Tentukan persamaan fungsi linier Y= f(X) bila
diketahui titik-titik di bawah ini lalu gambarkan
kurvanya :
1. A(2,4) dan B(5,10)
2. G(5,8) dan H(10,6)
3. R(1,4) dan S(2,2)
4. D(5,2) dan U(1,8)
5. E(20,15) dan F(4,6)
1. Berikut ini data konsumsi dan pendapatan nasional suatu negara: bila
tingkat pendapatan nasionalnya (Y) Rp 12 trilyun maka konsumsi
masyarakatnya (C) Rp 10 trilyun, dan bila pendapatan nasionalnya Rp 14
trilyun maka konsumsi masyarakatnya Rp 11,5 trilyun. Tentukan
persamaan fungsi konsumsi liniernya dalam hubungan C = f(Y) lalu
gambarkan fungsi tersebut!.
2. Produksi barang X ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Kedua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk hubungan Q = f(L);
dimana Q = jumlah produksi X; L = jumlah tenaga kerja. Setiap kenaikan
produksi X 5000 unit rata-rata memerlukan tambahan tenaga kerja
sebanyak 2 orang. Bila diketahui pada tingkat produksi X sebanyak 25.000
unit maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 11 orang, tentukan
persamaan fungsi produksi X dalam bentuk linier!
3. Sebuah proses produksi barang A sebanyak 20 unit memerlukan biaya
total sebesar Rp 2.000,- dan bila jumlah produksinya sebanyak 40 unit
maka biaya totalnya sebesar Rp 3.000,-. Tentukan persamaan fungsi biaya
total liniernya dalam hubungan TC = f(Q) lalu gambarkan fungsi tersebut!;
TC = biaya total; Q = jumlah output.
Menentukan Persamaan Fungsi Linier Bila Diketahui
Satu Koordinat dan Koefisien Arah Garis Lurus
Bila diketahui satu buah titik atau koordinat (X1,Y1) dan koefisien arah garis
lurus (m) maka persamaan fungsi linier Y = f(X) dapat diketahui melalui :
Y – Y1 = m(X – X1) atau Y = Y1 + m(X – X1) dimana m = ∆Y/∆X
Contoh:
Tentukan persamaan fungsi linier Y = f(X) dan gambarkan fungsinya, jika
diketahui titik A(2,6) dan koefisien arah garis (m) = 2.
Jawab:
Y = Y1 + m(X – X1)
Y = 6 + 2(X – 2)
Y = 6 + 2X – 4
Y = 2 + 2X
Tentukan persamaan fungsi linier Y = f(X) lalu gambarkan
fungsi tersebut bila diketahui titik dan m = koefisien arah
garis:
1. Titik A (2,3) dan m = 2/3
2. Titik D (4,8) dan m = -0,5
3. Titik G (3,6) dan ΔY/ΔX = 0,75
1. Masyarakat negara X pada tahun 2000 mempunyai tingkat
pendapatan nasional sebesar Rp 400,- trilyun dan tingkat
konsumsinya sebesar Rp 380,- trilyun. Bila diketahui MPC-nya
(MPC = ΔC/ΔY) sebesar 60% tentukanlah persamaan fungsi
konsumsi liniernya dalam hubungan C = f(Y); dimana C =
konsumai nasional, Y = pendapatan nasional. Lalu gambarkan
fungsi tersebut!
2. Pada tingkat harga B Rp 10,- per unit maka jumlah B yang diminta
sebesar 25 unit, sedangkan rasio antara kenaikan harga barang B
dengan penurunan jumlah barang B yang diminta adalah 2 : 5.
Tentukan persamaan fungsi permintaannya dalam hubungan P =
f(Q) dan Q = g(P); dimana P = harga/unit; Q = jumlah barang, lalu
gambarkan fungsinya!
1) Fungsi Trend Linier
2) Fungsi konsumsi dan tabungan
3) Fungsi penerimaan
4) Fungsi keuntungan
5) Fungsi Garis Anggaran
6) Fungsi permintaan
7) Fungsi penawaran
Fungsi Trend Linier
Trend linier adalah sebuah fungsi linier dimana variabel bebasnya
adalah waktu sedangkan variabel terikatnya adalah besaran tertentu.
Fungsi Trend digunakan untuk memprediksi besarnya variabel tertentu
pada suatu waktu tertentu. Fungsi Trend Linier dapat dituliskan :
Y = a + mt
dimana Y adalah variabel terikat dan t adalah waktu.
Dari persamaan trend tersebut “a” adalah harga Y pada waktu t = 0,
sedangkan “m” adalah besarnya perubahan Y setiap waktu.
Contoh Fungsi Trend Linier:
Trend Pendapatan Nasional (PN) negara X dari tahun 1990 sampai tahun 2007
mengikuti persamaan trend linier sebagai berikut PN = 100 + 2t (juta US $).
Dari persamaan tersebut bisa dideskripsikan bahwa besarnya pendapatan
nasional pada tahun dasar atau tahun awal yaitu tahun 1990 (t = 0) adalah
100 juta US$, sedangkan besarnya perubahan (kenaikan) pendapatan
nasionalnya per tahunnya adalah US$ 2,-.
Jika tahun 1990 diberi bobot t = 0 maka tahun 2007 adalah t=17,
sehingga pada tahun 2010 (t=20) diperkirakan besarnya Pendapatan
Nasional adalah: PN = 100 + 2 (20) = US$ 140 juta.
Fungsi trend linier tersebut digambarkan menjadi:
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Jika Dimisalkan besarnya konsumsi hanya dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan saja., maka fungsi konsumsi linier adalah: C = a + bY
dimana: C = nilai konsumsi (dalam nilai uang);
Y = nilai pendapatan (dalam nilai uang),
a = intercept/ konstanta atau konsumsi otonom
b = koefisien arah/lereng fungsi konsumsi = ΔC/ ΔY atau
MPC (Marginal Propensity to Consume) atau hasrat
mengkonsumsi marjinal.
Bila tabungan (S) adalah selisih antara pendapatan (Y) dengan
konsumsi (C) atau S = Y – C, maka persamaan fungsi tabungan
adalah : S = -a + (1-b)Y
dimana: S = tabungan dan
(1-b) = koefisien arah/lereng fungsi tabungan = ΔS/ ΔY atau
MPS (Marginal Propensity to Save) atau hasrat
menabung marjinal.
Contoh Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Nilai konsumsi otonom masyarakat suatu negara pada tahun tertentu
sebesar Rp 100 milyar dan MPC = 0,75; tentukankah persamaan
fungsi konsumsi C = f(Y) dan fungsi tabungannya S = f(Y); dimana C =
konsumsi, S = tabungan; Y = pendapatan, lalu hitunglah berapa nilai
konsumsi dan tabungan masyarakat tersebut pada waktu tingkat
pendapatan masyarakatnya sebesar Rp 800 milyar rupiah? Dan
gambarkan kurva/garfiknya!
Jawab:
Fungsi konsumsi : C = 100 + 0,75 Y dan
Fungsi tabungan : S = -100 + (1-0,75) Y atau S = -100 + 0,25 Y
Pada saat Y = 800 milyar Rp, maka
C = 100 + 0,75(800) = 700 milyar Rp
S = -100 + 0,25(800) = 100 milyar Rp
Kedua fungsi tersebut dapat digambarkan sbb:
Fungsi Permintaan
Hukum permintaan” yang berbunyi : “bila harga suatu barang naik
maka jumlah yang dimintanya akan turun, sebaliknya jika harga
suatu barang turun maka jumlah yang dimintanya akan naik”.
Berdasarkan hukum permintaan tersebut, maka fungsi permintaan
linier dapat dituliskan menjadi: Q = a - mP
dimana: Q = jumlah barang yang diminta (variabel terikat)
P = harga barang (variabel bebas)
a = intercept
m = koefisien arah fungsi (∆Q/∆P )
Dalam konsep ekonomi “m” merupakan respon konsumen
terhadap jumlah yang diminta (Q) akibat terjadinya perubahan
harga (P) atau ∆Q/∆P.
Koefisien “m” bertanda negatif mendeskripsikan bahwa hubungan
antara harga barang per unit (P) dengan jumlah yang dimintanya
(Q) berlawanan arah (mempunyai hubungan negatif).
Kurva Fungsi permintaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Catatan:
Sesuai dengan hukum permintaan
maka dalam ilmu ekonomi fungsi
permintaan dituliskan sebagai
Q=f(P), dimana Q merupakan
variabel terikat dan P merupakan
variabel bebas.
Sesuai dengan fungsi tersebut, maka
seharusnya (menurut ilmu
matematika murni) Q digambarkan
pada sumbu vertikal dan P
digambarkan pada sumbu
horisontal.
0 0 0
10 40 60
20 80 120
Fungsi Biaya
Fungsi biaya produksi dalam ekonomi dituliskan: TC = TFC + TVC
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variabel Cost = AVC (Q)
AVC = Average Variabel Cost
Jadi TC = TFC + AVC(Q) atau
Atau TC = a + mQ dimana a = TFC dan m = AVC
Kurva fungsi biaya digambarkan sbb:
Contoh Fungsi Biaya:
Untuk memproduksi barang X dibutuhkan biaya tetap total (TFC) sebesar Rp
5000,- dan biaya variabel perunitnya (AVC) Rp 25,- Bila fungsi biaya produksi
total diasumsikan berbentuk linier dengan hubungan: TC = f(Q); dimana : TC =
biaya produksi total ; Q = jumlah output, maka tentukanlah persamaan fungsi
biaya totalnya! Kemudian gambarkan fungsi biaya total tersebut, lalu hitunglah
besarnya biaya totalnya pada jumlah output 200 unit!
Jawab:
TC = 5000 + 25Q
TC pd saat Q = 200 adalah
TC = 5000 + 25(200)
= 5000 + 5000
= 10000
Fungsi Keuntungan
Keuntungan perusahaan (dilambangkan oleh π) merupakan selisih antara
penerimaan perusahaan (TR) terhadap seluruh biaya perusahaan atau biaya
produksi (TC). Jadi π = TR – TC.
π = positif Jika TR > TC Untung
π = negatif Jika TR < TC Rugi
π =0 Jika TR = TC Break Even
π = TR – TC
= P.Q – (TFC + AVC.Q)
= -TFC + P.Q – AVC.Q
π = -TFC + (P – AVC)Q
-TFC = intercept = a
(P-AVC) = koefisien arah fungsi = m
Jawab:
TC = TFC + AVC.Q = 50.000 + 1500Q
TR = P.Q = 2500Q
π = -TFC + (P – AVC)Q = -50.000 + (2500 – 1500)Q = -50.000 + 1000Q
Pada Q = 80 unit, maka:
TR = P. Q = 2500 x 80 = 200.000
TC = TFC + (AVC.Q) = 50.000 + (1500 x 80) = 170.000
Jadi TR > TC, maka perusahaan tersebut memperoleh untung sebesar:
π = TR – TC = 200.000 – 170.000 = 30.000
TFC 50.000 50.000
QBEP = = = = 50 unit
P - AVC 2500 - 1500 1000
1. Masyarakat negara X pada tahun 2000 mempunyai
tingkat pendapatan nasional sebesar Rp 600,- trilyun
dan tingkat konsumsinya sebesar Rp 400,- trilyun. Bila
diketahui Marginal Propensity to Saving (MPS) sebesar
40%.
(a) Tentukanlah persamaan fungsi konsumsi liniernya
dalam hubungan C = f(Y); dimana C = konsumsi
nasional, Y = pendapatan nasional. Lalu gambarkan
fungsi tersebut!
(b) Berapa tingkat tabungan pada saat tingkat
pendapatan nasional sebesar Rp 800 triliyun.