Anda di halaman 1dari 21

INDONESIA

PADA MASA AWAL


KEMERDEKAAN
HINGGA MASA
DEMOKRASI LIBERAL
Menggunakan sistem Terdapat 12
presidensial pada awal departemen
kemerdekaan
Terjadi 9 kali
pergantian kabinet
KEHIDUPAN POLITIK
PADA AWAL Kabinet Presidensial
Kabinet Presidensial pertama
Kabinet Syahrir
pertama
Syahrir II
Kabinet
KEMERDEKAAN Kabinet Syahrir
Kabinet Syahrir IIII
Kabinet Syahrir
Syahrir III
III
Kabinet
Kabinet Amir
Kabinet Amir Syarifuddin
Syarifuddin II
Kabinet Amir
Kabinet Amir Syarifuddin
Syarifuddin IIII
Indonesia dibagi Kabinet Hatta
Kabinet Hatta II
Kabinet Darurat
Kabinet Darurat
menjadi 8 provinsi Pada 14 november 1945 Kabinet Hatta
Kabinet Hatta IIII
sistem pemerintahan
Sumatera, Jawa
Sumatera, Jawa Barat,
Barat, berganti menjadi sistem
Jawa Tengah,
Jawa Tengah, Jawa
Jawa
Timur, Sunda
Sunda Kecil,
Kecil,
parlementer
Timur,
Maluku, Sulawesi,
Maluku, Sulawesi, dan
dan
Kalimantan.
Kalimantan.
KABINET-KABINET PADA
MASA DEMOKRASI LIBERAL
KABINET NATSIR Kabinet koalisi partai Masyumi
Pemimpin : Muhammad Natsir
6 September 1950 - 21 Maret 1951

PROGRAM
• Menggiatkan usaha keamanan dan
ketetraman.
• Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan KENDALA
pemerintahan • Upaya memperjuangkan masalah Irian
• Menyempurnakan organisasi Angkatan
Barat dengan Belanda mengalami jalan
Perang.
buntu (kegagalan).
• Mengembangkan dan memperkuat
• Timbul masalah keamanan dalam negeri
ekonomi rakyat.
yaitu terjadi pemberontakan hampir di
• Memperjuangkan penyelesaian masalah
seluruh wilayah Indonesia, seperti
Irian Barat.
Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis,
Gerakan APRA, Gerakan RMS
HASIL
Berlangsung perundingan antara Indonesia-
Belanda untuk pertama kalinya mengenai
BERAKHIR
Adanya mosi tidak percaya dari PNI
masalah Irian Barat. menyangkut pencabutan Peraturan
pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS.
KABINET KENDALA
SUKIMAN • Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara
27 April 1951 – 3 April 1952 Mentri Luar Negeri Indonesia Soebardjo
dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
PROGRAM Cochran.
• Menjamin keamanan dan ketentraman • Adanya krisis moral yang ditandai dengan
• Mengusahakan kemakmuran munculnya korupsi
• Memperbarui hukum agraria • Masalah Irian barat belum juga teratasi.
• Mermpercepat persiapan pemilihan • Hubungan Sukiman dengan militer
umum kurang baik.
• Menjalankan politik luar negeri bebas
aktif serta memasukkan irian barat ke
dalam wilayah RI secepatnya
BERAKHIR
Muncul pertentangan dari masyumi dan PNI
atas tindakan sukiman sehingga mereka
menarik dukungannya pada kabinet
tersebut. DPR akhirnya menggugat sukiman
dan terpaksa sukiman harus
mengembalikan mandatnya kepada presiden
Kabinet koalisi Masyumi dan PNI
Pemimpin : Sukiman Wiryosanjoyo
KABINET
WILOPO
3 April 1952 – 3 juni 1953

PROGRAM
• Program dalam negeri : Menyelenggarakan Zaken kabinet
pemilihan umum, meningkatkan kemakmuran, Pemimpin : Mr. Wilopo
pendidikan, keamanan rakyat.
• Program luar negeri : Penyelesaian masalah KENDALA
hubungan Indonesia-Belanda, Pengembalian
Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta • krisis ekonomi
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif. • Terjadi defisit kas negara
• Munculnya gerakan sparatisme dan
BERAKHIR sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
peristiwa Tanjung Morawa muncullah • Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952.
mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia Munculnya peristiwa Tanjung Morawa
terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo mengenai persoalan tanah perkebunan
harus mengembalikan mandatnya pada di Sumatera Timur (Deli).
presiden.
KABINET ALI KENDALA
SASTROAMIJOYO I • Menghadapi masalah keamanan di
31 juli 1953 – 12 agustus 1955 daerah
Kabinet koalisi PNI dan NU • Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 karena
Pemimpin : Mr. Ali Sastroamijoyo adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD.
• Ekonomi semakin memburuk, maraknya
PROGRAM korupsi, dan inflasi.
• Meningkatkan keamanan dan • Memudarnya kepercayaan rakyat
kemakmuran terhadap pemerintah.
• Segera menyelenggarakan Pemilu. • Munculnya konflik antara PNI dan NU
• Pembebasan Irian Barat secepatnya. yang menyebabkkan.
• Pelaksanaan politik bebas-aktif dan
peninjauan kembali persetujuan KMB.
• Penyelesaian Pertikaian politik

HASIL
• Persiapan Pemilihan Umum untuk
memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September BERAKHIR
NU menarik dukungan dan menterinya dari
1955. kabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya
• Menyelenggarakan Konferensi Asia- inilah yang memaksa Ali harus
Afrika tahun 1955. mengembalikan mandatnya pada presiden
KABINET HASIL
BURHANUDDIN • Penyelenggaraan pemilu pertama yang
demokratis pada 29 September 1955
HARAHAP • Pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956 • Pemberantasan korupsi
• Terbinanya hubungan antara Angkatan
PROGRAM Darat dengan Kabinet Burhanuddin.
• Mengembalikan kepercayaan Angkatan • Menyelesaikan masalah peristiwa 27
Darat dan masyarakat kepada Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel
pemerintah. AH Nasution sebagai Staf Angkatan
• Melaksanakan pemilu Darat pada 28 Oktober 1955.
• Mempercepat terbentuknya parlemen
baru BERAKHIR
• Menyelesaikan desentralisasi, inflasi, Dengan berakhirnya pemilu maka tugas
pemberantasan korupsi kabinet Burhanuddin dianggap selesai.
• Perjuangan pengembalian Irian Barat Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang
• Politik Kerjasama Asia-Afrika cukup terhadap kabinet sehingga
berdasarkan politik luar negeri bebas kabinetpun jatuh.
aktif.

KENDALA
Banyaknya mutasi dalam lingkungan Pemimpin
pemerintahan dianggap menimbulkan
Burhanuddin Harahap
ketidaktenangan.
KABINET ALI PROGRAM
• Pengembalian Irian Barat
SASTROAMIJOYO II • Pembentukan daerah-daerah otonomi
20 Maret 1956 – 4 Maret 1957 dan mempercepat terbentuknya
anggota-anggota DPRD.
Kabinet koalisi PNI, Masyumi, dan NU • Mengusahakan perbaikan nasib kaum
Pemimpin : Ali Sastroamijoyo buruh dan pegawai.
• Menyehatkan perimbangan keuangan
HASIL negara.
Mendapat dukungan penuh dari presiden • Mewujudkan perubahan ekonomi
dan dianggap sebagai titik tolak dari kolonial menjadi ekonomi nasional
periode planning and investment, hasilnya Selain itu program pokoknya adalah,
adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB. Pembatalan KMB, Pemulihan keamanan dan
ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif
KENDALA Melaksanakan keputusan KAA.
• Berkobarnya semangat anti Cina di
masyarakat.
• Muncul kekacauan di daerah.
• krisis di berbagai daerah . BERAKHIR
• Pembatalan KMB oleh presiden
menimbulkan masalah baru Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi
• Timbulnya perpecahan antara Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan
dan PNI. menyerahkan mandatnya pada presiden.
KENDALA
KABINET DJUANDA • Kegagalan Menghadapi pergolakan di
(KABINET KARYA) daerah
9 April 1957 – 5 juli 1959 • Keadaan ekonomi dan keuangan yang
Kabinet Zaken semakin buruk sehingga program
pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis
Pemimpin : Ir. Juanda
demokrasi liberal mencapai puncaknya.
• Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa
PROGRAM percobaan pembunuhan terhadap
• Membentuk Dewan Nasional Presiden Sukarno di depan Perguruan
• Normalisasi keadaan Republik Indonesia Cikini, pada tanggal 30 November 1957.
• Melancarkan pelaksanaan Pembatalan
KMB HASIL
• Perjuangan pengembalian Irian Jaya • Melalui Deklarasi Djuanda, mengatur
• Mempergiat/mempercepat proses mengenai laut pedalaman dan laut
Pembangunan teritorial Indonesia.
• Terbentuknya Dewan Nasional
BERAKHIR • Mengadakan Musyawarah Nasional
(Munas) untuk meredakan pergolakan di
Berakhir saat presiden Sukarno berbagai daerah.
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 • Diadakan Musyawarah Nasional
dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Pembangunan untuk mengatasi masalah
Demokrasi Terpimpin krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil
dengan baik.
KONDISI EKONOMI INDONESIA AWAL
KEMERDEKAAN (PRESIDENSIAL)

Faktor Penyebab Kacaunya


1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi
2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda
3. Kekosongan kas Negara

Kebijakan Pemerintah
Menghadapi Kondisi Ekonomi
1. Melakukan pinjaman nasional
2. Konferensi Ekonomi I (Februari 1946)
3. Konferensi ekonomi II ( 6 Mei 1946 )
4. Membentuk badan perancang ekonomi
5. Rencana Kasimo(Kasimo Plan)
KEADAAN EKONOMI
INDONESIA MASA LIBERAL
1. Beban hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam negeri
sejumlah 2,8 Triliun rupiah berdasarkan hasil perjanjian KMB
2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
3. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor yaitu pertanian dan perkebunan.
4. Politik keuangan Pemerintah Indonesia dirancang oleh Belanda.
5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem
ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
6. Belum memiliki pengalaman, tenaga ahli dan dana untuk menata ekonomi secara
baik
7. Situasi keamanan dalam negeri yang menyebabkan banyaknya pemberontakan dan
gerakan sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
8. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri.
9. Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program kabinet yang telah
direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sementara program baru mulai dirancang.
10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
PEMERINTAH DALAM
DALAM MENGATASI
MENGATASI
MASALAH
MASALAH EKONOMI
EKONOMI PADA
PADA MASA
MASA PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
LIBERAL
LIBERAL

SISTEM EKONOMI
GUNTING SYAFRUDDIN
GERAKAN BENTENG

NASIONALISASI SISTEM
DE JAVASCHE BANK EKONOMI ALI BABA

PERSAINGAN RENCANA PEMBANGUNAN 5


FINANSIAL EKONOMI TAHUN

MUSYAWARAH NASIONAL
PEMBANGUNAN
GUNTING SYAFRUDDIN

Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya


memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya
tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan
Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini
dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1
PU tanggal 19 Maret 1950, Tujuannya untuk menanggulangi defisit
anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.
Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang
Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas.
Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan
pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan
mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
KEMBALI
SISTEM EKONOMI
GERAKAN BENTENG

Programnya adalah menumbuhkan kelas pengusaha


dikalangan bangsa Indonesia, yaitu Para pengusaha Indonesia
yang bermodal lemah yang perlu diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional, Para
pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan
diberikan bantuan kredit, Para pengusaha pribumi diharapkan
secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

KEMBALI
NASIONALISASI
DE JAVASCHE BANK

pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank


menjadi Bank Indonesia. Tujuannya adalah untuk menaikkan
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan
penghematan secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank
sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan
Undang-undang No. 24 tahun 1951.

KEMBALI
SISTEM
EKONOMI ALI BABA

Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq


Tjokrohadisurjo. Pengusaha pribumi diwajibkan untuk
memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-
tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan
staf.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha
swasta nasional pemerintah memberikan perlindungan agar
mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang
ada.

KEMBALI
PERSAINGAN
FINANSIAL EKONOMI

7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan


Finek, yaitu :
• Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan
• Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan
bilateral.
• Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional,
tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah
pihak.

KEMBALI
RENCANA PEMBANGUNAN 5 TAHUN

Ketidakstabilan politik dan ekonomi menyebabkan terjadinya


kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan. Hal ini mendorong pemerintah membentuk Biro
Perancang Negara yang menghasilkan rencana pembangunan 5
tahun yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956 –
1961.

KEMBALI
MUSYAWARAH NASIONAL
PEMBANGUNAN
Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana
pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang
menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana
pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik
karena :
• Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
• Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan
• Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.
• Membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan
PRRI/ Permesta sehingga meningkatkan defisit Indonesia.
• Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda
menyangkut masalah Irian Barat mencapai konfrontasi
bersenjata.
KEMBALI
NAMA KELOMPOK

Najla Firyal Husna


Raudatul Mutmainnah
Rohima fizatul
Siti Maya sofia Ningsih
Tazkiatun Nafsi

Anda mungkin juga menyukai