Anda di halaman 1dari 4

Motivasi Sedekah Bagi orang yang dikarunia oleh Allah harta yang berlimpah tentu bersedekah itu semudah

mengedipkan mata. Namun bagi orang yang ditaqdirkan Allah sedikit harta, pasti bersedekah sama halnya dengan mengeluarkan isi perut. Allah yang Maha Tahu segala yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi, sudah tahu problem itu jauh sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Didasarkan pada ucapan Rasulullah, Allah telah menulis taqdir seluruh makhluq 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. [Shahih: Shahih Muslim no. 4797] Dan Islam memang demikian, bila ada syariat yang hanya mampu dikerjakan orang-orang tertentu, Islam akan membuka ladang lain bagi orang-orang yang tidak mampu. Allah telah memberikan solusi bagaimana cara bersedekah tanpa uang atau harta. Bukan berarti solusi ini hanya boleh diamalkan oleh mereka yang sedikit harta, orang kaya pun boleh. Berikut ini adalah contohcontoh perbuatan yang dinilai Allah sama dengan sedekah. Pertama, melakukan segala hal yang baik menurut Syariah. Nabi Muhammad berkata, Setiap perkara yang baik adalah sedekah. Dan termasuk perkara baik adalah anda menemui saudara (seIslam) anda dengan wajah yang cerah, dan (termasuk perkara baik pula), anda tuangkan (air dari) timba anda ke bejananya. [Shahih: Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 2684] Kedua, mengucapkan kalimat thayyibah. Rasulullah berkata, Dan kalimat thayyibah adalah sedekah. [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 2707, Shahih Muslim no. 2332] Kalimat thayyibah adalah ucapan yang menyenangkan perasaan seseorang dimana ucapan itu mubah atau mengandung ketaatan. [Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Al-Nawawi 7/103] Ketiga, Rasulullah Muhammad berkata, Senyuman anda di hadapan saudara (seIslam) Anda adalah sedekah. Perintah Anda kepada kebaikan dan larangan Anda atas kemungkaran itu sedekah, Anda menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah Anda membuang batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu sedekah, tuangan timba anda pada timba saudara (seIslam) Anda itu sedekah. [Hasan: Ash-Shahihah no. 572. Rasulullah juga berkata, Menyingkirkan bahaya yang ada di jalanan adalah sedekah. [Shahih: Shahih Muslim Keempat, Nabi Muhammad berkata, Tidaklah seorang muslim bercocok tanam atau menggarap persawahan, lantas burung makan darinya atau manusia, atau hewan ternak, kecuali hal itu bernilai sedekah baginya. [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 2283. Rasulullah juga berkata, Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kecuali apa yang termakan darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang tercuri darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang dimakan hewan-hewan buas darinya bernilai sedekah baginya. Apa yang dimakan burung darinya bernilai sedekah baginya. Dan tidaklah seseorang yang mengurangi dan mengambil dari tanaman itu kecuali bernilai sedekah baginya (sampai hari qiyamah tiba). [Shahih: Ash-Shahihah no. 8] Kelima, meminjamkan harta atau menghutangi. Rasulullah berkata, Sesungguhnya memberi pinjaman (hutang) itu menempati kedudukan setengah sedekah. [Shahih: Ash-Shahihah no. 1553; Shahih Al-Jami no. 6080] Memberi tempo kepada orang yang belum mampu melunasi hutangnya, juga merupakan bentuk sedekah. Rasulullah berkata, Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang belum mampu melunasi hutangnya, maka ia setiap harinya seperti bersedekah sejumlah barang yang ia hutangkan. [Shahih: Musnad Ahmad no. 21986. Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1/221]

Rasulullah juga berkata, Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang belum mampu melunasi hutangnya, maka ia setiap harinya seperti bersedekah sejumlah barang yang ia hutangkan, sampai hutang itu lunas. Jika tiba waktu pelunasan, ia memberi tempo lagi (karena orang yang berhutang belum mampu melunasinyapen), maka setiap harinya ia seperti bersedekah sejumlah dua kali lipat jumlah barang yang ia hutangkan. [Shahih: Musnad Ahmad 5/360. Ash-Shahihah no. 86] Keenam, menafkahi keluarga. Nabi Muhammad berkata, Sesungguhnya sedekah yang paling besar (imbalannya dari Allah) adalah sesuap nasi yang disuapkan oleh seorang suami ke mulut istrinya. [Shahih: Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim no. 4185] Hadits ini tidak hanya sebatas menyuapi istri dengan makanan, melainkan mencakup seluruh bentuk nafkah seorang suami kepada istri. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits lain. Nabi Muhammad berkata, Jika seseorang menafkahi keluarganya dengan usahanya, maka nafkah itu bernilai sedekah. [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 55; Shahih Muslim no. 1002] Termasuk pula nafkah batin kepada istri. Nabi berkata, Seorang suami berhubungan seks dengan istrinya itu merupakan sedekah. Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah seseorang yang melampiaskan syahwatnya (pada istrinya) diberi balasan (kebaikan oleh Allah)? Nabi menjawab, Bagaimana pendapat kalian jika seseorang melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga (sebaliknya) jika seseorang melampiaskan syahwatnya pada yang halal, berarti dia akan diberi balasan (kebaikan oleh Allah). [Shahih: Shahih Muslim no. 1674, 2326] Dalam hal ini bukan berarti si istri tidak mendapatkan keutamaan serupa. Karena si istri telah menjadi media bagi si suami, maka si istri juga mendapatkan keutamaan serupa dengan yang didapatkan suami. Wallahu alam. Hal ini sesuai dengan ucapan Nabi Muhammad, Dan Allah senantiasa menolong hambaNya selama hambaNya itu menolong saudaranya (sesama muslim). [Shahih: Shahih Muslim no. 2699]. Dan, Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya (sesama muslim), niscaya Allah penuhi kebutuhannya. [Shahih: Shahih Al-Bukhari no. 2263, 2442; Shahih Muslim no. 2580] Ketujuh, berniat akan bersedekah ketika belum mempunyai harta untuk disedekahkan. Ada seseorang melihat orang lain menginfaqkan hartanya untuk ketaatan kepada Allah. Lalu ia berkata, Andai aku punya harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan si fulan. Rasulullah berkata, mengomentari kejadian itu, (Seandainya) ia (jujur) dengan niatnya itu, maka pahala keduanya sama. [Musnad Ahmad 4/230-231; Sunan At-Tirmidzi no. 2325; Sunan Ibnu Majah no. 4228; Al-Mu'jam AlKabir Ath-Thabrani no. 868-870; Syarh As-Sunnah Al-Baghawi 14/289] Kedelapan, berdakwah. Nabi berkata, Setiap tasbih bernilai sedekah, (demikian juga) tahmid, tahlil, takbir, amar maruf nahi munkar, (semuanya itu) bernilai sedekah. [Shahih: Shahih Muslim no. 720] Kesembilan, membersihkan Masjid dari kotoran. Rasulullah berkata, Dahak yang ada dalam masjid yang Anda pendam ke dalam tanah, sesuatu (penghalang/bahaya) yang anda singkirkan dari jalanan, bernilai sedekah. [Shahih: Sunan Abu Dawud no. 5242; Musnad Ahmad 5/354. Shahih Sunan Abu Dawud 3/984; Irwa` Al-Ghalil 2/213] Nabi Muhammad mengatakan demikian karena pada saat itu lantai masjid masih asli berupa tanah pasir. Sehingga jika kita menemui dahak yang ada di lantai masjid yang masih berupa tanah pasir maka yang kita lakukan adalah memendamnya. Sedangkan jika lantai masjid sudah seperti sekarang maka yang kita lakukan adalah menghilangkannya, misalnya dengan mengepelnya. Dan ini masih bernilai sedekah, karena tujuannya adalah menghilangkan dahak yang ada di dalam Masjid. Kesepuluh, melakukan Shalat Dhuha. Rasulullah berkata, Setiap pagi, setiap ruas tulang (sulama) tubuh anak Adam hendaknya bersedekah (dengan cara apapun. Dan itu semua bisa terpenuhi cukup dengan) melakukan shalat dua rakaat di waktu dhuha. [Shahih: Shahih Muslim no. 720. Shahih Al-Jami no.

4035] Rasulullah Muhammad berkata, Sesungguhnya setiap anak manusia diciptakan dengan 360 ruas tulang (sulama). [Shahih: Shahih Muslim no. 1007] Nabi Muhammad juga berkata, Setiap pagi, setiap ruas tulang (sulama) tubuh anak Adam hendaknya bersedekah (dengan cara apapun pen). Ia mengucapkan salam kepada orang yang ia temui adalah sedekah. Ia memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah. Ia mencegah dari kemunkaran adalah sedekah. Ia menyingkirkan bahaya/gangguan dari jalan adalah sedekah. Ia menafkahi keluarganya adalah sedekah. Dan itu semua bisa terpenuhi cukup dengan melakukan shalat dua rakaat di waktu dhuha. [Shahih: Sunan Abu Dawud no. 1285, 1286] Kesebelas, sebelum tidur malam berniat hendak melakukan shalat malam ketika bangun. Rasulullah berkata, Tidaklah sesorang berniat untuk melakukan shalat malam, lalu ia tertidur, kecuali akan dicatat (oleh Allah pen) baginya pahala shalatnya (meskipun ia tidak shalat lail) dan tidurnya dicatat sebagai sedekah. [Shahih: Irwa` Al-Ghalil 2/204-205; Shahih Al-Jami' no. 5567; Shahih Sunan An-Nasa`i 1/387] Nabi berkata, Barangsiapa mendatangi tempat tidur dalam keadaan berniat untuk bangun karena hendak melaksanakan shslat lail, tapi ternyata ia ketiduran sampai pagi, maka ditulis baginya pahala shalat yang telah ia niatkan dan tidurnya merupakan sedekah dari Allah untuk dirinya. [Shahih: Irwa` Al-Ghalil no. 454; Shahih Sunan An-Nasa`i 1/386] Keduabelas, shalat berjamaah bersama seseorang yang terlambat mengikuti shalat jamaah yang awal di masjid. Dari Abu Said Al-Khudri, dia bercerita, Sesungguhnya Rasulullah Shallallah alaih wa sallam melihat ada seorang pria shalat sendirian. Maka Beliau berkata, Hendaklah ada seseorang yang bersedekah kepada orang ini, (dengan cara) shalat bersamanya.. [Shahih: Sunan Abu Dawud no. 574] Diceritakan pula oleh Al-Walid bin Abu Malik, : ) ( ) ( : ) ( : Seorang pria masuk masjid, kemudian ia shalat (fardhupen). Maka Rasulullah Shallallah alaih wa sallam berkata, Tidakkah ada seseorang yang bersedekah kepadanya (dengan cara) shalat bersamanya?. Al-Walid berkata, Maka berdirilah seorang pria, kemudian ia sholat bersama pria tadi. Maka berkata Rasulullah Shallallah alaih wa sallam, Kedua orang ini adalah jamaah.. [Dalam Irwa` Al-Ghalil 2/250, Al-Muhaddits Al-Albani menyatakan hadits ini shahih mursal, tapi hadits ini menjadi shahih kualitasnya karena didukung hadits di atas tapi tanpa kalimat, ] Dalam kedua hadits ini, menunjukkan bahwa jika ada seseorang yang terlambat shalat berjamaah yang awal di masjid datang ke masjid untuk shalat, maka salah seorang jamaah hendaknya menyertai shalat orang yang terlambat tadi. Ini tidak terlarang, karena sholat kedua bagi jamaah ini teranggap shalat nafilah/sunnah. Ketigabelas, bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri, untuk kebutuhan ibadah, dan untuk membantu orang lain. Nabi berkata, Anda berusaha keras untuk tidak menjadi orang yang bersedih dan memintaminta, dan Anda bekerja keras dengan kedua tangan Anda untuk tidak menjadi lemah. Semua itu adalah pintu-pintu sedekah untuk diri Anda. [Shahih: Musnad Ahmad 3/322; Shahih Al-Jami no. 4038] Rasulullah berkata pula, Bekerja dengan tangan anda sendiri dapat membantu diri Anda untuk bersedekah (itu adalah sedekah). Anda juga dapat membantu orang yang sedang membutuhkan. Jika anda tidak dapat melakukan itu, maka jaga diri Anda agar tidak melakukan kejahatan, karena hal itu juga termasuk sedekah. [Shahih: Shahih Muslim no. 38, 1994]

Itulah tiga belas amal yang pahalanya setara dengan sedekah. Sebenarnya masih banyak sekali amal-amal yang pahalanya setara dengan sedekah. Namun, di sini baru bisa disampaikan tiga belas amal. Yang lebih penting adalah kita mampu istiqamah melaksanakan amal-amal ini dan diterima oleh Allah. Di samping itu kita juga berharap semoga Allah membimbing kita agar bisa mengetahui amal-amal setara sedekah lainnya dan kita bisa mengamalkannya. Selamat bersedekah dan beramal amalan setara sedekah sebanyak-banyaknya!

Anda mungkin juga menyukai