Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. M.Harisul Wahyi A.Fakar (23561031)

2. Naufal Izza Aptri Saputra (23561044)

3. Melsa Triana (23561038)

4. Nandini Titi Rahayu (23561042)

5. Indah Mutiara (23561023)

Dosen Pengampu:
Dr. Sumarto, M.Pd.I

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN AJARAN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….i

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………1

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………...2

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling………………………………………...2


2. Persamaan dan perbedaan Bimbingan dan Konseling………………………...6
3. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling………………………………….....7

BAB 3 KESIMPULAN………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………11

i
BAB 1

PENDAHULUAN

Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan manusia seutuhnya serta


tidak terhindar dari berbagai sumber rintangan dan kegagalan tersebut perlu di selenggarakan
secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia,baik didunia maupun di
akhirat. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan
penyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam itu. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
merupakan unsur yang perlu di padukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik di
sekolah, maupun di luar sekolah1.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang terpadu yang tidak
dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan pendidikan dan mencakup seluruh tujuan dan fungsi
tujuan bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal tersebut, upaya layanan bimbingan dan
konseling hendaknya memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima dirinya, mengenal
dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan,
mengarahkan dan mewujudkan diri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang di
inginkan di masa depan, oleh karena itu keberadaan layanan bimbingan dan konseling sangat
penting dan sangat dibutuhkan dalam sebuah lembaga pendidikan. Berdasarkan Pasal 27
Peraturan Pemerintah No 29 tahun 1990, bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangkan menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan2.

1
Prayitno dan Erman Amti, Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling,(Jakarta:Rineka Cipta, 2004), h.32-33
2
Sumarto dan Emmi Kholilah, Bimbingan Konseling, (Jambi Selatan: Pustaka Ma’rif, 2020), h. 5

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Bimbingan Pengertian Bimbingan

Berasal dari kata guidance yang merupakan penggalan kata dari kata guide yang
mempunyai arti menunjukkan, mengarahkan, mengatur, memimpin, menuntun, memberi
nasihat. Pada kenyataanya bimbingan mempunyai pengertian yang sangat beragam. Saat
memahami pengertian bimbingan sebenanrya terdapat beberapa kata kunci yaitu,
bantuan, proses dan memahami diri sendiri dan lingkungan.

Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya bing


sejak awalabad ke-20, yaitu sebagaimana telah disinggung di atas, sejak sebelum
dimulainya bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu,
rumusan demi rumusan tentang bimbingan bermuculan sesuai dengan perkembangan
pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu iu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para
peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan tersebut dikemukakan sebagai berikut:

a) Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya itu (Frank Parson, dalam Jones, 1951).
b) bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas
kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau
dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui
mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap
sekolah dan terhadap kehidupan. (Dunsnoot & Miller, dalam McDaniel, 1969),
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri. (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959).
c) Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna
membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan
mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh

2
pengalaman pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
masyarakat. (Lefever, dalam McDaniel, 1959).
d) Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna
membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-
interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik. (Smith, dalam
McDaniel, 1959).Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki laki
atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan
menanggung bebannya sendiri. (Crow & Crow, 1960).
e) bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikuti
kegiatan yang berguna. (Tiedeman, dalamBernard & Fullmer, 1969).
f) Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempat pribadi dan layanan staf ahli dengan
cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demora (Mortensen &
Schmuller, 1976)
g) Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu. (Bernard & Falm nis1969).
h) Bimbingan sebagai pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar
yang sistematik. (Mathewson, dalam Bernard & Fullmer, 1969).
i) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-
pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana, Bantuan itu berdasarkan atas
prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih
jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan
membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan.
(Jones, Staffire & Stewart, 1970)3.

Berdasarkan butir-butir pokok tersebut maka yang dimaksud dengan bimbingan


adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang
3
Prayitno dan Erman Amti.Op.Cit , h.93-94

3
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang
dibimbing dapat mengem- bangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan;
berdasarkan norma-norma yang berlaku4.

2. Pengertian Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu "consilium"
yang berarti "dengan" atau "bersama" yang dirangkai dengan "menerima" atau
"memahami". Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari
"sellan" yang berarti "menyerahkan" atau "menyampaikan".

Apakah yang dimaksud dengan konseling? Tidak mudah menjawab pertanyaan


ini, apalagi jika jawaban itu harus dapat diterima dan memuaskan semua pihak yang
berkepentingan dengan istilah tersebut. Sebagaimana istilah bimbingan, istilah konseling
pun mengalami perubahan dan perkembangan. Kutipan di bawah ini menampilkan
perkembangan sejumlah rumusan konseling.

a) konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, di mana ia diberi Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien.
Konseling har bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan ditujukan pada
perkembangan yang progresif dari individu memecahkan masalah-masalahnya
sendiri tanpa bantuan. (Jones1951).
b) Interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu, masing. masing disebut konselor
dan klien; (b) terjadi dalam suasana yang profesional; (c) dilakukan dan dijaga
sebagai alat memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien (Pepinsky
& Pepinsky, dalam Shertzer & Stone, 1974).
c) suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antar seorang individu yang
terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan
seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman
membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis
kesulitan pribadi. (Maclean, dalam Sherzer & Stone, 1974).
4
Ibid, h.95

4
d) suatu proses di mana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-
penyesuaian yang perlu dibuatnya. (Smith, dalam Sertzer & Stone, 1974).
e) Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-
hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.
(Division of Conseling Psychology),
f) suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada
pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih
efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. (McDaniel, 1956).
g) proses dalam mana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian
yang perlu dibuatnya. (A.C. English, dalam Shertzer & Stone, 1974).
h) Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya. menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu
untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya
masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya,
demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, 1959).
i) membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi
terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya, membantu
yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku tersebut
dan mengembangkan serta memperjelas tujuan-tujuan dan nilai- nilai untuk perilaku
di masa yang akan datang. (Blocher, dalam Shertzer & Stone, 1974).
j) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan
kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi- potensi yang unik dari individu dan
membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.
(Bernard & Fullmer, 1969).

5
k) proses mengenai seseorang individu yang sedang mengalami masalah (klien)
dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam ntu individu suasana yang lebih
menyenangkan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak bermasalah, yang
menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk
mengembangkan tingkah laku yang memungkinkannya berperan secara lebih efektif
bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. (Lewis, dalam Shertzer & Stone, 1974).

Dengan ciri-ciri pokok demikian itu dapat dirumuskan bahwa dengan singkat
pengertian konseling, yaitu: konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli = (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.

B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BIMBINGAN KONSELING


1. Persamaan Bimbingan dan Konseling

Adapun persamaan antara Bimbingan dan Konseling yaitu:

a) Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan


b) Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan secara perseorangan
dan kelompok.
c) Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu siswa untuk dapat
melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.
d) Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan padanorma-norma yang
berlaku.
e) Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakasanakan melalui jenis-jenis layanan
tertentu, di tunjang sejumlah kegiatan pendukung5.

2. Perbedaan Bimbingan dan Konseling

5
Hamdani,Bimbingan dan Penyuluhan,(Bandung:Pustaka Setia,2012), h. 79

6
Antara bimbingan dan konseling merupakan dua pengertian yang berbeda,
beralasan sebagai berikut. Konseling lebih identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk
menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis
yang serius, sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan.

C. RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah
terdapat sejumlah bidang kegiatan dan pelayanan bimbingan dan konseling
mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus. Mortensen dan Schmuller (1976)
mengemukakan adanya bidang-bidang tugas pelayanan yang saling terkait
dalam lembaga pendidikan formal terdapat tiga bidang/ komponen yaitu :
a) Bidang administrasi dan supervise
Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah
administrasi dan kepemimpinan serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan
administrasi sekolah seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan, pembagian
tugas staf, perlengkapan, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan. Pada
umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas
administrasi lainnya.
b) Bidang Pengajaran
Bidang ini meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan
pengajaran yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan,
sikap yang bertujuan untuk memberikan bekal pada siswa. Pada umumnya bidang
ini merupakan pusat kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama
staf pengajaran.
c) Bidang pembinaan kesiswaan
Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada
pelayanan kesiswaan agar siswa memperoleh kesejahteraan dalam proses
pendidikan yang sedang ditempuhnya sehingga mereka dapat mencapai tujuan

7
yang diharapkan. Bidang ini terasa penting sekali, sebab proses belajar hanya
akan berhasil dengan baik apabila para siswa berada dalam suasana sejahtera,
sehat. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.

Suatu kegiatan pendidikan yang baik dan ideal, hendaknya mencakup ketiga
bidang tersebut. Ketiga bidang itu memberikan arah yang sama, yaitu perkembangan
optimal bagi semua peserta didik. Antara bidang yang satu dengan bidang yang lain
terdapat hubungan yang saling isi mengisi. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya proses belajar
mengajar akan berjalan efektif apabila siswa terbebas dari masalah-masalah yang
menganggu proses belajarnya. Pembebasan masalahmasalah siswa itu dilakukan
melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh materi layanan bimbingan
dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan
individualistis siswa.

Demikian juga terhadap administrasi dan supervisi, bimbingan dan konseling


dapat memberikan sumbangan yang berarti, misalnya dalam kaitan penyusunan
kurikulum, pengembangan program-program belajar, pengambilan kebijaksanaan
yang tepat dalam rangka penciptaan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi
pemenuhan kebutuhan dan perkembangan siswa. Sebaliknya bidang pengajaran dapat
memberikan sumbangan yang besar bagi suksesnya bidang bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan pengajaran yang sehat dan mantap, baik dalam isi maupun suasana akan
memberikan sumbangan yang besar bagi pencegahan timbulnya masalah siswa, dan
merupakan wahana bagi pengentasan masalah siswa seperti pengajaran perbaikan dan
pemberian materi pengayaan merupakan bentuk layanan bimbingan yang
diselenggarakan melalui kegiatan pengajaran.

Selanjutnya bidang administrasi juga memberikan sumbangan yang besar bagi


pelayanan bimbingan dan konseling yaitu melalui berbagai kebijaksanaan dan
pengaturan yang menghasilkan kondisi yang memungkinkan berjalannya layanan itu
secara optimal

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah

8
Permasalahan yang dialami individu tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah
saja melainkan juga di luar sekolah. Permasalahan itu dapat juga muncul di
lingkungan keluarga dan di masyarakat secara luas. Oleh sebab itu bimbingan dan
konseling melalui berbagai layanannya dapat terjadi di keluarga maupun dalam
masyarakat secara luas, membantu orang-orang dari berbagai umur dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian konselor akan berada di
mana-mana seperti di lembaga pemasyarakatan, rumah jompo dan yatim piatu, rumah
sakit umum, di lingkungan perusahaan, industri, kantor (baik pemerintah maupun
swasta) dalam lingkungan keluarga dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling yang cukup
luas ini maka dituntut konselor yangprofesional yang dapat bekerja sama dengan
berbagai pihak seperti dengan tokoh masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan
Prayitno (1994) sebagai berikut :
“Dalam melaksanakan fungsi-fungsi profesionalnya itu konselor bekerja di
sekolah dan di luar sekolah, di lembaga formal dan non formal, di desa-desa dan di
kota-kota. Konselor bekerja sama dengan keluarga dan tokoh masyarakat, dengan
kepala desa dan camat, dengan para pemimpin formal dan non formal, konselor di
masa depan bekerja semua bidang kehidupan”.
Demikian uraian tentang ruang lingkup kerja pelayanan bimbingan dan konseling
yang tidak hanya terjadi di sekolah namun menjangkau ke seluruh aspek kehidupan6.

BAB 3

6
Suhertina,Dasar Dasar bimbingan dan Konseling,(Pekanbaru:Mutiara Pesisir Sumatra, 2014), h. 98-103

9
PENUTUP

Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :

1. bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa;
agar orang yang dibimbing dapat mengem- bangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku . Sedangkan konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli = (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
2. Bimbingan dan Konseling memiliki memiliki persamaan, salah satunya arah kegiatan
bimbingan dan konseling ialah membantu siswa untuk dapat melaksanakan kehidupan
sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal. Sedangkan perbedaannya
yaitu konseling lebih identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan
menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius,
sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan.
3. Bimbingan dan Konseling memiliki dua ruang lingkup yaitu bimbingan dan konseling di
sekolah dan di luar sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno dan Erman Amti. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta, 2004

Sumarto dan Emmi Kholilah. Bimbingan Konseling. Jambi Selatan: Pustaka Ma’rif, 2020

Hamdani. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung:Pustaka Setia,2012

Suhertina. Dasar Dasar bimbingan dan Konseling. Pekanbaru:Mutiara Pesisir Sumatra, 2014

11

Anda mungkin juga menyukai