Anda di halaman 1dari 2

Sekitar Sudah tiga bulan berjalan lamanya, Universitas Islam Malang (UNISMA) Membuat

kebijakan bahwa semua mahasiswa belajar dari rumah terkait pandemi Covid-19 yang sedang
melanda di Negara Indonesia hingga saat ini. Tentunya banyak perubahan yang terjadi.
Mahasiswa juga salah satu yang terkena imbasnya. Mereka yang biasanya produktif belajar dan
menjalankan berbagai macam kegiatan akademik di kampus kini harus belajar dari rumah.

Hal ini dilakukan UNISMA dalam rangka memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19.
Hal ini juga berpengaruh pada pola kehidupan para mahasiswa. Boleh jadi  timbul rasa jenuh dan
bosan ketika belajar dari rumah, sehingga mereka kehilangan semangat untuk menjalankan
aktivitas akademik maupun non-akademik.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk salah satu mahasiswa UNISMA, Putri Lailatul Fitriyah. Fitri,
sapaan akrabnya. Mahasiswa semester dua Universitas Islam Malang ini membuat berbagai
kegiatan positif yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, selama masa pandemi covid-19 ini.
Salah satu bentuk kegiatan positif tersebut yaitu membagi – bagikan masker kain gratis yang
dibuatnya sendiri di rumah.

Ditengah kondisi pandemi covid-19 saat ini pula, harga masker melonjak drastis, dan susah
untuk di cari, hingga banyak sebagian warga mengeluhkan harga tersebut. Dari situlah Fitri
mempunyai inisiatif tidak hanya menjahit masker untuk dirinya sendiri, tetapi juga membagikan
masker kepada masyarakat disekitar tempat tinggalnya yang sekiranya membutuhkan masker
kain tersebut. “Iya mungkin masker kain jahitan saya tidak seperti masker medis pada umumnya,
tetapi setidaknya saya bisa sedikit membantu meringankan keperluan masyarakat yang tinggal
disekitar rumah saya, dan dari sini pula saya bisa merasakan alangkah indahnya berbagi” ucap
Fitri, mahasiswa UNISMA semester 2 ini.

Keahlian fitri dalam bidang menjahit sudah ditekuninya sejak masih duduk dibangku SMP, sejak
awal ibunya bekerja sebagai penjahit di rumahnya sendiri, dari situ fitri sering melihat dan
mengamati ibunya yang lagi bekerja. Jadi sejak SMP disaat pulang sekolah, fitri sering
membantu ibunya menjahit.

Sejak langkahnya APD (Alat pelindung Diri) salah satunya masker, Fitri mempunyai ide untuk
mengolah sisa – sisa potongan kain bekas jahitan ibunya yang sudah tidak terpakai, diubahnya
menjadi barang yang sangat dibutuhkan yaitu masker kain.

Fitri juga mengajak para anggota karang taruna untuk menampung sisa – sisa potongan kain
bekas jahitan para masyarakat sekitar yang bekerja sebagai penjahit, untuk bisa terus produktif
menjahit masker kain lebih banyak dan akan di salurkan ke masyarakat lebih luas. Supaya
masyarakat bisa menggunakan masker kain tersebut secara gratis.

Fitri melakukan semua itu di kampung halamannya yakni di Desa Samirplapan, Kecamatan
Duduksampeyan, Kota Gresik, Jawa Timur.
Salah satu masyarakat berkomentar “kami sebagai masyarakat desa, sangat merasa terbantu oleh
kegiatan positif yang dilakukan oleh anggota karang taruna, untuk membagikan masker kain
gratis ke setiap masyarakat desa, apalagi di saat seperti ini mahalnya harga masker dan
langkahnya masker tersebut. Semoga kegiatan positif tersebut bisa terus berkembang untuk
membantu masyarakat desa, sukses buat anggota karang taruna”

“Tetap jaga kesehatan dan peduli akan lingkungan. Mulai saja dulu, mulailah dari hal yang
kecil.  Terkadang mahasiswa memiliki 1.000 ide yang bagus di kepalanya, namun sayangnya
tidak dikerjakan.  Jangan tunggu kaya untuk membantu orang. Jangan tunggu ada jabatan baru
membantu orang. Mulailah dari sekarang. Ayo kawan-kawan kita saling bantu satu sama lain,”
pesan Fitri.

Anda mungkin juga menyukai