Oleh :
TIARA INTAN PERMANTI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah.SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang konsep dasar
PKBM ini dengan baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu kita dalam mempertajam
pemahaman tentang konsep dasar PKBM supaya dapat menjadi pengetahuan bagi kita
mengenai beberapa lembaga pendidikan orang dewasa, guna mencerdaskan,
memedayakan, dan membangun masyarakat yang cerdas dan bermartabat. Selain itu,
makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi taruna dan taruni politeknik
ahli usaha perikanan khususnya prodi penyuluhan perikanan, menurut landasan teori yang
tersaji dalam makalah ini.
Demikian, saya ucapkan terimakasih bagi para pembaca dan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanafaat bagi kita
semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan Non-formal
adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Diselenggarakannya PKBM adalah sebagai
tempat bagi warga untuk memperoleh dan keterampilan dengan memanfaatkan sarana
prasarana dan segala potensi yang ada disekitar lingkungan masyarakat, karena didalamnya
menyediakan berbagai macam jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa PKBM adalah wadah berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat untuk menggerakkan
pembangunan dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, milik
masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memeperluas kebutuhan belajar
masyarakat.
Oleh karena itu, saya membuat makalah tentang PKBM, supaya taruna aup mengetahui
konsep dasar tentang PKBM, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan program-
program PKBM secara nyata, guna mencerdaskan dan memerdayakan masyarakat.
1.3 Tujuan
TujuanMakalah ini dibuat untuk menambah wawasan pembaca tentang PKBM, serta sebagai
landasan awal bagi taruna aup untuk mengembangkan PKBM guna memerdayakan dan
mencerdaskan masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini berarti
bahwa PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat (Community Based Institution).
Dari masyarakat sebagai filosofi, berarti pendirian PKBM haruslah selalu merupakan inisiatif
dari masyarakat itu sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan
mutu kehidupannya melalui suatu proses-proses transformasional dan pembelajaran.
Inisiatif ini dapat saja dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM dan hal-
hal lainnya tentang PKBM kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh
pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. Dalam hal pendirian
suatu PKBM peran pemerintah ataupun pihak lain diluar komunitas tersebut hanyalah
berupa proses sosialisasi, motivasi, stimulasi dan pelatihan untuk memperkenalkan PKBM
secara utuh dan membuka perspektif serta wawasan dan langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam membentuk PKBM serta dalam pengembangan selanjutnya. Proses
sosialisasi ini hendaknya tidak mengambil alih inisiatif pendirian yang harus murni datang
dari kesadaran, kemauan dan komitmen anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat
penting demi menjaga perkembangan PKBM itu secara sehat yang dikemudian hari akan
sangat menentukan kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut.
Oleh masyarakat sebagai filosofi, berarti penyelenggaraan dan pengembangan serta
keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat itu sendiri. Ini juga
bermakna adanya semangat kemandirian dan kegotongroyongan dalam penyelenggaraan
PKBM. Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak harus menunggu kelengkapan
ataupun kecanggihan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan tidak
harus menunggu ada atau tidaknya ijin legal dari pemerintah setempat. PKBM dapat saja
berlangsung dalam kesederhanaan apapun yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Penyelenggaraan PKBM harus didasarkan dan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh
suatu masyarakat.
Untuk Masyarakat, berarti bahwa keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi
kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga bahwa
pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti menutup
kemungkinan anggota masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk dapat turut serta
mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan
tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi
masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada
masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subyek dan
obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga yang
memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan dalam
komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut
berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu
PKBM.
Karakter PKBM menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh kegiatan
PKBM. Untuk membangun PKBM yang baik maka karakter harus terus dibentuk dan
diperkuat PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan dan berkembang
dalam mencapai tujuannya. Ada 9 karakter yang harus dimiliki dan dikembangkan di
PKBM yaitu:
1. Kepedulian terhadap masyarakat marginal yang serba kekurangan;
2. Kemandirian penyelenggaraan;
3. Kebersamaan dalam kemajuan;
4. Kebermaknaan setiap program dan kegiatan;
5. Kemitraan dengan semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi;
6. Fleksibilitas penyelenggaraan program;
7. Profesionalisme pengelolaan lembaga;
8. Transparansi dan akuntabilitas pertanggungjawaban program dan lembaga;
9. Pembaharuan secara terus-menerus (continuous improvement).
Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas,
dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang dicakup
oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu sendiri.
Khusus untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman
PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu
bidang kegiatan pembelajaran (learning activities), bidang kegiatan usaha ekonomi
produktif (business activities) dan bidang kegiatan pengembangan
masyarakat (community development activities).
Bidang kegiatan pembelajaran adalah semua kegiatan yang merupakan proses
pembelajaran bagi anggota komunitas dan berupaya melakukan transformasi
kemampuan/kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual, watak dan kepribadian meliputi
aspek kognisi, afeksi dan psikomotorik Pembelajaran juga mencakup seluruh kalangan
baik dari usia dini sampai lanjut usia, pria dan wanita, dan semua orang tanpa terkecuali.
Yang termasuk dalam bidang kegiatan ini antara lain : (1) Program Pendidikan Anak Usia
Dini, (2) Program Pendidikan Kesetaraan SD (Paket A), SMP (Paket B), SMA (Paket C), (3)
Program pendidikan Mental dan Spiritual, (4) Program Pendidikan Keterampilan, (5)
Program Pendidikan Vokasional, (6) Program Pendidikan Kewargnegaraan, (7) Program
Pendidikan Kerumahtanggaan, (8) Program Pendidikan Kewiraushaan, (9) Program
Pendidikan Seni dan Budaya, (10) Program Pendidikan Hobi dan Minat, (11) Pendidikan
Keaksaraan Fungsional.
Bidang kegiatan usaha ekonomi produktif mencakup semua kegiatan yang berkaitan
dengan upaya peningkatan kapasitas/pemberdayaan ekonomi anggota komunitas.
Didalamnya mencakup semua program antara lain unit usaha PKBM, Kelompok Belajar
Usaha masyarakat, pengembangan usaha warga masyarakat, kerjasama dan jaringan
usaha masyarakat, upaya-upaya peningkatan produktivitas masyarakat, penciptaan
lapangan kerja baru dan sebagainya. Didalamnya juga meliputi seluruh aspek usaha mulai
dari pembangunan usaha baru, perluasan pemasaran, pengembangan permodalan,
peningkatan mutu, peningkatan kemampuan manajemen usaha, peningkatan
kemampuan inovasi dan perancangan produk dan sebagainya.
Bidang pengembangan komunitas mencakup berbagai kegiatan dalam rangka
penguatan kapasitas komunitas tersebut sebagai suatu kelompok/komunal. Didalamnya
tercakup berbagai jenis kegiatan seperti penguatan sarana/prasarana/infrastruktur fisik,
pembangunan dan pengembangan sistem yang digunakan dalam komunitas, Penguatan
kohesivitas diantara masyarakat, perbaikan dan pengembangan lingkungan, penyuluhan
hukum, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain.
Pada prinsipnya Pusat Kegiatan Belajar Msyarakat (PKBM) dibentuk dari, oleh, dan
untuk masyarakat dengan memperhatikan segala potensi yang ada disekitarnya. Oleh
karena itu dalam proses pembentukan dan penyelenggaraannya lebih menggunakan
metode/pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal) yang secara garis besar
prinsip-prinsipnya meliputi : Belajar dari masyarakat, masyarakat sebagai subyek,
saling memebelajarkan, pemberdayaan masyarakat, mengenai potensi dan
penyadaran, rumusan masalah dan penentuan prioritas, identifikasi pemecahan
masalah,pemilihan alternative pemecahan, perencanaan dan penyajian rencana
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan supervise, dan evaluasi. Sebagai
bentuk aplikasi prinsip-prinsip PRA tersebut, maka dalam proses pembentukan
maupun penyelenggaraan di PKBM adalah :
1. Pendekatan terhadap masyarakat
2. Identifikasi kebutuhan PKBM
3. Merumuskan hasil identifikasi
4. Pelakasanaan kegiatan
5. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini merupakan salah satu alternatif
yang dipilih dan dijadikan sebagi ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini
selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan PKBM, maka
akan banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang selama ini belum
dikembangkan secara maksimal. PKBM diarahkan untuk mengembangkan
potensi-potensi tersebut menjadi bermafaat bagi kehidupannya. Agar mampu
mengembangkan potensi-potensi tersebut, maka diupayakan kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan di PKBM bervariasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
3.2 Saran
Diharapkan Pengurus dapat membangun dan mengembangkan PKBM guna
memerdayakan dan mencerdaskan masyarakat.