Ekonomi I
VADILLA MUTIA ZAHARA, SE.,ME
EKONOMI PEMBANGUNAN 2020
Daftar Pustaka
1. Alpha Ciang
2. Dumairy, Matematika Terapan Bisnis dan Ekonomi, BPFE.
3. Edward T. Dowling, Mathematics for Economists (Shaum Series), Mc
Graw Hills.
4. Josep Bintang Kalangi, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit
Salemba Empat.
5. Suprian Atmadja, Matematika Ekonomi.
6. Buku-Buku Teori Ekonomi
Komponen Nilai Akhir
a) Kehadiran (bobot 10%)
b) Aktivitas efektif di kelas, tugas-tugas, dan kuis
(bobot 20%)
c) Ujian Tengah Semester (bobot 30%)
d) Ujian Akhir Semester (bobot 40%)
Syarat Perolehan Nilai Akhir
Kehadiran minimal > 70% kehadiran dosen di kelas.
Komponen nilai akhir tidak akan diproses jika:
ü Kehadiran < 70% kehadiran dosen di kelas, nilai anda
otomatis D atau E, tanpa memperhatikan komponen nilai
lainnya.
ü Curang dalam absen di kelas dan atau ujian.
ü Mencontek dalam Kuis, UTS dan atau UAS.
BAB I
Pendahuluan
Kegunaan Ilmu Matematika untuk
Ilmu Ekonomi
Alat bantu untuk keperluan analisis dalam mengidentifikasi dan
mendeskripsikan fenomena ekonomi secara verbal.
Alat bantu dalam menganalisis dan memecahkan masalah ekonomi.
Membantu pelaku ekonomi dalam menentukan keputusan optimal
berdasarkan kepada prinsip dan teori ekonomi.
Membantu mahasiswa dalam memahami teori dan konsep-konsep
ekonomi.
Matematika Murni versus
Matematika Ekonomi
Konsep-konsep yang ada pada Matematika Ekonomi berasal dari ilmu
Matematika Murni.
Ilmu ekonomi erat hubungannya hubungan “sebab-akibat” yang
dinyatakan dalam hukum-hukum ekonomi tertentu.
Oleh karena itu hukum-hukum tersebut banyak berbicara tentang “jika-
maka” yang dalam ilmu matematika murni digambarkan oleh hubungan
fungsional.
Hubungan fungsional antara variabel-variabel ekonomi.
Tetapi kadang-kadang terdapat perbedaan konsep antara ilmu
matematika murni dengan hukum-hukum dalam ilmu ekonomi.
Misalnya dalam Hukum Permintaan, yaitu menggambarkan hubungan
fungsional antara harga barang (P) dan jumlah barang yang diminta (Q).
7. Harga gas elpiji, harga minyak tanah, pendapatan rata-rata rumah tangga dan jumlah gas elpiji yang
diminta.
8. Luas lahan, jumlah produksi kedelai, jumlah pupuk dan jumlah tenaga kerja
9. Tarif telepon seluler, jumlah operator seluler dan biaya produksi jasa telekomunikasi seluler.
10. Harga tiket pesawat terbang, jumlah pemesan tiket pesawat terbang, harga tiket angkutan darat, pajak
bagi pengguna jasa angkutan udara.
Diagram/Bidang Cartesius:
Kedudukan Titik (Koordinat)
Didalam mendeskripsikan hubungan fungsional antara variabel bebas
dan variabel terikat dapat diperjelas dengan bentuk model
gambar/grafik/kurva.
Kurva adalah tempat kedudukan titik-titik (locus of point) untuk
menggambarkan hubungan (relationship) antara suatu variabel dengan
variabel yang lain.
Dalam ilmu matematika murni kita kenal dengan Diagram Cartesius
yang digambar dalam empat kuadran, masing-masing kuadran
menggambarkan positif negatifnya nilai masing-masing variabel yang
berinteraksi pada masing-masing kuadran tersebut.
Gambar 1.1. berikut ini merupakan diagram Cartesius yang
menggambarkan hubungan variabel X dan variabel Y.
Koordinat
A: (7,12)
B: (-7,8)
C: (-11,-9)
D: (10,-4)
Kedudukan titik (locus of point) yang disebut dengan koordinat merupakan
gabungan besarnya nilai X dengan nilai Y.
Oleh karena itu koordinat dinyatakan atau ditulis dalam (X,Y), dimana besarnya
X dalam koordinat disebut absis, sedangkan besarnya Y pada koordinat disebut
ordinat.
Maka sebuah koordinat akan dinyatakan atau ditulis sebagai berikut : (absis,
ordinat).
Biasanya absis merupakan nilai variabel yang digambar pada sumbu datar
(horizontal), sedangkan ordinat merupakan nilai variabel yang digambar pada
sumbu tegak (vertikal).
Ilmu ekonomi banyak mempelajari sesuatu yang bersifat riel (nyata) dan
terukur. Oleh karena itu Matematika Ekonomi lebih cenderung “bekerja” pada
kuadran I pada bidang Cartesius, yaitu gambaran antar hubungan variabel
yang bernilai positif, namun tidak tertutup kemungkinan akan “bekerja” pada
kuadran II, III atau IV tergantung pada kebutuhan analisisnya.