MAKALAH
Aswaja
Dosen Pengampu:
Oleh :
A. PENDAHULUAN
Terminologi aswaja (ahlussunnah waljamaah) bukanlah terma baru di mata
masyarakat muslim nahdhiyin. Ia adalah terminologi keagamaan klasik yang telah
mengakar kuat dalam keyakinan eskatologis masyarakat muslim nahdhiyin. Lebih
dari itu mereka telah mengklaimnya bahwa aswaja adalah faham keagamaan khas
yang tidak dimiliki oleh golongan manapun kecuali hanya golongan nahdhiyin.
Namun dalam perkembangannya sebagian di antara mereka telah menyadari
bahwa aswaja adalah faham yang diakui dan dimiliki oleh banyak faham dan
tanpa terasa telah memberikan arah dan corak model keberagamaan yang sangat
varian bagi masyarakat muslim sesuai dengan hasil pendekatan tafsir para imam
yang diikutinya
satu
Oleh karena itu,dalam pembahasan kali ini kelompok kami a
1
dalam hal aqidah, amaliyah
fisik (fiqih) dan hakikat
(Tasawwuf dan Akhlaq)
Maka dari itu makalah ini saya buat untuk membahas tentang
pengertian,pendapat para ahli, dalil-dalil tentang aswaja dan menjelaskan tentang
perpecahan umat islam.
Aswaja merupakan singkatan dari ahlu sunnah wal jamaah ada 3 kata yang
membentuk istilah tersebut yaitu
2
Abu Ishaq Ibrahim Ibn Musa Ibn Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi al-Malik,al-
Muwafaqat. Cet l. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah hal.723.
2
sedikit.4Rasullah bersabda
C. َ َح َّد َثَنا: َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى اللُس َلْيَم اَن َقاَل، َح َّد َثَنا الُم ْع َتِمُر ْبُن ُع َم َر: َثَنا َأُبو َبْك ِر ْبُن َناِفٍع الَبْص ِرُّي َقاَل
: َأْو َقاَل- " ِإَّن َهَّللا اَل َيْج َم ُع ُأَّم ِتي: َعْن اْبِن َّ ُه َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل، َعْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ِد يَناٍر، ُس َلْيَم اُن الَم َد ِنُّي
َو َم ْن َش َّذ َش َّذ ِإَلى الَّناِر «[سنن، َو َيُد ِهَّللا َم َع الَج َم اَع ِة، َع َلى َض اَل َلٍة- ُأَّم َة ُم َح َّم ٍد َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
]الترمذي
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menyatukan umatku
dalam kesesatan. Pertolongan Allah bersama jama'ah. Barangsiapa menyimpang
dari jama'ah, maka ia menyimpang ke neraka."
َأَّماَأهُل الُّس َن ِة َفُهم َأهُل الَّت فِس يُر َو الَح ِديِث َو الِفقِه فِإَّن ُهم
الُم هَت ُد وَن الُم َت َم ِّس ُك وَن ِبُس َّن ِة الَّن ِيي صلي هللا عليِه وسلم
والُخَلَفاِءَب عَد ُه الَّر اِش ِديَن َو ُهم الَّط اِء َفُة الَّن اِج َي ُة َقاُلوَو َقد
اجَت َمَع ت الَي وَم ِفي مَذ اِه َب َأرَبَع ٍة الَح َن ِفُّيوَن َو الَّش اِفِعُّيوَن
َو الَم اِلِكُّيوِنَو الَح نَب لُّيوَن
“Adapun ahlusunnah wal jamaah adalah kelompok ahli tafsir dan ahli
fikih.Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi
Muhammad saw dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya,Mereka adalah
kelompomk yang selamat ( al-firqoh al-najiyah).Mereka mengatakan bahwa
kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzab empat yaitu pengikut
madzab Hanafi,Syafii,Maliki dan Hambali.
Dalam riwayat hadist Ibnu Thabrani:
وافترقت النصارى على إحدى أو اثنتين، افترقت اليهود على إحدى أو اثنتين وسبعين فرقة
3
. الناجية منها واحدة والباقون هلكى، وستفترق أمتي على ثالث وسبعين فرقة، وسبعين فرقة
ما انا عليه اليوم: وما السنة والجماعة؟ قال: قيل. أهل السنة والجماعة: ومن الناجية ؟ قال:قيل
و أصحابه
“orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71 atau 72
golongan, orang Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan
umatku (kaum muslimin) akan bergolong-golong menjadi 73 golongan. Yang
selamat dari padanya satu golongan dan yang lain celaka. Ditanyakan ’Siapakah
yang selamat itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ahlusunnah wal Jama’ah’. Dan
kemudian ditanyakan lagi, ‘apakah assunah wal jama’ah itu?’ Beliau
menjawab, ‘Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, dan beserta para sahabatku
(diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diamalkan beserta para sahabat).3
Ibnu Abbas ketika menafsiri firman Allah swt (Q.S Ali Imran l[03]:106-
107),bahwa beliau menegaskan “adapun orang yang putih wajahnya mereka
adalah ahlusunnah wal jamaah,sedangkan orang yang hitam wajahnya adalah ahli
3
Abu Fadl Ibn ‘Abdi asy-Ayakur as-Senori,Syarh al-Kawakib al-Lama’ah,(Surabaya: Al-
hidayah,tanpa tahun)
4
Abu Ishaq Ibrahim Ibn Musa Ibn Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi al-Maliki.
Tanpa tahun, al-I’tisham. Juz.II. Indonesia:Bab as-Salam.Hal.452.
4
bidah dan kesesatan”.5
5
. Lihat Tafsir Ibni Katsir, juz 1 hal. 419, cet. Darus Salam dan Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis
Sunnah Waljamaah (1/79 no.74).
5
Kedua, Murji`ah adalah orang yang menunda akan penjelasan kedudukan
seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pendukungnya
masing-masing hingga hari kiamat kelak. Ketiga, Syi`ah yaitu orang-orang yang
tetap mendukung dan mencintai Ali dan keluarganya. Sedangkan Khawarij
memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr ibn al-Ash, Abu Musa al-Asy`ari dan
orang-orang yang menerima abitrase (tahkim) adalah kafir.
1. Perang Shiffin
Perang Shiffin adalah peperangan antara pendukung sayidina Ali bin bi Tholib
dan pendukung Muawiyah bin Abu Sufyan perang ini terjadi pada Tahun 36 H.
Penyababnya adalah ketidakpuasan masyarakat atas sikap syaidina ali terhadap
para pembunuh Usman bin Affan.Padahal sebenarnya syaidina Ali itu sangat
berhati-hati dalam mencari pembunuh sayidina Usman, penyebab yang lai yaitu
keputusan sayidina ali mengganti beberapa Gubernur yang diangkat oleh sayidina
Usman yang kemudian menimbulkan gejola di beberapa wilayah.salah satunya di
wilayah Syam yang waktu itu gubernurnya adalah Muawiyah bin Abi Sufyan
tidak mau melepaskan jabatannya sebelum sayidina Ali menghukum para
pembunuh sayidina Usman.Sehingga kedua belah pihak saling bersikuh dan
meletuslah peperangan siffin.
2. Peristiwa Tahkim
Peristiwa ini merupakan perundingan untuk melakukan perdamaian antara
keduabelah pihak yaitu pihak Ali dan Muawiyah.Dari pihak Ali diwakili oleh
Musa Al assyahri sedangkan dari pihak Muawuyah diwakili oleh Amr bin Ash
dan tempat pertemuannya di Daumatul Djandal.Namun justru hasilnya tidak
6
memuaskan kedua belah pihak terutaama dari pihak sayidina Ali dengan usulan
Tahkim tersebut posisi Muawiyah menjadi kuat akhirnya dia dibaiat menjadi
Khalifah oleh penduduk Syam.Kekecewaan muncul dari pendukung dari
pendukung sayidina Ali kemudian keluar dari golongan Ali dan menamakan
dirinya sebagai Khawarij, sedangkan golongan yang masih setia dengan sayidina
Ali dinamakan Syiah.6
Harun lebih lanjut melihat bahwa sebagaimana yang telah dikatakan diatas
bahwa persoalan kalam yang pertama adalah persoalan siapa yang telah keluar
dari Islam dan siapa yang bukan bagian dari mereka. Khawarij sebagaimana telah
disebutkan, mereka memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa tahkim, adalah kafir berdasarkan firman Allah swt. pada surat Al-
Ma’idah ayat 44.
Persoalan ini telah menyimpulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu :
1. Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam
arti telah keluar dari agama Islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
2. Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap
mukmin dan bukan kafir. Adapun mengenai dosa yang dilakukannya, hal itu
adalah terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.
3. Mu’tazilah, yang tidak menerima dari kedua pendapat diatas. Bagi mereka,
orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan pula mukmin. Mereka
mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dikenal dengan istilah al-
manzilah baina manzilatain (posisi diantara dua posisi).
Dalam dunia Islam, timbul pula dua aliran teologi yang terkenal dengan nama
Qadariyah dan Jabariyah. Menurut Qadariyah, manusia mempunyai kemerdekaan
dalam kehendak dan perbuatannya. Adapun Jabariyah, berpendapat sebaliknya
bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan
perbuatannya.
6
Elfa Tsuroyo,Sejarah islam MA Kelas 10,hal.99.
7
pengikut mazhab Ibn Hanbal. Mereka yang menantang ini kemudian mengambil
bentuk aliran teologi tradisional yang dipelopori Abu al-Hasan al-Asy’ari (935 M). Di
samping aliran Asy’ariyah, timbul pula suatu aliran di Samarkand yang juga
bermaksud menentang aliran Mu’tazilah. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur al-
Maturidi (w. 944 M). Aliran ini kemudian terkenal dengan nama teologi Al-
Maturidiyah.
Mungkin Murji’ah dan Mu’tazilah tak mempunyai wujud lagi, kecuali hanya
dalam sejarah. Adapun yang masih eksis hingga sekarang adalah aliran
Asy’ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut Ahlussunnah wal-jama’ah.
Memang sebelum Rasulullah saw. meninggal dunia, beliau telah mengabarkan
berita dalam sabdanya bahwa umat Islam akan berpecah-belah.
َع َلى َس َتْفَتِر ُق ُأَّمِتي َوِإَّن ِفْر َقًة َو َس ْبِع ْيَن ِإْح َدى َع َلى اْلَج َم ا َع ُة َوِهَي َو اِح َد ًة ِإَّال الَّناِر ِفي ُك ُّلَها ِفْر َقَة َو َس ْبِع ْيَن اْثَنَتْيِن
ِإَّن َبِني اْفَتَر َقْت ِإْس َر اِئْيَل.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ahlu sunnah
wal jamaah bisa diartikan sebagai golongan yang berpegang teguh pada al
quran,sunah rasullah dan kesepakatan para mujtahid.
7
Adul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Watt, W. Montgomery, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, Terj. Umar Basalim,
Jakarta: Penerbit P3M, I987.
8
Dalam perpecahan umat islam dapat kita ketahui bahwa golongan umat
islam dibagi dua setelah terbunuhnya khalifah utsman.
1.Golongan khawarij yaitu golongan yang keluar dari golongabnnya disebabkan
atas kekecewaan terpilihnya sayidina Ali dengan usulan Tahkim tersebut posisi
Muawiyah menjadi kuat akhirnya beliau dibaiat menjadi Khalifah oleh penduduk
Syam.
2.Golongan syiah yaitu golongan yang tetap setia bersama khalifah Ali.
DAFTAR PUSTAKA
9
Abu Ishaq Ibrahim Ibn Musa Ibn Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi
al-Malik,al-Muwafaqat. Cet l. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah hal.723.
Abu Ishaq Ibrahim Ibn Musa Ibn Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi
al-Maliki. Tanpa tahun, al-I’tisham. Juz.II. Indonesia:Bab as-Salam.Hal.452.
Lihat Tafsir Ibni Katsir, juz 1 hal. 419, cet. Darus Salam dan Syarh Ushuul
I’tiqaad Ahlis Sunnah Waljamaah (1/79 no.74).
Adul Rozak, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Watt, W. Montgomery, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, Terj. Umar Basalim,
Jakarta: Penerbit P3M, I987.
10