Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengaruh Struktur Pengendalian Intern Terhahap Kelancaran Pengembalian
Kredit (Studi Kasus Pada Primer Koperasi Wredatama Primkoptama Sakinah
Kerinci – Sungai Penuh)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Rini pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lainnya. Selain itu, makalah ini juga diharapkan untuk bisa menambah wawasan
tentang perkoperasian bagi para pembaca.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami
nantikan agar kami bisa memperbaiki makalah ini serta guna menjadi acuanagar
kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Aktivitas koperasi yang menjadi sumber untuk mendapatkan Sisa Hasil
Usaha (SHU) adalah kegiatan simpan pinjam, seddangkan unsur paling penting
adlah pengembalian kredit. Apabila pengelolaan aktivitas tersebut kurang baik
maka dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan mengalami kesulitan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Koperasi merupakan salah satu bentuk bahan hukum yang sudah lama
dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia
adalah Bung Hatta dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak
koperasi Indonesia.
4
Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam
2.2 Tujuan
Karena berpedoman pada prinsip dasar koperasi, koperasi simpan
pinjam memiliki beberapa peran yang tujuannya untuk memperkuat ekonomi
anggota, diantaranya:
1. Meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan anggota melalui
penyaluran dana kredit.
2. Penetapan bunga ringan agar nasabah terhindar dari jeratan lintah darat.
3. Pembagian SHU sebagai suntikan dana segar bagi anggota yang
berkontribusi aktif di koperasi simpan pinjam.
5
4. Pengelolaan dana simpanan atau tabungan anggota sebagai salah satu
bentuk investasi.
5. Sebagai stimulus agar timbul hasrat untuk menyimpan atau menabung di
koperasi.
2.3 Fungsi
Dalam prakteknya koperasi ini mempunyai beberapa fungsi dan
peranan yang sangat penting bagi anggotanya. Berikut ini adalah fungsi
koperasi ini bagi anggotanya:
Fungsi simpanan
1. Uang yang disimpan lebih terjamin, aman dan produktif.
2. Tabungan di koperasi bisa menjadi investasi hari tua karena
jumlahnya akan terus bertambah.
3. Semua tabungan koperasi dapat diambil secara keseluruhan jika ingin
berhenti dari keanggotaan.
4. Menimbulkan keinginan untuk menabung uang dengan anggota.
Fungsi pinjaman
1. Keberadaan pinjaman kredit koperasi akan membantu anggota dalam
meningkatkan pendapatan usahanya dan pada gilirannya akan
membantu mengentaskan kemiskinan.
2. Proses pemberian kredit kepada anggota lebih mudah dan cepat, tanpa
jaminan kredit atau agunan.
3. Memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat rendah
kepada anggota koperasi.
6
1. WNI
2. Keanggotaan bersifat perseorangan, bukan badan hukum
3. Mau membayar simpanan pokok dan wajib sebagaimana ketentuan
lembaga
4. Menyetujui Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART), dan
ketentuan yang berlaku dalam koperasi
7
BAB III
PEMBAHASAN & PEMECAHAN MASALAH
3.1 Pembahasan
Pengendalian Intern
Menurut Commite of Sponsoring Organization (COSO) (dalam
Janvrin, et al, 2012) pengendalian intern terdiri dari beberapa unsur
meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. Aktivitas
pengendalian intern yang utama pada proses kredit, yaitu dimulai dari
tahap awal proses pemberian kredit hingga proses pengembalian kredit.
Semakin banyak keterlambatan dalam penerimaan piutang maka semakin
banyak juga piutang yang tergolong kurang lancar.
8
menunjukkan bahwa variabel informasi dan komunikasi berpengaruh
secara positif terhadap kelancaran penerimaan piutang. Berdasarkan
landasan teori dan penelitian tersebut.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk
meyakinkan pegarahan manajemen dapat terlaksana dalam mencapai
tujuan. Penelitian dari Kania (2009) dan Puspita (2012) menunjukkan
bahwa variabel aktivitas pengendalian berpengaruh secara positif
terhadap kelancaran penerimaan piutang.
Pengertian pemantauan adalah penilaian kualitas kerja dalam waktu
tertentu dengan evaluasi secara terpisah dari atasan terhadap bawahan.
Penelitian Faturrachman (2009), Kania (2009) dan Puspita (2012)
menunjukkan bahwa variabel pemantauan berpengaruh secara positif.
10
Pengembalian Kredit
Aktivitas koperasi yang menjadi sumber untuk mendapatkan Sisa
Hasil Usaha (SHU) adalah kegiatan simpan pinjam, sedangkan unsur
paling penting adalah pengembalian kredit. Apabila pengelolaan aktivitas
tersebut kurang baik maka dalam menjalankan operasinya akan
mengalami kesulitan.
Sumber : Penelitian Faturrachman (2009), Kania (2009) dan Puspita (2012) (dalam Saraswati,
Lukyta. & Yadnyana, I Ketut, 2014: 7(1), 124)
1) Lingkungan Pengendalian:
Koperasi menetapkan kebijakan tertulis mengenai kejujuran dan
kedisiplinan bagi seluruh karyawan.
Karyawan dituntut untuk bersifat etis dalam melaksanakan
pekerjaannya.
12
Evaluasi atas wewenang dan tanggung jawab berdasarkan job
description masing-masing.
Pengendalian terhadap kooordinasi kegiatan atar karyawan
berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang ada.
Adanya bagian khusus koperasi dalam menangani internal audit.
2) Penilaian Risiko:
Staff audit dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan Pendidikan
dan latihan khusus terkait dengan pengerjaan tugas-tugas nya.
Penilaian risiko terhadap: kredit lancar, kredit tidak lancar dan kredit
macet.
3) Aktivitas Pengendalian:
Adanya rangkapan bukti pemberian kredit kepada beberapa bagian
berbeda guna kepentingan pengawasan internal.
Pengecekan independent untuk menguji kesesuaian jumlah pemberian
kredit dengan data penerimaan kas yang diterima.
4) Informasi dan Komunikasi:
Pencatatan data pada nasabah maupun peminjam pada buku simpanan
dan pinjaman anggota dan buku catatan keuangan pada bendahara
koperasi.
Metode dalam transaksi pemberian kredit hanya berpedoman pada
Standard Operating Procedure (SOP) dan proses bisnis yang
dilandasi dengan asa kehati-hatian.
Bagian keuangan, akutansi, sekertariat serta bendahara selalu
melakukan komunikasi dalam proses pembuatan laporan keuangan.
5) Monitoring/Pemantauan:
Dilakukannya dokumentasi pengendalian, bisa dalam bentuk
prosedur, penjelasan bagan arus (floe chart) atau bentuk lainnya.
Anggota yang mengajukan kredit wajib mengisi Formulir Pengajuan
Pinjaman (FPP)
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian
pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian
internal adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan oleh
sebuah satuan usaha untuk dapat memberikan keyakinan yang cukup atau
memadai bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Artinya dengan adanya sistem pengendalian intern, maka diharapkan
organisasi dapat bekerja atau beroperasi sesuai dengan ketentuan organisasi,
jika dipatuhinya peraturan dan kebijakan maka penyimpangan dapat dihindari.
Jika diterapkannya pengendalian intern yang baik maka dalam pengembalian
kredit pada koperasi akan lancar dan tidak akan mengalami jumlah piutang
yang besar.
Sehingga tentunya pengendalian intern pada koperasi sangat
berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit pada primer Koperasi
Wredatama Primkoptama Sakinah Kerinci - Sungai Penuh. Dan
pengimplementasian struktur pengendalian intern yang baik agar kelancaran
pengembalian kredit tersebut dapat tercapai apabila Sebagian besar fokus-
fokus pada poin-poin pengendalian intern koperasi dapat dilaksanakan oleh
seluruh anggota koperasi tanpa terkecuali, hal tersebut juga harus dilaksanakan
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku.
4.2 Saran
Saran dari kami sebagai penulis yakni perlunya pembinaan dan
pelatihan kepada semua anggota maupun pengurus koperasi agar lebih
memahami pentingnya struktur pengendalian internal dalam menjalankan
setiap kegiatan usaha nya sehingga senantiasa selalu sesuai dengan tujuan awal
didirikannya koperasi tersebut serta dapat berperan sebagai mana mestinya.
Jika pengendalian intern ditepakan secara nyata pada setiap kegitan usaha
14
koperasi terutama dalam pengembalian kredit kredit, koperasi dapat memiliki
perputaran piutang yang baik untuk kelancaran kegiatan operasioanal dan
kemajuan koperasi itu sendiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. (2015). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014).
Jakarta: Rajawali Pers.
Konsep Pengendalian Intern Koperasi. (2009). Diakses pada 29 Mei 2021,
dari http://majidnanlohy.blogspot.com/2009/06/konsep-pengendalian-intern-
koperasi.html.
Saraswati, Lukyta. & Yadnyana, I Ketut. (2014) Pengaruh Struktur
Pengendalian Intern Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit Pada Koperasi
Simpan Pinjam di Kota Dempasar, 7(1), 122-134.
Subagyo dkk. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi ke-2).
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.
Yunil, Vhadyal Hifzil dkk. (2020). Pengaruh Struktur Pengendalian Intern
Terhahap Kelancaran Pengembalian Kredit Pada Primer Koperasi Wredatama
(Primkoptama) Sakinah Kerinci – Sungai Penuh, 2(4-30), 66-73.
16