Tasawuf belum dikenal pada masa-masa awal dari ajaran islam, khususnya pada masa
Rasulullah. Ajaran islam terdiri dari 3 hal utama yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah
sebagai akar, penguat dasar dari pondasi keimanan setiap manusia. Kemudian diperkuat dengan
adanya syariat-syariat, yang diibaratkan pohon sebagai cabang-cabang dari ajaran islam yang
nanti akan menghasilkan buah yang disebut akhlak, ikhsan atau istilah tasawuf. Yang
membedakan akhlak dan tasawuf adalah bahwa akhlak terkait dengan bagaimana etika atau
perilaku, sedangkan tasawuf lebih terkait pada batiniah.
Secara bahasa tasawuf berasal dari kata tasowwafa, kata tasawuf memiliki banyak pengertian
sesuai dengan asal usul kata yang terkait dengan kata Tasawuf , yaitu :
Shafa (suci), karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya.
Shaff (barisan), karena para sufi memiliki iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan
senantiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah.
Shaufanah, yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir
jazirah Arabia.
Shuffah (emperan), yaitu shufah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi para
tunawisma dan kalangan muhajirin dimasa Rasulullah SAW.
Shafwah (yang terpilih), sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba-hamba Allah
SWT.
Shuf (bulu domba), karena para shufi memakai pakaian dari bulu domba yang kasar
sebagai lambang kerendahan hati.
Zakaria Al-Anshari seorang penulis tasawuf,, meringkas tasawuf sebagai cara
menyucikan diri, meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani
untuk mencapai kebahagiaan abadi.
Tasawuf secara istilah menurut para tokoh, yaitu :
Imam Junaid : Tasawuf memiliki arti sebagai sikap mengambil sifat mulia dan
meninggalkan setiap sifat rendah.
Syekh Abdul Hasan Asy-Syadzili : Mendefinisikan tasawuf sebagai proses praktek dan
latihan diri dengan melalui cinta yang mendalam untuk beribadah dan menempatkan diri
ke jalan Tuhan.
Saha Al-Tustury : Tasawuf sebagai terputusnya hubungan dengan manusia dengan tujuan
terus menerus berhubungan dan membangun kecintaan yang mendalam kepada Allah.
Syeikh Ahmad Zorruq : Tasawuf merupakan ilmu yang dapat memperbaiki hati dan
memfungsikan hati semata-mata untuk Allah.
Dapat disimpulkan bahwa Tasawuf adalah kesucian jiwa untuk menghadap kepada Allah
sebagai zat yang maha suci, oleh karena ini tasawuf juga kadang disebut dengan
tazkiyatun nufus dan juga tashfiyatul qulub (pembersihan hati).
Pada jaman sahabat dan tabiin mayoritasnya melakukan Zuhud, tetapi pada jaman setelah itu
mayoritas masyarakat sudah mulai cinta terhadap dunia
Dasar Tasawuf dalam Al-Quran dan Sunnah
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu
baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia maka kami berikan
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaanpun
di akhirat. (Q.S Asy-Syuura: 20)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya lah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan
para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu. (Al-Hadid: 20)
Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekatinya sehasta,
jika dia mendeka sehasata maka Aku mendekat sedepa, jika sia datang kepada-Ku dengan
berjalan maka Aku datang kepadanya berlari. (H.R.Bukhari)
Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa’idy beliau berkata: datang seseorang kepada
Rasulullah Saw dan berkata: “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku satu amalan,
jika aku mengerjakannya maka Allah akan mencintaiku dan juga manusia”, Rasulullah
Saw bersabda: “Berlaku zuhudlah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan
berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia, maka mereka
(manusia) akan mencintaimu”. (HR.Ibnu Majah)
Manfaat Tasawuf yaitu dapat mengatur atau mengendalikan dalam bidang kecerdasan emosional,
kecerdasan spritual, agama, etos kerja, dan pendidikan
Macam-macam Tasawuf
Tasawuf Akhlaki, yaitu pokok pembahasaan tasawuf terkait akhlak
Tasawuf Irfani, pokok pembahasaannya terkait dengan hal-hal yang mengarah kepada
makrifat
Tasawuf Falsafi, ditambahi dengan ilmu-ilmu filsafat
Tujuan umum Syariat Islam adalah mendatangkan maslahat dan menjauhi mafsadat/kerusakan.
Secara kusus beberapa ulama membagi maqashid syariah (tujuan syariat) menjadi 5 hal, yaitu :
1. Menjaga agama, agar ibadah yang dilakukan umat manusia sejalan dengan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT.
2. Menjaga jiwa, agar bisa menjaga kelangsungan kehidupan di dunia
3. Menjaga akal
4. Menjaga keturunan
5. Menjaga harta, diwajibkan mencari harta yang halal
Tingkatan Maqashid Syariah :
1. Dharuriyat (Primer), yaitu jika tidak dilakukan maka tidak bisa melanjutkan kehidupan.
Contohnya kewajiban shalat.
2. Haajiyat (Sekunder), yaitu jika tidak dilakukan tetap bisa melanjutkan kehidupan tetapi
dalam keadaan susah. Contohnya yaitu Rukhsoh dalam Shalat.
3. Tahsiniyat (Tersier), yaitu jika tidak ada tidak akan menghapus maslahat secara umum
juga tidak akan mengganggu kenyamanan hidup. Contohnya yaitu berpakaian yang baik
ketika shalat