PENDAHULUAN
terminologinya. Secara etimologi tasawuf berasal dari kata shuf yang berarti
bulu domba atau dapat pula diartikan sebagai selembar bulu, maksudnya ialah
pakaian yang terbuat dari bulu domba kasar juga selembar bulu yang
bermakna bahwa para sufi hanyalah suatu zat yang tak berarti dihadapan Allah
swt. Tasawuf juga berasal dari kata shaff yang berarti barisan hal ini bermakna
bahwa para sufi ketika sholat akan selalau mengusakan diri untuk berada
lalu shafa yang berarti bersih, suci ini bermakna para sufi memiliki hati yang
bersih, suci dan jernih. Mereka berupaya menyucikan diri dihadapan Allah
swt, melalui latihan kerohanian yang mendalam untuk menjaga dirinya dari
perbuatan yang tidak di ridhoi oleh Allah swt. Selanjutnya ialah tasawuf
berasal dari kata shuffah, yakni serambi masjid nabawi yang ditempati oleh
sebagian sahabat rasulullah saw, makna kata satu ini dilatarbelakangi oleh
1
menghantarkan seseorang kepada hubungan yang dekat dengan tuhannya
melalui penyucian rohani, dengan jalan ketaqwaan yang luar biasa yang
didasari oleh ilmu, amal dan karunia Allah swt. Pembahasan tasawuf tentu
tidak akan pernah terlepas dari yang namanya syari’at dan tarekat. Imam Ibnu
keduanya maka dialah ahli hakikat yang sebenarnya. Untuk mencapai derajat
(waliyullah), dalam dunia sufi dikenal istilah taraqi, yaitu jalan yang
manusia kepada kedudukan insan kamil dan memiliki kedekatan yang luar
biasa dengan tuhannya. Jalan taraqi tentu hanya dapat ditempuh melalui
1.3 Tujuan
2
3. Untuk memahami hubungan antara syari’ah dan tarekat ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syari’at
a. Pengertian Syari’at
Syari’at secara bahasa berasal dari bahasa arab yakni, syara’a yang berarti
syari’at secara etimologinya ialah jalan yang lurus menuju pada kebahagiaan.
Sedangkan secara istilah syari’at merupakan ajaran agama Allah swt, ditujukan
untuk mengatur kehidupan para hamba – Nya berkaitan dengan hubungan antara
manusia dengan alam yang berisikan tentang perintah – perintah serta larangan –
larangan – Nya.1 Menurut para ahli pengertian tersebut identik dengan definisi
kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat. Maka dari itu, syaria’h islam tentu
mencakup seluruh ajaran agama islam seperti aqidah, akhlaq, dan ‘amaliyyah. Hal
ini selaras dengan apa yang dimaksudkan oleh firman Allah swt, dalam qur’an
atas suatu syari’ah (aturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syari’ah itu
dan janganlah kamu mengikuti nafsu orang – orang yang tidak mengetahui”.
1
Nurhayati, “MEMAHAMI KONSEP SYARI’AH, FIKIH, HUKUM DAN USHUL FIKIH”. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah, Vol.2.No.2, Juli-Desember 2018
3
Syari’at islam secara garis besar mencakup tiga hal utama, yakni: 1) Jalan atau
petunjuk untuk mengetahui dan memahami sesuatu yang gaib (ahkam syar’iyyah
menumbuhkembangkan potensi baik yang ada dalam diri manusia agar menjadi
hubungan antara manusia dengan tuhan – Nya, manusia dengan sesamanya juga
Syari’at memiliki ciri – ciri sebagai beerikut, yakni: 1) Umum, maksudnya adalah
syari’at islam ditujukan kepada seluruh umat islam. Hal ini tentu berbeda dengan
hukum yang pemberl;akuannya bisa terbatas pada zaman atau situasi dan kondisi.
manusia. Allah swt, menegaskan peerihal pernyataan ini dalam surah Al – An’am:
38 yang artinya: “Tidak ada sesuatu apapun yang luput dalam kitab al – qur’an”.
Ini berarti bahwa al – qur’an telah mengandung berbagai pokok, norma, hukum
agama serta hikmah atau ibrah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.3
satu – kesatuan yang utuh. Islam adalah agama yang memadukan antara syari’ah
dengan akhlaq (tarekat). Pernyataan itu terbukti dalam perilaku Rasulullah saw,
dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya (ibadah dan muamalah), di sisi lain
2
Santoson111.blogspot.com.”Hirarki Syari’ah, Thariqah, Haqiqah, dan Ma’rifah”. 14 September
2022
3
Ibid.
4
beliau merupakan kekasih Allah yang telah Allah jamin surganya namun beliau
serta rasa rindu itulah yang menjadikan pribadi beliau sebagai uswatun hasanah
bagi umat manusia. Oleh karena itu, dengan hanya memadukan kedua hal
tersebutlah kebutuhan individu, sosial dan spiritual manusia dapat terpenuhi dan
kebaikan dunia akhirat akan terwujud.4 Syari’ah dan tarekat merupakan dua
disiplin ilmu yang saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya
saling membaur satu sama lain dan merupakan pengamalan ilmu yang
dalam aspek batiniah. Maka dari itu, seorang muslim sejati seyogyanya akan
mendalami kedua hal tersebut untuk menjadi muslim yang memiliki keimanan
yang benar dan kokoh.5 Agar dapat menjalankan hidup yang penuh dengan
keberkahan dan memiliki hubungan yang dekat dengan Allah swt, seorang
syari’ah yang bersifat eksoterik (lahiriyah) dan tarekat yang bersifat esoterik
lahir dan batin. Bukti dari pentingnya keseimbangan tersebut tercantum dalam
4
Asep usman ismail, “INTEGRASI SYARI’AH DAN TASAWUF”. Jurnal Ahkam, Vol. XII. No. 1,
Januari 2012
5
http://digilib.uin-suka.ic.id.”Integrasi Pengamalan Syari’ah dan Tasawuf”. 14 September 2022
6
Ibid
5
mengunjungi Abdullah bin Amrbin Al – Ash dan isterinya meminta belas kasihan
Rasulullah saw, maka beliau pun bersabda: “Bagaimana keadaanmu wahai ibu
Abdullah ?” ia menjawab: “Dia ( Abullah ibn Amr ibn Ash) selalu menyendiri
(beribadah), hingga ia tidak tidur, tidak berbuka puasa, tidak makan daging serta
“dimana ia sekarang?”
ibu Abdullah menjawab:”Dia sedang keluar dan sebentar lagi ia akan kembali”
Rasulullah berkata: ”jika ia kembali tahan dia untukmu.” Maka Rasulullah pun
“Wahai Abdullah ibn Amr bagaimanakah tentang berita yang sampai kepadaku
mengenai dirimu?, Engkau tidak tidur. Ia menjawab: “ Dengan itu aku ingin aman
dari marabahaya yang besar.” Rasulullah kembali berkata: “Dan sampai kepadaku
menginginkan sesuatu yang lebih baik di surga” Rasulullah kembali berkata: “Dan
lebih baik di akhirat daripada mereka.” Maka Rasulullah saw, pun bersabda:
“Wahai Abdullah ibn Amr sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat teladan
yang baik bagimu, dan Rasulullah itu berpuasa dan berbuka, makan daging, dan
menunaikan untuk keluarganya hak – hak mereka. Wahai Abdullah ibn Amr
atas engkau”.7
7
Ibid.
6
2.2 Tarekat
c. Pengertian Tarekat
Tarekat secara etimologi berasal dari bahasa arab yakni Thoriiqot yang berarti
jalan atau cara. Sedangkan menurut istilah dalam tasawuf, tarekat merupakan
suatu metode tertentu yang ditempuh secara konsisten oleh seorang sufi dalam
proses pembersihan jiwa dengan jalan mendekatkan dirinya pada Allah swt. 8
Dalam sumber lain dijelaskan bahwa asal kata tarekat ialah Thoriiqot yang
memiliki jamak Thorooiq yang secara harfiah berarti jalan atau metode. Jalan
dimaksud adalah cara yang ditempuh oleh calon sufi untuk mendekatkan diri pada
tuhan. Adapun tarekat sebagai metode bermakna sebagai metode praktis untuk
membina dan membimbing seorang murid secara berencana dengan jalan pikiran,
tindakan dan perasaan yang terkendali secara kontinyu kepada suatu rangkain
Secara singkat dan sederhana dari berbagai macam definisi mengenai tarekat
dapat disimpulkan bahwa terdapat dua makna tarekat yakni, tarekat yang
bermakna jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri pada Allah swt (bersifat
individual) dan tarekat yang bermakna organisasi atau kelompok yang didalamnya
terdapat syekh dan murid, serta ritual dzikr tertentu (bersifat kolektif).10
d. Perkembangan Tarekat
8
Ahmad khoirul fata, “TAREKAT”. Jurnal Al-Ulum, Vol.11.No.2, Desember 2011
9
Wawan hernawan, “ANALISIS HISTORIS PERTUMBUHAN DAN PENGARUH TAREKAT DI DUNIA
ISLAM”. Jurnal Wawasan, Vol.36. No.1, Januari-Juni 2013
10
Rahmawati, “TAREKAT DAN PERKEMBANGANNYA”. Jurnal Al-Munzir, Vol.7. No. 1, Mei 2014
7
Secara umum perkembangan tasawuf terbagi kedalam empat periode, berkisar
antara abad ke-1 sampai ke-6 H hingga saat ini. Pada periode ke-1 hingga ke-2
Maka pada periode ini ajaran tasawuf lebih terfokus pada pendidikan moral dan
mental untuk membersihkan rohani dan batin dari hawa nafsu dunia. Dilanjutkan
kolektif karena pada abad itu ilmu tasawuf juga semakin berkembang dan telah
menampakan isinya yang dapat terbagi dalam tiga bagian yakni, ilmu jiwa, ilmu
akhlaq dan ilmu metafisik. Menurut Abu Bakar Aceh jika pada abad ke- 1 H
tasawuf berfokus pada pendidikan moral dan akhlaq maka pada abad ke- 3 H ini
tuhannya) Kemudian baru pada periode ke- 3 sekitar abad ke- 5 H, tarekat mulai
pengamalan tarekat secara kolektif masih minim dan belum begitu berkembang
hingga tiba pada masa ke-6 H, tarekat kolektif begitu sangat berkembang
8
sempurna ditandai dengan munculnya kelompok tarekat qadiriyah oleh syeikh
e. Macam-macam Tarekat
Telah banyak kelompok – kelompok tarekat yang telah tersebar luas dipenjuru
dunia. Diantaranya ada tarekat yang diketahui dan diakui dan ada pula yang belum
diakui. Tarekat yang telah diketahui serta diakui keberadaannya disebut tarekat
11
Ibid.
12
Repository.radenfatah.ic.id. “Gambaran Umum Tarekat”. 16 September 2022
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maksudnya ialah syariat merupakan tahap awal bagi calon sufi untuk bisa
bahasa berasal dari kata Thoriiqoh yang berarti jalan atau metode. Tarekat
ialah tahapan atau metode untuk mencapai hubungan yang dekat dengan
pasca rasulullah saw, wafat mereka kembali hidup dalam kemegahan dan
10
yang luar biasa dengan Allah swt. dan memperoleh kebahagiaan hidup di
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, “TAREKAT DAN PERKEMBANGANNYA”. Jurnal Al-Munzir, Vol.7. No. 1, Mei 2014
Asep usman ismail, “INTEGRASI SYARI’AH DAN TASAWUF”. Jurnal Ahkam, Vol. XII. No. 1, Januari
2012
Nurhayati, “MEMAHAMI KONSEP SYARI’AH, FIKIH, HUKUM DAN USHUL FIKIH”. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah, Vol.2.No.2, Juli-Desember 2018
12