Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW

MEMBONGKAR REZIM KEPASTIAN

NAMA SISWA : LENNI BANCIN

NIM : 3183322012

DOSEN PENGAMPU : Dr.Ratih Baiduri M.Si. & Dedi Ardiansyah S.Pd.M.si

MATA KULIAH : teori antropologi modren dan pos modren

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Kasih Karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Tugas pembuatan Critical Book Review yang mana
meriview sebuah buku yang berjudul Membongkar Rezim Kepastian .

Dalam penyusunan Critical Book Review ini , saya mendapatkan kesulitan yang dihadapi,
namun berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai usaha bantuan motivasi dari berbagai
pihak sehingga kesulitan dapat teratasi .

Pada laporan Critical Book Review ini memaparkan sebuah hasil review yang berhubungan
dengan isi dari buku yang mengenai Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Dengan membaca hasil
review ini ,saya berharap para pembaca mendapatkan tambahan ilmu mengenai penugasan
Critical Book Review, dan mengetahui bagaimana penyusunan Critical Book Review dengan
baik dan benar .

Demikianlah Critical Book Review ini saya perbuat semoga bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan , April 2020

LENNI BANCIN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Rasionalisasi Pentingnya CBR 1

1.2. Tujuan Penulisan CBR 1

1.3. Identitas Buku 1

BAB II RINGKASAN BUKU 2

BAB III PEMBAHASAN 3

3.1.Pembahasan isi buku 3

3.2.Kelebihan dan Kekurangan Buku 5

BAB IV PENUTUP 6

4.1Simpulan 6

4.2.Rekomendasi 6

DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Review ( CBR) adalah salah satu tugas yang wajib dikerjakan mahasiswa
UNIMED untuk memenuhi Kurikulum KKNI .CBR adalah salah satu tugas yang mengharuskan
mahasiswa untuk meringkas dan mengevaluasi dua buku yang memiliki tema yang sama.Pada
tugas CBR ini mahasiswa ditugaskan untuk dapat membandingkan dua buku , baik dari segi
kelemahan ataupun kelebihan dari buku tersebut. Pada tugas ini mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan memberikan pendapatnya tentang buku yang diriview , untuk melakukan tugas
CBR , mahasiswa harus membaca dua buku yang memiliki pembahasan yang sama, dengan
begitu akan timbul beberapa perbedaan diantara kedua buku .Hal itulah yang dilakukan dalam
tugas ini , yaitu memberikan tanggapan , mengevaluasi dan mengkritik isi buku secara
menyeluruh , baik bagian luar maupun dalam buku .CBR ini sangat berguna dalam membangun
pola piker mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam menilai suatu karya tulisan .

1.2.Tujuan Penulisan CBR

1. Penyelesaian tugas mata kuliah Teori Antropologi Modern & Postmodern


2. Untuk Menambah Pengetahuan dalam mengevaluasi sebuah buku
3. Meningkatkan pengetahuan dalam mengevaluasi buku
4. Menguatkan pemahaman bagaimana mengetahui kelebihan dan kekurangan buku
1.3.Identitas Buku Yang Diriview

Judul : Membongkar Rezim Kepastian

Edisi : Kelima

Penulis : HARYATMOKO

Penerbit : Anggota IKAPI( IKATAN PENERBIT INDONESIA)

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2016

ISBN :978-979-21-4561-8
BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku Membongkar Rezim Kepastian merupakan tulisan –tulisan yang membongkar rezim
kepastian ,dimana pada buku ini menganalisis pemikiran –pemikiran poststrukturalis dari
Michael Foucault,Pieree Bourdieu ,Gilles Deleuze ,Paul Ricoeur ,Jacques Derrida,dan Jean
Baudrillard.Dan bagaimana para pemikir prancis ini mengajak kita berfikir kritis terhadap apa
saja yang mengklaimkan diri dan pemikirannya sebagai kepastian ,dan memberi pisau analisis
yang tajam untuk membedah banyak hal yang menggoda kita untuk memegang kepastian sebagai
jaminan yang tidak boleh diganggu gugat.Kedalam rentetan para pemikir itu ,penulis juga
memasukan pemikiran Pierre Bourideu .Bordieu memang tidak dianggap sebagai pemikir yang
post-strukturaklis .TetapBourdieu juga dikenal sebagai pemikir yang dengan tajam membongkar
bentuk-bentuk dominasi yang tidak adil ,termasuk kekerasan simbolik.Ia juga menyodorkan
konsep habitus nya yang tidak deterministis dan memberi peluang pada kita untuk membuka
kreativitas sedemikian rupa,sehingga kita bisa keluar dari perspektif structural .Karena
pendekatannya yang krritis itu ,ia kiranya boleh diperkenalkan beriringan dengan para pemikir
post-strukturalis di atas.

Buku ini dapat dibagi menjadi dua bagian ;Bagian pertama mengulas para pemikir yang
berupaya membongkar naluri dominasi kekuasaan melalui subyektivasi individu.Proses
suyektivasi ini mengambil dua cara yakni tindakan membentuk dan membentuk
tindakan.Sedangkan yang kedua yaitu mengartikulasi satu hal yang sama
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Pembahasan Isi Buku

Bab I : Michael Fouchault yang ada dua pembahasan yaitu yang pertama

1.Kekuasaan Melahirkan Anti Kekuasaan

Cara Foucalt memahami kekuasaan sangat orisinal .Orisinalitas ini terlihat dalam karya-karya ,salah
satunya Surveiller et punir (1975) .Pada akhir buku ia mengatakan ‘ kekuasaan yang
menormalisir’.Dengan menekankan asal usul subyek modern ini , Foucault tidak memisahkan
pengetahuan –kekuasaan .Penelitiannya tentang subjek modern melalui bentuk-bentuk pengetahuan
,praktik dan wacana terfokus pada kekuasaan –pengetahuan.Semakin Foucalt menggali pengetahuan
praktis tentang subyek dan kekuasaan ,semakin kelihatan bahwa konsepsi kekuasaan lebih mengarah ke
subyektivitas dari pada obyektivasi kekuasaan .Mkasudnya bahwa’ saya sebagai alat kekuasaan ,lebih
dipahami sebagai hasil dari dominasi dari pada sarana atau alat kebebasan individual.Persoalan ini
mengandaikan pendefenisian kekuasaan

Dengan mendasarkan pada dua karya Foucault ,Surveiler et punir (1975) dan La Volonte de savoir
(1976) tulisan ini mencoba menjelaskan bagaiamananya ,kekuasaan dalam arti melalui sarana sarana
,teknik –teknik ,mekanisme mekanisme macam apa kekuasaan beroperasi ,dan memahami hakikat
kekuasaan pengetahuan dalam arti model pembentukannya dan bentuk penyebaran dalam masyarakat.

Bab II: PIERRE BOURDIEU

Gagasan dasar Bourdieu mengkristal dalam beberapa konsep utama yaitu : habitus,
capital,arena,distinction ,kekuasaan simbolik ,dan kekerasan simbolik .Gagasan –gagasannya
dimakksudkan untuk menjembatani antara teori dan tindakan .Pada awalnya ia percaya bahwa yang
ilmiah identic dengan bebas nilai akhirnya ,mendobrak kebuntuan moralisme bebas nilai untuk terlbat di
arena politik. Menurutnya ,ilmu social harus mampu menganalisis mekanisme dominasi agar bisa menjadi
instrument pembebasan bagi mereka yang didominasi.

Pemikiran Pierre Bourdieu membuka tradisi baru dalam ilmu –ilmu social . Kebaruannya ini tampak
ketika dibandingkan dengan beberapa aliran pemikiran social yang berkembang di Perancis .Pembagian
aliran pemikiran social yang berkembang di Perancis yang dibuat Patrice Bonnewiz sangat membantu
untuk menempatkan posisi kebaruan berkembang individualisme –metodologi Raymond Boudon.
Bagi Bourdieu habitus adalah suatu jenis system disposisi kondisi yang terkait dengan syratsyarat
keberadaan suatu kelas menghasilkan suatu habitus.Jadi habitus menjadi sumber penggerak tindakan,
pemikiran ,dan represntasi. 3

BAB III; Jean Baudrillard

Menurut Baudrillard ,masyaakat harus mengikuti ritme barang kebutuhan dan pergantiannya terus
menerus .Lalu hubungan antara konsumen obyek konsumsi berubah.Konsumen tidak lagi membeli barang
karena manfaat yang terkandung didalamnya ,tetapi karena dalam kaitan dengan pemanfaatan
keseluruhan obyek.

BAB IV PAUL RICOEUR

Hermeneutika dipahami sebagai teori penafsiran atau refleksi teoritis tentang kegiatan penafsiran
.Definisi ini mau membedakan diri dari berbagai pengertian yang sinonim dengan konsep hermeneutika
seperti ekegese dan ekplitasi .

Tiga model Hermeneutika dan Tekstualitas Fakta Sosial

1.Hermeutika memerankan fungsi seni pemahaman yang mampu membrikan aturan –aturan metodis
konkret untuk penafsiran teks .

2.Hermeneutika harus beranjak dari peran seni pemahaman untuk memberikan tempat kepada refleksi
yang lebih fenomenologis tentang fenomena penafsiran .

3.Hermeneutika kritis tidak lepas dari pengaruh teori kritis,hermeneutika ini menunjuk pada pengaruh
metode mazhab frankfurt yang menekankan analisa teori masyarakat yang tidak puas hanya dengan
konstatif dan deskriptif.

BAB V GILLES DELEUZE

Deleuze mendobrak psikoanalisa,mempertanyakan fenomenologi dan mengkritik strukturalisme.


Psikoanalisa dianggap tidak mampu menjelaskan dunia produksi liar dan hasrat yang menggebu karena
hasrat dilihat secara negative ,dianggap sebagai kompensasi atas kekuranagn di masa lalu .

Dengan filsafat hasrat ,Deleuze mau memberi focus kepada daya-daya kehidupan. Hasrat disebut daya
kehidupan karena dengan mengahdapi beragam permasalahan ,hasrta justru menjadi sumber kreativitas.

Deleuze sangat kritis terhadap subyektivitas,totalitas,dan representasi .Kritik terhadap subyektivitas


memungkinkan keluar dari kerangka berfikir yang selalu menuntut kriteria atau klasifikasi

BAB VI JACQUES DERRIDA

Orang terbiasa memahami dekontruksi Derrida sebagai bentuk pengambilan jarak yang agresif
,menggoncang ,memindah ,membongkar ,menghancurkan ,mempertanyakan teks.
Istilah pengambilan jarak bisa dipakai untuk memaknai dekontruksi karena konsep ini mampu
menjelaskan prosedur pembongkaran itu sebagai unsur yang melekat pada prinsip intern teks.
Dekontruksi melihat ada prinsip kehancuran yang terpateri dalam setiap teks tertulis

3.2.Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Buku ini adalah menambah wawasan bagi pembaca mengenai tulisan-tulisan yang menggugat
dan membongkar rezim kepastian. Dengan membaca dan mempelajari buku ini , kita akan
berkenalan dengan analisis pemikiran-pemiiran post - strukturalis dari Michel Foucault, Pierre
Bourdieu, Gilles Deluze, Paul Ricoueur, Jadques Derrida, dan Jean Baudrillard. Para pemikir
Prancis ini mengajak kita berpikir kritis terhadap apa saja yang mengklaimkan diri dan
pemikirannya sebagai kepastian, dan memberi kita pisau analisi yang tajam untuk membedah
banyak hal yang menggoda kita untuk memegang kepastian sebagai jaminan yang tak boleh
diganggu gugat.
Kekurangan

Buku ini tidak menjelaskan secara detail tentang isi bukunya dan bahasanya susah untuk memahami
sehingga pembaca mengalami kesulitan untuk mengetahui maksud dari buku ini.
BAB IV

PENUTUP

4.1.KESIMPULAN

Buku Membongkar Rezim Kepastian merupakan tulisan-tulisan yang menggugat dan


membongkar rezim kepastian. Dan dalam bedah buku ini kita akan berkenalan dengan analisis
pemikiran-pemikiran poststrukturalis dari Michel Foucault, Pierre Bourdieu, Gilles Deleuze,
Paul Ricoeur, Jacques Derrida, dan Jean Baudrillard. Dan bagaimana para pemikir Prancis ini
mengajak kita berpikir kritis terhadap apa saja yang mengklaimkan diri dan pemikirannya
sebagai kepastian, dan memberi kita pisau analisis yang tajam untuk membedah banyak hal yang
menggoda kita untuk memegang kepastian sebagai jaminan yang tak boleh diganggu gugat.

4.2.SARAN

Sarannya agar setiap mahasiswa dapat mengkritik dan mereview dua buku dengan baik dan
kita harus bisa berpikir kritis terhadap apa saja yang mengklaimkan diri dan pemikirannya
sebagai kepastian, dan memberi kita pisau analisis yang tajam untuk membedah banyak hal yang
menggoda kita untuk memegang kepastian
DAFTAR PUSTAKA

Haryatmoko.2016.Membongkar Rezim Kepastian .Yogyakarta.Anggota IKAPI.


7

Anda mungkin juga menyukai