Anda di halaman 1dari 15

TEMA : SHALAT SUNNAH

No Nama NIM Kelas Email


1 Azhar AlHuzaipi 121202004 PAI aalhuzaipi@gmail.com
2 II-B
2 Cika Nurinayah 121202005 PAI Cikanurinayah@gmail.com
1 II-B
3 Dina Siti Nurjanah 121202006 PAI dinasitinurjanah372@gmail.co
5 II-B m
4
Prodi Pendidikan Agama Islam Kelas II-B
Mata Kuliah : Fikih Ibadah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Sunnah
B. Syarat Syah Shalat Sunnah
C. Rukun Shalat Sunnah
D. Macam-Macam Shalat Sunnah
E. Kaefiyat Shalat Sunnah
F. Kesimpulan
Jumlah Sitasi Mendeley : 10

DESKRIPSI
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Sunnah


Shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan diluar shalat lima waktu.
Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat sunnah, selain untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, beliau juga berharap mendapat
tambahan pahala. Orang yang mengerjakan shalat sunnah akan mendapat
pahala, jika tidak mengerjakannya maka ia tidak berdosa.
Shalat sunnah terbagi menjadi dua, yaitu:
1.Shalat sunnah dilakukan secara berjamaah. Shalat sunnah jenis ini
memiliki status hukum muakkad, seperti shalat idul fitri, idul adha,
tarawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
2.Shalat sunnah dilakukan secara munfarid (sendirian). Status hukum
ada yang muakkad seperti: sunnah rawatib dan shalat tahajjud. Ada juga
yang status hukumnya sunnah biasa (ghairu muakkad) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir dan lain-lain (Anjen Dianawati
& 2010, n.d.).

Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan setidaknya 24 sujud


selama shalat sunnah setiap hari. Ummu Habibah mendengar Rasulullah
bersabda:

َْ ‫لَ َبنَى‬
‫ّللاُ لَ ْهُ َبيتا‬ ْ ‫يض ْةْ ِإ‬َ ‫ط ُّوعا غَي َْة فَ ِة‬ َ َ ‫عش ْ َة ْ َ َرك َعةْ ت‬
َ ْ‫ل َيومْ ثِنتَى‬ َِْ ِ ‫ُص ْ ِيم‬
َْ ‫لِل ُك‬ َ ‫عبدْ ُمس ْ ِم ْ ي‬
َ ‫ن‬
ْ ِ‫َما م‬
َ
‫ل بُنِ َْ لَ ْهُ بَيتْ فِ ال َجنَ ِْة‬ َ
ْ ِ‫فِ ال َجنَ ِْة أوْ إ‬

Artinya:"Jika seorang hamba Allah SWT shalat demi allah SWT 12 raka'at
(sunnah) setiap hari, sebelum dan setelah shalat wajib, maka Allah SWT
akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun
untuknya di surga. Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak
mendengarnya dari Rasulullah SAW." (HR Muslim) (Rahma Indina
Harbani & 2021, n.d.)

B. Syarat Syah Shalat Sunnah

Syarat menurut bahasa adalah alamat atau tanda. Sedangkan secara


istilah, hal-hal yang membuat shalat menjadi sah, bukan bagian dari apa
yang dilakukan pada saat shalat (hal-hal yang harus ada atau terpenuhi oleh
orang yang shalat). (Abu abdillah & 2010, n.d.).

Adapun syarat-syarat syah shalat adalah sebagai berikut:


1. Suci (suci dari hadats, haid dan nifas)(Bakar, n.d.)
Sabda Rasulullah Saw:

‫اذا اقبمت الحيضة فدع‬: ‫قال رسول هللا صمى هللا عميه وسم لفاطمة بنت اب حبيش‬
ْ‫الصال‬

“Beliauْ berkataْ kepada Fatimah binti Abi Hubaisyi, “apabilaْ


datangْhaid,ْtinggalkanlahْshalat.”ْ(HR.ْBukhari)

ْ‫ث حتى يتوضأ‬


ْ ‫ل يقبل هللا صال احدك اذا احد‬

“Allahْtidakْmenerimaْshalatْseseorangْdiْantaraْkamuْapabilaْiaْ
berhadasْ hinggaْ iaْ berwudhu”. (HR. Bukhari Muslim)(Rasjid &
2015, n.d.)
2. Menutup aurat, orang yang akan shalat hendaknya menutup aurat.
Firman Allah Swt:
‫يبن ادم خذوا زينتك عند كل مسجد‬

“ْ Haiْ anakْ adam,ْ pakailahْ pakaianmuْ yangْ indahْ diْ setiapْ


(memasuki)ْmasjid.”ْ(Al-A’rafْ:ْ31)

3. Berdiri di tempat suci, tidak sah bagi seseorang dengan bagian


tubuh atau pakaian yang terkena najis, baik dengan berdiri, duduk
tahiyat, rukuk atau sujud.
4. Mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk
5. Menghadap kiblat
Firman Allah Swt :

‫فول وجهك شطة المسجد الحةام وحيث ماكنت فولوا وجوهك شطةه‬

“ْPalingkanlahْmukamuْkeْarahْmasjidilْharam.ْDanْdiْmanaْsajaْ
kamuْ berada,ْ palingkanlahْ mukamuْ keْ arahnya.”ْ (Al-Baqarah :
144)

C. Rukun Shalat Sunnah

Para ulama mengajarkan bahwa shalat memiliki empat rukun yang


harus dipenuhi. Agar shalat seseorang tersebut dapat diterima.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Muhammad
SAWْbersabda:ْ“Perbuatanْpertamaْmanusiaْyangْakanْdipertanyakanْ
dan yang akan diminta tanggung jawabnya adalah shalat. Jika
shalatnya baik, dia akan selamat. Namun jika shalatnya tidak lengkap,
ia akan menyesal. Jika shalat wajib tidak sempurna, Allah akan
memerintah untuk melihat apakah hamba-Nya melaksanakan shalat
sunnah sehingga ia dapat menutupi kekurangan shalat wajib dan
dengan demikian menutupi semua amalnya. (HR At-Tirmidzi)
Maka dari itu, penting untuk kita ketahui bersama mengenai apa saja
rukun shalat, agar shalat yang kita kerjakan dapat diterima.

Berikut rukun-rukun shalat yang wajib dikerjakan:


1. Niat
2. Takbiratul Ihram
3. Qiyam (berdiri tegak jika seseorang memiliki kemampuan untuk
melakukannya)
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Rukuk
6.ْI’tidalْatauْbangkitْdariْrukuk
7. Sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Tahiyat akhir
10. Tasleem (salam)

Khusyuk dan tenang selama shalat sangat penting untuk memastikan


bahwa setiap bagian tubuh berada pada posisi yang benar, sebelum
berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya. Ikuti urutan yang benar
untuk setiap pilarnya (Mabruroh dan Ani Nursalika & 2022, n.d.).

D. Macam-Macam Shalat Sunnah

Shalat sunnah terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Shalat sunnah dilakukan berjamaah. Shalat sunnah jenis ini
memiliki status hukum muakkad seperti shalat idul fitri, idul adha,
tarawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
Berikut penjelasan singkat tentang shalat sunnah diatas:
a. Shalat Id/Hari Raya
Shalat idul fitri dalam Islam ada dua, yaitu:
1) Shalat idul fitri, yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal.
2) Shalat idul adha, yaitu shalat yang dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijah.
Shalat tersebut masing-masing dua rakaat. Rakaat pertama
dengan takbir tujuh, selain takbiratul ihram, rakaat kedua
dengan lima takbir, selain rakaat berdiri dari rakaat
pertama(Musthafa Diibu Bhigha & 1986, n.d.).
Shalatْ“id”ْdilakukanْdalamْjumlahْْbesar di luar ruangan,
diakhiri dengan ceramah tentang masalah agama dan sosial.
Setelah shalat Id, khutbah dua kali, takbir khutbah pertama
sembilan kali, takbir khutbah kedua tujuh kali. Menurut
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
yaitu:

“Abu Sa’id Alhudri ra. berkata yang terjemahannya:


Adalah Rasulullah saw pergi ketempat shalat pada hari
raya Fitr dan Adlha. Mula-mula beliau melakukan shalat
Ied. Sesudah shalat, beliau menghadap kepada orang
banyak, sedangkan mereka masih dalam keadaan duduk
dalam shaf mereka masing-masing. Rasulullah berkhutbah
memberi nasehat, berpesan dan memberikan perintah-
perintah kepada mereka. Jadi belia ingin mengirim
pasukan untuk perang, maka diputuskan ketika itu. Dan
jika ingin memberikan perintah, maka diperintahkan ketika
itu pula, kemudian beliau pergi.” (Bukhari : 913/Muslim :
889).

Takbir sunat, tahmid dan tahlil mulai terbenam


matahari pada malam fitrah hingga imam menunaikan
shalat Ied. Dan pada hari raya idul adha, takbir tahmid dan
tahlil dilantunkan setelah selesai shalat wajib, mulai dari
fajar hari arafah (9 dzulhijah) hingga shalat terakhir tasyriq.

b. Shalat Terawih
Ini adalah shalat malam bulan Ramadhan. Waktunya setelah
shalat maghrib sampai shubuh. Bisa dilakukan sendiri bisa
berjamaah. Jumlah rakaat untuk shalat tarawih tidak dipastikan
secara pasti, delapan atau dua puluh rakaat. Namun ada
beberapa hadits yang menjelaskan jumlah rakaat shalat
tarawih, artinya:

“Dari Aisyah, katanya: “yang dikerjakan Rasulullah SAW di


bulan Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas
rakaat.” (H.R. Bukhari)

Berikut hadits yang diriwayatkan oleh Abid Ibn Hamaid dan


At Tabrani dari Ibn Abbas tentang shalat tarawih 20 rakaat.

Artinya:“Sesungguhnya Rasulullah SAW shalat di bulan


Ramadhan adalah 20 rakaat dan witir”

Dengan demikian, kedua hadits tersebut menentukan jumlah


rakaat terawih, yang banyak di antaranya mewakilinya. Dan
shalat tarawih yang dilakukan pada zaman Umar, Utsman dan
Ali berjumlah 20 rakaat.

c. Shalat Istisqa
Istisqa artinya berdoa memohon hujan. Ada tiga cara, yaitu:
1). Dengan berdoa sendiri atau berjamaah. Rasulullah biasa
meminta hujan hanya dengan berdoa.
2). Doa dalam khutbah Jum’at. Hal ini juga dilakukan oleh
Rasulullah SAW.
3). Dengan dua rakaat shalat. Sebelum doa diadakan bersama,
imam terlebih dahulu menganjurkan pertobatan, sedekah
kepada orang miskin, penolakan kejahatan, penghentian
permusuhan dan puasa tiga hari. Pada hari keempat, imam dan
orang banyak berpakaian sederhana, kesopanan, dan
kerendahan hati, lalu melakukan dua rakaat seperti shalat Ied.
Maka berkhutbahlah dua kali.

Abdullah bin Zaid bin Ashim ra berkata : Nabi saw keluar


rumah, pergi ketempat sembahyang untuk menerima hujan.
Kemudian beliau menghadap kiblat. Membalikan
selindangnya dan shalat dua rakaat. (Bukhari : 966/Muslim :
894)

d. Shalat Kusuf dan Khusuf


Shalat kusuf artinya shalat pada saat gerhana matahari.
Sedangkan shalat khusuf, ialah shalat pada saat gerhana bulan.
Shalat gerhana termasuk dua rakaat berjamaah yang tidak
membawa adzan dan qamat. Jika waktunya habis, tidak disunatkan
mengqodho. Shalat gerhana matahari atau gerhana bulan dilakukan
untuk dua rakaat. Setiap rakaat berdiri dua kali, membaca dua kali
surat alfatihah dan surat panjang, dua kali rukuk, dengan tasbih
panjang, dua kali sujud, serta rakaat kedua. Setelah shalat dua
rakaat, kedua khutbah dilanjutkan. Selama gerhana matahari, ini
dilakukan dengan suara perlahan, sedangkan saat gerhana bulan,
ini dilakukan dengan suara keras.

Aisyah ra berkata yang terjemahannya :”Terjadi gerhana


matahari pada masa Rasulullah saw, karena beliau shalat
bersama orang banyak. Lama sekali beliau berdiri, kemudian
ruku’ dan lama sekali dalam ruku’ nya, lalu berdiri lama lagi
tetapi tidak selama berdiri yang pertama, kemudian ruku’ lama
lagi, tetapi tidak selama ruku’ yang pertama, kemudian sujud dan
setelah itu beliau melakukan rakaat kedua seperti apa yang
dilakukan pada rakaat yang pertama. Setelah selesai shalat,
matahari telah jelas kelihatan, setelah itu maka nabi saw
berkhutbah dan setelah memuji allah swt beliau bersabda:
sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kebesaran
allah swt. Kedua nya tertutup bukan karena kematian atau lahir
seseorang. Apabila kamu melihat gerhana maka berdoalah kepada
allah swt, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah. (Bukhori
:997/Muslim : 901)
2. Shalat sunnah dilakukan secara munfarid (sendirian). Status
hukum yang sangat dianjurkan (muakkad) seperti: shalat sunnah
rawatib dan tahajjud. Ada juga orang yang status hukumnya
sunnah biasa (ghairumuakkad) seperti: shalat tahiyatul masjid,
shalat dhuha, shalat witir dan lain-lain (Rasjid & 1976, n.d.).
a. Shalat Rawatib
Artinya, shalat sunnah sesuai dengan shalat wajib. Dilakukan
sebelum atau sesudah melaksanakan shalat wajib lima waktu,
berikut sabda Nabi SAW:

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar, berkata:“Saya ingat dari


Rasulullah SAW dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah
dzuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan
dua rakaat sebelum shubuh. (H.R. Bukhari&Muslim)

b. Shalat Tahajjud
Adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari,
setidaknya dua rakaat dan jumlahnya tidak terbatas. Waktunya
setelah shalat isya sampai fajar sadik (shubuh). Jika akan
melakukan, tidurlah dulu. Waktu terbaik untuk melakukan ini
adalah sepertiga malam terakhir, Firman Allah SWT:

Artinya:ْ “Dan sebagian malam hari, shalat tahajjudlah kamu,


sebagai suatu tambahan ibadah bagimu, mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al
Isra:79).

Maka Firman Allah SWT telah menjamin bahwa barang siapa


yang melaksanakan shalat tahajjud akan mendapat tempat yang
terpuji, baik di dunia maupun di akhirat, sehingga laksanakanlah
shalat tahajjud dan shalat sunnah lainnya.

c. Shalat Istikharah
Shalat sunnah istikharah adalah shalat sunnah ketika kita
dihadapkan pada dua pilihan, fungsinya adalah kita memohon
kepada Allah SWT untuk mendedikasikan hati kita pada sebuah
pertanyaan yang kita pilih dari dua hal tersebut.

d. Shalat Taubat
Shalat sunnah taubat adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah
kita berbuat dosa, fungsinya agar kita diampuni oleh Allah atas
apapun yang kita lakukan berupa dosa.
e. Shalat Hajat
Shalat sunnah hajat adalah shalat sunnah yang dilakukan ketika
kita memiliki keinginan atau kebutuhan, fungsinya adalah
memohon kepada Allah SWT agar keinginan kita terkabul.

f. Shalat Tasbih
Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang kita lantunkan
tasbih dalam shalat dan fungsinya untuk menghapus dosa-dosa
yang telah kita perbuat.

g. Shalat Tahiyyatul Masjid


Artinya, doa dimaksudkan untuk menghormati masjid.
Disarankan bagi mereka yang memasuki masjid sebelum mereka
duduk selama dua rakaat. Sabda Nabi SAW:

Artinya :”Dari Abu Qatadah, berkata Rasulullah SAW, apabila


salah seorang kamu masuk mesjid, maka hendaklah ia jangan
duduk sebelum shalat dua rakaat dahulu.” (HR. Bukhari &
Muslim)

h. Shalat Dhuha
Artinya, shalat dua rakaat atau lebih, hingga 12 rakaat pada
waktu dhuha, yaitu ketika matahari terbit setinggi tombak. Sekitar
jam 8 atau 9 sampai tergelincir matahari, sabda Nabi SAW:

Artinya :”Dari Abu Hurairah, katanya, telah berpesan kepadaku


(Rasulullah SAW) tiga macam pesan: puasa tiga hari tiap-tiap
bulan, shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum
tidur.” (HR. Bukhari&Muslim).

i. Shalat Witir
Artinya, shalat ganjil, jumlah rakaat, (1, 5, 7, 9 dan 11 rakaat).
Paling banyak sebelas rakaat dan paling sedikit satu rakaat.
Dilaksanakan setelah shalat maghrib. Jika di bulan Ramadhan, hal
ini dilakukan setelah shalat tarawih. Sabda Nabi Muhammad
SAW:

Artinya :” Dari Abi Ayub, berkata Rasulullah SAW, witir itu hak,
maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah, siapa yang
suka mengerjakan tiga, kerjakanlah, dan siapa yang suka
mengerjakan satu, kerjakanlah,” (HR. Abu Daud & Nasai).
E. Kaefiyat Shalat Sunnah

Kaifiyat merupakan bahasa Arab yang artinya tata cara yang


baik. Kaifiyat merupakan bentuk lain dari kata Kaifiyah yang artinya
keadaan menurut sifatnya; 2 sifat (tabiat) yang asli yang memiliki
bentuk jamak Kaifiyat as-shalah yaitu tata cara menjalankan salat
(2014, n.d.).
Adapun kaefiyat shalat sunnah yang akan dijadikan sebagai
contoh ialah shalat sunnah rawatib qobla isya
1. Niat Sholat Sunnah Sebelum Isya
"Ushalli sunnatal isyaa'i rok'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati
adaa-an lillaahi ta'aala."Artinya:"Aku niat melakukan shalat sunat
sebelum Isya dua rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena
Allah ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram merupakan penanda masuknya seseorang pada waktu
akan mengerjakan sholat. Takbiratul ihram merupakan rukun qauli
(rukun yang berupa ucapan) yang dengannya seseorang telah masuk
dalam rangkaian ibadah sholat dan diharamkan melakukan apa pun
yang bisa membatalkannya.
Saat takbiratul ihram diwajibkan untuk mengucap "Allahu Akbar".
Takbiratul Ihram untuk laki-laki dilakukan dengan mengangkat kedua
tangan sejajar dengan daun telinga. Sedangkan takbiratul ihram untuk
kaum wanita dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar
dengan dada.
3. Membaca Doa Iftitah
Setelah membaca takbiratul ikhram, dilanjutkan dengan menyilangkan
kedua tangan di dada, maka dilanjutkan dengan membaca doa iftitah.
Membaca doa ini hanya dilakukan pada rakaat pertama saja.
"Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi
bukratanْ wa’ashiilaa,ْ inniiْ wajjahtuْ wajhiyaْ lilladziiْ fatharasْ
samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal
musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii
lillaahiْrabbilْ‘alamiina.ْLaaْsyariikalahuْWaْbidzaalikaْumirtuْwaْanaْ
minal muslimiin."
Artinya:"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi
Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi
dan petang.
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam
keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang
menyekutukan-Nya.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan
yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk
orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri)."
3. Membaca Surat Al Fatihah
Setelah selesai membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca
surat Al-Fatihah yang termasuk dalam rukun sholat dan wajib
hukumnya untuk semua rakaat yang ada untuk membaca surat Al
Fatihah.
4. Membaca Surat Pendek
Setelah membaca surat Al Fatihah maka dilanjutkan dengan
membaca surat pendek yang ada dalam Alquran, seperti surat Al-
Ikhlas, Al-Falaq, surat An-Nas, surat Al-Lahab dan lain
sebagainya.
5. Rukuk
Setelah selesai membaca surat pendek, dilanjutkan dengan
melakukanْ gerakanْ rukukْ denganْ tuma’ninahْ diiringiْ denganْ
membaca bacaan rukuk sebagai berikut:
"Subhaana robbiyal adhiimi wabihamdih."
Artinya:
"Mahasuci Tuhanku yang Mahaagung dan segala puji bagi-Nya."
6. Bangkit dari Rukuk dengan Melanjutkan Gerakan Iktidal
Setelah rukuk dilanjutkan dengan gerakan iktidal dengan
tuma’ninahْyang diiringi dengan membaca bacaan iktidal.
"Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil
'umaasyi'ta min syai'in ba'du."
Artinya:
"Wahai Tuhan kami, segala puji bagiMu, sepenuh langit dan
sepenuh bumi dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki
setelah itu."
7. Sujud Pertama
8. Setelah selesai mengerjakan iktidal, kemudian dilanjutkan dengan
melakukanْ sujudْ pertamaْ denganْ tuma’ninahْ denganْ membacaْ
bacaan sujud.
"Subhaana robbiyal 'a'la wabihamdih."
Artinya:
"Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan segala puji bagi-Nya."
9. Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah selesai sujud pertama maka dilanjutkan dengan duduk di
antara 2 sujud dengan posisi duduk tawaruk dengan membaca
bacaan sebagai berikut:
"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii
wa 'aafinii wa'fu 'annii."
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku,
angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah
petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah
aku."
10. Sujud Kedua
Pada sujud kedua ini juga membaca doa sujud yang sama dengan
doa sujud yang pertama. Setelah selesai sujud kedua kemudian
berdiri untuk melanjutkan rakaat berikutnya dengan tata cara yang
sama hingga sujud terakhir yang kemudian ditutup dengan bacaan
tahiyat akhir.
11. Tahiyat Akhir dengan Duduk Iftirasy
Karena sholat qobliyah isya ini hanya terdiri dari 2 rakaat, maka
setelah sujud kedua dilanjutkan dengan sujud iftirasy dengan
membaca doa tahiyat akhir.
"At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi.
Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa
barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-
shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna
Muhammadar Rasuulullaahi."
Artinya:
"Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta
kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat dan
berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi
(Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga
juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang
sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah."
"Allahumma solli alaa muhammad, wa alaa aali muhammad,
kamaa sollaita alaa aali ibroohim, wa baarik alaa muhammad, wa
alaa aali muhammad, kamaa baarokta alaa ibroohim, wa alaa ali
Ibroohimm, fil aalamiina innaka hamiidummajiid."
Artinya:
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi
Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan
kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau
limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim dan kepada
keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad
dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga
Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah
Maha Terpuji lagi Maha Agung."
12. Mengucap Salam
Sama dengan sholat fardhu dan sholat sunah lainnya, gerakan
terakhir dalam sholat adalah mengucapkan salam dua kali dengan
menoleh ke arah kanan dan kemudian ke arah kiri(Novi Fuji Astuti
& 2021, n.d.).
F. Kesimpulan

Diantara banyak macam shalat sunnah yang pernah dilakukan oleh


Rasulullah SAW, yang mana diantaranya ada shalat sunnah yang tergolong
pada yang dianjurkan, dilaksanakan berjamaah ataupun secara munfarid
(sendirian). Dari semua shalat sunnah tersebut, pada intinya atau
kesimpulannya ialah untuk menambah atau menutupi kekurangan-kekurangan
ibadah wajib.
DAFTAR PUSTAKA

2014. (n.d.). Kamus Pengetahuan Islam Lengkap.


Abu abdillah, & 2010. (n.d.). Terjemah fathul qarib.
Anjen Dianawati, & 2010. (n.d.). Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah.
Bakar, A. (n.d.). Risalah tuntunan shalat lengkap.
Mabruroh dan Ani Nursalika, & 2022. (n.d.). REPUBLIKA.co.id.
Musthafa Diibu Bhigha, & 1986. (n.d.). ahli bahasa: Moh. Rifa’i & Baghawi
Mas’udi.
Novi Fuji Astuti, & 2021. (n.d.). merdeka.com.
Rahma Indina Harbani, & 2021. (n.d.). detiknews.
Rasjid, S., & 1976. (n.d.). Fiqih Islam.
Rasjid, S., & 2015. (n.d.). Fiqh islam.
PROFIL PENULIS

No. Nama Foto Moto No. HP

1. Azhar Usaha dan 085693019219


Alhuzaipi keberanian
tidak cukup
tanpa adanya
tujuan dan arah
perencanaan.

2. Cika Mensyukuri 089630210491


Nurinayah hari ini,
mengikhlaskan
hari kemarin
dan menjadi
lebih baik lagi
untuk hari
esok.
3. Dina Siti Tidak ada yang 081318051584
Nurjanah benar-benar
peduli di dunia
ini, kecuali
Allah dan
dirimu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai