Anda di halaman 1dari 6

ESSAI MEJAN BERUTU SIKURAJA DI PAKPAK BARAT

DI SUSUN OLEH

NAMA : LENNI BANCIN

NIM : 3183322012

KELAS : C REG 2018

MATA KULIAH : ARKEOLOGI

DOSEN PEMBIMBING : Dr.Erond L. Damanik M.Sp

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
MEJAN BARUTU SIKURAJA DI PAKPAK BARAT

Tiap-tiap unsur kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalam


ketiga wujud kebudayaan, yaitu wujudnya berupa sistem budaya, berupa sistem
sosialdan berupa unsur-unsur kebudayaan fisik. System religi misalnya
mempunyai wujud sebagai system keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan,
dewa, roh halus, neraka, surge dan sebagainnya, tetapi mempunyai juga wujud
berupa upacara, baik yang bersifat musiman maupun yang kadang kala, dan
selain itu setiap sistem religi juga mempunyai wujud sebagai benda-benda suci
dan benda-benda religius.

Sejumlah prasasti berusia ribuan tahun yang mirip dengan prasasti di


Pulau Jawa dan Bali ternyata juga ditemukan di beberapa desa di Kabupaten
Pakpak Barat, Sumatera Utara. Salah satunya adalah prasasti Mejan yang
terbuat dari batu. Prasasti ini berupa patung seorang raja yang menunggangi
gajah dan kuda. Mejan yang memiliki berat mencapai 300 kilogram ini diyakini
masyarakat setempat memiliki aura mistis sejarah kehidupan Kerajaan Pakpak
tempo dulu

Mejan merupakan peninggalan purbakala yang ditemukan di Tanah


Pakpak berupa patung patung yang diukir dari batu. Patung-patung ini
berbentuk orang yang mengendarai binatang seperti : gajah, kuda, atau harimau.
Mejan adalah suatu simbol kebanggaan dan kemasyuran masyarakat Pakpak,
karena diyakini patung-patung tersebut mengandung unsur mistik tersendiri.

Selain mengandung nilai budaya yang tinggi, mejan ini juga merupakan
lambang kebesaran marga Pakpak atau masyarakat Pakpak. Secara khusus
masyarakat Pakpak memaknai mejan sebagai simbol kepahlawanan. Pemahat
yang membuat mejan ini adalah para pertaki dan mereka inilah

2
pemilik mejan sekaligus pande tukang. Pembuatan mejan ini dahulu memakan
waktu yang cukup lama disertai dengan mantra-mantra untuk mengisinya
dengan roh yang biasa disebut masyarakat Pakpak dengan nangguru yang
mengisi batu mejan.

Warga yang memiliki mejan dahulu kala merupakan orang berada,


karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya yang lumayan besar dan
memakan waktu lama. Selain itu, untuk membuat mejan ini tidak sembarangan,
karena dalam pembuatannya harus mengikuti banyak ritual sebagai syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar mejan tersebut nantinya memiliki kekuatan
mistik. Setelah rampung patung ini ditempatkan di gerbang kampung sebagai
penangkal bala sekaligus penanda kekuasaan marga selaku pemangku kuta,
yaitu pendiri kampung.

Pada zaman dulu, mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap musuh


yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. konon, mejan dapat bersuara
pada zaman dulu bila musuh datang memasuki kampung atau bila suatu
kampung akan mengalami suatu kejadian. Suara ini diyakini barasal
dari nangguru yang berdiam di dalam batu mejan tersebut. Nangguru yang
tinggal di batu mejan dipercaya adalah roh nenek moyang yang dipanggil
melalui suatu ritual. Di situlah letak sifat mistik daripada mejan yang telah
disinggung sebelumnya.

SIMBOL KEBANGGAAN

Dilansir dari laman sppe.pakpakbharatkab.go.id, Mejan sendiri merupakan


simbol kebanggaan dan kemasyuran masyarakat Pakpak. Selain mengandung
nilai budaya yang tinggi, Mejan ini juga merupakan lambang kebesaran marga
Pakpak atau masyarakat Pakpak. Patung ini biasanya ditempatkan di gerbang

3
kampung sebagai penangkal bala sekaligus penanda kekuasaan marga selaku
pemangku kuta, yaitu pendiri kampung.

HANYA BISA DIBUAT ORANG TERTENTU

Tidak semua masyarakat Pakpak zaman dulu memiliki Mejan, hanya orang-
orang berada saja. Hal ini karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya
yang lumayan besar dan memakan waktu lama. Pemahat yang membuat Mejan
ini adalah para pertaki dan mereka inilah pemilik mejan sekaligus pande tukang

DIBERI MANTRA

Selain pembuatannya yang memakan waktu yang cukup lama, pembuatan


Mejan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Dalam pembuatannya, harus
mengikuti banyak ritual sebagai syarat yang harus dipenuhi agar Mejan tersebut
nantinya memiliki kekuatan mistik. Mejan ini dibuat dengan mantra-mantra
untuk mengisinya dengan roh yang biasa disebut masyarakat Pakpak dengan
nangguru.

Gambar mejan Berutu sikuraja di desa Kuta ujung, kecamatan sitellu tali
urang julu, kab.pakpak Bharat

4
Mejan ini sangat dibutuhkan di bidang pariwisata agar mejan ini selalu terjaga
dimana peristiwa-peristiwa yang terjadi banyak mejan marga-marga Pakpak
yang hilang di curi orang karena dimana orang mengetahui bahwa mejan ini
memiliki roh di dalamnya dan dan banyak orang dari luar ingin mencuri mejan
tersebut.sehingga perlunya bidang pariwisata untuk melestarikan peninggalan-
peningalan di purbakala agar mejan tersebut dapat dilestarikan dan tidak
diambil orang.

5
Sumber

http://sppe.pakpakbharatkab.go.id/blog/2017/12/artefak-suku-pakpak-mejan 3-
5-2021

https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-mejan-patung-mistis-suku-pakpak-
peninggalan-leluhur.html?page=2 1-5-2021 pukul 22 45

Anda mungkin juga menyukai