Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

“ AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH”

Dini Nuril Maulana (2244510273)

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH ASSUNNIYYAH


KENCONG-JEMBER
PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
2022/2023
“ AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH”

Dini Nuril Maulana


Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyyah
Email: Dinnydinny05gmail.com

Abstract

Aswaja sesungguhnya identik dengan pernyataan nabi “Ma Ana Alaihi


wa Ashhabi” seperti yang dijelaskan sendiri oleh rasulullah dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Majjah,
dan Abu Dawud bahwa ;”Bani Isroil terpecah belah menjadi 72
golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan,
kesemuanya masuk neraka kecuali satu golongan”. Kemudian para
sahabat bertanya “siapakah mereka wahai rasulullah?” lalu rasul
menjawab “mereka itu adalah maa ana alaihi wa ashhabi, Yakni
mereka yang mengikuti apa saja yang aku lakukan dan juga dilakukan
para sahabatku”. Istilah “ Ahlusunnah wal jama’ah” adalah sebuah
istilah yang di Indonesiakan dan kata Istilah“ Ahlusunnah wal
jama’ah” ia merupakan rangkaian kata-kata “Ahl” berarti
golongan,”Al-sunnah”  berarti perilaku jalan hidup atau perbuatan
yang mencakup ucapan dan tindakan Rasulullah SAW.”Al jamaah” 
berarti jamaah yakni para sahabat rasulullah SAW.Maksudnya ialah
perilaku atau jalan hidup para sahabat. Dengan demikian maka secara
etimologis istilah Ahlusunnah wal jama’ah” atau golongan yang
senantiasa mengikuti jalan hidup Rasulullah SAW dan jalan hidup
para sahabatnya atau golongan yang berpegang teguh pada sunnah
rosul dan sunah (tariqah) para sahabat,lebih khusus lagi ( Abu
bakar,Umar bin khatab,Usman bin affan,Ali bin abi thalib).
A.    Pengertian Aswaja Menurut Bahasa
Aswaja merupakan singkatan dari Ahlussunnah wal Jamaah. Ada tiga
kata yang membentuk istilah tersebut, yaitu:
1.      Ahl, berarti keluarga, golongan, atau pengikut.
2.      Al-Sunnah, bermakna al-thariqoh wa law ghaira mardhiyah
(jalan atau cara walaupun tidak diridhoi)
3.      Al-Jamaah, berasal dari kata jama’a artinya mengumpulkan
sesuatu, dengan mendekatkan sebagian ke sebagian lain. Kata
“jama’ah” juga berasal dari kata ijtima’ (perkumpulan), yang
merupakan lawan kata dari tafarruq (perceraian) dan juga lawan kata
dari furqah (perpecahan). Jadi jama’ah adalah sekelompok orang
banyak dan dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul
berdasarkan satu tujuan. Selain itu, jama’ah juga berarti kaum yang
bersepakat dalam suatu masalah.
B.     Pengertian Aswaja Menurut Istilah
Menurut istilah “sunnah” adalahsuatu cara untuk nama yang
diridhai dalam agama,yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW
atau selain dari kalangan orang yang mengerti tentang
islam.Seperti para sahabat Rasulullah.Secara terminologi aswaja
atau Ahlusunnah wal jama’ah golongan yang mengikuti ajaran
rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. 
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah:
                
ِ ‫عَلي ُكم بِ ُسنَّتي َو ُسنَّ ِة ال ُخلفـا ِءالر‬
‫َّاش ِدينَ ِمن بَع ِدي‬
      “ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafa Rasyidin setelahku”
Menurut Hasyim Asy’ari, dalam istilah syariat (fikih) “Sunnah”
artinya sesuatu  yang dianjurkan untuk dilakukakan tetapi tidaak
wajib.
Menurut para ulama Ushul Fiqh, kata “Sunnah” berarti apapun
yang dilakukan, dikatakan, atau ditetapkan oleh Nabi Muhammad
saw, yang dapat dijadikan sebagai dalil dalam menetapkan suatu
hukum syar’i.
Menurut para ahli kalam (para teolog), “Sunnah” ialah kenyakinan
(i’tiqad) yang didasarkan pada dalil naql (al-quran, hadis, qawl
atau ucapan shahabi, bukan semata bersandar pada pemahaman
akal (rasio).
Menurut para ahli polotik, “Sunnah” ialah jejak yang ditinggalkan
oleh Rasulullah dan para Khulafa Rasyidin.
Sedangkan jama’ah secara istilah adalah kelompok kaum
muslimin dari para dahulu dari kalangan sahabat, tabi’in dan
orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari
kiamat. Mereka berkumpul berdasarkan Al-quran dan Sunnahdan
mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh
Rasulullah baik secara lahir maupun batin. Definisi lain
berdasarkan hadis Rasullallah jama’ah adalah apa yang telah
disepakati oleh sahabat Rosul pada masa Khulafau Rosidi. Pada
hadis Nabi ketika menjawab pertanyaan sahabat tentang (akan)
adanya perpecahan menjadi 71 atau 72 golongan, dan yang
selamat hanya satu golongan,.yaitu al-jama’ah. Rasulullah
bersabda:
َ ‫ُحبوحةَال َجنَّةَ فَليَلزَ ِم‬
َ‫الجما َعة‬ َ ‫َمن َأراَ َدب‬
“Barangsiapa yang ingin mendapatkan kehidupan yang damai
disurga, maka hendaklah ia mengikuti al-jama’ah (kelompok yang
menjadi kebersamaan).” (HR. Al-Tirmidzi (2091), dan al-Hakim
(1/77-78) yang menilainya shahih dan disetujui oleh al-Hafizh al-
Dzahabi).
Dengan demikian Aswaja adalah golongan pengikut setia Nabi
Muhammad SAW dan sahabatnya, jadi Ahlussunnah wal-jama’ah
adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi
Muhammad SAW dan jalan para sahabatnya dalam masalah aqidah
keagamaan, amalan-amalan lahiriyah serta ahlak baik dan islam murni
yang langsung dari Rasullallah kemudian diteruskan oleh sahabatnya.

KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (1287-1336 H/ 1871-1947)


menyebutkan dalam kitabnya Ziyadat Ta’liqat (hal. 23-24) sebagai
berikut:
ِ ‫َأ َّماَأه ُل ال ُّسنَ ِة فَهُم َأه ُل التَّف ِسي ُر َوال َح ِدي‬
‫ث َوالفِق ِه فـِإنَّهُم ال ُمهتَـ ُدونَ ال ُمتَ َم ِّسـ ُكونَ بِ ُسـنَّ ِة النَّيِي صـلي‬
َ ‫اجيَةُقَالُو َوقَــد اجتَ َم َعت اليَــو َم فِي مـ َذا ِه‬
‫ب‬ ِ َّ‫َّاش ِدينَ َوهُم الطَّا ِءفَ ـةُ الن‬
ِ ‫هللا علي ِه وسلم وال ُخلَفَا ِءبَع َدهُ الر‬
َ ‫َأربَ َع ٍة‬
َ ‫الحنَفِيُّونَ َوال َّشافِ ِعيُّونَ َوال َمالِ ِكيُّونِ َو‬
َ‫الحنبَليُّون‬
“Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli
hadis, dan ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh
dengan sunnah Nabi Muhammad saw dan sunnah Khufaur Rasyidin
setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-
najiyah).

Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini


terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu pengikut Madzhab
Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali.”
Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang menjadi pendiri ajaran
Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Yang ada hanyalah ulama yang telah
merumuskan kembali ajaran Islam tersebut setelah lahirnya beberapa
faham dan aliran keagamaan yang berusaha mengaburkan ajaran
Rasulullah dan para sahabatnyayang murni.

C.     Aswaja Menurut Para Ulama


1. Aswaja Menurut KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari memberikan gambaran  tentang ahlussunnah
waljamaah sebagaimana ditegaskan dalam al-qanun al-asasi, bahwa
faham ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul Ulama’ yaitu
mengikuti Abu Hasan al-asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi secara
teologis, mengikuti salah satu empat madzhab fiqh ( Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hanbali) secara fiqhiyah, dan bertashawuf sebagaimana
yang difahami oleh Imam al-Ghazali atau Imam Junaid al-Baghdadi. 
            Penjelasan KH. Hasyim Asy’ari tentang ahlussunnah
waljamaah versi Nahdlatul Ulama’ dapat difahami sebagai berikut: 
1.      Penjelasan aswaja KH Hasyim Asy’ari,  jangan dilihat dari
pandangan ta’rif menurut ilmu Manthiq yang harus jami’ wa mani’ (
‫ )جامع مانع‬tapi itu merupakan gambaran (‫ )تصــور‬yang akan lebih mudah
kepada  masyarakat untuk bisa mendaptkan pembenaran  dan
pemahaman secara jelas ( ‫)تصــــد يق‬. Karena secara definitif tentang
ahlussunnah waljamaah para ulama berbeda secara redaksional tapi
muaranya sama yaitu maa ana alaihi wa ashabii. 
2.      Penjelasan aswaja versi KH. Hasyim Asy’ari, merupakan
implimentasi dari sejarah berdirinya kelompok ahlussunnah
waljamaah  sejak  masa pemerintahan Abbasiyah yang kemudian
terakumulasi menjadi firqah yang berteologi Asy’ariyah dan
Maturidiyah, berfiqh madzhab yang empat dan bertashuwf al-Ghazali
dan Junai al-Baghdadi 
3.      Merupakan “Perlawanan” terhadap gerakan ‘wahabiyah’ (islam
modernis) di Indonesia waktu itu yang mengumandangkan konsep
kembali kepada al-quran dan as-sunnah, dalam arti  anti madzhab, anti
taqlid, dan anti TBC. ( tahayyul, bid’ah dan khurafaat). Sehingga dari
penjelasan aswaja versi NU dapat difahami bahwa untuk memahami
al-qur’an dan As-sunnah perlu penafsiran para Ulama yang memang
ahlinya. Karena sedikit sekali  kaum m uslimin mampu berijtihad,
bahkan kebanyakan mereka itu muqallid atau muttabi’  baik mengakui
atau tidak.
Maka Said Aqil Shiroj dalam mereformulasikan Aswaja adalah
sebagai metode berfikir (manhaj al-fikr) keagamaan yang mencakup
semua aspek kehidupan yang berdasarkan atas dasar modernisasi,
menjaga keseimbangan dan toleransi, tidak lain dan tidak bukan
adalah dalam rangka memberikan warna baru terhadap cetak biru
(blue print) yang sudah mulai tidak menarik lagi dihadapan dunia
modern.

Penutup
1.      Ahlu sunnah waljamaah berasal dari kata Ahlun yang artinya
keluarga, golongan atau pengikut. Ahlussunnah berarti orang
orang yang mengikuti sunnah (perkataan, pemikiran atau amal
perbuatan Nabi Muhammad SAW.) Sedangkan Wal
Jama’ah memiliki arti Mayoritas ulama dan jama’ah umat Islam
pengikut sunnah Rasul. Aswaja berarti orang-orang atau
mayoritas para ‘Ulama atau umat Islam yang mengikuti sunnah
Rasul dan para Sahabat atau para ‘Ulama.
2.      Aswaja menurut:
a.       KH. Hasyim Asyari’ adalah suatu paham berteologi
Asy’ariyah dan Maturidiyah, berfiqh madzhab yang empat
(Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali) dan bertashuwf al-Ghazali
dan Junaid al-Baghdadi. Selain itu dalam mengimplementasikan
Aswaja adalah dengan prinsip at-
Tawazun (keseimbangan), atTasamuh (toleran), atTawasuth (mod
erat), at-Ta'adul (patuh pada hokum/adil), dan amar makruf nahi
mungkar.
b.      KH. Said Aqil Siradj memandang Aswaja adalah
sebagai Manhaj al Fikr (landasan berpikir). Dalam hal inilah
Aswaja dapat dipahami sebagai sesuatu yang bisa ditafsiri secara
kontekstual dan lebih modern.

DAFTAR PUSTAKA
Masduqi, Achmad. Konsep Dasar Pengertian Ahlussunnah wal
Jama’ah, Surabaya: Pelita Dunia, 1994.
Siradj, Said Agil. “ Ahlussunnah wal Jama’ah Awal Abad XXI”,
Aula,
No. 8, Agustus 1998.
Sitompul, Einar M. Nahdlatul Ulama dan Pancasila, Jakarta:
Pustaka
Sinar Harapan, 1989.

Anda mungkin juga menyukai