Oleh:
Muhammad Jafis (2210115310003)
Puji syukur kehadirat allah yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun lainnya yang sangat sederhana. Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan
terimakasih kepada pembimbing kuliah ini Ibu Dr.Sulistiyana,S.Pd., M.Pd., yang telah
membimbing penulis dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
3.1. Metode.........................................................................................................................9
3.2. Desain Penelitian.........................................................................................................9
3.3. Analisis Data...............................................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................10
5.1. Kesimpulan................................................................................................................12
5.2. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR REFERENSI.........................................................................................................13
iii
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan dipandang sebagai alat vital dalam memajukan dan membuat suatu bangsa
menjadi modern, mempunyai ketangguhan dalam menghadapi permasalahan kehidupannya.
Dalam hal ini pendidikan pun dianggap merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas
hidup atau meningkatkan standar hidup suatu bangsa. Pada awalnya pendidikan masih jarang
mendapatkan perhatian dari para ahli ekonomi, karena a) peranan pendidikan dalam ekonomi
nasional dinilai relatif kecil, b) adanya pola pikir yang memandang kemakmuran merupakan
sesuatu yang bersifat material dan fisik, dan c) hasil dari riset ekonomi diperoleh bahwa
pendidikan merupakan sektor yang paling banyak mengeluarkan biaya pajak yang cukup
besar dari pemerintah. (Jones, 1985).
Perhatian itu diantaranya mulai ditunjukkan oleh Adam Smith seorang ahli ekonomi
yang berpendapat bahwa kita merasa berhutang budi pada pendidikan, karena pendidikan
membuat kita menjadi unggul dan intelligent, panjang akal dan memiliki kebiasaan yang
baik. Namun, masih banyak perdebatan yang terjadi mengenai pendapat Adam Smith ini,
salah satunya ialah orang merasa bahwa pengaruh pendidikan pada ekonomi datangnya
kemudian, tidak langsung pada saat itu bisa dirasakan (Vaizey, 1962:19).
Satu hal yang penting terhadap pemikiran baru bahwa pendidikan dianggap sebagai
salah satu bentuk investasi (Human Invesment). Dimana konsep ini menyatakan bahwa orang
yang memiliki keterampilan tertentu, kebiasaan dan pengetahuan dapat mereka jual dalam
1
bentuk untuk memperoleh upah atau gaji, sehingga dapat diperankan sebagai sumber selama
hidup mereka (Jones, 1985). Lebih jauh “human capital” ini dapat dianalogikan sebagai
modal fisik karena kedua-duanya digunakan untuk menghasilkan pendapatan tetap bertahun-
tahun lamanya.
2
3
BAB II KAJIAN TEORITIK
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa manajemen adalah
proses pengelolaan terhadap sumber daya yang dimiliki baik berupa sumber daya insani
maupun sumber daya yang berupa potensi-potensi yang dimiliki guna mencapai tujuan yang
telah direncanakan.
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung
(indirect cost), biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat
pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa
keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang
(opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi
anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diproleh setiap tahun oleh sekolah dari
4
berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang
jumlah dan proporsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya. Serta
dari waktu kewaktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya pengeluaran sekolah dapat
dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa
(unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan agregate biaya pendidikan tingkat
sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan
untuk penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan permurid
merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-
sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pedidikan. Adapun konsep
dasar pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut :
5
Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya
melaksanakan dan dikenal dengan istilah pengurusan bendaharawan.
c. Auditing (Pemeriksaan). Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi
unitunit yang ada didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini
kepada BPK melalui departemen masing-masing. Auditing sangat penting dan
sangat bermanfaat bagi empat pihak, yaitu:
1) Bendaharawan
2) Lembaga yang bersangkutan
3) Bagi Atasan
4) Badan Pemeriksa Keuangan
2. Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan. Secara garis besar
dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
a. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi
hal–hal sebagai berikut :
1) Berkembangnya demokrasi Pendidikan
2) Kebijaksanaan pemerintah
3) Tuntutan akan Pendidikan
4) Adanya inflasi
b. Faktor Internal
1) Tujuan Pendidikan
2) Pendekatan yang digunakan
3) Materi yang disajikan
4) Tingkat dan jenis Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah mengarah pada
perbaikan kualitas hidup masyarakat, dimana peserta didik menjadi individu yang
berkembang sebagai energi masa depan, aset yang sangat berharga, calon penggerak dunia
dan agen pembaruan yang akan berpartisipasi dalam perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi mikro, sekaligus ekonomi makro. Jadi, keuntungan yang dibenarkan itu berada di
luar sekolah, saat siswa lulus menjadi profesional yang matang dan cukup usia menjadi warga
negara produktif membangun kekuatan ekonomi keluarga, masyarakat dan bangsanya.
6
Betapa banyak orang-orang yang pangkat dan jabatannya tinggi, status sosialnya pun
berada pada tingkatan di atas orang-orang kebanyakan, namun memiliki kesamaan sikap
buruk dalam hal penyikapan uang atau benda berharga di lingkunga sekolah. Bukankah sama
status kriminalnya antara seorang miskin yang mencuri uang dengan orang kaya yang
mencuri uang. Pakainya mungkin beda, namanya juga beda, gelar dan pangkat serta status
sosialnya pun barangkali berbeda, tapi tetap mereka berdua sama-sama pencuri. Maka, lebih
baiklah dalam bersikap, utamakanlah perbuatan baik sebagai kepala sekolah dalam
memimpin keuangan dan pola pembiayaan program pendidikan sekolah, angan tergoda untuk
menjadi pencuri harta sekolah, karena itu hanya akan menyamakan status diri dengan
pencuri-pencuri lainnya.
Pola pembiayaan sekolah perlu dirancang dengan kebijakan umum kepala sekolah
dengan mengakomodasi jenis penganggaran sekolah sebagai berikut :
Berdasarkan undang - undang No. 20 tahun 2003 pasal 48 tentang Pengelolaan dana
Pendidikan menyatakan : bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada perinsip
keadilan,efesien, transparansi dan akuntabiltas.
Pembiayaan menurut Indra Bastian (2006:160) bahwa ditinjau dari sudut human capital
(modal manusia) sebagai unsur modal pendidikan diperhitungkan sendiri sebagai faktor
penentu keberhasilan seseorang, baik secara sosial maupun ekonomi. Nilai pendidikan
merupakan asset moral, dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam
7
pendidikan dianggap sebagai upaya pengumpulan dana untuk membiayai operasional dan
pengembangan sektor pendidikan.
Prinsip Manajemen keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia
merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu
aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan
pada NGO lebih merupakan pemeliharaan suatu kendaraan. Apabila kita tidak memberinya
bahan bakar dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan
berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut dapat rusak ditengah
jalan dan gagal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam prakteknya, Manajemen
Keuangan Adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan
organisasi. Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perlulah
kita untuk mengidentifikasi prinsipprinsip manajemen keuangan yang baik.
8
4. Kelangsungan Hidup (Viability). Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di
tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan
dan keberlanjutan keuangan organisasi.
5. Integritas (Integrity). Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang
terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan
keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan
pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan (Stewardship). Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana
yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan
pengelolaan keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan
stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan
sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards). Sistem akuntansi dan keuangan yang
digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti
sistem yang digunakan organisas,
9
BAB III METODOLOGI
1.1. Metode
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Pendekatan
ini memberikan ruang untuk menyelidiki kasus-kasus khusus di beberapa sekolah,
memungkinkan peneliti untuk memahami lebih dalam dinamika dan kompleksitas
manajemen sekolah.
Hasil analisis akan digunakan untuk menyusun gambaran yang komprehensif tentang
permasalahan dan potensi solusi dalam konteks manajemen sekolah. Interpretasi temuan akan
dilakukan dengan merujuk pada kerangka teoritis dan literatur yang relevan.
10
BAB IV PEMBAHASAN
Menurut Jessup dan Valacich (dalam Hidayati et al., 2019), sistem informasi
merupakan kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan telekomunikasi, dimana
si pembuat sistem informasi tersebut membangun, menggunakan, mengumpulkan, membuat
dan mendistribusikan data yang berguna dalam organisasi.
Sistem informasi pada kenyataannya kini sangat berkaitan erat dengan pengolahan
berbasis komputer, karena output yang dihasilkan akan sangat akurat dan efektif. Maka
sistem informasi saat ini tidak akan pernah lepas dari istilah komputer-based (Sudjiman &
Sudjiman, 2020).
Manajemen pembiayaan sekolah adalah suatu hal penting dalam proses pembiayaan
pada satuan pendidikan. Hal ini tentu menuntut sekolah untuk mempunyai kemampuan dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi sampai dengan mempertanggung-jawabkan
pembiayaan tersebut (Afriansyah, 2019) secara akuntabel dan transparan (Rahmanto, 2021).
Sekolah dituntut pula untuk mengelola pembiayaan secara efektif dan efisien (Nafisah &
Widiyanto, 2017). Maka, dengan dimanfaatkannya sistem informasi pada manajemen
pembiayaaan sekolah, akan sangat mempermudah pekerjaan sekolah untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan tersebut.
11
kesiswaan, peningkatan profesional guru, administrasi serta pengawasan. Dalam pengawasan
pengelolaan keuangan sekolah, semestinya dilakukan pada semua tahap pengelolaan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan (Rahayu, 2019).
12
BAB V KESIMPULAN
1.1. Kesimpulan
Penggunaan beberapa aplikasi dan media yang berbeda-beda, akan rentan pada data
yang tidak sinkron serta dokumentasi yang terpisah dan tidak padu. Sekolah dapat
mengembangkan aplikasi pengelola keuangan berbasis web yang terintegrasi, bersama pihak
yang berkompeten, agar pemanfaatan sistem informasi dapat terus teroptimalkan seiring
kemajuan teknologi.
1.2. Saran
13
DAFTAR REFERENSI
1,2,11,3–10
14