Anda di halaman 1dari 13

DEMOKRASI INDONESIA

TAHUN 1950– 1998


1950 –1959
DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi Liberal: demokrasi yang menganut kebebasan
individualisme
Latar Belakang digunakannya demokrasi liberal:
- Karena kesuksesan negara-negara Barat dalam menjalankan
peerintahan dengan sistem demokrasi liberal, maka para pendiri
negara mencontoh sistem demokrasi tsb.
- Untuk menarik simpati Internasional agar mau mendukung perjuangan
bangsa Indonesia
- Didasari oleh UUDS 1950 yang bersifat liberal
Kondisi Politik Indonesia pada masa demokrasi liberal:
- Sistem multi partai, dengan ragam deologi dan tujuan politik yang
berbeda-beda, diantaranya PNI (Partai Nasional Indonesia),
MASYUMI (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), Partai Nahdlatul
Ulama,PKI (Partai Komunis Indonesia)
- Jatuh bangun kabinet
Kabinet-kabinet Masa Demokrasi Liberal:
1. Kabinet Natsir (6 Sep 1950–21 Mar 1951)
PM: Mohammad Natsir
WPM: Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Partai pendukung: Masyumi
Penyebab jatuh:- Kebijakan natsir dalam pembentukan DPRD yang dinilai
oleh golongan opsisi terlalu banyak menguntungkan
MASYUMI
2. Kabinet Sukiman (27 Apr 1951–3 Apr 1952)
PM: Sukiman Wiryosanjoyo
Partai pendukung: Masyumi
Penyebab jatuh:- Kegagalan dalam pertukaran nota keuangan antara
menteri luar negeri Indonesia Ahmad Subarjo dengan
dubes AS Merle Cochran.
- Kebijakan politik yang dinilai terlalu condong ke
Barat dan dinilai pendukung blok barat, sehingga
dinilai bertentangan dengan sistem politik luar
negeri bebas dan aktif
3. Kabinet Wilopo (3 Apr 1952–3 Jun 1953)
PM: Wilopo
Partai pendukung: PNI
Penyebab jatuh:- Tidak puasnya perwira angkatan darat terhadap
kebijakan pemerintah.
- Penentangan dari wakil partai oposisi di DPR atas
penyelesaian sengketa tanah perusahaan asing di Sumut.
4. Kabinet Ali Sastromiajoyo I/Ali-Wongsonegoro (31 Jul 1953–12 Agu 1955)
PM: Ali Satromiajoyo
Partai pendukung: PNI dan NU
Prestasi:- Penyelenggaraan KAA di Bandung 18-25 Apr 1955
- Merancang Pemilu pertama 1955
Penyebab jatuh:- Perselisihan pendapat TNI-AD dan pemerintah tentang
tata cara pengangkatan staf TNI-AD
- Tidak dapat menyelesaikan pemberontakan DI/TII
- NU menarik semua menterinya yang duduk di kabinet
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agu 1955–3 Mar 1956)
PM: Burhanuddin Harahap
Partai pendukung: MASYUMI
Prestasi:- Penyelenggaraan pemilu (DPR) pertama 1955
Penyebab jatuh:- Kegagalan dalam menyelesaikan masalah Irian Barat
- Adanya mosi tidak percaya dari PNI tentang Peraturan
Pemerintah No.39 th 1950 mengenai DPRD yng terlalu
menguntungkan MASYUMI
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agu 1955–3 Mar 1956)
PM: Burhanuddin Harahap
Partai pendukung: MASYUMI
Prestasi:- Penyelenggaraan pemilu (DPR) pertama 1955
Penyebab jatuh:- Kegagalan dalam menyelesaikan masalah Irian Barat
- Adanya mosi tidak percaya dari PNI tentang Peraturan
Pemerintah No.39 th 1950 mengenai DPRD yng terlalu
menguntungkan MASYUMI
6. Kabinet Ali Sastromiajoyo II (20 Mar 1956–4 Mar 1957)
PM: Ali Sastromiajoyo
WPM: Muhammad Roem dan Idham Chalid
Parta pendukung: PNI, MASYUMI, dan NU
Penyebab jatuh:- MASYUMI menarik semua menterinya dari kabinet
- Penyerahan mandat kepada presiden karena adanya
perpecahan antara PNI dan MASYUMI.
7. Kabinet Djuanda (9 Apr 1957–5 Jul 1959
PM: Ir. Djuanda
Prestasi:- Dikeluarannya Deklarasi Djuanda 13 Des 1957 tentang batas
perairan nasional Indonesia
Penyebab jatuh:-Keadaan negara yang semakin memburuk sesudah peristiwa
Cikini (percobaan pembunuhan Soekarno)
Kondisi Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Liberal:
1. Sistem Ekonomi Gunting Syafruddin Prawiranegara
Tujuan: Untuk Menanggulangi defisit anggaran negara sebesar 5,1 M
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Tujuan: Mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi
nasional yaitu pembangunan ekonomi Indonesia
3. Sistem Ekonomi Ali Baba Ishaq Cokroadisuryo
Tujuan: Merancang pemberian kredit dan lisensi pada pengusaha swasta
(pribumi) agar dapat bersaing dengan para pengusaha nonpribumi
(Tiongkok).
4. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Tujuan: Mengambil alih perusahaan-perusahaan swasta agar menjadi milik
negara baik sebagian maupun sepenuhnya
5. Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek)
Tujuan: Untuk melepaskan diri dari keterkaitan ekonomi dengan Belanda
6. Rencana Pembangunan Lima Tahun
Tujuan: Untuk menyusun rencana pembangunan 5 tahun yang akan
dilaksanakan antara 1956-1961
7. Musyawarah Nasional (Munap)
Tujuan: Merumuskan rencana pembangunan daerah seluruh Indonesia
1959 - 1965
DEMOKRASI TERPIMPIN

Demokrasi terpimpin: sistem demokrasi dimana seluruh keputusan


serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara.

Latar belakang digunakannya demokrasi terpimpin:


- Dari segi politik, gagalnya konstituante dalam menyusun UUD baru
untuk menggantikan UUDS 1950.
- Pada masa demokrasi liberal banyak terjadi gerakan separatis di
berbagai wilayah yang menyebabkan ketidakstabilan keamanan
negara.
- Tersendatnya perekonomian negara akibat sering terjadinyajatuh
bangun kabinet yang menyebabkan program-program yang telah
dirancang tidak dapat dijalankan secara utuh.
Ciri-ciri demokrasi terpimpin:
-Kekuasaan presiden sangat besar
-Peran partai politik dibatasi
-Peranmiliter dalam pemerintahan semakin kuat

Kabinet-kabinet Era Reformasi:


-Kabinet Kerja I (10 Jul 1959-18 feb 1963)
-Kabinet Kerja II (18 feb 1960-6 mar 1962)
-Kabinet Kerja III (6 mar 1962-13 nov 1963)
-Kabinet Kerja IV (13 nov 1963-27 agu 1964)
-Kabinet Dwikora I (27 agu 1964)
-Kabinet Dwikora II (21 agu 1966)

Kondisi ekonomi masa demokrasi terpimpin:


-Masih tingginya inflasi
-Defisit anggaran
-Kelangkaan barang
-Masih banyak pengangguran
Perbedaan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin:
1. Demokrasi Liberal
- Kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh DPR/Parlemen.
- Kekuasaan legislatif lebih kuat dibanding eksekutif.
- Pengambilan keputusan ada di tangan DPR dengan cara mengambil suara
terbanyak.

2. Demokrasi Terpimpin
- Kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh MPRS dibawah komando presiden
- Kekuasaan eksekutif sangat dominan dibanding legislatif
- Pengambilan keputusan ada di tangan MPRS dan DPR-GR dibawah
pertimbangan presiden
1966 –1998
DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi pancasila: demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi pancasila atau yang bersumber dari
falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan
kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri.

Latar belakang digunakannya demokrasi pancasila:


- Peristiwa G30S/PKI, yang menelan ± 3 juta jiwa sehingga menyebabkan
berubahnya sistem sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia.
- Tidak berhasilnya konsep NASAKOM yang dipimpin oleh Presiden
Soekarno, karena kecendrungannya pada kelompok komunis
- Krisis ekonomi Indonesia
- Konflik antara PKI dan TNI-AD, yang menyebabkan tumbangnya rezim
orde lama (demokrasi terpimpin) dan digantikan dengan rezim orde
baru (demokrasi pancasila) yang dipimpin oleh Presiden Kedua
Soeharto
Ciri-ciri demokrasi pancasila:
-Pemerintahan dijalankan berdasarkan konstitusi
-Pelaksanaan pemilu setiap 5 tahun sekali
-Penghargaan terhadap HAM dan perlindungan Hak-Hak Minoritas
1966 –1998
DEMOKRASI PANCASILA ERA REFORMASI

Reformasi: proses perubahan atau pembentukan kembali suatu


tatanan kehidupan yang lama, diganti dengan tatanan kehidupan yang
baru.
Demokrasi pancasila era reformasi: demokrasi yang didasari oleh
pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan peraturan-peraturan
yang dinilai tidak demokratis.

Latar belakang digunakannya demokrasi pancasila era reformasi:


- Perubahan sistem diktator menuju sistem demokrasi karena adanya
pergantian presiden.
- Pergantian beberapa undang-undang baru tentang parpol, MPR, pemilu, dan
lembaga tinggi negara.
- Tumbangnya orde baru
KELOMPOK 8:
1. Qori’atul Hafizah
2. Nurul Izzah
3. Siti Wardatul Aini
4. Sri Hafizoturrohmi

Anda mungkin juga menyukai