Anda di halaman 1dari 6

Nama : Samsul Huda

NIM : 205040100113030

Kelas : Agribisnis B

1. Jelaskan arti dari fungsi berikut dan tunjukkan mana yang tergolong variabel tidak bebas
dan variabel bebas untuk:
a. I = f(i)
 Arti dari fungsi diatas ialah besar kecilnya nilai dari I di pengaruhi oleh fungsi
(i), variabel tidak bebas adalah I, variabel bebas adalah i.
b. I = f(Yt+1 – Yt)
 Arti dari fungsi diatas ialah besar kecilnya nilai dari I tidak ditentukan oleh
fungsi (Yt+1-Yt) karena nilai dari I selalu sama dengan 1, variabel tidak bebas
adalah I, variabel bebas tidak ada.
2. Untuk persamaan-persamaan berikut, nyatakanlah mana yang termasuk a) variabel tidak
bebas, b) variabel bebas, c) parameter, d) koefidien perilaku.
a. z = a + by
 variabel tidak bebas :z
 variabel bebas :y
 parameter :a
 koefisien perilaku :b
b. m = an – by
 variabel tidak bebas :m
 variabel bebas : y dan n
 parameter :–
 koefisien perilaku : a dan b
c. d = aj + by
 variabel tidak bebas :d
 variabel bebas : y dan j
 parameter :–
 koefisien perilaku : a dan b
3. Tentukan apakah variabel-variabel dalam soal no. 2 (i), (ii), dan (iii) berhubungan secara
positif atau negatif?
a. z = a + by : semua variabel berhubungan secara positif
b. m = an – by : variabel y berhubungan negatif terhadap fungsi dan variabel n
berhubungan positif
c. d = aj + by :sumua variabel berhungan positif

4. Jelaskan secara singkat dan jelas penyataan berikut: Konsumsi agregat ditentukan oleh
besarnya penerimaan pendapatan disposable, cateris paribus.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh
rumah tangga dengan tujuan untuk mememenuhi kebutuhan. Barang-barang yang
diproduksi digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang
konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti
karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan
harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Apabila
terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat
dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan
hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari
perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor,
maupun pengeluaran-pengeluaran lain.
Konsumen dalam menentukan konsumsinya memperhitungkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya sehingga tingkat konsumsi agregatif bukan hanya ditentukan oleh jumlah
pendapatan yang diterima pada suatu waktu, akan tetapi juga oleh nilai kekayaan yang
dimiliki. Pendapatan disposable merupakan pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Pendapatan inilah yang selanjutnya digunakan untuk konsumsi barang dan jasa yang
diproduksi sektor perusahaan maupun yang diimpor dari laur negeri. Sedangkan cateris
paribus, merupakan asumsi untuk menyatakan kondisi variabel lain misalnya tetap, jika
mengalami kenaikan atau penurunan maka variabel lain akan ikut berubah mengikuti apa
yang diasumsikan tersebut.
Oleh karena itu besarnya pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) sangat
menentukan perubahan pada fungsi konsumsi agregrat karena konsumen dalam
menentukan jumlah konsumsinya pasti akan mempertimbangkan kekayaan yang dimiliki,
tidak terpaku pada pendapatan yang diperoleh suatu waktu saja. Tingkat komsumsi
konsumen juga akan berubah sesuai dengan kebutuhannya. Suatu waktu konsumsi
konsumen terhadap suatu barang dan jasa misalnya tetap, namun jika mengalami
penurunan atau kenaikan maka variabel lainnya akan berubah mengikuti apa yang
diasumsikan tersebut.

5. Jelaskan sejauh mana pentingnya asumsi cateris paribus dalam teori ekonomi?
Cateris Paribus adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara harfiah dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “dengan hal-hal lainnya tetap sama”, dan dalam
bahasa Inggris biasanya diterjemahkan sebagai “all other things being equal“.
Sedangkan pada ilmu ekonomi seringkali digunakan sebagai suatu asumsi untuk
menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Menghadapi suatu usaha pemecahan masalah ekonomi sering menggunakan istilah
asumsi untuk menyatakan kondisi variabel lain misalnya tetap, jika mengalami kenaikan
atau penurunan maka variabel lain akan ikut berubah mengikuti apa yang diasumsikan
tersebut, cateris paribus. Ini dimaksukan untuk mempertajam analisis yang diharapkan
atau lebih fokus kepada pemecahan masalah yang diharapkan. Misalkan untuk
menurunkan tingkat inflasi maka peredaran uang dimasyarakat harus dikurangi sehingga
tingkat keseimbangan produksi dan konsumsi akan tercapai, dengan asumsi tingkap
pendapatan masyarakat adalah konstan, cateris paribus.
Dengan instrumen pajak, atau dengan menurunkan tingkat pengangguran sehingga
distribusi pendapatan menyebar merata mengakibatkan kontribusi produksi juga akan
mengikuti fluktuasi peredaran uang dimasyarakat sehingga tercapai “full employment“.
Dengan lebih banyak partisipasi masyarakat dalam produksi (artinya bekerja atau tidak
menganggur) maka pertumbuhan riil dapat tercapai tanpa harus mengorbankan
penurunan pendapatan masyarakat dengan menggunakan pajak. Namun suatu kebijakan
diambil untuk menyelesaikan masalah maka masalah lain kemungkinan akan muncul. Ini
kelemahan bahkan berbahaya menggunakan asumsi ataupun cateris paribus.
Jika tidak bijak mengambil keputusan maka keputusan tersebut seperti tambal sulam, atau
tutup lobang gali lobang. Jadi akan menjadi simalakama bagi para pengambil kebijakan
yang kurang bijaksana. Untuk menutupi ketidak tahuan ini ada yang menyebut sebagai
keterlibatan tangan yang tidak terlihat, misterius. Disarankan untuk ini membaca buku
ilmu ekonomi makro, terutama yang ada pembahasan dari pandangan ekonomi klasik dan
modern, khususnya pandangan Keynes. Sangat relevan dengan kondisi ekonomi kita dari
akibat pengambilan keputusan yang kurang tepat mengenai pandangan pertumbuhan
ekonomi.
Kebiasaan untuk menyelesaikan masalah hanya dari presepsi satu sisi dengan tidak
memperhatikan sisi yang lain. Maka yang mencuat adalah manajemen masalah sehingga
dalam aplikasinya untuk menyelesaikan masalah dengan cara mengisolasi, atau
memindahkan yang jadi penyebab masalah (menyalah artikan mutasi), bukan dengan
Manajemen Solusi. Jadi hati-hati, atau jangan dijadikan kebiasan dalam pengambilan
keputusan menggunakan ceteris paribus ataupun asumsi, hasilnya dalam jangka panjang
akan terasa.

6. Tunjukkan mana variabel eksogen dan variabel endogen dan fungsi permintaan terhadap
jagung berikut ini: Qd = 60 – 10 P + 2 Y.
a. Variabel eksogen adalah variabel-variabel yang nilainya ditentukan oleh faktor-faktor di
luar model yang dibuat. Jadi bagi suatu model, nilai variabel eksogen merupakan nilai-
nilai yang sudah tertentu. Variabel eksogen juga disebut sebagai variabel bebas atau tidak
terikat atau independent.
b. Variabel endogen adalah varabel-variabel yang nilainya ditentukan secara bersama-
sama/akan dijelaskan dalam model yang dibuat. Variabel endogen disebut sebagai
variabel tidak bebas atau terikat atau dependent.

Qd = 60 – 10 P + 2 Y

 Qd : Variabel endogen (variabel terikat)


Qd merupakan jumlah barang (jagung) yang diminta. Besanya Qd tergantung
pada tingkat harga yang ditawarkan (P) dan Y.
 60 : parameter
Angka 60 merupakan parameter yang ikut menentukan tingkat permintaan jagung
dan besarnya tidak dipengaruhi oleh harga (P) dan Y
 -10 : koefisien perilaku
Angka (-10) mengukur besarnya pengaruh harga terhadap tingkat pemintaan
jagung.
 P : variabel eksogen (variabel bebas)
Tingkat harga (P) mempengaruhi dan menentukan tingkat permintaan jagung.
 2 : koefisien perilaku
Angka 2 mengukur besarnya pengaruh Y terhadap tingkat permintaan jagung.
 Y : variabel eksogen (variabel bebas)
Y mempengaruhi dan menentukan tingkat permintaan jagung.

7. Jelaskan arti dari masing-masing komponen (baik variabel maupun parameter) persamaan
C= $20 + 0,90 Yd.
Dalam persamaan : C = α + βYd
dimana,
 C = tingkat konsumsi,
 Yd = tingkat pendapatan disposibel
 α = parameter yang ikut menentukan tingkat konsumsi, dan besarnya tidak
dipengaruhi pendapatan disposibel
 β = koefisien perilaku (parameter), mengukur besarnya pengaruh pendapatan
disposibel terhadap tingkat konsumsi agregat.

Persamaan C = α + βYd, mempunyai arti bahwa konsumsi agregat tergantung pada besar
kecilnya jumlah pendapatan disposibel yang diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa:

C = $20 + 0,90Yd

C merupakan Tingkat konsumsi yang di peroleh dari penentuan tingkat konsumsi sebesar
$20 yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan disposibel di jumlahkan dengan koefisien
perilaku sebesar 0,90Yd.
8. Ringkaslah bagaimana hubungan antar transaktor (pelaku ekonomi) dan pasar pada
negara dengan sistem perekonomian tertutup (closed economy), dengan cara mengisi
titik-titik padatabel berikut ini

Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar


Transaktor Komoditi Tenaga Kerja Uang Bursa
Sektor rumah Permintaan Penawaran Permintaan Permintaan
tangga barang dan jasa tenaga kerja uang terhadap bursa
Sektor Penawaran Permintaan Permintaan Penawaran
Perusahaan barang dan jasa tenaga kerja uang terhadap bursa
Sektor Permintaan Permintaan Permintaan Penawaran
Pemerintahan barang dan jasa tenaga kerja uang terhadap bursa

Anda mungkin juga menyukai