Anda di halaman 1dari 197

I A N

EG A
T A Y I A
RA D ES
T U
S EB ON
K D
IN

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 1


2 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA
STRATEGI
KEBUDAYAAN
INDONESIA
Edisi II, Januari 2019

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 3


1
Daftar Isi

Mukadimah.........................................................................................

Kebudayaan dan Kebangsaan........................................................... 2


Tantangan Pemajuan Kebudayaan Hari Ini........................................ 5
Jejak Langkah Menuju Strategi Kebudayaan.................................. 12
Visi Pemajuan Kebudayaan Nasional............................................. 14
Tujuh Agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan............................. 15

4 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Mukadimah

I
ndonesia adalah negeri dengan masyarakat majemuk yang dibentuk oleh perjalanan sejarah
yang panjang. Keragaman adalah kenyataan bagi masyarakat yang hidup di belasan ribu pulau
dan terdiri atas lebih dari seribu kelompok etnik yang berbicara dalam ratusan bahasa. Sikap
dasar para pendiri republik terhadap keragaman ini tertuang jelas dalam pasal 32 ayat 1 UUD
1945 yang berbunyi “negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.” Merawat keragaman dengan memajukan kebudayaan.
Amanat UUD 1945 ini perlu dijabarkan lebih lanjut dalam langkah-langkah yang harus
diambil penyelenggara negara. Tiap zaman memiliki tantangan yang berbeda sehingga
langkah-langkah tersebut juga akan mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan
zaman. Dari sinilah muncul kebutuhan untuk merumuskan Strategi Kebudayaan yang berlaku
selama 20 tahun dan dapat diperbarui setiap lima tahun oleh penyelenggara negara. Strategi
Kebudayaan ini berfungsi sebagai pedoman dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan
di bidang kebudayaan baik di tingkat pusat maupun daerah.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 1


1
Kebudayaan dan
Kebangsaan

Strategi Kebudayaan adalah dokumen untuk masa depan karena menetapkan arah
untuk 20 tahun ke depan. Tapi setiap masa depan memiliki masa lalu dan karena itu Strategi
Kebudayaan pun mesti bertolak dari pemahaman yang utuh mengenai masa lalu dan masa
kini.
Selama ribuan tahun Nusantara menjadi rumah bagi berbagai komunitas masyarakat.
Mereka membentuk satuan-satuan yang hidup berpindah dari waktu ke waktu. Sebagian
dari mereka kemudian memilih menetap dan menjadi komunitas yang lebih besar. Mereka
membentuk satuan-satuan baru berdasarkan kesamaan etnik dan bahasa lalu membentuk
sistem pemerintahan. Sejarah mencatat sejumlah kerajaan besar di Nusantara seperti
Sriwijaya dan Majapahit yang memiliki pengaruh sampai ke Semenanjung Melayu. Tapi
mayoritas penghuni Nusantara tetap hidup dalam komunitas yang lebih kecil yang tidak berada
di bawah kekuasaan kerajaan atau sistem pemerintahan besar tertentu. Sebagian lain memilih
laut sebagai rumah mereka dan hidup berkelana menembus batas kultural dan administratif
sampai hari ini.
Selama ribuan tahun itulah interaksi antarbudaya terjadi di berbagai tingkat, baik antar
satuan yang lebih kecil, antara satuan yang lebih kecil dengan kerajaan yang lebih besar, dan
antar kerajaan yang lebih besar. Interaksi yang sangat dinamis ini membentuk kebudayaan
yang sangat dinamis pula. Kebudayaan Indonesia tidak dapat direduksi ke dalam bentuk
yang tunggal. Keragaman itulah esensi dari kebudayaan Nusantara yang juga membuat
Indonesia masa kini berbeda dari banyak bangsa lain di dunia. Kalau pun ada yang dapat
dianggap sebagai karakter dasar masyarakat Nusantara maka itu adalah kecerdasan dan
kreativitas dalam menghadapi perbedaan yang terbentuk oleh sejarah ribuan tahun yang
sangat kompleks. Dengan bekal kecerdasan dan kreativitas setempat atau local genius inilah
masyarakat Nusantara menghadapi pengaruh peradaban besar dan kecil.
Perkembangan itu berubah dengan adanya disrupsi kolonial sejak abad ketujuhbelas.
Kekalahan demi kekalahan yang dialami para penguasa Nusantara berdampak sangat besar
terhadap kebudayaan Nusantara yang dinamis. Kerajaan bukan hanya pusat pemerintahan
tapi juga menjadi pusat kebudayaan yang menyimpan khazanah pengetahuan dan praktek
yang berkembang di wilayah kerajaan tersebut. Jatuhnya kerajaan biasanya disertai dengan
perampasan terhadap benda budaya yang sangat penting bagi masyarakat setempat.
Kekuasaan kolonial yang makin meluas sepanjang abad kesembilanbelas dengan demikian
menciptakan masyarakat tanpa sejarah dan tanpa kebudayaan yang utuh.
Kekuasaan kolonial juga menjalankan segregasi antar kelompok di Nusantara dengan
mengutamakan yang satu dan melemahkan yang lain. Segregasi ini tercermin dalam pembagian
masyarakat tanah jajahan ke dalam kategori rasial, dengan orang Eropa di pucuk tertinggi,

2 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


orang Asia atau Timur Jauh di lapisan tengah dan orang setempat di lapisan paling bawah.
Tata ruang kolonial juga mengukuhkan segregasi dengan menciptakan kompartemen khusus
bagi tiap kategori rasial. Di lingkungan masyarakat Nusantara sendiri juga terjadi segregasi
yang diperparah dengan politik divide et impera. Perbedaan sosial berkait-kelindan dengan
perbedaan etnik atau bahasa yang kemudian diperuncing dengan perbedaan status hukum.
Prasangka rasial atau etnik, etnosentrisme dan xenophobia mulai merasuk dalam kehidupan
sosial dan budaya masyarakat Nusantara dan di bawah kondisi tertentu berkembang menjadi
konflik.
Hasil dari kondisi seperti ini adalah pengerasan identitas dalam masyarakat Nusantara
yang diperkuat dengan adanya pembakuan adat oleh kekuasaan kolonial. Praktek adat yang
sangat dinamis dan kerap merupakan produk dari interaksi direduksi menjadi sederet praktek
yang dianggap ‘esensial’. Inilah sumber dari retorika keaslian dan kemurnian yang menutup
ruang bagi persilangan dan pengayaan, yang membuat masyarakat Nusantara kemudian
terpisah dari satu sama lain dan akhirnya menutup kemungkinan untuk bersatu. Warisan
kolonial ini masih terus berlangsung bahkan sampai hari ini dan bahkan dalam kondisi tertentu
menjadi sangat menonjol.
Di bawah kekuasaan kolonial masyarakat Nusantara hidup berdampingan tapi tanpa
merasa diri bagian dari satuan yang lebih besar. Rasa persatuan sebagai sebuah bangsa
tumbuh di zaman modern ketika mayoritas orang di Nusantara memiliki pengalaman yang
sama sebagai orang jajahan. Perlawanan terhadap kolonialisme yang semula terpisah dari
satu sama lain di zaman modern mulai menemukan titik singgungnya. Pendidikan modern
melahirkan lapisan terpelajar di dalam masyarakat yang kemudian melihat kondisi masyarakat
Nusantara dalam perspektif baru, yakni perspektif kebangsaan. Dari sinilah gagasan tentang
bangsa Indonesia yang dipersatukan bukan hanya oleh pengalaman sejarah yang sama
tapi juga oleh semangat kemajuan yang sama. Proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945
mengikrarkan Indonesia sebagai bangsa modern yang sejajar dengan bangsa lain di dunia.
Jika kita melihat perjalanan sejarah ini dengan cermat maka jelas bahwa Indonesia
dipersatukan oleh kehendak untuk bersatu. Musyawarah untuk mufakat adalah cara kita
untuk mengelola perbedaan dan memperkuat kehendak untuk bersatu. Dengan musyawarah
untuk mufakat pula kita bersepakat untuk memajukan nasib sebagai bangsa yang merdeka.
Kebudayaan adalah unsur yang amat penting dalam proses ini. Rasa kebangsaan yang
merupakan wujud nyata dari kehendak untuk bersatu diperkuat melalui pemikiran dan praktek
kebudayaan.
Dalam hal ini Indonesia itu ada terlebih dulu sebagai kenyataan kultural daripada
sebagai kenyataan politik dan hukum. Dalam perkataan Mohammad Hatta dalam Konperensi
Meja Bundar pada Desember 1949 mengatakan Indonesia adalah sebuah Kultuurstaat yang
bersandar pada kesepakatan dan musyawarah untuk mufakat di samping tentunya sebagai
Rechtstaat yang bersandar pada hukum. Bangsa dan negara dengan demikian juga merupakan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 3


produk kebudayaan yang intim dan bukan sekadar produk hukum yang dingin. Pembukaan
dan Batang Tubuh UUD 1945 dengan begitu juga merupakan sebuah pernyataan kebudayaan
yang memberikan pedoman umum dalam kehidupan berbangsa dan bukan hanya sumber
hukum tertinggi dalam susunan tata negara.
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan visi kita sebagai
sebuah bangsa, yakni “Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Atau
jika mau dirumuskan dalam secara singkat maka merujuk pada stanza kedua lagu kebangsaan
Indonesia Raya, visi kita sebagai sebuah bangsa adalah:

“Indonesia Bahagia”
Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 kemudian menjabarkan misi untuk mencapai
visi tersebut, yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta turut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.”
Strategi Kebudayaan yang senantiasa berubah terus mengikuti perubahan zaman
tetap berpijak pada visi dan misi ini. Perubahan terjadi pada konteksnya sehingga pertanyaan
penting di sini bukan apakah visi dan misi yang tercantum dalam UUD 1945 masih relevan
atau tidak tapi bagaimana kita bisa melaksanakan misi untuk mencapai visi besar itu di abad
ke-21? Dan di mana tempat kebudayaan dalam kerangka tersebut?
Selama bertahun-tahun kita menjawab pertanyaan besar itu dengan rangkaian langkah
yang sporadis dan belum ditata dengan baik sehingga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Tidak adanya landasan hukum yang solid merupakan salah satu penyebab utama lemahnya
strategi kebudayaan kita. UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, Serta Lagu Kebangsaan, UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, dan UU No. 11
Tahun 2010 Tentang Pelestarian Cagar Budaya mengatur berbagai aspek kebudayaan tapi
belum memberikan landasan yang solid bagi pelaksanaan amanat pasal 32 ayat 1 UUD 1945
untuk memajukan kebudayaan.
Baru pada 24 Mei 2017 pemerintah mensahkan UU No. 5 Tahun 2017 Tentang
Pemajuan Kebudayaan. Pasal 1 UU tersebut merumuskan Pemajuan Kebudayaan sebagai
“upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban
dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.” UU
No. 5 Tahun 2017 memperkuat jalan kebudayaan untuk mencapai visi dan misi kita sebagai
bangsa.

4 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


2
Tantangan Pemajuan
Kebudayaan Hari Ini

Zaman modern menempatkan perekonomian pada jantung kehidupan masyarakat


dan menjadi penentu kehidupan secara keseluruhan. Pertumbuhan dan efisiensi menjadi
alat ukur di segala bidang sementara bidang kehidupan sosial dan kebudayaan seperti
menjadi pelengkap semata. Selama berdekade negara-negara di dunia mengukur kemajuan
pembangunan dari pertumbuhan ekonomi semata dan tidak menyadari besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengatasi dampak pembangunan terhadap kehidupan sosial,
kebudayaan dan lingkungan hidup. Diperkirakan masalah sosial seperti kesenjangan dan
kemiskinan, tercerainya masyarakat dari sumber penghidupan dan tradisi, kerusakan
keanekaragaman hayati memerlukan biaya yang melampaui pendapatan yang diperoleh dari
proses pembangunan.
Memasuki abad keduapuluh satu dunia modern berada di persimpangan jalan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mulai dari teknologi informatika dan biotechnology
sampai kecerdasan buatan dan robotika, mengubah sendi-sendi kehidupan modern secara
sangat signifikan. Diperkirakan hampir separuh jenis pekerjaan di dunia akan hilang dalam
waktu duapuluh tahun dari sekarang, yang jika tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan
ketegangan sosial. Saat ini pengerasan identitas primordial, rasialisme dan sovinisme, merebak
di berbagai tempat di dunia. Ironisnya semua ini terjadi justru ketika teknologi digital membuka
akses informasi yang sangat luas. Seolah keterbukaan informasi dan keterhubungan malah
menghasilkan keterputusan sosial dan budaya.
Tantangan global ini juga dirasakan di Indonesia seperti yang tercermin dalam Pokok
Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), yang disusun di tingkat kabupaten/kota dan provinsi
sesuai amanat UU No. 5 Tahun 2017. PPKD ini adalah catatan yang lengkap terhadap
kekayaan dan kekuatan kita di bidang kebudayaan, berikut masalah dan tantangan yang
dihadapi sekarang ini, serta rekomendasi jalan keluar dari masalah, yang selanjutnya
dirangkum dalam Strategi Kebudayaan ini. Perlu ditekankan bahwa Strategi Kebudayaan tidak
disusun sekadar untuk mengatasi dampak negatif dari perubahan global tapi justru lebih jauh
berambisi mempengaruhi tatanan global dengan menjadikan kekayaan dan kekuatan budaya
yang direkam dalam PPKD sebagai modal utamanya.
Dari data yang dikumpulkan melalui PPKD kabupaten/kota maupun provinsi serta
pertemuan dan pra-kongres sektoral di seluruh Indonesia, ada tujuh masalah pokok yang
menjadi tantangan bagi pemajuan kebudayaan hari ini, yaitu:
1. Pengerasan identitas primordial dan sentimen sektarian yang merusak sendi-sendi
kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
2. Meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang modernitas.
3. Disrupsi teknologi informatika yang belum berhasil dipimpin oleh kepentingan
konsolidasi kebudayaan nasional.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 5


4. Pertukaran budaya yang timpang dalam tatanan global menjadikan Indonesia hanya
sebagai konsumen budaya dunia
5. Belum adanya jalan keluar dari pembangunan yang merusak lingkungan hidup dan
berpengaruh negatif terhadap kebudayaan lokal
6. Belum optimalnya tata kelembagaan bidang kebudayaan
7. Desain kebijakan budaya belum memudahkan masyarakat untuk memajukan
kebudayaan
Ketujuh permasalahan ini merupakan hasil pengelompokan atas ratusan masalah
bidang pemajuan kebudayaan yang telah diidentifikasi pada tingkat kabupaten/kota, provinsi
dan pada tiap-tiap sektor kebudayaan di Indonesia. Agar duduk perkaranya dapat terlihat lebih
jelas, ketujuh permasalahan tersebut akan diuraikan secara terperinci.

Pengerasan Identitas Primordial dan Sentimen Sektarian yang


Menghancurkan Sendi-Sendi Budaya Masyarakat
Wujud nyata dari masalah pokok ini adalah diskriminasi dan pelanggaran terhadap
kebebasan ekspresi dan berkumpul yang di beberapa tempat disertai tindak kekerasan.
Sasarannya adalah mereka yang kedudukan sosial dan budayanya dianggap lebih rendah
dan lemah, seperti minoritas etnik dan/atau agama, masyarakat adat dan pelestari tradisi,
penyandang disabilitas, orang yang hidup dengan HIV/AIDS, dan sebagainya. Identitas
kebangsaan yang semestinya merangkul semua unsur ditafsirkan secara sangat sempit dan
eksklusif seperti terlihat dari pembedaan “pribumi” dan “asli” dari “asing” dan “pendatang”. Di
beberapa daerah bahkan identitas kebangsaan itu sendiri yang dipertanyakan dan dihadapkan
pada identitas etnik dan/atau agama.
Semua ini mungkin terjadi karena memudarnya wawasan dan identitas kebangsaan.
Perubahan sosial yang cepat menyebabkan ketidakpastian sehingga hal-hal yang dianggap
sudah baku menjadi cair dan dipertanyakan kembali. Arus informasi yang nyaris tanpa
batas menjadi jalan masuk bagi menyebarnya bermacam paham baru, termasuk ideologi
transnasional, yang memberikan pegangan baru di tengah situasi ketidakpastian. Sistem
pendidikan pun tidak terlepas dari pengaruh ini. Desentralisasi membuat kendali terhadap
rekrutmen guru dan penyelenggaraan pendidikan sangat rentan. Sejumlah survey dalam lima
tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan pengaruh ideologi transnasional di kalangan
guru dan murid.
Upaya untuk meningkatkan wawasan dan identitas kebangsaan di ruang publik
sementara itu menghadapi bermacam tantangan. Di tingkat gagasan ada masalah dengan narasi
kebangsaan yang tidak cukup inklusif sehingga membuat banyak unsur dalam masyarakat
merasa tidak terwakili. Penekanan pada pentingnya keragaman tidak dengan sendirinya
melahirkan kebudayaan yang inklusif. Di tingkat yang lebih praktis narasi kebangsaan yang
disampaikan dengan kampanye publik satu arah pun tidak efektif di hadapan arus komunikasi
yang cepat dan masif di jaringan media sosial. Pemanfaatan ruang publik seperti museum,
taman budaya, dan gedung kesenian, juga belum optimal karena keterbatasan anggaran dan
kelemahan dalam pengelolaan. Ketiadaan ruang publik untuk mempertemukan tata nilai dan
ekspresi yang berbeda kerap bermuara pada ketegangan dan benturan.
Belum berkembangnya gagasan dan praktek kebangsaan yang inklusif terlihat dari
kedudukan penyandang disabilitas dan orang berkebutuhan khusus. Penerapan standar
aksesibilitas sarana dan prasarana kebudayaan masih bervariasi dan pada umumnya tidak
ramah disabilitas. Program kebudayaan secara umum belum memberi ruang cukup sehingga
penyandang disabilitas dan orang berkebutuhan khusus dapat berperan aktif dalam pemajuan

6 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


kebudayaan. Upaya untuk melibatkan kalangan ini dalam berbagai kegiatan kebudayaan
dan olahraga beberapa tahun terakhir sudah merupakan langkah maju tapi masih jauh dari
memadai.

Meredupnya Khazanah Tradisi dalam Gelombang Modernitas


Kecepatan modernisasi di Indonesia berbanding lurus dengan kecepatan memudarnya
tradisi. Kemajuan teknologi modern misalnya tidak terbatas pada penggunaan alat dan metode
baru tapi juga perubahan pola pikir dan kebiasaan. Data PPKD menunjukkan gejala ini tidak
hanya terjadi di daerah perkotaan tapi juga sudah jauh masuk ke daerah perdesaan. Tidak
banyak desa dan komunitas yang mampu mempertahankan tradisi sebagai kemudi dalam
kehidupan mengingat ketergantungan terhadap pola kehidupan modern sudah sedemikian
jauh. Akibatnya masyarakat tidak memiliki ketahanan budaya dan kemampuan untuk
menseleksi unsur kehidupan modern yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Hal ini
sangat nampak di kalangan muda yang sangat cepat diserap ke dalam interaksi kebudayaan
global dan kehilangan kekhasan dan keragamannya karena sudah tidak lagi berpegang pada
tradisi.
Modernisasi tentu bukan sesuatu yang bisa dihindari atau dihambat. Tapi agar unsur
kehidupan modern membawa manfaat bagi pemajuan kebudayaan maka kemampuan
masyarakat untuk menseleksi dan menempatkan unsur kehidupan modern tersebut secara
tepat. Masalahnya akses masyarakat pada pengetahuan dan praktek kehidupan tradisional
juga sangat terbatas seiring dengan menyempitnya ruang berekspresi secara umum. Data
PPKD menunjukkan bahwa cukup banyak praktek tradisi yang terancam punah karena
pelakunya sudah berusia lanjut dan tidak ada mekanisme untuk alih generasi. Pencatatan
dan pendokumentasian untuk melindungi pengetahuan dan praktek kehidupan tradisional pun
dilakukan secara sporadis oleh lembaga yang berbeda-beda dan tidak berkoordinasi satu
sama lain.
Di samping akses yang terbatas, pengembangan pengetahuan dan praktek kehidupan
tradisional dalam kehidupan modern juga tidak banyak dilakukan. Ranah tradisi dan modern
seperti dua hal yang sama sekali terpisah dan bahkan berhadapan. Padahal di banyak belahan
dunia terlihat betapa modernisasi yang dipandu oleh khazanah tradisi dapat menghasilkan
kontribusi yang sangat signifikan dalam kebudayaan global. Dan sebaliknya pengetahuan dan
teknologi modern sangat besar manfaatnya bagi upaya pelestarian tradisi. Hal ini nampak
jelas dalam pengelolaan kekayaan intelektual komunal. Pelindungan dan pengembangannya
dapat memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga pemanfaatannya memiliki kontribusi besar
bagi kepentingan nasional.

Disrupsi Teknologi Informatika yang Belum Berhasil Dipimpin oleh


Kepentingan Konsolidasi Kebudayaan Nasional
Sebagai bagian inti dari modernisasi perkembangan teknologi informatika tidak dapat
dihindari atau dihambat. Sekarang ini teknologi informatika membawa berbagai perubahan
yang tiba-tiba – sehingga digunakan istilah ‘disrupsi’ – di segala bidang kehidupan. Diperkirakan
hampir separuh jenis pekerjaan yang dianggap mapan dalam masyarakat akan hilang karena
kemajuan teknologi ini sementara ada sejumlah besar jenis pekerjaan baru yang akan muncul.
Hubungan sosial, transaksi ekonomi, dan interaksi budaya juga semakin sering dilakukan di
atas platform teknologi digital yang tidak lagi memerlukan interaksi langsung antarmanusia,
dan pada gilirannya membawa sejumlah tantangan baru bagi tata kehidupan bersama.
Salah satu tantangan yang menonjol dalam data PPKD adalah fenomena merebaknya hoax
atau berita bohong dan ujaran kebencian. Alih-alih menjadi media untuk mempertemukan
STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 7
keanekaragaman ekspresi budaya, platform teknologi digital justru menjadi sumber masalah
bagi keanekaragaman itu sendiri.
Masalah utama di sini adalah kedudukan Indonesia yang masih berhenti sebagai
pengguna teknologi dan belum terlibat secara aktif untuk mencipta dan ikut mengendalikan
perkembangan teknologi. Pengetahuan dan literasi masyarakat secara umum juga sangat
terbatas sehingga belum bisa memanfaatkan platform teknologi digital untuk kepentingan
nasional. Justru sebaliknya platform teknologi digital memberi peluang – misalnya melalui
anonimitas di media sosial – menyebarnya perilaku negatif tanpa civic responsibility sama
sekali. Akibatnya tingkat keadaban publik, wibawa hukum, norma sosial, dan nilai budaya,
semakin merosot.
Upaya untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan dan meningkatkan literasi teknologi
dilakukan secara sporadis dan belum dapat menandingi percepatan perkembangan teknologi
itu sendiri. Data PPKD menunjukkan investasi terbesar masih pada penyiapan masyarakat
agar dapat mengenali dan menggunakan teknologi dan bukan untuk melakukan inovasi
atau berkontribusi pada pengembangan teknologi tersebut. Penelitian dan pengembangan
di bidang ini masih sangat terbatas dan terlepas sama sekali dari khazanah tradisi padahal
keduanya dapat menarik manfaat dari interaksi tersebut. Data PPKD mencatat ribuan ekspresi
dan praktek budaya yang merupakan kekuatan besar jika dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan teknologi informatika.
Di tingkat kebijakan juga belum ada rumusan kepentingan nasional untuk mengarahkan
dan mengendalikan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informatika. Justru sebaliknya
yang terlihat adalah kesenjangan sosial dan geografis yang berbanding lurus dengan
kesenjangan pengetahuan dan teknologi. Inovasi teknologi terpusat di daerah perkotaan
sementara daerah perdesaan yang sangat memerlukan intervensi teknologi untuk mengolah
dan mengelola hasil pertanian misalnya tidak memiliki akses cukup. Desain lembaga pendidikan
dan penelitian yang memperlakukan kebudayaan, ekonomi, teknologi sebagai bidang-bidang
yang terpisah tidak membantu mengatasi masalah.

Pertukaran Budaya yang Timpang dalam Tatanan Global Menjadikan


Indonesia Hanya sebagai Konsumen Budaya Dunia
Indonesia sebenarnya menjadi bagian dari tatanan global sejak lama ketika kekuatan
maritim di Nusantara menjalin hubungan erat dengan berbagai kekuatan lain di dunia, dari
Cina di bagian utara sampai India dan Arab di bagian barat, serta Eropa. Tapi seiring dengan
melemahnya kekuatan maritim tersebut maka pertukaran budaya yang terjadi pun semakin
timpang. Di era globalisasi saat ini Indonesia tetap menempati kedudukan sebagai konsumen
budaya dunia dengan kontribusi sangat kecil terhadap perkembangan kebudayaan global. Hal
ini tentu mengherankan mengingat kekayaan intelektual dan ekspresi budaya yang luar biasa
dibandingkan negara-negara yang saat ini menguasai pasar kebudayaan global seperti Korea.
Masalah utama di sini adalah paradigma pembangunan yang masih memandang
kebudayaan sebagai beban pengeluaran dan bukan sumber kekuatan yang mampu
mendorong pembangunan. Berbagai survey dan penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
industri yang berbasis pada kekayaan intelektual dan ekspresi budaya serta kreativitas saat
ini sangat pesat. Tapi sementara negara seperti Korea melakukan investasi besar-besaran
untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan tersebut, Indonesia masih
berkutat pada industri ekstraktif dengan biaya sosial dan lingkungan hidup yang tinggi. Data
PPKD menunjukkan hanya sedikit kabupaten/kota yang melihat kekayaan intelektual dan
budaya di wilayah mereka sebagai potensi yang besar. Secara nasional anggaran untuk
pelindungan kekayaan intelektual dan ekspresi budaya ini hanya 0,08% dari total APBN
selama lima tahun terakhir.

8 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Peran diaspora Indonesia yang sebenarnya bisa menjadi kekuatan penting untuk
membantu meningkatkan kedudukan Indonesia dalam pertukaran kebudayaan di tingkat global
juga masih terbatas karena belum adanya agenda bersama. Rumah Budaya Indonesia yang
diharapkan menjadi platform aksi bagi pemajuan kebudayaan Indonesia di luar negeri belum
berperan optimal karena keterbatasan anggaran dan sumberdaya lainnya. Saat ini program
Rumah Budaya Indonesia hanya ada di 10 negara di dunia, dan hanya satu di antaranya yang
memiliki bangunan fisik untuk menjalankan kegiatan. Kehadiran program ini di tiap negara
juga belum optimal untuk memperkenalkan dan memajukan kebudayaan Indonesia, apalagi
untuk turut memengaruhi kebudayaan setempat, seperti halnya pusat kebudayaan asing di
Indonesia berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia.

Belum Terwujud Pembangunan Berbasis Kebudayaan yang Dapat


Menghindarkan Penghancuran Lingkungan Hidup dan Ekosistem
Budaya
Sejak masa kolonial perekonomian Indonesia bertumpu pada eksploitasi sumberdaya
alam, dari perkebunan tanaman ekspor sampai pada pertambangan mineral. Selama puluhan
tahun beroperasi berbagai industri ekstraktif ini berpengaruh sangat besar terhadap kelestarian
lingkungan hidup serta perikehidupan masyarakat lokal yang hidup di atas lahan tempat
beroperasinya industri tersebut. Data PPKD menunjukkan di beberapa tempat kekayaan
intelektual dan ekspresi budaya juga terancam karena ekspansi dari industri ekstraktif yang
makin menjadi dalam duapuluh tahun terakhir. Apabila keadaan ini dibiarkan maka besar
kemungkinan dalam waktu duapuluh tahun ke depan kita akan kehilangan ekosistem dan
kekayaan intelektual yang melekat pada masyarakat lokal tersebut untuk selamanya.
Data PPKD menunjukkan beberapa kabupaten/kota sudah mempertimbangkan
pengelolaan kekayaan intelektual dan ekspresi budaya sebagai modal penting bagi agenda
pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Masalahnya prakarsa yang baik ini
masih merupakan diskresi kepala daerah dan belum terlembaga sehingga besar kemungkinan
akan berubah lagi jika terjadi pergantian kepemimpinan. Pemanfaatan kekayaan intelektual
dan ekspresi budaya ini pun masih sebatas pada eksebisi di sektor pariwisata yang justru
mereduksi kekayaan tersebut hanya pada tampilan luar semata. Potensi kekayaan itu belum
sepenuhnya dilakukan karena pemerintah tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang
cukup sementara ruang gerak masyarakat sangat terbatas.
Penelitian dan pengembangan yang memerhatikan secara cermat potensi kekayaan
intelektual dan ekspresi budaya di tiap daerah hampir tidak ada. Data PPKD menunjukkan
bahwa sumberdaya untuk keperluan itu sangat terbatas dan kerjasama dengan perguruan
tinggi atau lembaga penelitian bersifat insidental dan sementara. Di tingkat kabupaten/kota
perguruan tinggi belum berperan optimal untuk melahirkan pemikiran dan merintis jalan keluar
dari ketergantungan terhadap sektor ekonomi tertentu yang sudah mapan.

Belum Optimalnya Tata Kelembagaan Bidang Kebudayaan


Layanan publik di bidang kebudayaan selama ini masih jauh dari memuaskan.
Potret museum atau taman budaya yang terbengkalai, tidak terawat secara fisik dan tidak
memiliki program yang menarik seperti menjadi pemandangan umum. Dukungan terhadap
kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat juga dirasakan berbelit, tidak efektif dan rentan
terhadap intervensi politik. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam hal ini juga tidak
memiliki program terpadu sehingga yang terlihat adalah kegiatan-kegiatan kecil yang sangat
banyak jumlahnya tapi tidak membawa dampak yang berarti dalam pemajuan kebudayaan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 9


Desentralisasi di bidang kebudayaan dalam hal ini tidak berhasil mengangkat ekspresi budaya
lokal seperti yang diharapkan.
Data PPKD memberikan gambaran yang lengkap mengenai kondisi birokrasi di bidang
kebudayaan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Walau berdasarkan UU No. 23 Tahun
2014 kebudayaan menjadi urusan wajib non-pelayanan dasar, perhatian dari pemerintah
kabupaten/kota maupun provinsi masih sangat terbatas. Hal ini terlihat dari data bahwa hanya
4,6 persen dari total kabupaten/kota yang memiliki dinas khusus untuk menangani urusan
kebudayaan terpisah dari urusan yang lain. Dengan kata lain hanya sedikit pimpinan di
daerah yang menyadari potensi dari kekayaan intelektual dan ekspresi budaya serta cagar
budaya yang ada di daerahnya. Selebihnya menggabungkan urusan kebudayaan dengan
urusan pariwisata, urusan pendidikan, komunikasi dan informatika, serta urusan pemuda
dan olahraga. Penggabungan seperti ini berpengaruh terhadap fokus kegiatan, pengerahan
sumberdaya, serta kemungkinan kerjasama dari dinas yang bersangkutan.
Di tingkat pusat sumberdaya pemajuan kebudayaan tersebar di berbagai kementerian
dan lembaga yang tidak memiliki mekanisme koordinasi yang efektif. Sekurangnya ada 22
kementerian dan lembaga yang satuan kerjanya memiliki tugas dan fungsi terkait dengan
kebudayaan. Tapi hanya sebagian yang berada di bawah garis koordinasi kementerian
koordinator yang membidangi kebudayaan. Kebijakan tiap kementerian dan lembaga pun
kerap tumpang-tindih dan bahkan bertabrakan satu sama lain, seperti terlihat dalam kasus
penanganan barang muatan kapal tenggelam yang diduga cagar budaya atau penyediaan
infrastruktur kebudayaan. Sumberdaya yang terbatas menjadi makin tidak signifikan karena
tidak adanya tata kelola yang dapat menggunakan sumberdaya yang terbatas tersebut secara
optimal.
Lemahnya tata kelola dan struktur kelembagaan ini terkait dengan tidak adanya
landasan hukum yang memberikan arah dan tujuan yang jelas. Ditetapkannya UU No. 11 Tahun
2010 dan UU No. 5 Tahun 2017 merupakan langkah penting untuk memperkuat landasan
hukum dimaksud. Tapi masih ada pekerjaan besar untuk menerjemahkan kedua undang-
undang tersebut dalam regulasi di pusat maupun daerah yang bisa menjadi pegangan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan di lapangan. Data PPKD menunjukkan setidaknya
ada 27.115 lembaga dan organisasi yang bergerak di bidang kebudayaan. Tanpa tata kelola
dan struktur kelembagaan yang solid berbagai lembaga dan organisasi tidak akan bisa efektif
dalam pemajuan kebudayaan dan sebaliknya bisa menjadi beban karena biaya rutin yang
tidak kecil.
Selanjutnya masalah sumberdaya manusia yang terbatas dan tidak merata. Secara
umum ketersediaan tenaga yang andal di bidang kebudayaan sangat terbatas. Data PPKD
lebih jauh menunjukkan bahwa tenaga yang terbatas pun penempatannya sangat tidak
merata. Di beberapa daerah yang dilengkapi dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
organisasi kemasyarakatan yang aktif, ketersediaan tenaga sangat berlimpah, tapi di daerah
lain hampir tidak ada tenaga yang kompeten untuk mengerjakan tugas pemajuan kebudayaan
yang mendasar sekalipun. Pendidikan dan pelatihan di bidang kebudayaan yang umumnya
dilakukan oleh pemerintah pusat bagi tenaga dari pemerintah daerah juga tidak efektif karena
tingginya tingkat rotasi pejabat dan pegawai di bidang tersebut.

10 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Desain Kebijakan Budaya Belum Menempatkan Masyarakat
sebagai Ujung Tombak Pemajuan Kebudayaan
Keterlibatan publik adalah kunci keberhasilan strategi kebudayaan. Pemerintah dalam
hal ini berperan lebih sebagai fasilitator yang membantu berbagai unsur dalam masyarakat
untuk memajukan kebudayaan dan membatasi intervensi langsung pada aspek pelindungan
yang belum mungkin dikerjakan langsung oleh publik. Sekarang ini pemerintah masih berperan
aktif dalam kegiatan kebudayaan yang seharusnya dilakukan dengan keterlibatan publik.
Pengerahan sumberdaya masih terfokus untuk melaksanakan kegiatan yang diprakarsai
sendiri oleh pemerintah sementara layanan dan dukungan bagi publik masih sangat terbatas.
Masalah ini berakar pada ketiadaan sistem data dan informasi terpadu yang
memungkinkan pembagian kerja yang efektif di antara berbagai unsur pemajuan kebudayaan.
Setiap unit pemerintah pusat maupun daerah memiliki jaringan tersendiri yang tidak terkait satu
sama lain begitu pula pengerahan sumberdaya tidak terpusat sehingga kerjasama antarunsur
sulit dilakukan. Di samping itu masih ada keraguan di kalangan pelaksana kebijakan untuk
membuka akses publik pada sumberdaya dan fasilitas kebudayaan secara penuh. Desain
kebijakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban dalam hal ini belum
secara sungguh-sungguh mempertimbangkan keterlibatan publik yang aktif.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 11


3
Jejak Langkah Menuju
Strategi Kebudayaan
Berbagai permasalahan di atas sudah lama menjadi bagian dari diskusi dan
perdebatan publik mengenai kebudayaan dari waktu ke waktu. Di masa kolonial hal yang
paling penting adalah kesadaran tentang pentingnya kebudayaan bagi identitas kebangsaan
dan perjuangan untuk kemerdekaan. Dalam pembukaan Kongres Kebudayaan Jawa yang
diselenggarakan di Surakarta pada 1918 tokoh kebudayaan Jawa, Sastrowijono, mengatakan
“apabila sebuah bangsa mengesampingkan kebudayaannya sendiri serta tidak menghargai
apa yang diwariskan nenek moyangnya, maka bangsa itu tidak layak untuk maju.” Kemajuan
selanjutnya menjadi konsep dasar dalam pembicaraan mengenai kebudayaan.
Tahun 1930-an berlangsung perdebatan hangat yang kemudian dikenal sebagai
Polemik Kebudayaan mengenai landasan dan arah kebudayaan Indonesia. Polemik itu dipicu
oleh pernyataan Sutan Takdir Alisjahbana bahwa Indonesia adalah sebuah entitas modern yang
mesti bersandar pada kemajuan Barat untuk kemajuannya sendiri. Pernyataan itu mendapat
tanggapan panjang dari sejumlah pemikir dan tokoh kebudayaan yang mengkritik sikap
kebarat-baratan dan sebaliknya menekankan peran penting dari tradisi dalam memajukan
kebudayaan. Polemik ini terus mewarnai diskusi dan perdebatan tentang kebudayaan di masa
selanjutnya, bahkan sampai hari ini.
Pada 1948 berlangsung Kongres Kebudayaan Indonesia yang pertama di masa
kemerdekaan. Di tengah situasi perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Kongres
berlangsung di daerah yang sudah dikuasai Republik. Disadari penuh bahwa peran kebudayaan
di dalam perjuangan kemerdekaan sangat penting. Perjuangan politik dan militer yang tidak
disertai perjuangan untuk membebaskan masyarakat dari kolonialisme budaya akan bermuara
pada neokolonialisme di mana praktek-praktek kolonial ganti dilakukan oleh bangsa sendiri.
Permasalahan ini terus diperdalam dalam kongres-kongres selanjutnya sampai Kongres
Kebudayaan Indonesia yang kelima pada 1960. Beberapa kebijakan yang amat mendasar di
bidang kebudayaan lahir dari kesimpulan dan usulan berbagai kongres tersebut.
Proses ini terputus selama tidak kurang dari tiga dekade karena perubahan politik
di Indonesia. Selama masa Orde Baru masalah kebudayaan mendapat perhatian khusus
dari penguasa. Mekanisme represi dan sensor yang sangat ketat terhadap ekspresi budaya
dilengkapi dengan intervensi birokrasi yang sangat aktif untuk menentukan norma dan
nilai yang berkembang di dalam masyarakat. Baru pada tahun 1991 berlangsung Kongres
Kebudayaan Indonesia yang menghadirkan berbagai pemikiran baru di bidang kebudayaan.
Di era Reformasi tepatnya mulai 2003 mekanisme kongres kebudayaan kembali
diselenggarakan secara rutin setiap lima tahun. Kongres kebudayaan menjadi arena diskusi
dan perdebatan terutama dari kalangan ahli sehingga lebih menyerupai forum ilmiah ketimbang
mekanisme untuk membuat keputusan atau kebijakan. Setiap kongres melahirkan berbagai
rekomendasi yang kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti. Di tengah
percakapan yang ramai ini muncul istilah “Strategi Kebudayaan” sebagai pegangan bersama.
Tapi selama berlangsungnya kongres kebudayaan pada 2003, 2008 dan 2013, tidak ada
rumusan strategi yang diharapkan.
Dalam tiga kongres di masa Reformasi pandangan yang disampaikan oleh para ahli
lebih berupa lontaran pemikiran ketimbang analisis berdasarkan bukti dan riset yang solid.
12 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA
Sebagian malah berkutat pada konsep dan pemikiran yang sangat fundamental dan filosofis
ketimbang persoalan yang strategis dan praktis. Keterwakilan daerah dan sektor seringkali tidak
berimbang. Para ahli, intelektual publik yang kerap disebut “budayawan”, dan elit birokrasi di
bidang kebudayaan mendominasi percakapan dan tidak memberi ruang cukup bagi pemikiran
dan praktek dari tingkat desa atau kabupaten/kota. Hasil kongres pun tidak dengan sendirinya
menjadi bagian dari proses perencanaan dan pembuatan kebijakan di bidang kebudayaan.
UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan secara formal menetapkan
perumusan kebijakan di bidang kebudayaan dilakukan secara berjenjang dengan melibatkan
masyarakat, dimulai dari tingkat kabupaten/kota sampai ke tingkat nasional. Strategi
Kebudayaan ini adalah bagian penting dari penyusunan kebijakan secara berjenjang yang
diatur dalam pasal 13 UU No. 5 Tahun 2017.
Langkah pertama adalah penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah di tingkat
kabupaten/kota yang memuat lima unsur penting, yaitu (1) identifikasi keadaan terkini dari
perkembangan objek pemajuan kebudayaan di tingkat kabupaten/kota; (2) identifikasi sumber
daya manusia dan lembaga kebudayaan di tingkat kabupaten/kota; (3) identifikasi sarana
dan prasarana kebudayaan di tingkat kabupaten/kota; (4) identifikasi masalah pemajuan
kebudayaan di tingkat kabupaten/kota; serta (5) rekomendasi untuk implementasi pemajuan
kebudayaan di tingkat kabupaten/kota.
Proses penyusunan PPKD melibatkan berbagai unsur publik yang penting, yakni (1)
pendidik atau akademisi di bidang kebudayaan, (2) budayawan atau seniman, (3) dewan
kebudayaan daerah atau dewan kesenian daerah, (4) organisasi kemasyarakatan yang
bergerak di bidang kebudayaan, (5) pemangku adat atau kepala suku, dan/atau (6) orang
yang pekerjaannya memiliki kaitan erat dengan objek pemajuan kebudayaan. Pemerintah
kabupaten/kota dalam hal ini memfasilitasi prosesnya dengan dukungan kelembagaan dan
sumberdaya.
Proses ini dimulai sejak Maret 2018 dan hingga akhir November 2018 sudah ada 300
dari 514 kabupaten/kota yang menyelesaikan tugas tersebut dan menjadi upaya mengenali
kekayaan dan kekuatan di bidang kebudayaan yang paling masif dalam sejarah. Prosesnya
kemudian berlanjut ke tingkat provinsi yang merangkum dan mengkonsolidasi temuan dan
rekomendasi dari tingkat kabupaten/kota. Baik kabupaten/kota maupun provinsi menyerahkan
secara langsung PPKD masing-masing kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk selanjutnya digunakan dalam perumusan Strategi Kebudayaan dan Rencana Induk
Pemajuan Kebudayaan.
Pada saat bersamaan berlangsung pertemuan para pemangku kepentingan di bidang
atau berbagai sektor kebudayaan. Sebagian pertemuan itu diselenggarakan mandiri oleh
lembaga atau komunitas yang aktif di bidang bersangkutan, sementara lainnya dikumpulkan
oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan pada 6-7 November 2018. Berbagai pertemuan ini
melengkapi peta spasial yang muncul dari PPKD kabupaten/kota dan provinsi dengan peta
permasalahan di tiap bidang atau sektor kebudayaan. Pada akhir November 2018 tidak kurang
dari 33 pertemuan sudah diselenggarakan yang kesemuanya menghasilkan rekomendasi bagi
Strategi Kebudayaan.
Perumusan Strategi Kebudayaan sendiri dilakukan oleh sebuah tim beranggotakan
17 orang ahli dari berbagai bidang yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
sebagai ketua dan Direktur Jenderal Kebudayaan sebagai sekretaris. Tim Perumus didukung
oleh sebuah sekretariat dan sejumlah peneliti yang mempelajari dan meringkas PPKD
kabupaten/kota dan provinsi serta hasil dari pertemuan sektoral untuk mempermudah tugas
Tim Perumus. Draft pertama Strategi Kebudayaan kemudian disampaikan dalam forum Pra-
Kongres Kebudayaan yang berlangsung pada 27 November 2018 di Jakarta.
Melihat proses yang panjang dan keterlibatan publik yang amat luas maka Strategi
Kebudayaan ini adalah hasil konsolidasi pemikiran dan harapan publik, dan bukan angan-
angan para ahli atau kalangan elit di bidang kebudayaan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 13


4
Visi Pemajuan
Kebudayaan Nasional

Setelah mencermati arah dan tujuan kebangsaan, memeriksa permasalahan yang


merintangi usaha pemajuan kebudayan di berbagai daerah dan sektor, serta mempertimbangkan
kedudukan strategi kebudayaan dalam siklus perencanaan kebudayaan nasional, maka
ditetapkanlah visi pemajuan kebudayaan 20 tahun ke depan:

“Indonesia Bahagia berlandaskan keanekaragaman


budaya yang mencerdaskan, mendamaikan dan
menyejahterakan”

Apabila negara-negara lain berfokus membuat hidup lebih mudah dan mendapat lebih
banyak, Indonesia berfokus untuk meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan rakyatnya.
Segenap visi dan misi yang menjadi arah dan tujuan adanya bangsa Indonesia telah tersarikan
dalam sebuah doa yang tertuang dalam stanza kedua lagu kebangsaan Indonesia Raya:
“Marilah kita mendoa Indonesia bahagia”. Itulah tujuan dari kemerdekaan: mewujudnyatakan
kebahagiaan segenap rakyat Indonesia. Inilah puncak pengejawantahan dari pelindungan
segenap bangsa dan tumpah darah, pemajuan kesejahteraan umum, pencerdasan kehidupan
bangsa dan pelaksanaan ketertiban dunia. Semua misi suci kebangsaan itu bermuara pada
samudranya Indonesia bahagia. Untuk mencapai tujuan inilah pula strategi kebudayaan ini
disusun.

14 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


5
Tujuh Agenda Strategis
Pemajuan Kebudayaan

Berbagai permasalahan yang dijabarkan di atas perlu ditangani secara sistematis.


Langkah-langkahnya dapat dirangkum dalam sebuah agenda strategis. Seluruh agenda ini
dirangkum dari data PPKD kabupaten/kota dan provinsi serta masukan dan pandangan dari
pemangku kepentingan dari bidang dan sektor yang berbeda-beda. Ada tujuh langkah strategis
utama yang selanjutnya dijabarkan ke dalam beberapa butir turunan yang lebih praktis.

Agenda 1 : Menyediakan Ruang bagi Keragaman Ekspresi Budaya


dan Mendorong Interaksi untuk Memperkuat Kebudayaan yang
Inklusif
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Melindungi kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai
dan ekspresi budayanya.
i. Memperkuat satuan pendidikan dan institusi pemajuan kebudayaan seperti
taman budaya, gedung kesenian, dan museum sebagai benteng Bhinneka
Tunggal Ika yang wajib mengedepankan kebudayaan yang inklusif.
ii. Meningkatkan kapasitas aparatur sipil negara bidang kebudayaan dan aparatur
penegak hukum agar dapat melindungi kebebasan masyarakat secara efektif.
iii. Menciptakan iklim yang kondusif bagi ekspresi budaya yang beragam agar
dapat berkembang dan berinteraksi secara bebas untuk saling memperkaya
dan memperkuat kebudayaan yang inklusif.
b. Memperluas keterlibatan penyandang disabilitas dan orang berkebutuhan khusus
dalam upaya pemajuan kebudayaan.
i. Menerapkan standar aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan dan
orang berkebutuhan khusus di satuan pendidikan dan institusi pemajuan
kebudayaan.
ii. Mengembangkan program dan kegiatan budaya afirmatif yang memberi
perhatian khusus pada kehadiran dan keterlibatan penyandang disabilitas dan
orang berkebutuhan khusus di ruang publik.
c. Mendorong interaksi budaya lintas kelompok dan daerah dengan semangat
persatuan.
i. Menyelenggarakan kegiatan seperti festival budaya di pusat maupun daerah
yang menghadirkan hasil interaksi budaya lintas kelompok dan daerah.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 15


ii. Memfasilitasi dan memberikan penghargaan kepada lembaga, komunitas dan
individu yang mengedepankan nilai dan praktik kebudayaan yang inklusif.
iii. Mendukung program pertukaran lintas kelompok dan daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman
ekspresi budaya.

Agenda 2 : Melindungi dan Mengembangkan Nilai, Ekspresi, dan


Praktik Kebudayaan Tradisional untuk Memperkaya Kebudayaan
Nasional
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Meningkatkan pelindungan terhadap nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan
tradisional.
i. Melakukan pendokumentasian, revitalisasi dan repatriasi serta restorasi nilai,
ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional dalam kerangka Sistem Data
Kebudayaan Terpadu yang terus-menerus diperbarui.
ii. Memperkenalkan nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional ke dalam
kurikulum pendidikan, kegiatan belajar di satuan pendidikan, dan dalam
kehidupan sehari-hari.
iii. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi modern untuk mengembangkan
kebudayaan tradisional sehingga tetap relevan mengikuti perkembangan
zaman.
b. Memperkuat kedudukan dan memberdayakan lembaga, komunitas dan masyarakat
yang berpegang pada nilai tradisi dan kepercayaan lokal.
i. Menegakkan hak-hak masyarakat adat, komunitas tradisi dan penghayat
kepercayaan agar dapat berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dan khususnya dalam pemajuan kebudayaan.
ii. Memfasilitasi keterlibatan masyarakat adat, komunitas tradisi dan penghayat
kepercayaan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, terutama
yang berkenaan dengan nilai budaya mereka.
iii. Memperkuat satuan atau kawasan kebudayaan tradisional, seperti desa adat
dan kraton, sebagai situs pemajuan kebudayaan.
c. Mempromosikan nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional yang berkontribusi
bagi pengayaan kebudayaan nasional.
i. Memilah dan menetapkan serta mempromosikan nilai, ekspresi dan praktik
kebudayaan tradisional yang memiliki arti penting secara nasional.
ii. Menyelenggarakan kegiatan seperti festival, pameran dan pawai budaya
di tingkat nasional secara berkala yang secara khusus mengangkat nilai,
ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional.

16 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Agenda 3 : Mengembangkan dan Memanfaatkan Kekayaan Budaya
untuk Memperkuat Kedudukan Indonesia di Dunia Internasional
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan dua proses berikut ini:
a. Memfasilitasi pemanfaatan obyek pemajuan kebudayaan untuk memperkuat
promosi Indonesia di dunia internasional.
i. Memfasilitasi penciptaan karya baru dan produk ekonomi kreatif yang
memanfaatkan obyek pemajuan kebudayaan dan memiliki daya saing di dunia
internasional.
ii. Memperkuat nation branding Indonesia dengan memanfaatkan obyek
pemajuan kebudayaan secara kreatif.
iii. Meningkatkan promosi pariwisata berbasis kebudayaan.
iv. Memfasilitasi pelaku usaha kecil dan menengah serta koperasi yang
memanfaatkan obyek pemajuan kebudayaan untuk berperan di dunia
internasional.
b. Meningkatkan dan memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
i. Menambah jumlah Rumah Budaya Indonesia dan mengoptimalkan fungsinya
sebagai pusat kegiatan dan penyebarluasan budaya Indonesia di kawasan
yang strategis.
ii. Menyediakan pendidikan dan pelatihan di bidang kebudayaan serta
memfasilitasi kegiatan diaspora Indonesia sebagai duta budaya Indonesia di
luar negeri.

Agenda 4 : Memanfaatkan Obyek Pemajuan Kebudayaan untuk


Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Melakukan investasi jangka panjang untuk memajukan kebudayaan secara
menyeluruh dengan terutama mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi.
i. Memperkuat platform teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan
dan pemanfaatan obyek pemajuan kebudayaan di bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif.
ii. Memberikan prioritas pada daya budi (value creation) dibandingkan budi daya
(value extraction).
iii. Meningkatkan kapasitas pelaku budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta
pelaku diplomasi budaya khususnya dalam pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi.
b. Memperkuat mekanisme pelindungan kekayaan intelektual khususnya yang
berkaitan dengan kesenian, pengetahuan dan teknologi tradisional.
i. Menyelaraskan peraturan perundangan yang bersumber pada konvensi
internasional seperti WTO/TRIPs dan WIPO dengan agenda pelindungan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 17


kekayaan intelektual dan pemajuan kebudayaan secara umum.
ii. Melakukan penelitian terhadap pemanfaatan kekayaan intelektual Indonesia
di dunia internasional untuk menegakkan hak moral dan hak ekonomi atas
kekayaan tersebut.
iii. Membuat layanan satu pintu untuk melindungi kekayaan intelektual, khususnya
yang berkaitan dengan ekspresi budaya tradisional, secara efektif.
c. Meningkatkan pariwisata berbasis pemanfaatan museum, cagar budaya dan obyek
pemajuan kebudayaan yang mengindahkan kaidah pelestarian.
i. Meningkatkan kualitas pelayanan museum dan pemanfaatan cagar budaya
sebagai wahana pariwisata, penguatan jati diri, dan inspirasi bagi penciptaan
produk ekonomi kreatif
ii. Membuat pemetaan yang menyeluruh terhadap cagar budaya dan obyek
pemajuan kebudayaan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan pariwisata berbasis budaya.
iii. Mengoptimalkan aset pemerintah yang merupakan cagar budaya untuk
kepentingan pariwisata berbasis budaya, khususnya sejarah dan pelestarian
cagar budaya.
iv. Menentukan niche yang tepat bagi Indonesia dalam industri pariwisata, seperti
wellness tourism yang berbasis pengetahuan tradisional tentang kesehatan
dan pariwisata berbasis komunitas yang berakar pada kekhasan budaya dan
tata nilai kehidupan masyarakat setempat.

Agenda 5 : Memajukan Kebudayaan yang Melindungi


Keanekaragaman Hayati dan Memperkuat Ekosistem
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Meningkatkan pelindungan dan pengembangan cagar budaya untuk membentuk
tata ruang yang berkeadilan dan ramah terhadap lingkungan hidup.
i. Menguatkan kesadaran para pemangku kepentingan di pusat dan daerah
akan peran dan manfaat cagar budaya dalam pembentukan identitas budaya.
ii. Meningkatkan pemanfaatan cagar budaya dengan melibatkan sektor swasta
dan komunitas.
iii. Meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah, khususnya aparat
penegak hukum, swasta dan komunitas, agar dapat efektif menegakkan
hukum yang mengatur pelestarian cagar budaya.
b. Melindungi dan mengembangkan nilai-nilai budaya bahari dan local genius agar
dapat dimanfaatkan dalam pembangunan nasional.
i. Melindungi komunitas yang bermukim di laut dan daerah pesisir untuk
mengembangkan dan memajukan budaya mereka yang sesuai dengan
lingkungan geografisnya.
ii. Memperluas dan memperdalam kajian terhadap nilai dan praktik budaya
bahari untuk memperkuat paradigma bahari dalam pembangunan nasional
dan khususnya dalam sistem pendidikan nasional.
iii. Meningkatkan kegiatan seperti festival dan pameran untuk mengangkat
keragaman tradisi bahari di tingkat lokal.

18 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pengetahuan tradisional yang
relevan dengan antisipasi bencana.
i. Melindungi dan mengembangkan pengetahuan tradisional yang relevan
dengan antisipasi bencana melalui dokumentasi, kajian, pendidikan dan
pelatihan.
ii. Mengintegrasikan pengetahuan tradisional tentang bencana dalam kurikulum
pendidikan dan praktek belajar mengajar, khususnya di daerah yang rawan
bencana.

Agenda 6 : Reformasi Kelembagaan dan Penganggaran Kebudayaan


untuk Mendukung Agenda Pemajuan Kebudayaan
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Reformasi kelembagaan di bidang kebudayaan.
i. Mengkonsolidasi birokrasi bidang kebudayaan di pusat dan daerah melalui
koordinasi lintas kementerian dan lembaga yang tugas dan fungsinya terkait
kebudayaan.
ii. Memperkuat tata kelola lembaga-lembaga yang memberikan layanan publik
di bidang kebudayaan seperti museum, taman budaya, pusat kesenian, dan
lainnya, dengan memperjelas kedudukan, tugas dan fungsinya.
iii. Memperkuat keterwakilan publik dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan
melalui dewan kesenian, dewan kebudayaan, majelis adat, dan lainnya, untuk
terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kebudayaan.
iv. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang kebudayaan melalui
pendidikan dan pelatihan, dan pemerataan persebaran kompetensi dan
keahlian.
b. Mengoptimalkan anggaran di bidang kebudayaan.
i. Mengkonsolidasi program pembangunan di bidang kebudayaan lintas
kementerian dan lembaga sehingga anggaran dapat digunakan secara
optimal dan efektif untuk kepentingan pemajuan kebudayaan.
ii. Membentuk dana perwalian atau dana abadi di bidang kebudayaan sebagai
sumber utama pendanaan kegiatan kebudayaan yang diprakarsai oleh
masyarakat.
iii. Menetapkan standar biaya khusus untuk berbagai profesi yang sangat esensial
dalam pemajuan kebudayaan seperti kurator, penulis, pengaba, sutradara,
musisi, perupa, dan sebagainya.
c. Menyelaraskan kebijakan pusat maupun daerah untuk pemajuan kebudayaan.
i. Melakukan peninjauan yang menyeluruh secara berkala terhadap regulasi di
pusat maupun daerah agar selaras dengan strategi kebudayaan ini dan tujuan
pemajuan kebudayaan secara umum.
ii. Mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun regulasi
turunan dari UU No. 11 Tahun 2010 dan UU No. 5 Tahun 2017 yang selaras
dengan regulasi di tingkat pusat.
iii. Membentuk mekanisme koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan
daerah di bidang pemajuan kebudayaan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 19


Agenda 7 : Meningkatkan Peran Pemerintah sebagai Fasilitator
Pemajuan Kebudayaan
Agenda strategis ini akan dijalankan dengan memperhatikan tiga proses berikut ini:
a. Membangun Sistem Data Kebudayaan Terpadu yang bersifat terbuka dan kredibel.
i. Membangun konektivitas lintas kementerian dan lembaga baik di pusat
maupun daerah, komunitas dan organisasi kemasyarakatan yang melakukan
pendataan di bidang kebudayaan.
ii. Mewujudkan Sistem Data Kebudayaan Terpadu yang dapat diakses oleh
masyarakat dan terus diperbarui berdasarkan masukan dari para praktisi dan
pengguna.
b. Menjamin perluasan dan pemerataan akses publik pada sarana dan prasarana
kebudayaan.
i. Memfungsikan kembali infrastruktur dan sarana-prasarana pemerintah yang
terbengkalai untuk kegiatan kebudayaan melalui pengelolaan yang melibatkan
masyarakat serta mengintensifkan pemanfaatan ruang-ruang publik sebagai
wahana kegiatan kebudayaan masyarakat
ii. Meningkatkan mutu program kegiatan di setiap ruang-ruang kebudayaan
masyarakat seperti taman budaya, museum dan galeri melalui perencanaan
yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
iii. Mendorong terciptanya mekanisme pemantauan kerja pemajuan budaya
melibatkan masyarakat untuk menjamin pemerataan akses publik pada
sarana dan prasarana kebudayaan.
iv. Menyelenggarakan Kongres Kebudayaan Indonesia secara periodik sebagai
platform konsolidasi pikiran dan aksi bersama di bidang kebudayaan dalam
format festival puncak yang berbasis pada pelibatan publik secara berjenjang.
c. Meningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang kebudayaan.
i. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang proses
pelestarian dan pengelolaan cagar budaya dan museum melalui kerja
bersama, penyebarluasan informasi, maupun bimbingan teknis.
ii. Mendorong penguatan kapasitas pengelola budaya di pemerintahan lewat
forum pertemuan rutin yang menghimpun masukan dari para pelaku seni dan
budaya serta para pemangku kepentingan di masyarakat.
iii. Memperbanyak program residensi dalam dan luar negeri untuk para pelaku
budaya agar mendorong pertukaran pengetahuan dan keahlian antar pelaku
lintas daerah serta negara-negara serumpun.
iv. Memperkuat insentif bagi institusi pendidikan dasar, menengah dan tinggi
untuk mempekerjakan para maestro seni tradisi sebagai tenaga pengajar
tetap.

20 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


LAMPIRAN

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 21


RANGKUMAN ISU DOMINAN DALAM PPKD KABUPATEN/KOTA
Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
1 Kota Palu Pelindungan Kurangnya bahan baku dan Mendorong terciptanya Mengarah pada
sarpras yang diperlukan bagi mekanisme yang menjamin inventarisasi dan
produksi dan konservasi OPK keberlanjutan pasokan bahan digitalisasi data
serta tiadanya inventarisasi baku dan sarpras yang diper- OPK, pemba-
yang sistematis lukan bagi produksi dan kon- ngunan sentra
servasi OPK serta inventarisasi produksi bahan
yang sistematis baku OPK Penge-
tahuan Tradisional
dan Teknologi
Tradisional, serta
pengadaan sar-
pras seni yang
dikelola lewat
sanggar dan De-
wan Kesenian
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Mendorong pengkajian dan Mengarah pada
OPK dengan tuntutan zaman inisiatif yang mengarah pada penyelenggaraan
serta ketiadaan gedung per- penyelerasan OPK dengan perhelatan yang
tunjukan terkait OPK Seni perkembangan zaman serta menampilkan
membangun gedung pertun- OPK pada publik
jukan untuk OPK Seni secara berkelan-
jutan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Memperkuat kapasitas SDM, Mengarah pada
lembaga kebudayaan dan tata kelola kelembagaan dan penguatan lem-
tiadanya produk hukum mendorong terciptanya pro- baga adat dan
terkait OPK duk hukum terkait OPK Dewan Kesenian

2 Kab. Ponoro- Pelindungan Menguatnya stigma negatif Menghidupkan narasi positif Mengarah pada
go masyarakat pada pelaku OPK di masyarakat tentang pelaku pembentukan
terkait Reyog akibat prasang- OPK terkait Reyog melalui dan mekanisme dialog
ka berbasis norma-norma kepercayaan serta memba- bersama lintas
agama dan kurangnya bahan ngun sentra produksi bahan agama untuk
baku terkait Reyog baku terkait Reyog menyamakan
persepsi tentang
pelestarian OPK
terkait Reyog dan
pembangunan
penangkaran mer-
ak, substisusi kulit
macan, dsb.
Pengembangan Kurangnya pengkajian atas Menjalankan kajian tentang Mengarah pada
OPK terkait Reyog dan ku- OPK terkait Reyog dan men- penguatan sang-
rangnya tempat latihan dan gusahakan sarpras terkat gar dan penye-
pertunjukan pelatihan dan pertunjukan diaan tempat per-
Reyog tunjukan Reyog di
tiap kecamatan
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya OPK Mendorong pemanfaatan Mengarah pada
terkait Reyog dalam kuriku- OPK terkait Reyog sebagai terbitnya Perda
lum di sekolah muatan lokal di sekolah dan tentang muatan
tujuan wisata lokal OPK terkait
Reyog dan pen-
ingkatan frekuensi
pertunjukan
Reyog
Pembinaan Kurang berjalannya regener- Mendorong sosialisasi OPK Mengarah pada
asi pelaku OPK terkait Reyog terkait Reyog di kalangan kontekstualisasi
muda OPK terkait Reyog
sehingga bisa
dinikmati kalan-
gan muda

22 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
3 Kab. Blora Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, Pedoman OPK
sosialisasi pentingnya OPK di sebagai acuan
masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan ker- Mendorong alih-rupa OPK ke Perhatian khusus
agaman OPK yang diperkuat dalam bentuk-bentuk yang diberikan pada
oleh interaksi dengan mudah diterima masyarakat penyebarluasan
budaya populer sehingga budaya Samin
akibatnya tidak diminati ke dalam mas-
masyarakat yarakat Blora dan
pembuatan video
games berbasis
OPK Blora
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya penge- Mendorong pengembangan Perhatian khusus
lolaan OPK dengan peman- wisata kuliner dan wisata diberikan pada
faatannya dalam konteks sastra berbasis OPK penyelenggaraan
pariwisata festival rutin di
seputar sosok
Pramoedya Anan-
ta Toer, kandidat
nobel sastra dari
Blora
Pembinaan Minimnya regulasi terkait Mendorong proses legislasi Perhatian khusus
OPK dan CB peraturan daerah terkait OPK diberikan pada
dan CB regulasi terkait
pemanfaatan
obat-obatan tra-
disional
4 Kota Tanjung- Pelindungan Kurangnya pendataan yang Mendorong inventarisasi OPK Perhatian khusus
pinang sistematis dan dapat diak- yang sistematis, berkelanjutan pada pembangu-
ses publik atas OPK serta dan dapat diakses publik serta nan gedung per-
tiadanya tempat perhelatan pembangunan tempat perhe- tunjukan di setiap
kesenian yang reguler latan kesenian yang reguler kecamatan
Pengembangan Benturan antara budaya tra- Mendorong sosialisasi ten- Perhatian khu-
disi dalam OPK dengan mo- tang arti penting OPK di masa sus pada upaya
dernitas dan ajaran agama kini dan dialog dengan pemu- menangkal tudu-
belum membuahkan sintesis ka agama untuk meningkat- han syirik atas
baru yang dapat diterima kan toleransi terhadap praktik praktik budaya
oleh semua tradisi tradisi serta

Pemanfaatan Belum adanya pemanfaatan Mendorong terciptanya me- Menggaris-bawa-


OPK dalam rangka pendi- kanisme sinergi antara upaya hi tidak adanya
dikan karakter dan pengua- pemajuan kebudayaan dan muatan lokal
tan industri kecil pendidikan karakter di seko- serta industri
lah serta pemanfaatan OPK rumahan berbasis
dalam industri kecil OPK daerah
Pembinaan Tidak tersedianya regulasi Mendorong legislasi yang Perhatian khu-
terkait OPK dan representasi mengelola pemajuan kebu- sus pada Perda
kelembagaannya dayaan dan pembentukan tentang Lembaga
lembaga yang memayungi Adat Melayu dan
para pelaku budaya di daerah pembentukan
Pusat Kebudayaan
Melayu

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 23


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
5 Kota Ponti- Pelindungan Kurangnya pendataan OPK Mendorong pendataan Perhatian khu-
anak secara terpadu, belum ada OPK secara berkelanjutan, sus pada upaya
mekanisme pelibatan publik sistematis dan dapat diakses sentralisasi
sebagai agen pelindungan publik, pelibatan publik da- manuskrip yang
OPK serta belum adanya lam kerja pelindungan serta tersebar di rumah
gedung pertunjukan penyediaan gedung pertun- warga
jukan
Pengembangan Kurangnya upaya mening- Mendorong pengayaan atas Perhatian khusus
katkan relevansi OPK untuk OPK untuk merespon tantan- pada upaya revit-
menjawab tantangan zaman, gan zaman sambil tetap men- alisasi fungsi OPK
di satu sisi, tetapi ada kekha- gusahakan lestarinya nilai dan yang peka pada
watiran untuk mendorong fungsi aslinya konteks tradisio-
asimilasi dan akulturasi den- nalnya
gan budaya modern karena
anggapan bahwa OPK akan
tergerus oleh budaya mod-
ern (kehilangan nilai dan
fungsi aslinya)
Pemanfaatan Belum adanya mekanisme Mendorong mekanisme pe- Perhatian khusus
pemanfaatan ekonomis atas manfaatan ekonomis yang pada peman-
OPK yang selaras dengan memperkuat upaya pelindun- faatan OPK yang
kepentingan pelindungan gan OPK ramah terhadap
OPK tersebut kepentingan pe-
lindungan
Pembinaan Kurangnya jumlah dan Mendorong peningkatan jum- Perhatian khusus
mutu SDM kebudayaan lah dan kapasitas SDM serta pada tiadanya
serta tiadanya regulasi yang legislasi Perda terkait pema- TACB daerah
mengelola pemajuan kebu- juan kebudayaan
dayaan di daerah
6 Kota Pekalon- Pelindungan Belum adanya rujukan ber- Menyusun rujukan bersama Perhatian khusus
gan sama berbasis data yang berbasis data yang kredibel pada upaya meny-
kredibel terkait OPK terkait OPK usun pedoman
kebudayaan daer-
ah yang merinci
tiap OPK
Pengembangan Belum ada sintesis yang Mendorong dialog antar Perhatian khusus
dapat diterima semua pihak pemangku kepentingan di pada harmonisasi
antara berbagai segi budaya bidang budaya tradisi dan hubungan antara
tradisi dan kepentingan keagamaan serta mendorong budaya tradisi dan
agama munculnya bentuk-bentuk agama
perkawinan antara aspek bu-
daya tradisi dan agama yang
dapat diterima oleh semua
Pemanfaatan Belum terwujud ketersam- Mendorong terwujudnya Perhatian khusus
bungan antara pengelolaan pengelolaan OPK yang beror- pada wisata ber-
OPK dengan pemanfaatan ientasi pada pemanfaatan di basis kuliner
pariwisata terhadapnya bidang pariwisata
Pembinaan Rendahnya tingkat regenera- Mendorong peningkatan kap- Perhatian khusus
si pelaku budaya terkait OPK asitas generasi muda terkait pada pelindungan
serta belum adanya regulasi OPK dan penciptaan regulasi hukum atas pe-
yang menjamin pelindungan yang menjamin pelindungan manfaatan tana-
OPK di daerah OPK di daerah man obat
7 Kota Paya- Pelindungan Lemahnya inventarisasi OPK Mendorong pencatatan OPK Perhatian khusus
kumbuh dan kurang terintegrasinya dan perencanaan pelindun- pada budidaya
pelindungan OPK dengan gan OPK yang memperhatikan SDA yang menjadi
pelindungan SDA terkait ketersediaan bahan baku bahan baku OPK
alaminya
Pengembangan Tergerusnya peran OPK oleh Mendorong revitalisasi peran Perhatian khusus
pengaruh modernisasi OPK untuk menjawab kebu- pada ekspresi bu-
tuhan konkrit masyarakat di daya tradisi yang
daerah lewat pengkajian dan unsur-unsurnya
pengayaan keragaman tergantikan oleh
perkakas modern
(misalnya Saluang
berbasis organ
tunggal)
Pemanfaatan Tidak termanfaatkannya OPK Mendorong mekanisme pen- Perhatian khusus
untuk tujuan ekonomi gelolaan OPK yang memper- juga diberikan
hatikan aspek pemanfaatan pada upaya inter-
ekonominya nalisasi nilai-nilai
adat
Pembinaan Belum terwujud mekanisme Mendorong terwujudnya Perhatian khusus
regenerasi pelaku yang mekanisme regenerasi pelaku diberikan juga
berkelanjutan yang berkelanjutan pada tiadanya CB
yang ditetapkan
dan ketiadaan
TACB daerah

24 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
8 Kab. Tana Pelindungan Tiadanya inventarisasi OPK Mendorong inventarisasi OPK Perhatian khusus
Tidung dan negatifnya pandangan dan sosialisasi tentang segi pada stereotipe
masyarakat terhadap OPK positif OPK negatif tentang
tradisi tolak bala
Pengembangan Banyak OPK yang bila di- Mendorong pengembangan Perhatian khusus
jalankan sesuai fungsi aslin- OPK untuk meningkatkan pada upaya mem-
ya memakan biaya sangat relevansinya bagi kehidupan buat persilangan
besar dan kurang terlihat sehari-hari antara teknik
kegunaannya bagi kehidupan pertanian tradisi
masa kini dan modern
Pemanfaatan Belum ada mekanisme pe- Mendorong pendidikan mua- Perhatian khusus
manfaatan lewat jalur pendi- tan lokal berbasis OPK juga diberikan
dikan di sekolah pada peningkatan
frekuensi festival
budaya
Pembinaan Tidak tersedianya sanggar Mendorong terbentuknya Perhatian khusus
atau pusat pelatihan komu- sanggar-sanggar masyarakat pada penguatan
nitas seni dan budaya sanggar kesenian
9 Kota Malang Pelindungan Belum optimalnya inventa- Mendorong inventarisasi OPK Perhatian khusus
risasi OPK dan tidak adanya secara terpadu dan memben- pada penyeleng-
pusat kegiatan seni dan tuk kawasan budaya di Kota garaan Festival
budaya Malang Musik Nusan-
tara di kawasan
budaya di kota
Malang
Pengembangan Budaya urban modern Meningkatkan relevansi bu- Perhatian khusus
menggerus berbagai aspek daya tradisi melalui pelibatan pada revitalisasi
budaya tradisi pemangku kepentingan di kebiasaan tradisi
bidang budaya urban modern di masyarakat
dalam pengembangan budaya agar dipraktikkan
tradisi kembali serta alih
wahana budaya
tradisi ke dalam
aplikasi kekinian
(seperti video
game)
Pemanfaatan Kurang tersambungnya akti- Mendorong ketersambungan Perhatian khusus
vitas budaya tradisi dengan aktivitas budaya tradisi den- pada perlunya
pemanfaatan ekonomi gan pemanfaatan ekonomi pelaksanaan rang-
kaian festival seni
dan budaya yang
terprogram dan
berkelanjutan
Pembinaan Ketidakteraturan pengelo- Meningkatkan tata kelola Perhatian khusus
laan sanggar dan lembaga sanggar dan lembaga seni juga diberikan
seni serta budaya serta budaya pada penetapan
Perda terkait
pemajuan kebu-
dayaan di Kota
Malang
10 Kota Cirebon Pelindungan Lemahnya inventarisasi dan Mendorong terwujudnya Perhatian khusus
mekanisme pemeliharaan inventarisasi dan mekanisme pada pemben-
terpadu terkait OPK pemeliharaan terpadu terkait tukan bank data
OPK motif Cirebon
Pengembangan Lemahnya inovasi atas pa- Mendorong pengayaan ker- Perhatian khu-
kem terkait OPK dan penye- agaman pakem OPK dan kon- sus pada upaya
suaian dengan tuntutan tekstualisasi dengan tuntutan pelibatan pelaku
zaman zaman dunia kreatif (seni
rupa) dalam ino-
vasi OPK
Pemanfaatan Belum adanya usaha men- Mendorong pengelolaan Perhatian khusus
jembatani pengelolaan OPK OPK yang memperhatikan pada peman-
dan kemungkinan peman- kemungkinan pemanfaatan faatan OPK
faatan ekonominya ekonominya melalui festival
budaya yang
terprogram dan
berkesinambun-
gan
Pembinaan Lemahnya tata kelola CB dan Memperkuat tata kelola CB Perhatian khusus
lembaga seni dan budaya dan lembaga seni dan budaya pada penguatan
kapasitas dan tata
kelola sanggar
seni serta pem-
bentukan TACB
daerah

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 25


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
11 Kota Bukit- Pelindungan Lemahnya inventarisasi OPK Mendorong inventarisasi OPK Perhatian khusus
tinggi serta belum optimalnya dan pelibatan masyarakat da- pada pengumpu-
pelibatan masyarakat dalam lam upaya pelindungan OPK lan OPK sehingga
kerja pelindungan OPK dapat diakses
secara langsung
oleh publik
Pengembangan Belum tersedianya ruang-ru- Mendorong terbentuknya Perhatian khusus
ang pameran/pertunjukan ruang-ruang pameran/per- pada pembangu-
terkait OPK untuk tujuan tunjukan terkait OPK untuk nan gedung kese-
penyebarluasan dan pen- tujuan penyebarluasan dan nian bukan hanya
gayaan keragaman pengayaan keragaman sebagai tempat
pertunjukan/pa-
meran tetapi juga
pengkajian
Pemanfaatan Lemahnya upaya peman- Mendorong tumbuhnya in- Perhatian khusus
faatan ekonomi OPK yang dustri rumahan berbasis OPK pada pengelolaan
berbasis pada industri ru- Hak Kekayaan
mahan Intelektual mas-
yarakat berbasis
OPK
Pembinaan Kurangnya wawasan tentang Mendorong sosialisasi dan Perhatian khusus
khazanah adat dan tradisi pengayaan wawasan para pada pelatihan
termasuk di kalangan pen- pengambil kebijakan terkait adat bagi organ-
gambil kebijakan khazanah adat dan tradisi isasi perangkat
daerah serta
penyusunan Per-
da hukum adat
12 Kota Bogor Pelindungan Lemahnya inventarisasi OPK Mendorong inventarisasi dan Perhatian khu-
dan Benturan antara budaya sosialisasi OPK serta dialog sus pada ritus
tradisi terkait OPK dan pan- yang meningkatkan toleransi dan kelompok
dangan keagamaan kaum agama terhadap praktik penghayat keper-
tradisi terkait OPK cayaan
Pengembangan Tergerusnya nilai-nilai terkait Mendorong revitalisasi nilai- Perhatian khusus
OPK akibat benturan budaya nilai OPK agar menjawab diberikan pada
modern serta kurangnya kebutuhan masa kini dan kurangnya apre-
keterpaparan masyarakat menciptakan rangkaian per- siasi masyarakat
pada OPK helatan yang meningkatkan pada seni akibat
keterpaparan masyarakat jarangnya perhe-
pada OPK latan kesenian
Pemanfaatan Kurang tersambungnya Mendorong pemanfaatan Perhatian khusus
OPK dengan pemanfaatan ekonomi kreatif atas OPK pada penginte-
ekonomi kreatif kekinian grasian nilai dan
aspek OPK ke
dalam wahana ke-
kinian yang dapat
dipasarkan
Pembinaan Kurangnya regulasi yang Mendorong terciptanya reg- Perhatian khusus
mengatur pemajuan ke- ulasi yang diperlukan untuk pada upaya me-
budayaan di daerah serta pemajuan kebudayaan serta metakan regulasi
lemahnya tingkat regenerasi mendorong peningkatan yang sudah ada
pelaku budaya jumlah dan kapasitas pelaku dan yang dibutuh-
budaya kan dalam rangka
pemajuan
13 Kota Bengkulu Pelindungan Lemahnya pendataan terkait Menjalankan pendataan OPK Perhatian khusus
OPK dan kelangkaan bahan dan mengusahakan kesinam- pada kesulitan
baku dalam OPK bendawi bungan pasokan bahan baku bahan baku alat
OPK bendawi musik tradisi
Pengembangan Lemahnya kajian sistematis Mendorong sinergi antar Perhatian khusus
yang dapat memetakan lembaga yang memungkinkan pada pengkajian
asal-usul dan kekhasan se- kajian sistematis atas setiap kuliner tradisional
tiap OPK OPK Kota Bengkulu
Pemanfaatan Kurang termanfaatkann- Mendorong pemanfaatan Tidak ada catatan
ya OPK secara ekonomi OPK untuk tujuan kesejahter- khusus karena
maupun untuk ketahanan aan masyarakat dan ketahan- tidak tergambar
budaya an budaya dalam dokumen
PPKD
Pembinaan Lemahnya tatakelola lemba- Mendorong penguatan Perhatian khusus
ga terkait OPK dan CB tatakelola lembaga terkait pada kelem-
OPK dan CB bagaan CB

26 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
14 Kota Banjar Pelindungan Belum adanya pendataan Mendorong pendataan siste- Perhatian khusus
sistematis atas OPK yang matis atas OPK yang berkelan- pada pemetaan
berkelanjutan dan dapat jutan dan dapat diandalkan para ahli yang
diandalkan membidangi OPK
Pengembangan Kurang berjalannya penye- Mendorong rekontekstualisasi Perhatian khusus
larasan antara budaya tradisi budaya tradisi dalam praktik pada dialog antar
dan budaya modern sehing- hidup kekinian sehingga kelompok budaya
ga budaya tradisi nampak membuatnya beragam dan yang berbeda
tidak relevan menjawab berguna menjawab persoalan
persoalan hidup sehari-hari hidup sehari-hari
Pemanfaatan Kurang berjalannya peman- Mendorong pemanfaatan Perhatian khusus
faatan OPK untuk menopang OPK untuk menopang tata pada peman-
tata hidup yang harmonis hidup yang harmonis dengan faatan manuskrip
dengan kelestarian lingkun- kelestarian lingkungan sebagai sumber
gan inspirasi untuk
mewujudkan
harmoni antara
kehidupan religus,
sosial dan lingkun-
gan alam
Pembinaan Lemahnya dukungan pera- Memperkuat dukungan Perhatian khusus
turan perundangan atas us- peraturan perundangan atas pada penyusunan
aha pemajuan kebudayaan usaha pemajuan kebudayaan Perda yang men-
di daerah di daerah gelola pengeta-
huan tradisional
15 Kota Bandung Pelindungan Belum optimalnya pendata- Mendorong optimalisasi pen- Perhatian khusus
an OPK yang sistematis dan dataan OPK yang sistematis pada penyim-
berkelanjutan serta konsoli- dan berkelanjutan melalui panan dan pe-
dasinya dalam sebuah muse- sebuah museum atau pusat meliharaan OPK
um atau pusat arsip arsip benda seperti
manuskrip serta
perlunya museum
seni
Pengembangan Sudah banyak pengkajian Mendorong konsolidasi kajian Perhatian pada
tentang OPK tetapi terserak OPK dalam sebuah rangkaian pengelolaan kebi-
dan tidak terkonsolidasi kerja yang sistematis dan jakan pemajuan
dalam sebuah upaya yang berkelanjutan kebudayaan ber-
sistematis dan berkelanjutan basis kajian OPK
Pemanfaatan Pemanfaatan seni dan Mendorong terbentuknya Perhatian khusus
budaya sudah banyak tapi platform pemanfaatan seni pada seni pertun-
tidak terangkai dalam suatu dan budaya yang berkesinam- jukan dan seni
platform yang berkesinam- bungan dan terprogram rupa
bungan dan terprogram
Pembinaan Menyusutnya pelaku budaya Mendorong peningkatan jum- Perhatian khusus
tradisi karena akar kebu- lah dan kapasitas pelaku bu- pada pentingnya
dayaannya tergerus oleh daya tradisi lewat perhelatan penyelenggaraan
budaya urban modern publik yang memikat festival budaya
yang bertujuan
membina para
pelaku (berfungsi
sebagai bench-
mark)
16 Kota Ambon Pelindungan Lemahnya pendataan OPK Mendorong pendataan OPK Perhatian khusus
yang berkelanjutan secara sistematis dan berke- pada musik dan
lanjutan branding Ambon
sebagai City of
Music
Pengembangan Tergerusnya budaya tradisi Mengembangkan aspek-aspek Perhatian khusus
oleh gelombang modernisasi budaya tradisi yang dapat pada teknologi
diselaraskan dengan budaya digital
modern
Pemanfaatan Lemahnya pemanfaatan OPK Mendorong pemanfaatan Perhatian khusus
untuk penguatan ketahanan OPK untuk penguatan ketah- pada pembuatan
budaya anan budaya melalu kegiatan kalender perhe-
publik yang terprogram latan seni dan
budaya secara
reguler
Pembinaan Lemahnya sinergi antara Mendorong kegiatan bersama Perhatian khusus
para pelaku dan pengambil yang menumbuhkan sinergi pada pembuatan
kebijakan terkait OPK antara para pelaku dan pen- strategi kebu-
gambil kebijakan terkait OPK dayaan jangka
pendek yang lebih
banyak melibat-
kan pemangku
kepentingan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 27


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
17 Kab. Tulunga- Pelindungan Lemahnya inventarisasi, Mendorong inventarisasi, pe- Perhatian khu-
gung pemeliharaan, pengamanan meliharaan, pengamanan dan sus pada usaha
dan publikasi terkait OPK publikasi terkait OPK dan CB konservasi bahan
dan CB baku untuk pro-
duksi OPK
Pengembangan Lemahnya pengkajian, pen- Mendorong kerja kebudayaan Perhatian khusus
gayaan keberagaman dan lintas OPK untuk memperkaya pada dialog an-
penyebar luasan OPK keragamannya dan mening- tara bentuk-ben-
katkan penyebarannya tuk bduaya
tradisi dan budaya
modern
Pemanfaatan Kurang tersambungnya Mendorong kebijakan yang Perhatian khusus
pengelolaan OPK dengan memberikan insentif pada pada peman-
pemanfaatan ekonomi pemanfaatan ekonomi atas faatan terkait
maupun pemanfaatan untuk OPK oleh masyarakat kecil jamu
peningkatan ketahanan bu-
daya masyarakat
Pembinaan Lemahnya tata kelola kelem- Menciptakan mekanisme Perhatian khu-
bagaan pelaku dan pengelo- pengelolaan lembaga pelaku sus pada upaya
la budaya yang mengakibat- dan pengelola kebudayaan memperbanyak
kan tidak adanya mekanisme yang kondusif bagi peningka- pelatihan bagi
peningkatan kapasitas para tan kapasitas para pelaku dan para pengampu
pelaku dan regenerasinya regenerasinya kepentingan
bidang budaya
18 Kab. Tasikma- Pelindungan Diambil alihnya peran sen- Mendorong pelindungan bu- Perhatian khusus
laya tral budaya tradisi dalam daya tradisi lewat inventarisa- pada pemas-
memberikan orientasi hidup si yang sistematis dan berke- yarakatan kembali
masyarakat oleh budaya lanjutan serta dialog-dialog OPK yang selama
modern dan persepsi kea- antar budaya dalam rangka ini cenderung
gamaan yang tidak peka pemeliharaan budaya tradisi terlupakan
konteks
Pengembangan Budaya tradisi kehilangan Mendorong usaha terpadu Perhatian khusus
relevansinya untuk men- untuk memberi peran baru pada upaya revit-
jawab tantangan zaman budaya tradisi dalam ke- alisasi fungsi OPK
modern hidupan masyarakat di masa dalam masyarakat
modern
Pemanfaatan Tidak ada mekanisme yang Mendorong terciptanya me- Perhatian khusus
mengelola ketersambungan kanisme pengelolaan OPK pada usaha men-
antara OPK dan pariwisata yang tersambung dengan erapkan OPK se-
pariwisata bagai bagian dari
pengembangan
potensi daerah
dan penyeleng-
garaan festival
secara reguler
Pembinaan Lemahnya regulasi, kebi- Memperkuat regulasi, kebija- Perhatian khusus
jakan dan anggaran dalam kan dan anggaran dalam rang- pada pemetaan
rangka pemajuan kebu- ka pemajuan kebudayaan regulasi dan ke-
dayaan bijakan budaya di
tingkat Pusat dan
daerah

28 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
19 Kab. Tanah Pelindungan Lemahnya inventarisasi ter- Mendorong inventarisasi Perhatian khusus
Datar hadap OPK dan banyaknya terhadap OPK dan menye- pada sulitnya
praktik terkait OPK yang lenggarakan kegiatan publik mengubah
ditinggalkan masyarakat terkait OPK persepsi mas-
yarakat atas OPK
yang dianggap
terlalu sakral
untuk dipelihara
secara terpusat
oleh pemerintah
kabupaten
Pengembangan Kurangnya pengkajian yang Mendorong terciptanya me- Perhatian khusus
sistematis tentang OPK yang kanisme pengkajian sistematis pada kurangnya
menjawab persoalan pelind- tentang OPK yang menjawab tenaga ahli daer-
ungan dan pemanfaatannya persoalan pelindungan dan ah dalam pengka-
pemanfaatannya jian OPK
Pemanfaatan Belum ada mekanisme Mendorong terciptanya Perhatian khusus
pemanfaatan ekonomi atas mekanisme pemanfaatan pada kurangnya
OPK yang berkelanjutan ekonomi atas OPK yang berke- sarana dan prasa-
lanjutan rana pemanfaatan

Pembinaan Belum optimalnya me- Mendorong mekanisme Perhatian khusus


kanisme regenerasi pelaku regenerasi pelaku budaya pada sosialisasi
budaya dengan dukungan kebijakan, dan pelibatan
anggaran dan regulasi yang generasi muda
memadai sebagai calon
pelaku budaya di
masa depan
20 Kab. Tabanan Pelindungan Usaha inventarisasi dan Mendorong sosialisasi yang Perhatian khusus
pemeliharan terkendala mengarah pada penguatan pada peliknya
oleh anggapan tentang ke- upaya inventarisasi dan usaha konservasi
sakralan OPK pemeliharaan OPK secara manuskrip lontar
terpadu yang tersebar di
rumah warga
Pengembangan Kerumitan tatacara penggu- Mendorong penyederhanaan Perhatian khusus
naan OPK dalam hidup se- tatacara penggunaan OPK pada pengelolaan
hari-hari membuatnya tidak sehingga mudah dikerjakan subak dan penye-
digunakan dan berguna bagi hidup se- derhanaan ritus
hari-hari ngaben
Pemanfaatan Tidak meratanya kesempa- Mendorong pemerataan Perhatian khusus
tan para pelaku seni dan akses para pelaku seni dan pada penciptaan
budaya dalam menampilkan budaya untuk memanfaatkan kesetaraan kes-
karyanya keahliannya empatan antar
daerah untuk
menampilkan
karya budayanya
Pembinaan Lemahnya tata kelola lemba- Mendorong penguatan tata Perhatian khusus
ga yang mengampu OPK kelola lembaga yang mengam- pada lembaga
pu OPK seni dan pelibatan
generasi muda
21 Kab. Sumed- Pelindungan Kurangnya pelibatan publik Mendorong pelibatan publik Perhatian khusus
ang dalam kerja pelindungan dalam kerja pelindungan OPK pada rendahnya
OPK apresiasi publik
atas OPK, teruta-
ma seni
Pengembangan Tidak berkembangnya bu- Mendorong pelibatan publik Perhatian khusus
daya tradisi akibat rendahn- dalam pengembangan OPK pada rendahnya
ya keterlibatan masyarakat dengan fokus pada pengayaan wawasan mas-
dalam kerja pengelolaannya keberagamannya melalui yarakat tentang
interaksi antarbudaya berbagai budaya
yang ada di sekel-
iling mereka
Pemanfaatan Kalah bersaingnya produk Memperkuat keterpaparan Perhatian khusus
berbasis OPK dibandingkan masyarakat pada produk ber- pada penguatan
produk budaya populer basis OPK kurikulum muatan
dalam pemanfaatan se- lokal
hari-harinya
Pembinaan Tidak adanya dukungan Mendorong terciptanya Perhatian khusus
regulasi yang menjamin ke- regulasi yang menjamin ke- pada pengesahan
langsung budaya tradisi dan langsung budaya tradisi dan Perda tentang
pemajuan kebudayaan pemajuan kebudayaan warisan budaya

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 29


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
22 Kab. Sum- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
bawa pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Adanya stigma negatif ter- Melakukan pendekatan secara Menetralisasi
hadap OPK Manuskrip dan kekeluargaan untuk adanya stigma negatif
Adat Istiadat dialog di antara tokoh agama, terhadap opk
tokoh masyarakat, maupun Manuskrip dan
praktisi supranatural Adat Istiadat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. bahasa Samawa
perkembangan modernitas
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat
OPK

23 Kab. Sumba- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
wa Barat pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian terhadap potensi Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak OPK yang memiliki manfaat diberikan pada
mampu beradaptasi dengan ekonomi Pengetahuan
perkembangan modernitas Tradisional
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
24 Kab. Suka- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
mara pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Mengarah pada
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama upaya penciptaan
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. aplikasi permain-
perkembangan modernitas an tradisional
Pemanfaatan Kurang dimanfaatkannya Memperbanyak festival ter- Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda kait OPK dengan melibatkan manfaatan OPK di
kalangan muda, dan mem- lingkungan seko-
perkaya muatan lokal dalam lah dan di ruang
pendidikan ruang publik
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penyediaan Pusat
ketiadaan regulasi terkait Kegiatan Seni
OPK Budaya

25 Kab. Suka- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
bumi pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Mengarah pada
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama upaya memban-
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern, gun ruang-ruang
perkembangan modernitas dan bersentuhan dengan dialog lintas
kebutuhan generasi muda agama dan ke-
percayaan yang
melibatkan kaum
muda
Pemanfaatan Kurang dimanfaatkannya Mereproduksi OPK untuk Mengarah pada
OPK untuk kepentingan pen- kepentingan pendidikan dan upaya pember-
didikan dan pariwisata pariwisata dayaan ekonomi
masyarakat ber-
basis kebudayaan
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penyediaan Pusat
ketiadaan regulasi terkait Kegiatan Seni
OPK Budaya

30 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
26 Kab. Subang Perlindungan Belum optimalnya Membentuk tim penyusun ac- Mengarah pada
inventarisasi dan penelu- uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
suran dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
secara mendalam terhadap sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK beserta analisa konten OPK di masyarakat utama masyarakat
yang terkandung di dalam-
nya
Pengembangan Kurangnya pengayaan Memperbanyak sumber ref- Mengarah pada
keragaman OPK yang tidak erensi terkait OPK, berikut upaya memban-
mampu beradaptasi dengan membangun perpustakaan gun ruang-ruang
perkembangan modernitas untuk ruang diskusi OPK dialog lintas gen-
erasi
Pemanfaatan Kurang dimanfaatkannya Mereproduksi OPK untuk Mengarah pada
OPK untuk kepentingan pen- kepentingan pendidikan dan upaya pember-
didikan dan pariwisata pariwisata dayaan ekonomi
masyarakat ber-
basis kebudayaan
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, 1. Mendorong terciptanya Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan regulasi perlindungan OPK penyediaan Pusat
ketiadaan regulasi terkait 2. Merancang program yang Kegiatan Seni
OPK representatif dalam kegiatan Budaya
pembinaan SDM OPK
27 Kab. Solok Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Selatan pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. pengetahuan
perkembangan modernitas tradisional dan
teknologi tra-
disional

Pemanfaatan Kurang dimanfaatkannya Mereproduksi OPK untuk Mengarah pada


OPK untuk kepentingan kepentingan pariwisata upaya pember-
pariwisata dayaan ekonomi
masyarakat ber-
basis kebudayaan
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK upaya paten atas
ketiadaan regulasi terkait teknologi tra-
OPK disional kincir air
28 Kab. Sleman Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat

Pengembangan Kurang terorganisirnya pro- Sinkronisasi program di antara Mengarah pada


gram-program pengemban- para pemangku kepentingan upaya membuat
gan baik untuk kebutuhan kebudayaan agar program road map pe-
pendidikan maupun untuk pemeliharaan dan pengem- meliharaan dan
pariwisata bangan OPK berjalan secara pengembangan
sistematik OPK
Pemanfaatan Kurang terkelolanya berb- Sinkronisasi program pember- Perlu adanya road
agai aktivitas ekonomi kebu- dayaan ekonomi kebudayaan map pember-
dayaan di antara para pemangku dayaan ekonomi
kepentingan melalui peman-
faatan OPK
Pembinaan Terbatasnya wawasan dan Peningkatan keterampilan, Mengarah pada
kreativitas pelaku budaya keahlian, dan wawasan upaya membuat
pelaku seni/pekerja seni, dan program-program
pelestari budaya. pembinaan dan
pelatihan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 31


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
29 Kab. Sintang Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. pengetahuan
perkembangan modernitas tradisional dan
teknologi tra-
disional
Pemanfaatan Belum dimanfaatkannya OPK Mereproduksi OPK untuk Mengarah pada
untuk kepentingan pendi- kepentingan pendidikan dan upaya pember-
dikan dan pariwisata pariwisata dayaan mas-
yarakat baik untuk
tujuan pendidikan
maupun tujuan
ekonomi
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK upaya paten atas
ketiadaan regulasi terkait teknologi tra-
OPK disional kincir air
30 Kab. Sijunjung Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK, berikut kuran- dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
gnya anggaran pemerintah sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
terhadap kebudayaan OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. pengetahuan
perkembangan modernitas, tradisional dan
dan kurangnya perhatian teknologi tra-
pemerintah terhadap mas- disional
alah ini.
Pemanfaatan Belum dimanfaatkannya OPK Mereproduksi OPK untuk Mengarah pada
untuk kepentingan pendi- kepentingan pendidikan dan upaya pember-
dikan dan pariwisata, berikut pariwisata dayaan mas-
pengalokasian anggaran yarakat baik untuk
untuk pembangunan fasilitas tujuan pendidikan
kebudayaan maupun tujuan
ekonomi
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- -
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK
ketiadaan regulasi terkait
OPK
31 Kab. Siden- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
reng Rapang pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK, berikut kuran- dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
gnya anggaran pemerintah sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
terhadap kebudayaan OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. bahasa dan aksara
perkembangan modernitas Bugis
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat
OPK
32 Kab. Sarmi Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK, berikut kuran- dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
gnya anggaran pemerintah sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
terhadap kebudayaan OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya fasilitas pengem- Penyediaan fasilitas pengem- -
bangan budaya daerah bangan budaya daerah
Pemanfaatan Belum dimanfaatkannya OPK Menyelenggarakan festi- Mengarah pada
untuk kepentingan pendi- val-festival budaya untuk upaya pember-
dikan kepentingan pendidikan dayaan mas-
yarakat untuk
tujuan pendidikan
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- -
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK
ketiadaan regulasi terkait
OPK

32 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
33 Kab. Samosir Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Menyusun program inventari- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi sasi dan dokumentasi OPK pembentukan
terkait OPK sistem data OPK
Pengembangan Belum adanya upaya untuk Menyusun program-program Mengarah pada
mengkaji OPK, baik untuk kajian dan penerjemahan upaya memper-
tujuan pendidikan maupun konten OPK agar bersesuaian luas akses mas-
tujuan ekonomi dengan kebutuhan generasi yarakat pada OPK
muda
Pemanfaatan Belum adanya perhatian Menyusun program pember- Mengarah pada
pemerintah terhadap para dayaan ekonomi bagi para upaya fasilitasi
pelaku budaya pelaku budaya pemerintah untuk
pelaku budaya
berikut sarana
prasarana kebu-
dayaan

Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Menyusun program fasilitasi Mengarah pada


lembaga kebudayaan, dan Workshop, lokakarya, dan upaya memban-
ketiadaan regulasi terkait pembinaan melalui sang- gun kebudayaan
OPK gar-sanggar. daerah
34 Kota Tidore Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Kepulauan pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. adat istiadat
perkembangan modernitas Tidore
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat
OPK
35 Kab. Penajam Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Paser Utara pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. adat istiadat
perkembangan modernitas Tidore
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat
OPK
36 Kab. Pema- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
lang pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. adat istiadat
perkembangan modernitas Tidore
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat
OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 33


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
37 Kab. Pati Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang -
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern.
perkembangan modernitas
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- -
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK
ketiadaan regulasi terkait
OPK
38 Kab. Pangan- Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
daran pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan
terkait OPK dapat diakses masyarakat, sistem data OPK
sosialisasi tentang pentingya
OPK di masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang -
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern.
perkembangan modernitas
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan Lem-
ketiadaan regulasi terkait baga Adat
OPK
39 Kab. Padang Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Pariaman pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan
terkait OPK dapat diakses masyarakat, sistem data OPK,
sosialisasi tentang pentingya berikut pembua-
OPK di masyarakat tan referensi visu-
al untuk sosialisasi
OPK
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Mengarah pada
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama pembuatan ap-
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. likasi digital untuk
perkembangan modernitas OPK Permainan
Rakyat

Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-


OPK bagi kalangan muda berbasis OPK, berikut penye- manfaatan OPK di
lenggaraan festival-festial lingkungan seko-
budaya lah, keluarga, dan
publik.
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- -
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK
ketiadaan regulasi terkait
OPK
40 Kab. Nganjuk Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Membentuk tim riset untuk Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi inventarisasi dan publikasi penyusunan
terkait OPK OPK sistem data OPK
Pengembangan Kurangnya pengayaan 1. Populerisasi OPK melalui Mengarah pada
keragaman OPK yang tidak media publikasi yang dekat upaya memban-
mampu beradaptasi dengan dengan generasi muda gun ruang ruang
perkembangan modernitas 2. Membangun wacana publik dialog publik ter-
tentang OPK yang dianggap kait OPK Tradisi
tabu atau yang memiliki stig-
ma negatif
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, 1. Mendorong terciptanya Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan regulasi perlindungan OPK pelibatan semua
ketiadaan regulasi terkait 2. Mendorong adanya pelati- pemangku
OPK han ketrampilan pembuatan kepentingan ke-
OPK kepada generasi muda budayaan

34 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
41 Kab. Ngada Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian potensi OPK tr- Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak adisi yang dapat diterapkan diberikan pada
mampu beradaptasi dengan bersama dengan teknologi OPK Pengetahuan
perkembangan modernitas modern, guna peningkatan Tradisional, Te-
kualitas OPK knologi Tradision-
al dan Permainan
Rakyat
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK, berikut penye- manfaatan OPK di
lenggaraan festival-festial lingkungan seko-
budaya lah, keluarga, dan
publik.
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK pembentukan
ketiadaan regulasi terkait lembaga SDM
OPK Kebudayaan
42 Kab. Muna Perlindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan Pengkajian OPK tradisi yang Perhatian khusus
keragaman OPK yang tidak dapat diterapkan bersama diberikan pada
mampu beradaptasi dengan dengan teknologi modern. OPK Seni
perkembangan modernitas
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
lembaga kebudayaan, dan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
ketiadaan regulasi terkait ga adat dan ko-
OPK munitas budaya

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 35


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
43 Kab. Mem- Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong upaya-upaya Perhatian khusus
pawah pemeliharaan, pengamanan, inventarisasi, pemeliharaan, perlu diberikan
dan publikasi terkait OPK pengamanan, dan publikasi kepada OPK dan
dan CB serta pelestarian terkait OPK dan CB yang siste- CB yang dianggap
OPK dan CB terhalang oleh matis dan tepat sasaran serta terhalang pele-
modernisasi. mendorong nilai-nilai positif stariannya oleh
OPK dan CB yang bermanfaat arus modernisasi.
tidak hanya untuk kehidupan
hari ini tetapi juga di masa
mendatang.
Pengembangan Kurangnya pengetahuan dan Mendorong pengembangan Perhatian khusus
minat masyarakat akan OPK studi, reaktualisasi dan penye- pengembangan
dan CB akibat arus moderni- barluasan pengetahuan OPK OPK dan CB di-
sasi; Kurangnya sarana dan dan CB melalui pendidikan; dorong melalui
prasarana penunjang bagi Mendorong munculnya sara- integrasi pendi-
OPK dan CB na dan prasarana penunjang dikan perihal OPK
OPK dan CB. dan CB melalui
kurikulum sekolah
(muatan lokal)
yang mana bisa
dilakukan dengan
baik melalui ker-
jasama Perguruan
Tinggi, Lembaga
Adat, Komunitas
Budaya, serta
Pemerintah Daer-
ah dan pemangku
kepentingan
lainnya
Pemanfaatan - - -

Pembinaan Belum banyaknya lembaga Mendorong pembektukkan Perhatian khusus


khusus yang mewadahi OPK lembaga yang mewadahi perlu diberikan
dan CB. Jika pun ada, peran OPK dan CB dan memperkuat pada regenerasi
dan kapasitasnya sangat peran dan kapasitas lemba- pelaku dan ahli
lemah; Berkurangnya jumlah ga yang sudah ada; Upaya bidang OPK dan
pegiat dan pelaku OPK dan regenerasi dalam rangka CB; terkhusus
CB; Minimnya pemahaman, pelestarian OPK dan CB; pada seni tra-
pengetahuan serta skill Mengintegrasikan OPK dan CB disional.
generasi muda di Kabupaten di dalam pendidikan sekolah
Mempawah terkait OPK (muatan lokal).
dan CB.
44 Kab. Maja- Pelindungan Kurangnya upaya inventa- Memperkuat dan memperlu- Perlu diberi per-
lengka risasi, pemeliharaan, pen- as upaya inventarisasi, peme- hatian khusus
gamanan dan publikasi bagi liharaan, pengamanan, dan terhadap OPK dan
OPK dan CB yang juga dise- publikasi OPK dan CB serta CB yang mulai
babkan oleh modernisasi; mendorong terbitnya produk hilang lantaran
Pengamanan atas OPK dan hukum terkait pengamanan modernisasi dan
CB dari pemerintah dalam OPK dan CB. atau terbentur
bentuk produk hukum pun nilai agama.
masih kurang.
Pengembangan Minat dan perhatian yang Mengadakan sosialisasi yang Perlu diberi per-
semakin menipis di kalangan berkala melalui pelbagai hatian khusus
anak sekolah dan mas- kegiatan dalam rangka mem- pengembangan
yarakat pada OPK dan CB perkuat dan memperluas dalam hal sosial-
serta kurangnya sarana dan pemahaman atas OPK dan isasi di bidang
prasarana yang menunjang CB baik di tengah masyarakat pendidikan, ter-
OPK dan CB. mau pun di kalangan sekolah. khusus menyasar
anak sekolah.
Pemanfaatan Semakin jarangnya peman- Mengintegrasikan nilai-nilai Bagian peman-
faatan OPK dan CB yang yang terkandung di dalam faatan ini lebih
sesungguhnya memuat nilai- OPK dan CB di dalam pen- condong pada
nilai yang baik di kalangan didikan demi membangun pemanfaatan OPK
pendidikan karakter berbasis kebudayaan. dan CB di dalam
konteks mua-
tan lokal demi
menunjang karak-
ter siswa.
Pembinaan Semakin berkurangnya para Mendorong upaya reaktu- Perhatian perlu
pelaku dan yang memahami alisasi dan regenerasi para diberikan kepada
perihal OPK serta CB yang pelaku OPK dan CB. upaya regenerasi
seiring sejalan dengan le- bagi para pelaku
manya kecintaan dan upaya OPK dan CB yang
pelestarian OPK dan CB di jumlahnya sema-
kalangan masyarakat. kin menipis.

36 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
45 Kab. Luma- Pelindungan Kurangnya inventarisasi dan Mendorong upaya pencatatan Adanya
jang pencatatan atas OPK dan CB dan inventarisasi yang serius penekanan
yang seiring dengan kuran- atas OPK dan CB serta upaya khusus pada
gnya regenerasi pelaku OPK regenerasi yang serius terha- pembentukan tim
dan CB. dap para pelaku OPK dan CB. ahli Cagar Budaya
Kabupaten Luma-
jang.
Pengembangan Minimnya pengetahuan dan Mendorong upaya penyebar- Adanya
apresiasi pada OPK dan CB luasan pengetahuan seputar penekanan pada
serta pengembangan yang OPK dan CB di kalangan hendak menjad-
ke luar dari pakem dari be- masyarakat baik melalui teks, ikan Tari Godril
berapa OPK dan CB. pembangunan ruang-ruang sebagai ikon serta
apresiasi, sekolah, maupun musik dangdut
festival berkala. klasik sebagai
Warisan Budaya
Tak Benda kabu-
paten.
Pemanfaatan Semakin kurangnya pelaku Mendorong pemanfaatan Penekanan pada
OPK lantaran kurangnya yang lebih meluas atas OPK pemanfaatan
pemanfaatan pada OPK baik melalui event atau pun ludruk sebagai
dimaksud, sehingga meng- pendidikan demi meningkat- edukasi serta
gantungkan diri pada profesi kan nilai-nilai karakter pada peningkatan
tersebut tidak menguntung- siswa sekaligus juga men- ekonomi pengra-
kan secara ekonomi. dorong perbaikan ekonomi jin layang-layang
para pelaku OPK. melalui event
layang-layang
yang reguler
Pembinaan Minimnya generasi yang Mendorong upaya yang lebih Penekanan pada
mau melanjutkan kerja-kerja sistematis pada regenerasi pelatihan intensif
seputar OPK dan CB. terkhusus pada OPK yang pada generasi
pelakunya sudah semakin muda.
langka.
46 Kab. Lombok Pelindungan Keamanan OPK dan CB Mendorong pemerintah Penekanan pada
Barat mengkhawatirkan serta para untuk merancang upaya pe- komunikasi dan
pelaku OPK dan CB semakin lestarian dan penyelamatan peran Dewan
berkurang. OPK dan CB serta upaya Kesenian Daerah
regenerasi pelaku melalui sebagai mitra
pembentukan dan penguatan pemerintah dalam
lembaga terkait OPK dan CB. upaya perlindun-
gan ini.
Pengembangan Semakin berkurangnya para Mendorong OPK dan CB se- Penekanan pada
pengakses dan pencinta OPK bagai bagian dari kurikulum penguatan OPK
dan CB. pendidikan sekolah serta so- dan CB melalui
sialisasi di masyarakat melalui muatan lokal di
event-event yang berhubun- sekolah-sekolah
gan dengan OPK. yang ditetapkan
melalui regulasi
pemerintah.
Pemanfaatan OPK dan CB kalah bersaing Mendorong pemerintah un- Penekanan lebih
dengan hal-hal yang bersi- tuk menjadikan OPK dan CB ditujukan pada Te-
fat modern yang menjadi sebagai agenda pariwisata. knologi Tradision-
penggantinya di tengah al sebagai agenda
masyarakat. pariwisata.
Pembinaan Minimnya para pelaku dan Mendorong kerja sama dan -
ketertarikan generasi muda penguatan kapasitas lembaga
pada OPK dan CB yang se- terkait seperti Dewan Kese-
makin menipis. nian Daerah dan atau Dewan
Kebudayaan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 37


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
47 Kab. Lingga Pelindungan Kurangnya upaya pengaman- Mendorong upaya revitalisasi, Penekanan pada
an, pendataan, dan revital- pengamanan, penyelamatan upaya revitalisasi
isasi terhadap OPK dan CB. dan pendataan terhadap terhadap lingkun-
OPK dan CB disertai dengan gan penunjang
produk hukum pelindungan OPK dan CB.
atasnya.
Pengembangan Kurangnya pemahaman, Mendorong pendidikan, kaji- Penekanan pada
kajian, pendidikan, dan an, pengadaan even, eksplor- kurikulum muatan
event masyarakat atas OPK asi baru berhubungan dengan lokal dan pemba-
dan CB. OPK dan CB. ngunan Sekolah
Menengah Seni.
Pemanfaatan Belum ada program teren- Mendorong program teren- Penekanan pada
cana dalam konteks pere- cana dalam konteks pere- pembangunan
konomian dan kurangnya konomian dan institusi serta sentra terpadu
institusi serta sentra terpadu membangun sentra terpadu OPK yang bisa
terkait OPK dan CB. terkait OPK dan CB untuk dimanfaatkan
meningkatkan keperluan sebagai salah satu
akademik dan menunjang destinasi pari-
pariwisata. wisata.
Pembinaan Belum ada wadah; Kerjasa- Mendorong penciptaan wa- Penekanan pada
ma dengan stakeholder yang dah; memfasilitasi kerjasama beasiswa bagi
kurang; Tidak adanya ahli antar stakeholder; serta fasili- putra daerah agar
di bidang OPK dan CB serta tasi untuk menghasilkan para menjadi ahli di
lembaga yang ada belumlah ahli, dan penguatan lembaga bidang OPK dan
kuat. yang ada terkait OPK dan CB. CB serta pengua-
tan Lembaga Adat
Melayu.
48 Kab. Lanny Pelindungan Kurangnya upaya inventari- Mendorong penganggaran -
Jaya sasi yang berjalan bersama yang lebih baik pada permas-
dengan semakin menipisnya alahan OPK dan CB sehingga
perhatian masyarakat pada bisa mendorong adanya up-
OPK dan CB serta pengang- aya inventarisasi yang lebih
garan yang minim pada uru- baik.
san OPK dan CB.
Pengembangan Semakin menipisnya perha- Mendorong upaya integrasi -
tian generasi muda terhadap OPK dan CB ke dalam kuriku-
OPK dan CB. lum pendidikan melalui Mua-
tan Lokal.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya perhatian pada Mendorong upaya regenerasi -
para pelaku dan ahli di dan pendampingan serta pen-
bidang OPK dan CB yang guatan pada para pelaku dan
jumlahnya pun tidak bisa ahli di bidang OPK dan CB.
dikatakan banyak.
49 Kab. Landak Pelindungan Kurangnya pemeliharaan, Perlu diadakan pendataan Pendorongan ter-
perhatian masyarakat, serta dan pemetaan terhadap OPK hadap konsentrasi
kurangnya biaya dalam kon- dan CB yang lebih konprehen- pendataan dan
teks OPK dan CB. sif, perlu dibuat Perda terkait pemetaan yang
OPK dan CB. lebih konprehen-
sif atas OPK dan
CB perlu menjadi
perhatian.
Pengembangan Kurangnya biaya dan perha- Mendorong politik pengang- Perhatian utama
tian dari Pemerintah Daerah; garan terkait OPK dan CB yang perlu diberikan
Kurangnya sarana dan prasa- lebih baik; Penyediaan sarana kepada infrastruk-
rana; Serta belum adanya dan prasarana terkait OPK tur jalan menuju
mata pelajaran pendidikan dan CB; Mendorong muatan CB sehingga
terkait OPK dan CB di satuan lokal perihal OPK dan CB di pengembangan
pendidikan. satuan pendidikan. bisa dilakukan
lebih baik.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya biaya pembinaan Mendorong pembiayaan serta Perhatian utama
terhadap SDM yang menan- perhatian pemerintah pada pada kerjasama
dakan kurangnya perhatian pembinaan atas SDM terkait yang baik antara
Pemerintah Daerah terhadap OPK dan CB; Mendorong pemerintah dan
para pelaku bidang OPK dan kerjasama yang baik antara pelaku OPK dan
CB; Tidak adanya kerjasama pemerintah dengan pelaku CB serta stake-
yang baik antara pemerintah di bidang OPK dan CB serta holder lainnya.
dengan para pelaku OPK dan stakeholder lainnya.
CB serta stakeholder lainnya.

38 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
50 Kab. Kayong Pelindungan Belum adanya regulasi, Mendorong pembuatan reg- Penekanan pada
Utara upaya pendokumentasian, ulasi terkait OPK dan CB serta regulasi hukum
penyebaran informasi terkait mendorong inventarisasi dan yang memayungi
OPK dan CB. penyebaran informasi terkait OPK dan CB.
OPK dan CB.

Pengembangan Belum ada sarana dan Mendorong pembangunan sa- Penekanan pada
prasarana yang memadai, rana dan prasarana OPK dan pembelajaran
jarangnya even, serta kuran- CB; Mendorong terseleng- musik senggayong
gnya perhatian anak muda garanya even-even OPK dan di sekolah serta
terhadap masalah terkait CB yang baik dan reguler; rekomendasi
OPK dan CB. Mengintegrasikan perihal OPK mendirikan Se-
dan CB ke dalam kurikulum kolah Menengah
sekolah; Mendorong kajian Seni sebagai
yang lebih mendalam terkait peningkatan SDM
OPK dan CB. perlu diperha-
tikan.
Pemanfaatan Melemahnya nilai-nilai di Mendorong OPK dan CB men- Penekanan pada
dalam OPK dan CB akibat jadi bagian dari pendidikan warisan sejarah
pengaruh negatif yang demi meningkatkan karakter dan cagar dari
berkembang di masyarakat masyarakat serta mengupaya- Kerajaan Sukad-
serta lemahnya peman- kan pemanfaatan OPK dan CB ana dan Kerajaan
faatan OPK dan CB meskipun sebagai destinasi wisata. Simpang yang ada
daerah kaya dengan itu. di dalam wilayah
kabupaten.
Pembinaan Kurangnya kerjasama lem- Mendorong kerjasama lemba- -
baga adat, komunitas seni ga adat, komunitas seni bu-
budaya, dan masyarakat daya, dan masyarakat dalam
dalam upaya pemajuan OPK pemajuan OPK dan CB.
dan CB.
51 Kab. Kaur Pelindungan Lemahnya pendataan dan Mendorong upaya pendata- Regenerasi pelaku
juga pengetahuan dan per- an-pendokumentasian yang sangat ditekankan
hatian masyarakat seputar lebih sistematis serta sosial- dan perlu diper-
OKP dan CB akibat mo- isasi yang gencar, termasuk hatikan perihal
dernitas ditambah dengan sosialisasi perihal ketidakber- ritus yang teran-
semakin sedikit dan berusia benturannya ritus dan agama, cam punah akibat
lanjutnya para pelaku OPK. atas OPK dan CB. berbenturan den-
gan agama.

Pengembangan Jumlah pelaku OPK dan CB Mendorong terintegrasinya Penekanan pada


rata-rata berusia lanjut dan OPK dan CB di dalam kuriku- Tari Kuntau, Tari
semakin berkurang serta lum sekolah serta sosialisasi Dewa Sembilan,
hilangnya rasa cinta mas- yang lebih gencar dan menar- dan Tari Dundang
yarakat dan generasi muda ik perhatian tentang OPK dan yang perlu diupay-
terhadap OPK dan CB. CB pada generasi muda. akan diajarkan di
sekolah-sekolah.
Pemanfaatan Meski pun kaya dan ber- Mendorong pemanfaatan Penekanan pada
potensi OPK yang ada di OPK yang sesungguhnya bisa pemanfaatan ma-
daerah, tetapi upaya pe- meningkatkan kesejahteraan sakan tradisional
manfaatannya masih sangat masyarakat dalam bidang sebagai wisata
kurang. ekonomi dan kesehatan. kuliner yang sehat
dan bergizi.
Pembinaan Para pelaku berusia lanjut Mendorong adanya pro- Keadaan sang-
dan berjumlah sedikit diirin- gram-program regenerasi gar-sanggar yang
gi dengan lunturnya rasa yang sistematis dengan hidup enggan
cinta generasi muda pada bantuan dana yang signifikan mati tak mau
OPK dan CB. pada sanggar-sanggar seni perlu segera
budaya yang ada. diberdayakan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 39


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
52 Kab. Katingan Pelindungan Belum teridentifikasi dan Mendorong identivikasi, Perlu diperhati-
terdokumentasi secara kom- pendokumentasian yang kom- kan secara serius
prehensipnya OPK dan CB; prehensif terhadap OPK dan beberapa adat
SDM dari OPK dan CB yang CB; Melakukan restrukturisasi istiadat dan ritus
masih kurang akibat moder- secara fill-in budaya lokal den- yang pelestari-
nitas; Serta kurangnya pe- gan nilai ajaran agama dalam annya terhalang
lindungan hukum terhadap konteks ritus dan adat istia- pandangan religi-
OPK dan CB. dat; Mengidupkan kembali usitas sosial yang
ekosistem OPK; Mendorong menganggapnya
pelindungan hukum bagi OPK sebagai animisme
dan CB. dinamisme serta
rekomendasi peri-
hal pembentukan
tim identifikasi,
dokumentasi,
dan validasi OPK
dan CB.
Pengembangan Semakin kurangnya pemaha- Mendorong terintegrasinya Perlu penekanan
man masyarakat serta kuran- OPK dan CB di dalam kuri- kegiatan sosial-
gnya ketertarikan generasi kulum sekolah; Mendorong isasi perihal tidak
muda yang juga berdampak pengkajian nilai-nilai dan bertentangannya
langsung pada regenerasi relevansi OPK dan CB untuk OPK serta CB
pelaku OPK dan CB yang kehidupan masa kini serta dengan agama.
lemah; Kurangnya peng- ketidakbermasalahannya di
kajian yang menunjukkan hadapan agama; Pemban-
nilai-nilai baik serta relevansi gunan sarana dan prasarana
OPK dan CB saat ini; Dan OPK dan CB.
kurangnya sarana prasarana
untuk OPK dan CB.
Pemanfaatan Sudah ada Surat Keputusan Pelaksanaan yang lebih -
Bupati perihal zona kreatif menyeluruh atas Surat
dan destinasi pariwisata, Keputusan Bupati Katingan
kesenian, cagar budaya dan Nomor 430/L95/KPTSIIll/2016
suku bangsa yang perlu tentang
ditekankan pelaksanaannya. Penetapan Zona Kreatif dan
Destinasi Pariwisata, Kese-
nian, Cagar Budaya dan Suku
Bangsa di Wilayah Kabupaten
Katingan.
Pembinaan Kurangnya regenerasi di Penguatan tenaga SDM setiap Regenerasi perlu
tengah pelaku OPK yang se- OPK melalui pelatihan, pem- menjadi perhatian
makin berusia tua dan sema- binaan, dan pengembangan, yang serius.
kin sedikit serta kurang ada baik secara formal maupun
kerjasama antara pelaku, informal; Mendorong kerjasa-
lembaga, dan pemerintah ma dengan pelaku, lembaga,
serta stakeholder di bidang pemerintah dan stakeholder
OPK dan CB. lainnya.

40 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
53 Kab. Kar- Pelindungan Memudarnya OPK dan CB Mendorong pendataan dan Perlu diberi per-
awang akibat modernisasi dan pendokumentasian OPK dan hatian perihal
industrialisasi; OPK dan CB CB; Sosialisasi OPK dan CB OPK yang berben-
yang tersisa kurang dipaha- yang lebih luas kepada mas- turan dengan nilai
mi masyarakat; Beberapa yarakat; Mendorong perlind- agama sehingga
OPK (ritus dan adat istiadat) ungan hukum terhadap OPK bisa ada pele-
upaya penyelamatannya dan CB; Mendorong revital- starian yang lebih
berbenturan dengan agama; isasi OPK. baik.
Kurangnya pendataan dan
pendokumentasian atas OPK
dan CB; Belum optimalnya
perlindungan hukum terha-
dap OPK dan CB.
Pengembangan Semakin jarangnya SDM dan Mendorong terintegrasinya Perlu ditekankan
masyarakat pendukung OPK OPK dan CB di dalam pendi- perihal terinte-
dan CB; Minimnya sarana dikan (muatan lokal); Men- grasinya OPK di
dan prasarana serta ruang dorong tersedianya sarana dalam muatan
publik untuk apresiasi OPK; dan prasarana, ruang publik lokal serta Perda
Masih kurang pemahaman yang menunjang OPK dan CB; perihal Kesenian
pada OPK dan CB; Minimnya Mendorong adanya pengka- Daerah yang
apresiasi masyarakat pada jian yang lebih konprehensif mesti diperkuat
OPK dan CB. pada OPK dan CB; Memper- penerapannya.
banyak event dan kegiatan
untuk meningkatkan apresiasi
atas OPK dan CB.
Pemanfaatan Lemahnya pengorganisasian Mendorong pengorganisa- Perihal ekonomi
potensi OPK yang bisa dija- sian potensi OPK yang bisa kreatif dan
dikan sebagai strategi pari- menunjang pariwisata dan pariwisata perlu
wisata dan ekonomi kreatif; ekonomi kreatif; Penggunaan menjadi perhatian
Minimnya penyampaian OPK di dalam pendidikan lantaran potensi
nilai-nilai yang ada di dalam karena nilai-nilainya sangat yang ada di dalam
OPK dan CB bagi kalangan baik untuk pendidikan karak- OPK dan CB san-
muda. ter. gat memungkink-
an untuk itu.
Pembinaan Mulai berkurangnya para Mendorong upaya regenerasi Perlu mendapat
pelaku OPK yang diperpar- yang seiring sejalan dengan perhatian yang
ah dengan informasi dan peningkatan kapasitas SDM di serius perihal
pengetahuan para pelaku bidang OPK dan CB. regenerasi ini.
OPK dan CB itu sendiri yang
masih lemah.
54 Kab. Karan- Pelindungan Minimnya pendokumenta- Mendorong inventarisasi, Penekanan pada
gasem sian, pengamanan, pemaha- pendokumentasian, pen- pemajuan Tradisi
man, apresiasi terhadap OPK gamanan, serta publikasi yang Lisan terkhusus
dan CB. lebih meluas perihal OPK dan pada Tradisi Me-
CB serta rekonstruksi pada satua.
OPK yang sudah punah.
Pengembangan Masyarakat semakin Mendorong integrasi OPK Penekanan pada
meninggalkan penggunaan dan CB di dalam pendidikan pembangunan
dan pemanfaatan OPK dan melalui muatan lokal; Mem- ruang publik
CB; Kurangnya sarana dan bangun dan menambah terpadu untuk
prasarana serta ruang publik sarana dan prasarana serta kegiatan yang
yang menunjang OPK dan ruang publik yang menunjang berhubungan
CB; Apresiasi atas OPK yang OPK dan CB; Memperbanyak dengan OPK, ter-
semakin menipis di tengah event-event OPK dan CB un- khusus kesenian
masyarakat. tuk meningkatkan apresiasi dan permainan
masyarakat. tradisional.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Semakin berkurangnya para Mendorong upaya pendamp- Penekanan diber-
pelaku OPK terkhusus seni ingan pada upaya kaderisasi ikan kepada ka-
tradisi dan bersamaan den- yang dilakukan oleh para derisasi di bidang
gan itu juga semakin sulitnya pelaku OPK terkhusus seni seni tradisional
melakukan kaderisasi karena tradisi yang ada saat ini; spesifik yakni Arja,
generasi muda lebih tertarik Mendorong kegiatan-kegia- Gambuh, dan
pada hal-hal baru yang diba- tan yang tepat sasaran dan Wayang Wong.
wa oleh modernitas. berkesinambungan dalam
konteks regenerasi dan kader-
isasi yang dimaksud.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 41


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
55 Kab. Gunun- Pelindungan Belum tersajinya data yang Mendorong upaya inventari- Penekanan upaya
gkidul lengkap dan valid tentang sasi dan pendokumentasian revitalisasi di Ka-
OPK dan CB; yang sistematis dan serius bupaten Gunung
Belum adanya regulasi daer- atas OPK dan CB; Mendorong Kidul adalah
ah yang mengatur tentang adanya regulasi yang mengu- kepada jenis seni
OPK dan CB; Belum ada per- rus perihal OPK dan CB; Men- Tari Jelantur dan
hatian yang serius terhadap dorong upaya revitalisasi yang Tayub, serta seni
jenis OPK khas daerah. menyeluruh dan serius terha- musik Rinding
dap jenis OPK khas daerah. Gumbeng.
Pengembangan Masih sangat kurangnya Membangun sarana dan -
sarana dan prasarana yang prasarana yang memadai
memadai untuk mendukung sebagai penunjang OPK dan
OPK dan CB; Masih sangat CB; Mengadakan event-
kurangnya event besar yang event strategis dan inovatif
inovatif untuk mendukung demi mendukung apresiasi
apresiasi dan pemajuan OPK dan pemajuan OPK dan CB;
dan CB. Mengintegrasikan OPK dan CB
di dalam kurikulum muatan
lokal di sekolah-sekolah.
Pemanfaatan Belum adanya upaya pe- Menggali dan mengupayakan Pemanfaatan OPK
manfaatan yang serius pada penguatan potensi OPK dan di dalam konteks
potensi OPK dan CB sebagai CB untuk menjadi bagian pariwisata ini leb-
modal wisata berbasis bu- dari wisata berbasis budaya; ih berkonsentrasi
daya; Belum ada pendamp- Mengadakan pendampingan pada pangan lokal
ingan dan dorongan serius dan mendorong masyrakat dan kerajinan lo-
kepada masyarakat untuk untuk memanfaatkan potensi kal sebagai poten-
mengolah OPK untuk men- OPK dalam konteks pariwisata si mendongkrak
dukung pariwisata. untuk mendorong pendapa- ekonomi mas-
tan ekonomi. yarakat.

Pembinaan Kuantitas dan kualitas SDM Mendorong upaya pendamp- -


bidang OPK dan CB yang ingan dalam rangka mening-
jauh dari cukup; Belum katkan kualitas SDM bidang
tersedianya lembaga pendi- OPK dan CB; Merancang dan
dikan yang berkonsentrasi menjalankan strategi regen-
pada OPK. erasi-kaderisasi SDM bidang
OPK dan CB; Mendorong
munculnya lembaga pendi-
dikan yang berkonsentrasi
pada pemajuan kebudayaan.

42 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
56 Kab. Gunung Pelindungan Melemahnya pelindungan Mendorong pelindungan OPK Perhatian mesti
Mas OPK akibat budaya global dan CB yang optimal; Men- lebih tinggi pada
dan perkembangan teknolo- dorong adanya regulasi terkait permasalahan
gi informasi; Belum ada OPK dan CB; Mendorong in- kerapnya ben-
regulasi terkait OPK dan CB; ventarisasi dan dokumentasi da-benda CB
Kurangnya pendokumen- yang sistematis atas OPK dan dicuri.
tasian OPK dan CB; Alokasi CB; Alokasi anggaran yang
Anggaran untuk pelindungan cukup untuk pelindungan
OPK dan CB sangat terbatas OPK dan CB; Meningkatkan
Kurang kerjasama antara kerjasama antara pemerintah,
pemerintah dan pihak ter- masyarakat, dan pihak lain
kait dalam soal pelindungan dalam hal pelindungan OPK
OPK dan CB. dan CB.
Pengembangan Alokasi anggaran untuk Alokasi anggaran yang cuk- Dalam hal
pengembangan OPK dan up untuk pengembangan pengembangan,
CB sangat terbatas; SDM OPK dan CB; Integrasi OPK perlu diberi per-
di bidang OPK dan CB yang dan CB di dalam kurikulum hatian khusus
masih sangat terbatas; pendidikan (muatanb lokal); perihal pengem-
Masih minimnya pengem- Meningkatkan sarana dan bangan musik
bangan OPK dan CB; Sarana prasarana penunjang OPK dan khas daerah yang
dan prasarana OPK dan CB CB; Memaksimalkan event- berpotensi untuk
yang minim; Event-event event terkait OPK dan CB. maju.
terkait OPK dan CB belumlah
maksimal.
Pemanfaatan Alokasi Anggaran dalam hal Alokasi anggaran yang cukup Penekanan pe-
pemanfaatan OPK dan CB untuk pemanfaatan OPK dan manfaatan OPK
yang sangat terbatas; Belum CB; Mendorong optimalisasi dan CB dalam
tampak upaya mengopti- potensi OPK dan CB dalam hal konteks wisata
malkan potensi OPK dan CB promosi wisata budaya/religi. budaya dan religi.
sebagai bagian dari wisata
berbasis budaya dan religi.
Pembinaan Kerja sama antara pelaku Mendorong kerjasama siner- Penekanan pada
OPK dan CB dan pemerin- gis antara pelaku dan pemer- kerjasama antar
tah belum sinergis; Alokasi intah dalam konteks pem- pelaku, pemerin-
anggaran untuk pembinaan binaan OPK dan CB; Alokasi tah dan pihak lain
OPK dan CB sangat terbatas; anggaran yang cukup untuk dalam hal pema-
Belum ada SDM (ahli) terkait pembinaan di bidang OPK dan juan kebudayaan.
OPK dan CB; CB; Mendorong upaya mem-
perbanyak dan meningkatkan
kualitas SDM (ahli) di bidang
OPK dan CB.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 43


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
57 Kab. Gowa Pelindungan Inventarisasi, pendoku- Mendorong peningkatan Perhatian pada
mentasian, pengamanan, inventarisasi, pendokumenta- masalah pencuri-
pemahaman masyarakat, sian, publikasi di bidang OPK an serta pembeli-
dan SDM di bidang OPK dan dan CB; Mendorong revitalisa- an situs oleh para
CB yang masih lemah; Terki- si nilai OPK dan CB yang ses- kolektor mesti
kisnya perhatian pada OPK uai dengan keadaan masa kini lebih besar, sam-
dan CB lantaran kemajuan serta mempublikasikannya pai pada penye-
teknologi dan agama; Angga- seluas-luasnya; Penganggaran diaan anggaran
ran untuk pelindungan OPK untuk pelindungan OPK dan untuk membeli
dan CB yang kurang; Sudah CB yang cukup; Merevitalisasi kembali benda
terganggu dan rusaknya ekosistem penunjang OPK CB yang sudah
ekosistem penunjang OPK dan CB. terlanjur jatuh ke
dan CB. tangan orang lain.

Pengembangan Kurangnya minat generasi Pengintegrasian OPK dan Perhatian pada


muda pada OPK dan CB; CB ke dalam kurikulum pen- pembangunan
Belum adanya wadah untuk didikan (muatan lokal) di gedung kesenian
menyalurkan segala potensi sekolah-sekolah; Membangun atau semacamnya
yang sarana dan prasarana sebagai sebagai tempat
dimiliki para generasi muda tempat kreasi di bidang OPK bagi generasi
dalam hal OPK; Minimnya bagi generasi muda; Tentu muda leluasa
anggaran terkait pengem- saja peningkatan anggaran menuangkan po-
bangan OPK dan CB. dalam hal pengembangan tensinya di bidang
OPK dan CB. OPK.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya (atau tidak adan- Perlunya pengadaan ang- Sumber Daya
ya) anggaran untuk SDM garan yang cukup di bidang Manusia di bidang
bidang OPK dan CB; Dengan pembinaan SDN OPK dan CB; situs dan cagar
demikian mengakibatkan Menjalankan strategi regen- budaya perlu leb-
menyusutnya SDM di bidang erasi yang tepat sasaran dan ih diperhatikan.
OPK dan CB; Perhatian dan berkelanjutan; Meningkatkan
apresiasi yang minim pada kapasitas SDM di bidang OPK
SDM OPK dan CB; Kerjasama dan CB demi meningkat-
yang belum sinergi antara kan apresiasi atas mereka;
pelaku, pemerintah dan Mensinergikan pemerintah,
stakeholder OPK dan CB masyarakat, pelaku dan stake-
lainnya. holder OPK dan CB lainnya.

44 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
58 Kab. Garut Pelindungan Kurangnya pemahaman dari Mensosialisasikan isi dan nilai Penekanan kepa-
masyarakat akan isi dan nilai OPK dan CB demi mengantisi- da kepemilikan
OPK dan CB; Mengkhawa- pasi salah persepsi entah dari manuskrip dan
tirkannya kondisi keamanan masyarakat secara langsung benda Cagar
dan kesematan OPK dan mau pun dampak modernitas, Budaya yang
CB; Belum adanya kebijakan perbedaan budaya atau pun tersebar di tangan
yang kuat dan menyasar agama; Meningkatkan pema- perorangan mas-
langsung pada OPK dan CB; haman dan kapasitas mas- yarakat.
Terkikisnya OPK dan CB di yarakat dan stakehoder OPK
tengah masyarakat akibat dan CB dalam konteks kea-
modernitas dan ekonomi manan dan keselamatan OPK
yang terbatas. dan CB; Mendorong lahirnya
kebijakan yang kuat di bidang
OPK dan CB; Mendorong
munculnya ekosistem kebu-
dayaan yang sejalan dengan
perkembangan zaman.
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Mendorong munculnya Penekanan juga
rana serta ruang publik yang sarana dan prasarana serta pada menghidup-
menunjang pengembangan ruang publik untuk menun- kan ekosistem
OPK; Kurangnya event-event jang pengembangan OPK; kebudayan yang
perihal OPK dan CB; Belum Mendorong munculnya event- sesuai dengan
terdapat karya seni yang event dalam rangka OPK dan kebutuhan masa
berakar budaya khas daerah CB sebagai wadah pening- kini.
yang berkelas dunia; Kuran- katan apresiasi masyarakat;
gnya perhatian masyarakat Mendorong pengkajian dan
dan generasi muda pada penciptaan OPK yang berakar
OPK dan CB. pada budaya daerah; Sosial-
isasi perihal OPK dan CB serta
integrasi OPK dan CB di dalam
kurikulum pendidikan muatan
lokal.
Pemanfaatan Kurangnya penggalian po- Mendorong penggalian dan Penekanan juga
tensi OPK dan CB sebagai penerapan strategi pariwisata pada soal men-
penguat pariwisata dan dan ekonomi kreatif yang dorong pendapa-
ekonomi kreatif. menjadikan OPK dan CB se- tan ekonomi
bagai sumbu utamanya. masyarakat di
dalam konteks
pemanfaatan OPK
dan CB ini.
Pembinaan Kurangnya perhatian Pe- Mendorong program-program
merintah dan masyarakat yang sistematik dan berkelan-
terhadap masalah regener- jutan dalam rangka pening-
asi SDM di bidang OPK dan katan kapasitas SDM bidang
CB; Masi kurangnya sanggar OPK dan CB serta sekaligus
atau lembaga yang bergerak regenerasinya; Mendorong
di bidang OPK dan CB. munculnya sanggar-sanggar
atau lembaga yang bergerak
di bidang OPK dan CB.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 45


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
59 Kab. Flores Pelindungan Lemahnya sistem pengarsi- Mendorong upaya pengarsi- Penekanan pada
Timur pan dan penginventarisasian pan dan penginventarisasian pembentukan
OPK dan CB; Lemahnya OPK dan CB baik di kalangan lembaga pengar-
pewarisan OPK dan CB pada pemerintah mau pun mas- sipan dan pengin-
generasi muda; Pemahaman yarakat; Mendorong publikasi ventarisasian
pada OPK dan CB mulai dalam rangka pewarisan OPK OPK dan CB di
menipis; Belum adanya dan CB kepada generasi muda tingkat kabupat-
regulasi khusus di dalam serta meningkatkan pemaha- en; Rekomendasi
konteks OPK dan CB yang man masyarakat; Mendorong menghidupkan
menyeluruh; kurangnya munculnya regulasi khusus ekosistem kebu-
pendanaan di bidang pelind- dan menyeluruh di bidang dayaan dan kese-
ungan OPK dan CB. OPK dan CB; Politik anggaran nian yang sejalan
di bidang pelindungan OPK dengan perkem-
dan CB yang lebih baik. bangan zaman;
mendorong upaya
pemajuan kebu-
dayaan sebagai
tanggung jawab
pemerintah desa
dan dimasukkan
ke dalam Pera-
turan Desa den-
gan pendanaan
melalui Dana
Desa. Pemerin-
tah Kabupaten
mengeluarkan
Perbup menyang-
kut penggunaan
Dana Desa bagi
upaya Pemajuan
Kebudayaan.

Pengembangan Lemahnya pengetahuan Mendorong OPK dan CB Rekomendasi


generasi muda pada OPK menjadi konten muatan lo- menghidupkan
dan CB; Tidak ada lembaga kal di sekolah; Mendorong ekosistem kebu-
pendidikan yang bergerak akses publik pada OPK dan dayaan dan kese-
khusus di bidang OPK dan CB; Mendorong berdirinya nian yang sejalan
CB; Kurangnya ruang apresi- lembaga pendidikan bidang dengan perkem-
asi dalam konteks OPK dan OPK dan CB atau mendorong bangan zaman.
CB; kurangnya pendanaan di lembaga pendidikan yang
bidang pengembangan OPK sudah ada untuk menaruh
dan CB. perhatian pada masalah OPK
dan CB; Mendorong berdirin-
ya ruang apresiasi OPK dan CB
di tingkat kecamatan hingga
kabupaten serta mendorong
adanya even-even di bidang
OPK dan CB untuk mendorong
apresiasi masyarakat; Politik
anggaran di bidang pengem-
bangan OPK dan CB yang
lebih baik.
Pemanfaatan Kurangnya pendanaan di Politik anggaran di bidang Rekomendasi
bidang pemanfaatan OPK pemanfaatan OPK dan CB menghidupkan
dan CB. yang lebih baik. ekosistem kebu-
dayaan dan kese-
nian yang sejalan
dengan perkem-
bangan zaman.

Pembinaan Kurangnya lembaga baik Mendorong berdirinya lem- Penekanan pada


dari pemerintah atau pun baga pendidikan bidang OPK penguatan lem-
masyarakat yang bergerak dan CB atau mendorong lem- baga yang sudah
di bidang OPK dan CB; Tidak baga pendidikan yang sudah ada dulu barulah
ada lembaga pendidikan ada untuk menaruh perhatian membuat lemba-
yang bergerak khusus di pada masalah OPK dan CB; ga-lembaga baru;
bidang OPK dan CB; kuran- Meningkatkan kapasitas Penekanan pada
gnya pendanaan di bidang lembaga di bidang OPK dan pembentukan
pembinaan OPK dan C; CB yang sudah ada; Politik Komite Olahraga
Pelaku bidang OPK dan CB anggaran di bidang pembi- Tradisional tingkat
mulai berkurang dan re- naan OPK dan CB yang lebih kecamatan dan
generasinya tidak berjalan baik; Mendorong peningkatan kabupaten.
dengan baik. kapasitas pelaku OPK dan CB
serta diupayakan regenerasi
yang sistematis dan tepat
sasaran.

46 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
60 Kab. Dompu Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong adanya inventa-
dokumentasi atas OPK dan risasi dan dokumentasi yang
CB; Terbatasnya pemahaman memadai untuk OPK dan CB;
masyarakat atas OPK dan CB. Mendorong sosialisasi perihal
nilai dan pemahaman OPK
dan CB
Pengembangan Sudah semakin jarangnya Mengadakan event-event Penekanan pada
penggunaan OPK di kalan- demi menumbuhkan apresi- pemahaman di
gan masyarakat; Kurangnya asi dan perhatian terhadap kalangan gener-
sarana dan prasarana terkait OPK dan CB; Mendorong asi muda yang
OPK dan CB; Kurangnya ket- tersedianya sarana dan prasa- berkesinambun-
ertarikan dari generasi muda rana penunjang OPK dan gan dengan upaya
khususnya dan masyarakat CB; Mengintegrasikan OPK regenerasi
pada umumnya terhadap dan CB ke dalam kurikulum
OPK dan CB. pendidikan (muatan lokal);
Mendorong penyebarluasan
pengetahuan perihal OPK dan
CB dari tingkat desa hingga
kabupaten.
Pemanfaatan Ada banyak OPK yang kalah Mengalih-fungsikan OPK
bersaing dengan hal-hal yang kalah bersaing itu men-
modern. jadi obyek wisata yang bisa
mendatangkan keuntungan
ekonomi
Pembinaan Terbatasnya pelaku di dunia Mendorong upaya regener- Penekanan pada
OPK dan CB; Minimnya ke- asi melalui workshop atau ketiadaan juru
mampuan dan kecakapan pelatihan yang sistematis dan pelihara di Cagar-
pelaku OPK dan CB. berkala; Mendorong program cagar Budaya
peningkatan kemampuan dan yang ada.
kecakapan pelaku OPK dan
CB; Mendorong pembentukan
lembaga yang khusus menan-
gani OPK dan CB di tingkat
kabupaten.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 47


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
61 Kab. Cianjur Pelindungan Belum teridentivikasi, terdo- Mendorong upaya pengiden- Penekanan
kumentasi, dan teraksesnya tivikasian, pendokumentasian, pada masalah
OPK dan CB; Belum optimal- dan akses yang luas untuk disharmonisasi
nya penguatan regulasi, ke- OPK dan CB; Mengoptimalkan antara konsep
bijakan dan alokasi anggaran penguatan regulasi, kebijakan nilai budaya dan
untuk pelindungan OPK dan dan alokasi anggaran untuk agama sehingga
CB; Terdegradasinya OPK pelindungan OPK dan CB; perlu didorongnya
dan CB oleh modernisasi Publikasi yang lebih luas atas komunikasi dan
dan adanya disharmonisasi OPK dan CB serta memba- harmonisasi antar
OPK tertentu dengan agama; ngun dialog antara agama komunitas adat
Berkurangnya pemanfaatan dan OPK terkait; Mendorong dan komunitas
OPK sebab hal-hal penunjan- perbaikan dan pembangunan agama
gnya berkurang. ekosistem di sekitar OPK dan .
CB.
Mengusahakan pengakuan le-
galitas pengobatan tradisional
dari sisi medis.
Pengembangan Masih kurangnya pemaha- Mendorong pengkajian dan Perihal kurangnya
man masyarakat akan nilai peluasan informasi perihal pemahaman mas-
dan hal-hal baik dari OPK OPK dan CB; Mendorong pen- yarakat ini menja-
dan CB; Masih kurangnya guatan OPK dan CB melalui di penting ditang-
ketertarikan generasi muda kurikulum (muatan lokal) di gulangi lantaran
pada OPK dan CB yang juga sekolah; Meningkatkan reg- bisa berdampak
berakibat pada sulitnya re- ulasi, kebijakan dan alokasi pula pada dishar-
generasi pelaku; Belum opti- anggaran untuk pengemban- monisasi antara
malnya penguatan regulasi, gan OPK dan CB kepentingan
kebijakan dan alokasi ang- pelestarian OPK
garan untuk pengembangan dengan kehidupan
OPK dan CB masyarakat kini
Pemanfaatan Belum optimalnya pen- Meningkatkan regulasi, kebi- Penekanan pada
guatan regulasi, kebijakan jakan dan alokasi anggaran optimalisasi pen-
dan alokasi anggaran untuk untuk pemanfaatan OPK dan getahuan lokal
pemanfaatan OPK dan CB; CB; Mendorong pemanfaatan dalam hal ini ra-
Kurang diperhatikannya OPK dan CB ke arah pening- muan tradisional
potensi OPK dan CB sebagai katan ekonomi, kesehatan sebagai alternatif
cara meningkatkan ekonomi, masyarakat serta wisata. kesehatan bagi
kesehatan masyarakat serta masyrakat.
wisata.
Pembinaan Belum optimalnya pen- Meningkatkan regulasi, kebi- Penekanan
guatan regulasi, kebijakan jakan dan alokasi anggaran diberikan kepada
dan alokasi anggaran untuk untuk pembinaan OPK dan kerjasama yang
pembinaan OPK dan CB; CB; mendorong upaya re- mendorong ter-
Berkurangnya jumlah SDM generasi dan pengembangan bentuknya pasar
di bidang OPK dan CB; Ku- kapasitas pelaku OPK dan CB; bagi UKM yang
rang adanya kerjasama yang Mendorong kerjasama yang berbasis OPK.
harmonis antara pemerin- harmonis antara pemerintah,
tah, pelaku, lembaga, dan pelaku, lembaga, dan stake-
stakeholder lainnya dalam holder lainnya dalam konteks
konteks pembinaan pelaku pembinaan pelaku OPK dan
OPK dan CB. CB.

48 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
62 Kab. Ciamis Pelindungan Minimnya upaya pencatatan, Mendorong upaya pen- Penekanan
pendokumentasian serta catatan, pendokumentasian pada masalah
sulitnya akses pada OPK dan serta memudahkan akses disharmonisasi
CB; Minimnya pengetahuan pada OPK dan CB; Upaya antara konsep
dan pemahaman masyarakat penyebarluasan pengetahuan nilai budaya dan
soal OPK dan CB; Kebu- dan pemahaman soal OPK agama sehingga
dayaan Daerah cenderung dan CB; Publikasi yang lebih perlu didorongnya
tergeser dan termarjinalkan luas atas OPK dan CB serta komunikasi dan
dengan pengaruh moder- membangun dialog antara harmonisasi antar
nitas serta berbenturannya agama dan OPK terkait; Men- komunitas adat
OPK tertentu dengan nilai dorong perbaikan dan pem- dan komunitas
agama. bangunan ekosistem di sekitar agama
OPK dan CB.
Pengembangan Kurangnya biaya dan perha- Mendorong politik pengang-
tian dari Pemerintah Daerah, garan terkait OPK dan CB yang
kurangnya sarana dan prasa- lebih baik, penyediaan sarana
rana, serta belum adanya dan prasarana terkait OPK
mata pelajaran pendidikan dan CB, dan mendorong mua-
terkait OPK dan CB di satuan tan lokal perihal OPK dan CB
pendidikan. di satuan pendidikan.
Pemanfaatan Masih kurangnya kemam- Mendorong pengkajian yang Penekanan pada
puan melihat potensi mendalam perihal peman- tradisi serta peng-
ekonomi dan pariwisata faatan OPK dan CB terkhusus etahuan tradision-
pada OPK dan CB dalam konteks ekonomi mas- al yang ada pada
yarakat dan pariwisata daerah
Pembinaan Standar SDM Kebudayaan Meningkatkan kemampuan
masih rendah; Berkurangnya dan kapasitas SDM kebu-
pelaku dan ahli di bidang dayaan serta juga mengupay-
OPK dan CB; akan pendidikan khusus
Wadah, komunitas dan Or- bidang kebudayaan; Men-
ganisasi Kebudayaan tidak dorong fungsi yang lebih baik
berfungsi sebagaimana dari komunitas, wadah dan
mestinya. organisasi yang bergerak di
bidang OPK dan CB.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 49


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
63 Kab. Halma- Pelindungan Lemahnya dukungan pe- Mendorong dukungan yang Asimilasi budaya
hera Barat merintah dan masyarakat di lebih baik dari pemerintah perlu dipandang
dalam pelindungan OPK dan dan masyarakat kepada OPK sebagai suatu hal
CB; Tergerusnya OPK dan CB dan CB; Mendorong pen- positif sebagai di-
akibat ancaman modernitas guatan nilai-nilai OPK dan alektika perkem-
dan globalisasi; Kurang atau CB serta sosialisasinya yang bangan budaya
tidak adanya dokumentasi lebih masif lagi; Mendorong nantinya.
dan publikasi untuk OPK dokumentasi dan inventarisasi
dan CB; Terganggunya eko- yang lebih restruktur kepada
sistem penunjang OPK dan OPK dan CB; Mendorong usa-
CB; Belum adanya regulasi ha revitalisasi ekosistem OPK
yang mengatur perihal OPK dan CB.
dan CB
Pengembangan Lemahnya dukungan pe- Mendorong dukungan pemer- Permasalahan
merintah dan masyarakat di intah dan masyarakat di da- pengetahuan yang
dalam pengembangan OPK lam pengembangan OPK dan minim di tengah
dan CB; Kurangnya sarana CB; Mendorong ketersediaan generasi muda
dan prasarana penunjang sarana dan prasarana sebagai perlu mendapa-
pengembangan OPK dan CB; penunjang utama perkemban- tkan pendekatan
Pengetahuan yang sangat gan apresiasi atas OPK dan yang lebih soft
minim di kalangan generasi CB; Mendorong adanya pen- dengan gaya
muda perihal OPK dan CB didikan soal OPK dan CB di dan bahasa yang
sekolah melalui muattan lokal familiar dengan
generasi muda
masa kini.

Pemanfaatan Lemahnya dukungan pemer- Mendorong dukungan pe- Selain makanan


intah dan masyarakat di da- merintah dan masyarakat tradisional, perlu
lam pemanfaatan OPK dan yang baik di dalam upaya pula digali poten-
CB; Tidak tersedianya sentra pemanfaatan OPK dan CB; si-potensi OPK
penganan khas Halmahera Mendorong tersedianya lainnya yang bisa
Barat dan pengembangan sentra mendorong peru-
makanan khas Halmahera bahan ekonomi
Barat sebagai sebuah warisan dan pariwisata ini.
pengetahuan tradisional yang
bisa membawa keuntungan
ekonomi masyarakat serta
pariwisata budaya yang khas
Pembinaan Berkurangnya pelaku objek Mendorong upaya yang siste- Keterbatasan
budaya yang beriringan den- matis dan terencana, bisa juga para pelaku OPK
gan rendahnya minat gener- bekerjasama dengan lembaga dalam soal jumlah
asi muda untuk mempelajari pendidikan, untuk regenerasi dan regenerasi
atau terlibat dalam peristiwa pelaku OPK dan CB, terkhusus ini perlu dilakuka
budaya tertentu pada OPK tertentu yang di- segera mengingat
anggap sudah mulai sekarat. pengetahuan sep-
utar praktisi-prak-
tiknya pun adalah
pengetahuan lisan
yang belum ter-
dokumentasikan
dengan baik.

50 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
64 Kab. Bulungan Pelindungan Jumlah masyarakat yang Menghidupkan kembali kegia- 1. Minimnya
menggunakan OPK dalam tan yang menggunakan OPK regulasi, kebija-
kehidupan sehari-hari sema- dalam keseharian masyarakat, kan, dan alokasi
kin berkurang, tidak adanya menyusun peraturan daerah anggaran untuk
peraturan daerah yang tentang pelestarian budaya, pelindungan OPK.
mengatur mengenai pele- menyediakan sarana dan 2. Penutur Bahasa
starian budaya di Kabupaten prasarana Pemajuan Kebu- Dayak semakin
Bulungan, belum mema- dayaan, serta menyediakan berkurang.
dainya sarana dan prasarana lahan dan mengembangkan 3. Pelindungan
Pemajuan Kebudayaan, produksi bahan baku pem- ritual dan adat
serta kesulitan mendapatkan buatan dan pelaksanaan OPK. mendapatkan
bahan baku pembuatan dan banyak tantangan
pelaksanaan OPK. dari perspektif
agama.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- Dapat dilakukan
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan modifikasi terh-
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- adap OPK agar
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat sesuai dengan
saat ini. saat ini. perkembangan
zaman dan kebu-
tuhan masyarakat.
Pemanfaatan Kurang dimanfaatkannya Menggelar berbagai kegiatan Pelaksanaan Fes-
potensi OPK sebagai kekua- kebudayaan yang mencakup tival Birauserta se-
tan promosi Kabupaten Bu- seluruh OPK di Kabupaten cara berkesinam-
lungan ke luar daerah. Bulungan setiap tahun. bungan.
Pembinaan Tidak adanya pedoman Menyusun pedoman menge- Pendidikan dan
mengenai OPK dan kuriku- nai OPK dan kurikulum mua- pembelajaran
lum berbasis kebudayaan tan lokal berbasis kebudayaan seluruh mata
Bulungan sebagai dasar Bulungan serta penguatan pelajaran harus
pembinaan dan pengajaran sumber daya manusia kebu- terintegrasi den-
kebudayaan kepada generasi dayaan melalui pelatihan dan gan nilai budaya
berikutnya serta kuantitas pembinaan baik secara formal dan kearifan lokal.
dan kualitas sumber daya maupun informal.
manusia kebudayaan yang
belum memadai.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 51


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
65 Kota Bukit- Pelindungan Mulai ditinggalkannya peng- Meningkatkan pemahaman 1. Gedung Kese-
tinggi gunaan OPK dalam kese- masyarakat atas falsafah dan nian dan ruang
harian masyarakat karena nilai yang terkandung dalam publik untuk seni
efesiensi waktu dan biaya, OPK, menyediakan sarana budaya belum
belum tersedianya sarana dan prasarana Pemjuan Ke- tersedia.
dan prasarana Pemajuan budayaan, melakukan inven- 2. Upacara adat
Kebudayaan yang memadai, tarisasi OPK dan membangun mulai ditinggalkan
belum adanya basis data basis data kebudayaan, men- karena memakan
inventarisasi OPK, pewari- dorong generasi muda untuk waktu dan ber-
san OPK kepada generasi mengenal dan menggunakan biaya tinggi.
berikutnya belum berjalan OPK. 3. Mengenalkan
dengan baik. permainan rakyat
dan olahraga
tradisional kepada
pelajar melalui
kegiatan ekstrak-
urikuler.
Pengembangan Kurangnya penelitian dan Melakukan penelitian dan Pendokumenta-
pengkajian untuk menggali pengkajian untuk menggali sian pengetahuan
pengetahuan dan sejarah pengetahuan dan sejarah dari para pemuka
yang terkandung dalam OPK yang terkandung dalam OPK. adat ke dalam
sehingga pengetahuan falsa- satu basis data
fah OPK terhenti di generasi terintegrasi.
tua.
Pemanfaatan Minimnya kegiatan kebu- Menyelenggarakan kegiatan 1. Mendorong ker-
dayaan yang diselenggara- kebudayaan dengan kalender ja sama dengan
kan secara berkesinambun- kegiatan yang berkesinam- Kemendikbud,
gan serta belum hidupnya bungan serta menghidupkan Kemenpar, dan
ekosistem industri berbasis ekosistem industri berbasis Bekraf.
seni budaya. seni budaya. 2. Penyelengga-
raan Festival Silek
Tradisional.

Pembinaan Kurangnya jumlah sumber Melakukan pembinaan dan 1. Jumlah tenaga


daya manusia kebudayaan menyelenggarakan bimbingan terdidik di bidang
yang berkualitas serta belum teknis terhadap sumber daya cagar budaya dan
baiknya tata kelola sanggar manusia kebudayaan serta manuskrip sangat
seni. memberikan pendampingan sedikit.
kepada sanggar seni untuk 2. Merekrut tena-
perbaikan tata kelola. ga di bidang ke-
budayaan dengan
syarat minimum
S1 ilmu sosial/
budaya.
66 Kota Tasikma- Pelindungan Belum lengkapnya basis data Melakukan inventarisasi OPK, 1. Pembentukan
laya OPK, belum adanya pera- menyusun peraturan daerah Tim Ahli Cagar
turan daerah sebagai dasar terkait pelindungan OPK, Budaya Kota Ta-
pelindungan OPK, kurangnya penyediaan sarana dan prasa- sikmalaya.
sarana dan prasarana Pe- rana Pemajuan Kebudayaan 2. Penyusunan
majuan Kebudayaan yang yang memadai, memberikan peraturan daerah
memadai, berkurangnya pemahaman kepada mas- berdasarkan UU
penggunaan OPK dalam yarakat mengenai manfaat 5/2017 dan UU
kehidupan masyarakat se- dan nilai yang terkandung 11/2010.
hari-hari karena pola pikir dalam OPK bagi kehidupa 3. Benturan adat
mengutamakan kepraktisan sehari-hari. istiadat dan ritus
dan ekonomis. dengan nilai ag-
ama.
Pengembangan Kurangnya kajian dan pene- Kurangnya kajian dan peneli- Pengetahuan
litian untuk menggali pen- tian untuk menggali pengeta- yang terkandung
getahuan yang terkandung huan yang terkandung dalam dalam OPK harus
dalam OPK. OPK. disebarluaskan ke
berbagai lapisan
masyarakat.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peman- Menggali potensi OPK sebagai -
faatan potensi OPK sebagai pendorong kegiatan pariwisa-
pendorong kegiatan pari- ta dan ikon Kota Tasikmalaya
wisata dan ikon Kota Tasik- serta pendidikan karakter bagi
malaya serta pendidikan anak.
karakter bagi anak.
Pembinaan Kurangnya kuantitas dan Melakukan pembinaan dan Pembentukan De-
kualitas sumber daya manu- pelatihan sumber daya manu- wan Kebudayaan
sia kebudayaan. sia kebudayaan. Daerah Kota Tasik-
malaya.

52 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
67 Kab. Blitar Pelindungan OPK semakin ditinggalkan Menghidupkan kembali peng- 1. Pembangunan
oleh masyarakat, sarana dan gunaan OPK dalam keseharian Amphiteater
prasarana Pemajuan Kebu- masyarakat, menyediakan Kawasan Wisata
dayaan belum memadai, sarada dan prasarana Pema- Penataran.
belum lengkapnya dokumen- juan Kebudayaan yang mema- 2. Pendokumen-
tasi tentang OPK Kabupaten dai, melakukan dokumentasi tasian seni dalam
Blitar, belum terjadinya pe- terhadap OPK Kabupaten bentuk buku seni
warisan kebudayaan kepada Blitar, mengemas OPK da- budaya Blitar.
generasi berikutnya dengan lam bentuk baru yang lebih 3. Membentuk Fo-
baik, belum adanya Tim Ahli menarik dan mudah dimene- rum Kebudayaan
Cagar Budaya. gerti oleh generasi muda agar yang berisikan bu-
pewarisan kebudayaan dapat dayawan, akade-
berjalan dengan lebih baik, misi, sejarawan,
membentuk Tim Ahli Cagar pemangku kebi-
Budaya. jakan, dan para
ahli yang memiliki
kompetensi dan
kredibilitas dalam
objek pemajuan
kebudayaan.
4. Penyusunan
kurikulum muatan
lokal berbasis
budaya untuk
pendidikan dasar
dan pendidikan
menengah.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- Belum adanya
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan pusat kajian untuk
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- pengembangan
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat OPK.
saat ini. saat ini.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Mendorong upaya peman- Penyelenggaraan
galian potensi pemanfaatan faatan OPB di bidang ekonomi kegiatan kebu-
OPK di bidang ekonomi kreatif dan pariwisata. dayaan yang men-
kreatif dan pariwisata. dukung pariwisata
seperti Pesona
Bumi Penataran
dan Festival Panji
Internasional
Pembinaan Belum optimalnya pelatihan Diadakan workshop, pelati- -
dan pembinaan bagi para han, atau kajian yang dilaku-
pemangku kepentingan ter- kan di daerah terkait
kait OPK.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 53


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
68 Kab. Banyu- Pelindungan Menurunnya minat mas- Menghidupkan kembali peng- 1. Banyak
wangi yarakat untuk menggunakan gunaan OPK dalam keseharian manuskrip dan
OPK dalam keseharian, masyarakat, menyediakan cagar budaya
sarana dan prasana Pema- sarada dan prasarana Pe- yang dikuasai oleh
juan Kebudayaan belum majuan Kebudayaan yang masyarakat dan
memadai. memadai. institusi pemerin-
tah di luar bidang
kebudayaan.
2. Wanita di
Banyuwangi tidak
mau menggu-
nakan Pangur
dalam upacara
perkawianan.
3. Adat Geredho-
an sudah punah
karena rumah
bambu sudah
digantikan oleh
rumah permanen.
4. Degradasi Baha-
sa Using karena
digunakan secara
sembarangan
dalam lagu Banyu-
wangian
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- 1. Alih Bahasa dan
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan alih aksara harus
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- dilakukan terh-
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat adap manuskrip
saat ini. saat ini. agar pengetahuan
di dalamnya dapat
dipahami dan
dikembangkan
oleh masyarakat.
2. Melakukan
Inovasi terhadap
seni tradisional
seperti Praburara
agar lebih relevan
dengan zaman.
Pemanfaatan OPK yang masih mengikuti Reaktualisasi OPK, khususnya Seni Gandrung,
pakem lama sudah mulai ti- seni pertunjukan tradisional Prabu Rara,
dak sesuai dengan pola pikir ke dalam bentuk yang lebih Janger dan
penonton masa kini. relevan dengan masa kini agar Wayang Kulit.
dapat lebih mudah diterima
oleh pemirsa dan mendorong
pariwisata.
Pembinaan Seniman dan paguyuban Melakukan pelatihan dan Seni Gandrung,
seni pertunjukan tradisional pembinaan bagi seniman dan Prabu Rara,
masih menggunakan pakem paguyuban seni pertunjukan Janger dan
lama dalam mengolah karya. tradisional agar dapat menge- Wayang Kulit.
mas karya yang lebih relevan
dengan perkembangan zaman
dan perubahan pola pikir
pemirsa.

54 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
69 Kab. Bantul Pelindungan Belum adanya inventarisasi Melakukan inventarisasi 1. Olahraga Tr-
menyeluruh terhadap OPK, menyeluruh terhadap OPK, adisional dan
kesulitan mendapatkan menjamin ketersediaan bahan Permainan Rakyat
bahan baku untuk pembua- baku untuk pembuatan dan sudah tidak lagi
tan dan pelaksanaan OPK, pelaksanaan OPK, menginte- menjadi agenda
pewarisan OPK ke generasi grasikan OPK dalam kegiatan wajib dalam hari
berikutnya belum berjalan pembelajaran di sekolah peringatan nasi-
dengan baik, belum adanya sebagai upaya pewarisan OPK, onal.
sarana dan prasarana pelind- penyediaan sarana dan prasa- 2. Perlu adanya
ungan OPK. rana pelindungan OPK. data OPK yang
akurat.
Pengembangan Belum memadainya ruang Penyediaan ruang publik -
publik sebagai tempat mas- sebagai tempat masyarakat
yarakat mengekspresikan mengekspresikan budaya
budaya sekaligus tempat sekaligus tempat bertemu-
bertemunya berbagai kebu- nya berbagai kebudayaan di
dayaan di Bantul. Bantul.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Memaksimalkan potensi Penyelenggaraan
galian potensi pemanfaatan pemanfaatan OPK di bidang festival tingkat
OPK di bidang pariwisata pariwisata dan ekonomi ker- nasional dan in-
dan ekonomi kerakyatan akyatan serta sebagai ikon ternasiona secara
serta sebagai ikon Kabupat- Kabupaten Bantul. rutin.
en Bantul.
Pembinaan Belum adanya program pem- Penyelenggaraan lokakarya Penyusunan buku
binaan yang baik untuk para dan pelatihan untuk mening- referensi untuk
pengajar seni budaya serta katkan kualitas para pengajar setiap OPK.
para ahli di bidang OPK. seni budaya serta para ahli di
bidang OPK.

70 Kab. Bangka Pelindungan Semakin ditinggalkannya Menghidupkan kembali peng- 1. Sebagian besar
Barat penggunaan OPK dalam gunaan OPK dalam keseharian manuskrip Bangka
keseharian masyarakat, masyarakat, melakukan inven- Barat tersimpan
belum adanya inventarisasi tarisasi menyeluruh terhadap di Belanda dan
menyeluruh terhadap OPK, OPK, menyediakan sarana harus diupayakan
belum tersedianya sarana dan prasana Pemajuan Kebu- repatriasi atau
dan prasana Pemajuan Ke- dayaan yang memadai. pembuatan rep-
budayaan yang memadai. lika.
2. Belum ada ge-
dung pertunjukan
sni tradisional
yang permanen.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- Kerja sama kajian
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan dan penelitian
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- antara perguruan
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat tinggi, komunitas
saat ini. saat ini. seni budaya,
budayawan,
dan pemerintah
daerah.
Pemanfaatan Belum maksimalnya pe- Memaksimalkan pemanfaatan Pelaksanaan festi-
manfaatan OPK untuk OPK untuk meningkatkan val budaya tingkal
meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan masyarakat. nasional setiap
masyarakat. tahun secara
berkesenimam-
bungan.
Pembinaan Jumlah pelaku OPK semakin Menyelenggarakan pembi- -
menurun, kurangnya tenaga naan untuk meningkatkan
ahli dalam pembinaan seni kuantitas dan kualitas jumlah
tradisional, serta masih pelaku OPK dan tenaga ahli
lemahnya lembaga adat seni tradisional serta pengua-
untuk melestarikan OPK di tan lembaga adat untuk mele-
masyarakat. starikan OPK di masyarkat.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 55


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
71 Kab. Banggai Pelindungan Ruang publik sebagai tempat Menyediakan ruang publik 1. Penggunaan Ba-
mengekspresikan kebu- sebagai tempat masyarakat hasa Saluan, Bal-
dayaan semakin berkurang mengekspresikan kebu- antak, dan Andio
seiring dengan berkurangnya dayaan, menghidupkan setiap hari Kamis
jumlah masyarakat yang kembali penggunaan OPK untuk komunikasi
menggunakan OPK dalam dalam kesehatian masyarakat, lisan.
keseharian, pewarisan bu- mengintegrasikan OPK dalam 2. Penggunaan Ba-
daya kepada generasi muda kurikulum pembelajaran tik Burung Maleo
belum berjalan dengan di sekolah sebagai upaya sebagai seragam
baik, Pemajuan Kebudayaan pewarisan budaya, menye- dinas ASN setiap
belum didukung oleh sa- diakan sarana dan prasarana hari Kamis.
rana dan prasarana yang pendukung Pemajuan Kebu-
memadai. dayaan.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- 1. Hasil kajian dan
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan penelitian terh-
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- adap OPK harus
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat dipublikasikan
saat ini. saat ini. dalam bentuk
buku.
2. Menjalin kerja
sama dengan
perguruan tinggi
dalam melak-
sanakan kajian
dan penelitian
terhadap OPK.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Memaksimalkan potensi OPK 1. Menjadikan Ba-
galian potensi OPK untuk untuk pemanfaatan di bidang tui sebagai desa
pemanfaatan di bidang pariwisata dan sebagai ikon wisata.
pariwisata dan sebagai ikon Kabupaten Banggai. 2. Upacara Pen-
Kabupaten Banggai. gantaran Telur
Maleo diseleng-
garakan dengan
semarak untuk
mendorong pari-
wisata.
Pembinaan Kuantitas dan kualitas Menyelenggarakan pelatihan -
sumber daya manusia dan bimbingan teknis untuk
kebudayaan yang belum meningkatkan kuantitas dan
memadai. kualitas sumber daya manusia
kebudayaan.

56 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
72 Kab. Badung Pelindungan Rendahnya pemahaman Meningkatkan pemahaman 1. Banyak
masyarakat terhadap nilai masyarakat terhadap nilai manuskrip yang
dan makna yang tekandung dan makna yang tekandung sulit diakses kare-
dalam OPK, pewarisan bu- dalam OPK, mengintegrasikan na disakralkan
daya kepada generasi muda OPK dalam kurikulum pem- oleh masyarakat.
belum berjalan dengan baik, belajaran di sekolah sebagai 2. Terputusnya tra-
Pemajuan Kebudayaan be- upaya pewarisan budaya, disi lisan Mesatua
lum didukung oleh sarana menyediakan sarana dan dari generasi tua
dan prasarana yang mema- prasarana pendukung Pema- ke generasi muda.
dai, banyak cagar budaya juan Kebudayaan, melakukan 3. Membangun
yang berlum terinventarisai inventarisasi terhadap cagar pusat kesenian
dan belum adanya Tim Ahli budaya dan membentuk Tim Gedung Pemuda
Cagar Budaya. Ahli Cagar Budaya. Budaya Kebupat-
en Badung.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- -
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den-
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat
saat ini. saat ini.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Memaksimalkan potensi OPK Meningkatkan
galian potensi OPK untuk untuk pemanfaatan di bidang daya saing dan
pemanfaatan di bidang ekonomi. penguatan nilai
ekonomi. jual OPK terhadap
produk mod-
ern, khususnya
metode penye-
hatan, kuliner,
dan perkakas
tradisional.

Pembinaan Kuantitas dan kualitas Menyelenggarakan pelatihan Seni Arja, Gam-


sumber daya manusia ke- dan bimbingan teknis untuk buh, dan Wayang
budayaan yang belum me- meningkatkan kuantitas dan Wong membu-
madai, khususnya seniman kualitas sumber daya manusia tuhkan kaderisasi
tradisional serta pembinaan kebudayaan, khususnya seni- seniman segera.
sanggar seni. man tradisional serta pembi-
naan sanggar seni.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 57


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
73 Kab. Penukal Pelindungan Kurangnya pemahaman mas- Meningkatkan pemahaman 1. Budidaya ikan
Abab Le- yarakat mengenai nilai dan masyarakat mengenai nilai sebagai bahan
matang Ilir makna yang terkandung da- dan makna yang terkandung baku pembuatan
lam OPK yang menyebabkan dalam OPK, menjamin ket- Sagarurung.
OPK semakin ditinggalkan, ersediaan dan kemudahan 2. Belum ada
sulitnya akses pada bahan akses bahan baku pembuatan penerjemah
baku pembuatan OPK, OPK, melakukan pencatatan manuskrip Ga-
belum adanya catatan dan dan pendokumentasiaan OPK, lumpai dengan
dokumentasi mengenai OPK, menyusun rencana aksi untuk aksara Ka Ga Nga.
kondisi alam yang berpoten- melindungi cagar budaya dari 3. Stigma musyrik
si merusak cagar budaya. ancaman alam. yang dilekatkan
pada kegiatan rit-
ual upacara adat.
4. Normalisasi
Sungai Piabung
agar kawasan
Candi Bumi Ayu
terhindar dari
banjir dan erosi.
5. Mengemas
kembali cerita
rakyat ke dalam
bentuk yang lebih
ramah bagi gener-
asi muda.

Pengembangan Kurangnya kajian dan pene- Melakukan kajian dan peneli- 1. Identifikasi ke-
litian untuk menggali pen- tian untuk menggali pengeta- beragaman dialek
getahuan yang terkandung huan yang terkandung dalam Bahasa Penukal
dalam OPK dan melakukan OPK dan melakukan pengem- dan Bahasa Le-
pengembangan OPK agar bangan OPK agar tetap dapat matang.
tetap dapat beradaptasi en- beradaptasi engan pekemban- 2. Modifikasi in-
gan pekembangan zaman. gan zaman. strumen musik
pengiring tari
tradisional agar
lebih meraik tan-
pa meninggalkan
pakem tradisi.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Mendorong upaya peman- 1. Komodifikasi
galian potensi pemanfaatan faatan OPB di bidang ekonomi Galumpai sebagai
OPK di bidang ekonomi kreatif, pariwisata, dan pendi- cindera mata.
kreatif, pariwisata, dan pen- dikan karakter. 2. Pemanfaatan
didikan karakter. OPK sebagai
metode pendi-
dikan karakter.
Pembinaan Belum memadainya kuan- Melakukan pelatihan untuk Sertifikasi Tim
titas dan kualitas seniman meningkatkan kuantitas dan Ahli Cagar Budaya
tradisional dan para perajin kualitas seniman tradisional Kabupaten Pali.
teknologi tradisional, belum dan para perajin teknologi tra-
ada dukungan sarana dan disional, menyediakan sarana
prasarana latihan seni tra- dan prasarana latihan seni
disional, Tim Ahli Cagar Bu- tradisional, sertifikasi Tim Ahli
daya Kabupaten Pali belum Cagar Budaya Kabupaten Pali.
mengikuti sertifikasi.

58 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
74 Kab. Bandung Pelindungan Banyak OPK sudah tidak Mensosialisasikan OPK kepa- 1. Memasukkan
dikenal oleh masyarakat da masyarakat, melakukan OPK ke dalam
bahkan sebagian sudah ada penyelamatan untuk OPK muatan lokal
yang punah, belum ada yang sudah punah, melaku- kurikulum pendi-
inventarisasi OPK secara kan inventarisasi OPK secara dikan dasar dan
menyeluruh, belum tersedi- menyeluruh, menyediakan sa- menengah.
anya sarana dan prasarana rana dan prasarana Pemajuan 2. Menyusun buku
Pemajuan Kebudayaan yang Kebudayaan yang memadai, mengenai OPK.
memadai, adanya pengua- mengupayakan alih kepemi- 3. Menyusun
saan lahan cagar budaya likan lahan cagar budaya. peraturan daerah
oleh pribadi. berkaitan dengan
kebudayaan.
Pengembangan Belum maksimalnya kaji- Melaksanakan kajian dan -
an dan penelitian untuk penelitian untuk mengem-
mengembangkan OPK agar bangkan OPK agar tetap
tetap relevan dengan ke- relevan dengan kehidupan
hidupan masyarakat. masyarakat.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Memaksimalkan penggalian -
galian potensi pemanfaatan potensi pemanfaatan OPK.
OPK.
Pembinaan Jumlah sumber daya manu- Melakukan pembinaan kepa- -
sia di bidang kebudayaan da sumber daya manusian di
semakin berkurang. bidang kebudayaan.
75 Kab. Polewali Pelindungan Keberadaaan OPK dikha- Melakukan inventarisasi men- 1. OPK mulai ter-
Mandar watirkan terancam hilang genai OPK, menyediakan sa- gantikan oleh ilmu
sebagai akibat dari tidak rana dan prasarana preservasi pengetahuan dan
adanya inventarisasi dan OPK, melakukan program pe- teknologi modern.
catatan sejarah mengenai warisan OPK kepada generasi 2. Kurangnya sara-
OPK, kurangnya sarana dan berikutnya, serta menghidup- na dan prasarana
prasarana preservasi OPK, kan kembali penggunaan OPK preservasi OPK
kurangnya pewarisan OPK dalam kehidupan masyarakat seperti museum
kepada generasi berikutnya, sehari-hari. digitalisasi naskah
serta mulai ditinggalkannya kuno.
penggunaan OPK dalam 3. Tidak ada
kehidupan masyarakat se- muatan lokal
hari-hari. mengenai OPK
dalam kurikulum
pendidikan.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- Hasil kajian dan
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan penelitian men-
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- genai OPK harus
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat dipublikasikan
saat ini. saat ini. dalam bentuk
buku.
Pemanfaatan Kurangnya kegiatan pagelar- Pagelaran seni dan festival 1. Penyeleng-
an seni dan festival OPK OPK harus diselenggarakan garaan Festival
sebagai salah satu metode secara berkala. Sayyang Pattudu.
mempromosikan potensi 2. Tidak ada ge-
daerah. dung pertunjukan
seni yang repre-
sentatif.
Pembinaan Jumlah sumber daya manu- Menyusun program pembi- 1. Tersedianya
sia terkait OPK sudah sema- naan sumber daya manusia jumlah guru ba-
kin berkurang sebagai akibat terkait OPK secara sistematis hasa daerah dan
tidak adanya program pem- pada lembaga pendidikan guru kesenian
binaan secara formal, non- formal, nonformal, maupun yang memadai.
formal, maupun informal. informal serta menyediakan 2. Tersedianya alat
tenaga pengajar OPK sesuai kesenian yang
dengan kebutuhan daerah. memadai di setiap
sekolah dan sang-
gar.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 59


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
76 Kab. Ogan Pelindungan Masyarakat yang menggu- Meningkatkan pemahaman 1. Pembentukan
Komering Ulu nakan OPK dalam kehidupan nilai dan makna OPK pada Tim Ahli Cagar
Selatan sehari-hari semakin berku- masyarakat, melakukan in- Budaya di OKU
rang karena turunnya minat ventarisasi yang menyeluruh Selatan
dan banyaknya masyarakat terhadap OPK, melakukan 2. Pelibatan
yang merantau ke daerah sosialisasi dan pendampin- masyarakat pen-
lain, belum adanya upaya in- gan kepada masyarakat yang datang dalam
ventarisasi yang menyeluruh memiliki cagar budaya dan setiap kegiatan
terhadap OPK, banyak cagar manuskrip, membentuk Tim kebudayaan un-
budaya dan manuskrip yang Ahli Cagar Budaya di OKU tuk mendorong
dikuasasi secara pribadi, Selatan. terjadinya per-
belum adanya Tim Ahli Cagar temuan budaya
Budaya di OKU Selatan. antara pendatang
dan penduduk
asli.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- Pelibatan pergu-
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan ruan tinggi dalam
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den- melakukan kajian
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat dan penelitian
saat ini. saat ini. terhadap OPK.
Pemanfaatan Belum adanya kegiatan ke- Penyediaan pusat kebu- Penyediaan pusat
budayaan dengan kalender dayaan dengan sarana dan kebudayaan yang
kegiatan yang berkesinam- prasana yang memadai serta representatif.
bungan dan dukungan pusat menyusun kalender kegiatan
kebudayaan yang represen- kebudayaan yang berkesinam-
tatif. bungan.
Pembinaan Jumlah sumber daya ma- Pembenahan kurikulum 1. Meningkatkan
nusia terkait OPK semakin pendidikan kebudayaan dan peran pembinaan
berkurang dan minimnya kesenian di sekolah serta Dewan Kesenian
tenaga pembina kesenian. menghidupkan kembali grup OKU Selatan.
kesenian, paguyuban seni, 2. Memberikan
dan sanggar seni di bawah pelatihan kepada
pembinaan Dewan Kesenian tenaga pembina
OKU Selatan. kesenian.

60 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
77 Kota Tegal Pelindungan Keberadaan OPK dalam Melakukan inventarisasi men- 1. Mendirikan
kehidupan sehari-hari mas- genai OPK, menyediakan sa- museum budaya
yarakat semakin terping- rana dan prasarana preservasi Tegal.
girkan karena tidak adanya OPK, melakukan program pe- 2. Sosialisasi nilai
inventarisasi dan catatan warisan OPK kepada generasi dan makna yang
sejarah mengenai OPK, berikutnya, serta melakukan terkandung da-
kurangnya sarana dan prasa- revitalisasi nilai dan makna lam OPK kepada
rana preservasi OPK, kuran- dari OPK agar tetap relevan seluruh mas-
gnya pewarisan OPK kepada dalam kehidupan masyarakat yarakat.
generasi berikutnya, serta sehari-hari. 3. Melengkapi
mulai berkurangnya jumlah sarana dan
seniman dan ahli OPK yang prasarana Taman
benar-benar memahami Budaya Tegal
nilai dan makna OPK. serta membangun
gedung kesenian
di tiap kecamatan.
Pengembangan Ketidakpahaman mengenai Melakukan kajian dan pe- Hasil kajian dan
nilai dan makna yang ter- nelitian untuk menggali penelitian men-
kandung dalam setiap OPK dan mengembangkan nilai genai OPK harus
menyebabkan penyelengga- dan makna yang terkand- dipublikasikan
raan OPK hanya dipandang ung dalam OPK agar tetap dalam bentuk
dari aspek efesiensi ekonomi relevan dengan kehidupan buku.
sehingga mudah untuk di- masyarakat saat ini dan masa
gantikan oleh ekspresi atau yang akan datang.
pengetahuan yang lebih
modern.
Pemanfaatan Masih lemahnya sinergi dan Meningkatkan sinkronisasi Rapat koordina-
harmonisasi kebijakan, pro- dan harmonisasi kebijakan, si berkala dan
gram, serta kegiatan terkait program, serta kegiatan ter- penyelenggaraan
pemanfaatan OPK antar para kait pemanfaatan OPK antar kegiatan kebu-
pemangku kepentingan. para pemangku kepentingan. dayaan yang mel-
ibatkan seluruh
pemangku
kepentingan.
Pembinaan Semakin berkurangnya jum- Melakukan upaya pembinaan 1. Menguatkan
lah seniman dan pegiat bu- dan kaderisasi seniman dan fungsi dan tata
daya yang memahami nilai pegiat budaya yang memaha- kelola dewan
dan makna yang terkandung mi nilai dan makna yang ter- kesenian dan
dalam OPK. Sebagian besar kandung dalam OPK dengan komunitas seni
seniman dan pegiat budaya dukungan sarana dan prasara- budaya.
hanya sekedar mengamalkan na yang memadai. 2. Program bea-
OPK tanpa memperhatikan siswa untuk seni-
nilai yang menyertai OPK. man dan pegiat
budaya.
3. Program seni-
man masuk seko-
lah.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 61


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
78 Kota Sawah- Pelindungan Menurunnya pemahaman Sosialisasi OPK kepada 1. Pembangunan
lunto dan minat masyarakat terh- seluruh lapisan masyarakat basis data cagar
adap OPK tradisional, tidak khususnya melalui modifikasi budaya dan wari-
adanya pendataan yang baik kurikulum di pendidikan dasar san budaya.
untuk OPK selain cagar bu- dan menengah, melakukan 2. Modifikasi
daya, Pemajuan Kebudayaan pendataan menyeluruh untuk kurikulum di pen-
belum didukung oleh sarana OPK selain cagar budaya, didikan dasar dan
dan prasarana yang me- menyediakan sarana dan menengah.
madai, serta belum adanya prasarana yang memadai
regulasi terkait Pemajuan untuk Pemajuan Kebudayaan,
Kebudayaan. serta menyusun regulasi ter-
kait Pemajuan Kebudayaan.
Pengembangan Kurangnya kajian dan peneli- Melakukan kajian dan pene- -
tian untuk mengembangkan litian untuk mengembangkan
OPK agar tetap relevan den- OPK agar tetap relevan den-
gan kehidupan masyarakat gan kehidupan masyarakat
saat ini. saat ini.
Pemanfaatan Cagar budaya dan warisan Memperbaiki tata kelola cagar Penyusunan reg-
budaya di Sawahlunto belum budaya dan warisan budaya ulasi pengelolaan
diberdayakan dan diman- di Sawahlunto agar lebih opti- dan pemanfaatan
faatkan secara maksimal. mal dan profesional. cagar budaya dan
warisan budaya.
Pembinaan Terbatasnya jumlah sumber Mendorong perbaikan kuri- Penyusunan kuri-
daya manusia di bidang ke- kulum pendidikan untuk kulum yang men-
budayaan. Semakin banyak mengakomodasi muatan gakomodasi mua-
OPK yang kehilangan mas- kebudayaan lokal, melakukan tan lokal terkait
yarakat pendukungnya. pembinaan dan pendamp- kebudayaan daer-
ingan kepada sanggar dan ah Sawahlunto.
paguyuban, serta melibatkan
masyarakat dalam setiap uru-
san Pemajuan Kebudayaan.

79 Kota Banjar- Pelindungan Pendokumentasian OPK Melakukan pendokumenta- 1. Penyusunan


masin belum berjalan dengan baik, sian OPK, menyusun program Peraturan Daerah
kurangnya pewarisan OPK pewarisan OPK kepada Kota Banjarmasi
kepada generasi berikutnya, generasi berikutnya melalui tentang Pemajuan
belum adanya regulasi ting- pendidikan, menyusun regu- Kebudayaan dan
kat daerah terkait OPK dan lasi tingkat daerah terkait OPK Cagar Budaya.
cagar budaya. dan cagar budaya. 4. Pendataan OPK
dan data kebu-
dayaan lainnya
berbasis aplikasi
daring.
Pengembangan Belum dimaksimalkannya Melakukan kajian dan pe- -
potensi keberagaman seni nelitian untuk memperkaya
dan budaya masyarakat Ban- keberagaman seni dan budaya
jarmasin yang dipengaruhi serta meningkatkan interaksi
oleh agama Islam, Buddha, antar budaya untuk men-
Hindu, dan etnis Tionghoa. dorong terjadinya asimilasi,
akulturasi, inovasi, dan adap-
tasi kebudayaan.
Pemanfaatan Belum sinergisnya kerja Peningkatan koordinasi antara Harus dibuat
sama antar pelaku seni, seluruh pemangku kepent- kalender kegiatan
pegiat budaya, institusi ke- ingan. seni dan budaya.
budayaan, dan pemerintah
daerah terkait pemanfaatan
OPK
Pembinaan Jumlah sumber daya manu- Menyusun program pembe- -
sia di bidang kebudayaan lajaran seni dan budaya mulai
semakin berkurang. dari pendidikan usia dini hing-
ga perguruan tinggi.

62 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
80 Kab. Lombok Pelindungan Upaya menjaga eksistensi Menyediakan sarana dan 1. Pembangunan
Utara OPK di Lombok Utara belum prasana Pemajuan Kebu- Bale Budaya se-
didukung dengan sarana dayaan yang memadai, bagai sentra akti-
dan prasana Pemajuan melakukan inventarisasi OPK vitas kebudayaan
Kebudayaan yang mema- dengan baik, serta menyusun Lombok Utara.
dai, kekayaan OPK belum kurikulum muatan lokal ber- 2. Menyusun buku
diinventarisasi dengan baik, basis kebudayaan Lombok kumpulan infor-
serta belum adanya kuriku- Utara. masi kebudayaan
lum muatan lokal yang me- Lombok Utara
mastikan pewarisan budaya 3. Menyusun kuri-
kepada generasi berikutnya. kulum muatan
lokal berbasis
kebudayaan Lom-
bok Utara.
Pengembangan Belum adanya upaya siste- Melakukan kajian dan pene- Menjadikan
matis untuk menjadikan litian untuk mengembangkan Lombok Utara
kebudayaan Masyarakat potensi kebudayaan Mas- sebagai gerbang
Sasak sebagai ikon Lombok yarakat Sasak sebagai ikon kebudayaan Mas-
Utara. Lombok Utara. yarakat Sasak.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peman- Mengembangkan industri bu- -
faatan OPK sebagai upaya daya di pedesaan sebagai up-
meningkatkan kesejahter- aya pemberdayaan ekonomi
aaan masyarakat, khususnya masyarakat desa.
di pedesaan.
Pembinaan Belum adanya kurikulum Menyusun kurikulum pendi- -
pendidikan yang berbasis dikan berbasis kebudayaan
kebudayaan Lombok Utara. Lombok Utara.
81 Kab. Kepulau- Pelindungan Semakin berkurangnya Mendorong upaya penyeb- Ada penekanan
an Selayar penggunaan, perawatan aran informasi terkait OPK pada upaya
serta minimnya informasi dan CB; Revitalisai OPK dan menanggulangi
terkait OPK dan CB di dalam CB; Pengupayaan fasilitasi masalah teran-
masyarakat lantaran adanya dalam rangka keamanan OPK camnya ritual
modernitas yang bisa men- dan CB. akibat agama
gakibatkan kepunahan OPK modern serta
tertentu. ketidakpahaman
masyarakat atas
manuskrip.
Pengembangan Perhatian dan pengetahuan Mendorong terintegrasinya Penekanan perlu
generasi muda khususnya OPK dan CB di dalam pendi- diberikan pada
dan masyarakat umumnya dikan melalui muatan lokal; pemahaman
pada OPK dan CB semakin Pelaksanaaan even-even ter- masyarakat dalam
minim ditambah lagi dengan kait OPK; Pendampingan dan soal manuskrip.
ketiadaan event terkait OPK. pelatihan kepada masyarakat
terkait OPK dan CB.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurang adanya lembaga Mendorong terbentuknya Penekanan pada
yang konsentrasi kerjanya lembaga-lembaga tingkat ka- pembentukan
menunjang OPK dan CB. bupaten dalam konteks OPK lembaga adat
dan CB (seperti Dewan Kes- perlu diberi per-
enian, Dewan Kebudayaan, hatian khusus.
Lembaga Adat, dan Tim Ahli
Cagar Budaya).

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 63


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
82 Kota Tebing Pelindungan Belum adanya pendataan Melakukan pendataan terha- 1. Menyusun Pera-
Tinggi terhadap semua OPK, be- dap OPK, menyediakan sarana turan Daerah Kota
lum memadainya sarana dan prasarana Pemajuan Tebing Tinggi ten-
dan prasarana Pemajuan Kebudayaan yang memadai, tang Kebudayaan
Kebudayaan, beberapa cagar mengembalikan cagar budaya Daerah.
budaya telah beralih fungsi yang telah beralih fungsi ke 2. Mewujudkan
sehingga menyebabkan keadaan semula. data pokok OPK di
proses legalisasi dan regis- Kota Tebing Ting-
trasi cagar budaya menjadi gi.
terhambat. 3. Mengembalikan
cagar budaya
yang telah beralih
fungsi ke keadaan
semula.
Pengembangan OPK di Tebing Tinggi belum Melakukan kajian dan pene- -
tergali dengan baik bahkan litian untuk menggali potensi
beberapa diantaranya telah pengembangan OPK di Tebing
punah. Tinggi serta menghidupkan
kembali OPK yang telah
punah.
Pemanfaatan Kekayaan OPK di Tebing Menyusun rencana peman- Mewujudkan
Tinggi, khususnya cagar faatan kekayaan OPK di Tebing konsep Kota Tua
budaya belum dapat diman- Tinggi, khususnya cagar Tebing Tinggi.
faatkan secara maksimal. budaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Pembinaan Berkurangnya jumlah Melalukan pembinaan untuk -
sumber daya manusia ke- meningkatkan jumlah dan
budayaan yang memahami kualitas sumber daya manusia
secara spesifik kebudayaan kebudayaan terkait kebu-
daerah Tebing Tinggi. dayaan daerah Tebing Tinggi.

64 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
83 Kab. Belitung Pelindungan Belum maksimalnya pen- Mendorong optimalisasi kerja Penekanan pada
Timur catatan, pendokumentasian, Tim Pencatatan Kekayaan Bu- optimalisasi
dan pengamanan OPK dan daya Daerah untuk mencatat Tim Pencatatan
CB; Belum maksimalnya dan mendokumentasikan OPK Kekayaan Budaya
upaya penyebearan penge- dan CB; Mendorong muncul- Daerah
tahuan dan regenerasi pada nya regulasi yang memberi
generasi muda perihal OPK jaminan keamanan OPK
dan CB; Semakin memu- dan CB; Mendorong upaya
darnya nilai kebudayaan di penyebarluasan informasi dan
tengah masyarakat regenerasi perihal OPK dan CB
kepada generasi muda; Men-
dorong upaya revitalisasi dan
aktualisasi OPK dan CB.

Pengembangan Belum signifikannya sarana Mendorong hadirnya sarana Penekanan pada


dan prasarana pendukung dan prasarana yang signifikan egiatan-kegiatan
OPK dan CB; Belum terse- dalam mendukung OPK dan yang mengaktu-
dianya rujukan perihal OPK CB; Mendorong kajian yang alisasikan OPK
dan CB untuk konsumsi nantinya dipublikasikan se- dan CB terkhusus
masyarakat luas; Lemahnya cara meluas perihal OPK dan sebagai konsumsi
rasa kepemilikan masyarakat CB; Mendorong serangkaian generasi muda.
terhadap OPK dan CB yang kegiatan untuk membangun
sudah tercatat dan ditetap- rasa kepemilikan masyarakat
kan; terhadap OPK dan CB; Men-
dorong OPK dan CB untuk
masuk ke dalam pendidikan
di sekolah.
Pemanfaatan Belum ada pemanfaatan Mendorong kajian yang men- Penekanan pada
pada OPK dan CB yang bisa garah pada pemanfaatan OPK ramuan pengo-
menguntungkan kehidupan dan CB untuk kehidupan mas- batan tradisional
masyarakat kini. yarakat saat ini. yang bisa dikem-
bangkan sebagai
obat herbal yang
bisa memberi
keuntungan
ekonomi dan
kesehatan mas-
yarakat.
Pembinaan Upaya pelibatan penutur, Perlunya membuat sistem Memaksimalkan
pembuat, pelaku, dan pe- pemajuan objek kebudayaan kerja Lembaga
melihara dalam pemajuan yang sistematis dan kompre- Adat dari tingkat
dan pewarisan pada semua hensif mengenai mekanisme desa hingga kabu-
OPK masih belum maksimal; pelibatan penutur, pembuat, paten.
Lembaga-lembaga yang pelaku dan pemelihara
bergerak di bidang OPK dan melalui pelatihan atau bimtek
CB belum maksimal secara berkala; Memaksimal-
kan kerja lembaga-lembaga
yang bergerak di bidang OPK
dan CB

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 65


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
84 Kab. Kutai Pelindungan Kurangnya anggaran dan Mendorong penganggaran Penekanan pada
Timur SDM untuk upaya pelindun- yang lebih baik untuk OPK pencarian kembali
gan OPK dan CB; Kurangnya dan CB; Upaya publikasi yang sumber-sumber
partisipasi masyarakat, pe- lebih luas perihal OPK dan sejarah manuskrip
rusahaan, dan pemerintah CB demi mendorong partisi- ke
dalam upaya pelindungan pasi masyarakat; Mendorong berbagai daerah
OPK dan CB; Masih belum upaya inventarisasi dan pen- yang berkaitan
optimalnya upaya inventari- dokumentasian yang lebih dengan Kabupat-
sasi dan pendokumentasian komprehensif atas OPK dan en Kutai Timur;
serta pengamanan OPK dan CB; Revitalisasi lingkungan Serta kurangnya
CB; Hilangnya beberapa dan ekosistem lainnya yang bahan baku ulin
ekosistem penunjang OPK menunjang OPK dan CB. untuk pembangu-
dan CB; Belum adanya reg- nan rumah lamin;
ulasi yang kuat di bidang
kebudayaan.
Pengembangan Kurangnya anggaran untuk Mendorong pengangga- Penekanan pada
upaya pengembagana OPK ran yang lebih baik untuk peran swasta (pe-
dan CB; Kurangnya sarana pengembangan OPK dan rusahaan) dalam
dan prasarana serta parti- CB; Mendorong hadirnya pengembangan
sipasi masyarakat, perusa- sarana dan prasarana serta kebudayaan
haan, dan pemerintah belum event-event OPK dan CB yang
optimal; Sedikit dan tidak mendorong partisipasi mas-
adanya lembaga-lembaga yarakat.
yang bergerak di bidang OPK
dan CB.
Pemanfaatan Kurangnya anggaran untuk Mendorong pengaggaran -
upaya pemanfaatan OPK dan yang lebih baik untuk peman-
CB; Partisipasi masyarakat, faatan OPK dan CB; Men-
perusahaan, dan pemerintah dorong kajian hal-hal mana
belum optimal untuk pe- yang perlu dikembangkan,
manfaatan ini. dengan keuntungan yang lain
seperti ekonomi atau pari-
wisata, dari OPK dan CB.
Pembinaan Kurangnya anggaran untuk Mendorong pengaggaran Penekanan pada
upaya pembinaan OPK dan yang lebih baik untuk pembi- SDM Cagar Bu-
CB; Pembinaan, pelestarian naan OPK dan CB; Mendorong daya dan Museum
pemajuan kebudayaan di event-event yang tepat guna yang masih sangat
Kabupaten Kutai untuk SDM OPK dan CB serta minim
Timur belum maksimal; program-program untuk re-
Terbatasnya Sumber Daya generasinya
Manusia secara kualitas dan
kuantitas di dalam menguru-
si OPK dan CB.
85 Kab. Sumba Pelindungan Kesulitan memperoleh Menyediakan komoditas lokal Diperlukan per-
Tengah komoditas lokal untuk mem- untuk mempertahankan kea- lakuan khusus
pertahankan keaslian rumah slian rumah adat bagi komoditas
adat, karna komoditas lokal lokal oleh KLHK
berada di dalam kawasan atau lembaga
Taman Nasional terkait
Pengembangan Modernisasi menggerus Melakukan kajian terhadap -
keaslian adat istiadat dan adat istiadat dan budaya
budaya lokal lokal yang ada agar dapat
dikembangkan sesuai dengan
masyarakat saat ini
Pemanfaatan Kurangnya dukungan dan Melakukan koordinasi den- 1. Kegiatan Pekan
partisipasi pemerintah pusat gan pemerintah pusat ketika Budaya NTT mer-
dalam kegiatan pagelaran akan mengadakan kegiatan upakan kegiatan
dan festival pagelaran dan festival tahunan
2. Terdapat
pagelaran seni
budaya sedaratan
sumba dan fes-
tival lagu-lagu
daerah
Pembinaan Ketidaktersediaan SDM yang Mendorong peningkatan Bekerjasama den-
memiliki kompetensi profe- jumlah dan mutu SDM yang gan Balai Arke-
sional di bidangnya profesional ologi Bali untuk
mendapatkan
SDM professional
dalam bidang
Arkeologi

66 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
86 Kota Goron- Pelindungan Belum ada produk hukum Mendorong legislatif dan Inventarisasi
talo yang mengatur legalitas eksekutif untuk menetapkan mengarah pada
original OPK; kurangnya produk hukum terkait OPK; manuskrip melalui
inventarisasi terhadap be- melakukan inventarisasi terh- proses digitalisasi
berapa OPK adap beberapa OPK naskah yang su-
dah tua dan usang
Pengembangan Masyarakat mulai kehilangan Menyusun pedoman, doku- Penguatan nilai-
nilai-nilai yang ada di dalam men, dan kurikulum berbasis nilai berupa
OPK dan tergerus moderni- nilai-nilai budaya; menginte- muatan lokal
sasi grasikan program pendidikan bahasa daerah,
dengan nilai-nilai budaya seni budaya, dan
olahraga
Pemanfaatan Kurangnya kegiatan pagelar- Menggeliatkan kegiatan Penekanan pada
an terhadap salah satu OPK pagelaran dan festival pertandingan dan
pagelaran per-
mainan rakyat
Pembinaan Makin berkurangnya para Melakukan upaya regenerasi Penguatan lem-
pelaku OPK dan kurangnya pelaku OPK dan mendorong baga adat dan
lembaga dan SDM terkait terciptanya tata kelola kelem- sarprasnya; pem-
OPK bagaan bagunan pusat
pameran; belum
ada tim ahli cagar
budaya
87 Kab. Bima Pelindungan Kurangnya inventaris da- Melakukan inventaris data Produk hukum be-
ta-data yang berkaitan dan membuat arsip digital rupa penetapan
dengan OPK dan belum ada cagar budaya ska-
produk hukum la nasional karna
hanya Museum
Asi Mbojo yang
sudah memiliki
SK cagar budaya
nasional
Pengembangan Masuknya modernisasi beru- Mengintegrasikan program -
pa bahasa asing pendidikan dengan mema-
sukan muatan lokal bahasa
daerah
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM terutama Melakukan upaya regenerasi, Penguatan kelem-
generasi muda sebagai sosialisasi, pembinaan pelaku bagaan mengarah
pelaku OPK; kurangnya OPK, dan penguatan kelem- pada terbentukn-
lembaga untuk melakukan bagaan ya lembaga atau
pembinaan terhadap gener- komunitas yang
asi muda menampung gen-
erasi muda dalam
melestarikan
Aksara Mbojo
88 Kab. Bone Pelindungan Belum optimalnya program Pembentukan mekanisme Promosi OPK
Bolango inventarisasi, pemeliharaan, terpadu yang selaras antara sebagai kekayaan
dan publikasi terhadap OPK inventarisasi, pemeliharaan, bangsa melalui
dan publikasi terhadap OPK media cetak,
media elektronik,
dan media sosial
Pengembangan Kesenian dan nilai-nilai OPK Mendorong tingkat partisipasi Kerjasama dengan
masih kurang bergairah da- Dewan Kesenian Daerah da- lembaga pendi-
lam kehidupan masyarakat lam rangka memberikan stim- dikan
ulus terhadap masyarakat
Pemanfaatan Keberagaman OPK yang ada Mengoptimalkan keberagam Adat istiadat
belum dimanfaatkan secara OPK melalui kerjasama den- bekerjasama den-
optimal oleh pemangku gan unsur yang berkepent- gan pemangku
kepentingan ingan adat,
Pembinaan Minimnya ketersediaan SDM Melakukan peningkatan SDM Peningkatan tata
yang berkualitas dan lemba- dan peningkatan tata kelola kelola lembaga
ga yang mendukung OPK lembaga mengarah pada
sanggar seni dan
budaya serta sar-
prasnya

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 67


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
89 Kota Ternate Pelindungan Kurangnya sosialisasi men- Melakukan sosialisasi yang Sosialisai UU
genai regulasi yang sudah baik kepada masyarakat Cagar Budaya
ada; semakin langkanya mengenai regulasi yang sudah karena mas-
bahan baku untuk membuat ada; penyediaan bahan baku yarakat mengam-
makanan tradisioanl dan pusat pembuatannya bil bahan dari
situs cagar budaya
Pengembangan Kebudayaan tradisional di- Sosialisasi kepada masyarakat -
anggap ketinggalan zaman, luas tentang pentingnya ke-
kuno, tidak adaptif dengan budayaan
perkembangan zaman
Pemanfaatan Semakin berkurangnya Meningkatkan minat generasi Mengadakan
minat generasi muda untuk muda untuk mempelajari OPK perlombaan dan
memanfaatkan OPK agar dapat dimanfaatkan, publikasi terha-
menghidupkan kembali OPK dap OPK
di kalangan generasi muda
Pembinaan Semakin berkurangnya Sosialisasi kepada masyarakat -
pelaku budaya dan rendahn- dan regenarisasi pelaku bu-
ya minat generasi muda daya
terhadap OPK
90 Kab. Luwu Pelindungan Tidak adanya pelestarian Pemerintah daerah menggar- Merekomen-
cagar budaya kan dana untuk pelestarian dasikan mas-
cagar budaya yarakat yang ada
di sekitar situs
untuk menjaga
cagar budaya
Pengembangan Modernisasi menggeser Bahasa daerah harus menjadi -
bahasa daerah; kurangnya prioritas muatan lokal di seti-
sarana dan prasarana yang ap sekolah yang ada di daerah
mendorong OPK tersebut; partisipasi dari pe-
merintah untuk mendukung
sarana prasarana
Pemanfaatan Semakin berkurangnya mi- Melakukan perayaan dan per- Perlombaan olah-
nat masyarkat untuk melirik ingatan seperti perlombaaan raga tradisional
OPK terutama olahraga tra- dilakukan setahun
disional sekali
Pembinaan Rendahnya pengetahuan Pembinaan tenaga ahli di -
masyarakat mengenai bu- bidang kebudayaan
daya Luwu
91. Kab. Luwu Pelindungan Belum adanya regulasi yang Membuat regulasi terkait Melakukan kun-
Utara mengatur OPK; naskah asli OPK; mengusahakan pengem- jungan ke Uni-
ilagaligo tidak berada di balian naskah ilagaligo versitas Leiden,
Indonesia Belanda untuk
mempelajari se-
cara lansung do-
kumen ilagaligo
Pengembangan Pelestarian nilai-nilai budaya Meminimalisir pengaruh nilai- Mengoptimalkan
belum optimal, masuknya nilai budaya luar terhadap pengelolaan pe-
nilai-nilai budaya luar yang nilai budaya lokal yang ada lestarian objek
dapat menghilangi nilai bu- pemajuan kebu-
daya lokal terutama opada dayaan
generasi muda
Pemanfaatan Beberapa jenis OPK sudah Mengadakan perlombaan, Bekerjasama
tidak populer di kalangan festival budaya; optimalisasi dengan isntansi
masyarakat; belum optimal- program promosi dan pe- lain untuk men-
nya program promosi dan masaran terhadap OPK gadakan perlom-
pemasaran baan atau festival
budaya
Pembinaan Kurangnya SDM yang berkai- Melakukan regenerasi terh- Melaksanakan
tan dengan OPK dan kurang- adap SDM dan penyediaan pelatihan secara
nya sarana prasarana sarana prasarana rutin
92. Kota Sura- Pelindungan Belum tersedianya peraturan Mendorong implementasi Penyusunan
karta di bidang kebudayaan peraturan nasional/daerah di dokumen meng-
bidang kebudayaan gunakan analisis
SWOT
Pengembangan Masyarakat mulai kehilangan Mendorong konten budaya Penyusunan
nilai-nilai yang ada di dalam Jawa sebagai muatan lokal dokumen meng-
OPK dan tergerus moderni- dalam kurikulum; mendorong gunakan analisis
sasi; minimnya sarana untuk berbagai dialog budaya SWOT
berdiskusi berbagai OPK
Pemanfaatan Minimnya pelaksanaan Mendorong pelaksanaan Penyusunan
pagelaran berbasis budaya; pagelaran berbasis budaya; dokumen meng-
kurangnya keterlibatan da- mengirimkan duta budaya di gunakan analisis
lam pagelaran yang bersifat berbagai pagelaran yang ber- SWOT
global sifat global
Pembinaan Kualitas dan regenerasi SDM Meningkatkan kualitas dan Penyusunan
di bidang kebudayaan masih regenerasi SDM bidang kebu- dokumen meng-
rendah dayaan gunakan analisis
SWOT

68 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
93. Kab. Bangka Pelindungan Inventarisasi belum dilak- Melakukan inventarisasi Data warisan
sanakan dengan optimal secara menyeluruh dan ter- budaya yang
koordinasi. sudah lengkap
diusulkan ke Ke-
mendikbud agar
segera ditetapkan
sebagai warisan
budaya tak benda
Indonesia
Pengembangan Kajian ilmiah belum Melaksanakan kajian ilmiah Bekerjasama den-
dilaksanakan mengingat warisan budaya tak benda gan Pemerintah
terbatasnya tenaga teknis dengan melibatkan tenaga Provinsi Bangka
kebudayaan ahli dan lembaga yang berger- Belitung dan
ak di bidang kebudayaan. BPNB Kepulauan
Riau
Pemanfaatan 1. Lemahnya kerja sama 1. Perlunya sosialisasi secara -
dengan pihak terkait untuk berkala tentang Kebudayaan
mempromosikan potensi melalui core event, mayor
kebudayaan event, maupun support event
2. Belum memiliki sarana dan 2. Membantu menyediakan
prasarana yang memadai fasilitas sarpras kebudayaan
untuk aktualisasi produk sesuai kondisi/kemampuan
budaya
Pembinaan Belum memiliki sarana dan Menyelenggarakan Diklat, -
prasarana yang memadai un- Workshop, Dialog, atau
tuk mencetak tenaga teknis Kursus
untuk setiap OPK
94. Kab. Fakfak Pelindungan Sangat sedikit OPK di Kabu- Melakukan penelitian, pen- Faktor dominan
paten Fakfak yang terinven- catatan, serta dokumentasi yang mengham-
tarisasi Karya Seni dan Budaya Daerah bat pelaksanaan
inventarisasi ada-
lah akses teknolo-
gi dan anggaran
Pengembangan Minimnya peran serta mas- Menguatkan peran Mas- -
yarakat untuk pengemban- yarakat Lokal dalam pengem-
gan OPK bangan budaya Fakfak sebagai
aset budaya bangsa
Pemanfaatan Kurangnya minat masyarakat Membuat/mendorong -
untuk memanfaatkan OPK terselenggarakannya event
karena kemajuan teknologi berskala daerah dan nasional
Pembinaan - - -
95. Kab. Biak Pelindungan - - -
Numfor Pengembangan Kurangnya sarana dan Menyediakan sarana dan Termasuk penata-
prasarana yang mendukung prasarana untuk mendukung an kembali Muse-
pengembangan OPK pengembangan OPK um dan Gedung
Pertunjukan yang
belum diman-
faatkan secara
optimal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya para aktivis atau Peningkatan secara kuantitas Minimnya pelaku
pelaku budaya dan kualitas SDM bidang ke- budaya tersebut
budayaan tersebar pada
hampir seluruh
OPK
96. Kab. Kaimana Pelindungan Kurangnya data dan infor- Melakukan inventarisasi Beberapa
masi yang komprehensif dari OPK seperti
OPK di Kab. Kaimana Manuskrip, Ritus,
Teknologi Tra-
disional, Permain-
an Rakyat, dan
Olahraga Tra-
disional diklaim
tidak ada datanya
Pengembangan Berkurangnya minat mas- Revitalisasi nilai budaya agar Revitalisasi yang
yarakat untuk menjaga dapat menyesuaikan dengan dilakukan um-
nilai-nilai budaya dalam OPK perkembangan IPTEK umnya dengan
karena perkembangan IPTEK mempopulerkan
kembali serta
penyebarluasan
pada kegiatan
masyarakat
Pemanfaatan Berkurangnya minat mas- Menumbuhkan kembali ke- Sasaran utama
yarakat dalam memanfaat- banggaan masyarakat untuk dari fasilitasi
kan OPK memanfaatkan potensi OPK, tersebut adalah
dengan melanjutkan fasilitasi generasi muda.
event seni budaya
Pembinaan - - -

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 69


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
97 Kab. Bangka Pelindungan Minimnya usaha-usaha Mengupayakan pencatatan Upaya tersebut
Tengah pelindungan OPK, baik maupun perlindungan eko- masih sebatas
dalam pencatatan maupun sistem OPK pengadaan fisik,
perlindungan ekosistem OPK untuk pengadaan
tersebut bahan baku pada
OPK Pengetahuan
Tradisional ma-
sih berorientasi
impor.
Pengembangan Semakin memudarnya nilai- Memperkuat hubungan so- -
nilai budaya masyarakat cial; Memberikan sanksi sosial
yang perlu dilestarikan, khu-
susnya gotong-royong
Pemanfaatan Kurangnya minat masyarakat Sosialisasi dan mempopuler- Upaya tersebut di-
(terutama generasi muda) kan kembali OPK yang dapat wujudkan dengan
dalam memanfaatkan OPK dimanfaatkan masyarakat penyelenggaraan
kegiatan, festival,
dll.
Pembinaan Minimnya SDM Kebudayaan Mencetak SDM baru dari Belum disebutkan
baik secara kuantitas mau- kalangan generasi muda; bentuk rekomen-
pun kualitas manajemen Memperbaiki manajemen dasi yang lebih
kebudayaan dengan pen- konkret dari upa-
dampingan para ahli ya mencetak SDM
Kebudayaan baru
98. Kab. Buleleng Pelindungan Banyak OPK Cagar Budaya Revitalisasi dan Restorasi -
yang berkondisi rusak karena Cagar Budaya
tidak optimalnya perawatan
Pengembangan Kurangnya pemahaman Melakukan inventarisasi, Pengkajian di-
masyarakat pendukung akan Sosialisasi dan pengkajian fokuskan untuk
makna dan filosofi yang lebih dalam tentang berbagai menggali lebih
terkandung di setiap OPK macam OPK tersebut banyak manfaat
yang diperoleh
dari keberadaan
OPK tersebut
Pemanfaatan Semakin berkurangnya pe- Mengenalkan dan menggali Sangat diperlu-
manfaatan OPK dalam mas- kembali potensi OPK yang ada kan keterlibatan
yarakat karena kemajuan dengan mengolaborasikan dari pihak terkait
teknologi dengan teknologi untuk membantu
mengoptimalkan
manfaat OPK yang
ada
Pembinaan - - -
99. Kab. Kotawar- Pelindungan Minimnya kebijakan dan Meningkatkan regulasi, ke- Tahapan yang
ingin Barat alokasi anggaran untuk pe- bijakan dilakukan : Iden-
lindungan OPK dan alokasi anggaran untuk tifikasi, Penyusu-
pelindungan OPK nan Kebijakan,
Implementasi,
dan Komitmen
Bersama
Pengembangan Nilai-nilai budaya dalam Melakukan sosialisasi dan har- Sosialisasi dan
masyarakat Kotawaringin monisasi lebih dalam tentang harmonisasi
Barat sudah mulai tergerus pentingnya nilai budaya serta dilakukan dengan
arus modernisasi, banyak hubungannya dengan nilai- membentuk fo-
mengalami benturan dengan nilai agama rum komunikasi
nilai-nilai agama, serta ku- lintas budaya,
rangnya pemahaman akan adat, dan keper-
makna sesungguhnya cayaan
dalam setiap seni dan bu-
daya lokal
Pemanfaatan Kurang optimalnya peman- Mendorong partisipasi Pemanfaatan
faatan OPK untuk kehidupan masyarakat sehingga OPK berdasarkan pada
masyarakat, terutama dalam bukan hanya sekedar ton- ciri khas utama
menghadapi perkembangan tonan (hiburan), akan tetapi Kotawaringin
IPTEK dapat menjadi tuntunan dan Barat dimana
kearifan dalam kehidupan kehidupan mas-
sehari-hari masyarakat. yarakat Kotawar-
ingin
Barat selalu ber-
hubungan dengan
alam
Pembinaan Kurangnya SDM yang ahli Meningkatkan kualitas SDM -
dalam masing-masing OPK. yang kompeten bidang kebu-
dayaan

70 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
100. Kab. Brebes Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dapat diakses masyarakat, Pedoman OPK
sosialisasi pentingnya OPK di sebagai acuan
masyarakat utama masyarakat
Pengembangan Kurangnya pengayaan ker- Mendorong alih-rupa OPK ke Perhatian khusus
agaman OPK yang diperkuat dalam bentuk-bentuk yang diberikan pada
oleh interaksi dengan mudah diterima masyarakat penyebarluasan
budaya populer sehingga budaya ke da-
akibatnya tidak diminati lam masyarakat
masyarakat Brebes
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya penge- Mendorong pengembangan Perhatian khusus
lolaan OPK dengan peman- wisata kuliner dan wisata diberikan pada
faatannya dalam konteks sastra berbasis OPK penyelenggaraan
pariwisata festival rutin di
Brebes
Pembinaan Minimnya regulasi terkait Mendorong proses legislasi Perhatian khusus
OPK dan CB peraturan daerah terkait OPK diberikan pada
dan CB regulasi terkait
budaya tradisi di
Brebes
101. Kab. Malinau Pelindungan OPK dan CB daerah belum Melakukan inventarisasi serta Perhatian khusus
teridentifikasi dan terdoku- penyempurnaan terhadap atas saran Pem-
mentasi data baik OPK maupun CB bentukan Tim Ahli
secara berkelanjutan Cagar Budaya di
Kab. Malinau
Pengembangan Belum ada kajian yang Melakukan kajian yang men- Melibatkan kerja
komprehensif terhadap OPK dalam sama baik dari
dan CB serta berkelanjutan terhadap kalangan aka-
OPK serta potensi CB demisi maupun
professional

Pemanfaatan Kurangnya pemahaman dan Menyelenggarakan festival Perhatian khusus


minat masyarakat untuk me- dan perlombaan seni budaya pada usulan pem-
manfaatkan OPK yang ada, yang berkelanjutan dimulai bangunan pusat
khususnya generasi muda dari tingkat sekolah dasar kesenian sebagai
sampai masyarakat umum pusat kegiatan
seni
Pembinaan Minimnya penutur tradisi Regenerasi penutur tradisi Masalah pembi-
lisan lisan naan hanya dija-
barkan jelas pada
OPK Tradisi Lisan
102. Kab. Nunukan Pelindungan Belum tergali, terdata, Membentuk tim identifikasi, Melibatkan berb-
tercatat, teridentifikasi dan dokumentasi, dan validasi agai pihak terkait
terdokumentasi secara kom- secara komprehensif seluruh yang mempunyai
prehensif seluruh khazanah khazanah kompetensi un-
kekayaan budaya lokal Kabu- kekayaan budaya lokal Kabu- tuk identifikasi,
paten Nunukan paten Nunukan yang belum dokumentasi, dan
sempat terdata validasi
Pengembangan Kelengkapan pedoman, Menyusun buku pedoman, -
dokumen, dan kurikulum dokumen, dan kurikulum ber-
berbasis nilai-nilai budaya basis nilai-nilai budaya dan
dan kearifan lokal belum ada kearifan lokal belum ada se-
secara tersistemik dan ter- cara tersistemik dan terstruk-
struktur dengan optimal tur dengan optimal
Pemanfaatan Jarang dilaksanakan event Meningkatkan penyeleng- -
yang mempertunjukkan/ garaan event, festival, atau
memperlombakan budaya perlombaan yang melibatkan
lokal budaya lokal
Pembinaan Sumber daya manusia (pe- Penguatan tenaga SDM setiap Pembinaan
nutur, pembuat, pelaku, OPK melalui pelatihan, pem- dilakukan baik
pemelihara), dan sarana binaan, dan pengembangan, secara formal
prasarana guna pelestarian baik secara formal maupun atau informal
seluruh objek kebudayaan informal, serta penyediaan
daerah yang semakin berku- sarana prasarana pelestarian
rang, punah, seluruh OPK daerah
dan terkikis oleh kemajuan
teknologi dan modernitas

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 71


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
103. Kota Tomo- Pelindungan Belum adanya inventarisasi Melakukan inventarisasi terh- Mengarah kepada
hon yang terorganisir untuk data adap OPK pendataan yang
OPK berupa digitalisasi
Pengembangan Disharmonisasi antara nilai- Mengakui ritus sebagai bagian Menjadikan adat
nilai yang terkandung dalam dari budaya Tomohon yang istiadat pesta
kebudayaan khususnya ritus harus dilindungi; Meningkat- budaya menjadi
dan adat istiadat dengan kan ketersediaan dan akses destinasi budaya
sistem kepercayaan; Sema- publik pada sarana prasarana dan religi; Mera-
kin sedikitnya ruang ekspresi OPK di Tomohon; Melakukan juk kepada dilaku-
OPK yang ada; Belum maksi- kajian terhadap OPK serta kannya koordinasi
malnya kajian terhadap OPK mewujudkan mekanisme dan kerjasama
kerjasama lintas pemangku terhadap lembaga
kepentingan di bidang peng- yang menjadi pe-
kajian mangku kepent-
ingan di bidang
pengkajian
Pemanfaatan Nilai budaya yang terkand- Menjadikan kegiatan yang Mendorong inte-
ung di setiap OPK belum ter- berkaitan dengan OPK khu- grasi OPK dengan
sosialisasi secara popular di susnya ritus sebagai salah kurikulum yang
mata masyarakat dan belum satu atraksi wisata sebagai ada di sekolah
dimanfaatkan secara tepat upaya pelestaraian serta me-
untuk pendidikan karakter manfaatkan nilai budaya yang
terkandung dalam setiap OPK
untuk pendidikan karakter
Pembinaan Kurangnya jumlah pelaku Meningkatkan jumlah dan Mengarah kepada
budaya (SDM) yang memiliki mutu SDM di bidang kebu- pelaku budaya di
kapasitas dan kapabilitas dayaan bidang kuliner,
terhadap kebudayaan ilmu pakuwon,
pengetahuan
tradisional, serta
pengetahuan
tentang musim
tanam dan melaut

72 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
104. Kab. Maluku Pelindungan Belum adanya pendataan Membangun sistem database Bekerja sama
Barat Daya kebudayaan yang terpadu; kebudayaan; Pembuatan dengan lembaga
Belum adanya peraturan Peraturan Daerah tentang pendidikan tinggi
daerah yang berkaitan den- pranata adat dan budaya di Maluku (Fakul-
gan kebudayaan di Maluku tas Keguruan dan
Barat Daya Ilmu Pendidikan
Unpatti) dalam
pendataan dan
menemukan
korelasinya
dengan aspek
pembelajaran dan
pengembangan
daya nalar peserta
didik berbasis
kebudayaan
Pengembangan Masuknya arus modernisasi Masyarakat berkembang -
yang menggerus nilai-nilai bersama tatanan kebudayaan
budaya; Kurangnya sarana yang kokoh dengan tidak
dan prasarana penunjang melupakan jati diri; Menye-
OPK yang belum berkem- diakan sarana dan prasarana
bang dengan baik terkait dengan pemajuan
kebudayaan
Pemanfaatan Hilangnya prasarana yang Pengadaan kembali lahan Mengarah ke-
berkaitan dengan upaya berkebun untuk melestarikan pada hilangnya
pelindungan terhadap OPK; pengetahuan tradisional ber- lahan berkebun
Hilangnya kemampuan me- tani; Kesepakatan untuk men- dan menanam
nenun jadikan dan memakai kain jagung sebagai
tenun sebagai alat komunikasi pangan lokal yang
dan tata krama persahabatan asli; Menjadikan
dalam ritual adat dan keneg- budaya kalwedo
araan sebagai payung
yang mengayomi
seluruh sendi-sen-
di kebudayaan
di Maluku Barat
Daya

Pembinaan Pelembagaan adat istiadat Mendorong Pemerintah Daer- -


yang belum dilakukan den- ah untuk membuat Peraturan
gan baik Daerah
105. Kab. Nagakeo Pelindungan Lemahnya inventarisasi, Dilakukannya pendataan dan Mengarah kepada
pemeliharaan, regulasi dan inventarisasi dengan sistem inventarisasi yang
publikasi terkait OPK serta digitalisasi; Mendorong upaya dimiliki perseo-
terbatasnya alokasi anggaran untuk dibuatkan Peraturan rangan
untuk pemajuan kebudayan Daerah mengenai pemajuan
OPK; Meningkatkan alokasi
anggaran
Pengembangan Benturan antara nilai-nilai Menjaga kebersamaan dan Biasanya terjadi
kebudayaan dengan nilai keberagaman berkaitan dengan
agama/kepercayaan adat istiadat, ritus
dengan nilai ag-
ama/kepercayaan
Pemanfaatan Kurangnya memanfaatkan Mengembangkan usaha pen- Bekerja sama
pengetahuan tradisonal sep- gobatan tradisional dan kulin- dengan PHRI dan
erti pengobatan tradisional er untuk ekonomi kreatif Asosiasi Pengobat
dan kuliner untuk ekonomi Tradisional Ra-
kreatif muan Indonesia
dan lembaga per-
dagangan untuk
meningkatkan
pemanfaatan
pengetahuan
tradisional
Pembinaan Minimnya para praktisi/ Perlunya peningkatan SDM -
pelaku budaya dan ruang dan sarpras untuk OPK
ekspresi seni

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 73


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
106. Kota Bima Pelindungan Kurangnya publikasi dan Melakukan inventarisasi dan -
pemahaman terhadap OPK publikasi dengan mengeluar-
kepada masyarakat kan buku yang memberikan
gambaran mengenai OPK
Pengembangan Upacara adat istiadat diang- Sosialisasi terhadap fak- Merajuk kepada
gap memakan waktu, biaya, ta-fakta kebudayaan yang prosesi adat up-
tenaga, materi yang lama sebenarnya sehingga menepis acara pernikahan
dan banyak anggapan bahwa kebudayaan adat, upacara sura
adalah pengeluaran na ndoso, cafi
sari, kiri loko
Pemanfaatan Kurangnya pemanfaatan ter- Perlu adanya pengkajian yang Merajuk kepada
hadap OPK karena diang- dapat menerapkan OPK den- teknologi tra-
gap kuno dan tidak praktis gan teknologi modern disional
Pembinaan Kurangnya regenerasi terha- Melakukan regenerasi sejak -
dap pemanfaatan OPK dini terutama untuk generasi
muda dengan cara memasu-
kan kurikulum muatan lokal
dan melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat
107. Kab. Wono- Pelindungan Minimnya publikasi Melakukan publikasi melalui -
sobo seminar hasil kajian/pene-
litian
Pengembangan Belum adanya kajian secara Perlu adanya kajian -
keilmuan serta kurangnya
pemahaman masyarakat
tentang nilai yang terkand-
ung dalam OPK
Pemanfaatan - - -
Pembinaan TACB belum bersertifikasi; Perlu adanya pendalaman -
Rendahnya minat generasi materi tentang sertifikasi;
muda untuk ikut berparti- Pelibatan generasi muda di
sipasi terhadap pemajuan pagelaran seni budaya
kebudayaan
108. Kab. Pangka- Pelindungan Belum adanya inventarisasi Melakukan inventarisasi -
jene Kepu- data kebudayaan secara data secara lengkap dan
lauan detail serta kurangnya pub- menyeluruh di wilayah Kabu-
likasi; Belum adanya produk paten Pangkep; Mendorong
hukum daerah yang bertu- eksekutif dan legislatif mene-
juan untuk melindung OPK tapkan produk hukum daerah
berkaitan dengan pemajuan
kebudayaan
Pengembangan Masih kurangnya penelitian Melaksanakan penelitian dan -
terhadap OPK yang ada di pengembangan terhadap OPK
Pangkep yang ada; Reaktualisasi nilai-
nilai budaya
Pemanfaatan Belum maksimalnya apresi- Adanya apresiasi terhadap -
asi terhadap kegiatan-kegia- kegiatan OPK
tan yang berhubungan den-
gan kegiatan OPK di daerah
Pembinaan Belum maksimalnya pem- Pelaksanaan pembinaan dan -
binaan kepada SDM kebu- pendukungan terhadap pelak-
dayaan, lembaga budaya dan sanaan pemajuan kebudayaan
komunitas budaya yang ada

74 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
109 Kab. Alor Pelindungan Belum adanya inventarisasi Melakukan inventarisasi ter- Pendataan yang
data OPK; Masih minimnya kait OPK; Memfasilitasi lahirn- dimaksud dihara-
kebijakan daerah terkait ya kebijakan daerah mengenai pkan juga dapat
kebudayaan pemajuan kebudayaan memberikan gam-
baran mengenai
potensii warisan
budaya menurut
sebaran etnis di
Kabupaten Alor
Pengembangan Minimnya kajian-kajian di Memfasilitasi pelaksanaan pe- -
bidang kebudayaan nelitian di bidang kebudayaan
untuk kepentingan pemajuan
kebudayaan
Pemanfaatan Minimnya penyelenggaraan Melakukan pemasyarakatan -
event kebudayaan yang kebudayaan daerah melalui
dilakukan secara berkelan- event yang dilakukan secara
jutan; Masih lemahnya sin- berkenajutan ulai dari tingkat
ergi antara para pemangku kabupaten, kecamatan hing-
kepentingan di bidang kebu- ga tingkat desa/kelurahan;
dayaan Memfasilitasi terbangunnya
kerjasama bidang kebudayaan
antara pemangku kepentin-
gan di bidang kebudayaan
Pembinaan Masih rendahnya kapasitas Memfasilitasi peningkatan -
SDM bidang kebudayaan kapasitas SDM bidang kebu-
dayaan
110. Kab. Kampar Pelindungan Sarana dan prasarana yang Pembuatan sarana dan prasa- Pembangunan
tidak memadai rana yang mendukung OPK. sarana dan prasa-
rana khusus untuk
OPK manuskrip.
Pengembangan Kurangnya dokumentasi, Mengadakan sosialisasi, -
kajian kebudayaan, dan per- mempopulerkan kembali
hatian masyarakat. terhadap OPK
Pemanfaatan Paradigma masyarakat terh- Penyelenggaraan Festival, Paradigma mas-
adap OPK masih kaku. pagelaran dan pameran yarakat kaku
khusus terhadap
pengetahuan
tradisional.
Pembinaan Kurangnya SDM secara Pemberian beasiswa pen- -
mutu dan kuantitas terkait dukung pengembangan pro-
pengetahuan kebudayaan gram OPK, Mengadakan pela-
setempat tihan di bidang kebudayaan.
111. Kab. Kapuas Pelindungan Kurangnya perawatan, tidak Pelaksanaan kegiatan per- Perawatan ter-
Hulu adanya prasarana pendi- awatan, pembangunan prasa- fokus kepada
dikan kebudayaan rana pendidikan kebudayaan cagar budaya.
Pengembangan Penyebarluasan OPK kurang Dilaksanakan penyebarluasan -
OPK
Pemanfaatan OPK jarang dilaksanakan Penggiatan kembali OPK yang -
mulai jarang dilaksanakan
Pembinaan Tidak adanya pelatihan men- Dilaksanakan pelatihan men- -
genai OPK. genai OPK.
112. Kab. Pelindungan Nilai budaya tergerus oleh Nilai budaya dan tradisi harus -
Klungkung modernisasi, tradisi sudah memiliki publikasi yang kuat,
mulai ditinggalkan, sehingga dikenal kembali oleh
Pengembangan Kurang adanya sarana dan Pembangunan sarana dan -
prasarana dalam pemajuan prasarana dalam pemajuan
OPK OPK
Pemanfaatan Kurangnya pemanfaatan Pemanfaatan teknologi untuk -
teknologi untuk pengem- pengembangan dan penye-
bangan dan penyebarluasan barluasan Informasi
informasi OPK
Pembinaan Kurangnya Alokasi anggaran Alokasi anggaran khusus dari -
untuk mengadakan pelati- pemerintah untuk pelatihan
han OPK OPK
113. Kab. Lombok Pelindungan Eksistensi OPK yang mulai Memperkenalkan kembali -
Timur hilang, sarana pelindungan OPK, membangun sarana
OPK tidak ada pelindungan OPK
Pengembangan Tidak ada upaya pengem- Membuat kajian, dan penye- -
bangan OPK barluasan OPK
Pemanfaatan Generasi muda enggan Mengenalkan kembali arti -
menggunakan OPK OPK
Pembinaan Tidak adanya lembaga mas- Pembuatan lembaga mas- Pembinaan terkait
yarakat yang membawahi yarakat yang membawahi OPK adat istiadat
OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 75


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
114. Kab. Mamber- Pelindungan Masuknya kebudayaan luar Penyebarluasan kebudayaan -
amo Raya menggantikan kebudayaan pada masyarakat, penanaman
lokal, kebudayaan mulai dan pengenalan kembali
ditinggalkan. nilai-nilai kebudayaan pada
masyarakat
Pengembangan Tidak adanya kajian di Pelaksanaan kajian, kajian -
bidang kebudayaan mem- kebudayaan
buat nilai agama dan budaya
dibenturkan
Pemanfaatan Tidak adanya agenda kebu- Diselenggarakannya agenda -
dayaan daerah. kebudayaan dengan skala
nasional
Pembinaan Sedikitnya SDM pengemban- Dilaksanakannya kegiatan -
gan OPK pelatihan dan pendidikan
SDM Kebudayaan.
115. Kab. Manok- Pelindungan Masuknya budaya luar yang Inventarisasi kebudayaan dan -
wari mengancam keberadaan pencatatan kebudayaaan.
kebudayaan daerah,
Pengembangan Kurangnya diskusi antara Dilaksanakannya diskusi dan -
kebudayaan dan agama, kajian bidang kebudayaan dan
agama,
Pemanfaatan Kebudayaan daerah terkesan Pengemasan kembali bentuk -
usang dan membosankan, kebudayaan daerah agar bisa
diterima generasi muda,
Pembinaan Putusnya generasi pewaris Penggalakan kembali -
kebudayaan, karena generasi penurunan pengetahuan
diatasnya enggan menurunk- kebudayaan antar generasi
an pengetahuan terkait
kebudayaan.
116. Kab. Maybrat Pelindungan Kebudayaan secara umum Perlunya penggalakkan kem- -
jarang digunakan oleh mas- bali kebudayaan, sehingga
yarakat. kebudayaan dapat digunakan
kembali
Pengembangan Kurangnya sosialisasi terha- Dilaksanakannya sosialisasi -
dap kebudayaan. terhadap kebudayaan, dan
diskusi antara kebudayaan
dan agama.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Putusnya generasi pewaris Penggalakan kembali pe- -
kebudayaan, karena generasi nuturan kebudayaan antar
tua enggan menurunkan generasi.
pengetahuan terkait kebu-
dayaan.
117. Kota Tarakan Pelindungan Kurangnya sarana dan prasa- Dibangunnya sarana dan -
rana pendukung OPK prasarana yang mendukung
OPK
Pengembangan Kurangnya aktivitas kebu- Perlu diadakan sosialisasi -
dayaan di daerah terhadap pentingnya kebu-
dayaan
Pemanfaatan Kurangnya program dan Pelibatan dewan kota untuk -
kegiatan kebudayaan membuat program kebu-
dayaan kota, perlu diadakan
program kebudayaan
Pembinaan Kurangnya SDM yang mam- Perlunya pelatihan di bidang -
pu berkebudayaan kebudayaan
118. Kab. Kutai Pelindungan Pudarnya nilai nilai kebu- Pelunya revitalisasi kebu- -
Barat dayaan, Adat istiadat mulai dayaan yang didorong oleh
ditinggalkan pemerintah daerah.
Pengembangan Kurangnya sarpras pengem- Dibangunnya sarpras di -
bangan dan penyebarluasan bidang kebudayaan, perlu
kebudayaan, diadakan diskusi antara kebu-
dayaan yang melibatkan kaum
agamawan.
Pemanfaatan Minimnya kegiatan berbasis- Perlunya Penggalakan kegia- -
kan kebudayaan tan berbasis kebudayaan,
Pembinaan Minimnya SDM yang paham Perlu diadakan pelatihan -
akan kebudayaan dan pen- kebudayaan serta sertifikasi
gelolaannya. SDM kebudayaan

76 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
119. Kab. Kutai Pelindungan Kurangnya data dan sistem Dibangunnya sarpras kebu- -
Kartanagara pendataan kebudayaan di dayaan, digalakannya pen-
daerah, sumber kebudayaan dataan kebudayaan,
yang makin lama makin
hilang
Pengembangan Kurangnya riset dan kajian Perlu diadakan kajian terkait -
kebudayaan, terbenturnya kebudayaan, perlu diadakan
antara kebudayaan dan diskusi kebudayaan dan
agama agama
Pemanfaatan Penggunaan kebudayaan Penyelenggaraan kembali dan Khususnya pada
dalam kehidupan sehari hari penghidupan kembali kebu- OPK bahasa
mulai luntur dayaan melalui festival dan daerah
pagelaran, serta penggalakan
kembali penggunaan dalam
kehidupan sehari hari
Pembinaan Kurangnya ekspresi kebu- Perlu diadakan pelatihan dan -
dayaan pada masyarakat, pemberian ruang ekspresi ke-
budayaan kepada masyarakat.
120. Kab. Pinrang Pelindungan akses menuju lokasi OPK Memperbaiki akses jalan Penekanan akses
yang sulit dijangkau; pen- menuju lokasi OPK; Mem- pada Manuskrip
garuh modernisasi terhadap perkenalkan kembali kepada dan CB.
OPK lokal; bahan baku OPK masyarakat budaya asli mer-
yang semakin sulit diper- eka melalui agenda-agenda
oleh; tidak diminatinya kegiatan
Pengetahuan dan Teknologi
Tradisional karena lamanya
waktu yang dibutuhkan
Pengembangan akses menuju lokasi OPK Memperbaiki akses jalan -
yang sulit dijangkau; bahan menuju lokasi OPK; Mem-
baku OPK yang semakin sulit perkenalkan kembali kepada
diperoleh; tidak diminatinya masyarakat budaya asli mer-
Pengetahuan dan Teknologi eka melalui agenda-agenda
Tradisional karena lamanya kegiatan
waktu yang dibutuhkan
Pemanfaatan akses menuju lokasi OPK Penyusunan Perda tentang Penekanan pada
yang sulit dijangkau; tidak OPK; pembangunan Museum Tradisi Lisan, Adat
diminatinya Pengetahuan Istiadat, Ritus dan
dan Teknologi Tradisional Seni yang sudah
karena lamanya waktu yang tidak sesuai den-
dibutuhkan gan aslinya.
Pembinaan pengaruh modernisasi Penyusunan kurikulum mua- Data SDM dan
terhadap OPK lokal; tidak tan lokal tentang pemajuan Lembaga hanya
diminatinya Pengetahuan kebudayaan disajikan dalam
dan Teknologi Tradisional jumlah saja.
karena lamanya waktu yang
dibutuhkan
121. Kab. Kepulau- Pelindungan 1. Tidak adanya sarpras pen- 1. Perluasan akses terhadap 1. Penekanan pada
an Morotai dukung OPK. OPK. Ritus yang mulai
2. Terbatasnya hak untuk 2. Penguatan sosialisasi dan menghilang.
mengakses OPK. memperkenalkan kembali 2. Tidak ada pem-
3. Pengaruh modernisasi OPK. baca Manuskrip
terhadap OPK. 3. Identifikasi lokasi alternatif dalam bahasa
4. Hilangnya Ritus karena untuk melaksanakan OPK. asing;
hilangnya lahan ataupun 4. Inventarisasi dan dokumen- 3. Penekanan pada
aktivitas yang mendasari. tasi OPK setempat. museum kebu-
5. Kurang populernya OPK se- 5. Pengadaan sarpras pen- dayaan bahari.
hingga semakin terlupakan/ dukung OPK. 4. Penekanan pada
didapatkan. 6. Peningkatan peran pemerin- Artefak Perang
6. Kurang menyeluruhnya tah. Dunia II.
peran pemerintah dalam
pelestarian OPK.
Pengembangan 1. Kurang tertariknya genera- 1. Pengadaan sarpras pengem- -
si muda dengan OPK. bangan dan kajian OPK.
2. Kurang aktifnya pemerin- 2. Revitalisasi OPK agar lebih
tah dalam upaya pengem- adaptif dengan kehidupan
bangan OPK. masa kini.
3. Belum adanya sarpras
pengembangan dan kajian
OPK.
Pemanfaatan OPK sudah tidak digunakan Penguatan publikasi tentang -
lagi karena berbagai sebab. OPK.

Pembinaan 1. Kurang / Tidak adanya 1. Pembentukan wadah pem- -


SDM yang bisa mengakses binaan OPK.
OPK. 2. Penguatan pelatihan ten-
2. Tidak adanya wadah pem- tang OPK setempat.
binaan OPK. 3. Regenerasi pelestari OPK.
3. Minimnya minat bakat
masyarakat terkait OPK.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 77


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
122. Kab. Raja Pelindungan 1. Putusnya tongkat estafet 1. Memperkenalkan kembali 1. Analisis Per-
Ampat pelestarian OPK dari tetua. OPK di lembaga pendidikan masalahan dan
2. Urbanisasi penduduk turut formal. Rekomendasi OPK
mempengaruhi luntur/hilan- 2. Mendokumentasikan OPK Bahasa tidak ter-
gnya OPK. yang ada secara audio-visual. cantum.
3. Terbatasnya sarpras OPK 2. Penekanan Sar-
pras pada Olahra-
ga Tradisional
Pengembangan
Pemanfaatan 1. Rendahnya kesadaran 1. Menetapkan situs sebagai Penekanan pada
masyarakat akan arti penting destinasi wisata. manuskrip berba-
OPK. 2. Memperkenalkan OPK da- han batu.
2. Terkait aturan adat, beber- lam festival-festival budaya.
apa OPK hanya bisa diakses
oleh sebagian orang saja.
Pembinaan Tidak adanya mata pelajaran 1. Memperkenalkan kembali -
tentang OPK di lembaga OPK di lembaga pendidikan
pendidikan formal. formal.
2. Membentuk komunitas adat
terkait pemajuan kebudayaan

123. Kab. Sorong Pelindungan 1. Putusnya tongkat estafet 1. Melakukan revitalisasi, visu- Analisis Per-
pelestarian OPK dari tetua. alisasi dan inventarisasi OPK. masalahan dan
2. Urbanisasi penduduk turut 2. Merangsang penggunaan Rekomendasi OPK
mempengaruhi luntur/hilan- bahasa daerah pada ranah Manuskrip, Olah-
gnya OPK. privat. raga Tradisional
3. Penggunaan bahasa daer- 3. Publikasi bahasa daerah dan Cagar Budaya
ah yang mulai ditinggalkan dalam bentuk kamus. tidak tercantum.
dalam aktivitas sehari-hari.
4. Masyarakat tidak (lagi)
mengetahui OPK setempat.
5. Terbatasnya sarpras OPK.
Pengembangan - - -
Pemanfaatan Minimnya minat bakat Memperkenalkan OPK dalam -
masyarakat terkait OPK se- festival-festival budaya.
tempat.
Pembinaan - - -
124. Kab. Merauke Pelindungan 1. Putusnya tongkat estafet 1. Melakukan revitalisasi, visu- Analisis Per-
pelestarian OPK dari tetua. alisasi dan inventarisasi OPK. masalahan dan
2. Urbanisasi penduduk turut 2. Merangsang penggunaan Rekomendasi OPK
mempengaruhi luntur/hilan- bahasa daerah pada ranah Manuskrip, Olah-
gnya OPK. privat. raga Tradisional
3. Penggunaan bahasa daer- 3. Publikasi bahasa daerah dan Cagar Budaya
ah yang mulai ditinggalkan dalam bentuk kamus. tidak tercantum.
dalam aktivitas sehari-hari.
4. Masyarakat tidak (lagi)
mengetahui OPK setempat.
5. Terbatasnya sarpras OPK.
Pengembangan - - -
Pemanfaatan Minimnya minat bakat Memperkenalkan OPK dalam -
masyarakat terkait OPK se- festival-festival budaya.
tempat.
Pembinaan - - -

78 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
125. Kab. Sanggau Pelindungan 1. Belum terdatanya OPK 1. Membentuk Tim Penyusu- -
setempat. nan Database OPK.
2. Minimnya informasi yang 2. Mendorong penetapan
diketahui masyarakat ten- perda pelestarian OPK.
tang OPK setempat. 3. Penyelenggaraan atraksi
3. Tantangan pelestarian budaya secara rutin sebagai
OPK karena dianggap upaya mempertemukan sisi
menghidupkan kembali (ani- rasionalitas OPK dengan berb-
misme) kepercayaan. agai aspek kehidupan.
4. Belum adanya perda ten- 4. Penyusunan muatan lokal
tang pelestarian OPK. berbasis kebudayaan dalam
5. Bergesernya nilai-nilai OPK pendidikan formal.
karena peradaban modern. 5. Revitalisasi dan reaktualisasi
6. Faktor usia para pelaku bu- OPK dalam kehidupan keluar-
daya terkait OPK setempat. ga maupun masyarakat.
7. Kondisi fisik OPK saat ini. 6. Dokumentasi Audio-Video
dan Digitalisasi OPK.
Pengembangan 1. Minimnya sarpras pen- 1. Penyediaan lahan untuk -
dukung OPK. pengembangan bahan baku
2. Keterbatasan bahan baku OPK.
OPK. 2. Penyediaan sarpras pen-
3. Kurang optimalnya peran dukung OPK.
serta lembaga/komunitas
Pemanfaatan Minimnya sarpras pen- Penyediaan sarpras pen- -
dukung OPK. dukung OPK.
Pembinaan 1. Perlu peningkatan kualitas 1. Optimalisasi kualitas dan -
dan kuantitas SDM OPK. kuantitas SDM OPK.
2. Minimnya minat bakat 2. Penyusunan muatan lokal
masyarakat terkait OPK. berbasis kebudayaan dalam
3. Kurang optimalnya peran pendidikan formal.
serta lembaga/komunitas 3. Pembentukan lembaga
terkait OPK setempat.
126. Kota Balikpa- Pelindungan 1. Kendala akses dan per- 1. Mediasi dengan kepala 1. Penekanan pada
pan awatan terhadap OPK yang daerah setempat dan pihak area PT. Pertami-
berada dalam area tertentu. terkait. na.
2. Belum adanya sarpras 2. Pembangunan sarpras pen- 2. Penekanan pada
pendukung OPK. dukung OPK. pembangunan
3. Tantangan pelestarian 3. Ekplorasi dan pendataan Museum Negeri
OPK karena dianggap OPK setempat. Balikpapan.
menghidupkan kembali (ani- 4. Sosialisasi peraturan perun-
misme) kepercayaan. dangan.
4. Minimnya kesadaran arti 5. Penyusunan perda terkait
penting dan informasi terkait OPK.
OPK setempat.
5. Dinamika kehidupan mod-
ern masyarakat yang het-
erogen menyingkirkan OPK
sedikit demi sedikit.
Pengembangan Tata kelola organisasi lemba- Pendampingan dan bantuan -
ga budaya yang lemah. pengembangan lembaga
budaya.
Pemanfaatan 1. Belum adanya nilai 1. Perbaikan pengemasan Penekanan pada
ekonomi langsung terkait OPK sehingga dapat bernilai penamaan jalan
OPK setempat. ekonomi. berdasarkan
2. Terbatasnya lahan terbuka 2. Penyelenggaraan atraksi/ nama OPK.
di kota untuk pemanfaatan event budaya terkait OPK
OPK. setempat.
3. Penggunaan nama OPK
sebagai nama jalan.
4. Penggunaan Ruang Terbuka
Hijau sebagai sarpras OPK.
Pembinaan Minimnya minat dan bakat 1. Penyusunan kurikulum mua- -
masyarakat yang serius dan tan lokal pendidikan formal
fokus terkait OPK. berdasarkan OPK setempat.
2. Mencetak tenaga-tenaga
yang ahli dalam menangani
OPK.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 79


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
127. Kab. Aceh Pelindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Besar dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
hukum berkaitan perlindun-
gan budaya asli daerah
Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -
OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Penguatan tenaga SDM di -
pembuat, pelaku, pemeli- setiap OPK melalui pelatihan,
hara) dan sarana prasarana pembinaan dan pengemban-
seluruh OPK gan baik secara formal mau-
pun in formal dan penyediaan
sarana prasarana pelestaria
seluruh OPK

128. Kab. Aceh Perlindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Jaya dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
hukum berkaitan perlindun-
gan budaya asli daerah
Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -
OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -

Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Penguatan tenaga SDM di -


pembuat, pelaku, pemeli- setiap OPK melalui pelatihan,
hara) dan sarana prasarana pembinaan dan pengemban-
seluruh OPK gan baik secara formal mau-
pun informal dan penyediaan
sarana prasarana pelestaria
seluruh OPK

80 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
129. Kab. Aceh Pelindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Selatan dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK.
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
3. Tidak terawatnya benda hukum berkaitan perlindun-
budaya yang tergerus oleh gan budaya asli daerah
usia sehingga rentan keru-
sakan

Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -


OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Penguatan tenaga SDM di -
pembuat, pelaku, pemeli- setiap OPK melalui pelatihan,
hara) dan sarana prasarana pembinaan dan pengemban-
seluruh OPK gan baik secara formal mau-
pun informal dan penyediaan
sarana prasarana pelestaria
seluruh OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 81


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
130. Kab. Aceh Perlindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Tengah dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK.
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
3. Tidak terawatnya benda hukum berkaitan perlindun-
budaya yang tergerus oleh gan budaya asli daerah
usia sehingga rentan keru-
sakan
Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -
OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Penguatan tenaga SDM di -
pembuat, pelaku, pemeli- setiap OPK melalui pelatihan,
hara) dan sarana prasarana pembinaan dan pengemban-
seluruh OPK gan baik secara formal mau-
pun informal dan penyediaan
sarana prasarana pelestaria
seluruh OPK
131. Kab. Aceh Pelindungan Kurangnya referensi tentang Mengadakan perlombaan -
Tenggara OPK
Pengembangan Berkurangnya nilai kebersa- Mengembangkan pilot project -
maan atau gotong royong khusus pelestarian nilai tradisi
Pemanfaatan Kurangnya kesadaran mas- Menyusun anggaran pelatihan -
yarakat dalam memanfaat- ekologi
kan ekologi daerah
Pembinaan Kurangnya dukungan fasilitas Mengajukan dan menyusun -
sarana dan prasarana OPK anggaran secara bertahap
132 Kab. Aceh Pelindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Timur dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK.
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
3. Tidak terawatnya benda hukum berkaitan perlindun-
budaya yang tergerus oleh gan budaya asli daerah
usia sehingga rentan keru-
sakan
Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -
OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Penguatan tenaga SDM di -
pembuat, pelaku, pemeli- setiap OPK melalui pelatihan,
hara) dan sarana prasarana pembinaan dan pengemban-
seluruh OPK gan baik secara formal mau-
pun informal dan penyediaan
sarana prasarana pelestaria
seluruh OPK

82 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
133. Kab. Aceh Pelindungan Kurangnya perawatan dan Program restorasi, melengka- -
Utara penyimpanan manuskrip pi penyimpanan manuskrip
sehingga banyak yang rusak yang ada

Pengembangan 1. Kurangnya kajian secara 1. Melakukan kajian untuk -


komprehensip terhadap OPK menyusun catatan sejarah
2. Tidak adanya ruang ekpre- dan pengetahuan yang leng-
si seni yang memadai kap setiap OPK
2. Tersedianya ruang pertunju-
kan yang memadai
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya kualitas dan Meningkatkan kualitas dan -
kuantitas SDM OPK khususn- kuantitas SDM OPK dan serti-
ya ahli cagar Budaya fikasi ahli cagar budaya
134. Kab. Aceh Perlindungan 1. Belum teridentifikasi dan 1. Perlu dibentuk tim iden- -
Singkil dokumentasi secara kom- tifikasi, dokumentasi dan
prehensip seluruh khazanah validasi secara komprehen-
kekayaan budaya lokal. Serta sib serta menyediakan dan
kurangnya ketersediaan bah- mengembangkan lahan untuk
an baku dan alat pembuatan pengembangan bahan baku
dan pelaksanaan OPK. dan pelaksanaan beberapa
2. Kurangnya regulasi yang OPK.
melindungi kekayaan budaya 2. Mendorong legislatif dan
asli daerah eksekutif menetapkan produk
hukum berkaitan perlindun-
gan budaya asli daerah

Pengembangan 1. Pelestarian dan revitalisasi 1. Perlu dibentuk tim peneliti -


OPK mendapat tantangan dan pengkajian untuk mem-
dari perpektif relegiusitas pertemukan sisi positif nilai-
sosial. nilai budaya dan kearifan lokal
2. Belum tersedianya pe- dengan konteks ajaran agama
doman baku maupun kuri- atau dalam rangka melakukan
kulum berbasis nilai budaya restrukturisasi secara fill in
dan kearifan lokal budaya lokal dengan ajaran
agama
2. Menyusun buku pedoman
dan kurikulum berbasis bu-
daya dan kearifan lokal
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM (penutur, Meningkatkan kualitas dan -
pembuat, pelaku, pemeli- kuantitas SDM OPK dan serti-
hara) dan sarana prasarana fikasi ahli cagar budaya
seluruh OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 83


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
135. Kab. Aceh Pelindungan Belum adanya inventarisasi 1. Menginventarisir semua -
Tamiang semua kekayaan Budaya kekayaan seni Budaya
Tamiang Tamiang
2. Pembentukan kelembagaan
Pemajuan Kebudayaan

Pengembangan 1. Tergerusnya nilai budaya 1. Perlunya kajian yang men- -


lokal oleh modernisasi, dasari kebudayaan Tamiang
industrialisasi dan global- 2. Mendorong partisipasi mas-
isasi, banyak tradisi yang yarakat sehingga memahami
ditinggalkan dan mengalami bahwa seni budaya bukan
benturan dengan nilai-nilai sekedar tontonan tapi juga
agama mengandung tuntunan
2. Kurangnya ruang ekpresi
beberapa OPK secara sig-
nifikan
3. Kurangnya pengembangan
budaya yang melibatkan
partisipasi masyarakat
Pemanfaatan Perkembangan teknologi - -
belum dimanfaatkan untuk
kelestarian kebudayaan lokal
Pembinaan Kurangnya Praktisi SDM OPK - -

84 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
136. Kab. Batubara Pelindungan 1. Menurunnya peran Lem- 1. Identifikasi dan inventarisasi 1. Penekanan pada
baga Adat dalam pencega- OPK setiap tahun mengingat anggaran pema-
han dan penyelesaian mas- banyaknya OPK setempat. juan OPK Cagar
alah terkait OPK. 2. Sosialisasi OPK ke seluruh Budaya
2. Tidak adanya lembaga unsur masyarakat (sekolah, 2. Penekanan pada
(swadaya / pemerintah) dll) identifikasi dan
yang serius menangani OPK. 3. Tersedianya alokasi angga- inventarisasi OPK
3. Minimnya anggaran Pem- ran untuk pemajuan OPK. Cagar Budaya.
da dalam pemajuan OPK 4. Revitalisasi OPK dengan 3. Penekanan pada
4. Belum menyeluruhnya melibatkan budayawan sosialisasi OPK
identifikasi dan inventarisasi Cagar Budaya
OPK baik di darat maupun di 4. Penekanan pada
air. revitalisasi OPK
5. Mnimnya sosialisasi terkait Bahasa
OPK.
6. Minimnya referensi terkait
OPK (yang menarik)
Pengembangan 1. Tidak adanya lembaga 1. Tersedianya alokasi angga- penekanan pada
(swadaya / pemerintah) ran untuk pemajuan OPK. anggaran pema-
yang serius menangani OPK. 2. Pembangunan sarpras dan juan OPK Cagar
2. Minimnya anggaran Pem- fasilitasi terkait OPK Budaya
da dalam pemajuan OPK 3. Pelibatan budayawan se-
3. Minimnya sarpras dan bagai mitra pemajuan kebu-
fasilitasi terkait OPK dayaan
4. Pemberdayaan desa tematik
OPK
Pemanfaatan 1. Tidak adanya lembaga 1. Tersedianya alokasi angga- 1. Penekanan pada
(swadaya / pemerintah) ran untuk pemajuan OPK. anggaran pema-
yang serius menangani OPK. 2. Fasilitasi perlombaan/festi- juan OPK Cagar
2. Minimnya minat mas- val terkait OPK Budaya
yarakat terkait OPK karena 3. Pemberdayaan rumah adat 2. Penekanan
modernisasi yang kosong untuk dikelola minat masyarakat
3. Minimnya anggaran Pem- sebagai museum pada OPK Per-
da dalam pemajuan OPK 4. Mendorong masyarakat mainan Tradision-
untuk mendirikan usaha ber- al
basis/mengikutsertakan OPK
Pembinaan 1. Minimnya minat dan bakat Pelibatan budayawan sebagai Penekanan pada
masyarakat yang serius dan mitra pemajuan kebudayaan OPK Bahasa Me-
fokus terkait OPK. layu dan Aksara
2. Tidak adanya lembaga Arab Melayu
(swadaya/pemerintah) yang
serius menangani OPK.
3. Minimnya penghargaan
terhadap budayawan terkait
pemajuan OPK

137. Kab. Deli Ser- Pelindungan 1. Peralihan fungsi cagar 1. Menerbitkan Perda tentang -
dang budaya untuk keperluan kebudayaan daerah
legalisasi dan registrasi 2. Diseminasi pengetahuan
2. Minimnya data terkait OPK terkait OPK
3. Globalisasi dan asimilasi 3. Fasilitasi perlombaan/festi-
budaya yang perlahan na- val terkait OPK
mun pasti menggerus bu- 4. Penerbitan buku-buku ter-
daya daerah kait OPK
4. Minimnya sarpras dan sdm 5. Melakukan dialog/mediasi
terkait pemajuan OPK terkait OPK
5. Minimnya minat mas-
yarakat terkait OPK karena
modernisasi
Pengembangan Minimnya sarpras dan sdm Mewujudkan konsep “Kabu- -
terkait pemajuan OPK paten Berbudaya”
Pemanfaatan Minimnya sarpras dan sdm - -
terkait pemajuan OPK
Pembinaan Minimnya sarpras dan sdm - -
terkait pemajuan OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 85


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
138. Kab. Sinjai Pelindungan Terbatasnya sarana dan Menyediakan sarana dan Mengarah pada
prasarana yang memadai prasarana untuk OPK yang peningkatan kuali-
representatif tas serta kuantitas
terhadap sarana
dan prasarana
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Mendorong pengkajian dan Mengarah pada
OPK dengan tuntutan zaman inisiatif yang mengarah pada penyelenggaraan
serta ketiadaan gedung per- penyelerasan OPK dengan perhelatan yang
tunjukan terkait OPK Seni perkembangan zaman serta menampilkan
membangun gedung pertun- OPK pada publik
jukan untuk OPK Seni secara berkelan-
jutan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Terbatasnya SDM pelaku, Memperkuat kapasitas SDM, Mengarah pada
lembaga kebudayaan dan tata kelola kelembagaan dan penguatan lem-
tiadanya produk hukum mendorong terciptanya pro- baga adat dan
terkait OPK duk hukum terkait OPK Dewan Kesenian
139. Kab. Goron- Pelindungan Kurangnya sarana dan prasa- Melakukan inventarisasi dan Pembuatan pe-
talo rana untuk pemeliharaan pembangunan serta penge- metaan wilayah
serta inventarisasi OPK; lolaan OPK secara terpadu; pengguna mau-
Belum adanya pemetaan Pembuatan pemetaan wilayah pun pembuat OPK
OPK secara terpadu OPK
Pengembangan Belum adanya kajian akade- Perlu dilakukan Kajian aka- -
mis seputar OPK demis OPK yang ditinjau dari
aspek budaya
Pemanfaatan Penggunaan OPK dalam rana Peningkatan penggunaan OPK -
public sangat jarang dalam ruang publik secara
kualitas maupun kuantitas
Pembinaan Kurangnya SDM yang men- Perlu adanya kebijakan dalam Menyusun kem-
gerti atau menguasai OPK pemanfaatan OPK pada waktu bali kurikulum
maupun acara tertentu dan silabus untuk
bahasa Gorontalo
sebagai kegiatan
sekolah
140. Kab. Boalemo Pelindungan Inventarisasi OPK belum ber- Membentuk mekanisme -
jalan sepenuhnya dan belum terpadu yang menyelaraskan
memberikan pengaruh yang gerak inventarisasi OPK Kab
signifikan terhadap nilai-nilai Boalemo dan menjadi bagian
masyarakat terpenting dalam perubahan
dinamika masyarakat
Pengembangan Kebudayaan dan nilai-nilai Mendorong tingkat partisi- -
kebudayaan sebagai bagian pasi Dewan Kesenian Daerah
dari kultur masyarakat (DKD) Boalemo dalam rangka
Boalemo masih kurang ber- memberikan stimulus dan
gairah dalam kehidupannya rangsangan terhadap mas-
yarakat
Pemanfaatan Keberagaman OPK Kab Mendorong pengkajian terha- -
Boalemo belum sepenuhnya dap pengetahuan OPK dalam
dimanfaatkan oleh pe- menopang proses pemban-
mangku kepentingan gunan berkelanjutan di Kab
Boalemo
Pembinaan Terbatasnya SDM yang men- Mendorong peningkatan kap- -
guasai tentang OPK di Kab asitas SDM yang menguasai
Boalemo; Lemahnaya tata pengetahuan OPK Kab Boale-
kelola Dewan Kesenian Daer- mo; Memperbaiki tata kelola
ah dalam mengelola OPK di kelembagaan kebudayaan di
Kab Boalemo Kab Boalemo
141. Kota Palopo Pelindungan Kurangnya pendataan terha- Melakukan inventarisasi data -
dap OPK di Kota Palopo OPK di Kota Palopo secara
lengkap dan detail
Pengembangan Belum terinternalisasinya Melakukan sosialisasi/inter- -
OPK di Kota Palopo bagi nalisasi OPK di Kota Palopo
generasi muda; kepada masyarakat khususnya
generasi muda;
Pemanfaatan Dukungan kebijakan pemer- Membuat kebijakan menge- -
intah daerah dalam peng- nai pemanfaatan dan penggu-
gunaan dan pengembangan naan OPK (khususnya bahasa)
OPK di Kota dan penguatan pada instansi pemerintah dan
industri kecil instansi lainnya
Pembinaan Belum maksimalnya pem- Memaksimalkan pembinaan -
binaan kepada masyarakat dan dukungan terhadap mas-
pengguna atau pelaksana yarakat pelaksana OPK di Kota
OPK di Kota Palopo Palopo

86 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
142. Kab. Lembata Pelindungan Belum adanya data akurat Pendataan kembali objek Cagar budaya ma-
yang menggambarkan data pemjuan kebudayaan Daerah. sih belum terjaga
OPK. Seluruh SDM dan Lembaga secara optimal
Kurangnya kemampuan terkait harus mampudan mau oleh jupel.
dalam menjaga OPK dari menjaga, memelihara, dan
kerusakan baik dari alam merawat OPK.
atau manusia dan dari segi
kemampuan perwatan OPK.
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Melakukan gerakan penyela- -
OPK dengan tuntutan zaman matan potensi kebudayaan
dan terdegradasinya nilali- daerah untuk merevitalisasi
nilai OPK; Kurangnya sarana dan reaktulasi budaya asli;
dan prasarana kebudayaan. Peningkatan sarana dan
prasarana kebudayaan di
Kabupaten.
Pemanfaatan Kurang berhasilnya promosi Penataan OPK dan SDM agar -
pemilik budaya dalam me- OPK menjadi objek wisata
nata OPK sebagai objek yang budaya yang menarik.
menarik untuk wisatawan
local, domestic maupun
mancanegara.
Pembinaan Belum adanya pengembangn Pengembangan SDM terkait -
Sumber Daya Manusia objek pemajuaan kebudayaan
(SDM) terkait kebudayaan daerah.
Daerah

143. Kab. Malaka Pelindungan Kebijakan pemerintah belum Perlu dukungan kebijakan Perlunya mendaft-
optimal dalam rangka pen- pemerintah dalam rangka arkan teknologi
dokumentasian, inventaris, melestarikan dan perlindun- tradisonal se-
dan aturan tentang pelestar- gan OPK. bagai HAKI (hak
ian tradisi lisan kekayaan Intelek-
tual) daerah;
Terbatasnya akses
manuskrip di
Pusat Arsip dan
Museum di Belan-
da dan Australia.
Pengembangan Minimnya sarana dan prasa- Perlu meningkatkan kualitas Minimnya event-
ranan untuk mengembang- dan kuantitas sarana dan event kesenian
kan OPK. prasarana OPK bagi lembaga yang diselengga-
pemerintahan atau mas- rakan dalam me-
yarakat. lestarikan seni
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya SDM yang Perlunya dibentuknya lemba- -
memiliki kompetensi di mas- ga formal dan informal yang
ing-masing bidang OPK berorientasi pada pembinaan
sumber daya manusia untuk
pengembangan OPK
144. Kab. Mang- Pelindungan Pengaruh moderanisasi muatan local yang berbasis Cagar budaya ma-
garai terhadap kebudayaan local seni dan budaya perlu diting- sih belum terjaga
sementara referensi dan katkan pada sekolah-sekolah secara optimal
pendokumentasian OPKnya mulai dari tingkat SD sampai oleh jupel.
minim. dengan tingkat SMA
Pengembangan Pewarisan nilai OPK kepada Kegiatan pagelaran dan festi- -
generasi muda tidak berjalan val budaya yang melibatkan
dengan baik dan belum generasi muda ditingkatkan
terdapat regulasi tentang dan pembuatan kalender
pemujaan kebudayaan dan event budaya
cagar budaya
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Sinegritas antara pelaku seni Perlu diterbitkan regulasi yang -
dan budaya dengan pemer- berkaitan dengan pemajuan
intah belu maksimal kebudayaan dan pembuatan
aplikasi tentang adat istiadat
dan kebudayaan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 87


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
145. Kab. Ende Pelindungan Kebijakan pemerintah belum Mengoptimalkan kebijakan -
optimal dalam rangka pen- dan regulasi dalam rangka
dokumentasian, inventaris, pendokumentasian, inventar-
dan aturan tentang pelestar- is, dan aturan tentang pele-
ian OPK starian OPK
Pengembangan Menurutnya minat mas- Meningkatkan minat mas- -
yarakat tehadap nilai tra- yarakat tehadap nilai-nilai
disional di Kabupaten Ende tradisional dan meningkatkan-
minimnya. potensi yang kurang populer
di masyarakat.
Pemanfaatan Kurang optimalisasinya Optimalisasi pemanfaatan -
pemanfaatan OPK di kabu- OPK dalam keluarga, mas-
paten Ende yarakat, maupun para penu-
tur ahli
Pembinaan Minimnya regulasi, kebijakan Mendorong rancangan regu- -
dan alokasi anggaran untuk lasi spesifik yang berkenaan
perlindungan seni di Kabu- dengan kuota anggaran bagi
peten Ende. perlindungan OPK.

146. Kab. Goronta- Pelindungan Kurangnya pemeliharan ser- Mendorong mekansime pe- Mengarah pada
lo Utara ta ketersediaan bahan baku meliharaan secara terpadu inventarisasi dan
dan sarpras yang diperlukan dan pasokan bahan baku dan digitalisasi data
bagi OPK dan diperlukannya sarpras yang diperlukan bagi OPK, pemba-
inventarisasi OPK serta terwujudnya inven- ngunan sentra
tarisasi produksi bahan
baku OPK Penge-
tahuan Tradisional
dan Teknologi
Tradisional, serta
pengadaan sar-
pras seni yang
dikelola lewat
sanggar dan De-
wan Kesenian
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Mendorong pengkajian dan -
OPK dengan tuntutan zaman inisiatif yang mengarah pada
penyelerasan OPK dengan
rasionalitas dan perkemban-
gan zaman
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi generasi muda berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Kurang berjalannya regen- Memperkuat kapasitas SDM, Mengarah pada
erasi pelaku OPK, lemahnya tata kelola kelembagaan dan penguatan lem-
kapasitas SDM, serta kuran- mendorong terciptanya pro- baga adat dan
gnya produk hukum terkait duk hukum terkait OPK Dewan Kesenian
OPK
147. Kab. Bolaang Pelindungan Kurangnya pendataan OPK Mendorong mekanisme Mengarah ke-
Mongondow secara terpadu serta keter- pendataan dan pemeliharaan pada dokumen
Utara sediaan sarpras yang belum OPK secara sistematis serta Manuskrip dan
memadai membangun sarpras yang pedoman adat
menunjang OPK istiadat
Pengembangan Benturan antara tradisi dan Mendorong dialog antar Mengarah pada
nilai agama serta tergerus- pemangku kepentingan di penguatan ritus
nya nilai-nilai budaya oleh bidang budaya tradisi dan dan adat istiadat
modernisasi keagamaan serta mendorong serta mengem-
munculnya bentuk-bentuk pe- bangkan Permain-
mersatu antara aspek budaya an Tradisional
tradisi dan agama yang dapat secara digital
diterima oleh semua kalangan
serta melakukan inovasi pada
OPK terkait
Pemanfaatan Kurangnya nilai ekonomis Mendorong mekanisme pe- -
suatu OPK sehingga mulai manfaatan secara sistematis
ditinggalkan oleh praktisnya terkait OPK
Pembinaan Kurangnya SDM pelaku OPK Meningkatkan kualitas prak- Mengarah pada
serta belum adanya regu- tisi dan mendorong proses kebijakan pemer-
lasi, kebijakan dan alokasi penyusunan peraturan daerah intahan terkait
anggaran untuk pelindungan mengenai OPK setiap OPK
terkait OPK

88 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
148. Kota Bitung Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong inventarisasi dan Mengarah pada
sarpras pemeliharaan dan pemeliharaan secara berke- pembangunan
penyelenggaraan acara ter- lanjutan serta penyediaan sarpras yang ter-
kait OPK sarpras pusat
Pengembangan Kurangnya pemahaman ten- Mendorong intensitas pelak- Mengarah kepada
tang OPK serta terkikisnya sanaan OPK dan meningkat- pelaku adat istia-
nilai-nilai budaya kan kemampuan praktisi dat dan pengem-
bangan seni
Pemanfaatan Kalah bersaingnya produk Memperkuat kemampuan Perhatian khusus
berbasis OPK dibandingkan pelaku dan keterpaparan pada penguatan
produk budaya populer masyarakat pada produk ber- kurikulum sekolah
dalam pemanfaatan se- basis OPK
hari-harinya
Pembinaan Minimnya regulasi dan ku- Mendorong proses legislasi -
rangnya regenerasi terkait peraturan daerah terkait OPK
OPK dan CB
149. Kab. Jayapura Pelindungan - - -
Pengembangan Tergesernya OPK akibat Menggali potensi OPK terkait Perhatian khu-
adanya modernisasi sus pada upaya
menangkal tudu-
han syirik atas
praktik budaya
tradisi serta
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -
150. Kab. Keerom Pelindungan Berkurangnya frekuensi dan Mendorong pendataan -
minat penggunaan OPK da- OPK secara berkelanjutan,
lam kehidupan masyarakat sistematis dan dapat diakses
sehari-hari publik, pelibatan publik dalam
kerja.
Pengembangan - - -
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -
151. Kab. Mangga- Perlindungan Lemahnya pendokumen- Melakukan dokumentasi agar -
rai Barat tasian terhadap OPK seta tidak terjadi kepunahan
banyaknya praktik terkait
OPK yang ditinggalkan mas-
yarakat
Pengembangan Tergerernya nilai-nilai dalam Memperbanyak kegiatan -
masyarakat karena pengaruh promosi serta event-event
kemajuan iptek agar mengoptimalkan kem-
bali nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Minimnya jumlah pelaku Mengoptimalkan penggu-
SDM serta minat generasi naan OPK dalam kegiatan
muda dalam pelestarian sehari-hari serta memperban-
yak event untuk dengan m
melibatkan geenerasi muda
152. Kab. Mangga- Perlindungan Belum terinventarisasi dan Diperlukan inventarisasi jenis -
rai Timur publikasi digital terkait jenis dan corak di setiap OPK serta
dan corak OPK di Manggarai diperlukan publikasi dan dig-
Timur italisasi
Pengembangan Mengalami kehilangan dan Menggali nilai-nilai yang ada -
degradasi baik terhadap nilai dalam masyarakat melalui
maupun aktivitas budaya revitalisasi, repatriasi, dan
restorasi.
Pemanfaatan Menurunnya pemanfaatan Melakukan promosi guna -
produk OPK dalam mas- mendorong masyarakat dalam
yarakat, contohnya rumah melakukan pemanfaatan pro-
adat serta pemanfaatan obat duk OPK dalam kesehariannya
tradisional
Pembinaan Minimnya sumber daya Meningkatkan pendidikan dan -
yang berkompeten, serta pelatihan guna menambah
belum dirancang regulasi sumberdaya yang berkompe-
daerah terkait pemajuan ten, serta meningkatkan regu-
kebudayaan dan minimnya lasi dan anggaran dana untuk
anggaran prlindungan kebudayaan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 89


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
153. Kab. Rote-nd- Perlindungan Variasi opk serta dokumen Perlu adanya inventarisasi, -
ao terkait belum teridntifikasi pengidentifikasian, serta do-
serta terdokumentasi secara kumentasi secara menyeluruh
baik
Pengembangan Adanya degradasi nilai Perlu dilakukannya kegiatan -
dalam masyarakat yang dise- pelestarian (pendidikan &
babkan adanya akulturasi pelatihan) serta promosi oleh
budaya luar, serta minim- lembaga maupun komunitas
nya media yang berfungsi tertentu kepada masyarakat
meningkatkan pemahaman
masyarakat
Pemanfaatan - - -

Pembinaan Terbatasnya SDM, berku- Perlu adanya sosialisasi dan Perhatian khusus
rangnya minat sdm dalam pendidikan kepada mas- pada pemetaan
penerapan opk, Selain itu yarakat untuk meningkatkan regulasi dan ke-
kurangnya dukungan pemer- minat serta kesadaran untuk bijakan budaya di
intah dan belum optimalnya melestarikan. Selain itu per- tingkat Pusat dan
kebijakan pemerintah yang lunya optimalisasi kebijakan daerah
mengatur tentang pelestar- pemerintah terhadap pener-
ian opk apan opk.
154. Kab. Sikka Perlindungan Kurangnya dokumentasi ser- Perlu dilakukannya dokumen- -
ta pemeliharaan dokumen tasi, kemudian dilakukannya
sehingga terjadinya bebera- pengarsipan, penyimpanan,
pa kerusakan dokumen dan pembaharuan pada doku-
men yang rusak
Pengembangan Hilangnya kebiasaan penu- Menghidupkan kembali ke- -
turan dalam kehidupan so- biasaan yang ada dalam mas-
sial masyarakat, serta kuran- yarakat dengan mengadakan
gnya kajian akademis event-event
Pemanfaatan Menurunnya penggunaan Memperkuat keterpaparan -
produk berbasis OPK dalam masyarakat pada produk ber-
pemanfaatan sehari-hari basis OPK
Pembinaan Kurangnya pemahaman Perlu dibuatnya regulasi ten- -
masyarakat terhadap nilai tang pemajuan kebudayaan
yang terkandung dalam darah serta peningkatan alo-
jenis/kegiatan OPK, selain itu kasi dana
minimnya regulasi daerah
serta anggaran dana terkait
perlindungan dan pemajuan
kebudayaan
155. Kab. Sumba Perlindungan Tidak terdokumentasi dan Diperlukannya inventarisasi -
Barat Daya terinventaris jenis serta jenis opk di Sumba Barat Daya
corak opk

Pengembangan Degradasi nilai serta ben- Mengeidentifikasi nilai-nilai -


turan nilai dengan zaman dan merevitalisasi penggu-
modern, serta kurangnya naannya, serta menyediakan
sarana prasarana dan ruang ruang untuk mempraktekan
ekspreksi dalam memprak- aktivitas opk
tikan opk
Pemanfaatan Kurang berjalannya peman- Menambah frekuensi pelaksa- -
faatan OPK dalam kehidupan naan kegiatan opk
masyarakat
Pembinaan Semakin berkurangnya jum- Diperlukannya regenerasi sdm -
lah SDM yang memahami yang berkompeten melalui
jenis opk, serta belum ada pendidikan, serta dirancan-
regulasi yang relevan dengan gnya regulasi di level daerah
pemajuan opk, dan minimn- untuk akomodasi aktivitas
ya alokasi dana pemerintah serta alokasi dana yang cukup
untuk perlindungan

90 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
156. Kab. Tanjung Pelindungan Minimnya sarana dan prasa- Pengadaan sarana prasarana, Mengarah pada
Jabung Barat rana OPK, festival, publikasi, membuat festival dengan ketersediaan
inventasasi cagar budaya publikasi, dan mendokumen- sarana prasarana,
dan pengarispan data OPK tasikan seluruh OPK baik pengarsipan data
yang tidak tersimpan dengan tulisan dan video. OPK, dan penye-
baik lenggaraan fesival
ataupun event
Pengembangan Belum ada media khusus Pengadaan media elektronik Perhatian khu-
(elektronik) dalam pengem- untuk mendorong peminat sus pada belum
bangan penggunaan bahasa bahasa Melayu tersedia media
Melayu elektronik dalam
pengembangan
penggunaan Ba-
hasa Melayu
Pemanfaatan Tidak maksimalnya peman- Mendorong pemahaman Perhatian khusus
faatan cagar budaya masyarakat terhadap peman- pada pengeta-
faatan cagar budaya huan masryarakat
terkait peman-
faatan cagar
budaya
Pembinaan Keterbatasan SDM dalam Mendorong jumlah peng- Mengarah pada
memahami OPK terkait giat OPK dengan pemberian kurangnya SDM
pelatihan dan beasiswa pen- dan tenaga ahli
didikan pada setiap jenis
OPK
157. Kota Sungai Pelindungan Pudarnya nilai teknologi Revitalisasi teknologi tra- Perhataian khusus
Penuh tradisional dan kurangnya disional dan mewujudkan pada pudarnya
sarana prasarana pada jenis sarana prasarana untuk nilai teknologi tr-
OPK pengobatan tradisional dan adisioal minimnya
olahraga tradisional. sarpras tempat te-
knologi tradisional
(tempat pengo-
batan tradisional)
dan olahraga
tradisional (wasit,
pelatih, dan atlit)
Pengembangan Tergerusnya permainan tra- Modifikasi permainan tra- Perhatian khusus
disional akibat modernisasi disional dalam bentuk te- pada pemanfaat
dan terdapat benturan nilai knologi digital, menjaga kea- teknologi digital
adat istiadat dengan keper- sliaan sistem adat di Sungai untuk pengem-
cayaan serta tidak ada pen- Penuh dan menyeimbangkan bangan permain-
erapan nilai spiritual dan pesan nilai spiritual dan ke- an tradisional
kemanusiaan pada jenis-je- manusiaan dalam kehidupan.
nis OPK serta dan minimnya
pengetahuan tradisional dan
olahraga tradisional
Pemanfaatan Kurangnya penggunaan dan Memproduksi dan mendup- Perhatian khusus
pemanfaatan OPK dibidang likasi kembali teknologi tra- pda pemanfatan
wisata edukasi dan domina- disional, meningkatkan peng- OPK pada bidang
si pemilihan seni yang mu- gunaan bahasa daerah Kerinci wisata edukasi.
dah diapresiasi dan atraktif dan tetap mempertahankan
seni yang sifatnya gatradiktif
dan meningkatkan potensi
seni yang kurang populer.

Pembinaan Lemahnya regulasi, kebija- Meningkatkan regulasi, kebi- Perhatian khusus


kan dana alokasi anggaran jakan dana alokasi anggaran pada pemetaan
di berbagai jenis OPK, untuk perlindungan OPK, regulasi dan ke-
lemahnya legalitas pengo- pengakuan legalitas pada bijakan budaya di
batan tradisional dan cagar berbagai pada pengobatan tingkat Pusat dan
budaya,belum lengkapnya tradisional dan cagar budaya, daerah
pedoman terkait adat istia- dan mendorong peningkatan
data, serta minimnya para tenaga ahli yang membidangi
ahli yang membidangi OPK OPK dengan memberi bea-
siswa pensisikan budaya.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 91


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
158. Kab. Hulu Pelindungan Minimnya sarara prasarana Meningkatkan sarana prasa- Perhatian khu-
Sungai Se- pada masing-masing jenis rana pada setiap OPK dan sus terhadap
latan OPK dan kurangnya per- Revitalisasi serta Restorasi penyediaan dan
awatan cagar budaya Cagar Budaya perawatan sarana
dan prasarana
pada OPK
Pengembangan Belum ada pemanfaatan Mengebangkan penggunaan Penggunaan te-
teknologi informasi dan teknologi informasi untuk knologi informasi
kurangnya pemahaman pengembangan OPK perlu dikembang-
masyarakat tentang OPK kan dengan lang-
kah-langkah yang
strategis
Pemanfaatan Belum maksimalnya peman- Mendorong pemanfaatan, Dibutuhkan per-
faatan, pengelolaan, pele- pengelolaan, dan pelestarian hatian khusus
starian OPK, dan minimnya OPK serta melibatkan para untuk masyarakat
pemanfaatan budayawan, tokoh-tokoh kebudayaan, dapat melakukan
seniman, tokoh-tokoh adat, meningkatkan pemahaman pemanfaatan,
dan organisasi daerah dalam masyarakat terhadap OPK pengelolaan, dan
kemauan kebudayaan perawatan pada
setiap OPK dan CB

Pembinaan Belum ada perda yang men- Membuat perda untuk Diperlukan
gatur berbagai jenis OPK dan meningkatkan legalitas setiap penekanan terh-
minimnya regulasi, kebijakan OPK, Meningkatkan regulasi, adap pembuatan
dana alokasi anggaran untuk kebijakan dana alokasi angga- perda sebagai
perlindungan bahsa ran untuk perlindungan OPK, payung hukum
miminmnya SDM yang man- dan mendorong peningkatan yang melindungi
jalankan OPK jumlah SDM yang menjalank- keberlanjutan
an OPK OPM
159. Kota Mer- Pelindungan Minimnya dokumentasi, Mendorong upaya untuk Dokumentasi dan
angin inventerisasi data, dan sa- pendokumentasian dan in- inventarisasi perlu
rana prasarana di berbagai ventarisasi data yang lebih dibuat pedoman
jenis OPK sistematis, dan peningkatan pengarsipan yang
sarana prasarana diberbagai jelas
bidang
Pengembangan Terdegradasinya OPK dan Dibutuhkan pen-
CB oleh modernisasi dan Mendorong penguatan guatan nilai pada
adanya disharmonisasi OPK nilai-nilai, memberikan pem- setiap OPK
tertentu dengan agama bekalan, sosialisasi langsung
di tengah masyarakat untuk
meningkatkan pemahaman
terkait OPK.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Minimnya SDM terutama Memberi memberi pembeka- Peningkatan
dikalangan generasi muda lan, pelatihan,dan sosialisasi pelaksanaan
karena kurangnya event dan pemanfaatan dan perawatan event menjadi
lemahnya legalitas dalam OPK, memperbanyak event, perhatian khusus
penetapan cagar budaya. dan pengakuan legalitas un- untuk menjaga
tuk penetapan cagar budaya eksistensi OPK

92 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
160. Kab. Nias Pelindungan 1. Minimnya ketersediaan 1. Peningkatan penyediaan -
sarana dan prasarana ke- sarana dan prasarana kebu-
budayaan yang disediakan dayaan, baik oleh pemerintah,
oleh pemerintah daerah pemerintah daerah maupun
maupun oleh masyarakat, masyarakat.
baik kelompok maupun per- 2. Perlu dibuat pemetaan
orangan objek pemajuan kebudayaan
2. Belum adanya pemetaan daerah secara terintegrasi
potensi OPK dan cagar Bu- 3. Perlu dilakukan pendoku-
daya di Kabupaten Nias mentasian dengan sistem
3. Lemahnya sistem pen- yang baik, dan berkolaborasi
dokumentasian, informasi, dengan lembaga terkait untuk
literasi dan publikasi objek publikasi.
pemajuan kebudayaan daer-
ah
Pengembangan 1. Terbatasnya intervensi 1. Pembuatan dan penyusu- -
pemerintah daerah melalui nan dokumen perencanaan
struktur anggaran dalam dan strategi pembangunan
pengembangan OPK kebudayaan daerah secara
2. Kerjasama antar pelaku, terpadu, terintegrasi dan
penggiat dan pemangku berkesinambungan
kepentingan bidang budaya 2. Peningkatan peran dan
belum bersinergis secara kapasitas Lembaga Budaya
optimal. Nias maupun Sanggar Budaya
disemua tingkatan wilayah
dan satuan Pendidikan
Pemanfaatan Minimnya sumberdaya ma- Peningkatan kapasitas dan -
nusia dibidang kebudayaan kompetensi sumberdaya ma-
yang memiliki kompetensi, nusia dibidang kebudayaan
kapasitas dan militansi
dalam penggalian, peman-
faatan,
Pembinaan Pembinaan dan pengemban- Peningkatan kapasitas dan -
gan budaya daerah secara kompetensi sumberdaya ma-
konsisten; Upaya penana- nusia dibidang kebudayaan
man dan pewarisan nilai-
nilai budaya kepada gener-
asi muda belum terlaksana
secara sungguh-sungguh
161. Kab. Hum- Pelindungan Kurangnya usaha lembaga Perlu dilakukan program/ke- Mengarah pada
bang Hasun- dalam pendataan objek giatan untuk pendataan dan kelestarian dan in-
dutan pemajuan kebudayaan. inventarisasi OPK ventarisasi objek
kebudayaan, sep-
erti manuskrip,
adat istiadat, dan
cagar budaya.
Pengembangan Minim usaha dari lembaga Mendorong masyarakat untuk -
maupun masyarakat dalam lebih giat dan kreatif serta
mengembangkan kebu- adanya fasilitasi dari pemer-
dayaan batak. intah
Pembinaan Rendahnya minat SDM Mendorong masyarakat untuk -
untuk melestarikan kebu- lebih peduli dengan budaya
dayaan batak melalui sosialisasi oleh pe-
merintah dan masyarakat
162. Kab. Nias Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Kerjasama dengan Lembaga/ Langkanya sarana
Utara pemeliharaan dan publikasi Instansi serta Pihak terkait dan prasarana
terkait OPK; Sarana dan dalam melakukan inventarisa- untuk OPK Ritus;
prasarana yang tidak mema- si da publiasi OPK setempat; Publikasi yang
dai dan mulai langka. Pemerintah membantu dalam minim serta in-
memenuh sarana dan prasa- ventarisasi tidak
rana yang memadai. dilaksanakan pada
OPK tradisi lisan.
Pengembangan Nilai budaya yang kurang Pelestarian nilai budaya lokal Mengarahkan
mampu bertahan dalam oleh pemerintah atau mas- pada tersedianya
kemajuan teknologi. yarakat. informasi dan
referensi kepada
masyarakat.
Pembinaan Antusiasme masyarakat yang Peningkatan Program pelati- Mengarah pada
rendah dan pengetahuan han pada masyarakat; Perlu ketersediaan
yang rendah mengenai bu- adanya kegiatan penelusuran tenaga pengajar
daya di Nias Utara; Kurang ke pada pihak pihak terkait sebagai sum-
memiliki tenaga ahli untuk maupun sumber sumber refe- ber informasi,
mengajarkan masyarakat. rensi lainnya terutama OPK
manuskrip

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 93


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
163. Kab. Nias Pelindungan Pendokumentasian warisan Perlu adanya pemetaan dan -
Selatan budaya masih terbatas, atau dokumentasi OPK di Kabupat-
belum terlaksana dengan en Nias Selatan; Perlu adanya
baik; Kekurangan sarana dan pemangunan sarana dan
prasarana OPK di Kabupaten prasarana yang memadai.
Nias Selatan.
Pengembangan Budaya global dan perkem- Perlu meaksanakan kegiatan Kegiatan seperti
bangan teknologi informasi Kebudayaan setiap tahunnya. perminan rakyat,
menghilangkan originalitas olahraga tra-
budaya setempat. disional, seni, dan
Ritus
Pemanfaatan Kerja sama antara pelaku Strategi pembangunan ke- -
seni dan pemerintah belum budayaan jangka pendek,
senergis menengah, dan panjang harus
lebih dapat dilakukan secara
sinergis oleh lembaga terkait.
Pembinaan Pewarisan nilai-nilai kepada Wajib diberlakukan pelajaran Mengarah pada
generasi muda yang tidak kebudayaan setiap lembaga usaha menjaga
berjalan dengan baik; Belum pendidikan mulai SD, SMP, kelestarian OPK,
ada regulasi terkait OPK dan SMA; Perlu dibuat regu- seperti Cagar
Daerah Kabupaten Nias lasi dan peraturan terkait OPK budaya.
Selatan di kabupaten Nias Selatan
164. Kab. Barru Pelindungan Masih banyaknya OPK yang Meningkatkan koordinasi -
belum terinventarisasi dan antara pemerintah dan lem-
terdaftar sesuai dengan baga OPK yang terkait serta
ketentuan perundangan memberikan publikasi ke
masyarakat terkait event dan
data masing-masing OPK
Pengembangan Belum maksimalnya apre- Menjalankan program-pro- -
siasi dan kajian terhadap gram yang menyebarluaskan
beberapa OPK informasi mengenai OPK
sehingga meningkatkan minat
masyarakat
Pemanfaatan Menurunnya minat mas- Melakukan peningkatan -
yarakat terhadap OPK yang ketahanan budaya serta men-
diikuti dengan berkurangnya gadakan event-event pelak-
frekuensi pelaksanaan sanaan objek kebudayaan
yang ada
Pembinaan Kurangnya kesadaran mas- Meningkatkan mutu SDM -
yarakat terhadap OPK serta serta mutu tata kelola dari
belum maksimalnya pem- lembaga ada yang terkait
binaan kepada masyarakat dengan OPK
adat
165. Kab. Jenepon- Pelindungan Kurangnya lembaga-lembaga Mendorong terbentuknya -
to yang menangani serta tidak lembaga dan memberikan
adanya perda yang mem- sosialisasi serta pelatihan
perkuat dan juga masih ban-
yak sarana prasarana yang
tidak lengkap
Pengembangan Kurangnya pengkajian atas Menjalankan kajian tentang -
OPK terkait Reyog dan ku- OPK terkait Reyog dan men-
rangnya tempat latihan dan gusahakan sarpras terkat
pertunjukan pelatihan dan pertunjukan
Reyog
Pemanfaatan Semakin bergeser ke era Memberikan pemahaman -
modern yang membuat tra- terhadap manfaat dan pentin-
disi dan teknologi tradisional gnya pengetahuan teknologi
ditinggalkan tradisional
Pembinaan Tidak adanya regenerasi Mengadakan sosialisasi men- -
yang berminat terhadap genai OPK kepada generasi
beberapa pengetahuan dan muda
teknologi tradisional
166. Kab. Bulu- Pelindungan Kurangnya inventarisasi terh- Melakukan inventarisasi terh- -
kumba adap beberapa OPK adap OPK yang masih belum
lengkap datanya
Pengembangan Nilai-nilai yang ada di dalam Mendorong tingkat partisipasi -
OPK mulai hilang akibat masyarakat mengenai pentin-
adanya modernisasi gnya kebudayaan
Pemanfaatan Semakin berkurangnya mi- Meningkatkan minat para -
nat generasi muda terhadap generasi muda sehingga
adanya OPK dikemudian hari OPK akan
selalu dimanfaatkan dan
dijalankan oleh kalangan gen-
erasi muda
Pembinaan Berkurangnya para pelaku Menciptakan regenerasi dan -
OPK serta lembaga untuk sosialisasi kepada pelaku OPK
membina generasi muda serta penguatan lembaga

94 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
167. Kota Kupang Pelindungan Belum terinventarisasi dan Melakukan inventarisasi data -
teridentifikasi melalui kajian sehingga masyarakat dapat
beberapa OPK dan kurang- mengakses serta perlu diper-
nya sarana prasarana para siapkan sarpras yang menun-
pelaku jang pelaksanaan OPK
Pengembangan Kurangnya ketertarikan gen- Mendorong pendidikan dan -
erasi muda dalam meman- sosialisasi mengenai pengeta-
faatkan OPK sehingga tidak huan seputar OPK di kalangan
ada regenerasi pelaku masyarakat
Pemanfaatan Kalangan muda tidak me- Memperkaya muatan lokal -
manfaatkan OPK yang ada di berbasis OPK serta memper-
daerahnya banyak event budaya
Pembinaan Tidak adanya regulasi men- Mendorong terciptanya pe- -
genai OPK dan lemahnya majuan kebudayaan dan regu-
kapasitas SDM dan lembaga lasi perlindungan OPK
kebudayaan
168. Kab. Timor Pelindungan Kurangnya pendataan OPK Mendorong pendataan OPK -
Tengah Se- dan pemeliharaan serta sehingga masyarakat dapat
latan publikasi mengenai OPK mengakses serta melak-
sanakan sosialisasi
Pengembangan Kurangnya fasilitas pengem- Penyediaan fasilitas pengem- -
bangan budaya daerah bangan budaya daerah
Pemanfaatan Belum dimanfaatkan OPK Meningkatkan pemanfaatkan -
yang tersedia oleh para gen- OPK yang paling berpotensi
erasi muda
Pembinaan Kurangnya jumlah dan mutu Berupaya menambah jumlah -
SDM dan tidak adanya SDM serta penetapan perda
regulasi serta terjadinya mengenai pemajuan kebu-
degradasi dayaan
169. Kab. Mu- Pelindungan Kurangnya kesadaran mas- Mendorong partisipasi mas- -
ko-muko yarakat dalam menjaga OPK yarakat dalam menjaga dan
dan kurangnya kesadaran melestarikan kebudayaan
para pemangku adat dalam dengan membuat festival
memberikan edukasi ten- ataupun parade kebudayaan.
tang pentingnya peranan
dan keberadaan budaya
lokal
Pengembangan Informasi terkait kebu- Pemerintah harus lebih mem- -
dayaan belum tersebar luas perhatikan perkembangan
serta kurangnya perhatian kebudayaan melalui alokasi
pemerintah daerah dalam anggaran yang memadai dan
bentuk alokasi anggaran pembuatan regulasi khusus di
dalam rangka melestarikan bidang kebudayaan
kebudayaan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Meningkatkan kualitas SDM -
OPK bagi kalangan muda pengelola dan penggiat kebu-
karena masuknya teknologi dayaan untuk menarik minat
moderen masayarakat agar dapat men-
genali budaya lokal

Pembinaan Lemahnya kapasitas SDM, Memperkuat kapasitas SDM, -


lembaga kebudayaan dan tata kelola kelembagaan dan
kurangnya pebelajaran ten- melakukan edukasi pada
tang kebudayaan di sekolah. masyarakat terkait dengan
keberadaan budaya lokal
170. Kota Jayapura Pelindungan Kurangnya perhatian pemer- Pemeliharaan secara berkala -
intah daerah dalam menjaga untuk menjaga keberadan
keberadaan OPK khususnya dan kondisi OPK dan melaku-
OPK Cagar budaya dan Ma- kan publikasi dengan me-
sih kurangnya inventarisasi manfaatkan teknologi agar
OPK. masyarakat dapat mengetahui
kebudayaan daerahnya.
Pengembangan Benturan antara budaya Mendorong sosialisasi ten- -
tradisi dalam OPK dengan tang arti penting OPK di masa
modernitas dan transformasi kini dan dialog dengan tokoh
budaya yang masuk dari luar masyarakat untuk mengha-
Kota Jayapura dapi fenomena transformasi
budaya yang tejadi
Pemanfaatan Kurangnya minat masyarakat Membuat even/pegelaran -
akan kesenian yang ada di kesenian daerah dan pendo-
daerahnya kumentasian kesenian daerah
untuk dijadikan sebuah objek
wisata
Pembinaan Kurang berjalannya regen- Mendorong sosialisasi ten- -
erasi terhadap pelaku OPK tang pelestarian OPK di kalan-
yang mulai di makan usia gan generasi muda

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 95


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
171. Kota Sabang Pelindungan Belum adanya program un- Diperlukan suatu upaya inven- -
tuk melakukan inventarisasi tarisasi dan penyelamatan
terhadap OPK secara digital OPK secara digital dan Perlu
dibangunnya sarana dan
prasarana untuk tempat peny-
impan serta pencagaan OPK
Pengembangan Belum optimalnya pengem- Mendorong pengkajian yang -
bangan OPK dalam bentuk memprioritaskan hasil inter-
kajian ataupun edukasi aksi antarbudaya yang berag-
terhadap generasi muda am dan
sehingga perkembangan dengan orientasi pada pen-
kebudayaan terhambat guatan pendidikan karakter
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya penge- Mendorong pengembangan -
lolaan OPK dengan peman- wisata kuliner dan wisata bu-
faatannya dalam konteks daya yang berbasis pada OPK
pariwisata
Pembinaan Kurangnya jumlah dan Mendorong peningkatan jum- -
mutu SDM kebudayaan lah dan kapasitas SDM serta
serta tiadanya regulasi yang legislasi Perda terkait pema-
mengelola pemajuan kebu- juan kebudayaan
dayaan di daerah
172. Kab. Rejang Pelindungan Mulai menurunnya minat Mengadopsi keunggulan pada -
Lebong masyarakat terhadap ke- teknologi modern ke teknolo-
budayaan dan teknologi gi tradisional
lokal sehingga mengancam
keberadaan kebudayaan dan
teknologi lokal
Pengembangan Belum tersebar luasnya in- Membuat sarana dan prasara- -
formasi tentang kebudayaan na terkait dengan pendataan
dan kurangnya wadah untuk dan penyebaran informasi ke-
mempertunjukan kebu- budayaan dan tempat untuk
dayaan melakukan event kebudayaan
Pemanfaatan Belum terwujud ketersam- Mendorong terwujudnya -
bungan antara pengelolaan pengelolaan OPK yang beror-
OPK dengan pemanfaatan ientasi pada pemanfaatan di
pariwisata terhadapnya bidang pariwisata
Pembinaan Kurangnya pembelajaran Memperkuat kkualitas SDM -
tentang kebudayaan yang di tenaga pendidik melakukan
ajarkan pada tingkat sekolah edukasi pada masyarakat
terkait dengan keberadaan
budaya lokal
173. Kab. Bengkulu Pelindungan Belum teridentifikasi dan Perlunya pendataan dan -
Utara terdokumentasinya seluruh sosialisasi pada masyarakat
OPK yang ada di Kabupaten dengan melibatkan tokoh
Bengkulu Utara adat dan tokoh masyarakat
Pengembangan Kurang tersedianya sara- Diperlukannya beberapa fasil- -
na dan prasarana untuk itas berupa sanggar ataupun
mengembangkan kebu- event untuk menyebarluaskan
dayaan khususnya seni tari keberadaan kebudayan seni
sehingga perkembangan tari di Kabupaten Bengkulu
terhambat Utara
Pemanfaatan Kurangnya SDM ahli dalam Melakukan alokasi dana guna -
upaya pemanfaatan ke- meningkatkan kualitas SDM
beradaan kebudayaan lokal dengan memberikan edukasi
sebagai salah satu daya tarik kepada masyarakat terkait
pariwista kebudayaan yang ada
Pembinaan Kurangnya nya peran pe- Mendorong dibuatnya lemba- -
merintah dalam pembuatan ga kebudayaan di Kabupaten
lembaga kebudayaan Bengkulu Utara

96 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
174. Kab. Seluma Pelindungan SDM pelaku, pengikut, dan Mendorong terciptanya Mengarah pada
pengguna OPK yang semakin regenerasi yang menjamin regenerasi pelaku
lanjut usia dan rendahnya keberlanjutan SDM OPK serta OPK tradisi lisan,
minat dan keikutsertaan inventarisasi yang sistematis adat istiadat,
orang muda dalam mele- seni dan olahraga
starikan OPK di kab. Seluma tradisional
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Mendorong kajian dan ini- Mengarah pada
OPK dengan tuntutan zaman siatif yang mengarah pada penyelenggaraan
penyelerasan OPK dengan perhelatan yang
perkembangan zaman serta menampilkan
membangun gedung pertun- OPK pada publik
jukan untuk OPK Seni secara berkelan-
jutan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK
di lingkungan
pendidikan dan
keluarga
Pembinaan Rendahnya kedisplinan SDM Memperkuat atau peraturan Mengarah pada
dalam menjalankan OPK khusus untuk meningkatkan penguatan lemba-
Adat Istiadat dan Ritus. kedisiplinan SDM, tata kelola ga adat.
kelembagaan dan mendorong
terciptanya produk hukum
terkait OPK
175. Kab. Empat Pelindungan Menguatnya stigma negatif Menghidupkan narasi positif Mengarah pada
Lawang masyarakat pada pelaku OPK di masyarakat tentang pelaku pembentukan
akibat prasangka berbasis OPK Ritus dan membuat mekanisme dialog
norma-norma agama terkait peraturan tentang OPK Ritus bersama lintas
Ritus tersebut. agama untuk
menyamakan
persepsi tentang
pelestarian OPK
terkait Adat Istia-
dat dan Ritus.
Pengembangan Kurangnya pengkajian dan Menjalankan kajian tentang Mengarah pada
pendanaan sarana prasarana OPK dan menrancangkan pen- penguatan sang-
untuk OPK danaan untuk sarpras OPK gar dan penye-
diaan tempat per-
tunjukan Reyog di
tiap kecamatan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK
di lingkungan
pendidikan dan
keluarga
Pembinaan Rendahnya kesediaan SDM Mendorong sosialisasi ten- Mengarah pada
dalam menjalankan OPK tang arti penting OPK di masa kontekstualisasi
akibat perkembangan jaman kini di kalangan muda OPK terkait Kes-
enian dan Sastra
serta Adat istiadat
dan Ritus
176. Kab. Muara Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Enim pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang inventarisasi dan
terkait CB dan OPK dapat diakses masyarakat, perawatan CB dan
sosialisasi pentingnya OPK di penyusunan buku
masyarakat Pedoman OPK
sebagai acuan
utama masyarakat
Pengembangan Minimnya regulasi terkait Mendorong proses legislasi Perhatian khusus
OPK dan CB peraturan daerah terkait OPK diberikan pada
dan CB regulasi terkait
OPK dan CB
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya penge- Mendorong pengembangan Perhatian khusus
lolaan OPK dengan peman- wisata kuliner dan wisata diberikan pada
faatannya. sastra berbasis OPK penyelenggaraan
festival rutin di
Kab. Muara Enim
Pembinaan Kurangnya minat generasi Mendorong alih-rupa OPK ke Perhatian khusus
muda terhadap keragaman dalam bentuk-bentuk yang diberikan pada
OPK yang diperkuat oleh mudah diterima masyarakat penyebarluasan
interaksi dengan budaya terutama generasi muda kesenian daerah
populer akibat kurang pub- Muara Enim
likasi dan modernisasi dalam berbagai
media

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 97


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
177. Kab. Musi Pelindungan Belum adanya produk hu- Mendorong pembuatan pro- Perhatian khusus
Rawas kum untuk melestarikan OPK duk hukum mengenai OPK pada Tradisi lusan,
yang sistematis, berkelanjutan adat istiadat, Rit-
dan dapat diakses publik us, serta pengeta-
huan dan teknolo-
gi tradisional
Pengembangan Benturan antara budaya Mendorong sosialisasi ten- Perhatian khu-
tradisi dalam OPK dengan tang arti penting OPK di masa sus pada upaya
modernitas dan ajaran ag- kini dan dialog dengan pemu- menangkal tudu-
ama terhadap pelaksanaan ka agama untuk meningkat- han syirik atas
adat dan ritus kan toleransi terhadap praktik praktik budaya
tradisi tradisi
Pemanfaatan Belum adanya pemanfaatan Mendorong pengadaan sa- Perhatian khusus
OPK akibat dari kurangnya rana dan prasarana untuk terhadap OPK
sarana dan prasarana meningkatkan pemanfaatan seni, olahraga,
dan interaksi terhadap OPK dan kebudayaan
Pembinaan Kurangnaya regenerasi dan Mendorong legislasi yang Perlu intervensi
legislasi OPK dan representa- mengelola pemajuan kebu- pemerintah
si kelembagaannya dayaan dan pembentukan daerah dalam
lembaga yang memayungi penyusunan
para pelaku budaya di daerah peraturan daerah
untuk mendorong regenerasi yang menangani
pelaku OPK di kab musi rawas urusan pemajuan
kebudayaan di
kabupaten Musi
Rawas Dibutuh-
kan adanya pem-
bentukan kelem-
bagaan pemajuan
kebudayaan
178 Kab. Ogan Pelindungan Banyak OPK yang Mendorong dialog antar Perhatian khusus
Komering Ulu sudah mulai ditinggalkan pemangku kepentingan di pada harmonisasi
dan tidak lagi di prakatekan bidang budaya tradisi dan hubungan antara
akibat tergerus moderinsasi keagamaan serta mendorong budaya tradisi dan
dan gesekan-gesekan den- munculnya bentuk-bentuk agama
gan nilai-nilai keagamaan toleransi antara aspek budaya
tradisi dan agama yang dapat
diterima oleh semua
Pengembangan Kurangnya upaya mening- Dibutuhkan adanya pemben- Perhatian khu-
katkan relevansi OPK untuk tukan kelembagaan Pemajuan sus pada upaya
menjawab tantangan zaman Kebudayaan, Alokasi Ang- pengembangan
akibat keterbatasan Lem- garan, untuk kembali meng- fungsi OPK
baga, sarpras, dan produk gairahkan yang peka pada
hukum OPK di Kabupaten Ogan Kom- konteks tradisio-
ering Ulu nalnya
Pemanfaatan Belum adanya mekanisme Mendorong mekanisme pe- Perhatian khusus
pemanfaatan ekonomis atas manfaatan ekonomis yang pada peman-
OPK yang selaras dengan memperkuat upaya pelindun- faatan OPK yang
kepentingan pelindungan gan OPK ramah terhadap
OPK tersebut kepentingan pe-
lindungan
Pembinaan Kurangnya jumlah dan mutu Mendorong peningkatan Perhatian khusus
SDM kebudayaan serta ku- jumlah dan kapasitas SDM pada OPK Seni,
rangnya ruang berekspresi pembuatan ruang berekprsi Olahraga, dan
di daerah berikut dengan event-event Permainan tra-
terkait pemajuan kebudayaan disional

98 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
179 Kab. Pasaman Pelindungan Kesibukan masyarakat ku- Perlu diperkuat kebudayaan -
rang memberikan perhatian masyarakat tentang adat dan
sehingga menyebabkan hil- kebudayaan; perlu ditulis dan
angnya budaya untuk mele- dicetaknya sejarah asal usul
starikan tradisi kuno; banyak kampung seperti potensi-po-
penduduk asli yang pindah tensi budaya di nnagari guna
dari kampung mereka diperkenalkan kepada warga
baru/ pendatang
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Memperbanyak sarana dan -
na dalam upaya pemajuan prasarana untuk pemanfaatan
kebudayaan objek pemajuan kebudayaan
Pemanfaatan Belum adanya dampak Perlu adanya pengemasan -
ekonomi langsung atas pe- yang bagus dalam upaya pe-
manfaatan OPK terhadap manfaatan objek pemajuan
masyarakat kebudayaan
Pembinaan Kesibukan masyarakat ku- Perlu diperkuat kebudayaan -
rang memberikan perhatian masyarakat tentang adat dan
sehingga menyebabkan hil- kebudayaan; perlu ditulis dan
angnya budaya untuk mele- dicetaknya sejarah asal usul
stariak tradisi kuno; banyak kampung seperti potensi-po-
penduduk asli yang pindah tensi budaya di nagari guna
dari kampung mereka diperkenalkan kepada warga
baru/pendatang

180 Kab. Pasaman Pelindungan Mulai ditinggalkannya Sosialisasi kepada keluarga -


Barat bahasa Minang, tidak dilak- untuk menggunakan bahasa
sanakannya adat dan ritus minang yang baik, Member-
karena pengaruh budaya ikan pembinaan terhadap
barat dan perkembangan tokoh adat dan masyarakat
zaman; Minimnya sarana mengenai pentingnya pe-
prasarana dalam upaya pe- lestarian adat dan tradisi;
majuan kebudayaan menyedikan sarana dan
prasarana pendukunh pema-
juan kebudayaan
Pengembangan Kurangnya pengayaan Memberikaan pembinaan khususnya terjadi
keragaman OPK yang tidak terhadap tokoh adat dan mas- objek pemajuan
mampu beradaptasi dengan yarakat, melakukan sosialisasi kebudayaan adat
perkembangan modernitas kepada masyarakat tentang istiadat, ritus,
pengobatan tradisional atau pengetahuan
bahan alami/herbal tradisonal dan
permainan tra-
disional
Pemanfaatan Produk teknologi tradision- Mengadopsi keunggulan te- terjadi pada objek
al dianggap memerlukan knologi modern ke teknologi pemajuan kebu-
proses yang panjang dalam tradisional dayaan teknologi
pembuatannya sehingga tradisional
dianggap tidak efisien
Pembinaan Kurangnya kesadaran mas- Memberikan pembinaan -
yarakat dan pemangku adat terhadap tokoh adat dan
akan pentingnya peranan masyarakat
budaya lokal
181 Kab. Kuantan Pelindungan Kurangnya inventarisasi Mendorong inventarisasi OPK -
Senggigi terhadap objek pemajuan secara terpadu
kebudayaan
Pengembangan Bergesernya nilai tradisi di Pengutan nilai budaya terha- -
dalam masyarakat akibat dap masyarakat
pengaruh modernisasi te-
knologi informasi
Pemanfaatan Urusan kebudayaan belum Melakukan penyusunan dan -
menjadi agenda prioritas pengesahan peraturan pe-
kepala daerah rundang-undangan di bidang
kebudayaan
Pembinaan Lemahnya tingkat regenerasi Mendorong peningkatan -
pelaku budaya jumlah dan kapasitas pelaku
budaya

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 99


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
182 Kab. Rokan Pelindungan Kurangnya inventarisasi baik Mendorong inventarisasi OPK -
Hilir itu mengenai Objek Pema- secara terpadu
juan Kebudayaan maupun
sumber bacaan yang men-
dukung penulisan monografi
adat istiadat Rokan Hilir;
Pengembangan Kurangnya kajian menge- Perlu ditinjau kembali dan -
nai adat istiadat di Rokan dituliskan dalam buku adat
Hilir; Kurangnya sarana dan Melayu Rokan Hilir; Perlu
prasarana untuk menun- adanya anggaran secara peri-
jang pengembangan OPK; odik dan berkala
Minimnya anggaran dalam
menciptakan ekosisitem
pengembangan OPK
Pemanfaatan Semakin berkurangnya mi- Sosialisasi kepada masyarakat -
nat masyarakat khususnya melalui lembaga pendidikan
generasi muda terhadap formal dan non formal, Pe-
ritus dan permainan rakyat mangku adat dan pemangku
kebijakan merevitalisasi pan-
dangan generasi myda agar
kembali pedulu dengan bu-
daya tradisonal yang memiliki
nilai-nilai luhur
Pembinaan Belum adanya penguatan Perlu SK Pengelola dari Bupati -
kelembagaan dan personalia dan Perlu SK personalia yang
yang mengelola beberapa jelas; Membentuk Tim Ahli
Museum yang ada di Rokan Cagar Budaya
Hilir; Rokan Hilir belum
mempunyai Tim Ahli Cagar
Budaya
183 Kab. Siak Pelindungan Minimnya inventarisasi terh- Mendorong upaya untuk -
adap OPK melakukan inventarisasi se-
cara terpadu
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Menyediakan sarana dan -
na dalam mendukung upaya prasarana untuk mendukung
pemajuan kebudayaan pengembangan OPK dan pen-
goptimalan sapras yang telah
dimiliki
Pemanfaatan Belum maskimalnya upaya Perlu dilakukan pelatihan dan -
pemanfaatan terhadap po- pembinaan pengemasan yang
tensi yang ada di OPK menarik agar memiliki nilai
estetis dan nilai ekonomis
Pembinaan Kurangna SDM yang menjadi Peningkatan jumlah pegiat, -
pendukung eksistensi kese- aktivis dan pelaku OPK baik
belas OPK secara kuantitatif maupun
kulatatif

100 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
184 Kab. Lima Pelindungan Belum adanya pendataan Melaksanakan pendataan se- -
Puluh Kota kebudayaan yang terpadu cara terpogram dengan mel-
ibatkan tenaga ahli sehingga
objek yang terdata langsung
terintegrasi dan ditetapkan
dengan satu keputusan Kepa-
da Daerah;

Pengembangan Arus globaliasi menyebab- Melaksanakan sosialisasi, -


kan banyak dari objek seni pelatihan dan pembinaan
dan budaya yang sudah hil- serta melakukan lomba,
ang dari masyarakat; Kuran- festival seluruh OPK tradisi
gnya sarana dan prasarana daerah yang pesertanya ada-
untuk menampilkan objek lah generasi muda; Penguatan
kebudayaan lembaga-lembaga adat mas-
ing Nagari, dengan peraturan
nagari sehingga kehidupan
beradat dan berbudaya dapat
terlestarikan; Melengkapi
serta memanfaatkan sarpras
yang ada
Pemanfaatan Budaya tradisi tidak diminati Memberikan penghargaan -
karena kebudayaan diang- terhadap tenaga ahli, serta
gap tidak mampu untuk orang yang berprestasi dalam
menompang kehidupan di bidang kebudayaan
asa depan
Pembinaan Minimnya SDM yang ahli Melakukan pelatihan untuk -
dalam bidang budaya tradisi, meningkatkan keahlian SDM
sehingga regenerasi kepada dalam menguasai OPK
generasi muda tidak terjadi
185 Kab. Belitung Pelindungan Belum optimalnya inventa- Melakukan pendataan secara -
risasi terhadap OPK secara terpadu
komprehensif
Pengembangan Pembangunan sarana dan Pengembangan sarpras pen- -
prasarana belum signifikan dukung merupakan investasi
mendukung pemajuan OPK jangka panjang yang difung-
dan masih berorientasi pem- sikan sebagai pusat pelestari-
bangunan fisik an, penelitian atau pengkajian
dan pusat informasi OPK

Pemanfaatan Upaya pencatatan dan Mengimplementasikannya -


penetapan Warisan Budaya melalui desminasi, seminar
Tak Benda (WBTB) maupun dan kodifikasi
Warisan Budaya Benda
(WBB) belum memberikan
dampak atas tujuan pema-
juan kebudayaan
Pembinaan Belum optimalnya peran Perlunya sinegritas antara -
pelaku pegiat OPK yang kelompok pemangku kepent-
diselaraskan dengan tujuan ingan untuk meningkatkan
rencana pembangunan ma- pengayaan kebudayaan
nusia yang berkualitas dan daerah
berkelanjutan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 101


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
186 Kota Pang- Pelindungan Adanya penguasaan lahan Sosialiasi peraturan perun- -
kalpinang situs cagar budaya secara dangan
pribadi; berbenturannya
OPK tertentu dengan nilai
agama.
Pengembangan Kurangnya prasarana publik Membangun area budaya se- -
berupa area budaya yang bagai pusat kegiatan budaya
terpusat; Arus modernisasi
menyebabkan tergesernya
objek pemajuan kebudayaan
seperti permainan rakyat,
pengetahuan tradisi lisan
Pemanfaatan Kurangnya materi muatan Memasukkan kembali muatan -
loal pada sekolah PAUD dan lokal pada sekolah PAUD sam-
sekolah menengah pi sekilah PAUD
Pembinaan Minimnya jumlah SDM Mendorong masyarakat -
pelaku upaya pemajuan ke- sebagai pelaku pemajuan
budayaan sehingga regener- kebudayaan
asi yang semakin berkurang

187 Kab. Lebak Pelindungan Belum adanya inventarisasi Melakukan identifikasi dan -
terhadap OPK inventarisasi terhadap OPK
yang kemudian dibagikan
kembali ke masyarakat
Pengembangan Kalah saingnya budaya lo- Melakukan sosialisasi ke -
kal dengan perkembangan sekolah-sekolah secara rutin
zaman mengenai budaya lokal
Pemanfaatan Minimnya fasilitasi pemerin- Memberikan fasilitasi terh- -
tah terhadap pemajuan OPK; adap OPK baik dari segi fisik
Kurangnya eksplorisasi OPK maupun non fisik; Member-
untuk wisata dan kesejahter- ikan ruang dan panggung
aan masyarakat kepada pelaku seni untuk
menggali, melestarikan serta
mempertunjukkannya
Pembinaan Tidak ada lembaga yang Mendorong kelompok, per- -
menangani secara serius orangan, pemerintah untuk
untu semua jenis OPK; Min- membentuk lembaga yang
imnya tingkat penghargaan menangani pemajuan kebu-
terhadap produk Objek Pe- dayaan
majuan Kebudayaan
188 Kab. Madiun Pelindungan Minimnya promosi dan Sosialisasi di sekolah dan -
sosialisasi nilai yan gterkand- masyarakat juga melalui me-
ung dalam OPK dia sosial
Pengembangan Tidak tersedianya prasarana Penyediaan Pusat Area Bu- -
publik baik indoor maupun daya; Penggalian Karya Seni
outdoor berupa area bu- Kabupaten Madiun
daya/galeri yang terpusat
dan dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan para pelaku
budaya; Kurangnya kajian
terhadap karya seni yang
berakar budaya khas Kabu-
paten
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya perhatian Pe- Membentuk dewan kebu- -
merintah dan masyarakat dayaan daerah
terhadap masalah tradisi
dan budaya serta regenerasi
seniman tradisi yang masih
sangat kurang
189 Kab. Situbon- Pelindungan Kurangnya ketersediaan Menyediakan sarpras dan -
do sarpras dan anggaran; Ku- anggaran yang berkelanjutan
rangnya regulasi yang me- sesuai prioritas pembangunan
lindung OPK daerah; Mendorong pemerin-
tah untuk membuat regulasi/
Kebijakan pemajuan kebu-
dayaan yang partisipatif
Pengembangan Minimnya inovasi Meningkatkan kerjasama -
dengan pemerintah pusat
(nasional). Luar negeri, pergu-
ruan tinggi, dan lembaga seni
budaya yang kompeten untuk
berkolaborasi dalam pening-
katan inovasi seni budaya
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Berkurangnya regenerasi Berkurangnya regenerasi yang -
yang berkualitas di bidan- berkualitas di bidangnya
gnya

102 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
190 Kab. Sidoarjo Pelindungan Kurangnya sosialisasi dan - -
publikasi
Pengembangan Kurangnya minat masyarakat Mengadakan sosialisi tentang -
terhadap wayang kulit pemahaman gagrag porongan
gagrag porongan
Pemanfaatan - - -

Pembinaan Kurang tersedianya sumber - -


daya manusia pelestari ke-
budayaan/pamong budaya
yang bergerak di bidang
pemajuan kebudayaan
191 Kab. Treng- Pelindungan Disharmonisasi antara keya- Perlunya sebuah pemahaman -
galek kinan ajaran agama yang antara ajaran agama dan
dianggap bertentangan budaya sangatlah beda. Oleh
dengan pelaksanaan tradisi karena itu, bagaimana agar
atau dalam adat istiadat; pemahaman agama lebih
Kurangnya minat generasi di perdalam namun tanpa
muda terhadap OPK meninggalkan budaya; Men-
genalkan kepada generasi
muda dan mempopulerkan
kembali warisan budaya
Trenggalek
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Penambahan sarana dan -
rana penunjang bagi OPK prasarana minimal satu unit di
tiap kecamatan
Pemanfaatan kurang maksimalnya peman- Perlunya pengenalan dan -
faatan OPK tertentu oleh pelatihan untuk pemanfaatan
pelaku usaha OPK
Pembinaan - - -
192 Kota Batu Pelindungan Minimnya minat masyarakat Sosialisasi, penyelenggaraan -
terhadap beberapa OPK event/festival
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Pembenahan sarpras media -
rana penunjang bagi OPK kreasi para budayawan dan
seniman Kota Batu
Pemanfaatan - - -

Pembinaan Belum adanya regenerasi Pembenahan kurikulum mua- -


yang memungkinkan untuk tan lokal sekolah untuk men-
transfer pengetahuan ten- gakomodir generasi muda
tang nilai budaya yang ada di dalam upaya pelestarian nilai
Kota Batu budaya yang dimiliki
193 Kota Pelindungan Terkikisnya budaya dan Perlu adanya kebijakan dari -
Probolinggo tradisi karena kemajuan pemerintah Kota Probolinggo
teknologi; Mayoritas pen- untuk mewajibkan tiap lurah
duduk tiap kelurahan kurang dan perangkat kelurahan
memahami akar budaya dalam memahami peta bu-
setempat karena berasal daya di wilayah tugasnya mas-
dari luar daerah ing-masing
Pengembangan Kurang maksimalnya peng- Memfungsikan kembali Ge- -
gunaan gedung kesenian dan dung Kesenian sebagai pusat
kampung seni dalam menga- kegiatan budaya dengan kal-
presiasikan seni dan budaya ender event yang berkesinam-
karena struktur bangunan bungan
yang belum memadai
Pemanfaatan Belum maskimalnya upaya Perlu adanya pengemasan -
pemanfaatan terhadap po- yang bagus atas pemanfaatan
tensi yang ada di OPK OPK
Pembinaan Kurangnya perhatian pemer- - -
intah dan masyarakat ter-
hadap regenerasi seniman
tradisi
194 Kab. Beng- Pelindungan Tidak tersedianya prasaran Penyediaan Pusat Area Bu- -
kayang public berupa arena budaya daya
yang terpusat dan dapat di-
manfaatkan untuk kegaitan
para seniman
Pengembangan Sampai saat ini belum adan- Penggalian Karya Seni Kabu- -
ya karya seni yang berakar paten Bengkayang
budaya khas Kabupaten
Bengkayang yang berkelas
dunia
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya perhatian pe- Pembenahan kurikulum -
merintah dan masyarakat pendidian kebudayaan dan
terhadap regenersi seniman adanya regulasi yang ditetap-
tradisi kan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bengkayang

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 103


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
195 Kab. Kubu Pelindungan Kurangnya toleransi antar Perlu pendataan dan pemeta- -
Raya umat dalam pelaksanaan an terhadap objek budaya
tradisi atau adat istiadat;
Belum adanya inventarisasi
terkait OPK
Pengembangan Kurangnya minat generasi Mensosialisasikan serta -
muda terhadap beberapa melakukan bebagai macam
OPK ; Arus modernisasi men- festival/event
gakibatkan beberapa OPK
mulai jarang ditampilkan
Pemanfaatan Kurangnya optimalisasi Mengoptimalkan peman- -
kreatifitas dalam mengem- faatan dis etiap OPK
bangkan kesenian
Pembinaan Kurangnya regenerasi den- Adanya tenaga ahli yang ber- -
gan melibatkan lembaga sertifikat
pendidikan; Belum adanya
tim ahli daerah mengenai
Cagar Budaya
196 Kab. Sambas Pelindungan Nilai-nilai budaya dalam Menjaga harmonisasi berb- -
masyarakat mulai tergerus agai macam sistem adat dan
arus modernisasi; Banyak ritus yang ada di Sambas;
tradisi yang sudah mulai Perlu adanya buku pedoman
ditinggalkan dan tidak lagi mengenai kebudayaan yang
dipraktikan; benturan nilai ada di Sambas
agama dengan tradisi

Pengembangan Kurangnya pemahaman akan Perlunya kajian dan sosialisasi -


makna sesungguhnya dalam
setiap seni dan budaya lokal
sarat makna terutama pada
generasi muda; Perlu adanya
kajian terhadap ekosistem
alam yang mendasari banyak
tradisi di Sambas
Pemanfaatan Perkembangan jaman dan Mengoptimalkan teknologi -
teknologi kurang diantisipasi modern guna untuk peman-
guna menjaga kelestarian faatan OPK
kebudayaan lokal; Peman-
faatan teknologi modern
belum bisa dioptimalkan
guna mengembangkan kebu-
dayaan lokal
Pembinaan Perlunya inventarisasi pe- Meningkatkan regulasi, kebi- -
merintah daerah dalam jakan dan alokasi anggaran
penyusunan peraturan daer- untuk menangani urusan
ah yang menangani urusan pemajuan kebudayaan
pemajuan kebudayaan; Dib-
utuhkan adanya pembentu-
kan kelembagaan pemajuan
kebudayaan
197 Kota Sing- Pelindungan Arus modernisasi menga- Melakukan sosialisasi dalam -
kawang kibatkan tergerusnya OPK; bentuk poster, membuat
Mulai tergerus oleh kema- even/festival
juan jaman
Pengembangan Kurangnya pemahaman Melakukan sosialisasi dalam -
masyarakat terhadap budaya bentuk porster, membuat
lokal even/festival
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya regenerasi terha- Melakukan regenerasi -
dap pelestarian OPK

104 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
198 Kab. Kotawar- Pelindungan Sarpras pelestarian seluruh Penyediaan sarpras pelestari- -
ingin Timur objek kebudayaan daerah an seluruh objek kebudayaan
semakin berkurang, puna daerah membentuk tim
dan terdisrupsi oleh kema- identifikasi, dokumentasi dan
juan teknologi dan moderni- validasi secara komprehensip
tas; Masih banyak jenis OPK seluruh khazanah kekayaan
yang belum memiliki produk budaya lokal yang belum
hukum yang menetapkan terdata
sebagai kekayaan asli budaya
lokal
Pengembangan Pelestarian dan revitalisasi Membentuk tim peneli- -
adat dan ritual tradisional ti dan pengkajian untuk
daerah mendapat tantangan mempertemukan sisi positif
dari perspektif relegiusitas dari nilai-nilai budaya dan
sosial yang dianggap meng- kearifan lokal dengan kon-
hidupkan kembali keper- teks ajaran agama, dan atau
cayaan animisme dan dina- dalam kerangka melakukan
misme; Ketersediaan bahan restrukturisasi secara fill ini
baku dan alat pembuatan budaya lokal dengan nilai
dan pelaksanaan beberapa ajaran agama; menyediakan
objek budaya seperti kuliner, dan mengembangkan lahan
busana, alat dan perlengka- untuk pengembangan bahan
pan ritual yang bersumber baku dan alat pembuatan dan
dari alam hayati (nabati dan pelaksanaan beberapa objek
hewani) semakin langka dan budaya seperti kuliner, bu-
lebih mahal sana, alat dan perlengkapan
ritual
Pemanfaatan Kurang maksimalnya keleng- Menyusun buku pedoman, -
kapan pedoman, dokumen dokumen dan kurikulum
dan kurikulum berbasis nilai berbasis nilai budaya dan
budaya di kurikulum pen- kearifan lokal
didikan

Pembinaan Kurangnya sumber daya Penguatan tenaga SDM setiap -


manusia (penutur, pembuat, OPK melalui pelatihan, pem-
pelaku, pemelihara) dalam binaan dan pengembangan,
upaya pemajuan kebu- baik secara formal maupun
dayaan informal
199 Kota Prabu- Pelindungan Semakin berkurangnya orang Diadakan workshop, pela- Dikhususkan
mulih yang asli memahami OPK; tihan, atau kajian yang pada OPK Bahasa;
Tidak optimalnya regulasi dilakukan di daerah terkait; Menyusun Pera-
atau aturan yang mengatur Mengoptimalkan regulasi turan Daerah,
dan mendukung yang berkaitan dengan SK, atau Regulasi
pengembangan, dukungan, yang lebih jelas,
aturan dan pemberdayaan mendetil dan
budaya daerah mencakup segala
masalah OPK
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Didirikannya sebuah gedung -
rana atau balai adat yang menjadi
pusat kebudayaan sekaligus
sarana dan prasana kebu-
dayaan untuk masing masing
budaya daerah
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Belum optimalnya pelatihan Menyelenggarakan lokakarya Dikhusukan pada
dan pembinaan bagi para dan pelatihan bagi para pe- pelaku seni; pem-
pemangku kepentingan ter- mangku kepentingan terkait buat teknologi
kait OPK OPK untuk meningkatkan tradisional;
mutu SDM

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 105


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
200 Kab. Tebo Pelindungan Minimnya upaya pencatatan, Mendorong upaya pen- Mengadakan
pendokumentasian serta catatan, pendokumentasian pembuatan buku
sulitnya akses pada OPK serta memudahkan akses cerita rakyat Daer-
dan CB pada OPK dan CB ah Tebo; Pen-
dokumentasian
dalam bentuk
naskah/buku/film
maupun aplikasi
tenteng pengeta-
huan tradisional
daerah Tebo
Pengembangan Belum teroptimalkannya Mengoptimalkan peman- Tersedianya ru-
pemanfaatan prasarana dan faatan prasarana dan sarana ang– ruang kreatif
sarana yang ada; masih min- yang ada; pembuatan mu- bagi penggiat seni
imnya prasarana dan sarana seum;
yang dibutuhkan kesepuluh
OPK untuk bereksistensi
Pemanfaatan Sudah kurangnya keper- Menggelar Festival Tradisi Untuk mele-
cayaan Lisan; Menghidupkan ritus se- starikan serta
Masyarakat dikarenakan bagai event tahunan budaya mempertahankan
Pergeseran zaman/minimnya daerah dengan melaksanakan keberlangsungan
Perhatian masyarakat event-event budaya; Menga- event kebudayaan
dakan festival seni sebagai khasanah
budaya/event yang berhubun- budaya yang ber-
gan nilai wisata
dengan kegiatan pemanfaatan budaya/wisata
teknologi tradisional di sejarah kreatif
pusat-pusat kegiatan mas-
yarakat.
Pembinaan Sangat terbatasnya pegiat, Mengadakan Pelatihan dan -
aktivis, atau pelaku kesepu- Pembinaan SDM OPK; Pening-
luh OPK dan cagar budaya; katan Pengetahuan bagi para
Semakin menurunnya jum- pelaku Pengelola kesenian
lah masyarakat yang menjadi dengan Mengirimkan peserta
pendukung kesepuluh OPK pada Kegiatan pengelolaan
dan cagar budaya Management kesenian
201 Kab. Batang- Pelindungan Minimnya narasumber atau Menyelenggarakan pendi- -
hari ahli dalam setiap OPK karena dikan tentang sistem dan nilai
tidak ada regenerasi; Beber- melalui pendidikan formal
apa OPK sudah mulai hilang dan non formal; Perlu men-
bahkan sudah tidak ada lagi gidentifikasi dan mendoku-
mentasi seluruh OPK secara
komprehensif
Pengembangan Prasarana dan sarana yang Membangun ruang-ruang -
terbatas bagi aktivitas OPK kreatif bagi aktivitas OPK
Pemanfaatan Masyarakat pendukung OPK Menggelar festival kebu- -
sangat terbatas dan kurang dayaan terkait OPK sebagai
tertarik; Minimnya perhatian bagian dari event pariwisata
masyarakat terhadap OPK daerah
Pembinaan Keterbatasan SDM yang Memberikan pelatihan ten- -
dapat mengindentifikasi dan tang pemanfaatan OPK; Mem-
mendokumentasikan OPK berikan beasiswa pendidikan
pascasarjana bagi para calon
praktisi dan pegiat OPK
202 Kab. Tanjung Pelindungan Banyak OPK yang dimiliki Menginventarisasi kepemi- Khususnya pada
Jabung Timur oleh individu masih belum likan OPK serta dibuatkan objek manuskrip
diakses dan rentan punah; status kepemilikan individu;
Tidak lengkapnya pedoman Melengkapi pedoman menge-
mengenai pelestarian OPK nai pelestarian OPK
Pengembangan Adanya benturan antara nilai Menjaga harmonisasi berb- Khususnya adat
OPK (adat istiadat, ritus) baik agai macam sistem OPK (adat istiadat, ritus
antara kepercayaan maupun istiadat, ritus); Menanamkan
dalam satu kepercayaan; kembali pengetahuan men-
Degradasi pengetahuan genai aspek nilai OPK; Me-
mengenai aspek nilai OPK; modernisasi OPK (perminan
Pengaruh modernisasi dan tradisional) terutama berbasis
teknologi digital digital
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Meningkatkan penggunaan -
gunaan dan pemanfaatan dan pemanfaatan potensi
potensi OPK sebagai mata OPK sebagai mata pelajaran
pelajaran muatan lokal muatan lokal
Pembinaan Kekurangan SDM yang mam- Peningkatan SDM yang mem- -
pu mengaktualisasi nilai dan pu mengaktualisasi nilai OPK
pengetahuan budaya dalam
OPK

106 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
203 Kab. Lampung Pelindungan Tidak tercatatnya dokumen Melakukan pencatatan terha- Fokusnya pada
Selatan tentang OPK sehingga sudah dap setiap OPK pengetahuan
banyak yang hilang tradisional
Pengembangan - - -
Pemanfaatan Kurangnya minat masyarakat Memasyarakatkan kembali -
terhadap seluruh OPK seluruh OPK
Pembinaan - - -
204 Kab. Lampung Pelindungan Tidak tercatatnya dokumen Melakukan pencatatan terha- Fokusnya pada
Timur tentang OPK sehingga sudah dap setiap OPK tradisi lisan
banyak yang hilang
Pengembangan Tidak semua masyarakat Kerjasama pemerintah, tokoh Fokusnya pada
melaksanakan OPK, akibat adat, masyarakat untuk me- ritus
pengaruh modernisasi lestarikan adat dan budaya;
Menjadikan OPK sebagai
bagian dari muatan lokal di
sekolah
Pemanfaatan OPK mulai tidak digunakan Peningkatan jalan-jalan Fokusnya pada
lagi; Objek cagar budaya menuju situs/cagar budaya; perlombaan
jarang dikunjungi Dibuatkan event lomba skala permainan tra-
nasional disional
Pembinaan Kurangnya tenaga pendidik Pembinaan kesenian daerah -
seni daerah di sekolah di instansi yang terkait; work-
shop seni daerah per tahun
205 Kab. Dhar- Pelindungan Ketidaktahuan masyarakat Mengadakan sosialisasi pada -
masraya tentang pelindungan cagar masyarakat tentang kebu-
budaya dayaan yang ada di tengah
masyarakat

Pengembangan Kurangnya pelaksanaan Mengalokasikan anggaran -


event-event kebudayaan yang lebih besar untuk pelak-
tradisional sanaan event-event kebu-
- kurang diminatinya budaya dayaan tradisional; Menge-
tradisional oleh masyarakat mas budaya tradisional keda-
karena pengaruh teknologi lam bentuk teknologi modern
modern agar diminati masyarakat
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Semakin sedikitnya tokoh Melakukan pendataan dan -
masyarakat yang mengeta- pencatatan warisan budaya
hui dan peduli tentang wari- serta pembuatan buku
san budaya budaya daerah dan mema-
sukkan materi kebudayaan
daerah pada mata pelajaran
muatan lokal di sekolah
206 Kota Padang Pelindungan Tidak terdokumentasinya Perlu dilakukan pendokumen- -
Panjang dengan baik proses dan nilai tasian
– nilai luhur
Pengembangan Isu Globalisasi yang secara Mendata seluruh permainan -
langsung menggerus eksis- rakyat untuk menghidupkan
tensi kembali nilai-nilai
Pemanfaatan Belum terkelola dan terbe- Pengelolaan cagar budaya -
dayakan secara maksimal yang lebih optimal dan pro-
fesional
Pembinaan Berkurangnya generasi yang Perlunya generasi penerus -
mencintai OPK dan terpu- dan menyadarkan generasi
tusnya generasi yang akan untuk mencintai OPK
melanjutkan keberlangsun-
gan OPK
207 Kab. Kulon Pelindungan Bergesernya OPK ke ke- Penataan dan penguatan Sosialisai, imple-
Progo hidupan modern kembali OPK mentasi, evaluasi,
dan perbaikan
Pengembangan Banyak masyarakat yang Fokus pada pengembangan Branding kese-
tidak paham akan potensi kesenian unggulan di tiap nian unggulan
kesenian tradisional lokal di kecamatan sehingga mas- kabupaten dan
daerahnya ing-masing kecamatan dapat kecamatan
mengembangkan potensi
kesenian unggulan
Pemanfaatan Penggunaan Bahasa Jawa Pembiasaan menggunakan -
belum sesuai kaidah yang Bahasa Jawa sebagai pengan-
benar tar acara formal seperti rapat
dan perayaan
Pembinaan Kurangnya minat generasi Mengenalkan Bahasa Jawa Menciptakan
muda terhadap Bahasa kepada generasi muda; Sosial- metode pembe-
Jawa; Mayoritas masyarakat isai dan event promosi aksara lajaran di sekolah
tidak lancer membaca dan jawa melalui kompetisi yang menarik
menulis aksara Jawa

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 107


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
208 Kota Yogya- Pelindungan Kurangnya pemahaman Dilaksanakan revitalisasi OPK; -
karta pemaknaan OPK oleh mas- Dilakukan invetarisasi, pen-
yarakat; Kurangnya data OPK dataan, dan kajian terhadap
yang terdokumentasikan potensi OPK yang ada
Pengembangan Kurangnya jumlah tempat/ Memperbanyak tempat -
media dan sarana prasarana pertunjukan dan pengadaan
ruang OPK sarana prasarana yang
menunjang OPK
Pemanfaatan Kurangnya event bahasa dan Memperbanyak event bahasa -
sastra Jawa dan sastra secara periodik
Pembinaan Berkurangnya SDM pelaku Perlunya diselenggarakakn Khusus manuskrip
OPK yang berkualitas pelatihan mengenai OPK se- harus diupayakan
cara rutin dan terprogram adanya ahli-ahli
manuskrip
209 Kab. La- Pelindungan - - -
mandau Pengembangan Belum ada sarana dan prasa- Menciptakan wadah fasilitas -
rana yang memadai untuk fisik untuk melaksanakan,
melaksanakan tahapan pele- mengembangkan dan mem-
starian OPK bina OPK
Pemanfaatan Minimnya pelaksanaan Perlu melaksanakan/mengiku- -
event/festival mengenai OPK ti event/festival pengetahuan
tradisional mulai dari tingkat
kecamatan sampai provinsi
Pembinaan Berkurangnya pelaku OPK Diperlukan kegiatan seleksi -
dan tidak ada regenerasi; dan pelatihan OPK untuk
Belum dibentuk Tim Ahli generasi muda dan pelajar
Cagar Budaya yang bersert- secara rutin;
ifikasi Segera membentuk TACB
yang bersertifikasi
210 Kab. Pekalon- Pelindungan Kurangnya publikasi dan Meningkatkan publikasi infor- -
gan informasi mengenai OPK masi serta sosialisasi kepada
seperti sejarah, seni, dan bu- masyarakat
dayamasa daerah setempat
Pengembangan Minimnya sarana dan prasa- Membuat sarpras yang layak -
rana terhadap masing-mas- digunakan masyarakat untuk
ing OPK khususya seni mengembangkan OPK yang
ada
Pemanfaatan Semakin ditinggalkannya Memberikan pemahaman -
tradisi-tradisi oleh mas- terhadap manfaat dan pentin-
yarakat akibat adanya arus gnya pengetahuan teknologi
globalisasi tradisional
Pembinaan Tidak adanya regenerasi Mengadakan sosialisasi men- -
yang berminat terhadap genai OPK kepada generasi
tradisi yang ada muda
211 Kab. Bon- Pelindungan Masih minimnya publikasi Meningkatkan inventarisasi -
dowoso secara secara nasional mau- serta publikasi terhadap OPK
pun internasional terhadap yang ada
karya seni khas daerah
Pengembangan Tidak tersedianya sarana Memperbanyak sarpras guna -
dan prasarana penunjang meningkatkan kualitas kebu-
kebudayaan yang terpusat dayaan yang dilakukan oleh
untuk kegiatan para seniman para seniman
terutama obyek pemajuan
kebudayaan
Pemanfaatan Masuknya budaya luar aki- Menghidupkan ekosistem -
bat adanya era modernisasi kebudayaan dan kesenian
yang membuat nilai-nilai daerah yang sejalan dengan
tradisional semakin meng- perkembangan zaman
hilang
Pembinaan Semakin berkurangnya SDM Menciptakan pusat kegiatan -
dari OPK yang ada pendidikan khusus kebu-
dayaan
212 Kab. Bener Pelindungan Kurangnya lembaga adat Penguatan lembaga adat dan -
Meriah yang melestarikan bu- masyarakat dalam menjaga
daya-budaya yang ada sep- dan memelihara budaya
erti pengetahuan tradisional
Pengembangan Belum adanya sarana dan Menciptakan pusat pagelaran -
prasarana untuk menunjang pertunjukan seni dan memak-
serta perlengkapan seperti simalkan produktivitas serta
alat kesenian dalam rangka kualitas kesenian
menciptakan pertunjukan
kesenian daerah
Pemanfaatan Kalangan muda tidak me- Memperkaya muatan lokal -
manfaatkan OPK yang ada di berbasis OPK serta memper-
daerahnya banyak event budaya
Pembinaan Tidak adanya regulasi men- Mendorong terciptanya pe- -
genai OPK dan lemahnya majuan kebudayaan dan regu-
kapasitas SDM dan lembaga lasi perlindungan OPK
kebudayaan

108 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
213 Kab. Bang- Pelindungan Minimnya inventarisasi data Mendorong pendataan OPK -
kalan setiap OPK salah satunya sehingga masyarakat mema-
yaitu Cagar Budaya hami serta melaksanakan
sosialisasi
Pengembangan Kurangnya fasilitas pengem- Penyediaan fasilitas pengem- -
bangan budaya daerah bangan budaya daerah
Pemanfaatan Semkin sedikitnya peman- Meningkatkan pemanfaatkan -
faatan OPK yang tersedia OPK yang paling berpotensi
oleh para generasi muda serta mengadakan lomba
akibat pengaruh globalisasi
Pembinaan Kurangnya jumlah dan mutu Berupaya menambah jumlah -
SDM dan tidak adanya SDM serta penetapan perda
regulasi serta terjadinya mengenai pemajuan kebu-
degradasi dayaan
214 Kab. Lubuk Pelindungan Minimnya publikasi, regulasi, Meningkatkan akses OPK dan -
Linggau kebijakan, dan alokasi ang- meningkatkan regulasi, kebi-
garan untuk perlindungan jakan, serta anggaran untuk
objek pemajuan kebudayaan perlindungan OPK
Pengembangan Kurangnya pedoman men- Memperdayakan para pe- -
genai adat istiadat yang mangku adat yang ada di
berlaku daerah
Pemanfaatan Semakin berkurangnya Meningkatkan pemanfaatan -
minat masyarakat dan gen- OPK seperti mengadakan fes-
erasi muda dalam mengenal tival dan memodernisasikan
kebudayaan daerahnya aki- OPK yang ada
bat pengaruh modernisasi
teknologi digital
Pembinaan Kurangnya SDM yang berkai- Melakukan regenerasi terh- Melaksanakan
tan dengan OPK dan kurang- adap SDM dan penyediaan pelatihan secara
nya sarana prasarana sarana prasarana rutin
215 Kab. Bangka Pelindungan Minimnya regulasi dan ter- Peningkatan penentapan CB Catatakan khusus
Selatan dapat penguasaan situs CB dan sosialisasi peraturan pe- terhadap pen-
secara pribadi rundangan yang berlaku guasaan lahan CB
secara pribadi
Pengembangan Kurangnya pengayaan terh- Pengkajian OPK dan pembua- Perlu penekanan
adap keragaman OPK yang tan website dan sosial media dalam pelestar-
tidak mampu beradaptasi kebudayaan untuk mengim- ian ritus yang
dengan perkembangan bangi kemajuan teknologi terancam karena
teknologi dan modernitas, serta meningkatkan intensitan perbedaan pan-
serta Minimnya pemaha- festival atau pameran adat. dangan
man, pengetahuan, dan
skill generasi muda di Kab.
Bangka Selatan terkait OPK
dan CB.
Pemanfaatan Belum ada pemanfaatan Peningkatan promosi untuk -
ekonomi secara langsung mendatangkan wisatawan
dari kegiatan OPK
Pembinaan Jumlah SDM yang melestari- Meningkatkat kegiatan terkait Perlu penenaknan
kan OPK terbatas, berkuran- OPK, inventarisasi pelaku terhadap regen-
gnya penutur OPK tradisi lisan erasi pelaku dan
tenaga ahli OPK
216 Kab. Rembang Pelindungan Minimnya data perkemban- Inventarisasi data perkemban- Inventarisasi data
gan OPK dan belum adanya gan OPK dan menyegerakan perkembangan
penetapan CB penetapan CB yang sudah OPK menjadi
diverivikasi penting hampir
disetiap OPK

Pengembangan Perubahan pola pikir mas- Pembinaan masyarakan dan Pada OPK bahasa
yarakat terhadap ritus dan penetapan penggunaan baha- perlu dibuat atur-
kurangnya kesadaran pener- sa Jawa pada hari tertentu, an penggunaan
apan OPK bahasa Jawa pada
hari-hari khusus
untuk melestari-
kan bahasa Jawa
itu sendiri
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Minat SDM terhadap OP Membuat agenda rutin tahu- Catatan khusus
masih rendah, dan belum nan yang melibatkan pelaku bahwa be-
ada tenaga ahli dan transla- OPK, pelatihan penggunaan lumadanya trans-
tor pada OPK Manuskkrip, teknologi, dan mencari trans- lator pada OPK
serta belum meanfaatkan lator untuk OPK Manuskrip Manuskrip
teknologi dalam pengem-
bangan OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 109


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
217 Kota Langsa Pelindungan Minimnya sarana prasarana Digitalisasi naskah, memeb- Belum adanya ge-
pengembangan OPK, Naskah nagun desa budaya-budaya dung pendukung
manuskrip yang sudah tua, yang dominan di Kota Langsa, OPK (perpus-
bangunan yang tidak terpeli- reaktualisasi dan regenerasi takaan atau pusat
hara, alkulturasi kebudayaan melalui proses trans inter- literasi sastra
yang dapat mengancam nalisasi pengetahuan ritus, lokal, rumah pro-
keberlanjutan OPK, lemahn- penguatan lembaga adat dan duksi); Belum ada
ya penguatan lembaga adat masyarakat, membuat aturan produk hukum
dan tidak adanya legalitas hukuk untuk melegalkan pro- yang mengatur
hukum terkait produk peng- duk pengetahuan tradisional, legalitas pengeta-
etahuan tradisional peningkatan sarana prasarana huan tradisional
guna mengembangkan OPK,

Pengembangan Degradasi bahasa tradisional Pelestarian bahasa dengan Program Desa


karena pernikahan antar- menggarap desa budaya, Budaya untuk
suku, kurangnya eferensi meningkatkan penelitian, pelestarian OPK;
tenaga edukasi, pergeseran penulisan, pendidikan, dan Pembuatan buku
kebudayaan karena moder- pengembangan OPK, mem- cerita daerah,
nitas buat buku cerita daerah, foclor Kota Lang-
mengembangkan foclor Kota sa, dan pelatihan
Langsa, dan pelatihan kepada kepada Guru
Guru
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Minimnya SDM yang me- Pelatihan khusus untuk para Pembuatan event
mahami dan membaca OPK, staff dan SDM museum, men- harus dibuat se-
minimnya event-event OPK erapkan pendidikan yang ber- menrik mungkin
basis budaya, mengeksiskan dengan intensitas
dan meningkatkan intensitas penyelenggaraan
kegiatan atau event-event kegiatan yang
lebih tinggi
218 Kota Tidore Pelindungan Tidak terawatnya OPK dan Perawatan manuskrip, dan 1. Pengadaan bah-
Kepulauan CB, tertutupnya akses terh- membuka askes kepada an baku teknologi
adap beberapa manuskrip, semua pihak yang berkepent- tradisional (batu
alkulturasi yang mengikis ingan, mendekatkan keluarga penumbuk)
kebudayaan asli, publikasi pada budaya adat istiadat 2. Belum ada lem-
OPK masih skala lokal, sulitn- Tidore, meningkatkan publika- baga formal untuk
ya memperoleh bahan baku si pada skala nasional, pen- OPK permainan
OPK, belum ada lembaga guatan nilai gotong royong tradisional
formal yang mengatur OPK dan sopan santun, pengadaan 3. Perlunya per-
bahan baku, awatan khusus
untuk OPK
manuskrip dan CB

Pengembangan Kurangnya pemahaman Sosialisasi tentang isi OPK, -


terhadap OPK, masyarakat penganekaragaman model
dan pemerintah belum teknologi tradisional yang
mengembangkan model te- sesuai dengan kebutuhan dan
knologi tradisional, moderni- perkembangan zaman, peng-
sasi mengikis kebudayaan gunaan kembali alat musik
penggunaan alat musik tradisional
tradisional,
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Minimnya minat generasi Pengenalan dan pembelajaran 1. Minimnya gen-
muda terhadap pengem- OPK untuk generasi muda, pe- erasi muda se-
bangan OPK, belum ada merintah perlu terlibat untuk bagai pelaku OPK
pembinaan untuk pelaku membina potensi pelaku OPK, 2. Peningkatan
OPK, minimnya pengetahuan peningkatan pengetahuan pembinaan untuk
petugas CB tentang CB jurawat cagar budaya secara pelaku OPK dan
profesional jurawat CB

110 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
219 Kota Gunung- Pelindungan Terbatasnya catatan dan do- Kerjasama dengan Lembaga/ -
sitoli kumentasi objek pemajuan Instansi serta Pihak terkait
kebudayaan dan tertutupnya lainnya; Penggalian/pencarian
informasi dari sebagian kecil Koleksi.
narasumber yang mengeta-
hui Objek Pemajuan Kebu-
dayaan.
Banyaknya objek yan sudah
punah atau hampir punah
Pengembangan Kurangnya sarana dan Peningkatan sarana dan -
prasarana kebudayaan dan prasarana kebudayaan
kurangnya pendanaan serta
Kurangnya ruang dan waktu
yang tersedia untuk pema-
juan kebudayaan.
Pemanfaatan Banyak orang yang kurang Peningkatan kemampuan -
tertarik menggunakan objek pelaku usaha, dan pemberian
pemajuan kebudayaan. penghargaan pada pelaku
OPK.
Pembinaan Penuturan lisan dan penu- Peningkatan pemahaman ser- -
turan dari generasi ke gener- ta penyesuain terhadap OPK.
asi yang berbeda-beda. Peningkatan program pela-
Ada indikasi generasi milen- tihan SDM untuk OPK serta
ial cepat menerima budaya Pengkaderan dan peningkatan
luar serta Kurangnya SDM SDM
kebudayaan.
220 Kab. Maros Pelindungan Belum tersedianya data Pembinaan dan Sosialisasi Tidak adanya data
OPK secara lengkap, Be- kepada Masyarakat dan me- rinci pemetaan
lum maksimalnya kegiatan maksimalkan perekaman dan wilayah pengguna
perekaman dan penelitian penelitian dan kegiatan pene- Teknologi Tra-
dan kegiatan penelitian dan litian dan inventarisasi. disional
inventarisasi OPK
Pengembangan Belum maksimalnya kegiatan Memaksimalkan maksimalnya Seni, permainan,
atau even perlombaan dan kegiatan atau even perlom- dan olahraga
pementasaan OPK baan dan pementasaan OPK tradisional butuh
dibuatkan even
dan pementasan.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurangnya kesadaran mas- Pembinaan dan Sosialisasi -
yarakat akan pentingnya kepada Masyarakat akan
OPK dan belum maksimal- pentingnya OPK.
nyapembinaan kepada
masyarakat adat
221 Kab. Bone Pelindungan Keterbatasan pengetahuan Pendokumentasian OPK Cagar budaya ma-
pelaku dan Kurangnya doku- sih belum terjaga
mentasi secara optimal
oleh jupel.
Pengembangan Prasarana dan sarana yang Membangun ruang-ruang dan Tidak adanya data
terbatas bagi aktivitas mengadakan acara kreatif rinci pemetaan
pengembangan OPK bagi aktivitas wilayah peng-
guna Teknologi
Tradisional, Belum
adanya Museum
seni
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Keterbatasan SDM pelaku Penguatan sumberdaya ma- -
Objek Pemajuan Kebu- nusia pelakunya melalui work-
dayaan; Tidak terdokumen- shop dan pembinaan, Pembi-
tasikan dengan baik/ minim- naan dari tokoh adat kepada
nya referensi masyarakat di lingkungannya,
Memberikan pelatihan keter-
ampilan
Perlu persiapan lebih matang,
perancangan metode pen-
catatan data yang menda-
lam, dan pelaksanaan yang
terstruktur untuk melakukan
pendataan.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 111


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
222 Kota Medan Pelindungan Tidak adanya system pe- Masukkan ke dalam kuriku- -
warisan OPK; Belum ada lum; Mengadakan regulasi,
perlindungan OPK terkait kebijakan dan alokasi angga-
regulasi, kebijakan dan alo- ran untuk perlindungan, pen-
kasi anggaran. getahuan dan teknologi.
Pengembangan Minimnya event/festival/ Perbanyak ruang-ruang untuk -
perlombaan dan sarana untuk dijadikan tempat per-
prasarana OPK lombaan/festival dan sarana
prasarana
Pemanfaatan Penggunaan teknologi Publikasi nilai budaya yang -
modern yang dianggap lebih terkandung didalamnya
efektif dan praktis.
Pembinaan Terbatasnya tenaga ahli, dan Sosialisasi terhadap sumber -
Sumber Daya Manusia daya manusia pelaku OPK
223 Kota Sibolga Pelindungan Kurangnya sumber informasi Meningkatkan inventarisasi -
yang akurat data dan informasi

Pengembangan Kurang perawatan disebab- bantuan anggaran perawatan Terkhususnya


kan minimnya anggaran untuk OPK Cagar Budaya
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Kurang minatnya para gen- Dibentuk sanggar kesenian
erasi penerus (kaum muda) daerah, festival kesenian -
untuk melanjutkan dan me- daerah dan mengundang artis
lestarikan OPK luar untuk konser.
224 Kab. Batang Perlindungan - - -
Pengembangan Kurangnya wadah untuk Perlunya diciptakan ruang dan -
memperkenal kan jenis OPK kesempatan bagi pelestarian
OPK
Pemanfaatan Penggunaan kebudayaan Membuat regulasi penggu- -
seperti Bahasa di kalangan naan kebudayaan di lingkun-
generasi muda dan mas- gan formal maupun non
yarakat semakin berkurang formal
Pembinaan Adanya perbedaan persepsi Menegakkan kembali konsep -
nilai budaya yang dianggap dasar di kalangan masyarakat,
bertentang an dengan nilai serta melakukan upaya regen-
religi, serta kurang berjalan- erasi dalam rangka melestari-
nya regenerasi pelaku OPK kan jenis OPK.
225 Kab. Boyolali Perlindungan Tingginya kerentanan do- Meningkatkan pelindungan -
kumen OPK terhadap ker- terhadap dokumen OPK
usakan, dengan melakukan dengan
duplikasi dan digitalisasi
Pengembangan Nilai-nilai budaya dalam Memodernisasikan jenis OPK -
masyarakat Boyolali sudah terutama berbasis digital,
mulai tergerus arus mod- selain itu menanamkan secara
ernisasi, dan juga banyak seimbang nilai religi, kema-
tradisi yang mengalami nusiaan dan cinta alam, serta
benturan-benturan dengan meningkatkan sarana prasara-
nilai-nilai agama, selain itu na seni dan budaya Boyolali
masih kurangnya sarana dan dan kualitasnya
prasarana yang diperlukan
Pemanfaatan Kebudayaan seperti con- Memproduksi dan mendup- -
tohnya tehnologi tradisional likasi kembali untuk kepentin-
sudah jarang ditemukan gan wisata edukasi
dan digunakan
Pembinaan Banyak tradisi yang sudah Perlu intervensi pemerintah -
mulai ditinggalkan dan tidak daerah dalam penyusunan
lagi dipraktikan, serta min- peraturan daerah yang
imnya pelaku/praktisi seni menangani urusan pemajuan
budaya yang menguasai kebudayaan di kabupaten
budaya lokal Boyolali, selain Boyolali. Dibutuhkan adanya
itu minimnya regulasi, kebi- pembentukan kelembagaan
jakan, dan alokasi anggaran pemajuan kebudayaan. Aloka-
si anggaran

112 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
226 Kab. Cilacap Perlindungan Variasi opk Tidak terdoku- Perlunya identifikasi dan pen- -
mentasi dan tidak tersosial- dokumentasian variasi OPK,
isasi dengan benar serta intervensi inovasi terha-
dap OPK dan membuat event
tingkat lokal

Pengembangan Teknologi tradisional sema- Intervensi kebijakan untuk Perhatian pada


kin terpinggirkan oleh mas- melindungi jenis OPK, serta pembangunan
sifikasi teknologi modern, penyediaan sarana prasarana gedung kesenian
serta tidak adanya gedung gedung kesenian representatif atau semacamnya
kesenian yang representatif yang multifungsi sebagai ru- sebagai tempat
untuk penyelenggraan ke- ang apresiasi berkesenian. bagi generasi
giatan. muda leluasa
menuangkan
potensinya di
bidang OPK
Pemanfaatan Penggunaan porsi kebu- Pemberian mata pelajaran di Bagian peman-
dayaan khususnya bahasa sekolah terkait penggunaan faatan ini lebih
untuk masyarakat Sunda kebudayaan condong pada
yang ada di Kabupaten Ci- pemanfaatan OPK
lacap. di dalam konteks
muatan lokal
demi menunjang
karakter siswa
Pembinaan Tidak ada lembaga dan tena- Mengadakan pelatihan dan -
ga ahli yang memiliki kom- assessment peningkatan kap-
petensi, serta masih adanya asitas tenaga ahli, serta mem-
stigma negatif bangun kesadaran tentang
penerimaan atas keunikan
kebudayaan dan tafsir keber-
agaman pendekatan dalam
memahami kebudayaan
227 Kab. Demak Perlindungan Kekayaan tradisi lisan belum Perlu dilakukannya inventari- -
terdata secara maksimal sasi kekayaan jenis OPK
Pengembangan Seiring perkembangan Perlu diadakan pengelolan -
jaman kegiatan kegiatan terkait pelaksanakan kebu-
kebudayaan di jarang yang dayaan dengan mengadakan
meneruskan dan mengem- kegiatan lomba dan seminar,
bangkan dan kurang minatn- dll
ya generasi

Pemanfaatan Penggunaan jenis OPK Menjadikan jenis OPK khu- -


khususnya bahasa dalam susnya bahasa sebagai mata
kehidupan sehari-hari sudah pelajaran utama dari SD sam-
tidak sesuai dengan tata pai dengan SMA bukan lagi
bahasanya sekedar muatan lokal
Pembinaan Rendahnya kesadaran dan Perlu meningkatkan pen- -
kepedulian masyarakat getahuan dan perhatian
terhadap arti penting ke- masyarakat terhadap kebu-
budayaan, serta kurangnya dayaam, serta mengadakan
pemahaman terkait pembe- pelatihan kesenian dam kebu-
lajaran kebudayaan dayaan bersama penutur dan
seniman

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 113


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
228 Kab. Grobo- Perlindungan Tingginya kerentanan do- Meningkatkan perlindungan -
gan kumen OPK terhadap ker- terhadap dokumen OPK, den-
usakan gan melakukan duplikasi dan
digitalisasi dokumen.
Pengembangan Nilai-nilai budaya dalam Merevitalisasi nilai-nilai kebu- Perlu diberi per-
masyarakat Grobogan sudah dayaan dengan mengembang- hatian khusus
mulai tergerus arus kan jenis OPK untuk fungsi terhadap OPK dan
modernisasi, serta banyak pengetahuan dan atraksi CB yang mulai
tradisi yang mengalami ben- wisata, selain itu menjaga hilang lantaran
turan-benturan dengan nilai- harmonisasi berbagai macam modernisasi dan
nilai agama, disamping itu sistem kebudayaan di Grobo- atau terbentur
masih kurangnya sarana dan gan, serta menambah tempat nilai agama
prasarana yang diperlukan dan praktisi jenis OPK dan
dalam pengembangan menambahkan dalam pa-
kebudayaan, ket-paket wisata di Grobogan
Pemanfaatan Jenis OPK khususnya teh- Memproduksi dan mendup- -
nologi tradisional sudah likasi kembali untuk kepentin-
jarang ditemukan dan gan wisata edukasi
digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
Pembinaan Kurangnya pemahaman akan Mengintegrasikan OPK dan -
makna sesungguhnya dalam di dalam pendidikan sekolah
setiap seni dan budaya lokal (muatan lokal)
Grobogan yang sarat makna
terutama pada generasi
muda
229 Kab. Wajo Perlindungan Kurang terurus dan terbeng- Memperkuat dan memperlu- Penekanan pada
kalainya sebagian dokumen as upaya inventarisasi serta pembentukan
maupun obyek budaya aki- pemeliharaan lembaga pengar-
bat kurangnya pemeliharaan sipan dan pengin-
ventarisasian OPK
dan di tingkat
kabupaten
Pengembangan Sarana prasarana masih Mengadakan penganggaran -
terbatas , serta jadwal dana guna peningkatan sara-
pementasan atau kegiatan na prasarana, serta memasuk-
pertunjukan masih kurang kan gagasan kepada Instansi
terkait yang membidangi
kebudayaan terkait penyusu-
nan kegiatan tahunan berupa
pengelaran maupun festival
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Masyarakat tidak terlalu Mengadakan pelatihan kese- -
meminati karena sumber nian dam kebudayaan
dana untuk modal terbatas
230 Kota Pare- Perlindungan Banyaknya cagar budaya Pengusulan anggaran untuk -
Pare yang tidak terawat dengan perawatan cagar budaya serta
baik perumusan tenaga pengawas
dan pemeliharaan
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Pengadaan sarana dan prasa- -
rana pendukung rana sebagai upaya pelestari-
an dan pengembangan Objek
Pemajuan Kebudayaan khu-
susnya objek seni dan cagar
budaya.
Pemanfaatan Kurang dilaksanakannya Memperkenalkan dan -
jenis kebudayaan dalam mengintegrasi kan melalui
kehidupan sehari-hari teru- Mata Pelajaran Muatan
tama oleh generasi muda Lokal dan melaksanakan lom-
ba-lomba olahraga tradisional
Pembinaan Minimnya perhatian mas- Peningkatan jumlah penggiat, -
yarakat terhadap kemajuan aktivis, pelaku Objek Pema-
kebudayaan juan Kebudayaan baik secara
secara alamiah ataupun
melalui berbagai program
kegiatan kebudayaan

114 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
231 Kab. Pidie Pelindungan Lemahnya produk hukum Mendorong pemerintah baik -
Jaya tentang legalitas dan legislatif maupun eksekutif
originalitas berbagai OPK untuk mentepakan status
terutama manuskrip, penge- formal untuk pengetahuan
tahuan tradisional, dan cagar tradisional, manuskrip, dan
budaya. Serta minimnya cagar budaya.
publikasi dalam event kebu-
dayaan yang dilakukan.
Pengembangan Informasi terkait kebu- Pemerintah harus lebih mem- -
dayaan belum tersebar luas perhatikan perkembangan
serta kurangnya perhatian kebudayaan melalui alokasi
pemerintah daerah dalam anggaran yang memadai dan
bentuk alokasi anggaran pembuatan regulasi khusus di
dalam rangka melestarikan bidang kebudayaan
kebudayaan
Pemanfaatan Minimnya bahan baku dan Meningkatkan kualitas je- -
kurang praktisnya penggu- nis produk teknologi dan
naan teknologi tradisional memberikan pelatihan pada
sehingga pemanfaatannya generasi muda untuk dapat
sangat minim. mengembangkan teknologi
tradisionalnya.
Pembinaan Minimnya keberdaan SDM Memperkuat kapasitas SDM, -
dalam memberikan pem- tata kelola kelembagaan dan
binaan kepada generasi melakukan edukasi pada
penerus masyarakat terkait dengan
keberadaan budaya lokal
232 Kota Pidie Pelindungan Belum teridentifikasi dan Pembentukkan tim identifika- -
terdokumentasi secara kom- si, dokumentasi, dan validasi
prehensip seluruh khazanah secara komprehensip seluruh
kekayaan budaya lokal Kabu- khazanah kekayaan budaya
paten Pidie Belum teriden- lokal Kabupaten Pidie yang
tifikasi dan terdokumen- belum sempat terdata.
tasi secara komprehensip
seluruh khazanah kekayaan
budaya lokal Kabupaten
Pidie
Pengembangan Kurangnya event event Menggeliatkan even dan fes- -
kebudayaan untuk mem- tival kebudayaan pada waktu
promosikan kebudayaan waktu tertentu dan Menetap-
serta minimnya lembaga dan kan produk hukum penetapan
produk hukum yang menga- keorisinilan kebudayan se-
tur tentang pelestarian dan bagai suatu karakteristik khas
eksistensi OPK. daerah.
Pemanfaatan Minimnya ketersediaan Menbangun gedung taupun -
sarana dan prasarana ke- fasilitas khusus untuk kegiatan
budayaan sehingga kurang pelestarian ataupun pengem-
dapat di manfaatkan oleh bangan OPK.
masyarakat.
Pembinaan Sumber daya manusia (pe- Penguatan tenaga SDM setiap -
nutur, pembuat, pelaku, OPK melalui pelatihan, pem-
pemelihara), dan sarana binaan, dan pengembangan,
prasarana pelestarian baik secara formal maupun
seluruh objek kebudayaan informal, serta penyediaan
daerah semakin berkurang, sarana prasarana pelestarian
punah, dan terdisrupsi oleh seluruh objek kebudayaan
kemajuan teknologi dan daerah
modernitas

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 115


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
233 Kota Simeulue Pelindungan Lemahnya sektor kelem- Penguatan sistem kelem- -
bagaan dalam melestarikan, bagaan dengan cara membuat
penginvetarisasian, dan produk produk hukum terkait
publikasi terkait kegiatan pelestarian, penginventari-
kebudayaan yang dilakukan sasian, dan publikasi kebu-
dayaan
Pengembangan Belum optimalnya pengem- Mendorong pengkajian yang -
bangan OPK dalam bentuk memprioritaskan hasil inter-
kajian ataupun edukasi aksi antarbudaya yang berag-
terhadap generasi muda am dan
sehingga perkembangan dengan orientasi pada pen-
kebudayaan terhambat guatan pendidikan karakter
Pemanfaatan Kurangnya dukungan dan Melakukan koordinasi den- Kegiatan Pekan
partisipasi pemerintah pusat gan pemerintah pusat ketika Budaya NTT mer-
dalam kegiatan pagelaran akan mengadakan kegiatan upakan kegiatan
dan festival pagelaran dan festival tahunan; Terdapat
pagelaran seni
budaya sedaratan
sumba dan fes-
tival lagu-lagu
daerah
Pembinaan Kurangnya jumlah dan Mendorong peningkatan jum- -
mutu SDM kebudayaan lah dan kapasitas SDM serta
serta tiadanya regulasi yang legislasi Perda terkait pema-
mengelola pemajuan kebu- juan kebudayaan
dayaan di daerah

234 Kota Banda Pelindungan Belum teridentifikasi dan Membentuk tim identifikasi, -
Aceh terdokumentasi secara kom- dokumentasi, dan validasi
prehensip seluruh khazanah secara komprehensip seluruh
kekayaan budaya lokal Kota khazanah kekayaan budaya lo-
Banda Aceh serta kurangnya kal Kota Banda Aceh yang be-
usaha pemerintah dalam lum sempat terdata. Dibentuk
pelestarian dan revitalisasi Tim peneliti dan pengkajian
beberapa adat dan ritual untuk mempertemukan sisi
tradisional daerah mendapat positif dari nilai-nilai budaya
tantangan dari perspektif dan kearifan lokal dengan
relegiusitas sosial, yang di- konteks ajaran agama, dan
anggap menghidupkan kem- atau dalam kerangka melaku-
bali kepercayaan animisme kan restrukturisasi secara fill
dan dinamisme, sedangkan in budaya lokal dengan nilai
Banda Aceh dibangun den- ajaran agama.
gan nilainilai keislaman.
Pengembangan Ketersediaan bahan baku Menyediakan dan mengem- -
dan alat pembuatan dan bangkan lahan untuk pengem-
pelaksanaan beberapa objek bangan bahan baku dan alat
budaya, seperti; kuliner, pembuatan dan pelaksanaan
busana, alat, dan perlengka- beberapa objek budaya,
pan ritual yang bersumber seperti; kuliner, busana, alat,
dari alam hayati (nabati dan dan perlengkapan ritual yang
hewani) semakin langkah bersumber dari alam hayati
dan lebih mahal. (nabati dan hewani);
Pemanfaatan Keberagaman OPK yang ada Mengoptimalkan keberagam Adat istiadat ha-
belum dimanfaatkan secara OPK melalui kerjasama den- rus bekerjasama
optimal oleh pemangku gan unsur yang berkepent- dengan pemangku
kepentingan ingan adat.

Pembinaan Sumber daya manusia (pe- Penguatan tenaga SDM setiap -


nutur, pembuat, pelaku, OPK melalui pelatihan, pem-
pemelihara), dan sarana binaan, dan pengembangan,
prasarana pelestarian baik secara formal maupun
seluruh objek kebudayaan informal, serta penyediaan
daerah semakin berkurang, sarana prasarana pelestarian
punah, dan terdisrupsi oleh seluruh objek kebudayaan
kemajuan teknologi dan daerah.
modernitas.

116 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
235 Kab. Bandung Pelindungan Kurangnya kesadaran mas- Pemerintah harus memberi- -
Barat yarakat dalam menjaga dan kan pengawasan dan fasilitas
melestarikan kebudayan kepada lembaga untuk dapat
daerah dan kurangnya peran bergerak bersama mas-
pemerintah dalam hal ini yarakat dalam melestarikan
lembaga kebudayaan dalam dan mengembangkan kebu-
melakukan koordinasi den- dayaan.
gan masyarakat pengiat seni
dan kebudayaan.
Pengembangan Kebudayaan tradisional di- Sosialisasi kepada masyarakat -
anggap ketinggalan zaman, luas tentang pentingnya ke-
kuno, tidak adaptif dengan budayaan
perkembangan zaman
Pemanfaatan Minimnya pelaksanaan Mendorong pelaksanaan -
pagelaran berbasis budaya; pagelaran berbasis budaya;
kurangnya keterlibatan da- mengirimkan duta budaya di
lam pagelaran yang bersifat berbagai pagelaran yang ber-
global sifat global
Pembinaan Kurangnya nya peran pe- Mendorong dibuatnya lemba- -
merintah dalam pembuatan ga kebudayaan di Kabupaten
lembaga kebudayaan dan Bandung Barat serta melaku-
sedikitnya SDM kan pelatihan tenaga

236 Kota Bekasi Pelindungan Terbatasnya pembiayaan Pemkot mengalokasikan an- -


untuk pemeliharaan dan ggaran yang memadai dalam
pemugaran/renovasi dari APBD
pemkot melalui APBD.
Pengembangan Keterbatasan informasi yang Mengadakan sosialisasi seni -
sampai ke masyarakat dan dan budaya di sanggar-sang-
tingkat pengetahuan/pendi- gar. Hasil dari sosialisasi
dikan masyarakat. dijadikan pertunjukkan pada
masyarakat serta melakukan
diklat, penyuluhan, sarasehan
kepada masyarakat.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peman- Menggali potensi OPK sebagai -
faatan potensi OPK sebagai pendorong kegiatan pariwisa-
pendorong kegiatan pari- ta dan ikon Kota Tasikmalaya
wisata dan ikon Kota Bekasi serta pendidikan karakter bagi
serta pendidikan karakter anak.
bagi anak.
Pembinaan Terbatasnya Sumber Daya Melatih, memfasilitasi para -
Manusia (SDM) yang mampu seniman, budayawan, seja-
dan cakap dalam menggali, rawan, pegiat seni, sanggar
meneliti, kajian, memahami dan perkumpulan serta ormas
seni, budaya dan adat yang kepemudaan dalam menda-
dimiliki oleh masyarakat lami pengetahuan tentang
Bekasi. seni dan kebudayaan secara
holistik.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 117


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
237 Kab. Pesisir Perlindungan Menurunnya pemahaman Sosialisasi OPK kepada 1. Pembangunan
Selatan dan minat masyarakat terh- seluruh lapisan masyarakat basis data cagar
adap OPK tradisional, tidak khususnya melalui modifikasi budaya dan wari-
adanya pendataan yang baik kurikulum di pendidikan dasar san budaya.
untuk OPK selain cagar bu- dan menengah, melakukan 2. Modifikasi
daya, Pemajuan Kebudayaan pendataan menyeluruh untuk kurikulum di pen-
belum didukung oleh sarana OPK selain cagar budaya, didikan dasar dan
dan prasarana yang me- menyediakan sarana dan menengah.
madai, serta belum adanya prasarana yang memadai
regulasi terkait Pemajuan untuk Pemajuan Kebudayaan,
Kebudayaan serta menyusun regulasi ter-
kait Pemajuan Kebudayaan.
Pengembangan Kurangnya sarana dan prasa- Mendorong munculnya Penekanan juga
rana serta ruang publik yang sarana dan prasarana serta pada menghidup-
menunjang pengembangan ruang publik untuk menun- kan ekosistem
OPK; Kurangnya event-event jang pengembangan OPK; kebudayan yang
perihal OPK dan CB; Belum Mendorong munculnya event- sesuai dengan
terdapat karya seni yang event dalam rangka OPK dan kebutuhan masa
berakar budaya khas daerah CB sebagai wadah pening- kini.
yang berkelas dunia; Kuran- katan apresiasi masyarakat;
gnya perhatian masyarakat Mendorong pengkajian dan
dan generasi muda pada penciptaan OPK yang berakar
OPK dan CB. pada budaya daerah; Sosial-
isasi perihal OPK dan CB serta
integrasi OPK dan CB di dalam
kurikulum pendidikan muatan
lokal.

Pemanfaatan Belum optimalnya pen- Meningkatkan regulasi, kebi- Penekanan pada


guatan regulasi, kebijakan jakan dan alokasi anggaran optimalisasi pen-
dan alokasi anggaran untuk untuk pemanfaatan OPK dan getahuan lokal
pemanfaatan OPK dan CB; CB; Mendorong pemanfaatan dalam hal ini ra-
Kurang diperhatikannya OPK dan CB ke arah pening- muan tradisional
potensi OPK dan CB sebagai katan ekonomi, kesehatan sebagai alternatif
cara meningkatkan ekonomi, masyarakat serta wisata. kesehatan bagi
kesehatan masyarakat serta masyrakat.
wisata.
Pembinaan Belum optimalnya proses Meningkatkan kapasitas SDm -
regenerasi yang dilakukan kebudayaan untuk setiap
melalui pendidikan formal OPK, baik secara kualitas
untuk memperkenalkan maupun kuantitas berdasar-
kebudayaan dengan cara kan azas-azas kebudayaan
yang tepat sesuai dengan serta melaksanakan program
apa yang di senangi generasi program pendidikan anak usia
muda. dini untuk menjadi wadah
pengenalan OPK ke generasi
muda
238 Kab. Jem- Pelindungan Terputusnya tradisi lisan Mengngkat tradisi lisan me- Mengarah pada
brana mesatua, dan banyaknya satua untuk dilakukan dan regenerasi pelaku
cagar budaya yang belum dilestarikan oleh generasi OPK tradisi lisan,
terinventarisasi muda serta melakukan pene- serta pencarian
tapan dan inventarisasi cagar dan penetapan
budaya cagar budaya di
Kab. Jembrana
Pengembangan Kurang berhasilnya adaptasi Mendorong kajian dan ini- Mengarah pada
OPK dengan tuntutan zaman siatif yang mengarah pada penyelenggaraan
penyelerasan OPK dengan perhelatan yang
perkembangan zaman serta menampilkan
membangun gedung pertun- OPK pada publik
jukan untuk OPK Seni secara berkelan-
jutan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkann- Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
ya OPK pengethuan dan berbasis OPK sosialisasi pe-
teknologi tradisional bagi manfaatan OPK
kalangan muda di lingkungan
pendidikan dan
keluarga
Pembinaan Munculnya sikap pragmatis Memperkuat atau konsistensi Mengarah pada
dalam masyarakat terhadap untuk meningkatkan kedi- penguatan lemba-
adat istiadat akibat pekem- siplinan SDM terhadap pakem ga adat.
bangan jaman adat di kabupaten Jembrana

118 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
239 Kab. Mataram Pelindungan Menguatnya stigma negatif Menghidupkan narasi positif Mengarah pada
masyarakat pada pelaku OPK di masyarakat tentang pelaku pembentukan
akibat prasangka berbasis OPK Ritus dan membuat mekanisme dialog
norma-norma agama terkait peraturan tentang OPK Ritus bersama lintas
Ritus tersebut. agama untuk
menyamakan
persepsi tentang
pelestarian OPK
terkait Adat Istia-
dat dan Ritus.
Pengembangan Kurangnya pengkajian dan Menjalankan kajian tentang Mengarah pada
pendanaan sarana prasarana OPK dan menrancangkan pen- penguatan sang-
untuk OPK danaan untuk sarpras OPK gar dan penye-
diaan tempat per-
tunjukan di tiap
kecamatan dalam
kab. mataram
Pemanfaatan Kurangnya minat generasi Mendorong alih-rupa OPK ke Perhatian khusus
muda terhadap keragaman dalam bentuk-bentuk yang diberikan pada
OPK yang diperkuat oleh mudah diterima masyarakat penyebarluasan
interaksi dengan budaya terutama generasi muda kesenian daerah
populer akibat kurang pub- dalam berbagai
likasi dan modernisasi media
Pembinaan Rendahnya kesediaan SDM Mendorong sosialisasi ten- Mengarah pada
dalam menjalankan OPK tang arti penting OPK di masa kontekstualisasi
akibat perkembangan jaman kini di kalangan muda OPK terkait Kes-
enian dan Sastra
serta Adat istiadat
dan Ritus

240 Kab. Padang Pelindungan Kurangnya inventarisasi, Mendorong penyusunan Mengarah pada
Lawas dan pemeliharaan terkait CB acuan umum tentang inventa- inventarisasi dan
dan OPK risasi OPK agar dapat diakses perawatan CB dan
masyarakat, sosialisasi pentin- penyusunan buku
gnya OPK di masyarakat Pedoman OPK
sebagai acuan
utama masyarakat
Pengembangan Minimnya sarpras terkait Mendorong proses legislasi Perhatian khusus
OPK dan CB pengadan sarpras terkait OPK diberikan pada
dan CB regulasi terkait
OPK dan CB
Pemanfaatan Tidak terintegrasinya penge- Mendorong integrasi peman- Terutama dalam
lolaan OPK dengan peman- faaan OPK dalam masyarakat adat istiadat,
faatannya. pegetahuan
tradisional, dan
tradisi lisan
Pembinaan Kurangnya minat generasi Mendorong alih-rupa OPK ke Perhatian khusus
muda terhadap keragaman dalam bentuk-bentuk yang diberikan pada
OPK yang diperkuat oleh mudah diterima masyarakat penyebarluasan
interaksi dengan budaya terutama generasi muda kesenian daerah
populer akibat kurang pub- padang lawas
likasi dan modernisasi dalam berbagai
media

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 119


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
241 Kota Surabaya Pelindungan Terdapat besar OPK sudah Mendorong pembuatan pro- Perhatian khusus
mulai menghilang seiring duk hukum mengenai rege- pada Tradisi lusan,
dengan meninggalnya para nersai OPK yang sistematis, adat istiadat, Rit-
orang tua yang memiliki berkelanjutan dan dapat us, serta pengeta-
pengetahuan OPK tersebut diakses publik huan dan teknolo-
gi tradisional
Pengembangan Kurangnya adanya pengem- Mendorong pengadaan sa- Perhatian khusus
bangan OPK akibat dari rana dan prasarana untuk terhadap OPK
kurangnya sarana dan meningkatkan perkembanag seni, olahraga,
prasarana dan interaksi terhadap OPK dan kebudayaan
Pemanfaatan Belum adanya pemanfaatan Mendorong pengadaan sa- Perhatian khusus
OPK akibat dari kurangnya rana dan prasarana untuk terhadap OPK
sarana dan prasarana meningkatkan pemanfaatan pengetahuan
dan interaksi terhadap OPK tradisional dan
teknologi tra-
disional
Pembinaan Kurangnaya regenerasi dan Mendorong legislasi yang Perlu intervensi
legislasi OPK dan representa- mengelola pemajuan kebu- pemerintah
si kelembagaannya dayaan dan pembentukan daerah dalam
lembaga yang memayungi penyusunan
para pelaku budaya di daerah peraturan daerah
untuk mendorong regenerasi yang menangani
pelaku OPK di kota surabaya urusan pemajuan
kebudayaan di
kota surabaya
Dibutuhkan adan-
ya pembentukan
kelembagaan
pemajuan kebu-
dayaan
242 Kota Sama- Pelindungan Terdapat CB dan manuskrip Meansmbahkan sarpras sep- -
rinda yang tidak terawat akibat erti museum dan SDM untuk
akibat kurangnya sarpras merawat CB dan manuscript
dan SDM
Pengembangan Kurangnya upaya mening- Dibutuhkan adanya pemben- Perhatian khu-
katkan relevansi OPK untuk tukan kelembagaan Pemajuan sus pada upaya
menjawab tantangan zaman Kebudayaan, Alokasi Angga- pengembangan
akibat keterbatasan, sarpras ran, pengadaan sarpras fungsi OPK seni
untuk tempat berekspresi OPK di Kabupaten samarinda yang peka pada
konteks tradisio-
nalnya
Pemanfaatan Belum adanya mekanisme Mendorong mekanisme pe- Perhatian khusus
pemanfaatan ekonomis atas manfaatan ekonomis yang pada peman-
OPK yang selaras dengan memperkuat upaya pelindun- faatan OPK yang
kepentingan pelindungan gan OPK ramah terhadap
OPK tersebut kepentingan pe-
lindungan
Pembinaan Banyak OPK yang Mendorong dialog antar Perhatian khusus
sudah mulai ditinggalkan pemangku kepentingan di pada harmonisasi
dan tidak lagi di prakatekan bidang budaya tradisi dan hubungan antara
akibat tergerus moderinsasi keagamaan serta mendorong budaya tradisi dan
dan gesekan-gesekan den- munculnya bentuk-bentuk agama
gan nilai-nilai keagamaan toleransi antara aspek budaya
tradisi dan agama yang dapat
diterima oleh semua

120 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
243 Kab. Lombok Pelindungan Terdapat naskah asli Menarik kembali naskah Mengarah pada
Tengah manuskrip yang dijual, rusak mauskrip yang telah dijual, pemilik OPK
atau kurang terawat serta meperbaiki dan merawat manuskrip
masih banyak CB daerah manuskrip yang ada serta
yang belum di tetapkan sta- memberikan pemahaman un-
tusnya secara nasional tuk melestarikan manuskrip;
menetapkan CB daerah se-
bagai CB nasional
Pengembangan Kurang berkembangnya OPK Mendorong kajian dan ini- Mengarah pada
dengan tuntutan zaman siatif yang mengarah pada penyelarasan
penyelerasan OPK dengan perkembangan
perkembangan zaman serta opk adat, penge-
membangun gedung pertun- tahuan, teknologi
jukan untuk OPK Seni permainan, dan
olahraga tra-
disional
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Mengadakan muatan lokal Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK di lingkungan sosialisasi pe-
pedidikan manfaatan OPK
di lingkungan
pendidikan dan
keluarga
Pembinaan Rendahnya SDM dalam men- Memperkuat atau peraturan Mengarah pada
jalankan OPK Adat Istiadat khusus untuk meningkatkan penguatan lemba-
dan Ritus. kedisiplinan SDM, tata kelola ga adat.
kelembagaan dan mendorong
terciptanya produk hukum
terkait OPK
244 Kab. Belu Pelindungan Minimnya regulasi, kebija- Membuat regulasi, kebijakan, -
kan, dan alokasi anggaran dan alokasi aggaran perlind-
untuk perlindungan OPK ungan OPK
Pengembangan Kurangnya pengkajian dan Menjalankan kajian tentang Mengarah pada
pendanaan untuk megem- OPK dan menrancangkan pen- penguatan sang-
bangkan sarpras OPK danaan untuk pengembangan gar seni, dan olah-
sarpras OPK raga tradisional
Pemanfaatan Rendahnya pemanfaatan Memperkaya muatan lokal Mengarah pada
OPK pengetahuan dan berbasis OPK untuk mem- sosialisasi pe-
teknologi tradisional bagi perkenalkanpengethuan dan manfaatan OPK
kalangan pemuda teknologi tradisional di lingkungan
pendidikan dan
keluarga
Pembinaan Rendahnya kesediaan SDM Mendorong sosialisasi ten- -
dalam menlestarikan OPK tang arti penting OPK di masa
akibat perkembangan jaman kini di kalangan pemuda

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 121


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
245 Kab. Pakpak Pelindungan Tergerusnya OPK dan CB Mendorong penguatan nilai- Diaktualisasi bu-
Bharat akibat ancaman modernitas nilai OPK dan CB serta sosial- daya perlu di-
dan globalisasi isasinya yang lebih masif lagi pandang sebagai
dan membangkitkan kearifan suatu hal positif
lokal sebagai dialektika
perkembangan
budaya nantinya.
Pengembangan Terbatasnya lahan terbuka di Mengadakan tempat-tempat Menyediakan ru-
perkotaan dan pedesaan hiburan agar dapat digunakan ang bermain agar
sebagai sarana bermain terciptanya lahan
untuk anak-anak
remaja bermain
dan bekerja sama
dengan pemerin-
tah daerah
Pemanfaatan Berkurangnya minat mas- Menumbuhkan kembali ke- Sasaran utama
yarakat dalam memanfaat- banggaan masyarakat untuk dari fasilitasi
kan OPK memanfaatkan potensi OPK, tersebut adalah
dengan melanjutkan fasilitasi generasi muda.
event seni budaya

Pembinaan Minimnya jumlah penutur Meningkatkan jumlah dan Mengarah ke-


budaya (SDM) yang memiliki mutu SDM di bidang kebu- pada penutur
kapasitas dan kapabilitas dayaan; Melakukan pembi- budaya di bidang
terhadap kebudayaan; naan dan memberikan pen- pengetahuan
Kurangnya jumlah sumber dampingan kepada sanggar tradisional, serta
daya manusia kebudayaan seni untuk perbaikan tata pengetahuan dan
yang berkualitas serta belum kelola. dapat mensosial-
baiknya tata kelola sanggar isasikan melalui
seni. kegiatan PKK;
Jumlah tenaga
terdidik di bidang
cagar budaya dan
manuskrip sangat
sedikit.
246 Kab. Serdang Pelindungan Sulit menelusuri keberadaan Melaksanakan pendataan Perlu adanya
Bedagai OPK, terjadi alih fungsi OPK terhadap semua OPK dan penetapan status
melakukan konservasi OPK OPK serta proses
serta legalisasi/inventarisasi inventarisasi terh-
yang sistematis adap OPK
Pengembangan Butuh waktu yang relatif Melakukan perbaikan dan Penekanan perlu
lama untuk mengembalikan pengembangan agar empati diberikan pada
empati masyarakat terhadap masyarakat terhadap nilai- pemahaman
nilai-nilai kebudayaan nilai kebudayaan kembali lagi masyarakat dalam
meningkatkan
nilai-nilai kebu-
dayaan
Pemanfaatan Pendayagunaan bahasa Meningkatkan kurikulum Penekanan pada
ibu dalam keluarga, kurang bahasa daerah, mengaktifkan kamus bahasa
peka terhadap permainan kembali melalui perlom- daerah, permain-
tradisional baan-perlombaan an tradisional
hampir punah
Pembinaan Kurangnya minat generasi Pembinaan terhadap kalan- Perlu penekanan
muda terhadap OPK dan gan muda dan melakukan kegiatan sosial-
minimnya pelaku-pelaku pelatihan rutin isasi perihal tidak
seni bertentangannya
OPK

122 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
247 Kab. Tapanuli Pelindungan Sebagian naskah OPK kurang Perlu adanya lembaga untuk Objek manuskrip
Tengah terawat selain itu masih menangani pemeliharaan dan kurang dipelihara
banyak OPK yang belum dan perawatan pada naskah oleh masyarakat
ditetapkan sebagai inventari- OPK yang kurang terawat serta cagar
sasi; Belum budaya belum
diketahui karena
belum terdata
dan teregistrasi
Pengembangan Sarana dan prasarana baha- Memfasilitasi sarana dan Rekomendasi
sa daerah belum memadai; prasarana bahasa daerah; pelestarian objek
Budaya urban modern Meningkatkan relevansi bu- bahasa; Perhatian
menggerus berbagai aspek daya tradisi melalui pelibatan khusus pada revit-
budaya tradisi pemangku kepentingan di alisasi kebiasaan
bidang budaya urban modern tradisi di mas-
dalam pengembangan budaya yarakat agar dip-
tradisi raktikkan kembali
serta alih wahana
budaya tradisi ke
dalam aplikasi
kekinian (seperti
video game)
Pemanfaatan Bahan baku untuk mele- Mendukung pembiayaan un- Pelestarian dan
starikan objek teknologi tuk objek teknologi tradisional pemanfaatan
tradisional sulit didapatkan objek teknologi
dan mahal tradisional
Pembinaan Berkurangnya penutur OPK; Kaderisasi penutur kepada Memperbanyak
Belum banyak organisasi generasi muda melalui pela- mengadakan
yang mewadahi pelestarian tihan dan pembinaan objek lomba-lomba di
OPK; banyak generasi muda tradisi lisan; Membentuk tingkat daerah
kurang berminat terhadap organisasi maupun kelompok agar lebih dikenal
OPK kerja pelestarian OPK; Melak- masyarakat luas;
sanakan sosialisasi kepada organisasi dapat
masyarakat berupa pelajar,
masyarakat, dan
lembaga budaya
248 Kab. Pelindungan Belum terinventarisasi, Mendorong penyusunan ac- Mengarah pada
Toba Samosir pemeliharaan dan publikasi uan umum tentang OPK yang penyusunan buku
terkait OPK dengan baik dapat diakses masyarakat, pedoman OPK
sosialisasi tentang pentingya sebagai acuan
OPK di masyarakat utama masyarakat

Pengembangan Minimnya fasilitas pemerin- Penyediaan fasilitas pengem- Perhatian pada


tah dalam pengembangan bangan budaya daerah; pembangunan
budaya daerah; Kurangnya Pengintegrasian OPK dan CB gedung kesenian
minat generasi muda pada ke dalam kurikulum pendi- atau semacamnya
OPK dan CB dikan (muatan lokal) di seko- sebagai tempat
lah-sekolah bagi generasi
muda leluasa
menuangkan po-
tensinya di bidang
OPK.
Pemanfaatan Kurang berfungsinya lemba- Mendorong terciptanya regu- Mengarah pada
ga adat dalam pencegahan lasi perlindungan OPK penguatan lemba-
konflik dan ketiadaan regula- ga adat
si terkait OPK
Pembinaan Kurangnya (atau tidak adan- Perlunya pengadaan anggaran Sumber Daya
ya) anggaran untuk SDM yang cukup di bidang pembi- Manusia di bidang
bidang OPK dan CB; Dengan naan SDN OPK dan CB situs dan cagar
demikian mengakibatkan budaya perlu leb-
menyusutnya SDM di bidang ih diperhatikan.
OPK dan CB

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 123


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
249 Kota Binjai Pelindungan Keberadaan OPK zaman Melakukan inventarisasi Mengembalikan
dahulu dalam kehidupan mengenai OPK, menyediakan naskah lama ten-
sehari-hari masyarakat se- sarana dan prasarana preser- tang Kota Binjai
makin terpinggirkan karena vasi OPK, melakukan program
tidak adanya inventarisasi pewarisan OPK kepada gener-
dan catatan sejarah menge- asi berikutnya
nai OPK
Pengembangan Masyarakat semakin Pengenalan kembali peng- Penekanan pada
meninggalkan penggunaan etahuan tradisional melalui pengenalan ruang
dan pemanfaatan OPK; muatan lokal; Membangun publik terpadu
Kurangnya sarana dan prasa- dan menambah sarana dan untuk kegiatan
rana serta ruang publik yang prasarana serta ruang publik yang berhubun-
menunjang OPK dan CB yang menunjang OPK dan CB gan dengan OPK,
terkhusus kese-
nian, permainan,
dan pengetahuan
tradisional
Pemanfaatan Belum maksimalnya pe- Memaksimalkan pemanfaatan Pelaksanaan festi-
manfaatan OPK untuk OPK untuk meningkatkan val budaya tingkal
meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan masyarakat. nasional setiap
masyarakat. tahun secara
berkesenimam-
bungan.
Pembinaan Semakin berkurangnya Mendorong peningkatan jum- Perhatian khusus
pelaku budaya dan rendahn- lah dan kapasitas pelaku bu- pada pentingnya
ya minat generasi muda daya serta sosialisasi kepada penyelenggaraan
terhadap OPK masyarakat dan regenarisasi festival budaya
pelaku budaya yang bertujuan
menumbuhan
empasti mas-
yarakat terhadap
nilai budaya
250 Kab. Balangan Pelindungan Banyak manuskrip yang Pelestarian kebudayan serta -
sulit diakses oleh pihak luar upaya intervensi pemerintah
karena kepercayaan untuk dalam menyusun perda
menjaga barang
Pengembangan Masuknya arus modernisasi Masyarakat berkembang Perlu diberi per-
yang menggerus nilai-nilai bersama tatanan kebudayaan hatian khusus
budaya; Kurangnya sarana yang kokoh dengan tidak pengembangan
dan prasarana penunjang melupakan jati diri; Menye- dalam hal sosial-
OPK yang belum berkem- diakan sarana dan prasarana isasi di bidang
bang dengan baik terkait dengan pemajuan kebudayaan
kebudayaan dan pendidikan
khususnya mas-
yarakat dan anak
sekolah
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan lokal Sosialisasi pe-
OPK bagi kalangan muda berbasis OPK manfaatan OPK di
lingkungan seko-
lah dan keluarga
Pembinaan Minimnya pelaku/praktisi Mendorong peningkatan Perhatian khusus
seni budaya yang menguasai jumlah dan kapasitas pelaku pada penguatan
budaya lokal dan pemaha- budaya tradisi lewat perhe- sanggar kesenian
man akan makna dalam se- latan publik yang memikat;
tiap seni dan budaya; Tidak Mendorong terbentuknya
tersedianya sanggar atau sanggar-sanggar masyarakat
pusat pelatihan komunitas
seni dan budaya

124 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
251 Kab. Kotabaru Pelindungan Lemahnya penguatan lem- Penguatan lembaga adat dan Melakukan so-
baga adat dan masyarakat masyarakat dalam memeli- sialisasi perlunya
dalam memelihara dan hara dan melestarikan kebu- penetapan hukum
melestarikan kebudayaan; dayaan; Mendorong legalitas formal terhadap
kurangnya legalitas original dalam menetapkan status jenis OPK serta
jenis OPK jenis OPK adanya aturan
hukum
Pengembangan Masih sedikitnya ruang ek- Mendorong partisipasi mas- Melaksanakan
presi budaya dan program yarakat agar terintegrasinya pengkajian dan
pengembangan budaya teru- OPK dan adanya pengkajian pelatihan secara
tama partisipasi masyarakat; yang lebih konprehensif pada rutin
Kurangnya sarana dan prasa- OPK untuk meningkatkan
rana yang diperlukan dalam apresiasi atas OPK; Perlu-
pengembangan kebudayaan nya dibangun sarana dan
prasarana untuk mendukung
pengembangan budaya serta
merivitalisasi rumah-rumah
adat
Pemanfaatan Kurangnya ketersediaan Perlunya dilakukan upaya Budidaya taman
bahan baku dan pembuatan pelestarian dan pengemban- dan lahan pele-
beberapa jenis OPK gan bahan baku pembuatan starian sebagai
beberapa jenis OPK bahan baku pem-
buatan makanan,
pengobatan, dan
busana tradisional
Pembinaan Kurangnya biaya pembinaan Mendorong pembiayaan serta Perhatian utama
terhadap SDM yang menan- perhatian pemerintah pada pada kerjasama
dakan kurangnya perhatian pembinaan atas SDM terkait yang baik antara
Pemerintah Daerah terhadap OPK dan CB; Mendorong pemerintah dan
para pelaku bidang OPK dan kerjasama yang baik antara pelaku OPK dan
CB; Tidak adanya kerjasama pemerintah dengan pelaku CB serta stake-
yang baik antara pemerintah di bidang OPK dan CB serta holder lainnya.
dengan para pelaku OPK dan stakeholder lainnya.
CB serta stakeholder lainnya.

252 Kab. Kebu- Pelindungan Tidak terinventarisasi den- Perlunya riset dokumentasi -
men gan baik dan inventaris OPK
Pengembangan Fasilitas OPK masih belum Dilakukan sosialisasi dan -
dikenal dan terbatas infor- pembinaan kepada kelompok
masinya masyarakat dan instansi
Pemanfaatan Semakin sedikit yang peng- Perlu inovasi yang bersifat -
gunaan fasilitas OPK karena adaptif
dianggap tidak efisien
Pembinaan Berkurangnya SDM pelaku Melakukan kaderisasi antar Mengarah kepada
OPK generasi kerjasama antara
Pemerintah dan
tokoh atau pelaku
OPK
253 Kab. Jepara Pelindungan Tidak pernah ada dokumen- Melakukan dokumentasi ten- Lebih kepada
tasi objek kebudayaan tang objek kebudayaan dan pembukuan objek
mengadakan festival OPK tradisi lisan
Pengembangan Banyaknya objek kebu- Melakukan penggalian kem- -
dayaan yang belum terek- bali objek kebudayaan yang
spos sudah punah
Pemanfaatan Banyaknya masyarakat yang - -
tidak peduli karena dipan-
dang tidak efisien
Pembinaan - - -
254 Kab. Kudus Pelindungan Terkendalanya proses pener- Menterjemah dan menerbit- Masalah ini ter-
jemahan dan pendokumen- kan dalam bentuk buku serta jadi pada OPK
tasian objek kebudayaan memasyarakatkan pendok- Manuskrip dan
umetasian agar dapat men- Pengetahuan
gangkat objek kebudayaan Tradisional
Pengembangan Kurangnya sarana prasarana Mengalokasikan anggaran -
yang memadai serta kurang- yang memadai untuk kegiatan
nya acara kebudayaan yang pelestarian dan pengemban-
dapat mengangkat objek gan objek kebudayaan
kebudayaan
Pemanfaatan Kurangnya pemahaman dan Memasyarakatkan objek ke- Terjadi pada OPK
minat masyarakat terhadap budayaan; Memasyarakatkan Adat Istiadat
objek kebudayaan; Ter- pemahaman tentang sinergi-
dapatnya kesalahpahaman tas antara objek kebudayaan
tentang objek kebudayaan dengan agama kepada para
dengan agama di tengah tokoh kebudayaan dan tokoh
masyarakat agama
Pembinaan Berkurangnya SDM yang Melakukan regenerasi dan -
menguasai objek kebu- menghidupkan kembali para
dayaan; Terbatasnya lemba- penutur; Melaksanakan
ga kebudayaan yang ada di pendataan atau inventarisasi
masyarakat lembaga kebudayaan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 125


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
255 Kab. Pelindungan Tidak optimalnya inventari- Melakukan pendataan dan in- -
Magelang sasi objek kebudayaan ventarisasi objek kebudayaan
secara optimal sesuai dengan
standar pengarsipan yang baik
Pengembangan Tidak adanya kajian dan Pemerintah menyusun -
penelitian serta aktualisasi pedoman untuk objek kebu-
pelestarian objek kebu- dayaan; Menyediakan media
dayaan; Kurangnya informasi informasi dan memfasilitasi
tentang objek kebudayaan kegiatan apresiasi objek ke-
yang berkembang di mas- budayaan
yarakat
Pemanfaatan Sudah banyak objek kebu- Melakukan inventarisasi objek -
dayaan yang ditinggalkan kebudayaan dan meningkat-
karena adanya stigma negat- kan sikap saling menghormati
if yang bertentangan dengan antar sesama dalam ke-
ajaran agama hidupan bermasyarakat
Pembinaan Minimnya regulasi kebijakan Pemerintah perlu mening- -
dan alokasi anggaran dalam katkan regulasi dan alokasi
pelestarian dan perlindun- anggaran dalam rangka pe-
gan objek kebudayaan di Kab lestarian dan perlindungan
Magelang objek kebudayaan
256 Kota Purbal- Pelindungan Minimnya penetapan objek Memprogramkan penetapan Penetapan cagar
ingga kebudayaan objek kebudayaan secara budaya
bertahap
Pengembangan Kurangnya kesadaran pele- Melakukan dkumentasi objek -
starian objek kebudayaan kebudayaan
Pemanfaatan Pergeseran penggunaan Merevitalisasikan nilai keari- -
objek kebudayaan terhadap fan objek kebudayaan
modernisasi
Pembinaan Minimnya jumlah pengguna Menghidupkan kembali objek -
dan pewaris objek kebu- kebudayaan dengan melibat-
dayaan kan lembaga pendidikan
257 Kab. Maluku Pelindungan Kurangnya kepedulian dalam Melakukan sosialisasi tentang Sosialisasi dan
Tenggara menjaga dan melindungi UU yang mengatur objek pendataan ke-
Barat objek kebudayaan kebudayaan pada desa OPK
Cagar Budaya
Pengembangan Belum adanya tempat Memaksimalkan desa sebagai Kampung Tumbur
produksi pendukung objek sarana produksi objek kebu- sebagai sarana
kebudayaan dayaan pemasaran OPK
Seni rupa
Pemanfaatan Adanya perbedaan pendapat Melakukan sosialisasi kepada -
terhadap stigma dan aturan masyarakat serta membangun
objek kebudayaan kesadaran dan kesepahaman
antar kelompok masyarakat
Pembinaan Berkurang dan tidak adanya Melakukan pelatihan dan -
pengguna asli atau ahli ob- regenerasi pengguna atau ahli
jek kebudayaan; Banyaknya objek kebudayaan; Melakukan
lembaga yang belum memi- sosialisasi kepada lembaga
liki izin operasional seh- agar mendaftarkan diri agar
ingga menghambat proses mendapatkan bantuan dari
pendapatan dana pemerintah
258 Kab. Bolaang Pelindungan Kurangnya pendataan objek Melakukan pendataan objek Pendataan objek
Mongondow kebudayaan kebudayaan tradisi lisan di Kab
Selatan Bolaang Mongon-
dow Selatan
Pengembangan Arus modernisasi menye- Melakukan pengenalan -
babkan berkurangnya peng- melalui pameran dan ferstival
guna objek kebudayaan serta pengadaan kamus untuk
OPK Bahasa
Pemanfaatan Kurangnya pemahaman ser- Melakukan sosialisasi serta Berfokus pada
ta pengetahuan masyarakat pembuatan buku dan menga- OPK pengeta-
terhadap objek kebudayaan dakan pameran dan festival huan tradisional
khususnya pengo-
batan tradisional
Pembinaan Kurangnya tokoh pengguna Mengadakan sanggar atau -
objek kebudayaan lembaga untuk pengguna
objek kebudayaan agar dapat
regenerasi

126 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
259 Kab. Konawe Pelindungan Lemahnya inventarisasi OPK Mendorong pencatatan OPK Perhatian khusus
serta kurangnya keterse- serta penyediaan pasokan pada kelangkaan
diaan bahan baku lokal dan bahan baku dan sarpras yang bahan baku Te-
sarpras yang diperlukan bagi diperlukan bagi OPK terkait knologi Tradision-
OPK terkait al dan keterse-
diaan sarpras seni
Pengembangan Kurangnya pengkajian terha- Mendorong dan melakukan Perhatian khusus
dap OPK terkait kerjasama dengan lembaga pengkajian terh-
akademis untuk mengkaji OPK adap OPK Ritus
terkait agar dapat dikembang- dan Pengetahuan
kan dengan tepat sasaran Tradisional
Pemanfaatan Kurangnya nilai-nilai budaya Mendorong pendidikan mua- Perhatian khusus
yang dimanfaatkan dalam tan lokal berbasis OPK dalam penyusu-
program pendidikan nan kurikulum
yang perlu terite-
grasi dengan nilai-
nilai budaya
Pembinaan Kurangnya produk hukum Mendorong legislatif dan -
yang mengatur pemajuan eksekutif menetapkan produk
kebudayaan di daerah serta hukum berkaitan dengan
lemahnya tingkat regenerasi pelestarian dan pengemban-
pelaku budaya gan OPK serta penguatan
terhadap SDM
260 Kab. Kolaka Pelindungan Kurangnya ketersediaan sar- Mendorong penyediaan sar- Perhatian khusus
Timur pras dan bahan baku untuk pras dan pasokan bahan baku pada aksesibilitas
OPK terkait yang diperlukan bagi OPK untuk menjang-
terkait kau situs
Pengembangan Kurangnya pengkajian terha- Mendorong dan melakukan -
dap OPK terkait kerjasama dengan lembaga
akademis untuk mengkaji OPK
terkait agar dapat dikembang-
kan dengan tepat sasaran
Pemanfaatan Belum ada mekanisme Mendorong terciptanya -
pemanfaatan ekonomi atas mekanisme pemanfaatan
OPK yang berkelanjutan ekonomi atas OPK yang berke-
lanjutan
Pembinaan Lemahnya regulasi, kebi- Mendorong Pembentukan -
jakan dan anggaran dalam Perda/Perbupati, Pemben-
rangka pemajuan kebu- tukan UPTD di Daerah yang
dayaan menaungi
OPK dan pemberian bantuan
komunitas budaya di
masyarakat
261 Kab. Wakatobi Pelindungan Berkurangnya jumlah mas- Menghidupkan kembali kegia- Perhatian khusus
yarakat yang menggunakan tan yang menggunakan OPK terhadap pem-
OPK dalam kehidupan se- dalam keseharian masyarakat, buatan museum
hari-hari, belum memadain- menyediakan sarpras dan seni musik dan
ya sarpras dan bahan baku bahan baku serta mendorong seni tari untuk
pembuatan dan pelaksanaan inventarisasi memberikan gam-
OPK serta kurangnya upaya baran pertumbu-
pendokumentasian OPK han dan perkem-
bangan seni
Pengembangan Kurangnya pelaku OPK aki- Meningkatkan relevansi bu- -
bat perubahan pola bermas- daya tradisi melalui pelibatan
yarakat akibat perkemban- pemangku kepentingan di
gan zaman bidang budaya
Pemanfaatan Kurang terintegrasinya OPK Mendorong penyusunan kuri- Perhatian khusus
dengan program pendidikan kulum dan implementasinnya pada perlunya
dalam lembaga pendidikan pelaksanaan rang-
kaian festival seni
dan budaya yang
terprogram dan
berkelanjutan
Pembinaan Keterbatasan SDM secara Mendorong regenerasi -
kualitas dan kuantitas melalui berbagai program
kegiatan kebudayaan serta
peningkatan kualitas pendi-
dikan bagi para pegiat OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 127


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
262 Kab. Gresik Pelindungan Kurangnya pemeliharaan Mendorong terwujudnya Perhatian khusus
pendokumentasian secara inventarisasi dan mekanisme pada ketersediaan
metodologis terhadap OPK pemeliharaan terpadu terkait ruang latihan
OPK untuk seni Konto,
pokolan, dan okol
Pengembangan Lemahnya inovasi atas pa- Mendorong pengayaan ker- Perhatian khu-
kem terkait OPK dan penye- agaman pakem OPK dan kon- sus pada upaya
suaian dengan tuntutan tekstualisasi dengan tuntutan pelibatan pelaku
zaman zaman dunia kreatif (seni
rupa) dalam ino-
vasi OPK
Pemanfaatan Belum adanya usaha men- Mendorong pengelolaan Perhatian khusus
jembatani pengelolaan OPK OPK yang memperhatikan pada peman-
dan kemungkinan peman- kemungkinan pemanfaatan faatan OPK
faatan ekonominya ekonominya melalui festival
budaya yang
terprogram dan
berkesinambun-
gan
Pembinaan Ketidak singkronan atas Meningkatkan komunikasi Perhatian khusus
berbagai upaya yang dilaku- dan kerjasama antar pihak pada pelestarian
kan oleh masyarakat dengan budaya Damar
pihak pemerintah Kurung
263 Kota Dumai Pelindungan Belum optimalnya pendata- Mendorong optimalisasi pen- Perhatian khusus
an OPK yang sistematis dan dataan OPK yang sistematis pada pengadaan
berkelanjutan serta kurang dan berkelanjutan serta men- sarpras galeri
tersedianya sarpras untuk dorong pembangunan sarpras pada OPK Seni
OPK dan mengoptimalkan sarpras
yang tersedia
Pengembangan Kurangnya masyarakat pen- Melakukan kajian dan pene- -
dukung dan peminat akibat litian untuk mengembangkan
terjadinya pergeseran nilai OPK agar tetap relevan den-
gan kehidupan masyarakat
saat ini
Pemanfaatan Kurang terintegrasinya OPK Mendorong penyusunan kuri- -
dengan pelajaran sekolah kulum dan implementasinnya
dalam lembaga pendidikan
Pembinaan Keterbatasan SDM pegiat Mendorong regenerasi -
OPK secara kualitas dan melalui berbagai program ke-
kuantitas giatan kebudayaan serta pen-
ingkatan kualitas pendidikan
bagi para pegiat OPK
264 Kab. Rokan Pelindungan Lemahnya inventarisasi OPK Mendorong inventarisasi dan Perhatian khusus
Hulu dan ketersediaan sarpras sosialisasi OPK serta menye- pada belum adan-
serta berkurangnya keterli- diakan sarpras yang menun- ya sarana penyim-
batan masyarakat jang keberlangsungan OPK panan Manuskrip,
Ritus, balai adat
istiadat, serta
museum umum
dan tematik Cagar
Budaya
Pengembangan Kurangnya pemahaman, Mendorong pendidikan, Perhatian khusus
kajian, pendidikan, dan kajian, pengadaan even, ek- diberikan pada
event masyarakat atas OPK splorasi baru berhubungan pengadaan event
serta tergerusnya nilai-nilai dengan OPK Pengetahuan
terkait OPK akibat pengaruh tradisional dan
budaya global pertunjukan seni
Pemanfaatan Belum adanya kegiatan ke- Penyediaan pusat kebu- -
budayaan yang berkesinam- dayaan dengan sarana dan
bungan prasana yang memadai serta
menyusun kalender kegiatan
kebudayaan yang berkesinam-
bungan.
Pembinaan Lemahnya sinergi antara Mendorong kegiatan bersama -
para pelaku dan pengambil yang menumbuhkan sinergi
kebijakan terkait OPK serta antara para pelaku dan pen-
Keterbatasan SDM pegiat gambil kebijakan terkait OPK
OPK secara kualitas dan Mendorong regenerasi
kuantitas melalui berbagai program ke-
giatan kebudayaan serta pen-
ingkatan kualitas pendidikan
bagi para pegiat OPK

128 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
265 Kab. Halma- Pelindungan - Proses akumulasi budaya - Peningkatan penyediaan -
hera Selatan yang masih minim dan sarana dan prasarana kebu-
belum terlaksana dengan dayaan, baik oleh pemerintah,
maksimal. pemerintah daerah maupun
- Lemahnya sistem pendoku- masyarakat.
mentasian, informasi, literasi - Perlu dilakukan pendoku-
dan publikasi objek pema- mentasian dengan sistem
juan kebudayaan daerah yang baik, dan berkolaborasi
dengan lembaga terkait untuk
publikasi.

Pengembangan 1. Terbatasnya intervensi 1. Pembuatan dan penyusu- -


pemerintah daerah melalui nan dokumen perencanaan
struktur anggaran dalam dan strategi pembangunan
pengembangan OPK kebudayaan daerah secara
2. Kerjasama antar pelaku, terpadu, terintegrasi dan
penggiat dan pemangku berkesinambungan
kepentingan bidang budaya 2. Peningkatan peran dan
belum bersinergis secara kapasitas Lembaga Budaya
optimal. Nias maupun Sanggar Budaya
3. Tidak adanya Wadah untuk disemua tingkatan wilayah
Pembinaan Masyarakat Sa- dan satuan Pendidikan
dar budaya 3. Pemerintah dan tokoh adat
Bersama membangun wadah
untuk pembinaan bagi mas-
yarakat.
Pemanfaatan 1. Minimnya sumberdaya 1. Peningkatan kapasitas dan -
manusia dibidang kebu- kompetensi sumberdaya ma-
dayaan yang memiliki nusia dibidang kebudayaan
kompetensi, kapasitas dan 2. Diberlakukannya mata pela-
militansi dalam penggalian, jaran kebudayaan yang lebih
pemanfaatan, terfokus pada budaya setem-
2. Tidak di lakukan re gen- pat.
erasi, dan kurangnya minat
untuk menyelami nilai-nilai,
pesan dan kesan yang ter-
kandung dalam perilaku

Pembinaan pembinaan dan pengemban- Peningkatan kapasitas dan -


gan budaya daerah secara kompetensi sumberdaya ma-
konsisten Upaya penanaman nusia dibidang kebudayaan
dan pewarisan nilai-nilai bu-
daya kepada generasi muda
belum terlaksana
266 Kab. Bangli Pelindungan Kurangnya usaha lembaga Perlu dilakukan program/ke- -
dalam pendataan objek giatan untuk pendataan dan
pemajuan kebudayaan (Ku- inventarisasi OPK
rangnya inventarisasi terkait
OPK)
Pengembangan Minimnya pusat kesenian Mendorong masyarakat untuk -
yang representatif lebih giat dan kreatif serta
adanya fasilitasi dari pemer-
intah
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Rendahnya minat SDM un- Mendorong masyarakat untuk Mengarah pada
tuk melestarikan budaya. lebih peduli dengan budaya minimnya peng-
melalui sosialisasi oleh pe- gunaan bahasa,
merintah dan masyarakat permainan rakyat
dan olahraga
tradisional.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 129


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
267 Kab. Buru Pelindungan 1. Belum dilakukan publikasi 1. Kerjasama dengan Lembaga -
secara merata dan pemeta- / Instansi serta Pihak terkait
an yang baik terkait perseba- dalam melakukan inventarisa-
ran OPK. si da publiasi OPK setempat.
2. Sarana dan prasarana yang 2. Pemerintah membantu
tidak memadai dan mulai dalam memenuhi sarana dan
langka. prasrana yang memadai.

Pengembangan 1. Nilai budaya yang kurang 1. Pelestarian nilai budaya Mengarahkan


mampu bertahan dalam lokal oleh pemerintah atau pada minimnya
kemajuan teknologi. masyarakat. anggaran pada
2. Kurangnnya anggaran da- 2. Pemerintah dapat mem- seluruh OPK yang
lam dalam memenuhi kebu- berikan bantuan dana untuk ada.
tuhan dalam pengembangan pengembangan OPK
OPK.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan 1. Antusiasme dan pengeta- 1. Peningkatan Program pelati- Mengarah pada
huan yang rendah mengenai han pada masyarakat. ketersediaan
budaya 2. Perlu adanya kegiatan pen- tenaga pengajar
2. Kurang memiliki tenaga elusuran ke pada pihak pihak sebagai sumber
ahli untuk mengajarkan terkait maupun sumber sum- informasi, teruta-
masyarakat. ber referensi lainnya ma OPK bahasa
dan cagar budaya.
268 Kab. Ngawi Pelindungan 1. Pendokumentasian wari- 1. Perlu adanya pemetaan dan -
san budaya masih terbatas, dokumentasi OPK di Kabupat-
atau belum terlaksana den- en Nias Selatan.
gan baik. 2. Perlu adanya pemangunan
2. Kekurangan sarana dan sarana dan prasarana yang
prasarana OPK di Kabupaten memadai.
Ngawi
Pengembangan Budaya global dan perkem- Perlu meaksanakan kegiatan Mengarah pada
bangan teknologi informasi Kebudayaan setiap tahunnya. pergesekan bu-
menghilangkan originalitas daya ritus dan
budaya setempat. adat istiadat.
Pemanfaatan Kerja sama antara pelaku Strategi pembangunan ke-
seni dan pemerintah belum budayaan jangka pendek,
senergis menengah, dan panjang harus
lebih dapat dilakukan secara
sinergis oleh lembaga terkait.
Pembinaan Pewarisan nilai-nilai kepada Wajib diberlakukan pelajaran Mengarah pada
generasi muda yang tidak kebudayaan setiap lembaga usaha menjaga
berjalan dengan baik pendidikan mulai SD, SMP, kelestarian OPK,
dan SMA. seperti Cagar
budaya.
269 Kab. Sema- Pelindungan Kurang sarana dan prasara- Pemerintah dan lembaga -
rang na untuk mendukung OPK setempat mulai memperbaiki
setempat dan melengkapi saran dan
prasarana yang dibutuhkan
dalam pekindungan OPK.
Pengembangan Modernisasi membuat OPK Megadakan event kebu- -
setempat mulai ditinggalkan dayaan untuk mengenalkan
oleh masyarakatnya. kebudayaan bagi generasi
muda.
Pemanfaatan Pemerintah dan lembaga Menjadikan OPK di Kabupaten -
masyarakat masih belum Semarang sebagai ikonik daer-
menjadikan OPK sebagai ah yang memiliki nilai jual dan
sumberdaya yang berman- manfaat.
faat.
Pembinaan Tidak ada tempat yang Menyediakan sarana sosialisa- -
representatif untuk mem- si bagi masyarakat sehingga
berikan sosialisasi kepada dapat meningkaykan antusias
masyarakat. masyarakat untuk melestari-
kan budaya setempat
270 Kota Kendari Pelindungan Kurangnya Identifikasi dan Melakukan identifikasi dan -
pengkajian secara akademis infentarisasi OPK secara baik
dan benar.
Pengembangan Pengaruh moderanisasi Megadakan event kebu- -
membuat kebudayaan dayaan untuk mengenalkan
setempat mengalami kebudayaan bagi generasi
penurunan minat dikalangan muda.
generasi muda.
Pemanfaatan - - -
Pembinaan Rendahnya jumlah SDM Menyediakan SDM yang men- -
yang mengerti dan berkuali- gerti dan berkualifikasi sesuai
fikasi di bidang kebudayaan. kebudayaan yang difokuskan.

130 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
271 Kota Blitar Pelindungan Kurangnya pendataan OPK Mendorong pendataan Perhatian khu-
secara terpadu, belum ada OPK secara berkelanjutan, sus pada upaya
mekanisme pelibatan publik sistematis dan dapat diakses sentralisasi
sebagai agen pelindungan publik, pelibatan publik da- manuskrip yang
OPK serta belum adanya lam kerja pelindungan serta tersebar di rumah
gedung pertunjukan penyediaan gedung pertun- warga
jukan
Pengembangan Kurangnya upaya mening- Mendorong pengayaan atas Perhatian khusus
katkan relevansi OPK untuk OPK untuk merespon tantan- pada upaya revit-
menjawab tantangan zaman gan zaman sambil tetap men- alisasi fungsi OPK
gusahakan lestarinya nilai dan yang peka pada
fungsi aslinya konteks tradisio-
nalnya
Pemanfaatan Belum adanya mekanisme Mendorong mekanisme pe- Perhatian khusus
pemanfaatan ekonomis atas manfaatan ekonomis yang pada peman-
OPK yang selaras dengan memperkuat upaya pelindun- faatan OPK yang
kepentingan pelindungan gan OPK ramah terhadap
OPK tersebut kepentingan pe-
lindungan
Pembinaan Kurangnya jumlah dan Mendorong peningkatan jum- Perhatian khusus
mutu SDM kebudayaan lah dan kapasitas SDM serta pada tiadanya
serta tiadanya regulasi yang legislasi Perda terkait pema- TACB daerah
mengelola pemajuan kebu- juan kebudayaan
dayaan di daerah
272 Kab. Paser Pelindungan 1. Belum ada Regulasi 1. Membuat Regulasi Mendorong
2. Kuranya Pendataan 2. Membentuk Tim untuk Legislatif untuk
(Identifikasi data dan pen- Melakukan Pendataan dan membuat Regula-
dokumentasian) Khazanah pendokumentasian si tentang Kebu-
Kebudayaan 3. Pengalokasikan anggaran dayaan
3. Tidak ada angaaran untuk untuk upaya Pelindungan
upaya Pelindungan
Pengembangan 1. Minimnya SDM Kebu- 1. Penguatan SDM Kebu- -
dayaan dayaan melalui Pelatuhan
2. Kurangnya Sarana dan 2. Penyediaan Sarana dan
Prasarana Prasarana
3. Tidak ada anggaran untuk 3. Pengalokasian anggaran
upaya pengembangan untuk upaya Pengembangan
Pemanfaatan 1. Tidak ada anggaran untuk 1. Pengalokasian anggaran -
upaya pemanfaatan untuk upaya Pemanfaatan
2. Kurangnya sarana dan 2. Penambahan Penyediaan
prasarana ekspresi budaya Sarana dan prasarana ekspresi
budaya
Pembinaan 1. Minimnya Kualitas SDM 1. Meningkatkan Kualitas SDM -
pengelola Museum dengan melakukan Pembi-
2. Penyediaan anggaran un- naan
tuk upaya pembinaan 2. Pengalokasian anggaran
3. Penurunan Kemampuan untuk melakukan Pembinaaan
Berbahasa 3. Menyusun Kamus Bahasa
Paser, Cerita rakyat, dan kuri-
kulum

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 131


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
273 Kab. Banjar Pelindungan 1. Kurangnya Pendataan dan 1. Pembentukan Tim untuk -
pendokumentasian data kegiatam pencarian dan pen-
2. Minimnya penutur dan dataan
kurangnya Referensi 2. Membuat Regulasi terkait
3. Kurangnya peran serta pelindungan
pemerintah dalam pencari- 3. Pengalokasian Anggaran
an, pengumpulan dan peme- Terkait Pengembangan
liharaan
4. Kurangnya Regulasi yang
mengatur.
5. Minimnya alokasi angga-
ran
Pengembangan 1. Kurang lengkapnya pe- 1. Reaktualisasi melalui pen- -
doman guatan muatan local
2. Kurangnya sarana dan 2. Pengalokasian Anggaran
prasarana Terkait Pengembangan
Minimnya alokasi anggaran 3. Penambahan Penyediaan
Sarana dan prasarana ekspresi
budaya
Pemanfaatan 1. Jarang dilakukan event 1. Pengalokasian Anggaran -
pertandingan olahraga tra- Terkait Pemanfaatan
disional 2. Meningkatkan frekuensi
2. Jarang dilakukan event pelaksanaan event-event
permainan rakyat
3. Minimnya alokasi angga-
ran
Pembinaan 1. Minimnya/kurangnya Refe- 1. Meningkatkan Pendidikan -
rensi dan Pelatihan terhadap SDM
2. Kurangnya pemehaman (generasi Muda)
dan pengetahuan SDM 2. Membuat regulasi terkait
(pemuda) dalam bidang seni Pembinaan
3. Pelaku dan pemeran sudah 3. Pengalokasian anggaran
mulai meinggalkan untuk Pembinaan
4. Minimnya alokasi angga- 4. Reaktualisasi melalui pen-
ran guatan muatan lokal
274 Kab. Sragen Pelindungan 1. Kurangnya Pendataan dan 1. Perlu dulakukan pendataan -
pendokumentasian Data dan pendukumentasian Data
2. Kurangnya sarana dan 2. Penambahan dan penye-
Prasarana diaan Sarana dan Prasarana
3. Kurangnya ekspresi budaya 3. Pemerintah harus menye-
karena dianggap menyim- diakan ruang dialog untuk
pang dari Perspektif Agama Membangun komunikasi an-
tertentu tara tokoh adat dengan tokoh
agama
Pengembangan 1. Kurangnya tenaga Profe- 1. Perlu Melakukan kajian-kaji- -
sional an dan penelitian
2. Kurangnya laboratorium 2. Perlu dibuat sarana publika-
kajian Budaya si dan informasi publik
3. Tidak adanya media infor- 3. Meningkatkan Kualitas SDM
masi yang memadahi
Pemanfaatan 1. Belum ada sarana media 1. Perlu dibuat sarana publika- -
informasi Publik si dan informasi publik
2. Minimnya Ruang dan kes- 2. Penambahan Penyediaan
empatan ekspresi Budaya Sarana dan prasarana ekspresi
budaya
Pembinaan Kurangnya tenaga Profe- Meningkatkan Kualitas SDM -
sional. dengan pembinaan
275 Kab. Suko- Pelindungan 1. Kurangnya Pendataan dan 1. Perlu dulakukan pendataan -
harjo pendokumentasian Data dan pendukumentasian Data
2. Kurangnya Optimalisasi 2. Optimalisasi peran pemerin-
Peran Pemerintah tah
3. Generasi Muda tidak lagi 3. Penanaman kembali nilai-
mengenal Budaya Asli nilai Budaya Asli
Pengembangan 1. Kurangnya kepedulian 1. Peningkatan SDM -
tentang arti penting Kebu- 2. Optimalisasi peran pemerin-
dayaan tah
2. Kurangnya Optimalisasi 3. Penanaman kembali nilai-
Peran Pemerintah nilai Budaya Asli
3. Generasi Muda tidak lagi 4. Peningkatan Kualitas SDM
mengenal Budaya Asli Pelaku seni
4. Menurunnya Kualitas
Pelaku seni
Pemanfaatan Kurangnya Sarana dan Prasa- Penambahan Penyediaan -
rana Sarana dan prasarana ekspresi
budaya
Pembinaan 1. Generasi Muda tidak lagi 1. Penanaman kembali nilai- -
mengenal Budaya Asli nilai Budaya Asli
2. Menurunnya Kualitas 2. Peningkatan Kualitas SDM
Pelaku seni Pelaku seni

132 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
276 Kab. Tegal Pelindungan 1. Semakin Sedikitnya Meningkatkan ketahanan dan -
Penerus kontribusi budayawan sebagai
2. Semakin sedikitnya Para aspek pemajuan Kebudayaan
Ahli yang memahami dan
menguasai
Pengembangan Kurangnya Pemaknaan Melakukan Upaya pengem- -
Nilai-nilai yang terkandung bangan agar sesuai dengan
sehingga dipinggirkan era saat ini
Pemanfaatan 1. Masih Lemahnya sinergi Peningkatan sinkronisasi dan -
dan harmonisasi kebijakan harmonisasi kebijakanpro-
program dan kegiatan terkait gram dan kegiatan
pemanfaatan
2. Minimnya upaya peman-
faatan
Pembinaan Semakin sedikitnya buday- Meningkatkan ketahanan dan -
awan yang memahami adat kontribusi budayawan sebagai
istiadat aspek pemajuan Kebudayaan
277 Kab. Buton Pelindungan 1. Keterbatasan SDM 1. Memberikan Beasiswa pen- -
Selatan 2. Kurangnya sarana dan didikan
prasarana yang representatif 2. Penambahan Penyediaan
3. Tidak adanya data rinci Sarana dan prasarana
pemetaan wilayah perseba- 3. Melakukan pendataan dan
ran OPK pemetaan penggunaan OPK
4. Kurangnya pendataan dan 4. Membuat pangkalan data
pendokumentasian
Pengembangan 1. Kurangnya sarana dan 1. Penambahan Penyediaan -
prasarana Sarana dan prasarana
2. Semakin berkurangnya 2. Membuatfestival teknologi
pendukung akibat pergeser- tradisional dan merekonstruk-
an nilai akibat fungsi dan si ulang teknologi tradisional
peruntukan lahan yang sudah mulai hilang.
Pemanfaatan 1. Keterbatasan SDM 1. Memberikan Beasiswa -
2. Kurangnya sarana dan pendidikan, dan peningkatan
prasarana mutu SDM
3. Belum teragendakannya 2. Penambahan Penyediaan
kegiatan-kegiatan budaya Sarana dan prasarana
3. Menyelenggarakan kegiatan
sekspresi budaya
Pembinaan 1. Keterbatasan SDM 1. Memberikan Beasiswa -
2. Lemahnya pengawasan pendidikan, dan peningkatan
BCB mutu SDM
2. Membentuk tim Penga-
wasan Terpadu.
278 Kab. Buton Pelindungan 1. Kurang minatnya generasi 1. Penambahan Penyediaan -
Tengah penerus seni budaya Sarana dan prasarana
2. Sudah tidak ada lagi yang 2. Menginvetarisir kegiatan
mengetahui peraturan per- 3. Penyediaan/pengalokasian
mainan Anggaran
3. Kurangnya perawatan
karena minim anggaran
Pengembangan Bahasa daerah tergerus oleh Menggunakan bahasa daerah -
bahasa asing dalam setiap kegiatan
Pemanfaatan Bahasa daerah tergerus oleh Menggunakan bahasa daerah -
bahasa asing dalam setiap kegiatan
Pembinaan Belum adanya kesadaran Tidak ada rekomendasi -
masyarakat mengenai arti
dari BCB
279 Kab. Buton Pelindungan 1. Tidak memadainya sarana Penambahan Penyediaan -
Utara dan prasana Sarana dan prasarana
2. Belum adanya Regulasi
yang mengatur
3. Kurangnya generasi muda
(SDM) yang tertarik
Pengembangan Kurangnya perhatian Perlu dilakukan Sosialisasi -
masyarakat serta kuran- dengan kerjasama dengan
gnya generasi muda yang tokoh adat, masyarakat dan
mengembangkan nilai-nilai pemerintah
budaya
Pemanfaatan Tidak memadainya sarana Penambahan Penyediaan -
dan prasana Sarana dan prasarana
Pembinaan Kurangnya perhatian Perlu dilakukan Sosialisasi -
masyarakat serta kuran- dengan kerjasama dengan
gnya generasi muda yang tokoh adat, masyarakat dan
mengembangkan nilai-nilai pemerintah
budaya

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 133


Kabupaten/
No Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
Kota
280 Kota Sema- Pelindungan Belum ada program Inventa- Mengadakan inventarisasi, -
rang risasi dan penyelamatan penyelamatan dan memba-
Belum ada kajian ngunsarana pra sarana pen-
dukung
Pengembangan Belum optimalnya pengem- Mendorong pengembangan -
bangan dan pemanfaatan dan pemanfaatan untuk
untuk pewarisan karakter pewarisan karakter budaya
budaya bangsa bangsa
Pemanfaatan Belum optimalnya pengem- Mendorong pengembangan -
bangan dan pemanfaatan dan pemanfaatan untuk
untuk pewarisan karakter pewarisan karakter budaya
budaya bangsa bangsa
Pembinaan Belum ada pembinaan untuk Pembentukan lembaga pen- -
peningkatan kapasitas dan ingkatan kapasitas dan kual-
kualitas SDM itas SDM

134 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


RANGKUMAN ISU DOMINAN DALAM PPKD PROVINSI

No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus


1. Aceh Pelindungan 1. Belum adanya pendo- 1. Membentuk tim pen- Pembangunan
kumentasian OPK yang dokumentasian OPK di museum di setiap
komprehensif. Aceh. kabupaten/kota.

2. Sarana dan prasarana Pe- 2. Penyediaan sarana


majuan Kebudayaan belum dan prasarana Pemajuan
memadai. Kebudayaan.

3. Semakin langka dan ma- 3. Penyediaan lahan un-


halnya bahan baku pembua- tuk produksi bahan baku
tan dan barang pendukung pembuatan OPK.
pelaksanaan OPK.
4. Mendorong terbitnya
4. Belum adanya produk hu- produk hukum daerah
kum daerah yang berkaitan yang berkaitan dengan
dengan pelindungan kebu- pelindungan kebudayaan
dayaan Aceh. Aceh.

5. Belum adanya Tim Ahli 5. Membentuk Tim Ahli


Cagar Budaya di setiap kabu- Cagar Budaya di setiap
paten/kota di Aceh kabupaten/kota di Aceh.
Pengemban- Kurangnya penelitian dan Mendorong penelitian dan 1. Pembangunan
gan kajian untuk mengembang- kajian untuk mengem- sarana penelitian
kan OPK dan Cagar Budaya bangkan OPK dan Cagar cagar budaya.
agar tetap relevan dengan Budaya agar tetap rele-
kehidupan masyarakat. van dengan kehidupan 2. Pengembangan
masyarakat. pusat penelitian
peninggalan sejarah
Aceh.
Pemanfaatan Belum maksimalnya peng- Mendorong penggalian 1. Memanfaatkan
galian potensi pemanfaatan potensi pemanfaatan museum sebagai
OPK dan Cagar Budaya di OPK dan Cagar Budaya sarana pendidikan
bidang pariwisata dan pendi- di bidang pariwisata dan karakter.
dikan karakter. pendidikan karakter.
2. Mendorong
pengembangan
wisata budaya di
samping wisata
alam.

Pembinaan 1. Kuantitas dan kualitas 1. Penyelenggaraan 1. Penyusunan mata


SDM Kebudayaan belum pendidikan dan pelatihan pelajaran muatan
memadai. secara formal maupun lokal yang sesuai
informal guna meningkat- dengan kebudayaan
2. Regenerasi SDM Kebu- kan kuantitas dan kualitas di setiap kabupaten/
dayaan yang lambat. SDM Kebudayaan. kota di Aceh.

3. Belum adanya kurikulum 2. Menyusun kurikulum 2. Adanya program


pendidikan berbasis kebu- pendidikan berbasis residensi seni di
dayaan. kebudayaan. Aceh maupun keluar
Aceh untuk mening-
katkan kapasitas
seniman.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 135


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
2. Sumatera Pelindungan 1. Belum lengkapnya pendata- 1. Melakukan pelindungan Pemerintah sebagai
Utara an OPK dalam bentuk inventarisasi fasilitator utama
dan publikasi dalam pelaksanaan
2. Kurangnya peraturan daer- inventarisasi dan
ah yang dapat mendukung 2. Membuat peraturan publikasi
pelindungan dan pengemban- daerah untuk melindungi
gan OPK OPK yang ada.
Pengemban- 1. Minimnya fasilitasi pemer- 1. Pemerintah harus lebih Bentuk fasilitasi yang
gan intah dalam pengembangan memfasilitasi masyarakat dimaksud antara lain
OPK dalam pengembangan pembangunan pusat
OPK budaya, pemberian
2. Kurangnya peraturan daer- apresiasi, hingga
ah yang dapat mendukung 2. Membuat peraturan dimasukkan dalam
pengembangan OPK daerah untuk mengem- event.
bangkan OPK yang ada.
Pemanfaatan 1. Rendahnya pengetahuan 1. Peningkatan sarana dan Salah satu bentuk
dan apresiasi masyarakat prasarana yang berkaitan pemanfaatan yang
terhadap OPK dengan OPK disebutkan adalah
dengan membangun
2. Keterbatasan sarana dan 2. Pemanfaatan OPK desa wisata atau
prasarana penunjang OPK untuk kesejahteraan kampung seni
masyarakat
Pembinaan Semakin berkurangnya Peningkatan kuantitas Pembinaan dilakukan
pelaku, komunitas, dan dan kualitas SDM melalui baik terhadap SDM
lembaga yang berhubungan pembinaan maupun lembaga
dengan OPK baik secara (perbaikan tata kelola
kuantitas maupun kualitas lembaga)
3. Sumatera Pelindungan Semakin sulitnya mendapa- 1. Dokumentasi setiap -
Barat tkan informasi tentang OPK OPK dalam bentuk visual
yang ada di Sumatera Barat
2. Menyusun data pokok
tentang OPK
Pengemban- Semakin berkurang peng- Melaksanakan alih peng- -
gan etahuan dan pemahaman etahuan dan pemahaman
masyarakat terhadap OPK OPK kepada generasi
muda agar dapat terus
berkembang
Pemanfaatan Berkurangnya pemanfaatan Melaksanakan alih Utamanya ditemukan
OPK karena pengaruh kema- teknologi dan elaborasi dalam OPK Pengeta-
juan teknologi dan kurangnya budaya tradisional dengan huan Tradisional dan
adaptasi masyarakat budaya moderen berbasis Teknologi Tradisional
pada kearifan lokal
Pembinaan Semakin berkurangnya tena- 1. Pewarisan pengetahuan Diperlukan komitmen
ga ahli dalam OPK dan nilai OPK kepada penuh dari pe-
generasi muda mangku adat
Kurangnya peran Lembaga
Adat dalam pembinaan OPK 2. Peningkatan mutu tata
kelola Lembaga Adat

136 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
4. Riau Pelindungan Terbatasnya dokumentasi, 1. Pembuatan Arboretum -
kajian sejarah lokal, kelengka- Plasma Nutfah sebagai
pan data dan tradisi sumber keanekaragaman
hayati sebagai bahan
baku kerajinan, pengo-
batan tradisi, dll.

2. Penyusunan Ensiklo-
pedia Melayu sebagai
sumber rujukan
Pengemban- Pengaruh budaya global yang Revitalisasi dan Pengua- Keberadaan Sultan/
gan dipicu perkembangan teknolo- tan pemangku Sultan/Raja Raja di Provinsi
gi menyebabkan menurunnya Riau sangat penting
pengamalan adat istiadat sebagai Pucuk Adat
Melayu Payung Negeri
dalam hal pema-
juan kebudayaan di
Provinsi Riau
Pemanfaatan Kerjasama antara pelaku seni 1. Penguatan Kampung Kawasan purna MTQ
budaya dan insan budaya Adat akan dikembangkan
dengan pemerintah belum ter- dengan pemba-
padu sehingga pemanfaatan 2. Revitalitasi dan adaptasi ngunan Gedung
dalam diplomasi budaya fungsi objek kawasan pur- Kesenian, Taman
belum optimal na MTQ Hiburan Rakyat, dan
Anjungan Daerah

Pembinaan Sumber Daya Manusia Peningkatan jumlah dan Peningkatan secara


Kebudayaan sebagai Peng- kualitas pelaku budaya kualitas dilakukan
giat, Pelaku, dan Pemerhati dengan memberi-
Budaya sudah ada namun kan pelatihan dan
jumlah dan kualifikasinya beasiswa pendidikan
masih minim untuk ahli di bidan-
gnya.
5. Jambi Pelindungan Belum adanya produk hukum Membuat peraturan -
yang secara utuh menjamin daerah yang menjadi
pelindungan atas OPK dan turunan dari UU Pemajuan
Cagar Budaya Kebudayaan
Pengemban- Belum ada arah yang jelas Perlunya Revitaliasasi -
gan mengenai pengembangan pelestarian dan pengem-
OPK dan Cagar Budaya bangan OPK dan Cagar
Budaya melalui 6 strategi
Pemanfaatan Keterbatasan sarana dan Perlu keberpihakan -
prasarana yang mendukung pemerintah serta dukun-
eksistensi OPK gan perusahaan dalam
mengoptimalkan manfaat
sarana dan prasarana
Pembinaan Sangat minimnya SDM yang Peningkatan SDM Kebu- Jalur utama yang
mengurus OPK dan Cagar dayaan baik secara kuan- dipilih dalam upaya
Budaya, serta menurunnya titatif maupun kualitatif peningkatan SDM
jumlah masyarakat pendukun- adalah melalui pen-
gnya didikan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 137


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
6. Sumatera Pelindungan Menguatnya stigma negatif Menghidupkan narasi Mengarah pada
Selatan masyarakat pada pelaku positif di masyarakat pembentukan me-
OPK akibat prasangka ber- tentang pelaku OPK Ritus kanisme dialog ber-
basis norma-norma agama dan membuat peratur- sama lintas agama
terkait Ritus an tentang OPK Ritus untuk menyamakan
tersebut. persepsi tentang
pelestarian OPK
terkait Adat Istiadat
dan Ritus.
Pengemban- Kurangnya pengkajian dan Menjalankan kajian Mengarah pada pen-
gan pendanaan sarana prasarana tentang OPK dan men- guatan sanggar dan
untuk OPK rancangkan pendanaan penyediaan tempat
untuk sarpras OPK pertunjukan Reyog
di tiap kecamatan
Pemanfaatan Kurang termanfaatkannya Memperkaya muatan Mengarah pada
OPK bagi kalangan muda lokal berbasis OPK sosialisasi pe-
manfaatan OPK di
lingkungan pendi-
dikan dan keluarga
Pembinaan Rendahnya kesediaan SDM Mendorong sosialisasi Mengarah pada kon-
dalam menjalankan OPK tentang arti penting OPK tekstualisasi OPK
akibat perkembangan jaman di masa kini di kalangan terkait Kesenian dan
muda Sastra serta Adat
istiadat dan Ritus
7. Bengkulu Pelindungan - - -
Pengemban- - - -
gan
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -
8. Lampung Pelindungan 1. Masih banyak OPK di 1. Meningkatkan koordi- -
wilayah Lampung yang belum nasi antar lembaga untuk
diinventarisasi sesuai dengan melakukan inventarisasi
ketentuan perundang-undan- secara terintegrasi
gan
2. Sinergitas dengan leg-
2. Sedikitnya peraturan terkait islatif dalam penyusunan
OPK dan Cagar Budaya dan penetapan peraturan
daerah terkait OPK dan
Cagar Budaya
Pengemban- Minimnya transfer nilai bu- Sosialisasi dan Kajian Indikator Capaian
gan daya kepada generasi muda. mendalam masih kurang terukur
Pemanfaatan 1. Masih sedikitnya kegiatan Membangun sarana dan Kurangnya apresiasi
untuk apresiasi budaya prasarana penunjang budaya khususnya
aktivitas budaya, serta ditemukan pada OPK
2. Kurangnya sarana dan memperbanyak kegiatan Olahraga Tradisional,
prasarana untuk ekspresi apresiasi di dalamnya Permainan Rakyat,
kebudayaan Seni
Pembinaan Terbatasnya SDM yang men- Pembinaan untuk pening- Masalah terbatasnya
gurus OPK di hampir seluruh katan kompetensi SDM SDM ditemukan di
Kab/Kota di Lampung Kebudayaan setiap OPK

138 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
9. Kepulauan Pelindungan Belum adanya inventarisasi 1. Membentuk Dewan Ke- 1. Proses Inventa-
Bangka OPK yang ada di Provinsi budayaan Provinsi dengan risasi dan Doku-
Belitung Kepulauan Bangka Belitung tugas awalnya melakukan mentasi di Provinsi
secara menyeluruh inventarisasi Kepulauan Bangka
Belitung akan disele-
2. Membentuk tim peneliti saikan dalam kurun
untuk kajian khusus, waktu 15 tahun

3. Membentuk pusat data 2. Hasil permasala-


kebudayaan han dan rekomen-
dasi yang dituliskan
belum merangkum
permasalahan Kab/
Kota
Pengemban- - - Hasil permasalahan
gan dan rekomendasi
yang tidak dituliskan
mencerminkan belum
merangkum permas-
alahan Kab/Kota
Pemanfaatan - - Hasil permasalahan
dan rekomendasi
yang tidak dituliskan
mencerminkan belum
merangkum permas-
alahan Kab/Kota
Pembinaan Pelaku kebudayaan semakin Penguatan pelaku kebu- Hasil permasalahan
sedikit dan regenerasi ber- dayaan dengan pelatihan, dan rekomendasi
jalan lambat pembinaan, dan pengem- yang dituliskan
bangan baik secara formal belum merangkum
maupun informal permasalahan Kab/
Kota
10. Kepulauan Pelindungan Belum optimalnya identifi- Melakukan program untuk Ditemukan pada
Riau kasi dan dokumentasi objek meningkatkan kesadaran masalah OPK
kebudayaan masyarakat akan identi- Manuskrip dan Cagar
fikasi dan dokumentasi Budaya. Umumnya
objek kebudayaan diawali dengan per-
ekrutan tenaga ahli di
bidangnya.
Pengemban- Perkembangan IPTEK dan Melakukan kajian yang Masalah ini selalu
gan Modernisasi melunturkan difokuskan untuk mem- ditemukan pada OPK
kebudayaan yang selama perkuat nilai budaya yang dominan dalam
ini berkembang di Provinsi menonjolkan nilai
Kepulauan Riau budaya
Pemanfaatan Rendahnya sarana dan Peningkatan Sarana dan Ditemukan pada
prasarana penunjang aktivitas Prasarana masalah OPK Seni
budaya di Provinsi Kepulauan penunjang kegiatan seni dan Permainan
Riau Tradisional. Diawali
dengan pemban-
gunan sarana dan
prasarana dalam 5
tahun ke depan
Pembinaan Pelaku Budaya semakin Peningkatan SDM Kebu- Rencana detail untuk
berkurang dayaan rekomendasi yang
diberikan pada aspek
ini belum dijabarkan
secara jelas.

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 139


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
11. DKI Jakarta Pelindungan Kurangnya regulasi untuk Memperkuat regulasi Dibutuhkan kebijakan
melindungi OPK yang ada institusi politik yang
kondusif sehingga
dapat menjamin pe-
lindungan terhadap
OPK
Pengemban- - - Perlu adanya
gan kerjasama lintas
sektor terutama DKJ,
LKB dan komunitas
kultural etnik lainnya
untuk membangun
strategi pengemban-
gan OPK.
Pemanfaatan Belum optimalnya pemanfa- Pemerintah DKI Jakarta -
taan sarana dan prasarana perlu mengoptimalkan
untuk menunjang OPK pemanfaatan sarana dan
prasarana untuk menun-
jang OPK
Pembinaan Semakin minimnya para ahli, Peningkatan kapasitas Peningkatan kapa-
pegiat, aktivis, atau tetua adat SDM Kebudayaan yang sitas dapat melalui
yang memahami OPK mengurus OPK jalur pendidikan
(beasiswa), atau
pendukungan pen-
danaan (fasilitasi)
12. Jawa Barat Pelindungan Kurangnya inventarisasi dan Meningkatkan langkah 1. Fokus dalam
dokumentasi untuk setiap inventarisasi dan doku- Inventarisasi dan
OPK di Jawa Barat mentasi Dokumentasi yaitu
perekaman dalam
bentuk digital

2. Diprioritaskan OPK
yang sudah atau
hampir punah

Pengemban- 1. Kurangnya pemahaman 1. Pemaknaan atas nilai -


gan masyarakat Jawa Barat budaya OPK untuk diter-
terhadap nilai budaya yang apkan dalam kehidupan
terkandung dalam OPK sehari-hari

2. Kurangnya kajian terhadap 2. Perlu adanya program


OPK penelitian
Pemanfaatan Kurangnya upaya peman- Meningkatkan upaya -
faatan OPK dengan menggu- pemanfaatan OPK dengan
nakan teknologi digital menggunakan teknologi
digital

Pembinaan - - -

140 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
13. Jawa Ten- Pelindungan 1. Belum optimalnya inventa- 1. Pembentukan me- Tujuan besarnya
gah risasi, pemeliharaan, dan pub- kanisme terpadu yang adalah untuk mem-
likasi secara terpadu untuk menyelaraskan gerak bangun ekosistem
OPK di Jawa Tengah antara inventarisasi, pe- OPK
meliharaan, dan publikasi
2. Belum adanya regulasi
tentang pelindungan OPK 2. Diupayakan adanya
regulasi tentang pelindun-
gan OPK
Pengemban- Belum adanya kajian atas Mendorong kajian atas Tujuan besarnya
gan keragaman OPK yang tercipta keragaman OPK yang adalah untuk mem-
dari interaksi antarbudaya tercipta dari interaksi bangun ekosistem
antarbudaya OPK
Pemanfaatan 1. Belum optimalnya peman- 1. Pengoptimalan peman- Tujuan besarnya
faatan nilai budaya dalam faatan OPK baik untuk adalah untuk mem-
OPK untuk pembentukan pembentukan karakter bangun ekosistem
karakter bangsa. bangsa, maupun untuk OPK
meningkatkan kesejahter-
2. Kurang optimalnya peman- aan rakyat.
faatan OPK sebagai untuk
meningkatkan kesejahteraan 2. Pemenuhan sarana dan
rakyat prasarana, baik pemban-
gunan fisik atau opti-
3. Kurangnya sarana dan malisasi dari yang telah
prasarana penunjang OPK dibangun

Pembinaan 1. Lemahya kapasitas 1. Meningkatkan kapasitas Targetnya untuk


masyarakat sebagai agen masyarakat sebagai agen generasi muda
pelestari OPK pelestari OPK

2. Kurangnya SDM 2. Melakukan pembinaan


dan pelatihan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 141


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
14. DI Yogya- Pelindungan Hampir semua kabupaten/ Mengoptimalkan langkah -
karta kota di wilayah DIY masih tindak lanjut dari Inventa-
belum memiliki data yang cuk- risasi, Pencatatan, serta
up memadai tentang setiap Pendokumentasian
jenis OPK.
Pengemban- Tidak berjalannya proses Perlu adanya sosialisasi/ -
gan kontekstualisasi OPK dalam pemahaman masyarakat
kehidupan masa kini, akibat luas akan pentingnya kon-
kesadaran masyarakat akan tekstualisasi OPK dalam
potensi dan nilai yang ter- kehidupan nasa kini.
kandung dalam unsur-unsur
OPK tersebut masih terbatas
Pemanfaatan 1. Terbatasnya Prasarana dan 1. Meningkatkan Sarana -
Sarana untuk mendukung dan Prasarana penunjang
OPK. OPK

2. Terbatasnya event yang 2. Menambah saluran


diperuntukkan sebagai sal- ekspresi karya budaya
uran ekspresi karya budaya masyarakat yang berbasis
masyarakat yang berbasis pada OPK.
pada OPK.
Pembinaan Keterbatasan SDM yang Melakukan pembinaan -
mampu mendukung proses SDM Kebudayaan secara
pemajuan kebudayaan, tidak komprehensif untuk
hanya terkait dengan jumlah melanjutkan proses regen-
SDM yang tersedia, tetapi erasi dan perbaikan tata
juga kapasitas SDM yang kelola
ada.

15. Jawa Timur Pelindungan Belum adanya inventarisasi, 1. Melakukan Inventari- Melibatkan pula
penelitian, pendokumentasian sasi, penyelamatan, pen- kerjasama dengan
dan publikasi yang dilakukan gamanan, pemeliharaan, akademisi, perguru-
secara komprehensif dan dan dokumentasi terhadap an tinggi, sekolah,
sistematis atas 11 OPK yang semua OPK Daerah. dan para peneliti
ada di Jawa Timur sehingga
upaya pelindungan belum 2. Mengadakan pelatihan
berjalan dengan optimal. dan workshop;
Pengemban- Proses transfer nilai-nilai luhur 1. Meningkatkan kajian, -
gan dalam OPK yang belum opti- sosialisasi, dan publikasi
mal karena masih terbatasnya
lembaga terkait pengemban- 2. Menyusun standarisasi
gan OPK seperti Laboratori- untuk pengembangan
um dan Taman Budaya yang OPK
sementara ini baru tersedia di
ibukota Provinsi Jawa Timur 3. Menyediakan sarana
dan beberapa daerah saja. dan prasarana

Pemanfaatan Masih terbatasnya kegiatan 1. Melakukan pembinaan -


dan ruang-ruang publik yang dan pelatihan manajemen
tersedia dalam memanfaatkan objek pemajuan kebu-
OPK khususnya di bidang dayaan agar lebih respon-
tradisi lisan, manuskrip, peng- sif dengan perkembangan
etahuan tradisional, teknologi budaya dan teknologi
tradisional, seni (tradisi) dan
cagar budaya yang selama 2. Menyelenggarakan
ini lebih banyak diinisiasi oleh event secara berkelan-
Negara. jutan
Pembinaan Masih kurangnya koordinasi Melakukan revitalisasi -
antar pemangku kepentingan sistem transfer nilai
untuk menghindari terjadinya
potensi konflik dalam mema-
jukan suatu OPK misalnya
di bidang ritus dan cagar
budaya.

142 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
16. Banten Pelindungan Penerapan dari sistem pen- Membuat pangkalan data Prioritas dalam mem-
dataan, penyimpanan, dan dengan sistem digital bangun pangkalan
regulasi yang masih belum data pada OPK Seni
optimal
Pengemban- 1. Belum adanya kajian Meningkatkan kajian dan Terdapat usulan
gan akademis sosialisasi nilai budaya untuk membangun
yang berorientasi pada pusat pengemban-
2. Belum optimalnya pemaha- pendidikan karakter gan budaya
man masyarakat tentang nilai bangsa
budaya pada OPK
Pemanfaatan 1. Kurangnya event yang 1. Peningkatan jumlah Perlu political will
mengangkat OPK dan tata kelola event yan pemerintah Provinsi
berbasis OPK Banten untuk men-
2. Minimnya sarana dan goptimalkan sarana
prasarana yang mampu men- 2. Pembangunan sarana dan prasarana yang
dukung eksistensi OPK dan prasarana yang lebih ada
representatif
Pembinaan Terbatasnya SDM yang ahli Perlu ada peningkatan Bentuk peningkatan
dalam OPK serta masyarakat peran SDM Kebudayaan peran SDM Kebu-
pendukungnya di Banten, baik kuantitas dayaan di Banten
maupun kualitas adalah dengan
pemberian beasiswa
pendidikan sarjana
dan pascasarjana
17. Bali Pelindungan 1. OPK yang ada di Bali be- 1. Melanjutkan pendataan -
lum seluruhnya teridentifikasi. OPK secara lebih kompre-
hensif
2. Belum adanya regulasi
yang mengatur OPK 2. Perlu adanya Perda
yang secara khusus men-
gatur OPK
Pengemban- - - -
gan
Pemanfaatan 1. Kurangnya pemahaman Meningkatkan sarana dan -
dan apresiasi masyarakat prasarana untuk peman-
umum terhadap OPK faatan OPK

2. Kurangnya ruang ekspresi


untuk pemanfaatan OPK
Pembinaan Kurangnya SDM atau praktisi Meningkatkan jumlah -
yang berhubungan dengan SDM
OPK

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 143


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
18. Nusa Teng- Pelindungan 1. Belum optimalnya pendata- 1. Membangun basis data Upaya yang dilaku-
gara Barat an OPK secara komprehensif dan kajian sistemastis kan terutama diter-
di NTB apkan untuk budaya
2. Membentuk Tim Pen- Sasak/Samawa/
2. Langkah pelindungan OPK dataan dan Kajian yang Mbojo
di NTB masih kurang teren- melibatkan lintas sektor
cana dengan baik
3. Menyusun sejumlah
aturan untuk menjamin
perlindungan OPK.
Pengemban- 1. Masuknya budaya luar Perlunya dialog yang Upaya yang dilaku-
gan yang mempengaruhi bentuk menjembatani masyarakat kan terutama diter-
dan nilai kearifan budaya resisten dengan pelaku apkan untuk budaya
aslinya budaya Sasak/Samawa/
Mbojo
2. Adanya resistensi sebagian
kelompok masyarakat
Pemanfaatan Kurangnya pemanfaatan OPK Kerjasama dengan sektor Upaya yang dilaku-
oleh masyarakat lain, terutama ekonomi kan terutama diter-
kreatif untuk lebih mening- apkan untuk budaya
katkan nilai jual produk Sasak/Samawa/
OPK Mbojo
Pembinaan 1. Kurangnya SDM yang 1. Memperbanyak jumlah Upaya yang dilaku-
mengurus OPK baik dari serta memberdayakan kan terutama diter-
sisi jumlah maupun kualitas sanggar yang ada apkan untuk budaya
SDM-nya Sasak/Samawa/
2. Penguatan kapasitas Mbojo
2. Lemahnya kapasitas kelem- kelembagaan
bagaan di NTB

144 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
19. Nusa Teng- Pelindungan 1. Masih banyak OPK di NTT 1. Melakukan inventarisasi -
gara Timur yang belum terindentifikasi dengan instrumen yang
dan terinventarisasi secara lebih komprehensif.
baik, akibat terbatasnya
kualitas instrumen, SDM, dan 2. Diperlukan regulasi dan
anggaran komitmen anggaran untuk
melaksanakan pelindun-
2. Keterbatasan akses pemer- gan OPK
intah untuk penguasaan OPK
baik di dalam maupun luar
NTT/luar negeri

3. Masih minimnya pen-


gamanan atas OPK terutama
yang dimiliki masyarakat NTT

4. Terbatasnya sapras, SDM,


dan anggaran terkait pemeli-
haraan OPK

5. Keterbatasan tenaga dan


biaya publikasi
Pengemban- 1. Masih belum optimalnya Meningkatkan kualitas Kajian yang sudah
gan kualitas kajian bidang kebu- kajian dengan melibatkan dibuat masih bersifat
dayaan para ahli/akademisi pragmatis dan belum
dihargai secara
2. Terbatasnya rujukan dan pantas
SDM untuk pengayaan OPK,
sehingga masih belum mene-
mukan substansi nilai.

3. Keterbatasan sarana dan


prasarana dalam publikasi
hasil kajian

Pemanfaatan 1. Pemanfaatan OPK masih 1. Meningkatkan kegiatan -


belum berorientasi untuk sosialisasi serta event
meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan
rakyat pemanfaatan OPK

2. Terancamnya ketahanan 2. Pengadaan dan pemu-


budaya di NTT akibat berb- tahirkan sarana prasarana
agai faktor penunjang OPK

3. Keterbatasan peran dalam 3. Mencari dan membuka


kerjasama internasional akses untuk kerjasama in-
ternasional dalam bidang
kebudayaan
Pembinaan 1. Terbatasnya mutu SDM 1. Melakukan trasnsfer -
Kebudayaan ilmu dan nilai budaya
masyarakat melalui pendi-
2. Terbatasnya mutu kelem- dikan dan pelatihan.
bagaan bidang kebudayaan
2. Mengoptimalkan peran
lembaga kebudayaan

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 145


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
20. Kalimantan Pelindungan 1. Belum optimalnya pendata- 1. Meningkatkan pendata- -
Barat an, pendokumentasian, pe- an, pendokumentasian,
nelitian, dan kajian terhadap penelitian, dan kajian
WBTB Kalimantan Barat terhadap WBTB Kaliman-
tan Barat
2. Kurangnya regulasi terkait
pelindungan OPK 2. Perlu intervensi dalam
menyusun produk
3. Belum adanya TACB di
Provinsi Kalimantan Barat 3. Mengikutsertakan Tim
TACB untuk mengikuti
sertifikasi dan pelatihan
Pengemban- Kurangnya minat generasi - -
gan muda untuk mempelajari
kebudayaan
Pemanfaatan Pengaruh arus globalisasi 1. Perlu menganggarkan -
dan perkembangan teknologi alokasi dana untuk men-
informasi membuat semakin dukung kegiatan berbasis
berkurangnya pemanfaatan budaya
OPK
2. Pembangunan sarana
dan prasarana penunjang
OPK

Pembinaan 1. Minimnya pelaku/praktisi 1. Perlu membuat program -


budaya di Kalimantan Barat dan kegiatan yang dapat
meningkatkan SDM Kebu-
2. Sinergi antara pelaku seni, dayaan
lembaga dan pemerintah
belum optimal 2. Perlu dibangun hubun-
gan antar pemangku
kepentingan yang lebih
sinergis
21. Kalimantan Pelindungan 1. Belum ada dokumentasi 1. Perlu dilakukan doku- Produk hukum yang
Tengah dan publikasi mengenai OPK mentasi dan publikasi dimaksud dalam
di masyarakat bentuk Peraturan
2. Perlu ada produk Daerah
2. Belum adanya peraturan hukum untuk menjamin
khusus yang mengatur pelind- pelindungan OPK
ungan OPK
Pengemban- Berkurangnya pemahaman Revitalisasi OPK untuk Tidak dijelaskan se-
gan nilai budaya dalam mas- meningkatkan minat cara detail bagaima-
yarakat Maluku Utara, teruta- masyarakat untuk mempe- na bentuk revitalisasi
ma karena pengaruh moderni- lajarinya. OPK yang dimaksud
sasi serta rendahnya minat
masyarakat untuk mendalami
hal tersebut.
Pemanfaatan Tidak ada sarana prasarana Pengadaan sarana prasa- -
yang mendukung hampir rana yang mendukung
seluruh OPK OPK
Pembinaan 1. Tidak ada SDM Kebu- 1. Pengadaan atau Tidak dijelaskan
dayaan yang berkualitas peningkatan SDM Kebu- secara detail
dayaan bagaimana bentuk
2. Belum adanya lembaga pembinaan SDM
yang secara khusus menan- 2. Pembentukan lembaga Kebudayaan yang
gani OPK khusus kebudayaan dimaksud

146 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
22. Kalimantan Pelindungan - - -
Selatan
Pengemban- - - -
gan
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -
23. Kalimantan Pelindungan Belum optimalnya identifi- Melakukan program untuk Ditemukan pada
Timur kasi dan dokumentasi objek meningkatkan kesadaran masalah OPK
kebudayaan masyarakat akan identi- Manuskrip dan Cagar
fikasi dan dokumentasi Budaya. Umumnya
objek kebudayaan diawali dengan per-
ekrutan tenaga ahli di
bidangnya.
Pengemban- Perkembangan IPTEK dan Melakukan kajian yang Masalah ini selalu
gan Modernisasi melunturkan difokuskan untuk mem- ditemukan pada OPK
kebudayaan yang selama ini perkuat nilai budaya yang dominan dalam
berkembang di Kalimantan menonjolkan nilai
Timur budaya
Pemanfaatan Rendahnya sarana dan Peningkatan Sarana dan Ditemukan pada
prasarana penunjang aktivitas Prasarana hampir keseluruhan
budaya di Kalimantan Timur penunjang kegiatan seni OPK Seni.
Pembinaan Pelaku Budaya semakin Peningkatan SDM Kebu- Rencana detail untuk
berkurang dayaan rekomendasi yang
diberikan pada aspek
ini belum dijabarkan
secara jelas.
24. Kalimantan Pelindungan Kurangnya peraturan daerah 1. Melakukan pelindungan Ditemukan pada
Utara yang mendukung pelindungan terhadap OPK dalam hampir keseluruhan
pengembangan OPK bentuk inventarisasi dan OPK.
publikasi

2. Pelindungan OPK da-


lam bentuk penyelamatan
melalui peraturan daerah
Pengemban- Kondisi OPK yang semakin Pengembangan melalui Ditemukan pada
gan ditinggalkan masyarakat kajian dan penyebarlua- hampir keseluruhan
san informasi agar mas- OPK.
yarakat terutama generasi
muda memahami OPK.
Pemanfaatan 1. Rendahnya apresiasi mas- 1. Meningkatkan peman- Ditemukan pada
yarakat terhadap OPK faatan OPK untuk kese- hampir keseluruhan
jahteraan masyarakat OPK.
2. Keterbatasan sarana dan
prasarana untuk mendukung 2. Penyediaan sarana dan
pengembangan OPK prasarana yang memadai

Pembinaan Semakin berkurangnya Peningkatan kuantitas dan Ditemukan pada


pelaku, komunitas dan lem- kualitas pelaku, komuni- hampir keseluruhan
baga yang berkaitan dengan tas dan lembaga melalui OPK.
OPK, baik secara kuantitas peningkatan mutu SDM
maupun kualitas dan tata kelola
25. Sulawesi Pelindungan - - -
Utara
Pengemban- - - -
gan
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 147


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
26. Sulawesi Pelindungan 1. Belum tersedia secara kom- Dilakukan pendokumenta- Data dan informasi
Tengah prehensif data dan informasi sian secara komprehensif, yang diperlukan siap
lengkap dan mutakhir tentang sehingga menghasilkan dipakai untuk kebija-
potensi dan khazanah kebu- data dan informasi leng- kan budaya berbasis
dayaan yang ada kap dan mutakhir dengan data empirik
menerapkan teknologi
2. Banyak produk budaya terkini
lokal yang belum terlindungi
hukum secara memadai
Pengemban- Belum adanya titik temu Perlu membangun dialog -
gan pemahaman antara hubungan publik secara kritis dan
agama dan kegiatan budaya bijak antara hubungan ag-
ama dan kegiatan budaya
Pemanfaatan SDM yang bekerja di sektor Perlu mengembangkan -
kebudayaan dari kalangan pe- kebijakan skema pening-
merintah maupun masyarakat katan kesejahteraan SDM
kurang memadai tingkat
penghidupannya
Pembinaan Upaya pelembagaan nilai dan Membentuk lembaga -
pemajuan budaya daerah pendidikan menengah dan
melalui lembaga pendidikan tinggi serta mengembang-
belum optimal kan kurikulum pemajuan
kebudayaan daerah

27. Sulawesi Pelindungan 1. Masih banyak OPK di Meningkatkan koordina- Tidak disebutkan
Selatan wilayah Sulsel yang belum si antar lembaga untuk rekomendasi dan
diinventarisasi sesuai dengan melakukan inventarisasi sasaran yang jelas
ketentuan perundang-undan- secara terintegrasi untuk menjawab
gan permasalahan

2. Sedikitnya peraturan terkait


OPK dan Cagar Budaya
Pengemban- Minimnya transfer nilai bu- Sosialisasi dan Kajian Terdapat kesalahan
gan daya kepada generasi muda. mendalam dalam mengelom-
pokkan permasala-
han berdasarkan
unsur, khususnya
dalam hal pengem-
bangan masih
lebih dominan dilihat
sebagai sebaran
kuantitas SDM
Pemanfaatan 1. Masih sedikitnya kegiatan Membangun sarana dan Kurangnya apresiasi
untuk apresiasi budaya prasarana penunjang budaya khususnya
aktivitas budaya, serta ditemukan pada OPK
2. Kurangnya sarana dan memperbanyak kegiatan Olahraga Tradisional,
prasarana untuk ekspresi apresiasi di dalamnya Permainan Rakyat,
kebudayaan Seni
Pembinaan Terbatasnya SDM yang men- Pembinaan untuk pening- Masalah terbatasnya
gurus OPK di hampir seluruh katan kompetensi SDM SDM ditemukan di
Kab/Kota di Sulsel Kebudayaan setiap OPK

148 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
28. Sulawesi Pelindungan 1. Belum optimalnya pen- 1. Melanjutkan identifikasi 1. Masalah belum op-
Tenggara dataan OPK, sehingga masih OPK timalnya inventarisasi
banyak objek yang belum terdapat pada OPK
teridentifikasi 2. Membentuk TACB di se- Manuskrip, Tradisi
tiap Kab/Kota di Sulawesi Lisan, Ritus, dan
2. Minimnya peraturan daerah Tenggara Cagar Budaya.
yang mengatur pelindungan
OPK 3. Membuat peraturan 2. Permasalahan
daerah yang berhubungan pendataan CB
dengan pelindungan OPK dikarenakan belum
adanya TACB Kab/
Kota se-Sultra.
Pengemban- 1. Masyarakat kurang me- Mengembangkan kajian Perlu disusun ren-
gan mahami nilai budaya yang lebih dalam atas nilai cana lima tahunan
terkandung dalam OPK budaya yang terkandung terkait kajian.
dalam OPK
2. Budaya asli yang terpen-
garuh oleh arus modernisasi

Pemanfaatan Pemanfaatan OPK dalam 1. Mengadakan festival Masalah peman-


masyarakat Sultra mulai dan sosialisasi sebagai faatan terdapat
berkurang bentuk pewarisan kepada pada hampir seluruh
masyarakat OPK kecuali Cagar
Budaya
2. Menyediakan sarana
dan prasarana untuk
apresiasi
Pembinaan 1. Berkurangnya SDM yang 1. Dilakukan pembinaan Untuk bahasa daerah
ahli/ fokus dalam mengurus untuk meningkatkan SDM perlu dimasukkan da-
OPK Kebudayaan lam kurikulum satuan
pendidikan
2. Lemahnya dukungan lem- 2. Peningkatan tata kelola
baga adat dalam pembinaan lembaga kebudayaan
SDM

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 149


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
29. Gorontalo Pelindungan Penerapan dari sistem pen- 1. Membuat pangkalan 1. Prioritas dalam
dataan, penyimpanan, dan data dengan sistem digital membangun pangka-
regulasi yang masih belum lan data pada OPK
optimal 2. Mengoptimalkan fungsi Seni
museum daerah
2. Sebelumnya
3. Membuat peraturan Gorontalo sudah
turunan terkait pelindun- mempunyai Perda
gan OPK 8/2010 tentang Ba-
hasa Gorontalo yang
perlu ditindaklanjuti.
Pengemban- 3. Belum adanya kajian Meningkatkan kajian dan Terdapat usulan
gan akademis sosialisasi nilai budaya untuk membangun
yang berorientasi pada pusat pengemban-
4. Belum optimalnya pemaha- pendidikan karakter gan budaya
man masyarakat tentang nilai bangsa
budaya pada OPK
Pemanfaatan Minimnya sarana dan prasa- Pembangunan sarana Pengembangan
rana yang mampu men- dan prasarana yang lebih Museum Daerah dan
dukung eksistensi OPK representatif Pembangunan Ge-
dung Taman Budaya

Pembinaan 1. Berkurangnya pegiat, Perlu ada peningkatan Bentuk peningkatan


aktivis, atau pelaku OPK dan peran SDM Kebudayaan peran SDM Kebu-
cagar budaya di Gorontalo, baik kuanti- dayaan:
tas maupun kualitas
2. Semakin terbatasnya 1. Pemberian bea-
masyarakat yang menjadi siswa pendidikan
pendukung OPK dan cagar sarjana dan pascasa-
budaya rjana

2. Pelatihan, bimtek,
atau studi banding
ke sejumlah daerah
atau negara yang
dianggap berhasil
dalam pemajuan
kebudayaan
30. Sulawesi Pelindungan Minimnya perhatian pemer- 1. Melakukan dokumentasi -
Barat intah dalam pencatatan dan dan pencatatan OPK
pelindungan hukum atas OPK
di Sulbar 2. Pemerintah perlu mem-
buat produk hukum dalam
pelindungan OPK.
Pengemban- Semakin menurunnya proses Perlu adanya sebuah Dimulai dari keluarga
gan penurunan (transfer) pen- gerakan terstruktur dan dan sekolah
getahuan dan nilai budaya masif untuk mengangkat
antar generasi, menyebabkan kembali budaya asal daer-
budaya di Sulbar semakin ah Sulbar
menuju kepunahan
Pemanfaatan - - -
Pembinaan - - -

150 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
31. Maluku Pelindungan 1. Keterbatasan data dan 1. Melakukan Inventarisa- 1. Melibatkan
informasi tentang OPK di si, Riset, dan Dokumenta- kerjasama antara
tingkat Provinsi si OPK Pemerintah Daerah
dengan Perguruan
2. Kurangnya regulasi terkait 2. Diperlukan produk Tinggi
dengan OPK hukum terkait pelindungan
OPK 2. Bentuk produk hu-
kum yang dimaksud
adalah Perda / Per-
gub terkait eksistensi
OPK di Maluku

Pengemban- 1. Kurangnya perhatian dan 1. Diperlukan Revital- Terdapat hubungan


gan minat masyarakat terhadap isasi dan Reaktualisasi antara lemahnya
OPK kelembagaan adat di peran lembaga Adat
masyarakat terhadap kurangnya
2. OPK semakin ditinggalkan minat masyarakat
masyarakat karena dianggap 2. Diperlukan sosialisasi terhadap OPK
sebagai masa lalu tentang perlunya OPK
untuk kehidupan saat ini
Pemanfaatan 1. Keterbatasan sarana dan 1. Tersedianya sarana -
prasarana untuk menunjang dan prasarana baik di
pemanfaatan OPK, baik pe- tingkat Provinsi maupun
merintah maupun masyarakat Kabupaten/ Kota, serta
Masyarakat Adat
2. Terbatasnya Alokasi APBD
yang dapat digunakan untuk 2. Perlu adanya regulasi
pemananfaatan OPK khusus Alokasi APBD
untuk pemananfaatan
OPK, terutama dalam
hal penunjang kegiatan
pariwisata
Pembinaan Belum adanya institusi yang Perlu dibentuk institusi Direkomendasikan
secara khusus menangani yang secara khusus dibentuk Dinas/
OPK menangani OPK Badan tersendiri
32. Maluku Pelindungan 1. Belum ada dokumentasi 1. Perlu dilakukan doku- Produk hukum yang
Utara dan publikasi mengenai OPK mentasi dan publikasi dimaksud dalam
di masyarakat bentuk Peraturan
2. Perlu ada produk Daerah
2. Belum adanya peraturan hukum untuk menjamin
khusus yang mengatur pelind- pelindungan OPK
ungan OPK
Pengemban- Berkurangnya pemahaman Revitalisasi OPK untuk Tidak dijelaskan se-
gan nilai budaya dalam mas- meningkatkan minat cara detail bagaima-
yarakat Maluku Utara, teruta- masyarakat untuk mempe- na bentuk revitalisasi
ma karena pengaruh moderni- lajarinya. OPK yang dimaksud
sasi serta rendahnya minat
masyarakat untuk mendalami
hal tersebut.
Pemanfaatan Tidak ada sarana prasarana Pengadaan sarana prasa- -
yang mendukung hampir rana yang mendukung
seluruh OPK OPK

Pembinaan 1. Tidak ada SDM Kebu- 1. Pengadaan atau Tidak dijelaskan


dayaan yang berkualitas peningkatan SDM Kebu- secara detail
dayaan bagaimana bentuk
2. Belum adanya lembaga pembinaan SDM
yang secara khusus menan- 2. Pembentukan lembaga Kebudayaan yang
gani OPK khusus kebudayaan dimaksud

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 151


No Provinsi Bidang Masalah Rekomendasi Catatan Khusus
33. Papua Pelindungan Berkurangnya keanekarag- Perlu melakukan inventari- Provinsi Papua telah
aman OPK sasi, dokumentasi, dan memiliki payung
sosialisasi nilai budaya hukum yang menga-
yang terdapat dalam OPK tur budaya Papua,
didasari atas UU
No. 21 Tahun 2001
tentang Otonomi
Khusus Papua
Pengemban- - - Provinsi Papua telah
gan memiliki payung
hukum yang menga-
tur budaya Papua,
didasari atas UU
No. 21 Tahun 2001
tentang Otonomi
Khusus Papua
Pemanfaatan Terbatasnya sarana dan Menciptakan atmosfer Baru Kab. Biak Num-
prasarana untuk mendukung yang mendukung peman- for yang mempunyai
keberadaan OPK faatan OPK, baik pem- inisiatif jelas untuk
bangunan fisik maupun mendukung peman-
fasilitasi kegiatan faatan OPK melalui
fasilitasi kegiatan
Pembinaan 1. Kurangnya pelaku budaya Peningkatan atau penam- Tahapan kerja yang
yang tersebar pada OPK dan bahan jumlah pelaku dituliskan masih
Cagar Budaya serta mas- budaya OPK. Tidak hanya sangat normatif :
yarakat pendukungnya dari sisi penambahan jum- Persiapan, Pelaksa-
lah, namun dipersiapkan naan, dan Evaluasi
2. Tidak terdapat lembaga melalui pendidikan, pelati-
yang yang bergerak di bidang han, dan pembinaan
kebudayaan
34. Papua Barat Pelindungan Hilang/Berkurangnya peng- Melakukan inventarisasi, -
etahuan masyarakat Papua dokumentasi dan sosial-
Barat terhadap nilai budaya isasi terkait OPK
Pengemban- Hilangnya inisiatif dan inovasi Kontekstualisasi budaya -
gan untuk menjadikan kekayaan di Papua Barat dengan
kebudayaan hidup dan meng- perubahan yang terjadi
hidupi masyarakat Papua
Barat

Pemanfaatan Berkurangnya aktivitas dalam Fasilitasi event-event -


hal pemanfaatan OPK pada budaya
tatanan hidup masyarakat
Papua Barat
Pembinaan Berkurangnya minat pelaku Pembinaan dan pendamp- -
seni dalam menjalankan ingan secara berkelanju-
aktivitasnya tan kepada individu dan
komunitas seni di Papua
Barat

152 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


LAMPIRAN PETA

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 153


(1)

154 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(2)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 155


(3)

156 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(4)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 157


(5)

158 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(6)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 159


(7)

160 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(8)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 161


(9)

162 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(10)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 163


(11)

164 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(12)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 165


(13)

166 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(14)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 167


(15)

168 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(16)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 169


(17)

170 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(18)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 171


(19)

172 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(20)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 173


(21)

174 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(22)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 175


(23)

176 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(24)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 177


(25)

178 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(26)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 179


(27)

180 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(28)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 181


(29)

182 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(30)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 183


(31)

184 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(32)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 185


(33)

186 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(34)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 187


(35)

188 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


(36)

STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 189


(37)

190 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA


STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 191
192 STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA
STRATEGI KEBUDAYAAN INDONESIA 193

Anda mungkin juga menyukai