Anda di halaman 1dari 9

Hadis-Hadis

Nabi Tentang
Mencari Rezeki
DYAH AYU PRASETYANINGRUM
(2000026194)
Pengertian Rezeki

Rezeki adalah segala sesuatu dari Allah Swt yang bermanfaat dan yang dihalalkan, bisa berupa uang, makanan, pakaian,
hingga pasangan yang saling menentramkan. Rezeki juga bisa berupa keturunan yang saleh dan salehah serta nikmat sehat,
pendengaran, penglihatan dan lain sebagainya.

Meski kita tahu bahwa Allah Swt adalah Zat yang Maha Memberi Rezeki dan rezeki itu tidak mungkin salah alamat,
tetapi bukan berarti kita layak untuk pasrah dan bermalas-malasan. Sudah selayaknya rezeki harus kita usahakan.

Oleh karenanya, kita sebagai muslim yang yakin bahwa Allah Maha Kaya sudah sewajarnya bekerja keras untuk meraih
rezeki dengan cara-cara yang baik. Selebihnya, ketika kita sudah memperoleh rezeki yang dicari, maka seharusnya kita
memanfaatkan rezeki itu dengan sebaik-baiknya.
• Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan sebuah hadis, yang mana Rasulullah SAW
bersabda:

1. Mencari rezeki di pagi hari

“Bangunlah di pagi hari untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu
membawa berkah dan kesuksesan (keberuntungan). (HR. At-Thabrani)

“Seusai salat fajar (Subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari
rezeki.” (HR. At-Thabrani)

2. Mencari rezeki dengan berbakti kepada kedua orang tua


“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah untuknya dan Allah akan
memanjangkan umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, At-Thabrani, dan al-Hakim).
3. Mencari rezeki dengan mendoakan kedua orang tua

“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah)
daripadanya.” (HR. Al-Hakim dan Ad-Dailami).

4. Mencari rezeki dengan memberi lebih ke orang lain

“Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu dibentangkan di Arasy, yang dikirim oleh Allah ‘Azza wa
Jalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, niscaya
Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.” (HR. ad-
Daruquthni dari Anas RA)
6. Mencari rizqi dengan menyambung tali silaturrahim

Rasul SAW bersabda, “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan
umurnya,maka sambunglah tali silaturrahim “ (HR.Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Nasai).

7. Mencari rizqi dengan cara bersedekah

Rasul SAW bersabda, “Bersedekahlah kalian, dan jangan (terlalu) lama disimpan dan
ditahan. Sebab jika demikian, Allah SWT akan menahan (karunia-Nya) untukmu “ (HR.
Bukhari ).
8. Mencari rezeki halal tanpa meminta-minta dengan bekerja keras

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: “Meraka yang mencari harta dunia (kekayaan ) dengan
jalan yang halal dan menahan dirinya dari meminta-minta (tidak menjadi pengemis ) dan berusaha
mencari nafkah untuk keluarganya serta belas kasihan, kasih sayang terhadap jiran tetangganya,
niscaya di hari kiamat kelak ia akan berjumpa dengan Allah dengan mukanya berseri-seri seperti bulan
purnama pada waktu malam.” (Riwayat At-Tabrani)
1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mencari rizki yang halal itu wajib. Sedangkan
rizki yang halal adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya baik diri sendiri maupun keluarganya. Dan
dalam mencari rizki, Islam mendorong umatnya untuk tidak memperhatikan jenis pekerjaan, asalkan
pekerjaan itu halal.

2. Saran

Dalam hal ini, tujuan hadist yang mana telah disebutkan di atas dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kita menjadi orang bermanfaat dan selalu memberi sebagian harta kita
kepada orang yang membutuhkan. Dan kita sebagai umat muslim harus menerapkan dan menggunakan
hadist yang telah kita pelajari.
DAFTAR

PUSTAKA Djuaidi soffadi MA, Terjemah Terjemah Syarah Shahih


Muslim, (Jakrtata Selatan: Penerbit Mustaqim, 2006)

Abu Lait As Samarqandi, , terjemah tanbihul ghafilin 2


(Semarang: Karya Toha Putra, 2005)

As Samarqandi Abu Lait As Samarqandi, terjemah


tanbihul ghafilin 2 (Semarang: Karya Toha Putra, 2005),
hal.217.

Soffadi Djuaidi, Terjemah Syarah Shahih Muslim,


(Jakrtata Selatan: Penerbit Mustaqim, 2006), hal. 285.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai