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Pada pelaksanaan penelitian, ada beberapa
alat bantu yang peneliti gunakan untuk memudahkan pengumpulan data. Beberapa alat bantu
yang digunakan pada penelitian adalah wawancara, alat perekam yakni Handphone dengan
fitur kamera, rekaman suara serta video.

E. Sumber Data

1. Sumber Data Primer


Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
wawancara dan observasi langsung. Sumber primer dalam melaksanakan kegiatan penelitian
ini yang menjadi informan tentang berbagai macam upaya gaya belajar peserta didik dalam
menghadapi ujian Nasional di SMPN 12 Banjarmasin. Adapun sumber data yang dipilih
sebagai berikut beberapa peserta didik di SMPN 12 Banjarmasin dan guru di SMPN 12
Banjarmasin.

1.1 Daftar Informan

N Nama Kelas
O

1 Hasnafah 9

2 Siti Halimah 9
3 Muhammad Sultan 9

4 Rika 9

5 Jahratul Hidayyah 9

Hasil wawancara dengan informan tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
bebrbagai cara belajar untuk menghadapi ujian Nasionnal.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak
langsung, yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang digunakan berupa data yang
berasal dari sumber lain seperti pustaka, laporan, jurnal penelitian maupun berita yang pernah
diterbitkan. Data yang peneliti dapatkan berupa beberapa gaya belajar peserta didik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian.
Karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan (Sugiyono, 2016: 62). Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka data yang
diambil bersifat deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan tiga teknik pengumpulan
data. Secara rinci dapat dikatakan bahwa untuk pengumpulan data peneliti menggunakan
metode sebagai berikut (Husaini dan Purnomo, 2009:52-69)
Pengumpulan data dilakukan dengan cara

1. Obeservasi

Observasi adalah suatu metode untuk memperoleh data dari tangan pertama mengamati orang
dan tempat pada saat dilakukan proses proses penelitian. Ada dua jenis observasi yaitu
observasi participant dan observasi non participant. Dalam penelitian ini saya menggunakan
observasi participant yaitu melakukan penelitian langsung datang ke lokasi , yaitu di SMPN
27 Banjarmasin

2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan Tanya jawab secara langsung guna untuk memperoleh informasi
yang kita butuhkan.. Dalam penelitian ini saya mewawancarai beberapa peserta didik dan
guru di SMPN 27 Banjarmasin dalam hal berbagi cara atau upaya gaya belajar dalam
menghadapi Ujian Nasional dan ini juga bias menjadi patokan guru dalam upaya dalam
strategi pembelajaran ke peserta didik.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori, dan suatu uraian dasar. Analisis data merupakan aktivitas pengorganisasian data.
Data yang terkumpul dapat berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, laporan, artikel, dan sebagainya. Pengorganisasian dan pengelolaan tersebut
bertujuan menemukan tema dan konsepsi kerja yang akan diangkat menjadi teori subtantif.

Analisis data yang saya gunakan yaitu dengan metode kualitatif dalam penyelesaian
skripsi ini dipergunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan konsep dari topik yang
saya teliti yaitu berbagai cara atau gaya belajar peserta didik dalam menghadapi Ujian
Nasiobal., Melalui serangkaian bentuk analisis penelitian deskriptif kualitatif dan analisis isi
dengan metode studi literature yang digunakan dan langkah yang dilakukan untuk
mengumpulkan data data yaitu langsung ke lapangan atau langsung observasi dan
wawancaara di SMPN 27 Banjarmasin.

H. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2016).
1. Triangulasi
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2015: 373). Triangulasi
ini peneliti lakukan dengan wawancara informan yang berbeda dengan pertanyaan yang
sama.

b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik proses ini dilakukan untuk pengecekan terhadap
penggunaan metode pengumpulan data. Mengenai kesesuaian informasi yang didapat dengan
metode wawancara dan hasil observasi (Bungin, 2011: 265). Peneliti mengecek data sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda seperti wawancara dengan beberapa peserta didik dan
guru di SMPN 27 Banjarmasin. Sedangkan observasi, peneliti secara langsung mengamati
objek penelitian dan mencatat hasilnya. Data yang diperoleh melalui wawancara dicek
kembali melalui observasi dan didukung dengan dokumentasi.

c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu dilakukan dalam rangka pengujian kredibilitas caranya
dapat dilakukan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang
berbeda (Sugiyono, 2015: 375). Peneliti untuk menguji kebenaran data yang diberikan, maka
menggunakan waktu yang berbeda untuk wawancara kepada informan.

d. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru
(Sugiyono, 2015: 365). Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan dengan cara kembali
kelapangan melakukan pengamatan dan wawancara kembali. Perpanjangan pengamatan
peneliti lakukan terkait berbagai macam cara dan gaya belajar peserta didik di SMPN 27
Banjarmasin
BAB IV

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adanya praktik pengajaran ujian terutama terlihat di kelas 9. sebelum ujian nasional.
Faktor siswa juga mempengaruhi cara guru mengelola pembelajaran. Sebagian besar siswa
kelas 9 bertujuan untuk mencapai nilai tinggi dalam ujian nasional. Dalam latihan belajar
ujian ini, akan mengerjakan soal-soal serupa dengan ujian nasional, mendiskusikannya, dan
menemukan tips efektif untuk menjawab soal-soal yang tampaknya sulit dengan benar. Pola
belajar yang biasa digunakan siswa kelas 9 untuk ujian seperti, Ujian nasional mencakup
berbagai strategi belajar yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa tetap terlibat dan
mencapai nilai tertinggi. Adapun strategi strategi yang bisa digunakan,

1. Gunakan pelajaran untuk latihan ujian: Tujuannya adalah untuk memahami cara
mengakses dan menjawab soal ujian dengan benar dan mempersiapkan ujian seperti
ujian nasional.
2. Fokus pada komunikasi: Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas komunikatif yang
melibatkan interaksi antar siswa dalam bahasa target cenderung meningkatkan
motivasi siswa, berdasarkan persepsi siswa dan guru.
3. Menggunakan Task-Based Learning (TBL): TBL merupakan salah satu jenis strategi
pembelajaran yang menitikberatkan pada komponen-komponen program
pembelajaran. Siswa didorong untuk mempelajari materi sesuai dengan topik yang
dipelajarinya.
4. Mengembangkan keterampilan komunikasi: Guru harus memiliki teknik dan metode
untuk memotivasi siswa belajar. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan
mengembangkan strategi pembelajaran tertentu.
5. Kegunaan Rencana Studi: Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan penyediaan
sumber belajar kepada mahasiswa berbagai fakultas seperti Pendidikan Islam.
6. Dalam menghadapi uian nasional tingkat SMP, peserta didik memerlukan berbagai
pola belajar yang efektiif. Berdasarkan sumber yang ditemukan, beberapa strategi
belajar yang umum digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi ujian nasional
yaitu,
7. Pemahaman Materii Pelajaran, Fokus pada pemahaman materi pelajaran, bukan
sekedar mengafal saja.
8. Pola Perilaku Peserta didik, Perubahan perilaku peserta didik dalam menghadapi ujian
nasional, termasuk peningkatan itensitas belajar dan kesepian menghadapi masalah.
9. Persiap Peserta Didik, Persiappan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional
yang meliputi factor factor yang mempengaruii persiapan peserta didik daalam
menghdapi ujian nasional.
10. Adaptasi Gaya Belajar, Adaptasi gaya belajar peserta didik untuk mempersiapkan diri
untuk menghdapi ujian.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif
dan komprehensif untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian.

DAFTAR PUSTAKA

Alfajri, A. K., Arsanti, M., & Hasanudin, C. (2023, January). Cara Belajar Siswa SD dalam
Menghadapi Ujian Nasional. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian,
Pengabdian, dan Diseminasi (Vol. 1, No. 1, pp. 210-215).

Dwiretnowati, E. (2012). Pengelolaan Program Pengayaan dalam Persiapan Menghadapi


Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Donorojo Pacitan (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Husaini, U., & Purnomo, S. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara
Moleong, L.J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Raharjayanti, Y. (2019). Dukungan sosial keluarga dan self efficacy siswa SMP dalam
menghadapi ujian nasional. Jurnal Promkes, 7(2), 133.
Saefiana, S., Sukmawati, F. D., Rahmawati, R., Rusnady, D. A. M., Sukatin, S., &
Syaifuddin, S. (2022). Teori Pembelajaran dan Perbedaan Gaya Belajar. Mahaguru:
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), 150-158.

Subadi, T. (2006). Metode penelitian kualitatif.

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.


Sukatin, S., Nuri, L., Naddir, M. Y., Sari, S. N. I., & Indriani, W. (2022). Teori Belajar dan
Strategi Pembelajaran. Journal Of Social Research, 1(8), 916-921.

Warsita, B. (2008). Teori belajar robert m. gagne dan implikasinya pada pentingnya pusat
sumber belajar. Jurnal teknodik, 064-078.

Candrawati, P. Persiapan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasioal di Madrasah Aliyah


Negeri Kuok Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar.

Ponikem, P. (2017). PENINGKATAN KEGIATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INGGRIS MELALUI TASK-BASED LEARNING ENVIRONMENT (“TABLE”). Ideguru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru, 2(2), 45-59.

Anda mungkin juga menyukai