Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA


PUSAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
( PKBM )

Oleh :
TIARA INTAN PERMANTI

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah.SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang konsep dasar
PKBM ini dengan baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu kita dalam mempertajam
pemahaman tentang konsep dasar PKBM supaya dapat menjadi pengetahuan bagi kita
mengenai beberapa lembaga pendidikan orang dewasa, guna mencerdaskan,
memedayakan, dan membangun masyarakat yang cerdas dan bermartabat. Selain itu,
makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi taruna dan taruni politeknik
ahli usaha perikanan khususnya prodi penyuluhan perikanan, menurut landasan teori yang
tersaji dalam makalah ini.
Demikian, saya ucapkan terimakasih bagi para pembaca dan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanafaat bagi kita
semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan Non-formal
adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Diselenggarakannya PKBM adalah sebagai
tempat bagi warga untuk memperoleh dan keterampilan dengan memanfaatkan sarana
prasarana dan segala potensi yang ada disekitar lingkungan masyarakat, karena didalamnya
menyediakan berbagai macam jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa PKBM adalah wadah berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat untuk menggerakkan
pembangunan dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, milik
masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memeperluas kebutuhan belajar
masyarakat.
Oleh karena itu, saya membuat makalah tentang PKBM, supaya taruna aup mengetahui
konsep dasar tentang PKBM, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan program-
program PKBM secara nyata, guna mencerdaskan dan memerdayakan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah PKBM itu ?
 Mengapa PKBM diadakan?
 Apa saja program-program PKBM ?
 Apa manfaat PKBM ?
 Apa saja kompenen-kompenen PKBM ?

1.3 Tujuan

TujuanMakalah ini dibuat untuk menambah wawasan pembaca tentang PKBM, serta sebagai
landasan awal bagi taruna aup untuk mengembangkan PKBM guna memerdayakan dan
mencerdaskan masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Filosofi PKBM

Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini berarti
bahwa PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat (Community Based Institution).
Dari masyarakat sebagai filosofi, berarti pendirian PKBM haruslah selalu merupakan inisiatif
dari masyarakat itu sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan
mutu kehidupannya melalui suatu proses-proses transformasional dan pembelajaran.
Inisiatif ini dapat saja dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM dan hal-
hal lainnya tentang PKBM kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh
pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. Dalam hal pendirian
suatu PKBM peran pemerintah ataupun pihak lain diluar komunitas tersebut hanyalah
berupa proses sosialisasi, motivasi, stimulasi dan pelatihan untuk memperkenalkan PKBM
secara utuh dan membuka perspektif serta wawasan dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam membentuk PKBM serta dalam pengembangan selanjutnya. Proses
sosialisasi ini hendaknya tidak mengambil alih inisiatif pendirian yang harus murni datang
dari kesadaran, kemauan dan komitmen anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat
penting demi menjaga perkembangan PKBM itu secara sehat yang dikemudian hari akan
sangat menentukan kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut.
Oleh masyarakat sebagai filosofi, berarti penyelenggaraan dan pengembangan serta
keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat itu sendiri. Ini juga
bermakna adanya semangat kemandirian dan kegotongroyongan dalam penyelenggaraan
PKBM. Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak harus menunggu kelengkapan
ataupun kecanggihan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan tidak
harus menunggu ada atau tidaknya ijin legal dari pemerintah setempat. PKBM dapat saja
berlangsung dalam kesederhanaan apapun yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Penyelenggaraan PKBM harus didasarkan dan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh
suatu masyarakat.
Untuk Masyarakat, berarti bahwa keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi
kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga bahwa
pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti menutup
kemungkinan anggota masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk dapat turut serta
mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan
tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi
masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada
masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subyek dan
obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.

2.2 Definisi PKBM


Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan prakarsa pembelajaran
masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. PKBM adalah suatu institusi
yang berbasis masyarakat (Community Based Institution). Terminologi PKBM dari
masyarakat, berarti bahwa pendirian PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri.
Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu kehidupan
melalui suatu proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh
suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun
oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. Oleh masyarakat, berarti bahwa penyelenggaraan,
pengembangan, dan keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat
itu sendiri. 
Ini juga bermakna adanya semangat kebersamaan, kemandirian, dan
kegotongroyongan dalam pengelolaan PKBM serta penyelenggaraan berbagai program
pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat, berarti bahwa
keberadaan PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan masyarakat
tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga didasarkan pada pemilihan program-
program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau pemberdayaan masyarakat. Hal ini
tidak menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar komunitas tersebut ikut serta
dalam berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Masyarakat
bertindak sekaligus sebagai subjek dan objek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh PKBM.
PKBM sebagai akronim dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, mempunyai makna
yang strategis. Berbagai simbolis makna dari akronim PKBM dapat dijelaskan sebagai
berikut.Pusat, berarti bahwa penyelenggaraan PKBM haruslah terkelola dan terlembagakan
dengan baik. Hal ini sangat penting untuk efektivitas pencapaian tujuan, mutu
penyelenggaraan program-program, efisiensi pemanfaatan sumber-sumber, sinergitas antar
berbagai program dan keberlanjutan keberadaan PKBM itu sendiri. Hal ini juga berkaitan
dengan kemudahan untuk dikenali dan diakses oleh seluruh anggota masyarakat untuk
berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja sama dengan berbagai pihak baik yang berada di
wilayah keberadaan PKBM tersebut, maupun dengan berbagai pihak di luar wilayah tersebut
misalnya pemerintah, lembaga nasional maupun internasional, dan sebagainya.
Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat, serta PKBM selalu dinamis, kreatif dan
produktif melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif bagi masyarakat setempat.
Kegiatan-kegiatan inilah yang merupakan inti dari keberadaan PKBM, yang tentunya juga
sangat tergantung pada konteks kebutuhan dan situasi kondisi masyarakat setempat.
Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM harus
merupakan kegiatan yang mampu memberikan dan menciptakan proses transformasi
peningkatan kapasitas serta perilaku anggota komunitas tersebut ke arah yang lebih positif.
Belajar dapat dilakukan oleh setiap orang selama sepanjang hayat di setiap kesempatan yang
dapat dilakukan dalam berbagai dimensi kehidupan. Belajar dapat dilakukan dalam
kehidupan berkesenian, beragama, berolahraga, adat istiadat dan budaya, ekonomi, sosial,
politik dan sebagainya. Dengan demikian, PKBM merupakan suatu institusi terdepan yang
langsung berada di tengah-tengah masyarakat yang mengelola dan mengimplementasikan
konsep belajar sepanjang hayat.
Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah usaha bersama masyarakat untuk
memajukan dirinya sendiri (self help) secara bersama-sama sesuai dengan ukuran nilai dan
norma masyarakat itu sendiri akan makna kehidupan. Dengan demikian, ciri-ciri suatu
masyarakat akan sangat kental mewarnai suatu PKBM baik mewarnai tujuan, pilihan dan
disain program, kegiatan yang diselenggarakan, budaya yang dikembangkan dalam
kepemimpinan dan pengelolaan kelembagaannya, keberadaan penyelenggara maupun
pengelola PKBM haruslah mencerminkan peran dan fungsi seluruh anggota masyarakat
tersebut.

2.3 Kompenen PKBM


 Komunitas Binaan/Sasaran
Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran
pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu
ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi tertentu.
 Peserta Didik
Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya yang
dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program pembelajaran yang
ada di lembaga.
 Pendidik/Tutor/Instruktur/Narasumber 
Teknis Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari warga
komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab langsung atas proses
pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di lembaga.
 Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat yang dipilih
oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan program di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh
pelaksanaan program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program/kegiatan adalah
mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program tertentu yang ada
di PKBM.

 Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga yang
memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan dalam
komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut
berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu
PKBM.

2.4 Parameter PKBM

1. Partisipasi masyarakat (Community participation)


Salah satu ukuran kemajuan suatu PKBM adalah kualitas dan kuantitas partisipasi
masyarakat dalam perencanaan, pendirian, penyelenggaraan, dan pengembangan
PKBM. Semakin tinggi jumlah anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam suatu
PKBM maka semakin tinggi pula capaian keberhasilan dan kemajuan PKBM tersebut.
Demikian juga, semakin tinggi mutu keterlibatan masyarakat setempat dalam suatu
PKBM menggambarkan semakin tinggi kemajuan suatu PKBM. Semakin tinggi tingkat
partisipasi masyarakat dalam suatu PKBM, akan terlihat dalam setiap proses
manajemen yang ada baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian maupun dalam berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di PKBM
tersebut. Partisipasi masyarakat juga dapat ditunjukkan dalam dukungan dalam
penyediaan sarana dan prasarana, dana, tenaga personalia, ide/ gagasan, dan
sebagainya.

2. Manfaat bagi masyarakat (Impact)


Parameter berikutnya untuk mengukur tingkat kemajuan suatu PKBM adalah manfaat
bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah seberapa besar
PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan mutu
kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa peningkatan
pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan, perbaikan perilaku,
peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, penciptaan keharmonisan dan
lain-lain.

3. Mutu dan relevansi program


Mutu dan relevansi program yang diselenggarakan oleh PKBM merupakan parameter
berikutnya bagi kemajuan suatu PKBM. Untuk menilai mutu dan relevansi program
yang diselenggarakan, perlu memperhatikan input, proses, dan output dalam
pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi program pembelajaran
yang diselenggarakan telah banyak dikembangkan model-model pengukuran dan
evaluasi pendidikan serta evaluasi mutu pengelolaan lembaga secara umum,
misalnya Manajemen Mutu Total (Total Quality Management atau TQM), seri
International Standard Organization (ISO) dan lain-lain.

4. Kemandirian dan Keberlanjutan lembaga (Sustainability)


Kemandirian dalam batasan ini adalah kemampuan PKBM untuk tetap berjalan
dengan baik melaksanakan berbagai program tanpa harus bergantung kepada
berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan keberlanjutan
lembaga di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan terus-menerus
melaksanakan seluruh program sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat.
Untuk meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan lembaga perlu dikembangkan
sistem pendanaan yang lebih mandiri dan berkelanjutan, meningkatkan kemampuan
lembaga dalam melakukan inovasi program, membangun sistem manajemen yang
baik, melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, serta
melakukan sistem kaderisasi kepemimpinan yang baik.

2.5 Karakter PKBM

Karakter PKBM menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh kegiatan
PKBM. Untuk membangun PKBM yang baik maka karakter harus terus dibentuk dan
diperkuat PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan dan berkembang
dalam mencapai tujuannya. Ada 9 karakter yang harus dimiliki dan dikembangkan di
PKBM yaitu:
1. Kepedulian terhadap masyarakat marginal yang serba kekurangan;
2. Kemandirian penyelenggaraan;
3. Kebersamaan dalam kemajuan;
4. Kebermaknaan setiap program dan kegiatan;
5. Kemitraan dengan semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi;
6. Fleksibilitas penyelenggaraan program;
7. Profesionalisme pengelolaan lembaga;
8. Transparansi dan akuntabilitas pertanggungjawaban program dan lembaga;
9. Pembaharuan secara terus-menerus (continuous improvement).

2.6 Penetapan Visi dan Misi

PKBM sebagai satuan pendidikan nonformal dan wadah pembelajaran masyarakat


harus menetapkan visi dan misi yang jelas untuk pendidikan atau pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan fungsi dan perannya. Visi dan misi lembaga tersebut
dirumuskan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Visi :
1. Sebagai cita-cita ideal lembaga yang ditetapkan oleh semua pihak yang
berkepentingan yang akan dicapai pada masa yang akan datang;
2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada seluruh elemen di
PKBM;
3. Mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan pemberdayaan masyarakat.
b. Misi :
1. Program strategis yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu;
2. Dasar-dasar penentuan sasaran, program, dan kegiatan pokok PKBM;
3. Menekankan pada mutu layanan peserta didik, output, dan outcome yang
diharapkan oleh PKBM;
4. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program PKBM;
5. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan pada
penyelenggara PKBM.

2.7 Tujuan PKBM

Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya


peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang
mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini
oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari
suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM
tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM.
Mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi kehidupan
itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, sosial, ekonomi, kesehatan, mentalitas dan
kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang hanya menonjolkan
satu atau dua dimensi saja. Sementara dimensi lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada
juga komunitas yang mencoba memandang penting semua dimensi. Ada komunitas yang
menganggap suatu dimensi tertentu merupakan yang utama sementara komunitas
lainnya bahkan kurang memperhatikan dimensi tersebut.
Untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang secara umum dapat diterima
oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa konsep
seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini
menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan
indeks ini, kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu komunitas
relatif dengan komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga kita dapat
memonitor kemajuan upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas tertentu
secara kuantitatif. Suatu PKBM dapat saja memanfaatkan indeks tersebut sebagai wahana
dalam merumuskan tujuannya.

 2.8 Bidang Kegiatan PKBM

Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas,
dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang dicakup
oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu sendiri.
Khusus untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman
PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu
bidang kegiatan pembelajaran (learning activities), bidang kegiatan usaha ekonomi
produktif (business activities) dan bidang kegiatan pengembangan
masyarakat (community development activities).
Bidang kegiatan pembelajaran adalah semua kegiatan yang merupakan proses
pembelajaran bagi anggota komunitas dan berupaya melakukan transformasi
kemampuan/kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual, watak dan kepribadian meliputi
aspek kognisi, afeksi dan psikomotorik Pembelajaran juga mencakup seluruh kalangan
baik dari usia dini sampai lanjut usia, pria dan wanita, dan semua orang tanpa terkecuali. 
Yang termasuk dalam bidang kegiatan ini antara lain : (1) Program Pendidikan Anak Usia
Dini, (2) Program Pendidikan Kesetaraan SD (Paket A), SMP (Paket B), SMA (Paket C), (3)
Program pendidikan Mental dan Spiritual, (4) Program Pendidikan Keterampilan, (5)
Program Pendidikan Vokasional, (6) Program Pendidikan Kewargnegaraan, (7) Program
Pendidikan Kerumahtanggaan, (8) Program Pendidikan Kewiraushaan, (9) Program
Pendidikan Seni dan Budaya, (10) Program Pendidikan Hobi dan Minat, (11) Pendidikan
Keaksaraan Fungsional.
Bidang kegiatan usaha ekonomi produktif mencakup semua kegiatan yang berkaitan
dengan upaya peningkatan kapasitas/pemberdayaan ekonomi anggota komunitas.
Didalamnya mencakup semua program antara lain unit usaha PKBM, Kelompok Belajar
Usaha masyarakat, pengembangan usaha warga masyarakat, kerjasama dan jaringan
usaha masyarakat, upaya-upaya peningkatan produktivitas masyarakat, penciptaan
lapangan kerja baru dan sebagainya. Didalamnya juga meliputi seluruh aspek usaha mulai
dari pembangunan usaha baru, perluasan pemasaran, pengembangan permodalan,
peningkatan mutu, peningkatan kemampuan manajemen usaha, peningkatan
kemampuan inovasi dan perancangan produk dan sebagainya.
Bidang pengembangan komunitas mencakup berbagai kegiatan dalam rangka
penguatan kapasitas komunitas tersebut sebagai suatu kelompok/komunal. Didalamnya
tercakup berbagai jenis kegiatan seperti penguatan sarana/prasarana/infrastruktur fisik,
pembangunan dan pengembangan sistem yang digunakan dalam komunitas, Penguatan
kohesivitas diantara masyarakat, perbaikan dan pengembangan lingkungan, penyuluhan
hukum, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain.

2.9 proses pembentukan PKBM

Pada prinsipnya Pusat Kegiatan Belajar Msyarakat (PKBM) dibentuk dari, oleh, dan
untuk masyarakat dengan memperhatikan segala potensi yang ada disekitarnya. Oleh
karena itu dalam proses pembentukan dan penyelenggaraannya lebih menggunakan
metode/pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal) yang secara garis besar
prinsip-prinsipnya meliputi : Belajar dari masyarakat, masyarakat sebagai subyek,
saling memebelajarkan, pemberdayaan masyarakat, mengenai potensi dan
penyadaran, rumusan masalah dan penentuan prioritas, identifikasi pemecahan
masalah,pemilihan alternative pemecahan, perencanaan dan penyajian rencana
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan supervise, dan evaluasi. Sebagai
bentuk aplikasi prinsip-prinsip PRA tersebut, maka dalam proses pembentukan
maupun penyelenggaraan di PKBM adalah :
1. Pendekatan terhadap masyarakat
2. Identifikasi kebutuhan PKBM
3. Merumuskan hasil identifikasi
4. Pelakasanaan kegiatan
5. Evaluasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini merupakan salah satu alternatif
yang dipilih dan dijadikan sebagi ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini
selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan PKBM, maka
akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini belum
dikembangkan secara maksimal. PKBM diarahkan untuk mengembangkan
potensi-potensi tersebut menjadi bermafaat bagi kehidupannya. Agar mampu
mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

3.2 Saran
Diharapkan Pengurus dapat membangun dan mengembangkan PKBM guna
memerdayakan dan mencerdaskan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai