Anda di halaman 1dari 38

BAB II

Fungsi Linier dan Penerapannya


Dalam Konsep Ekonomi

VADILLA MUTIA ZAHARA,SE.,ME


EKONOMI PEMBANGUNAN
ž Fungsi Linier disebut juga fungsi garis lurus, yaitu salah
satu bentuk fungsi yang mempunyai ciri dimana
variabel bebasnya berpangkat satu.
ž Dikatakan Fungsi Garis lurus karena bila digambarkan
kedudukan titik-titiknya maka akan membentuk suatu
garis lurus.
ž Bentuk umum persamaan fungsi linier dengan satu variabel bebas
adalah sebagai berikut : Y = a + mX atau Y = mX + a
dimana:
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a,m = konstanta/ koefisien ; m ≠ 0
a = intercept ; a ≥ 0 atau a ≤ 0
m = koefisien arah garis/lereng fungsi/slope/kemiringan/gradien,
m = ∆Y/ ∆X
ž Dari persamaan di atas intercept atau “a” merupakan besarnya nilai
Y ketika nilai X=0, sedangkan koefisien arah garis atau “m”
merupakan rasio antara perubahan Y terhadap perubahan X atau
(ΔY/ΔX). Secara grafis (pada gambar) “m” merupakan besarnya
lereng/ koefisien arah/kemiringan garis fungsi Y = a + mX.
ž Fungsi linier dengan arah koefisien positif tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 (a)


Garfik fungsi linier dengan koefisien arah positif

ž Gambar di atas mempunyai koefisien arah yang positif (m1 > 0)


atau α = (ΔY/ΔX) > 0. Artinya bahwa perubahan Y dengan
perubahan X searah, maksudnya jika X naik maka Y akan naik,
dan jika X turun maka Y akan turun.
ž Fungsi linier dengan arah koefisien negatif tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 (b)


Garfik fungsi linier dengan koefisien arah positif

ž Gambar di atas mempunyai koefisien arah yang negatif (m1 < 0)


atau β = (ΔY/ΔX) < 0. Artinya bahwa perubahan Y dengan
perubahan X berlawanan arah, maksudnya jika X naik maka Y
akan turun, dan jika X turun maka Y akan naik.
Sebuah persamaan linier dapat digambarkan kurvanya pada sebuah
Bidang Cartesius dengan cara menentukan dua buah koordinat saja.

Misalnya gambarkan fungsi Y = f(X) = 2 + 3X


Dengan cara coba-coba :
Jika X = 0 maka Y = 2 + 3(0) = 2 .............. koordinat titik A (0,2)
Jika X = 5 maka Y = 2 + 3(5) = 17 ................ koordinat titik B (5,17)
Catatan: besarnya nilai X yang dimisalkan adalah bebas.
Fungsi Y = 2 + 3X digambarkan dengan cara menggabungkan
koordinat titik A dan koordinat titik B yang memenuhi persamaan
tersebut.
§ Dalam menggambar kurva pada bidang
Cartesius perlu memperhatikan unsur
proporsionalitas mengenai besarnya
variabel yang berinteraksi dalam fungsi.

§ Kita tidak perlu harus menggambar kurva


dalam perbandingan besarnya variabel
dalam proporsi X : Y = 1 : 1, tetapi
sebaiknya harus memperhatikan besarnya
masing-masing variabel.

§ Misal jika X dalam jutaan unit sedangkan Y


dalam puluhan unit maka kita tidak perlu
menggambar hubungan kedua variabel
tersebut dalam skala (proporsi) 1 : 1.
Coba Saudara gambarkan fungsi linier : Y = f(X) untuk
persamaan-persamaan berikut:
1. Y = 20 + 5X
2. Y = 20 – 5X
3. 2X = 20 – 10Y
4. 5Y = 20 + 50X
5. 50X – 20 + 5Y = 0
6. 20X + 25Y = 40
7. 10 = 2X – 5Y
8. -20 – 2Y = 25X
Persamaan fungsi linier Y = f(X) akan dapat diketahui
dengan syarat:
ü bila diketahui dua titik koordinatnya atau
ü bila diketahui satu koordinat dan koefisien arah
garisnya.

Menentukan Persamaan Fungsi Linier Bila Diketahui


Dua Koordinat
Persamaan fungsi linier Y = f(X) = a + bX dapat diketahui
bila dua koordinatnya diketahui. Dua koordinat tersebut
misalnya titik A (X1, Y1) dengan titik B (X2, Y2).
ž Dengan dua koordinat titik A dan B tersebut, maka persamaan linier
dapat dicari dengan rumus :
Y -Y1 X - X1
=
Y 2 -Y1 X 2 - X1
ž Contoh:
Tentukan persamaan atau fungsi linier jika diketahui Titik A (4,6)
dan B (8,10). Dengan menggunakan rumus di atas, maka:
Y - Y1 X - X1
=
Y 2 - Y1 X 2 - X 1
Y -6 X -4
=
10 - 6 8 - 4
(Y - 6)(8 - 4) = ( X - 4)(10 - 6)
(Y - 6)4 = ( X - 4)4
4Y - 24 = 4 X - 16
4Y = 24 - 16 + 4 X
Y = 2+ X
ž Persamaan fungsi linier Y=2+X dapat digambarkan
sebagai berikut:

–
Tentukan persamaan fungsi linier Y= f(X) bila
diketahui titik-titik di bawah ini lalu gambarkan
kurvanya :
1. A(2,4) dan B(5,10)
2. G(5,8) dan H(10,6)
3. R(1,4) dan S(2,2)
4. D(5,2) dan U(1,8)
5. E(20,15) dan F(4,6)
1. Berikut ini data konsumsi dan pendapatan nasional suatu negara: bila
tingkat pendapatan nasionalnya (Y) Rp 12 trilyun maka konsumsi
masyarakatnya (C) Rp 10 trilyun, dan bila pendapatan nasionalnya Rp 14
trilyun maka konsumsi masyarakatnya Rp 11,5 trilyun. Tentukan
persamaan fungsi konsumsi liniernya dalam hubungan C = f(Y) lalu
gambarkan fungsi tersebut!.
2. Produksi barang X ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Kedua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk hubungan Q = f(L);
dimana Q = jumlah produksi X; L = jumlah tenaga kerja. Setiap kenaikan
produksi X 5000 unit rata-rata memerlukan tambahan tenaga kerja
sebanyak 2 orang. Bila diketahui pada tingkat produksi X sebanyak 25.000
unit maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 11 orang, tentukan
persamaan fungsi produksi X dalam bentuk linier!
3. Sebuah proses produksi barang A sebanyak 20 unit memerlukan biaya
total sebesar Rp 2.000,- dan bila jumlah produksinya sebanyak 40 unit
maka biaya totalnya sebesar Rp 3.000,-. Tentukan persamaan fungsi biaya
total liniernya dalam hubungan TC = f(Q) lalu gambarkan fungsi tersebut!;
TC = biaya total; Q = jumlah output.
Menentukan Persamaan Fungsi Linier Bila Diketahui
Satu Koordinat dan Koefisien Arah Garis Lurus
Bila diketahui satu buah titik atau koordinat (X1,Y1) dan koefisien arah garis
lurus (m) maka persamaan fungsi linier Y = f(X) dapat diketahui melalui :
Y – Y1 = m(X – X1) atau Y = Y1 + m(X – X1) dimana m = ∆Y/∆X

Contoh:
Tentukan persamaan fungsi linier Y = f(X) dan gambarkan fungsinya, jika
diketahui titik A(2,6) dan koefisien arah garis (m) = 2.
Jawab:
Y = Y1 + m(X – X1)
Y = 6 + 2(X – 2)
Y = 6 + 2X – 4
Y = 2 + 2X
Tentukan persamaan fungsi linier Y = f(X) lalu gambarkan
fungsi tersebut bila diketahui titik dan m = koefisien arah
garis:
1. Titik A (2,3) dan m = 2/3
2. Titik D (4,8) dan m = -0,5
3. Titik G (3,6) dan ΔY/ΔX = 0,75
1. Masyarakat negara X pada tahun 2000 mempunyai tingkat
pendapatan nasional sebesar Rp 400,- trilyun dan tingkat
konsumsinya sebesar Rp 380,- trilyun. Bila diketahui MPC-nya
(MPC = ΔC/ΔY) sebesar 60% tentukanlah persamaan fungsi
konsumsi liniernya dalam hubungan C = f(Y); dimana C =
konsumai nasional, Y = pendapatan nasional. Lalu gambarkan
fungsi tersebut!
2. Pada tingkat harga B Rp 10,- per unit maka jumlah B yang diminta
sebesar 25 unit, sedangkan rasio antara kenaikan harga barang B
dengan penurunan jumlah barang B yang diminta adalah 2 : 5.
Tentukan persamaan fungsi permintaannya dalam hubungan P =
f(Q) dan Q = g(P); dimana P = harga/unit; Q = jumlah barang, lalu
gambarkan fungsinya!
1) Fungsi Trend Linier
2) Fungsi konsumsi dan tabungan
3) Fungsi penerimaan
4) Fungsi keuntungan
5) Fungsi Garis Anggaran
6) Fungsi permintaan
7) Fungsi penawaran
Fungsi Trend Linier
ž Trend linier adalah sebuah fungsi linier dimana variabel bebasnya
adalah waktu sedangkan variabel terikatnya adalah besaran tertentu.
ž Fungsi Trend digunakan untuk memprediksi besarnya variabel tertentu
pada suatu waktu tertentu. Fungsi Trend Linier dapat dituliskan :
Y = a + mt
dimana Y adalah variabel terikat dan t adalah waktu.
ž Dari persamaan trend tersebut “a” adalah harga Y pada waktu t = 0,
sedangkan “m” adalah besarnya perubahan Y setiap waktu.
Contoh Fungsi Trend Linier:
Trend Pendapatan Nasional (PN) negara X dari tahun 1990 sampai tahun 2007
mengikuti persamaan trend linier sebagai berikut PN = 100 + 2t (juta US $).
ž Dari persamaan tersebut bisa dideskripsikan bahwa besarnya pendapatan
nasional pada tahun dasar atau tahun awal yaitu tahun 1990 (t = 0) adalah
100 juta US$, sedangkan besarnya perubahan (kenaikan) pendapatan
nasionalnya per tahunnya adalah US$ 2,-.
ž Jika tahun 1990 diberi bobot t = 0 maka tahun 2007 adalah t=17,
sehingga pada tahun 2010 (t=20) diperkirakan besarnya Pendapatan
Nasional adalah: PN = 100 + 2 (20) = US$ 140 juta.
ž Fungsi trend linier tersebut digambarkan menjadi:
Fungsi Konsumsi dan Tabungan
ž Jika Dimisalkan besarnya konsumsi hanya dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan saja., maka fungsi konsumsi linier adalah: C = a + bY
dimana: C = nilai konsumsi (dalam nilai uang);
Y = nilai pendapatan (dalam nilai uang),
a = intercept/ konstanta atau konsumsi otonom
b = koefisien arah/lereng fungsi konsumsi = ΔC/ ΔY atau
MPC (Marginal Propensity to Consume) atau hasrat
mengkonsumsi marjinal.
ž Bila tabungan (S) adalah selisih antara pendapatan (Y) dengan
konsumsi (C) atau S = Y – C, maka persamaan fungsi tabungan
adalah : S = -a + (1-b)Y
dimana: S = tabungan dan
(1-b) = koefisien arah/lereng fungsi tabungan = ΔS/ ΔY atau
MPS (Marginal Propensity to Save) atau hasrat
menabung marjinal.
Contoh Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Nilai konsumsi otonom masyarakat suatu negara pada tahun tertentu
sebesar Rp 100 milyar dan MPC = 0,75; tentukankah persamaan
fungsi konsumsi C = f(Y) dan fungsi tabungannya S = f(Y); dimana C =
konsumsi, S = tabungan; Y = pendapatan, lalu hitunglah berapa nilai
konsumsi dan tabungan masyarakat tersebut pada waktu tingkat
pendapatan masyarakatnya sebesar Rp 800 milyar rupiah? Dan
gambarkan kurva/garfiknya!
Jawab:
Fungsi konsumsi : C = 100 + 0,75 Y dan
Fungsi tabungan : S = -100 + (1-0,75) Y atau S = -100 + 0,25 Y
Pada saat Y = 800 milyar Rp, maka
C = 100 + 0,75(800) = 700 milyar Rp
S = -100 + 0,25(800) = 100 milyar Rp
Kedua fungsi tersebut dapat digambarkan sbb:
Fungsi Permintaan
ž Hukum permintaan” yang berbunyi : “bila harga suatu barang naik
maka jumlah yang dimintanya akan turun, sebaliknya jika harga
suatu barang turun maka jumlah yang dimintanya akan naik”.
ž Berdasarkan hukum permintaan tersebut, maka fungsi permintaan
linier dapat dituliskan menjadi: Q = a - mP
dimana: Q = jumlah barang yang diminta (variabel terikat)
P = harga barang (variabel bebas)
a = intercept
m = koefisien arah fungsi (∆Q/∆P )
ž Dalam konsep ekonomi “m” merupakan respon konsumen
terhadap jumlah yang diminta (Q) akibat terjadinya perubahan
harga (P) atau ∆Q/∆P.
ž Koefisien “m” bertanda negatif mendeskripsikan bahwa hubungan
antara harga barang per unit (P) dengan jumlah yang dimintanya
(Q) berlawanan arah (mempunyai hubungan negatif).
ž Kurva Fungsi permintaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Catatan:
Sesuai dengan hukum permintaan
maka dalam ilmu ekonomi fungsi
permintaan dituliskan sebagai
Q=f(P), dimana Q merupakan
variabel terikat dan P merupakan
variabel bebas.
Sesuai dengan fungsi tersebut, maka
seharusnya (menurut ilmu
matematika murni) Q digambarkan
pada sumbu vertikal dan P
digambarkan pada sumbu
horisontal.

Tetapi dalam perkembangannya kurva permintaan digambarkan dengan variabel Q


pada sumbu horisontal dan variabel P pada sumbu vertikal, seperti pada gambar
di atas.
Hal ini awalnya didasari oleh teori pasar kompetitif yang menjelaskan bahwa
perusahaan sulit untuk mengontrol harga, tetapi dapat mengatur jumlah output,
dan output sebaliknya dapat menentukan harga di pasar. Jadi dalam model awal
harga merupakan variabel terikat dan jumlah output merupakan variabel bebas.
Sehingga kurva permintaan dapat dituliskan fungsinya menjadi: P=f(Q).
Fungsi Penawaran
ž Jumlah barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh seorang
produsen tergantung kepada harga barang tersebut, ceteris
paribus. Jadi ada keterkaitan antara harga barang (P) dengan
jumlah barang (Q) yang ditawarkan.
ž Fungsi penawaran dinyatakan sebagai berikut Q = e + gP
dimana e,g = koefisien. Dalam konsep ekonomi “g” merupakan
respon produsen terhadap jumlah yang ditawarkan (Q) akibat
terjadinya perubahan harga (P).
ž Gambar kurva
penawaran adalah
Contoh Fungsi Permintaan dan Penawaran:
Fungsi Permintaan Qd= 10 – 0,5P dan Fungsi penawaran Qs = 2 + P.
Gambarkan kurva permintaan dan penawaran tersebut.
Jawab: Harga (P) Jumlah yang Jumlah yang
diminta (Qd) ditawarkan (Qs)
Misalnya: P=4 8 6
P =10 5 12
Fungsi Penerimaan (Hasil Penjualan)
ž Fungsi penerimaan perusahaan (Total Revenue, TR) atau juga disebut
fungsi hasil penjualan dalam bentuk linier sebagai berikut: TR = pQ
dimana TR = penerimaan perusahaan (dalam nilai uang),
Q = jumlah output, p= koefisien arah = ΔTR/ ΔQ.
ž Dalam konsep ekonomi nilai “p” merupakan harga per unit output .
Dalam pasar persaingan sempurna, harga ditentukan oleh pasar,
penjual sebagai price taker (penerima harga) dan menerima harga
tersebut berapapun jumah barang yang dijualnya, sehingga harga
bersifat tetap (fixed price).
Contoh Fungsi Penerimaan:

Tentukan fungsi penerimaan perusahaan perusahaan (Total Revenue,


TR) lalu gambarkan fungsi penerimaan perusahaan tersebut; jika
tingkat harga perunit (P) : P1 = 4 dan P2= 6.
Jawab:
TR1= P1Q = 4Q
TR2 = P2Q = 6Q
Misalnya:
Q TR1 TR2

0 0 0
10 40 60
20 80 120
Fungsi Biaya
ž Fungsi biaya produksi dalam ekonomi dituliskan: TC = TFC + TVC
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variabel Cost = AVC (Q)
AVC = Average Variabel Cost
Jadi TC = TFC + AVC(Q) atau
Atau TC = a + mQ dimana a = TFC dan m = AVC
ž Kurva fungsi biaya digambarkan sbb:
Contoh Fungsi Biaya:
Untuk memproduksi barang X dibutuhkan biaya tetap total (TFC) sebesar Rp
5000,- dan biaya variabel perunitnya (AVC) Rp 25,- Bila fungsi biaya produksi
total diasumsikan berbentuk linier dengan hubungan: TC = f(Q); dimana : TC =
biaya produksi total ; Q = jumlah output, maka tentukanlah persamaan fungsi
biaya totalnya! Kemudian gambarkan fungsi biaya total tersebut, lalu hitunglah
besarnya biaya totalnya pada jumlah output 200 unit!

Jawab:
TC = 5000 + 25Q
TC pd saat Q = 200 adalah
TC = 5000 + 25(200)
= 5000 + 5000
= 10000
Fungsi Keuntungan
Keuntungan perusahaan (dilambangkan oleh π) merupakan selisih antara
penerimaan perusahaan (TR) terhadap seluruh biaya perusahaan atau biaya
produksi (TC). Jadi π = TR – TC.
π = positif Jika TR > TC Untung
π = negatif Jika TR < TC Rugi
π =0 Jika TR = TC Break Even

π = TR – TC
= P.Q – (TFC + AVC.Q)
= -TFC + P.Q – AVC.Q
π = -TFC + (P – AVC)Q
-TFC = intercept = a
(P-AVC) = koefisien arah fungsi = m

Pada kondisi break even TR = TC


Atau QBEP = TFC
P - AVC
Contoh Fungsi Keuntungan:
Sebuah perusahaan pada pasar persaingan sempurna menghadapi harga
perunit dari barang yang dijualnya Rp 2500, sedangkan untuk memproduksi
barang X dibutuhkan biaya tetap sebesar Rp 50.000,- dan biaya variabel
perunitnya Rp 1500,- Bila fungsi biaya produksi total diasumsikan berbentuk
linier, maka:
a) tentukan persamaan fungsi biaya totalnya(TC) dan penerimaan total (TR)
b) tentukanlah persamaan fungsi keuntungan/ kerugiannya!
c) gambarkan fungsi penerimaan perusahaan (TR) dan Biaya Total (TC)
dalam satu garfik
d) gambarkan secara terpisah fungsi keuntungan/ kerugiannya lalu tunjukkan
titik Break Even-nya!
e) untungkah produsen tersebut bila menjual barangnya sebanyak 80 unit?
Hitunglah berapa besarnya untung ruginya.

Jawab:
TC = TFC + AVC.Q = 50.000 + 1500Q
TR = P.Q = 2500Q
π = -TFC + (P – AVC)Q = -50.000 + (2500 – 1500)Q = -50.000 + 1000Q
Pada Q = 80 unit, maka:
TR = P. Q = 2500 x 80 = 200.000
TC = TFC + (AVC.Q) = 50.000 + (1500 x 80) = 170.000
Jadi TR > TC, maka perusahaan tersebut memperoleh untung sebesar:
π = TR – TC = 200.000 – 170.000 = 30.000
TFC 50.000 50.000
QBEP = = = = 50 unit
P - AVC 2500 - 1500 1000
1. Masyarakat negara X pada tahun 2000 mempunyai
tingkat pendapatan nasional sebesar Rp 600,- trilyun
dan tingkat konsumsinya sebesar Rp 400,- trilyun. Bila
diketahui Marginal Propensity to Saving (MPS) sebesar
40%.
(a) Tentukanlah persamaan fungsi konsumsi liniernya
dalam hubungan C = f(Y); dimana C = konsumsi
nasional, Y = pendapatan nasional. Lalu gambarkan
fungsi tersebut!
(b) Berapa tingkat tabungan pada saat tingkat
pendapatan nasional sebesar Rp 800 triliyun.

2. Tentukan fungsi linier X=f(Y) dan gambarkan garis


fungsinya dari : 10 = 2X – 6Y
1. Tentukan fungsi linier yang memenuhi Y=f(X) dan
gambarkan garis fungsinya dari : -20 – 2Y = 30X

2. Masyarakat negara X pada tahun 2010 mempunyai tingkat


pendapatan nasional sebesar Rp 800,- trilyun dan tingkat
tabungannya sebesar Rp 300,- trilyun. Bila diketahui
Marginal Propensity to Consume (MPC) sebesar 70%.
(a) Tentukanlah persamaan fungsi konsumsi dan fungsi
tabungannya dalam hubungan C = f(Y); dan S= g (Y)
C = konsumsi nasional, Y = pendapatan nasional
S = tabungan nasional
(b) Berapa tingkat tabungan pada saat tingkat pendapatan
nasional sebesar Rp 1200 triliyun.
1. Diketahui persamaan -20 + 2Y = 30X
Jadikan persamaan tsb menjadi Y=f(X) dan gambarkan
kurvanya.
2. Harga pasar produk X sebesar Rp 5.000,-/ unit , untuk
memproduksi produk X tersebut dibutuhkan biaya tetap
sebesar Rp 40.000,- dan biaya variabel perunit X Rp
1.000,- Bila fungsi biaya produksi total , total revenue,
dan profit diasumsikan berbentuk linier sbb : TC = f(Q );
TR = f(Q) dan π = f(Q)
dimana : TC = biaya produksi total ; Q = jumlah output,
π = profit.
(a) Tentukan persamaan fungsi biaya totalnya (TC) dan
penerimaan totalnya (TR) dan fungsi profitnya (π )
(b) Gambarkan kurva TR nya.
1. Produsen sebuah produk mempunyai perilaku sbb:
Pada harga produk $ 250 per unit maka jumlah produk
yang ditawarkannya sebanyak 90 unit. Bila harganya naik
sebesar $10 maka jumlah produk yang
ditawarkannyannya naik sebanyak 8 unit.
Fungsi penawaran tersebut berupa fungsi linier dengan
hubungan Q = f(P) ; dimana Q = jumlah barang dan P =
harga barang/ unit, tentukanlah persamaan fungsi
penawaran produk tersebut!
2. Jika diketahui persamaan berikut: – 20 – 2Y = – 30X
a) Jadikan persamaan tersebut menjadi: Y = f(X)
b) Berapakah besarnya konstanta dan koefisien arah
fungsi tersebut
c) Gambarkan grafik/ kurvanya!

Anda mungkin juga menyukai