Anda di halaman 1dari 3

ALASAN MEMILIH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MATARAM

Sejak kecil, saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Saat
berada di sekolah menengah pun cita-cita tersebut masih selalu ada dalam hati
saya. Saat memasuki sekolah menengah atas, saya mulai mencoba-coba untuk
mencari informasi tentang cara untuk menjadi dokter. Setelah mencari-cari
informasi di situs internet dan video-video di youtube, saya mendapati bahwa
ternyata untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk
menempuh pendidikan dan juga biaya yang sangat banyak untuk membeli buku-
buku serta alat-alat medis yang digunakan. Apalagi saya bersekolah di sekolah
swasta yang peluang lulus PTN nya lebih sedikit disbanding sekolah negeri.

Terlahir dari keluarga sederhana, membuat saya sempat berpikir dua kali
untuk masuk kedokteran. Namun, seorang penulis sekaligus motivator favorit
saya yaitu Kak Wirda Salamah Ulya Mansur telah membuat saya bangkit lagi
untuk menggapai impian saya. Dari beliau saya belajar untuk tidak takut untuk
bermimpi selama kita punya Allah Yang Maha Segalanya. Allah tidak akan
pernah meninggalkan kita dan akan selalu berada di sisi kita. Tidak ada yang tidak
mungkin asal melibatkan Allah. Punya impian libatkan Allah, ingin ini dan itu
libatkan Allah. Sejak saat itu saya mulai sholawatin cita-cita saya untuk bisa
masuk kedokteran.

Cita-cita saya untuk menjadi seorang dokter sangatlah besar, bahkan


sampai detik saya menulis tulisan ini pun saya masih tetap ingin menjadi seorang
dokter. Impian saya adalah mendirikan Rumah Sakit dengan fasilitas dan service
yang baik yang setara dengan luar negeri atau bahkan melebihi luar negeri. Saya
ingin Indonesia menjadi negara yang maju terutama dalam bidang kesehatan. Saya
ingin rakyat Indonesia menjadi rakyat yang sehat, baik fisik, mental, maupun
pikirannya.

Impian saya adalah menjadi dokter terutama bagi orang-orang dengan


kondisi ekonomi menengah sampai kebawah. Saya ingin, walaupun keadaan
ekonomi tidak mendukung, tetapi setidaknya mereka memiliki tubuh yang sehat.
Karena tubuh yang sehat adalah hal utama yang bisa membuat kita tetap bisa
berjuang dalam kehidupan.

Saat di bangku SMP saya pernah mengikuti beberapa event yang


dilaksanakan di Universitas Mataram. Dan saat itu saya berpikir untuk ingin
melanjutkan kuliah di kampus ini. Karena saya melihat lingkungan di sekitar
Universitas Mataram terlihat sangat asri. Jadi saya berkeinginan untuk ingin
melanjutkan studi di kampus ini.
Semasa SMA, saya memiliki 10 orang teman dekat yang selalu menjadi
support sistem dan teman berjuang saya. Saya sangat bersyukur bisa memiliki
teman-teman seperti mereka. Diantara ke 10 teman tersebut, 4 diantaranya beserta
saya mengikuti SBMPTN tahun ini, sedangkan sisanya memilih untuk masuk
universitas swasta dan juga ada yang gapyear karena suatu alasan. Tinggal tersisa
kami berlima yang masih harus berjuang untuk masuk perguruan tinggi negeri
yang kami impikan. Awalnya saya merasa kurang bersemangat, namun saya sadar
bahwa setiap orang memiliki jalan hidup dan pilihannya masing-masing. Dan saya
pun harus menghormati setiap keputusan yang dibuat oleh teman-teman saya
tersebut.

Perjuangan pada SBMPTN 2020 yang saya lalui bersama teman-teman


tidaklah mudah, apalagi di masa pandemi seperti ini. Kami jadi tidak bisa
berdiskusi secara langsung dan hanya bisa melalui daring. Namun, saya dan
teman-teman tidak patah semangat untuk menggapai cita-cita dan impian kami.
Kami tetap selalu saling mensupport satu sama lain dan saling berbagi materi dan
juga informasi mengenai UTBK.

Saat pengumuman SBMPTN tiba, ternyata takdir yang sudah ditetapkan


Allah untuk saya berbeda dengan yang saya inginkan. Saya tidak lolos SBMPTN
pada pilihan pertama yaitu program studi pendidikan dokter di Universitas
Mataram. Namun, saya tidak ingin patah semangat. Walaupun lolos pada pilihan
kedua yaitu program studi farmasi di Universitas Mataram, saya tetap ingin bisa
menjadi orang yang bermanfaat untuk banyak orang.

Hal pertama yang saya lakukan ketika mengetahui bahwa saya lolos pada
pilihan kedua saya adalah bersyukur kepada-Nya. Lolos pilihan kedua tapi tetap
bersyukur? Ya, karena sejak awal saya lah yang memutuskan untuk memilih
pilihan tersebut, maka saya tahu bahwa saya pun harus bertanggung jawab dan
menerima seluruh kemungkinan yang dapat terjadi atas pilihan saya sendiri.
Namun, selanjutnya saya bingung harus bagaimana. Sebelumnya saya sama sekali
tidak tahu menahu mengenai bidang farmasi. Yang saya tahu, farmasi itu hanyalah
orang yang bekerja duduk di apotek setiap harinya. Awalnya saya ragu untuk
masuk melanjutkan kuliah di program studi farmasi ini. Namun, saya teringat
kalimat dari Umar bin Khattab yang berbunyi “Apa yang ditakdirkan untukmu,
tidak akan melewatkanmu. Dan apa yang melewatkanmu, tidak akan pernah
menjadi milikmu.”

Saya tahu bahwa saya harus banyak-banyak bersyukur karena diberikan


kesempatan untuk bisa lolos dalam SBMPTN 2020 yang jumlah pendaftarnya
sama sekali tidak sedikit. Apalagi di masa pandemi seperti ini, butuh semangat
perjuangan yang sedikit extra untuk bisa terus berjuang menggapai mimpi.
Sejak itu, saya pun mulai mencari-cari informasi di internet dan juga
video-video di youtube mengenai bidang kefarmasian. Setelah mencari dan
mencari, saya pun menemukan bahwa ternyata farmasi memiliki lapangan
pekerjaan yang sangat luas, mulai dari rumah sakit, klinik, laboratorium, BPOM,
industri obat, makanan, dan kosmetik, dan masih banyak lagi. Bahkan seseorang
dari bidang farmasi juga bisa bekerja di instansi pemerintahan seperti TNI/Polri
sebagai seorang penyidik.

Saya sangat ingin berkontribusi kepada negara melalui bidang kefarmasian


nantinya. Salah satu tokoh dalam serial drama Partner for Justice yang
menceritakan tentang pemecahan berbagai kasus yang diselidiki oleh lembaga
forensik nasional, telah menginspirasi saya untuk menjadi seorang ahli farmasi
forensik yang teliti dan gigih dalam mengungkap kebenaran dibalik sebuah kasus.

Saya sangat berterima kasih kepada Universitas Mataram karena sudah


memberi saya kesempatan untuk bisa menjadi salah satu bagian dari keluarga
besar Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Insyaallah setelah memasuki
dunia perkuliahan, saya akan belajar dengan sungguh-sungguh agar tidak
mengecewakan orang tua, keluarga, dan teman-teman saya.

Alasan lain yang membuat saya memilih untuk berkuliah di Universitas


Mataram adalah karena Universitas Mataram merupakan satu-satunya universitas
negeri di Nusa Tenggara Barat yang merupakan PTN di Indonesia yang termasuk
dalam klaster 2 PTN versi Ditjen Dikti Kemndikbud. Jadi, saya berpikir bahwa
jika yang di dekat saja ada dan sudah bagus, lantas mengapa harus keluar daerah.
Jadi saya memilih untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Mataram.

Saya harap, dengan masuknya saya sebagai bagian dari keluarga besar
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dapat membimbing saya dalam
menggapai cita-cita dan impian saya. Dan saya harap nantinya saya dapat menjadi
orang yang selalu menebar banyak manfaat kepada banyak orang.

I Dewa Ayu Muhammad Nofiana Ayu


Natih Canis P. Farid Rizki Rizqiana S.

Anda mungkin juga menyukai