Anda di halaman 1dari 4

MK : Filosofi Pendidikan Indonesia Hari/Tgl : Sabtu, 11 Februari 2023

Kelas : Pendidikan MIPA Pengampu : Badrul Wajdi, M.Pd.

Nama Mahasiswa : Widia Puji Hastuti


SIMPKB_ID : 7000001856

1. PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA


Indonesia memiliki sejarah pendidikan yang panjang. Peperangan dan penjajahan telah
mewarnai perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Pada saat Belanda menguasai Indonesia,
mendapatkan pendidikan sangat sulit bagi penduduk setempat. Bahkan sekolah-sekolah yang
didirikan pada masa penjajahan Belanda hanya untuk anak-anak bangsawan, priyayi, dan
pegawai negeri.
Pada tahun 1848, Pemerintah Hindia Belanda mulai mengeluarkan peraturan pendidikan
dasar bagi masyarakat dimana aturan itu mengatakan bahwa sekolah hanya ada di daerah
pemukiman, kecamatan, kawedanan, sentra kerajinan dan perdagangan. Untuk pendidikan
anak usia enam tahun, ada Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang didirikan di Indonesia
pada tahun 1914. Anak-anak Indonesia yang belajar di sini semuanya adalah anak-anak
"istimewa" yang orang tuanya dihormati atau bergelar mulia. Pada tahun 1854, beberapa bupati
mulai mendirikan sekolah distrik yang hanya mendidik calon pegawai.
Pada tahun 1920, lahirlah cita-cita baru yang secara fundamental mengubah pendidikan
dan pengajaran. Setelah Indonesia merdeka, Presiden mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai
Menteri Pendidikan pertama yang semboyannya seperti yang kita kenal sekarang sebagai Tut
Wuri Handayani. Pendidikan kini sudah mulai maju apalagi di era abad 21 ini dimana anak
bukan lagi menjadi kehendak siapapun. Namun di balik perbedaan yang begitu kentara itu,
masih ada kesamaan yang melekat antara negara kita dengan Belanda, yaitu perlakuan khusus
terhadap anak pejabat dan orang kaya.
Seiring perkembangan zaman yang semakin kompleks, dunia pendidikan banyak
mengalami perubahan yang sangat pesat dari zaman kolonial hingga zaman modern. Sejak Ki
Hajar Dewantara datang dan mendirikan Taman Siswa, segala aturan dan tujuan pendidikan
mulai berubah secara perlahan. Anak-anak dapat menikmati pendidikan dan pengajaran yang
semula terbatas pada zaman penjajahan, perlahan-lahan berubah mengikuti perubahan zaman.
Anak-anak sudah bebas dan mandiri dalam hal pendidikan dan pengajaran. Mereka dapat
belajar dengan tenang dan bahagia, dan mereka diharapkan mandiri di masa depan, memilih
pekerjaan favorit mereka, dan memilih gaya hidup mereka sendiri. Anak-anak kini bisa belajar
di berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah tanpa tekanan dan larangan. Untuk
menggunakan istilah "MERDEKA BELAJAR" yang sekarang sudah dikenal.
2. DASAR-DASAR PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar Dewantara
(KHD), pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses
pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan
batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat
yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai amggota masyarakat. KHD memiliki
keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan
menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Ki Hajar Dewantara memberikan
pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan.
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah
merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan
baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. KHD juga mengingatkan para pendidik
untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang
baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai
guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup,
berkarya dan menyesuaikan diri.
Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus memperhatikan kodrati anak
yang masih suka bermain. Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah
menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani
mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun
semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi
tumbuh kembangnya anak. Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia
dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
3. IDENTITAS MANUSIA INDONESIA
Identitas manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai
kemanusiaan khas Indonesia yang mencakup nilai, jiwa, Hasrat, martabat, dan berbagai tradisi
manusia Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi.
A. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia dalam nilai kebhinekaan tunggal ika
Masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan sebagai akibat dari
kondisi kewilayahan, agama, suku, budaya, ras bahasa dan adat istiadat. Perbedaan dalam
masyarakat merupakan keberagaman Indonesia yang dapat dirangkai dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika. Bagi masyarakat Indonesia keragaman merupakan nilai yang khas
dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia
Adapun nilai-nilai kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dapat diterapkan di masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Nilai Toleransi

Makna toleransi dalam kebhinekaan adalah hidup berdampingan secara damai


dan saling menghargai di antara keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat dan
bahasa. Toleransi merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial

2. Nilai Gotong Royong

Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Gotong-royong muncul atas dorongan
dari hati dengan diiringi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta
menanggung akibat dari suatu karya secara bersama, serentak dan beramai-ramai,
tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri.

3. Nilai Kerukunan

Nilai kerukunan adalah apresiasi terhadap orang, agama, atau suku lain. Untuk
mempraktekkan nilai kerukunan secara konkret, seseorang harus mengikuti prosedur
tertentu secara sungguh- sungguh, teliti dan berkepribadian baik.

4. Nilai Keadilan

Makna keadilan dalam masyarakat yang berbhineka adalah tidak memihak,


tidak bersikap hidup mengelompok dan tertutup. Sebaliknya berlaku adil
menghendaki sikap terbuka yang senantiasa mau menyediakan “ruang” bagi
kehadiran orang lain.
B. Nilai-nilai Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Nilai Ketuhanan
Pancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai
ketuhanan dimana Indonesia meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-
sifatnya yang Maha sempurna.
2. Nilai Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai
kemanusiaan, yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan
kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan agama, suku, ras, atau
keturunannya.
3. Nilai Persatuan
Makna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari
berbagai aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan yang terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, BERARTI manusia
Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat
dan warga negara.
5. Nilai Keadilan
Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk
mencapainya, nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari,
C. Religious
Indonesia merupakan negara yang mengakui adanya Tuhan tanpa terkecuali untuk
memeluk agama dengan pilihan mereka, tanpa paksaan dari manapun, Indonesia juga
termasuk kedalam Religious State atau Negara Kebangsaan yang Berketuhanan.
Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam ras, budaya dan agama adalah ciri khas
sekaligus aset negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai