Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

“TAHAPAN-TAHAPAN STRATEGI PMI”

Dosen Pengampu: Dr. ST. Aisyah BM., M.Sos.I

DI SUSUN OLEH:

KAHAR
50300118052

ANDI MUTIA MAKKAWARU


50300120020

KELAS 4 PMI A

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT., yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah “Strategi PMI”
dengan judul “Tahapan-Tahapan Strategi PMI”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang. Penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gowa, 13 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL ………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1
C. Tujuan …………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 3

A. Tahapan-Tahapan dalam Strategi Pengembangan Masyarakat


Islam ……………………………………………………………………… 3

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 7

A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 7
B. Saran ……………………………………………………………………... 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberdayaan atau pengembangan masyarakat menjadi salah satu upaya


yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup penduduk. Proses ini dapat
terjadi jika masyarakat ikut berpartisipasi. Pemberdayaan ini dapat diterapkan
dalam berbagai bidang, misalnya sosial atau ekonomi. Biasanya, pola
pemberdayaan disesuaikan dengan latar belakang masyarakat yang akan
diberdayakan atau dikembangkan.

Pemberdayaan atau pengembangan masyarakat merupakan hal yang


penting. Sebab, tidak semua masyarakat memiliki kesejahteraan yang sama.
Masyarakat yang sejahtera memiliki kemandirian untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Sementara itu, masyarakat yang kurang sejahtera memerlukan bantuan
pihak lain seperti pemerintah, orang dermawan, dan lainnya, untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Pengembangan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya


(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat.
Pengembangan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang
bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru
dalam pembangunan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat disimpulkan


rumusan masalahnya adalah “Bagaimana tahapan-tahapan strategi dalam
pengembangan masyarakat islam?”.
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya maka dapat disimpulkan tujuan


makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana tahapan-tahapan
strategi pengembangan masyarakat islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan-Tahapan dalam Strategi Pengembangan Masyarakat Islam

Pemberdayaan atau pengembangan masyarakat memiliki tujuh tahapan


atau langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):

1. Tahap Persiapan.
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama,
penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa
dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang
pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
2. Tahapan pengkajian (assessment).
Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual
melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas
harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel
needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan.
Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah
yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat dilakukan.
4. Tahap pemfomalisasi rencana aksi.
Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok
untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang
mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping
itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke
dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan
proposal kepada penyandang dana.
5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan.
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan
program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan
masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang
sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di
lapangan.
6. Tahap evaluasi.
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program
pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan
dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas
untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat
membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
7. Tahap terminasi.
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus
segera berhenti. Pada tahapan terakhir, proyek harus berhenti. Sebab,
masyarakat yang diberdayakan sudah mampu mengubah kondisi yang
sebelumnya buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mereka sudah
bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

Menurut Hogan (2000) dalam bukunya Isbandi R Adi (2002) proses


pemberdayaan yang berkesinambungan memiliki empat tahapan, yaitu:

1. Menghadirkan pengalaman yang memberdayakan dan tidak


memberdayakan
2. Mendiskusikan mengapa terjadi pemberdayaan
3. Mengidentifikasikan suatu masalah atau proyek
4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna (Adi, 2002: 173).

Yang paling utama dalam proses pemberdayaan masyarakat adalah


pemberian kewenangan dan pengembangan kapasitas masyarakat, kedua unsur
tersebut tidak bisa dipisahan karena apabila masyarakat telah memperoleh
kewenangan tetapi tidak atau belum mempunyai kapasitas untuk menjalankan
kewenangan tesebut maka hasilnya juga tidak akan optimal (Soetomo, 2013:88).

Menurut Fahrudin (2012:96-97), pemberdayaan masyarakat adalah upaya


untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang dilakukan dengan upaya
sebagaiberikut:

1. Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan


potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu
dengan cara mendorong (encourage), memotivasi dan membangkitkan
kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya.
2. Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dengan memperkuat potensi
atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-
langkah nyata seperti penyediaan berbagai masukan (input) serta
pembukaan akses kepada berbagai peluang yang dapat membuat
masyarakat menjadi makin berdayaan.
3. Protecting, yaitu melindungi kepentingan dengan mengembangkan
sistem perlindungan bagi masyarakat yang menjadi subjek
pengembangan. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah
menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang berdayaan dalam
menghadapi yang kuat. Melindungi dalam hal ini dilihat sebagai upaya
untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta
eksploitasi yang kuat atas yang lemah

Memberdayakan masyarakat memerlukan beberapa rangkaian proses yang


panjang, agar masyarakat menjadi terberdaya (sejahtera). Pemberdayaan sendiri
merupakan suatu proses, yang mana memiliki fungsi sebagai power dalam
pencapaian tujuan, yakni sebuah pengembangan diri. Menurut Saraswati (1997)
yang dikutip oleh Alfitri (2011) pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut:
1. Learning by doing, artinya pemberdayaan adalah sebagai proses belajar
dan ada suatu tindakan konkrit yang terus menerus dan dampaknya dapat
terlihat.
2. Problem solving, pemberdayaan harus mampu memberikan pemecahan
masalah (solusi) yang dirasa krusial dengan cara dan waktu yang tepat.
3. Self evaluation, pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau
kelompok untuk mampu melakukan evaluasi secara mandiri.
4. Self development and coordination, pemberdayaan harus
mampu mendorong seseorang atau kelompok untuk melakukan
pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain
secara luas.
5. Self selection, suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan
penilaian secara mandiri dalam menetapkan langkah kedepan.
6. Self decisim, dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki
tindakan kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri

Keenam unsur diatas merupakan suatu pembiasaan untuk berdaya, jika


dilakukan secara terus menerus akan memberi pengaruh semakin lama semakin
kuat dan jika sudah kuat diharapkan terjadi roses pemberdayaan yang efektif
secara mandiri (Alfitri, 2011:24).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberdayaan atau pengembangan masyarakat memiliki tujuh tahapan


atau langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan, pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan,
yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan
masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua
penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-
direktif.
2. Tahapan pengkajian (assessment), pada tahapan ini yaitu proses
pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi
masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya
yang dimiliki klien.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, pada tahapan ini
petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka
hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
4. Tahap pemfomalisasi rencana aksi, pada tahapan ini agen perubahan
membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan
program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, dalam upaya
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai
kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah
dikembangkan.
6. Tahap evaluasi, evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.
7. Tahap terminasi, tahapan terakhir proyek harus berhenti. Sebab,
masyarakat yang diberdayakan sudah mampu mengubah kondisi yang
sebelumnya buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mereka sudah
bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, Adi. 2012. Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas


Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility)(Tanggungjawab


Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali press.

Suharto, Edi. 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Bandung:


Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai