Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROSES FISIOLOGIS TUBUH PADA TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN

DOSEN: apt. ANGGIT LISTYACAHYANI SUNARWIDHI, M.Sc., Ph.D

Disusun oleh:

QORI’ATUL HAFIZAH

K1A020062

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‘alamiin segala puji bagi Allah Swt. yang telah


melimpahkan rahmat dan nikmat yang Dia berikan sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan tanpa adanya hambatan.

Berikut saya persembahkan sebuah makalah yang berjudul “Proses


Fisiologi Tubuh pada Transportasi Transmembran”, yang terdiri dari 2 sub. bab,
yakni materi mengenai transpor sel secara aktif dan pasif.

Saya menyadari bahwa mungkin makalah ini masih belum bisa dikatakan
sempurna, namun saya sangat berharap agar makalah ini mampu memberikan
manfaat.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah memberkahi makalah ini agar dapat memberikan manfaat
kepada banyak orang.

Pancor, 6 Oktober 2020

Qori’atul Hafizah

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Transpor Pasif ...................................................................................... 3


B. Transpor aktif ...................................................................................... 5

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu cabang ilmu biologi
yang mempelajari proses berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah “faal” diambil
dari bahasa Arab, berarti pertanda, fungsi, atau kerja. Berdasarkan objek
kajiannya fisiologi dibagi menjadi fisiologi manusia, hewan, dan tumbuhan.
Meskipun begitu fisiologi memiliki prinsip yang bersifat universal, tidak
bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.

Makhluk hidup merupakan salah satu bukti nyata dari keberagaman karena
keberagaman pada makhluk hidup dimulai dari bagian yang paling sederhana
berupa sel sampai yang kompleks berupa organisme. Salah satu teori sel
mengungkapkan bahwa sel merupakan unit struktural dan fungsional dari
makhluk hidup. Ini mengandung makna bahwa sel merupakan unit dasar
kehidupan karena di dalamnya terdapat struktur dan fungsi-fungsi fisiologis yang
mendasar bagi kehidupan, seperti respirasi, ekskresi, dan metabolisme.

Sel makhluk hidup, khususnya hewan tingkat tinggi mempunyai berbagai


bentuk dan fungsi khusus, seperti sel otot, saraf, darah, telur, sperma, sel batang,
dan sel rambut. Walaupun masing-masing sel mempunyai bentuk, tipe, dan fungsi
yang berbeda, namun pada dasarnya sel hewan memiliki bagian-bagian yang
sama, yaitu terdiri atas membran sel, sitoplasma, mitokondria, ribosom, badan
golgi, retikulum endoplasma, lisosom, dan lain sebagainya.

Setiap jenis sel baik prokariotik maupun eukariotik dilindungi oleh membran
sel yang merupakan selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel dan befungsi
untuk membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus memelihara perbedaan-
perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Membran sel memiliki
sidat semipermeabel dan selektif permeabel. Semipermeabel artinya membran sel
dapat dilalui oleh molekul dan ion tertentu (berdasarkan ukuran). Sedangkan

1
selektif selektif permeabel artinya membran sel dapat memilih/memfilter zat apa
saja yang dapat melaluinya (bukan faktor ukuran). Membran sel memiliki peran
yang sangat penting dalam terjadinya kehidupan. Tanda adanya membran sel,
sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Semua membran
organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel eukariotik,
memiliki susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul lipid dan
protein yang terikat secara non-kovalen.

B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui dan memahami tantang membran sel.
b. Mengetahui dan memahami proses fisiologi transportasi zat melalui
membran sel di dalam tubuh manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Aktivitas fisiologi dari sel bergantung pada senyawa seperti nutrient,


oksigen, dan air yang harus ditranspor ke dalam sel dan pada waktu yang sama
sampah metabolik harus diangkut ke luar dari sel, dalam kondisi volume sel tetap
tidak berubah. Karena sifat permeabilitas dari membran sel dan kemampuannya
untuk mentransfor molekul secara selektif, sel dapat tetap mempertahankan
homeostasis (konsentrasi zat dalam tubuh). Molekul dan ion dapat melewati
membran sel dalam beberapa cara, tergantung dari sifat kimia dan struktur serta
fungsi sel. Mekanisme transpor melintasi membran sel dapat terjadi secara pasif
dan aktif.

A. Transpor Pasif
Transpor pasif adalah proses perpindahan zat berupa molekul atau ion melalui
suatu membran mengikuti gradien konsentrasi dari konentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, dengan tanpa memerlukan energi. Transpor pasif dibagi
menjadi 2 yaitu difusi dan osmosis. Namun, pada makalah ini, saya hanya akan
membahas mengenai difusi saja.
1. Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan molekul atau ion melalui membran


sel, di mana molekul atau ion tersebut bergerak dari daerah yang mempunyai
konsentrasi tinggi ke daerah yang mempunyai konsentrasi rendah dengan
tanpa memerlukan energi. Difusi dibagi menjadi dua yaitu difusi sederhana
dan difusi terfasilitasi/terbantu.

a. Difusi Sederhana

Difusi sederhana terjadi secara spontan dan tidak membutuhkan


molekul perantara. Molekul-molekul seperti air, karbondioksida, dan
oksigen merupakan molekul yang dapat melalui membran sel secara
langsung melalui proses difusi sederhana.

3
Contoh peristiwa difusi pada tubuh manusia yaitu pada proses fisiologi
pernapasan, di mana pertukaran gas O2 dan CO2 dilakukan secara difusi.
Mekanismenya yaitu, CO2 yang diproduksi di dalam sel melalui proses
respirasi sel memiliki konsentrasi yang jauh lebih tinggi di dalam sel
dibandingkan dengan di luar sel. Dengan demikian CO2 akan bergerak ke
luar melalui membran sel secara difusi. Sedangkan pada proses
pergerakan molekul O2 yang dibutuhkan dalam proses pernapasan sel,
dengan demikian konsentrasi O2 di dalam sel jauh lebih rendah
dibadingkan di lingkungannya sehingga O2 akan bergerakk masuk melalui
membran sel yang juga secara difusi.

b. Difusi Terfasilitas (Facilitated difusion)


Difusi terfasilitasi yaitu proses difusi yang berlangsung dengan
bantuan protein carrier/pengangkut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Membran sel memiliki struktur protein (protein perifer dan
integral) pada lapisan fosfolipidnya. Protein tersebut berfungsi dalam
pengangkutan molekul berukuran besar yang tidak dapat melalui
membran sel secara spontan. Kecepatan bergerak molekul difusi
terfasilitasi lebih cepat daripada difusi biasa, tetapi kecepatan gerak
tersebut tergantung pada beberapa faktor, diantaranya:
- Gradien konsentrasi

- Tersedianya protein pengangkut

- Kecepatan protein pengangkut dalam mengikat zat yang akan

diangkutnya
Contoh peristiwa difusi terfasilitasi pada tubuh manusia yaitu pada
proses pengangkutan glukosa. Mekanismenya yaitu, molekul glukosa
berikatan dengan protein pengangkut yang berada pada membran sel.
Dengan berikatan pada protein tersebut, maka glukosa menjadi larut
dalam lipida, dengan demikian molekul tersebut dengan mudah dapat
bergerak melewati molekul lipida bilayer.

4
Selain itu, difusi jenis ini dipercepat oleh hadirnya hormon insulin.
Dengan adanya insulin maka penyerapan gula darah oleh jaringan
melalui proses difusi dipermudah akan menjadi lebih cepat.

B. Transpor Aktif
Transpor aktif yaitu transport molekul atau ion melawan gradien konsentrasi
dengan memerlukan sejumlah energi. Peristiwa yang termasuk ke dalam transport
aktif yaitu eksositosis, endositosis, dan pompa natrium-kalium.
1. Eksositosis
Eksositosis yaitu proses pengeluaran zat dari dalam sel. Peristiwa ini
melibatkan vesikula transport sebagai medium perantaranya. Vesikula
transport yang terlepas dari badan golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke
membran sel. Pada saat membran vesikula dan membran sel bertemu,
molekul-molekul lipid bilayer menyusun ulang lapisan membran baru
sehingga kedua membran bergabung. Selanjutnya, zat-zat dalam vesikula
keluar dari sel. Contoh eksositosis yaitu pada sel saraf yang melepas sinyal
kimiawi untuk merangsang sel otot.
2. Endositosis
Endositosis adalah proses pemasukan zat ke dalam sel. Sel memasukkan
zat dan materi yang sangat kecil dengan membentuk vesikula dari membran
sel. Permukaan membran sel melekuk ke dalam sel membentuk vesikula.
Terdapat tigas macam endositosis yaitu fagositosis, pinositosis, dan
endositosis yang diperantarai reseptor.

5
a. Fagositosis, yaitu proses memakan benda padat. Sel menelan suatu
partikel dengan pseudopodia yang membalut mengelilingi partikel
tersebut. Setelah pseudopodia mengelilingi partikel tersebut, partikel
ditarik masuk ke dalam sel. Contoh fagositosis yaitu pada sel darah
putih terhadap bakteri dan penghancuran eritrosit tua dalam hati,
limpa, dan sum-sum merah oleh sel-sel retikuloendotelial.
b. Pinositosis, yaitu proses penyerapan zat cair. Sel meneguk tetesan
fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Contoh pinositosis yaitu
mikrovili yang terdapat pada jaringan epitel usus yang berfungsi untuk
menyerap nutrisi.
c. Endositosis yang diperantarai resptor, yaitu sel memperoleh zat
ekstraseluler spesifik karena pada membran sel terdapat reseptor
untuk mengikat zat yang dibutuhkan. Zat ekstraseluler spesifik yang
terikat pada reseptor disebut ligan. Contoh endositosis yang
diperantarai reseptor yaitu pada penyerapan zat LDL (Low Density
Lipoprotein) oleh reseptornya berupa protein.

3. Pompa Natrium-Kalium
Ion natrium (Na+) dan kalium (K+) merupakan beberapa contoh ion yang
dibutuhkan oleh tubuh. Namun, ion K+ lebih dibutuhkan daripada ion Na+.
Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pemasukan ion K+ ke dalam tubuh.
Pada saat ion K+ dimasukkan ke dalam sel, sejumlah ion Na+ akan

6
dikeluarkan dari sel. Setiap pemasukan 2 ion K+ diimbangi dengan
pengeluaran 3 ion Na+. Mekanisme ini disebut pompa natrium-kalium.
Pemasukan ion K+ ke dalam sel secara terus-menerus mengakibatkan
konsentrasi ion K+ di dalam sel tinggi. Sebalikanya, pengeluaran ion Na+ ke
luar sel secara terus-menerus menyebabkan konsentrasi ion Na+ di luar sel
tinggi. Pada kondisi demikian, terjadi pergerakan ion-ion melawan gradien
konsentrasi. Sejumlah energi ATP diperlukan untuk melawan gradien
konsentrasi tersebut.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transportasi zat melalui membran sel dapat terjadi secara aktif maupun
pasif. Transportasi aktif dilakukan dengan memerlukan energi, sedangkan
transportasi pasif tidak memerlukan energi. Transportasi pasif terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan difusi sederhana dan difusi terfasilitasi. Difusi sederhana terjadi
secara langsung, artinya molekul-molekul zat yang akan masuk ke dalam sel dapat
menembus membran sel secara langsung. Sedangkan difusi terfasilitasi terjadi
secara tidak langsung (melalui perantara) protein pembawa. Hal ini dikarenakan
molekul-molekul berukuran besar yang tidak dapat melewati membran sel harus
mendapat bantuan dari protein pembantu/carrier. Seperti halnya saat memasuki
area wahana, diperlukan pembelian tiket di loket pembayaran agar seseorang bisa
memasuki area wahana tersebut. Seorang pembeli tiket diibaratkan sebagai
molekul zat yang akan melewati membran sel, lalu tiket diibaratkan sebagai
protein pembawa agar seseorang bisa masuk.

Transportasi aktif dilakukan dengan memerlukan energi, hal ini


dikarenakan saat partikel-partikel akan melewati membran sel dibutuhkan
medium perantara yaitu vesikula transpor agar bisa melewati membran sel. Seperti
halnya saat seseorang ingin bepergian menuju tempat yang jauh, dibutuhkan alat
transportasi berupa kendaraan. Dan agar kendaraan tersebut dapat bergerak,
dibutuhkan pula bahan bakar sebagai bahan untuk menggerakkan kendaraan
tersebut. Dalam hal ini, seseorang yang akan bepergian diibaratkan sebagai
partikel-partikel yang akan memasuki sel, kendaraan diibaratkan sebagai vesikula
transport, dan bahan bakar diibaratkan sebagai energi yang diperlukan agar
vesikula transport dapat bergerak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. (1997). Biology. (edisi 4). California: The Benjamin/Cumming


Publishing Company, Inc

Endositosis. (2018, 5 Desember). Retrieved Oktober 14, 2020. From


https://id.wikipedia.org/wiki/Endositosis

Fisiologi. (2020, 7 Mei). Retrieved Oktober 6, 2020, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi#:~:text=Fisiologi%20atau%20ilmu%20faal
%20(dibaca,yang%20mempelajari%20berlangsungnya%20sistem%20kehidupan.

Fisiologi Sel. (2017). Retrieved Oktober 16, 2020, from


http://docplayer.info/29699378-Fisiologi-sel-tim-pengajar-fisiologi-manusia-
departemen-gizi-masyarakat-fema-ipb-2015-dr-katrin-roosita_sel-2015.html

Makalah Fisiologi. (2016, 25 Oktober). Retrieved Oktober 6, 2020, from


http://karyacombirayang.blogspot.com/2016/10/makalah-fisiologi.html

Membran Semipermeabel. (2010, 9 Maret). Retrieved Oktober 13, 2020, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Membran_semipermeabel

Subowo. (2011). Biologi Sel (edisi 6).Bandung, Jawa Barat: Sagung Seto

Transpor Aktif Eksositosis dan Endoesitosis. (2019). Retrieved Oktober 16, 2020,
from https://ardra.biz/topik/contoh-endositosis-dengan-bantuan-reseptor-contoh-
fagositosis/#:~:text=vakuola%20atau%20fagosome.-
,Contoh%20Fagositosis,merah%20oleh%20sel%2D%20sel%20retikuloendotelial.

Wati, H. P., Hidayah, S. N., & Rumiyati. (2017). Biologi Peminatan Matematika
dan Ilmu-ilmu Alam. Klaten, Jawa Tengah: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai