Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH:

Nama : Nasrullah Aziz

NIM : 1193311162

Kelas : H-Ekstensi 2019

Dosen Pengampu : Drs. Demmu Karo-Karo, M.Pd.

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
berbentuk Critical Jurnal Review.
Laporan Critical Jurnal Review ini membahas tentang isi jurnal beserta kelemahan dan
kekuatan jurnal yang akan di kritik. Penulis juga menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini
masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan,
dan penulis juga mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang membangun guna
kesempurnaan kedepannya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.

Medan, September 2021

Nasrullah Aziz
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................................................... 4

1.3 Manfaat.............................................................................................................................................. 5

BAB II REVIEW JOURNAL .................................................................................................................... 6

2.1 Review Journal Pertama ..................................................................................................................... 6

2.2 Review Journal Kedua.......................................................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................16

3.2 Saran.................................................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian Tindakan merupakan penelitian yang dilakukan melalui tindakan di kelas oleh
guru/peneliti. Penelitian tindakan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: (1) penelitian tindakan
partisipasi (participatory action sesearch), penelitian tindakan kritis (critical action reseach),
penelitian tindakan sekolah (institutional action research), dan penelitian tindakan kelas (clasroom
action recearch). Dari keempat jenis penelitian tindakan tersebut, jenis yang keempat yang paling
tepat, sesuai, konsisten dengan guru yang bertugas di bidang pendidikan. Dalam pendidikan formal
yang banyak dikembangkan guru di sekolah adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
sasaran atau subjek penelitiannya adalah siswa. Sedangkan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS),
dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah.
Penelitian tindakan kelas sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu,Istilah dalam bahasa
inggris adalah classroom Actions Research (CAR).yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas.
PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya
adalah peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah
praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan
tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
Perkembangan Ipteks mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara
berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan dan
keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.
Sehingga dapat di defenisikan bahwa PTK itu merupakan penelitian tindakan yang
implementasinya dapat dilihat, dirasakan, dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektifitas yang tinggi. Jika
dengan analisis itu dapat disimpulkan bahwa prektik-praktik pembelajaran tertentu seperti:
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk berpikir
dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan tertentu untuk memperbaiki
keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.

1.2 Tujuan
Critical Journal Review ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang sangat bermanfaat
dalam hal menambah wawasan dan pengetahuan penulis untuk mengetahui berbagai kelebihan dan
kekurangan dari setiap jurnal yang di review serta menjadi bahan pertimbangan dalam hal
menyimpulkan sesuatu dan tentunya sebagai untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas pada prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
1.3 Manfaat
Memberikan masukan terhadap peserta didik, pendidik, dan lembaga pendidikan dalam
melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas, dan menjadi salah satu sumber bahan bacaan serta
rujukan mengenai penelitian tindakan kelas bagi penulis dan pembaca. Selain itu juga untuk dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap jurnal, menambah pengetahuan tentang penelitian
tindakan kelas, menguji kualitas jurnal dengan membandingkkan terhadap karya penulis yang sama
atau yang lainnya dan sebagai pemberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran
terhadap isi dan substansi journal itu sendiri.
BAB II REVIEW JOURNAL

2.1 Review Journal Pertama

1 Judul Peningkatan Keaktifan Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Make A Match Pada Peserta Didik Kelas VB SD Muhammadiyah
Condongcatur.
2 Jurnal JPSD
3 Download http://eprints.uad.ac.id/16820/1/JURNAL%20PTK_EPRILIAN

4 Volume dan Halaman Vol.x No. x DAN ISSN 2356-3869 (Print), 2614-0136 (Online)
5 Tahun 2019
6 Penulis Epriliana Rifanty
7 Reviewer Nasrullah Aziz ( 1193311162)
8 Tanggal 26 September 2021
9 Abstrak Penelitian Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make
a match pada peserta didik kelas VB SD Muhammadiyah Condongcatur,
Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019. Keaktifan belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini, yaitu keaktifan fisik dan keaktifan mental.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di mana guru
sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan peneliti sebagai pengamat. Desain
penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019, yaitu pada bulan
Maret. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VB SD
Muhammadiyah Condongcatur yang terdiri dari 41 peserta didik. Objek
penelitian adalah keaktifan belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif dan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan belajar peserta didik, yaitu pada siklus I sebesar
73,25% (kategori baik), kemudian pada siklus II meningkat menjadi 82,79%
(kategori sangat baik). Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 9,54%.
Dengan demikian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dalam mata pelajaran IPS dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik kelas VB SD Muhammadiyah Condongcatur.
- Tujuan Untuk Mengetahui Deskripsi Proses Penerapan Model Pembelajaran
Penelitian Kooperatif Tipe Make A Match Sehingga Dapat Meningkatkan Keaktifan
Belajar Peserta Didik Kelas Vb Sd Muhammadiyah Condongcatur Tahun
Ajaran 2018/ 2019 Dan Mengetahui Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta
Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Pada Peserta Didik Kelas Vb Sd Muhammadiyah Condongcatur Tahun
Ajaran 2018/ 2019
- Subjek Peserta didik kelas VB SD Muhammadiyah Condongcatur yang terdiri dari 41
Penelitian peserta didik
- Asesment Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama 2 siklus yang dilakukan
Data sebanyak 4 kali pertemuan, diperoleh data bahwa keaktifan belajar siswa
mengalami peningkatan. Peningkatan keaktifan belajar diketahui dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
- Kata Kunci Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe make a match IPS
10 Pendahuluan
- Latar Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan
Belakang dan manusia guna mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di abad 21 ini.
Teori Pendidikan adalah sebuah proses yang akan terus dialami oleh manusia
sepanjang hidupnya dari sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia.
Proses pembelajaran yang bermakna dapat diciptakan dengan memilih model
pembelajaran yang tepat. Pemilihan model yang tepat merupakan salah satu
faktor berhasilnya pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga guru perlu
memperhatikan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik
dan kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum
2013 yang di dalamnya terdapat beberapa muatan pelajaran. Salah satu
muatan pelajaran yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik integratif
yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang biasa disingkat menjadi IPS. Dalam
hal ini, Hidayati (2002: 19-20) menyatakan bahwa salah satu ciri khusus IPS
adalah menekankan pada model pengajaran yang melibatkan peserta didik
secara aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut,
jelaslah bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar hendaknya mampu
membuat peserta didik terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan peserta didik akan meningkatkan kemampuan berpikir serta
pemahaman konsep dari materi yang telah dipelajari. Pembelajaran IPS
seharusnya tidak hanya menekankan pada kemampuan kognitif saja, namun
juga afektif dan psikomotorik.
11 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian
ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019, yaitu pada
bulan Maret.
- Langkah Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan
Penelitian penelitian tindakan kelas ini yaitu meliputi Planning, Acting, Observing and
Reflecting.
- Hasil Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam
Penelitian pembelajaran IPS membuat pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna,
menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta didik karena model
pembelajaran kooperatif tipe make a match melibatkan peserta didik berperan
aktif untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses berpikir
dan diskusi. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match
menitikberatkan siswa aktif secara mental maupun fisik. Aktivitas mental
yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan sehingga
mudah diingat peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, hal ini didukung oleh
pendapat Miftahul Huda (2013: 253) yang menyatakan bahwa kelebihan dari
model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Dalam model
pembelajaran ini karena terdapat unsur permainan membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Anita Lie
(2002: 55) yang mengungkapkan bahwa berdasarkan temuan di lapangan,
pembelajaran kooperatif tipe m a k e a m a t c h mempunyai kelebihan mampu
memunculkan suasana kegembiraan tumbuh dalam proses pembelajaran (let
them move ). Dengan adanya suasana tersebut, peserta didik dapat lebih
termotivasi untuk belajar karena lebih antusias dan tertarik dalam kegiatan
pembelajaran. Bila ditinjau dari hasil observasi, aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe Make a Match dengan
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan I dan
II persentase rata-rata keaktifan peserta didik 70,96% dan 76,98% yang
termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II pertemuan I dan II persentase
rata-rata aktivitas keaktifan peserta didik 81,02% dan 86,20% termasuk dalam
kategori baik dan sangat bai
12 Analisis Jurnal
- Kekuatan - Penelitian lebih berjalan sistematis
Penelitian - Mampu memanfaatkan teori yang ada
- Penelitian lebih berjalan objektif
- Spesifik, jelas dan rinci
- Kelemahan - Orientasi hanya terbatas pada nilai dan jumlah
Penelitian
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe m a k e a
m a t c h dalam pembelajaran IPS di kelas VB SD Muhammadiyah
Condongcatur dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe make a ma tch mengalami
peningkatan. Rata-rata persentase keaktifan belajar pada pra siklus sebesar
32,39% (kategori kurang) meningkat menjadi 73,25% (kategori baik) pada
siklus I. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
siklus I terdapat beberapa kekurangan sehingga perlu dilakukan perbaikan
pada sikus II. Adapun perbaikan yang dilakukan berupa pemberian penguatan
kepada siswa agar berani dalam menyampaikan pendapat dan menjawab
pertanyaan, mendorong siswa untuk memerhatikan dengan seksama siapapun
yang sedang menyampaikan pendapat, memotivasi siswa untuk aktif dengan
cara memberikan pujian ataupun penghargaan kepada siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk secara bebas mengungkapkan pendapatnya.
Guru lebih intensif dalam membimbing siswa. Peneliti dan guru melakukan
diskusi mengenai langkah pembelajaran yang belum terlaksana. Setelah
dilaksanakan perbaikan, terjadi peningkatan pada siklus II berupa rata-rata
persentase keaktifan siswa meningkat menjadi 82,79% (kategori sangat baik).
14 Saran Peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi pihak
sekolah, hendaknya melakukan pembinaan kepada para guru untuk
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi misalnya model
pembelajaran kooperatif tipe make a match ,sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, (2) bagi guru, hendaknya model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat digunakan guru sebagai
variasi model pembelajaran sekaligus untuk meningkatkan keaktifan belajar
siswa. Guru hendaknya rajin memberikan motivasi dan semangat kepada
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, (3) bagi peneliti selanjutnya,
hendaknya melakukan kajian yang lebih mendalam tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match serta mengembangkannya lebih
lanjut agar dapat lebih baik dalam meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik.
15 Referensi  Hidayati. (2002). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Program DIIPGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
 Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2.2 Review Journal Kedua

1 Judul PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) Dengan Pembelajaran Berbasis Kearifan


Lokal dan Penulisan Artikel Ilmiah di SD Negeri Kalisube, Banyumas.
2 Jurnal Jurnal Ilmiah Kependidikan
3 Volume dan ISSN Vol. IX, No. 2 ISSN 0852-4839
4 Tahun Maret 2016
5 Penulis Dini Siswani Mulia dan Suwarno
6 Reviewer Nasrullah Aziz ( 1193311162 )
7 Tanggal 26 September 2021
8 Link Download file:///C:/Users/Admin/Downloads/1062-1994-1-SM.pdf
9 Abstrak Kegiatan IbM ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan tentang
kearifan lokal, meningkatkan keterampilan menyusun proposal PTK Berbasis
Kearifan Lokal, menyusun laporan PTK Berbasis Kearifan Lokal, dan
meningkatkan keterampilan menulis artikel ilmiah. Metode yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah participatory learning and action (PLA), meliputi :
1). koordinasi dengan mitra untuk persiapan pelaksanaan program,
menghubungi tim ahli, 2). penyusunan beberapa modul pelatihan sebagai
panduan kegiatan, 3). pelatihan kearifan lokal Banyumas 4). pelatihan teknik
menyusun proposal PTK Berbasis Kearifan Lokal, 5). pelatihan teknik
menyusun laporan PTK Berbasis Kearifan Lokal, 6). pelatihan teknik
penulisan artikel ilmiah, dan 7). pendampingan program & evaluasi. Hasil
kegiatan ini adalah mitra memiliki wawasan tentang kearifan lokal Banyumas,
dan memahami bahwa PTK dapat dilakukan dengan menggunakan kearifan
lokal Banyumas sebagai PTK spesifik yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakter siswa. mitra memiliki wawasan dan keterampilan dalam penyusunan
proposal, pelaksanaan PTK di kelas, dan penyusunan laporan PTK berbasis
kearifan lokal, mitra memiliki wawasan dan keterampilan dalam menyusun
artikel ilmiah, mitra telah berhasil menyusun laporan PTK dan artikel ilmiah
yang telah dimuat dalam jurnal ilmiah pendidikan.
10 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam belajar bahasa Inggris
ke sekolah dasar siswa, terutama di kelas 3-5 akan sekolah dasar dibangun
aplikasi modul pembelajaran
Subjek Penelitian Siswa kelas 6 SD
Asessment Data (1) Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, (2) Melaksanakan analisis
pembelajaran, (3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik
siswa, (4) Merumuskan tujuan khusus pembelajaran, (5) Mengembangkan
butir-butir tes acuan patokan, (6) Mengembangkan strategi pembela jaran, (7)
Mengebangkan dan memilih material pengajaran, (8) Mendesain dan
melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merivisi bahan pembelajaran, dan (10)
Evaluasi Sumatif.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah participatory learning and
action (PLA). Metode ini diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan meliputi
pelatihan kearifan lokal Banyumas, pelatihan teknik menyusun proposal PTK
berbasis kearifan lokal, pelatihan teknik menyusun laporan PTK berbasis
kearifan lokal, dan pelatihan teknik penulisan artikel ilmiah.
Langkah Penelitian Langkah penelitiannya meliputi Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan
Refleksi.
Hasil Penelitian 1. Pelatihan Kearifan Lokal Banyumas

Di lapangan, ternyata masih banyak guru yang belum memahami tentang


kearifan lokal. Apalagi kearifan lokal Banyumas. Kearifan lokal dapat
didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung
kebijakan hidup, pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi
kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup (Suyatno, 2015). Kearifan lokal
Banyumas adalah kekayaan lokal Banyumas yang mengandung kebijakan
hidup, pandangan hidup, dan kearifan hidup yang mampu menumbuhkan
karakter positif. Karakter pada hakikatnya adalah identitas dari suatu
masyarakat yang lazim berkaitan dengan semacam kepribadian, misalnya,
bangsa Jepang mempunyai semangat bushido dari masa feodalisme Tokugawa
(1600-1868) yang mengantarkannya ke Restorasi Meiji sehingga bangsa itu
menjadi bangsa yang maju (Cleary, 1991) hingga masa industrialisasi masih
dijiwai oleh bangsa Jepang (Kartodirdjo, 1999), bangsa China dengan serikat
rahasianya yang bersemboyan yang tampak pada novel Shui Hu Chuan yang
berjudul All Men are Brothers, yang dimanfaatkan oleh Mao Zedong untuk
meyatukan dan membebaskan rakyat China dari pengaruh Jepang (Comber,
1991). Dari kearifan lokal Banyumas diperoleh berbagai karakter positif yang
mampu menumbuhkan sikap positif untuk menggali ranah afektif siswa.
Karakter positif yang mucul dari kearifan lokal Banyumas di antaranya
cablaka (bicara apa adanya, terus terang atau bersahaja), egaliter (menganggap
orang lain setara dengan dirinya atau kesepadanan), jiwa bebas, pekerja keras,
afirmatif (terbuka terhadap hal-hal yang baru), dan kritis. Tokoh pewayangan
khas Banyumas, yaitu Bawor, Werkudara, Lingsanggeni, dan Antasena,
memiliki karakter positif yang dapat membangun dan memginspirasi karakter
siswa. Bawor memiliki karakter cablaka, afirmatif, kritis, dan jiwa bebas.
Werkudara memiliki karakter cablaka, pekerja keras, dan jiwa bebas.
Lingsanggeni memiliki karakter kritis, egaliter, dan cablaka, sedangkan
Antasena memiliki karakter jiwa bebas, kritis, dan cablaka. Pelatihan ini dapat
menambah wawasan guru tentang kearifan lokal Banyumas serta memotivasi
guru untuk mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.

2. Penyusunan Proposal PTK Berbasis Kearifan Lokal

Permasalahan utama dari para guru termasuk mitra adalah masih rendahnya
kemampuan untuk melaksanakan PTK, termasuk di dalamnya kemampuan
untuk menyusun proposal PTK. Pelatihan teknik menyusun proposal PTK
Berbasis Kearifan Lokal sangat membantu para guru untuk mencoba
menyusun proposal dengan menggunakan kearifan lokal sebagai PTK spesifik
agar sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa. PTK yang berbasis kearifan
lokal adalah PTK yang menggunakan potensi lokal (local wisdom) sebagai
sarana, media, dan peraga dalam pembelajaran. Selain menggali dan ikut
melestarikan potensi lokal, siswa juga akan lebih tertarik, antusias, tertantang
dan merespons setiap pembelajaran lebih baik lagi sehingga siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran. Dari kearifan lokal, juga dapat diperoleh
berbagai karakter positif yang dapat menumbuhkan sikap positif untuk
menggali ranah afektif siswa. Dalam pelatihan penyusunan proposal PTK,
selain diberikan materi tentang teknik penyusunan proposal PTK, para peserta
juga diberikan form isian untuk menuliskan rencana penelitiannya dalam
kertas 3 halaman, dimulai dari judul penelitian, pendahuluan, kajian pustaka,
metode penelitian, dan daftar pustaka. Tujuannya adalah agar peserta dapat
menuangkan ide gagasannya tentang permasalahan di kelas dan menjelaskan
bagaimana mengatasinya secara singkat, padat, jelas, dan aplikatif. Hal ini
memberi dampak positif dan mengubah mindset guru, bahwa menyusun
proposal PTK itu tidak sulit, karena masalah ada di sekitar kita, dan tidak
selalu harus menulis dengan kertas berlembar-lembar sampai tebal, sehingga
menyebabkan guru merasa malas, kurang termotivasi, dan kurang percaya diri
dalam menyusun proposal PTK. Keutamaan dari kegiatan ini adalah guru
dapat mengidentifikasi masalah di kelas dan tahu strategi mengatasinya.
Dalam PTK berbasis kearifan lokal, guru menggunakan media berupa tokoh
pewayangan, yaitu Bawor, Werkudara, Lingsanggeni, dan Antasena dengan
karakter masingmasing. Media tersebut digunakan dalam pembelajaran
dengan harapan dapat memudahkan siswa memahami pembelajaran, mengenal
karakter tokoh pewayangan Banyumas, dan meningkatkan afektif siswa yang
diinspirasi dari karakter tokoh tersebut.

3. Pelaksanaan PTK di kelas dan Penyusunan Laporan PTK Berbasis Kearifan


Lokal

PTK dilaksanakan oleh satu kelompok guru yang berhasil menyusun proposal
PTK dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Membuat
Kalimat Sederhana dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and
Picture Berbasis Kearifan Lokal pada Siswa Kelas III SD Negeri Kalisube
Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.” Kelompok tersebut terdiri dari 1 satu
orang guru model, dan 5 orang guru sebagai observer. Guru model bertugas
menjalankan pembelajaran di kelas, sedangkan tim observer bertugas
mengamati, menilai, dan mengkritisi kegiatan PTK di kelas. Namun, secara
komprehensif, guru model dan tim observer berkoordinasi dan bekerja sama
mulai dari planning, acting, observing, evaluating, dan reflecting. Tim
pelaksana mendampingi kegiatan PTK tersebut, antara lain mengoreksi RPP,
mendampingi kegiatan PTK di kelas, mengevaluasi hasil pelaksanaan PTK,
dan melakukan refleksi pada setiap siklus. PTK dilaksanakan dalam 2 siklus.
Hasil penelitian dilaporkan dalam laporan PTK. Pada siklus ke-1, guru belum
sepenuhnya menggunakan gambar tokoh wayang Banyumasan sebagai
kearifan lokal yang akan ditanamkan, sehingga pembelajaran belum
menunjukkan keaktifan siswa seperti yang diharapkan. Guru lebih
mendominasi berbicara, siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan.
Sebenarnya, sebagian siswa cukup aktif mengikuti pembelajaran, tetapi
terlihat beberapa siswa ada yang diam, berbicara di luar materi, bahkan ada
siswa yang terlihat asyik bermain. Keterampilan membuat kalimat sederhana
berbasis kearifan lokal masih kurang, hanya sebagian siswa yang mampu.
Masih ada siswa yang belum bisa membuat kalimat sesuai dengan gambar,
meskipun guru sudah memberikan bimbingan. Pada siklus ke-2, persiapan
guru sudah sangat baik, suasana kelas lebih hidup, siswa lebih aktif dan
senang. Siswa sudah mampu membuat kalimat sederhana yang sesuai dengan
karakter pada gambar. Aktifitas siswa mencapai 87,1%, lebih baik
dibandingkan pada siklus ke-1 yang hanya mencapai 61,3%. Hasil belajar
mengalami peningkatan pada siklus ke-2 dengan nilai rata-rata mencapai 94,
dibandingkan pada siklus ke-1 mencapai nilai rata-rata 75. Kegiatan PTK ini
mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat kalimat sederhana
dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture berbasis
kearifan lokal.

4. Penulisan Artikel Ilmiah

Penulisan artikel ilmiah harus memenuhi kriteria tulisan ilmiah antara lain 1)
objektif, yaitu berdasarkan kondisi faktual; 2) rasional, yaitu tradisi berpikir
kritis para ilmuwan, berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal
balik; 3) up to date, yaitu merupakan perkembangan ilmu mutakhir, tidak
ketinggalan zaman; 4) reserved, yaitu tidak overclimming, jujur, lugas, dan
tidak bermotif pribadi; dan 5) efektif dan efisien, yaitu tulisan merupakan
media komunikasi yang berdaya tarik tinggi. (Setiawan, 2008). Artikel ilmiah
telah disusun mitra dengan mengikuti kaidah penulisan artikel ilmiah dan
mengikuti gaya selingkung jurnal yang dituju. Artikel hasil PTK guru
selanjutnya dikirim untuk dimuat dalam jurnal Khasanah Pendidikan FKIP
UMP, sebuah jurnal nasional ber-ISSN. Kegiatan ini memberikan pengalaman
berharga bagi peserta, bagaimana cara, langkah, dan strategi dalam menulis
artikel ilmiah agar dapat dimuat dalam jurnal penelitian.
Kekuatan Penelitian  Penelitian berjalan secara sistematis
 Memanfaatkan teori yang tersedia
 Penelitian lebih berjalan secar objektif
 Spesifik, jelas dan terperinci
Kelemahan Penelitian  Orientasi hanya terbatas pada nilai dan jumlah
Kesimpulan Simpulan dari kegiatan IbM ini adalah : (1) kegiatan ini dapat meningkatkan
wawasan mitra tentang kearifan lokal Banyumas dan memahami bahwa PTK
dapat dilakukan dengan menggunakan kearifan lokal Banyumas sebagai PTK
spesifik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa, (2) mitra memiliki
wawasan dan keterampilan tentang penyusunan proposal, pelaksanaan PTK di
kelas, dan penyusunan laporan PTK berbasis kearifan lokal, (3) mitra
memiliki wawasan dan keterampilan dalam menyusun artikel ilmiah, (4) mitra
telah berhasil menyusun laporan PTK dan artikel ilmiah yang telah dimuat
dalam jurnal ilmiah pendidikan.
Saran Kegiatan ini dapat diterapkan di sekolah lain untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam melaksanakan PTK dan penulisan artikel ilmiah,
serta mengangkat kearifan lokal Banyumasan untuk melestarikan budaya
bangsa, khususnya budaya lokal. Dalam kearifan lokal Banyumas, banyak hal-
hal positif yang dapat diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain melestarikan budaya daerah, pemanfaatan kearifan lokal dalam
pembelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa karena sesuai dengan
lingkungan dan karakter siswa. Harapannya, selain kognitif, sikap atau afektif
siswa juga dapat meningkat dengan baik.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Tujuan utama
PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani
proses belajar di dalam kelas.

3.2 Saran
Demikianlah Tugas yang dapat kami susun, semoga bermanfaat untuk kita semua dan
pastinya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon partisipasinya untuk
memberi saran dalam menelaah makalah ini lebih jauh.

Anda mungkin juga menyukai