Anda di halaman 1dari 125

[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Bab 2
FUNGSI DAN
APLIKASINYA
2.1. PERANAN FUNGSI DALAM ILMU
EKONOMI
onsep dan pemahaman mengenai fungsi banyak dijumpai dalam
berbagai permasalahan-permasalahan ekonomi. Berikut beberapa

K
hal yang berkaitan dengan masalah fungsi :
 Konsumen harus mengetahui konsumsi barang mana yang
mempengaruhi kepuasannya. Barang yang memberikan kepuasan
paling tinggi akan dipilih oleh konsumen di dalam usaha untuk
memaksimumkan kepuasannya. Hubungan antara jumlah barang yang
dikonsumsi dengan total kepuasan yang diperoleh konsumen dapat
dinyatakan dalam fungsi matematika yang dikenal dengan fungsi
utilitas.
 Keputusan konsumen untuk membeli suatu barang dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk
menentukan jumlah barang yang akan dibeli.. Ketika harga barang
yang bersangkutan mengalami kenaikan maka konsumen akan
bereaksi dengan cara menurunkan jumlah barang yang dimina. Atau
ketika pendapatan konsumen mengalami peningkatan, konsumen juga
meningkatkan jumlah barang yang diminta. Hubungan antara harga
barang dan pendapatan terhadap jumlah barang yang diminta dapat
dinyatakan dalam fungsi matematika yang dikenal dengan fungsi
permintaan.
 Seorang produsen dalam berproduksi bertujuan untuk
memaksimumkan barang yang akan diproduksi. Jika tenaga kerja yang
digunakan meningkat maka jumlah barang yang diproduksi akan
meningkat, demikian pula ketika kapital yang digunakan dinaikkan
akan berdampak kepada naiknya jumlah barang yang diproduksi.
Hubungan antara tenaga kerja dan kapital yang digunakan dengan
jumlah barang yang diproduksi dapat dinyatakan dalam fungsi
matematika yang dikenal dengan fungsi produksi .
 Kemampuan produsen di dalam memproduksi barang sangat
dipengaruhi seberapa besar dana yang dimiliki oleh produsen
tersebut. Disamping itu harga dari input yang digunakan juga
mempengaruhi jumlah barang yang dapat diproduksi. Hubungan

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

antara dana yang dimiliki dengan dengan jumlah input yang dapat
digunakan di dalam memproduksi barang tersebut dapat dinyatakan
dalam suatu fungsi matematika yang dikenal dengan fungsi isocost.
 Jumlah barang yang diproduksi akan menentukan besar kecilnya biaya
yang dikeluarkan oleh produsen. Semakin banyak jumlah barang yang
diproduks menyebabkan biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.
Hubungan antara jumlah barang yang diproduksi dengan biaya yang
dikeluarkan dapat dinyatakan dalam suatu fungsi matematika yang
dikenal dengan fungsi biaya.
Dari berbagai contoh tersebut dapat dilihat bagaimana suatu fungsi
baik yang berupa perilaku maupun yang berupa identitas banyak
digunakan dalam permasalahan-permalahan ekonomi yang ada. Karena
itulah pembahasan mengenai fungsi menempati porsi yang penting di
dalam konteks matematika ekonomi

2.2. PENGERTIAN FUNGSI


Secara umum fungsi diartikan suatu persamaan yang menunjukkan
hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Secara matematik, fungsi
dinyatakan dengan :
Y = f(Xi)
Dari penulisan fungsi tersebut dapat diketahui bahwa suatu fungsi
dibentuk dari unsur-unsur variabel, koefisien dan konstanta.

 Variabel adalah unsur yang sifatnya berubah-ubah dari satu keadaan


ke keadaan lainnya. Berdasarkan fungsinya variabel dibagi menjadi :
Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang
menerangkan variabel lain dimana dalam hal ini adalah x ,
Variabel terikat (dependent variabel) yaitu variabel yang
diterangkan oleh variabel lain yang dalam hal ini adalah y.
 Koefisien adalah suatu bilangan atau angka yang diletakkan di depan
suatu variabel dan terikat dengan variabel yang bersangkutan
 Konstanta sifatnya tetap dan tidak terikat dengan suatu variabel apa
pun. Dalam suatu fungsi konstanta tidak harus selalu ada dalam arti
jika suatu persamaan tidak memiliki konstanta tidak akan mengurangi
makna dan arti dari suatu fungsi. Dalam beberapa kasus ekonomi, nilai
konstanta justru tidak memiliki makna sepeti ditunjukkan pada
beberapa kasus berikut.
Pada fungsi produksi tidak akan memiliki konstanta sebab jika
tidak ada input yang digunakan sudah pasti tidak akan ada barang
yang diproduksi.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pada fungsi penerimaan total (Total Revenue), jika tidak ada


barang yang terjual tentu saja tidak akan ada pendapatan yang
diperoleh sehingga keberadaan konstanta pada fungsi ini justru
tidak mengandung arti ekonomi sama sekali.
2.3. JENIS-JENIS FUNGSI
Fungsi dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok dimana dalam
pembahasan ini, pengelompokkan fungsi didasarkan pada :
1. Fungsi linier
2. Fungsi non linier

2.3.1. FUNGSI LINIER

 Pengertian
Fungsi linier adalah suatu fungsi dimana variabel bebasnya
mempunyai pangkat paling tinggi satu. Bentuk umum fungsi linier :
Y = f(X) → Y = a + bX
Dibaca Y adalah fungsi dari x, dimana
x adalah variabel bebas
y adalah variabel terikat
a adalah konstanta
b adalah slope dari garis linier

 Permasalahan fungsi linier


a. Pembentukan Fungsi Linier
Pada dasarnya pembentukan suatu fungsi yang tepat angat
tergantung dari data historisnya. Jika data historis membentuk
suatu hubungan yang linier maka fungsi yang tepat untuk
menggambarkan hubungan tersebut adalah fungsi linier.
Sebaliknya jika data historis yang digunakan membentuk suatu
hubungan kuadratik maka fungsi yang tepat adalah fungsi kuadrat
seperti dapat dilihat pada grafik berikut ini.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.1.a. Fungsi linier Gambar 2.1.b. Fungsi kuadrat

b. Mencari Fungsi Linier


Untuk mendapatkan fungsi linier tergantung pada informasi yang
diberikan. Berikut beberapa informasi yang dapat digunakan untuk
mendapatkan fungsi linier.

1) Jika diketahui dua buah titik yaitu koordinat (X1,Y1) dan


(X2,Y2)
Rumus yang digunakan adalah
Y  Y1 X  X1

Y2  Y1 X 2  X1

Contoh soal :
Jika diketahui 2 buah titik yaitu A (4, 16) dan B (6, 8)

Pertanyaan :
Carilah fungsi linier yang melalui 2 buah titik tersebut ?

Penyelesaian :
(X1, Y1) = (4, 16) dan (X2,Y2) = (6, 8)
Y  16 X4

8  16 64

Y  16 X4

-8 2

2 (Y – 16) = -8(X – 4)
2Y – 32 = -8X + 32
2Y = -8X + 32 + 32
2Y = -8X + 64
Y = -4X + 32

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Y = 32 – 4X
Jadi fungsi linier yang diminta adalah Y =
32 – 4X

2) Jika diketahui satu titik koordinat (X1,Y1) dengan


slope/kemiringan tertentu (b)
Rumus yang digunakan adalah
Y  Y1  b(X - X 1 )

Contoh soal :
Jika diketahui titik yaitu A (3, 30) dan slope sebesar 5

Pertanyaan :
Carilah fungsi liniernya?

Penyelesaian :
(X1, Y1) = (3, 30) dan b = 5
Y – 30 = 5 (X – 3)
Y – 30 = 5X - 15
Y = 5X – 15 + 30
Y = 5X + 15
Y = 15 + 5X
Jadi fungsi linier yang diminta adalah Y =
15 + 5X

3) Melalui persamaan regresi


Dalam banyak kasus, mencari fungsi linier banyak menggunakan
metode regresi dengan beberapa pertimbangan :
Mendapatkan fungsi linier dengan menggunakan 2 titik atau 1
titik dengan slope tertentu banyak menimbulkan masalah
karena persamaan yang dihasilkan sangat tidak mencerminkan
kondisi yang sebenarnya. Sebagai contoh mencari fungsi
pengeluaran masyarakat dengan menggunakan 2 titik dapat
menyebabkan model yang dihasilkan overestimate (jika yang
terpilih adalah yang pendapatannya tinggi) atau terlalu
underestimate (jika yang terpilih adalah yang pendapatannya
rendah).

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Hubungan antara dua buah variabel dari suatu perilaku


sekalipun bersifat linier namun tidak akan bersifat linier
sempurna sehingga dalam mengestimasi fungsi linier kita
harus menerima error (residual) yang dihasilkan dan metode
regresi memasukkan pengaruh residual pada model yang
dihasilkan.
Model yang baik adalah model yang mencerminkan kondisi
yang sebenarnya dan untuk itu diperlukan informasi yang
lengkap. Salah satu informasi yang lengkap adalah jumlah data
yang digunakan dapat mewakili populasinya. Model regresi
memungkinkan untuk menghasilkan persamaan dengan
sebanyak mungkin memasukkan data yang tersedia.
Jika fungsi linier yang dicari adalah Y = a + bX maka formulasi
untuk mencari a dan b dinyatakan dengan rumus :
a  Y  bX
n  XY   X  Y
b
n  X 2  (  X)2

Contoh soal :
Dari informasi data Y dan X berikut ini :

X Y
5 75
10 50
15 25
20 0

Pertanyaan :
Carilah fungsi linier yang mewakili titik-titik tersebut

Penyelesaian :
Jika Y = a + bX maka nilai a dan b dicari dengan rumus berikut :
a  Y  bX
n  XY   X  Y
b 
2 2
n  X  (  X)

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel berikut ini diperoleh


nilai b dan a sebagai berikut :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

n  XY   X  Y 41250   50150
b   5
2
n  X  (  X) 2 4 750   50 2
150 50
a  Y  bX   ( 5 )  37,5  62,5  100
4 4

Jadi fungsi linier yang dicari adalah Y =


100 – 5X

Tabel Perhitungan koefisien a dan b


X Y XY X2
5 75 375 25
10 50 500 100
15 25 375 225
20 0 0 400
X 5 Y 1  XY  125 X2  75
0 50 0 0

c. Menggambar fungsi linier


Dilakukan dengan menggunakan dua buah titik potong terhadap
sumbu X (sumbu horisontal) dan sumbu Y (sumbu vertikal).
Dengan bentuk umum fungsi linier : Y = a + bX
Langkah-langkah penggambaran fungsi linier :
1. Cari titik potong sumbu X (intersep X), dengan memisalkan nilai
variabel Y sama dengan nol, maka koordinatnya adalah
(-a/b ; 0).
2. Cari titik potong sumbu Y (intersep Y), dengan memisalkan nilai
variabel X sama dengan nol, maka koordinatnya adalah
(0 ; a).
3. Hubungkan kedua titik tersebut.

Contoh soal :
Dari fungsi linier Y = 100 – 5X

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi linier tersebut

Penyelesaian :
Titik potong sumbu X : Y = 0

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Y = 100 – 5X
0 = 100 – 5X
5X = 100
X = 100/5 = 20, koordinat titik potong X (20, 0)

Titik potong sumbu Y : X = 0


Y = 100 – 5X
Y = 100 – 5(0)
Y = 100, koordinat titik potong Y (0,100)

X Y
100/5 = 20 0 ( 20, 0 )
0 100 (0, 100)

Gambar 2.2. Fungsi Linier dengan Slope Negatif

Contoh soal :
Dari fungsi linier Y = 40 + 0,2X

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi linier tersebut

Penyelesaian :
Titik potong sumbu X : Y = 0
Y = 40 + 0,2X
0 = 40 + 0,2X

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

-0,2X = 40  X = 40/-0,2 = -200. Koordinat titik potong X (-200, 0)

Titik potong sumbu Y : X = 0


Y = 40 + 0,2X
Y = 40 + 0,2(0))  Y = 40  Koordinat titik potong Y (0, 40)

X Y ( -200, 0 )
40/-0,2 = -200 0 ( 0, 40)
0 40

Gambar 2.3. Fungsi Linier dengan slope positif

Contoh soal :
Dari fungsi linier Y = 10X

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi linier tersebut

Penyelesaian :
Untuk menggambar fungsi linier tanpa konstanta (tanpa nilai a)
tidak dilakukan dengan mencari titik potong sumbu X dan Y,
tetapi dengan memisalkan minimal dua nilai X tertentu untuk
mendapatkan nilai Y

Untuk X = 0, Y = 10(0) = 0 sehingga diperoleh titik (0, 0)


Untuk X = 1, Y = 10(1) =10 sehingga diperoleh titik (1, 10)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

X Y
0 0 ( 0, 0 )
1 10 (1,10)

Gambar 2.4.. Fungsi Linier dengan slope positif tanpa


konstanta

Contoh soal :
Dari fungsi linier X = 20

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi linier tersebut

Penyelesaian :
Intersep X : X = 20, koordinat (20, 0)
Intersep Y : tidak ada koordinat titik potong

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.5. Fungsi linier inelastis sempurna

Contoh soal :
Dari fungsi linier Y = 40

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi linier tersebut

Penyelesaian :
Intersep X : tidak ada koordinat titik potong
Intersep Y : Y = 40 koordinat titik potong (0, 40)

Gambar 2.6. Fungsi linier elastis sempurna

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

LATIHAN-LATIHAN
Tentukan fungsi linier dari soal-soal berikut dan gambarkan
1. ( 2,16) ( 5, 10 ) 11. ( 2, 0 ) ( 4, 10 )
2. ( 1, -1) ( 3, 8 ) 12. ( 5, 0 ) ( 3, 12 )
3. ( 2, 46 ) ( 5, 55 ) 13. ( -10, 0 ) ( 5, -30 )
4. ( 5, 25 ) ( 10, 0 ) 14. ( 1, 8 ) ( 5, 20 )
5. ( 1, 8 ) ( 3, 24 ) 15. ( 3, -12 ) ( -2, 8 )
6. ( 1, 15 ) ( 5, 11 ) 16. ( 20, 40 ) ( 50, 25 )
7. ( -1, 5 ) ( 2, -10 ) 17. ( -2, -40 ) ( 3, 60 )
8. ( 0, 10 ) ( 2, 10 ) 18. ( 40, 2 ) ( 40, 5 )
9. ( 5, 45 ) ( 10, 30 ) 19. ( 4, 0 ) ( 5, 20 )
10. ( 20, 2 ) ( 20, 5 ) 20. ( 5, 8 ) ( 10, 8 )
Carilah fungsi linier dari soal-soal berikut dan gambarkan
21. ( 5, 25 ) b = 4 31. ( 5, 8 ) b = -2
22. ( 20, 7 ) b = 0,5 32. ( 2, 30 ) b = 3
23. ( 4, 6 ) b = -8 33. ( 5, 7 ) b=7
24. ( 9, 20 ) b = -20 34. ( 2, 14 ) b = 2
25. ( 2, 12 ) b = 6 35. ( 9, -3 ) b = - 1/ 3
26. ( -2, 6 ) b = -3 36. ( 20, 5 ) b = ¼
27. ( 3, 25 ) b = -25 37. ( 7, 10 ) b = 10
28. ( -5, 10 ) b = 2 38. ( 5, -9 ) b = -9
29. ( 40, 14 ) b = ¼ 39. ( 7, -1) b = -3
30. ( 20, 30) b = 3 40. ( 0, 20 ) b=0

Dari informasi berikut ini, carilah fungsi liniernya dan gambarkan


41. X 1 3 4 5 6
Y 35 25 20 15 10

42. X 6 7 8 9 10
Y 0 6 12 18 24

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

43. X 2 4 5 8 10
Y 50 40 30 20 10

44. X 30 25 20 10 5
Y 4 6 8 12 15

45. X 3 5 8 10 12
Y 5 10 20 30 50

2.3.2. APLIKASI EKONOMI FUNGSI LINIER

2.3.2.1. Permintaan, Penawaran dan


Keseimbangan Pasar

1. Fungsi Permintaan
Permintaan dari segi fungsi menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang diminta pada berbagai tingkat harga ceteris paribus.
Pengaruh harga terhadap jumlah barang yang diminta mengikuti
hukum permintaan yang menyatakan jika harga suatu barang naik
maka jumlah barang yang diminta turun atau sebaliknya ceteris
paribus.
Secara umum, fungsi permintaan dinyatakan dengan :
Qdx = a - bPx
Dimana :
Qdx = Jumlah yang diminta (unit)
Px = Harga jual barang /unit (Rp)
a = Konstanta
b = Slope/kemiringan garis

Contoh Soal :
Informasi mengenai permintaan terhadap suatu barang ditunjukkan
dengan data sebagai berikut. Ketika harga barang sebesar Rp 5/unit,
jumlah barang yang diminta sebesar 30 unit. Naiknya harga barang

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

menjadi Rp 10/unit, menyebabkan jumlah barang yang diminta


turun menjadi 20 unit.

Pertanyaan :
a. Bagaimana fungsi permintaan dari barang tersebut dan
gambarkan ?
b. Tentukan berapa jumlah barang yang diminta pada harga 8 dan 12
?
c. Jika jumlah barang yang diinginkan sebanyak 35 unit, tentukan
berapa harga jual yang harus ditetapkan?

Penyelesaian :
Diketahui :
P1 = 5, Q1 = 30 unit. Koordinat (Q, P)  ( 30, 5 )
P2 = 10, Q2 = 20 unit Koordinat (Q, P)  ( 20, 10 )

a. Fungsi permintaan dilakukan dengan menggunakan rumus 2


titik seperti dapat dilihat sebagai berikut :
Q  Q1 P  P1

Q 2  Q1 P2  P1

Q  30 P 5

20 - 30 10 - 5

Q  30 P 5

- 10 5

5 (Q – 30 ) = -10 ( P – 5 )
5Q – 150 = -10P + 50
5Q = 50 + 150 – 10P
5Q = 200 – 10P
Q = 40 – 2P
Jadi fungsi permintaan barang yang
diminta adalah
Qd = 40 - 2P

Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Qd = 40 - 2P

Gambar 2.7. Fungsi permintaan

b. Jumlah barang yang diminta pada harga 8 dan 12


Qd = 40 - 2P
Pada P = 8  Qd = 40 – 2(8) = 40 – 16 = 24
Pada saat harga 8, jumlah barang yang diminta = 24
Pada P = 12  Qd = 40 – 2(12) = 40 – 24 = 16
Pada saat harga 12, jumlah barang yang diminta = 16

c. Harga jual yang harus ditetapkan jika jumlah barang yang


diminta sebanyak 35 unit adalah :
Qd = 40 - 2P
35 = 40 – 2P
2P = 40 – 35
2P = 5  P = 2,5
Jika jumlah barang yang diminta 35 maka harga jual harus sebesar
2,5

2. Fungsi Penawaran
Penawaran dari segi fungsi penawaran menunjukkan hubungan
antara jumlah barang yang ditawarkan (Q s) dengan tingkat harga
barang tersebut (P) ceteris paribus.
Pengaruh harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan
mengikuti hukum penawaran yang menyatakan jika harga suatu

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun atau
sebaliknya ceteris paribus.
Secara umum, fungsi penawaran dinyatakan dengan :
Qsx = a + bPx
Dimana :
Qsx = Jumlah yang ditawarkan (unit)
Px = Harga jual barang /unit (Rp)
a = Konstanta
b = Slope/kemiringan garis

Contoh Soal :
Pada saat harga barang di pasar Rp 5/unit, tidak ada satupun
seorang produsen yang mau menawarkan barangnya di pasar.
Naiknya harga barang sebesar Rp 10/unit akan menyebabkan
kenaikan penawaran sebesar 20 unit.

Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi penawarannya dan gambarkan ?
b. Tentukan berapa jumlah barang yang ditawarkan pada saat harga
barang Rp 50.unit. ?
c. Pada harga berapa barang harus dijual jika jumlah barang yang
ditawarkan sebesar 50 unit?

Penyelesaian
Diketahui
P1 = 5  Q = 0
Q 20
P  10, Q  20  b   2
P 10

a. Fungsi penawaran dicari dengan menggunakan rumus 1 titik


dengan slope tertentu
Q – Q1 = b ( P – P1 )
Q–0 = 2(P–5)
Q = 2P – 10
Q = -10 + 2P
Jadi fungsi penawarannya Qs = -10 + 2P

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )
138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.8. Fungsi penawaran


b. Pada saat harga barang Rp 50/unit maka jumlah barang yang
ditawarkan adalah :
Qs = -10 + 2P = -10 + 2(50) = -10 + 100 = 90
Jadi pada saat harga barang Rp 50/unit, jumlah barang yang
diminta sebanyak 90 unit.

c. Pada saat jumlah barang yang ditawarkan sebesar 50 unit,


maka harga jual yang harus ditentukan adalah sebesar :
Qs = -10 + 2P
50 = -10 + 2P
50+10 = 2P
2P = 60  P = 60/ 2 = 30
Jadi jika jumlah barang yang ditawarkan 50 unit maka harga jual
yang harus ditentukan adalah Rp 30/unit

3. Keseimbangan Pasar
Interaksi antara permintaan (konsumen) dan penawaran
(produsen) di pasar menghasilkan suatu kondisi yang dikenal
dengan sebutan keseimbangan pasar (market equilibrium)
Pada posisi keseimbangan pasar dihasilkan dua kondisi yaitu :
 Jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan (Qd = Qs )
 Harga barang yang diminta sama degan harga barang yang
ditawarkan ( Pd = Ps )
Secara grafik kondisi keseimbangan pasar ditunjukkan dengan
gambar berikut ini.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.9. Keseimbangan Pasar

Contoh Soal :
Berdasarkan informasi sebelumnya dimana :
Qd = 40 – 2P dan Qs = -10 + 2P

Pertanyaan :
a. Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan pasar
b. Gambarkan kondisi keseimbangan pasar tersebut.

Penyelesaian :
a. Berdasarkan soal diatas, keseimbangan pasar terjadi pada saat
Qd = Qs
40 – 2P = -10 + 2P
40 + 10 = 2P + 2P
50 = 4P
P = 50/4 = 12,5
Kuantitas (Q) keseimbangan pasar dilakukan dengan
mensubstitusikan P = 12,5 ke fungsi Qd atau Qs
Dengan mensubstitusikan P = 12,5 ke fungsi Qd diperoleh
Q = 40 – 2P
Q = 40 – 2(12,5) = 40 – 25 = 15
Jadi harga dan kuantitas keseimbangan
pasar terjadi pada P = 12,5 dan Q
= 15

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

b. Gambar kondisi keseimbangan pasar :

Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )

Gambar 2.10. Kondisi keseimbangan pasar

LATIHAN-LATIHAN

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

1. Pola permintaan terhadap suatu barang ditunjukkan dengan informasi


berikut ini. Ketika harga barang Rp 5/unit, besarnya jumlah barang
yang diminta sebesar 5 unit. Turunnya harga barang menjadi
Rp 3/unit menyebabkan jumlah barang yang diminta naik menjadi 15
unit.
Pertanyaan :
Tentukan bagaimana fungsi permintaannya dan gambarkan

2. Ketika harga barang sebesar Rp 10/unit, jumlah barang yang diminta


konsumen sebanyak 30 unit. Naiknya harga barang sebesar Rp 5
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah barang yang diminta
sebesar 15 unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi permintaannya dan gambarkan
b. Berapa jumlah barang yang diminta ketika harga barang
sebesar Rp 18/unit.
c. Berapa besarnya tingkat harga jual jika jumlah barang yang
diminta sebesar 45 unit.

3. Hubungan antara permintaan terhadap suatu barang dengan tingkat


harga jual dinyatakan dengan skedul permintaan sebagai berikut :

P (Rp) 20 30 40 50 60
Q (unit) 200 150 130 120 100
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi permintaannya dan gambarkan
b. Berapa jumlah barang yang diminta pada harga 20, 40, 80 dan 100

4. Ketika harga barang di pasar Rp 10, tidak ada satupun produsen yang
mau menawarkan barang. Naiknya harga barang menjadi Rp 20
menyebabkan kesediaan produsen menawarkan barang di pasar
menjadi 50 unit.
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi penawaran untuk barang tersebut
dan gambarkan
b. Berapa jumlah barang yang bersedia ditawarkan
produsen jika harga barang sebesar Rp 30/unit.
c. Jika jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 300 unit,
tentukan berapa harga jual yang harus ditetapkan.

5. Naiknya harga barang sebesar Rp 10 menyebabkan terjadinya


kenaikan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 100 unit. Ketika
harga barang sebesar Rp 30/unit, jumlah barang ditawarkan sebesar
100 unit.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi penawarannya dan
gambarkan
b. Pada tingkat harga berapa produsen tidak mau
menawarkan barang
c. Tentukan berapa jumlah barang yang ditawarkan ketika
harga pasar Rp 50/unit.

6. Data historis PT Andrea mengenai jumlah barang yang ditawarkan


pada berbagai tingkat harga ditunjukkan dengan data berikut ini :
P (Rp) 2,5 5 7,5 10 12,5
Q (unit) 0 5 10 15 20

Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi penawaran untuk barang tersebut
dan gambarkan
b. Berapa jumlah barang yang ditawarkan ketika harga
barang sebesar Rp 20/unit.
c. Pada tingkat harga berapa produsen tidak mau
menawarkan barang sama sekali
d. Berapa harga yang harus ditetapkan jika jumlah arang
yang ditawarkan sebanyak 40 unit.

7. Data mengenai permintaan dan penawaran pada berbagai tingkat


harga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Harga ( Rp ) 5 8 10 15 20
Permintaan (Unit) 30 24 20 10 0
Penawaran (Unit) 2 8 12 22 32

Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi permintaan dan fungsi penawaran
yang mewakili dari data tersebut.
b. Hitung besarnya kuantitas dan harga keseimbangan pasar
serta gambarkan kondisi tersebut.
c. Apa yang terjadi pada harga 10, 14, 18, 20 ?

8. Hasil pengamatan terhadap struktur permintaan dan penawaran dari


suatu barang ditunjukkan dengan data berikut ini :
Ketika harga barang sebesar Rp 5/unit, jumlah barang yang diminta
sebesar 14 unit sementara kesediaan produsen menawarkan barang di
pasar sebanyak 4 unit. Naiknya harga menjadi Rp 10/unit,
menyebabkan jumlah barang yang dminta turun menjadi 4 unit
sementara jumlah barang yang ditawarkan naik menjadi 14 unit.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi permintaan dan fungsi penawaran
untuk barang tersebut?
b. Hitung besarnya kuantitas dan harga keseimbangan pasar
dan gambarkan kondisi tersebut.

9. Pola permintaan dan pola penawaran dari suatu barang ditunjukkan


dengan informasi berikut ini.
Pada saat harga barang perunit sebesar Rp 100, jumlah barang yang
diminta sebesar 3000 unit dan jumlah barang yang ditawarkan juga
sebanyak 3000 unit. Naiknya harga barang sebesar Rp 10
menyebabkan jumlah barang yang diminta turun sebesar 500 unit dan
jumlah barang yang ditawarkan naik sebesar 500 unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi permintaan dan fungsi penawarannya
b. Tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar dan
jelaskan dalam grafik.
c. Apa yang terjadi pada saat harga barang 80, 90, 120, 150

10. Tentukan mana fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari soal-
soal berikut. Hitung harga dan kuantitas keseimbangan pasar dan
gambarkan.
a. Q = - 3 + 3P dan Q = 12 – 2P
b. Q = 50 – 5P dan Q = -6 + 3P
c. Q = 20 – 0,25P dan Q = -10 + 0,25P
d. P = 40 + 4Q dan P = 60 – 6Q
e. P = 20 - ½ Q dan P = 5 + ¼Q
f. Q = 60 – 2P dan P = 5 + 1/3 Q
g. P = 9 – ¼ Q dan Q = -12 + 2P
h. P = 15 + 1/5 Q dan Q = 300 – 10P
i. 2Q + 4P = 100 dan 3Q – 6P = -60
j. 2Q + P – 16 = 0 dan Q – ½ P + 2 = 0

4. Pengaruh Pajak dan Subsidi Barang


terhadap Keseimbangan Pasar
1) Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan
Pasar
Pajak yang dimaksud adalah pajak terhadap barang dimana
pajak ini merupakan pajak tidak langsung yaitu pajak yang
beban pengenaannya dapat dipindahkan ke pihak lain.
Contohnya : Ppn, pajak tontonan dan pajak restoran.
Pajak terhadap barang dikenakan kepada produsen walaupun
dalam prakteknya dapat dipindahkan ke konsumen. Dengan

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

demikian pajak barang mempengaruhi fungsi penawaran (fungsi


supply)
Pengaruh dari pajak barang terhadap keseimbangan pasar
adalah
Harga keseimbangan pasar akan naik
Kuantitas keseimbaganan pasar akan turun

Pajak terhadap barang dibedakan atas :


Pajak perunit
Pajak persentase

2) Pengaruh pajak perunit terhadap


keseimbangan pasar
Menentukan fungsi penawaran setelah pajak harus dilihat dari
penulisan fungsi penawaran tersebut.

Fungsi penawaran dinyatakan dengan Q = f(P)


Dengan fungsi penawaran : Qs = a + bP
Pajak perunit : tx
Fungsi penawaran setelah pajak dinyatakan dengan :
Qstx = a + b(P-tx)
Contoh
Dengan fungsi penawaran Qs = -10 + 2P
Pajak : Rp 2/unit
Fungsi penawaran setelah pajak dinyatakan dengan :
Qstx = -10 + 2(P – tx)
Qstx = -10 + 2(P – 2)
Qstx = -10 + 2P – 4
Qstx = -14 + 2P
Jadi fungsi penawaran setelah pajak Qstx
= -14 + 2P

Fungsi penawaran dinyatakan degan P = f(Q)


Dengan fungsi penawaran : Ps = -a/b + 1/bQ
Pajak perunit : tx
Fungsi penawaran setelah pajak adalah : Pstx = -a/b+1/bQ + tx

Contoh
Dengan fungsi penawaran Ps = 5 + ½ Q
Pajak : Rp 2/unit
Fungsi penawaran setelah pajak dinyatakan dengan :
Pstx = 5 + ½ Q + tx

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Pstx = 5 + ½ Q + 2
Pstx = 7 + ½ Q
Jadi fungsi penawaran setelah pajak Pstx
=7+½Q

Contoh soal
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Pajak = Rp 2/unit

Pertanyaan :
a. Hitung keseimbangan sebelum dan sesudah pajak
b. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik dan apa penjelasan
yang dapat anda kemukakan.

Penyelesaian :
a. Keseimbangan sebelum pajak
Qd = Qs
40 – 2P = -10 + 2P
40 + 10 = 2P + 2P
50 = 4P
P = 12,5
Q = 40 – 2P = 40 – 2(12,5) = 40 – 25 = 15
Jadi keseimbangan mula-mula terjadi
pada Q=15 dan
P = 12,5

Pajak perunit Rp 2 akan mempengaruhi fungsi penawaran


menjadi :
Qstx = -10 + 2(P – tx)
Qstx = -10 + 2(P – 2)
Qstx = -10 + 2P – 4
Qstx = -14 + 2P
Jadi fungsi penawaran setelah pajak
Qstx = -14 + 2P

Keseimbangan setelah pajak


Qd = Qstx
40 – 2P = -14 + 2P

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

40 + 14 = 2P + 2P
54 = 4P
Ptx = 13,5
Qtx = 40 – 2P = 40 – 2(13,5) = 40 – 27 = 13
Jadi keseimbangan setelah pajak terjadi
pada Qtx=13 dan
Ptx = 13,5

Dengan demikian pajak menyebabkan :


Kuantitas keseimbangan pasar (Q) turun dari 15 menjadi 13
Harga keseimbangan pasar (P) naik dari 12,5 menjadi 13,5

b. Gambar keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak

Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )

Gambar fungsi Qstx = -14 + 2P


Q P
-14 0 ( -14, 0 )
0 -14/-2=7 ( 0, 7 )

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.11. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah


pajak perunit

Kesimpulan dari pengaruh pajak perunit


adalah :
Pajak perunit mempengaruhi fungsi penawaran dimana
- secara matematik akan merubah konstanta (a) sedangkan
slope (b) tidak mengalami perubahan
- Secara grafik ditunjukkan dengan kurva penawaran yang
menurun (kurva penawaran bergeser sejajar ke kiri atas)
Harga keseimbangan pasar akan naik
Kuantitas keseimbangan pasar akan turun

3) Beban pajak konsumen, beban pajak


produsen dan total pajak yang diterima
pemerintah untuk pajak perunit
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pajak barang dikenakan
pemerintah kepada produsen. Namun karena pajak barang
merupakan pajak tidak langsung maka konsumen juga menanggung
beban pajak yang dikenakan pemerintah. Perhitungan beban pajak
konsumen, beban pajak produsen dan total pajak yang diterima
pemerintah dapat dihitung sebagai berikut :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Perhitungan Alokasi Pajak Kasus Pajak Perunit


Alokasi Pajak Formulasi

Beban pajak konsumen


 Pajak perunit Ptx – P
 Total Pajak (Ptx - P) . Qtx

Beban pajak produsen


 Pajak perunit tx – (Ptx – P)
 Total Pajak tx - (Ptx - P)  . Qtx
Total pajak yang diterima T = Qt . tx
pemerintah Atau
Pajak konsumen + Pajak produsen
Keterangan :
P = harga keseimbangan pasar sebelum pajak
Ptx = harga keseimbangan pasar setelah pajak
Qtx = kuantitas keseimbangan setelah pajak
tx = pajak perunit
T = Total penerimaan pajak pemerintah

Contoh
Dari contoh soal sebelumnya yaitu dengan fungsi permintaan dan
penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Pajak = Rp 2/unit
Diperoleh keseimbangan pasar sebelum pajak
Q = 15 dan P = 12,5
Keseimbangan pasar setelah pajak :
Qtx = 13 dan Ptx = 13,5

Beban pajak konsumen


Pajak perunit = Ptx– P = 13,5 – 12,5 = 1
Total Pajak = (Ptx - P) . Qtx = 1 x 13 = 13

Beban pajak produsen


Pajak perunit = t – (Ptx – P) = 2 – 1 = 1
Total Pajak = t (Ptx - P)  . Qtx = 1 x 13 = 13
Total pajak yang diterima pemerintah
T = Qtx . tx = 13 x 2 = 26
atau

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

T = Pajak konsumen + pajak produsen = 13 + 13 = 26

4) Pengaruh pajak persentase terhadap


keseimbangan pasar
Pajak persentase adalah pajak yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual.

Seperti halnya pajak perunit, pajak persentase terhadap barang


akan mempengaruhi fungsi penawaran dimana penentuan fungsi
penawaran setelah pajak harus dilihat dari penulisan fungsi
penawaran tersebut.

Fungsi penawaran dinyatakan dengan Q = f(P)


Dengan fungsi penawaran : Qs = a + bP
Pajak persentase : t’ % dari harga = t’ P
Fungsi penawaran setelah pajak persentase Qstx’ = a + b(P-t’P)

Contoh
Dengan fungsi penawaran Qs = -10 + 2P
Pajak : 10 persen dari harga sehingga tx’ = 0,1P
Fungsi penawaran setelah pajak persentase dinyatakan dengan :
Qstx’ = -10 + 2(P – t’)
Qstx’ = -10 + 2(P – 0,1P)
Qstx’ = -10 + 2 (0,9P)
Qstx’ = -10 + 1,8P
Jadi fungsi penawaran setelah pajak
persentase
Qstx’=-10+ 1,8P

Fungsi penawaran dinyatakan dengan P = f(Q)


Dengan fungsi penawaran : Ps = 5 + ½ Q
Pajak persentase : tx’ = t’P
Fungsi penawaran setelah pajak persentase Pstx’ = a + bQ + t’P

Contoh
Dengan fungsi penawaran Ps = 5 + ½ Q
Pajak : 10 persen dari harga sehingga tx’ = 0,1P
Fungsi penawaran setelah pajak dinyatakan dengan :

P = 5 + ½ Q + t’ P
P = 5 + ½ Q + 0,1P
- ½ Q = 5 + 0,1P – P

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

- ½ Q = 5 - 0,9 P
Qstx’ = -10 + 1,8 P
Jadi fungsi penawaran setelah pajak
Qstx’ = - 10 + 1,8 P

Contoh soal
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Pajak = 10 persen dari harga

Pertanyaan :
a. Hitung keseimbangan sebelum dan sesudah pajak
b. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik dan apa penjelasan
yang dapat anda kemukakan.

Penyelesaian :
a. Keseimbangan sebelum pajak
Qd = Qs
40 – 2P = -10 + 2P
40 + 10 = 2P + 2P
50 = 4P
P = 12,5
Q = 40 – 2P
Q = 40 – 2(12,5)
Q = 40 – 25 = 15
Jadi keseimbangan mula-mula terjadi
pada Q=15 dan P = 12,5

Pajak 10 persen dari harga (tx’= 0,1P) akan mempengaruhi


fungsi penawaran menjadi :
Qstx’ = -10 + 2(P – tx’)
Qstx’ = -10 + 2(P – 0,1P)
Qstx’ = -10 + 2(0,9P)
Qstx’ = -10 + 1,8P
Jadi fungsi penawaran setelah pajak
Qstx’ = -10 + 1,8P

Keseimbangan setelah pajak

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Qd = Qstx’
40 – 2P = -10 + 1,8P
40 + 10 = 1,8P + 2P
50 = 3,8P
Ptx’ = 13,16
Qtx’ = 40 – 2P = 40 – 2(13,16) = 40 – 26,32 = 13,68
Jadi keseimbangan setelah pajak
persentas terjadi pada Qtx’ =13,68
dan Ptx’ = 13,16

Dengan demikian pajak menyebabkan :


Kuantitas keseimbangan pasar (Q) turun dari 15 menjadi
13,68
Harga keseimbangan pasar (P) naik dari 12,5 menjadi
13,16

b. Gambar keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak

Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )

Gambar fungsi Qst = -10 + 1,8P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-1,8=5,55 ( 0; 5,55 )

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.12. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah


pajak persentase

Kesimpulan dari pengaruh pajak


persentase adalah :
Pajak persentase mempengaruhi fungsi penawaran
- Secara matematik, pajak persentase akan merubah slope (b)
dari fungsi penawaran sementara konstanta (a) tidak
mengalami perubahan.
- Secara grafik ditunjukkan dengan kurva penawaran yang
menurun (kurva penawaran berputar ke kiri atas).
Harga keseimbangan pasar akan naik
Kuantitas keseimbangan pasar akan turun

5) Beban pajak konsumen, beban pajak


produsen dan total pajak yang diterima
pemerintah untuk pajak persentase
Perhitungan beban pajak konsumen, beban pajak produsen dan
total pajak yang diterima pemerintah untuk kasus pajak persentase
dinyatakan sebagai berikut :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Perhitungan Alokasi Pajak Kasus Pajak Persentase


Alokasi Pajak Formulasi

Pajak Pemerintah
 Pajak perunit tx = tx’ .Pt
 Total Pajak Qtx’ . tx atau
Pajak Konsumen + Pajak Produsen

Beban pajak konsumen


 Pajak perunit Ptx’ – P
 Total Pajak (Ptx’ - P) . Qtx’

Beban pajak produsen


 Pajak perunit tx – (Ptx’ – P)
 Total Pajak tx - (Ptx’ - P)  . Qtx’

Keterangan :
P = harga keseimbangan pasar sebelum pajak
Ptx’ = harga keseimbangan pasar setelah pajak
Qtx’ = kuantitas keseimbangan setelah pajak
tx’ = pajak persentase
tx = pajak dari setiap unit barang
T = Total penerimaan pajak pemerintah

Contoh
Dari contoh soal sebelumnya yaitu dengan fungsi permintaan dan
penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Pajak = 10% dari harga  t = 0,1P
Diperoleh keseimbangan pasar sebelum pajak
Q = 15 dan P = 12,5
Keseimbangan pasar setelah pajak :
Qtx’ = 13,68 dan Ptx’ = 13,16

Besarnya pajak yang diterima pemerintah dari setiap unit


barang adalah tx : tx’ . Pt = 0,1 x 13,16 = 1,316

Beban pajak konsumen

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pajak perunit = Ptx’ – P = 13,16 – 12,5 = 0,66


Total Pajak = (Ptx’ - P) . Qtx’ = 0,66 x 13,68 = 9,12

Beban pajak produsen


Pajak perunit = tx – (Ptx’ – P) = 1,316 - 0,66 = 0,66
Total Pajak = tx - (Ptx’ - P) . Qtx’ = 0,66 x 13,68 = 9,12

Total pajak yang diterima pemerintah


T = Pajak konsumen + pajak produsen = 9,12 + 9,12 = 18,24

6) Pengaruh subsidi terhadap


keseimbangan pasar
Subsidi yang dimaksud adalah subsidi terhadap barang dimana
subsidi ini merupakan subsidi tidak langsung yaitu subsidi yang
peruntukannya dapat dipindahkan ke pihak lain.
Contohnya : subsidi BBM
Subsidi terhadap barang pada prinsipnya ditunjukan kepada
konsumen, karena sifatnya tidak langsung yaitu diberikan
melalui produsen maka produsen dapat menikmati subsidi
tersebut. Dengan demikian subsidi barang mempengaruhi fungsi
penawaran (fungsi supply)
Pengaruh dari subsidi barang terhadap keseimbangan pasar
adalah
 Harga keseimbangan pasar akan turun
 Kuantitas keseimbangan pasar akan naik

Subsidi terhadap barang juga dapat dibedakan atas :


 Subsidi perunit
 Subsidi persentase

7) Pengaruh subsidi perunit terhadap


keseimbangan pasar
Menentukan fungsi penawaran setelah subsidi harus dilihat dari
penulisan fungsi penawaran tersebut.
Fungsi penawaran dinyatakan dengan Q = f(P)
Dengan fungsi penawaran : Qs = a + bP
Subsidi perunit : tr
Fungsi penawaran setelah subsidi dinyatakan dengan :
Qstr = a + b(P+tr)

Contoh

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Dengan fungsi penawaran Qs = -10 + 2P


Subsidi : Rp 2/unit
Fungsi penawaran setelah subsidi dinyatakan dengan :
Qstr = -10 + 2(P + tr)
Qstr= -10 + 2(P + 2)
Qstr = -10 + 2P + 4
Qstr = -6 + 2P
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi Qstr
= -6 + 2P

Fungsi penawaran dinyatakan degan P = f(Q)


Dengan fungsi penawaran : Ps = 5 + ½ Q
Subsidi perunit : tr
Fungsi supply setelah subsidi dinyatakan dengan :
Pstr = a + bQ - tr

Contoh
Dengan fungsi penawaran Ps = 5 + ½ Q
Subsidi : Rp 2/unit
Fungsi penawaran setelah subsidi dinyatakan dengan :
Pstr = 5 + ½ Q - tr
Pstr = 5 + ½ Q - 2
Pstr = 3 + ½ Q
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi Pstr
=3+½Q

Contoh soal
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Subsidi = Rp 2/unit

Pertanyaan :
a. Hitung keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi
b. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik dan apa
penjelasan yang dapat anda kemukakan.

Penyelesaian :
a. Keseimbangan sebelum subsidi
Qd = Qs
40 – 2P = -10 + 2P
40 + 10 = 2P + 2P
50 = 4P

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

P = 12,5
Q = 40 – 2P = 40 – 2(12,5) = 40 – 25 = 15
Jadi keseimbangan mula-mula terjadi
pada Q=15 dan P = 12,5

Subsidi perunit Rp 2 akan mempengaruhi fungsi penawaran


menjadi :
Qstr = -10 + 2(P + tr)
Qstr = -10 + 2(P + 2)
Qstr = -10 + 2P + 4
Qstr = -6 + 2P
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi
Qstr = -6 + 2P

Keseimbangan setelah subsidi perunit


Qd = Qstr
40 – 2P = - 6 + 2P
40 + 6 = 2P + 2P
46 = 4P
Ptr = 11,5
Qtr = 40 – 2P = 40 – 2(11,5) = 40 – 23 = 17
Jadi keseimbangan setelah subsidi i
terjadi pada Qtr= 17 dan Ptr =11,5

Dengan demikian subsidi menyebabkan :


Kuantitas keseimbangan pasar (Q) naik dari 15 menjadi 17
Harga keseimbangan pasar (P) turun dari 12,5 menjadi 11,5

b. Gambar keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi

Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar fungsi Qstr = -6 + 2P


Q P
-6 0 ( -6, 0 )
0 -6/-2=3 ( 0, 3 )

Gambar 2.13. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah


subsidi perunit

Kesimpulan dari pengaruh subsidi


perunit adalah :
Subsidi perunit mempengaruhi fungsi penawaran dimana
 Dari segi matematik, subsidi perunit akan merubah
konstanta sementara slope (b) tidak mengalami perubahan.
 Secara grafik ditunjukkan dengan kurva penawaran yang
naik (kurva penawaran bergeser sejajar ke kanan bawah).
Harga keseimbangan pasar akan turun
Kuantitas keseimbangan pasar akan naik

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

8) Alokasi subsidi konsumen, subsidi


produsen dan total subsidi yang diberikan
pemerintah kasus subsidi perunit
Subsidi terhadap barang pada dasarnya ditunjukan untuk konsumen,
karena sifatnya tidak langsung maka subsidi tersebut juga dinikmati
oleh produsen. Perhitungan alokasi subsidi konsumen, subsidi
produsen dan total subsidi yang diberikan pemerintah dinyatakan
sebagai berikut :

Perhitungan Alokasi Subsidi Kasus Subsidi Perunit


Alokasi Subsidi Formulasi

Subsidi konsumen
 Subsidi perunit P – Ptr
 Total subsidi konsumen (P - Ptr) . Qtr

Subsidi produsen
 Subsidi perunit tr – (P – Ptr)
 Total subsidi tr - (P - Ptr)  . Qtr
produsen

Total subsidi yang Tr = Qtr. tr atau


diberikan pemerintah Subidi konsumen + subsidi
Produsen

Keterangan :
P = harga keseimbangan pasar sebelum subsidi
Ptr = harga keseimbangan pasar setelah subsidi
Qtr = kuantitas keseimbangan setelah subsidi
tr = subsidi perunit
Tr = Total subsidi yang diberikan pemerintah

Contoh
Dari contoh soal sebelumnya yaitu dengan fungsi permintaan dan
penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Subsidi = Rp 2/unit
Diperoleh keseimbangan pasar sebelum subsidi
Q = 15 dan P = 12,5
Keseimbangan pasar setelah subsidi :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Qtr = 17 dan Ptr = 11,5

Subsidi konsumen
Subsidi perunit = P – Ptr = 12,5 – 11,5 = 1
Total Subsidi = (P - Ptr) x Qtr = 1 x 17 = 17

Subsidi produsen
Subsidi perunit = tr – (P – Ptr) = 2 – 1 = 1
Total Subsidi = tr - (P - Ptr)  x Qtr = 1 x 17 = 17

Total subsidi yang diberikan pemerintah


Tr = Qtr x tr = 17 x 2 = 34
atau
Tr = Subsidi konsumen + subsidi produsen = 17 + 17 = 34

9) Pengaruh subsidi persentase terhadap


keseimbangan pasar
Subsidi persentase adalah subsidi yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual.

Seperti halnya subsidi perunit, subsidi persentase akan


mempengaruhi fungsi penawaran yang proses penentuan fungsi
penawaran setelah subsidi harus dilihat dari penulisan fungsi
penawaran tersebut.

Fungsi penawaran dinyatakan dengan Q = f(P)


Dengan fungsi penawaran : Qs = a + bP
Subsidi persentase : tr % dari harga = tr’ P
Fungsi supply setelah subsidi dinyatakan dengan :
Qstr’ = a + b(P+tr’ P)

Contoh
Dengan fungsi penawaran Qs = -10 + 2P
Subsidi : 10 persen dari harga sehingga tr’ = 0,1P
Fungsi penawaran setelah subsidi dinyatakan dengan :
Qstr’ = -10 + 2(P + tr’)
Qstr’ = -10 + 2(P + 0,1P)
Qstr’ = -10 + 2 (1,1P)
Qstr’ = -10 + 2,2P
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi
Qstr’ = -10 + 2,2P

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Fungsi penawaran dinyatakan degan P = f(Q)


Dengan fungsi penawaran : Ps = 5 + ½ Q
Subsidi persentase : tr’ = tr’ P
Fungsi supply setelah subsidi dinyatakan dengan :
Pstr’ = a + bQ – tr’P

Contoh
Dengan fungsi penawaran Ps = 5 + ½ Q
Subsidi : 10 persen dari harga sehingga tr’ = 0,1P
Fungsi penawaran setelah subsidi dinyatakan dengan :
P = 5 + ½ Q – tr’P
P = 5 + ½ Q - 0,1P
- ½ Q = 5 - 0,1P – P
- ½ Q = 5 - 1,1 P
Qstr’ = -10 + 2,2 P
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi
persentase
Qstr’ = -10 + 2,2 P

Contoh soal
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Subsidi = 10 persen dari harga

Pertanyaan :
a. Hitung keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi
b. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik dan apa
penjelasan yang dapat anda kemukakan.

Penyelesaian :
a. Keseimbangan sebelum subsidi
Qd = Qs
40 – 2P = -10 + 2P
40 + 10 = 2P + 2P
50 = 4P
P = 12,5
Q = 40 – 2P = 40 – 2(12,5) = 40 – 25 = 15
Jadi keseimbangan mula-mula terjadi
pada Q=15 dan P = 12,5

Subsidi 10 persen dari harga (tr’ = 0,1P ) akan mempengaruhi


fungsi penawaran menjadi :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Qstr’ = -10 + 2(P – tr)


Qstr’ = -10 + 2(P + 0,1P)
Qstr’ = -10 + 2(1,1P)
Qstr’ = -10 + 2,2P
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi
Qstr’ = -10 + 2,2P

Keseimbangan setelah subsidi


Qd = Qstr’
40 – 2P = -10 + 2,2P
40 + 10 = 2,2P + 2P
50 = 4,2P
Ptr’ = 11,90

Qtr’ = 40 – 2P = 40 – 2(11,90) = 40 – 23,8 = 16,2


Jadi keseimbangan setelah subsidi
terjadi pada Qtr’ = 16,2 dan Ptr’ = 11,90
Dengan demikian subsidi menyebabkan :
Kuantitas keseimbangan pasar (Q) naik dari 15 menjadi 16,2
Harga keseimbangan pasar (P) turun dari 12,5 menjadi 11,90

b. Gambar keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi


Gambar fungsi Qd = 40 – 2P
Q P
40 0 ( 40, 0 )
0 40/2= 20 ( 0, 20 )

Gambar fungsi Qs = -10 + 2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2=5 ( 0, 5 )

Gambar fungsi Qst = -10 + 2,2P


Q P
-10 0 ( -10, 0 )
0 -10/-2,2= 4,54 ( 0; 4,54 )

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.14. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah


subsidi persentase

Kesimpulan dari pengaruh subsidi


persentase adalah :
Subsidi persentase mempengaruhi fungsi penawaran
 Secara matematik, subsidi persentase akan merubah slope
(b) sehingga konstanta tidak mengalami perubahan
 Secara grafik ditunjukkan dengan kurva penawaran yang
meningkat (kurva penawaran berputar ke kanan bawah).
Harga keseimbangan pasar akan turun
Kuantitas keseimbangan pasar akan naik

10) Alokasi subsidi konsumen, subsidi


produsen dan total subsidi yang diberikan
pemerintah untuk kasus subsidi
persentase

Perhitungan alokasi subsidi konsumen, subsidi produsen dan total


subsidi yang diberikan pemerintah untuk kasus subsidi persentase
dinyatakan sebagai berikut :

Perhitungan Alokasi Subsidi Kasus Subsidi Persentase

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Alokasi Subisdi Formulasi

Subsidi pemerintah
 Subsidi perunit tr = tr’ . Ptr’
 Total subsidi pemerintah Qtr’ . tr atau
Subsidi Konsumen + Subsidi
Produsen

Subsidi konsumen
 Subsidi perunit P – Ptr’
 Total subsidi konsumen (P – Ptr’) . Qtr’

Subsidi produsen
 Subsidi perunit tr – (P – Ptr’)
 Total subsidi tr - (P – Ptr’)  . Qtr’
produsen

Keterangan :
P = harga keseimbangan pasar sebelum subsidi
Ptr’ = harga keseimbangan pasar setelah subsidi
Qtr’ = kuantitas keseimbangan setelah subsidi
tr’ = subsidi persentase
tr = subsidi perunit
Tr = Total subsidi yang diberikan pemerintah

Contoh
Dari contoh soal sebelumnya yaitu dengan fungsi permintaan dan
penawaran
Qd = 40 – 2P
Qs = -10 + 2P
Subsidi = 10 persen dari harga
Diperoleh keseimbangan pasar sebelum subsidi
Q = 15 dan P = 12,5
Keseimbangan pasar setelah subsidi :
Qtr’ = 16,2 dan Ptr’ = 11,9

Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah dari setiap unit


barang adalah : tr x Ptr’ = 0,1 x 11,9 = 1,19

Subsidi konsumen
Subsidi perunit = P – Ptr’ = 12,5 – 11,9 = 0,6
Total subsidi = (P – Ptr’) x Qtr’ = 0,6 x 16,2 = 9,72

Subsidi produsen

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Subsidi perunit = tr – (P – Ptr’) = 1,19 - 0,6 = 0,59


Total subsidi = tr - (P – Ptr’) x Qtr’ = 0,59 x 16,2 = 9,56

Total subsidi yang diberikan pemerintah


Tr = tr x Qtr’ = 1,19 x 16,2 = 19,28
Atau subsidi Konsumen + subsidi produsen = 9,72+9,56 = 19,28

LATIHAN-LATIHAN
1. Perilaku konsumen dan produsen di dalam membeli dan menawarkan
barang di pasar ditunjukkan dengan data sebagai berikut. Ketika harga
barang sebesar Rp 10/unit, jumlah barang yang diminta sebanyak 40
unit sementara kesediaan produsen menawarkan barang di pasar
sebanyak 20 unit. Konsumen tidak mau membeli barang sama sekali
ketika harga barang Rp 30/unit, sementara untuk produsen tidak ada
satupun yang mau menawarkan barang ketika harga jual sebesar Rp
5/unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi permintaan dan fungsi penawaran
barang tersebut.
b. Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan pasar dan gambarkan
c. Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 5/unit, tentukan
harga dan kuantitas keseimbangan setalah pajak dan tunjukkan
dalam grafik.
d. Hitung besarnya pajak yang ditanggung konsumen dan produsen
baik perunit dan total serta tentukan total pajak yang diterima
pemerintah.

2. Ketika harga barang dipasar sebesar Rp 5/unit, jumlah barang yang


diminta sebanyak 6 unit sementara kesediaan produsen menawarkan
barang di pasar sebanyak 3 unit. Naiknya harga barang sebesar Rp 1
akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta sebesar 3
unit dan menaikkan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 1 unit.
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi permintaan dan penawaran untuk barang
tersebut
b. Tentukan besarnya harga dan kuantitas keseimbangan pasar.
c. Jika pemerintah mengenakan pajak terhadap barang sebesar 10%
dari harga jual, tentukan berapa harga dan kuantitas
keseimbangan setelah pajak persentase.
d. Hitung besarnya pajak konsumen, pajak produsen dan total pajak
yang diterima pemerintah.
e. Tunjukkan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak dalam
grafik.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

3. Skedul permintaan dan penawaran barang dinyatakan dengan


data berikut ini.
P 10 15 20 30 40
Qd 60 50 40 20 0
Qs 0 10 20 40 60
Pertanyaan :
a. Bagaimanakan fungsi permintaan dan penawaran untuk barang
tersebut
b. Berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar.
c. Jika terhadap barang tersebut diberikan subsidi sebesar Rp
4/unit, tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar
setelah subsidi.
d. Hitung besarnya subsidi yang diterima konsumen dan produsen
serta total subsidi yang diberikan pemerintah
e. Jelaskan kondisi keseimbangan pasar sebelum dan sesudah
subsidi

4. Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang dinyatakan


dengan persamaan P = 9 – ½Q dan Q = -3 + P
Pertanyaan :
a. Tentukan mana fungsi permintaan dan fungsi penawaran
barangnya dan jelaskan .
b. Jika terhadap barang tersebut diberikan subsidi sebesar 10% dari
harga jual, tentukan harga dan kuantitas keseimbangan pasar
sebelum dan setelah subsidi.
c. Tentukan berapa besarnya subsidi konsumen, subsidi produsen
dan total subsidi yang diberikan pemerintah.
d. Jelaskan kondisi keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi
dengan menggunakan grafik.

5. Dari soal-soal berikut, tentukan harga dan kuantitas keseimbangan


pasar sebelum dan sesudah pajak atau subsidi sesuai dengan soal-soal
yang dimaksud serta tunjukkan dalam grafik.
a. Q = 40 - 4P, Q = - 5 + P, tx = 5/unit
b. Q = 200 – 5P, Q = - 25 + 20P, tx = 20% dari harga
c. P = 30 – 2Q, P = - 6 + 2Q, tr = Rp 4/unit
d. P = 15 + 3Q, P = 60 – 2Q, tr = 10% dari harga
e. P = 200 – ½Q, Q = -100 + 8P, tx = 12,5/unit
f. P = 2 + ½ Q, Q = 56 – 8P, tr = 1,5/unit
g. Q = 81 – 3P, P = 9,5 + ½ Q, tx = 5% dari harga
h. Q = -20 + 5P, P = 12 – 0,2Q, tr = 2/unit
i. P = 40 – 2Q, Q = -5 + 2P, tx = 2,5/unit
j. P = 10 + 1,3Q dan Q = 70 – 2P, tr = 25% dari harga

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

2.3.2.2. Keseimbangan Pasar Kasus Dua Macam


Barang
Pembahasan fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada bagian
sebelumnya mengasumsikan bahwa hubungan antara permintaan dan
penawaran hanya dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan
sementara faktor lain dianggap ceteris paribus (tidak mengalami
perubahan).
Kenyataan menunjukkan selain harga barang yang bersangkutan,
banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku permintaan
ataupun penawaran dimana salah satunya adalah harga barang lain.
Pengaruh harga barang lain terhadap permintaan maupun penawaran
suatu barang juga dapat digunakan untuk menentukan hubungan
antara kedua barang yaitu apakah bersifat substitusi (saling
menggantikan) atau bersifat komplementer (saling melengkapi).
Jika permintaan dan penawaran terhadap suatu barang dipengaruhi
oleh harga barang yang bersangkutan dan harga barang lain maka
secara matematik dapat dinyatakan dengan sebegai berikut :
Untuk barang X Qdx = permintaan barang X
Qdx = f (Px, Py) Qsx = penawaran barang X
Qsx = f (Px, Py) Qdy = permintaan barang Y
Qsy = penawaran barang Y
Untuk barang X Px = harga barang X
Qdy = f (Py, Px) Py = harga barang Y
Qsy = f (Py, Px)
Karena permintaan dan penawaran untuk masing-masing barang
merupakan fungsi dari harga dua macam barang maka keseimbangan
pasar yang terjadi adalah keseimbangan pasar untuk kedua macam
barang tersebut. Proses penentuan harga dan kuantitas keseimbangan
pasar dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Contoh soal :
Permintaan dan penawaran untuk barang X dan barang Y dinyatakan
dengan persamaan berikut ini :
Barang X
Permintaan : Qdx = 100 – 2Px – 4Py
Penawaran : Qsx = -20 + Px + 2Py
Barang Y
Permintaan : Qdy = 25 - 2Py + Px
Penawaran : Qsy = 5 + 2Py – Px

Pertanyaan :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar untuk


masing-masing barang tersebut ?

Penyelesaian :
Langkah-langkah pengerjaan :
- Tentukan keseimbangan pasar untuk masing-masing barang
Keseimbangan untuk barang X
Qdx = Qsx
100 – 2Px – 4Py = -20 + Px + 2Py
100 + 20 = Px + 2Px + 2Py + 4Py
120 = 3Px + 6Py ....................... .................................... 1)

Keseimbangan untuk barang Y


Qdy = Qsy
25 – 2Py + Px = 5 + 2Py – Px
25 – 5 = -Px – Px + 2Py + 2Py
20 = -2Px + 4Py …………….................................... 2)
- Eliminasikan hasil dari persamaan 1) dan 2) sehingga diperoleh
Px dan Py
120 = 3Px + 6Py x 2  240 = 6Px + 12Py
20 = -2Px + 4Py x 3  60 = -6Px + 12Py
+
300 = 24Py
Py = 300/24 = 12,5
Substitusikan Py ke persamaan 1) atau 2). Dengan mensubstitusikan
Py = 12,5 ke persamaan 1) diperoleh :
120 = 3Px + 6Py
120 = 3Px + 6(12,5)
120 = 3Px + 75
120 – 75 = 3Px
45 = 3Px
Px = 45/3 = 15

- Substitusikan Px = 15 dan Py = 12,5 ke fungsi permintaan atau


penawaran untuk barang X dan Y
Untuk keseimbangan pasar barang X, dengan mensubstitusikan ke
fungsi permintaan barang X diperoleh :
Qx = 100 – 2Px – 4Py
Qx = 100 – 2(15) – 4(12,5)
Qx = 100 – 30 – 50

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Qx = 20
Untuk keseimbangan pasar barang Y, dengan mensubstitusikan ke
fungsi permintaan barang X diperoleh :
Qy = 25 - 2Py + Px
Qy = 25 – 2(12,5) + 15
Qy = 25 – 25 + 15
Qy = 15

Jadi keseimbangan pasar untuk dua macam


barang terjadi pada
Untuk barang X : Px = 15 Qx = 20
Untuk barang Y : Py = 12,5 Qy = 15

LATIHAN-LATIHAN
1. Fungsi permintaan dan penawaran untuk barang X ditunjukkan dengan
persamaan Qdx = 50 – 2P x + Py dan Qsx = - 10 + 2P x. Disisi lain,
permintaan dan penawaran untuk barang Y ditunjukkan dengan
persamaan Qdy = 25 – 3Py + 2Px dan Qsy = -5 + Py.

Pertanyaan :
a. Berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar untuk barang X
dan Y
b. Bagaimanakah hubungan antara barang X dan barang Y tersebut.

2. Permintaan dan penawaran untuk barang X dan Barang Y ditunjukkan


dengan persamaan berikut :
Untuk barang X : Qdx = 45 – 2Px – 4Py dan Qsx = -15 + Px + 3Py
Untuk barang Y : Qdy = 2 – 2Py + Px dan Qdy = -6 + 6Py - Px
Pertanyaan :
Tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar yang
memenuhi kedua jenis barang tersebut.

3. Permintaan dan penawaran terhadap beras ditunjukkan dengan fungsi


Qdx = 100 – 2P x – Py dan Qsx = -50 + 8Px. Sementara permintaan dan
penawaran terhadap daging ayam ditunjukkan dengan fungsi Qdy = 60
– 3Py – 2Px dan Qsy = -40 + 2Py dimana X = beras dan Y = daging ayam.
Pertanyaan :
a. Berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar untuk barang
beras dan daging ayam
b. Bagaimanakah hubungan antara barang beras dan daging ayam.
Jelaskan.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

4. Perilaku dari permintaan dan penawaran untuk teh ditunjukkan dengan


persamaan Qdx = 25 – Px + Py dan Qsx = -5 + 2P x, sementara pola
permintaan dan penawaran untuk kopi ditunjukkan dengan persamaan
Qdy = 12 – 2Py + Px dan Qsly = -3 + Py dimana X adalah gula dan Y
adalah kopi.
Pertanyaan :
a. Berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar untuk komoditas
teh dan kopi.
b. Bagaimanakah hubungan antara teh dan kopi tersebut. Jelaskan.

5. Fungsi permintaan untuk produk handphone merek NOVIA dan


SAMSING dinyatakan dengan persamaan Qdx = 14 – 2P x + 3Py dan Qdy =
-8 + Py + 2Px. Disisi lain, fungsi penawaran untuk kedua barang tersebut
ditunjukkan dengan persamaan Qsx = -6 + 2P x dan Qsy = -2 + Py dimana
X = handphone NOVIA dan Y = handphone SAMSING.
Pertanyaan :
a. Berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar untuk komoditas
teh dan kopi.
b. Bagaimakah hubungan antara teh dan kopi tersebut. Jelaskan.

2.3.2.3. Analisis Perhitungan Pendapatan


Nasional
Pendekatan yang digunakan untuk analisis perhitungan pendapatan
nasional adalah metode pengeluaran dimana pendapatan nasional
diartikan sebagai keseluruhan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku
ekonomi di suatu perekonomian pada periode tertentu.

Analisis perhitungan pendapatan nasional metode pengeluaran dibedakan


menjadi 3 yaitu :
1. Perekonomian 2 sektor
2. Perekonomian 3 sektor
3. Perekonomian 4 sektor

1.Perekonomian 2 sektor
Pengertian

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Perekonomian 2 sektor yaitu perekonomian dimana pemerintah


belum campur tangan dan belum ada transaksi ekonomi luar negeri
sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga dan perusahaan

Keseimbangan pendapatan nasional diperoleh sebagai berikut


Y=C+I
Dimana
Y = Pendapatan nasional
C = konsumsi
I = Investasi

Fungsi Konsumsi (C)


Konsumsi diartikan sebagai persamaan yang menunjukkan
hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan pendapatan ceteris
paribus. Bentuk umum fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY
Dimana :
a = Konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi jika tidak memiliki
pendapatan (Y = 0).
b = adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi (MPC = Marginal
Propensity to Consume) yang menunjukkan perubahan konsumsi
akibat perubahan pendapatan.

Contoh :
C = 20 + 0,75Y
a = 20 menunjukkan jika belum memiliki pendapatan, konsumsi
minimal yang harus dilakukan sebesar 20
b = 0,75 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1 smu
maka akan terjadi kenaikan konsumsi sebesar 0,75 smu atau
sebaliknya.

Fungsi Tabungan (S)


Tabungan diartikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak
dikonsumsikan di mana secara matematik dinyatakan sebagai berikut :
S=Y–C
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b)Y
Dimana :
-a = adalah tabungan otonom, yaitu besarnya tabungan jika tidak
memiliki pendapatan (Y = 0).

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

1 – b = adalah kecenderungan untuk menabung (MPS = Marginal


Propensity to Saving)yang menunjukkan perubahan tabungan
akibat perubahan pendapatan.

Contoh :
Jika diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0,75Y
Maka fungsi tabungannya adalah
S = -a + (1 – b)Y
S = -20 + (1 – 0,75)Y
S = -20 + 0,25Y
-a = -20, menunjukkan bahwa jika belum memiliki pendapatan
maka besarnya tabungan -20 (dissaving).
1 – b = 0,25 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1
smu maka akan terjadi kenaikan tabungan sebesar 0,25
atau sebaliknya.

Fungsi Investasi (I)


Investasi diartikan sebagai suatu persamaan yang menunjukkan
hubungan antara pengeluaran investasi dengan tingkat suku bunga
ceteris paribus. Bentuk umum fungsi investasi adalah :
I = I0 - r i
Dimana :
I0 : Investasi otonom.
r : Kecenderungan untuk investasi (MPI) = Marginal Propensity to
Investment) yang menunjukkan perubahan investasi akibat
perubahan suku bunga.
Dalam analisis pendapatan nasional, investasi diasumsikan bersifat
otonom sehingga fungsi investasi dinyatakan dengan
I = Io
Contoh :
I = 30

Contoh soal :
Ketika masyarakat belum memiliki pendapatan besarnya konsumsi
yang harus dilakukan adalah 1000. Naiknya pendapatan sebesar Rp
200 akan menaikkan konsumsi sebesar 160.

Pertanyaan :
a. Cari fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya.
b. Hitung besarnya konsumsi dan tabungan pada saat pendapatan
sebesar 1000, 2000, 4000 dan 5000

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

c. Gambarkan fungsi konsumsi dan fungsi saving dalam grafik.

Penyelesaian :
Diketahui
Y = 0  C = 1000  ( 0, 1000)
ΔC 160
ΔY  200  ΔC  160  b    0,8
ΔY 200

a. Fungsi konsumsi
C – C1 = b (Y – Y1)
C – 1000 = 0,8 (Y-0)
C – 1000 = 0,8Y – 0
C = 1000 + 0,8Y
Jadi fungsi konsumsi yang dimaksud C =
1000 + 0,8Y

Fungsi tabungan
S = -a + (1-b)Y
S = -1000 + (1-0,8)Y
S = -1000 + 0,2Y
Jadi fungsi tabungan yang dimaksud S =
-1000 + 0,2Y

b. Besarnya konsumsi dan saving


Y = 1000  C = 1000 + 0,8Y = 1000 + 0,8(1000) = 1800
S = -1000 + 0,2Y = -1000 + 0,2(1000) = - 800
Y = 2000  C = 1000 + 0,8Y = 1000 + 0,8(2000) = 2600
S = -1000 + 0,2Y = -1000 + 0,2(2000) = - 600
Y = 4000  C = 1000 + 0,8Y = 1000 + 0,8(4000) = 4200
S = -1000 + 0,2Y = -1000 + 0,2(4000) = - 200
Y = 5000  C = 1000 + 0,8Y = 1000 + 0,8(5000) = 5000
S = -1000 + 0,2Y = -1000 + 0,2(5000) = 0
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Y = C + S

c. Gambarkan fungsi konsumsi dan fungsi saving dalam grafik.


Gambar fungsi konsumsi :
C = 1000 + 0,8Y

Titik potong sumbu C, Y = 0

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

C = 1000 + 0,8Y
C = 1000+ 0,8(0) = 1000 (0, 1000)

Titik potong sumbu Y, C = 0


C = 1000 + 0,8Y
0 = 1000 + 0,8Y
- 0,8Y = 1000
Y = 1000/-0.8 = -1250 (-1250, 0)
Y C
0 1000 ( 0, 1000)
-1250 0 (-1250, 0)

Gambar fungsi tabungan


S = -1000 + 0,2Y

Titik potong sumbu S, Y = 0


S = -1000 + 0,2Y
S = -1000+ 0,2(0) = -1000 ( 0, -1000)

Titik potong sumbu Y, S = 0


S = -1000 + 0,2Y
0 = -1000 + 0,2Y
0,2Y = -1000
Y = -1000/-0.2 = 5000 (5000, 0)
Y S
0 -1000 ( 0, 1000)
5000 0 ( 5000, 0)

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.15. Fungsi konsumsi dan fungsi saving

Contoh soal :
Perekonomian suatu negara ditunjukkan dengan data sebagai berikut
C = 500 + 0,75Y
I = 500

Pertanyaan :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan dan buktikan
pada kondisi ini Y = C + I dan Y = C + S
b. Tentukan berapa besarnya konsumsi dan pendapatan pada saat
masyarakat belum menabung
c. Jelaskan kondisi a dan b dalam grafik.

Penyelesaian :
a. Pendapatan nasional keseimbangan terjadi pada saat
Y = C+I
Y = 500 + 0,75Y + 500
Y – 0,75Y = 500 + 500
0,25Y = 1000
Y = 1000/0,25
Y = 4000
Jadi besarnya pendapatan nasional
keseimbangan adalah 4000

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Pada kondisi keseimbangan :


C = 500 + 0,75Y
= 500 + 0,75(4000)
= 500 + 3000
= 3500

S = -500 + 0,25Y
S = -500 + 0,25(4000)
S = -500 + 1000
S = 500

Jadi pada kondisi keseimbangan


Y = C+I
4000 = 3500 + 500
4000 = 4000

Y = C+S
4000 = 3500 + 500
4000 = 4000

b. Pada saat masyarakat belum menabung artinya S=0 atau Y=C


Y = C
Y = C
Y = 500 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 500
0,25Y = 500
Y = 500/0,25 = 2000

C = 500 + 0,75Y
= 500 + 0,75(2000)
= 500 + 1500
= 2000

S = -500 + 0,25Y
= -500 + 0,25(2000)
= -500 + 500
= 0
Jadi pada saat
masyarakat belum
menabung artinya Y=C=2000 dan
besarnya tabungan (S) = 0

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

c. Gambar kondisi a dan b


Gambar fungsi konsumsi :
C = 500 + 0,75Y
Y C
0 500 ( 0, 500)
0 - 666,67 (-666,67; 0)

Gambar fungsi saving :


S = -500 + 0,25Y
Y S
0 -500 ( 0, -500)
2000 0 (2000, 0)

Gambar fungsi investasi


I = 500 merupakan garis horisontal dengan konstanta 500

Gambar fungsi C+I


C+I = 500 + 0,75y + 500
C+I = 1000 + 0,75y
Y C+I
0 1000 ( 0, 1000)
-1333,3 0 (-1333,3; 0)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.16. Keseimbangan perekonomian 2 sektor


2. Perekonomian 3 sektor
Pengertian
Perekonomian 3 sektor yaitu perekonomian dimana pemerintah
sudah campur tangan tetapi belum ada transaksi ekonomi luar
negeri sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga dan
perusahaan dan pemerintah

Keseimbangan pendapatan nasional diperoleh sebagai berikut


Y=C+I+G
Dimana
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
Campur tangan pemerintah selain pengeluaran pemerintah adalah
dengan mengenakan pajak seta memberikan subsidi kepada
masyarakat. Pajak dan dan subsidi akan mempengaruhi fungsi
konsumsi yaitu melalui pendapatan yang siap dibelanjakan
(disposable income).

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan pada perekonomian 3


sektor yaitu :
 Fungsi pajak (Tx)
Pajak dapat dibedakan atas pajak otonom dan pajak proporsional
dan secara matematik ditulis :
Tx = Tx0 + txY

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Dimana :
Tx0 : Pajak otonom/ pajak lump sum yaitu pajak yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan.
t : MPtx (Marginal Propensity to tax) yaitu perubahan pajak
akibat perubahan pendapatan.
Contoh :
Tx = 5 + 0,2Y
Tx0 = 5,artinya besarnya penerimaan pajak lump sum adalah 5
tx = 0,2 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar
1 smu maka akan terjadi kenaikan penerimaan pajak
sebesar 0,2 atau sebaliknya.

 Fungsi subsidi/transfer (Tr)


Subsidi dapat dibedakan atas subsidi otonom dan subsidi
proporsional di mana secara matematik ditulis
Tr = Tr0 – trY
Dimana :
Tr0 = Subsidi lump sum yaitu pajak yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan.
tr = MPtr (Marginal Propensity to transfer) yaitu perubahan
subsidi akibat perubahan pendapatan.
Contoh :
Tr = 4 – 0,1Y
Tr0 = 4,artinya besarnya pemberian subsidi lump sum adalah 4
Tr = -0,1 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan
sebesar 1 smu maka akan terjadi penurunan subsidi
sebesar 0,1 atau sebaliknya.

 Fungsi pendapatan siap dibelanjakan/disposable income


(Yd)
Yd = Y – Tx + Tr
Dimana :
Yd = pendapatan siap dibelanjakan
Tx = pajak
Tr = subsidi

Jika diketahui
Tx = 5 + 0,2Y
Tr = 4 – 0,1Y
Maka
Yd = Y – Tx + Tr

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

= Y – (5 + 0,2Y) + (4 – 0,1Y)
= Y – 5 – 0,2Y + 4 – 0,1Y
Yd = -1 + 0,7Y

 Fungsi konsumsi setelah memasukkan pajak dan


subsidi
Dengan fungsi konsumsi
C = 2000 + 0,8Yd
Tx = 200 + 0,2Y
Tr = 100 – 0,1Y
Maka fungsi konsumsi setelah memasukkan pajak dan subsidi
adalah
C = 2000 + 0,8Yd
C = 2000 + 0,8(Y – Tx + Tr )
C = 2000 + 0,8 { Y – (200+0.2Y) + (100-0,1Y) }
C = 2000 + 0,8 ( Y – 200 – 0,2Y + 100 – 0,1Y )
C = 2000 + 0,8 ( Y – 0,2Y – 0,1Y -200 + 100 )
C = 2000 + 0,8 ( 0,7Y – 100)
C = 2000 + 0,56Y – 80
C = 1920 + 0,56Y
Jadi fungsi konsumsi setelah
memasukkan pajak dan subsidi adalah C
= 1920 + 0,56Y

 Fungsi pengeluaran pemerintah (G)


Fungsi pengeluaran pemerintah merupakan bersifat otonom dan
secara matematik dinyatakan dengan :
G = Go

Contoh soal :
Informasi data perekonomian suatu perekonomian ditunjukkan
sebagai berikut :
C = 2000 + 0,8Yd
I = 3000
G = 2160
Tx = 400 – 0,15Y
Tr = 200 + 0,1Y

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pertanyaan :
a. Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan
b. Tentukan besarnya konsumsi, tabungan, pendapatan disposabel,
pajak dan subsidi pada kondisi keseimbangan pendapatan
nasional

Penyelesaian :
a. Pendapatan nasional keseimbangan
Untuk menentukan pendapatan nasional keseimbangan,
sebaliknya tentukan dulu besarnya pendapatan disposabel (Yd)
Yd = Y – Tx + Tr
= Y – (400+0,15Y) + (200- 0,1Y)
= Y – 400 - 0,15Y + 200 – 0,1Y
= Y – 0,15Y – 0,1Y – 400 + 200
= 0,75Y -200

Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan


Y = C+I+G
Y = 2000 + 0,8Yd + 3000 + 2160
Y = 2000 + 0,8(0,75Y -200) + 5160
Y = 2000 + 0,6Y – 160 + 5160
Y – 0,6Y = 2000 + 5000
0,4Y = 7000
Y = 7000/0,4
Y = 17.500
Jadi besarnya pendapatan nasional
keseimbangan adalah 17.500

b. Pada kondisi keseimbangan, besarnya


Konsumsi
C = 2000 + 0,8Yd
C = 2000 + 0,8(0,75Y – 200)
= 2000 + 0,6Y – 160
= 1840 + 0,6Y
= 1840 + 0,6(17500) = 12.340

Tabungan
S = -2000 + 0,2Yd
= -2000 + 0,2(0,75Y – 200)
= -2000 + 0,15Y – 40

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

= -2040 + 0,15Y
= -2040 + 0,15(17500)
= -2040 + 2625 = 585

Pendapatan disposabel :
Yd = 0,75Y – 200
= 0,75(17500) – 200
= 12925

Pajak
Tx = 400 + 0,15Y
= 400 + 0,15(17500)
= 3.025

Subsidi
Tr = 200 - 0,1Y
= 200 - 0,1(17500) = -1550
3. Perekonomian 4 sektor

Pengertian
Perekonomian 4 sektor yaitu perekonomian dimana pemerintah
sudah campur tangan dan sudah ada transaksi ekonomi luar negeri
sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan sektor luar negeri.

Keseimbangan pendapatan nasional diperoleh sebagai berikut


Y=C+I+G+X-M
Dimana
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

Tambahan fungsi yang ada pada perekonomian 4 sektor adalah :


Fungsi ekspor
Dalam analisis perhitungan pendapatan nasional, ekspor
diasumsikan otonom sehingga fungsi ekspor dinyatakan dengan
X = Xo

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Contoh
X = 1000

Fungsi Impor
Fungsi impor menyatakan hubungan antara jumlah barang yang
diimpor dengan pendapatan. Secara matematik dinyatakan dengan :
M = Mo + mY
Dimana
Mo = impor otonom
m = marginal propensity to impor yaitu perubahan impor akibat
perubahan pendapatan.

Contoh :
M = 1000 + 0,2Y
M0 = 1000 merupakan besarnya impor pada saat belum memiliki
pendapatan.
m = 0,2 menunjukkan jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1
smu maka impor akan meningkat sebesar 0,2 atau sebaliknya.

Contoh soal :
Kondisi perekonomian suatu negara ditunjukkan dengan informasi
sebagai berikut :
C = 3000 + 0,75Yd
I = 2500
Tx = 1000 + 0,1Y
Tr = 400 - 0,1Y
G = 2450
X = 2000
M = 500 + 0,1Y

Pertanyaan :
a. Tentukan berapa besarnya pendapatan nasional
keseimbangan
b. Hitung besarnya pendapatan disposable,
konsumsi, tabungan, pajak, subsidi dan impor pada kondisi
keseimbangan pendapatan nasional.

Penyelesaian :
a. Perhitungan pendapatan nasional
Tentukan fungsi pendapatan disposable
Yd = Y – Tx + Tr
= Y - (1000+0,1Y) + (400-0,1Y)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

= Y – 1000 – 0,1Y + 400 – 0,1Y


= Y – 0,1Y – 0,1Y – 1000 + 400
= 0,8Y – 600

Pendapatan nasional keseimbangan


Y = C+I+G+X–M
= 3000 + 0,75Yd + 2500 + 2450 + 2000 – (500+0,1Y)
= 3000 + 0,75(0,8Y – 600) + 6950 – 500 – 01,Y
= 3000 + 0,6Y – 450 + 6450 – 0,1Y
= 3000 – 450 + 6450 + 0,6Y – 0,1Y
= 9000 + 0,5Y
Y – 0,5Y = 9000
0,5Y = 9000
Y = 9000/0,5 = 18000
Jadi besarnya pendapatan nasional
keseimbangan adalah 18000

b. Pada saat keseimbangan pendapatan nasional besarnya,


Pendapatan disposable

Yd = 0,8Y – 600
= 0,8(18000) – 600
= 13.800
Konsumsi :
C = 3000 + 0,75Yd
= 3000 + 0,75(13.800)
= 3000 + 10.350
= 13.350

Tabungan
S = -3000 + 0,25Yd
= -3000 + 0,25(13.800)
= -3000 + 3450
= 450

Pajak
Tx = 1000 + 0,1Y
= 1000 + 0,1(18000)
= 1000 + 1800

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

= 2800

Subsidi
Tr = 400 - 0,1Y
= 400 – 0.1(18000)
= 400 – 1800
= - 1400

Impor
M = 500 + 0,1Y
= 500 + 0,1(18000)
= 500 + 1800
= 2300

LATIHAN-LATIHAN
1. Perilaku konsumsi dari masyarakat pedesaaan di Indonesia
ditunjukkan dengan informasi berikut. Ketika masyarakat belum
memiliki pendapatan, konsumsi minimal yang harus dilakukan
sebesar Rp 400. Naiknya pendapatan sebesar Rp 200 akan
menyebabkan kenaikan konsumsi sebesar Rp 180.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya
b. Hitung berapa besarnya pendapatan dan konsumsi ketika seluruh
pendapatan tidak ada yang ditabung.
c. Gambarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dalam satu
grafik.

2. Pajak dan subsidi merupakan salah satu bentuk campur tangan


pemerintah di dalam perekonomian. Informasi mengenai pajak dan
subsidi ditunjukkan dengan informasi berikut :
Besarnya pajak otonom 200. Naiknya pendapatan sebesar 500 akan
menaikkan penerimaan pajak sebesar 100.
Besarnya subsidi otonom 50. Kenaikan pendapatan sebesar 100 akan
menurunkan subsidi sebesar 10.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi pajak dan fungsi subsidinya

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

b. Tentukan bagaimana fungsi pendapatan disposabelnya dan hitung


besarnya pendapatan disposabel, pajak dan subsidi pada saat
pendapatan 500, 1500 dan 2500

3. Kondisi perekonomian negara ”ANDREA” ditunjukkan dengan data


berikut ini.
Ketika pendapatan sebesar Rp 100, besarnya konsumsi 90. Naiknya
pendapatan menjadi Rp 200 menyebabkan konsumsi juga naik
menjadi Rp 140. Dengan fungsi investasi sebesar Rp 60
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya
b. Tentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan dan pada
kondisi tersebut berapa besarnya konsumsi dan tabungan.
c. Buktikan bahwa pada kondisi keseimbangan pendapatan nasional
besarnya Y = C + I, besarnya Y = C + S dan besarnya I = S
d. Hitung besarnya pendapatan nasional dan konsumsi pada saat
masyarakat belum menabung.
e. Gambarkan kondisi keseimbangan dalam grafik.

4. Perekonomian negara ”RAHMA” ditunjukkan dengan keterangan


berikut ini.
S = - 600 + 0,4Yd
I = 252
Tx = 40 + 0,2Y
Tr = 20
G = 200
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi konsumsi dan fungsi pendapatan
disposable.
b. Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan.
c. Berapa besarnya konsumsi, tabungan dan pajak pada kondisi
pendapatan nasional keseimbangan.
d. Jika investasi mengalami kenaikan sebesar 100, berapa pendapatan
nasional keseimbangan yang baru .
e. Dari soal b, jika pendapatan nasional keseimbangan yang
diinginkan sebesar 2500 dan untuk memenuhi target tersebut akan
dilakukan melalui sektor pemerintah, berapa besarnya pengeluaran
pemerintah yang baru agar target yang diinginkan tersebut
tercapai.

5. Hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan serta besaran


dari variabel-varaibel yang ada dari soal-soal berikut ini.
a. C = 250 + 0,75Y
I = 450

b. S = -400 + 0,2Y

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

I = 600

c. C = 60 + 0.7Yd
I = 40
Tx = 10 + 0.2Y
Tr = 8
G = 21,4

d. S = - 80 + 0.4Yd
I = 60
Tx = 10 + 0.2Y
Tr = -0,1Y
G = 75

e. C = 2000 + 0.9Yd
I = 1500
Tx = 400 + 0,2Y
Tr = 200 – 0,1Y
G = 4000
X = 1500
M = 1000 + 0,2Y

2.3.2.4. Pasar Barang dan Pasar Uang


(Analisis IS-LM)
1. Pasar Barang (Analisis IS)
Pengertian
Pasar barang atau dikenal dengan fungsi Investment-Saving (IS)
menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan suku bunga
dimana kondisi keseimbangan pendapatan nasional terpenuhi
(Y = C + I + G + X + M)

Perbedaan yang prinsip antara perhitungan pendapatan nasional


dengan pasar barang terletak di fungsi investasi. Pada perhitungan
pendapatan nasional, investasi merupakan variabel eksogen
sedangkan pada analisis pasar barang, investasi sangat tergantung
dari tingkat suku bunga. Adapun hubungan matematik antara
investasi dengan tingkat suku bunga dinyatakan sebagai berikut :
I = f(i)
I
Dimana <0
i
Secara eksplisit persamaan investasi adalah :
I = Io + ri

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Dimana :
Io = : Besarnya pengeluaran investasi pada tingkat bunga nol
i = Tingkat suku bunga
r = Marginal propensity to invesment yaitu perubahan
I
investasi akibat perubahan suku bunga MPI 
i

Contoh Soal :
C = 1500 + 0.75Yd
I = 1000 – 10i
G = 2000
Tx = 500+ 0,1Y
Tr = 200 – 0,1Y
X = 2225
M = 500 + 0,1Y

Pertanyaan :
a. Bagaimana fungsi IS nya dan gambarkan
b. Tentukan Berapa besarnya pendapatan nasional
pada saat suku bunga 10%, 15% dan 25%
c. Pada tingkat suku bunga berapa harus ditetapkan jika pendapatan
nasional yang diinginkan sebesar 10.000

Penyelesaian :
a. Fungsi IS :
Y = C+I+G+X–M
Y = 1500 + 0,75(Y–Tx+Tr) + 1000 –10i + 2000 + 2225 – (500 + 0,1Y)
= 1500 + 0,75{Y – (500+0,1Y)+(200-0,1Y)}+ 5225 – 500 – 0,1Y – 10i
= 1500 + 0,75(Y – 500 – 0,1Y +200 – 0,1Y) + 4725 – 0,1Y – 10i
= 1500 + 0,75 (Y – 0,1Y – 0,1Y – 500 + 200) + 4725 – 0,1Y - 10I
= 1500 + 0,75(0,8Y – 300) +4725 – 0,1Y – 10i
= 1500 + 0,6Y – 225 + 4725 - 0,1Y -10i
= 1500 – 225 + 4725 + 0,6Y - 0,1Y -10i
Y = 6000 + 0,5Y – 10I
0,5Y = 6000 – 10i
Y = 12000 - 20i
Jadi fungsi IS nya adalah Y = 12000 – 20i

Gambar fungsi IS
Y = 12000 – 20i

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Y I
12000 0 ( 12000, 0)
0 600 ( 0, 600)

Gambar 2.17. Fungsi IS


b. Besarnya pendapatan nasional pada saat suku bunga 10%,
15% dan 25%
i = 10%  Y = 12000 – 20i = 12000 – 20(10) = 12000- 200
= 11.800
i = 15%  Y = 12000 – 20i = 12000 – 20(15) = 12000 -300
= 11.700
i = 25%  Y = 12000 – 20i = 12000 – 20(25) = 12000 - 500
= 11.500

c. Jika pendapatan nasional yang diinginkan sebesar 10.000


maka besarnya suku bunga adalah
Y = 12000 – 20i
10000 = 12000 – 20i
20i = 12000 – 10000
20i = 2000
i = 100
Jadi agar pendapatan nasional sebesar 10.000 maka suku bunga
harus sebesar 100%

2.Pasar Uang (Analisis LM)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Pengertian
Analisis LM menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional
dan suku bunga dimana syarat keseimbangan di pasar uang
terpenuhi (permintaan uang = Penawaran uang).

 F :\Undangan [Dimas].jpgMotif transaksi dan berjaga-jaga


merupakan fungsi dari pendapatan dengan arah hubungan
positif
L1 = f(Y)
 Motif spekulasi merupakan fungsi dari suku bunga dengan arah
hubungan negatif
L2 = f(i)
Penawaran uang bersifat eksogen karena ditentukan oleh otoritas
moneter
Ms = Mso
Keseimbangan pasar uang (fungsi LM) terjadi pada
kondisi permintaan uang (MD) = penawaran uang (MS)

Contoh soal :
Kondisi pasar uang ditunjukkan dengan data sebagai berikut :
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (L1) = 0,2Y
Permintaan uang untuk spekulasi (L2) = 200 – 20i
Penawaran uang (MS) = 1200

Pertanyaan :
a. Tentukan persamaan LM nya
dan gambarkan ?
b. Berapa besarnya pendapatan
nasional pada suku bunga 20%, 30% dan 50% ?
c. Hitung berapa besarnya suku
bunga jika pendapatan nasional yang diinginkan sebesar 25000 ?

Penyelesaian :
a. Fungsi LM
L1 + L2 = MS
0,2Y + 200 – 20i = 1200
0,2Y = 1200 – 200 + 20i
0,2Y = 1000 + 20i
Y = 5000 + 100i
Jadi fungsi LM nya adalah : Y = 5000 +
100i

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar fungsi LM
Y = 5000 + 100i
Y I
5000 0 ( 5000, 0)
0 -50 ( 0, -50)

Gambar 2.18. Fungsi LM


b. Besarnya pendapatan nasional pada suku bunga 20%, 30% dan 50%.
i = 20%  Y = 5000 + 100i = 5000 + 100(20) = 5000 + 2000
= 7.000
i = 30%  Y = 5000 + 100i = 5000 + 100(30) = 5000 + 3000
= 8.000
i = 50%  Y = 5000+ 100i = 5000 + 100(50) = 5000 + 5000
= 10.000

c. Besarnya suku bunga jika pendapatan nasional yang diinginkan


sebesar 25000
Y = 5000 +100i
25000 = 5000 +100i
25000 – 5000 = 100i
20000 = 100i
i = 20000/100 = 200
Jadi agar pendapatan nasional sebesar 25000 maka suku bunga
harus sebesar 200%.

3. Keseimbangan Pasar Barang &


Pasar Uang (Analisis IS-LM)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Keseimbangan IS – LM terjadi apabila pasar barang dan pasar uang


berada dalam keseimbangan secara bersama-sama (IS = LM)

Gambar 2.19. Keseimbangan IS-LM

Contah Soal :
Dari informasi sebelumnya diketahui informasi pasar barang dan pasar
uang ditunjukkan dengan persamaan :
IS : Y = 12000 - 20i
LM : Y = 5000 + 100i

Pertanyaan :
a. Tentukan berapa pendapatan nasional dan
tingkat suku bunga yang menjamin keseimbangan pasar barang dan
pasar uang
b. Gambarkan kondisi di atas dalam grafik.

Penyelesaian :
a. Keseimbangan pasar barang dan pasar uang terjadi pada saat
IS = LM
Y = Y
12000 – 20i = 5000 + 100i
12000 – 5000 = 20i + 100i
7000 = 120i

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

i = 7000/120 = 58,33

Y = 12000 – 20i
= 12000 – 20 (58,33)
= 12000 – 1166,6
= 10833,4
Jadi keseimbangan pasar barang dan pasar
uang terjadi pada
Tingkat pendapatan nasional sebesar
10833,4
Tingkat suku bunga sebesar 58,33%

b. Gambar keseimbangan IS-LM


Gambar fungsi IS

Y = 12000 – 20i
Y I
12000 0 ( 12000, 0)
0 600 ( 0, 600)

Gambar fungsi LM
Y = 5000 + 100i
Y I
5000 0 ( 5000, 0)
0 -50 ( 0, -50)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.20. Kondisi keseimbangan IS-LM

LATIHAN-LATIHAN
1. Perilaku rumah tangga menunjukkan pada saat masyarakat belum
memiiki pendapatan, besarnya konsumsi yang harus dilakukan 20.
Ketika pendapatan masyarakat sebesar 100 jumlah konsumsi
masyarakat menjadi 70.
Perilaku perusahaan menunjukkan ketika suku bunga sebesar 1%,
jumlah investasi yang dilakukan sebesar 20. Naiknya suku bunga
sebesar 2% akan menurunkan investasi sebesar 20.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi IS nya dan gambarkan
b. Tentukan berapa besarnya pendapatan nasional ketika suku
bunga 20%, 25% dan 30%

2. Kondisi perekonomian negara ANDRA ditunjukkan dengan data


sebagai berikut :
C = 300 + 0,9Yd
I = 250 - 25i
Tx = 10 + 0,2Y
Tr = 5
G = 154,5

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pertanyaan :
a. Carilah fungsi IS nya, jelaskan arti ekonominya serta gambarkan
kurvanya
b. Hitung berapa besarnya pendapatan nasional ketika suku bunga
10%, 15% dan 20%
c. Besarnya suku bunga harus ditentukan jika pendapatan nasional
yang diinginkan sebesar 6000.

3. Keadaan pasar uang ditunjukkan dengan informasi sebagai berikut


- Ketika pendapatan naik sebesar 200 maka permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga-jaga mengalami kenaikan sebesar 50
- Naiknya suku bunga sebesar 5% akan menyebabkan kenaikan
permintaan uang untuk spekulasi sebesar 100.
- Jika jumlah uang yang beredar sebanyak 2500
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi LM nya dan gambarkan
b. Hitung besarnya pendapatan nasional pada saat suku bunga 5%,
15% dan 25%.
c. Tentukan berapa besarnya suku bunga harus ditentukan jika
pendapatan nasional yang diiginkan sebesar 2000

4. Kondisi pasar barang dan pasar uang dinyatakan dengan keterangan


sebagai berikut :
- Konsumsi otonom masyarakat sebesar 5000 sementara besarnya
MPC adalah 0,75
- Naiknya pendapatan sebesar 2000 menyebabkan kenaikan
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar 400.
- Besarnya investasi otonom 2000 sementara naiknya suku bunga
sebesar 10% akan menyebabkan investasi mengalami penurunan
sebesar 250
- Penawaran uang ditunjukkan dengan jumlah uang beredar sebesar
4000
- Ketika suku bunga mengalami kenaikan sebesar 20%, permintaan
uang untuk spekulasi mengalami penurunan sebesar 1000.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi IS dan fungsi Lmnya
b. Hitung besarnya pendapatan dan suku bunga yang menjamin
keseimbangan pasar barang dan pasar uang dan gambarkan.
c. Apa yang terjadi jika konsumsi otonom mengalami kenaikan
sebesar 500
d. Jelaskan dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan MPC menjadi
0.9.

5. Dari soal-soal berikut, hitung besarnya pendapatan nasional dan suku


bunga keseimbangan pasar barang dan pasar uang serta gambarkan.
a. C = 200 + 0,8Y b. L1 = 0,1Y

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

I = 100 – 10i S = - 20 + 0,1Y


L1 = 0,4Y I = 30 – 5i
L2 = 50 – 20i L2 = 20 – 2,5i
MS = 50 MS = 30

c. S = -500 + 0,1Yd d. I = 2000 – 20i


L1 = 0,5Y C = 3000 + 0,6Yd
I = 2000 – 50i Tx = 200 + 0.25Y
Tx = 100 + 0,1Y Tr = 100
Tr = 50 – 0,15Y L1 = 0,2Y
G = 3000 G = 750
L2 = 1000 – 25i L2 = 500 – 10i
MS = 3000 MS = 800

e. C = 250 + 0,75Yd
M = 200 + 0,1Y
L1 = 0,25Y
I = 400 – 15i
G = 500
Tx = 20 + 0,1Y
Tr = 50 – 0,15Y
X = 1500
G = 600
L2 = 200 – 20i
MS = 700

2.3.2.5. Analisis Break Even Point (Analisis


Pulang Pokok)

Analisis break even point (BEP) merupakan kondisi dimana suatu


akvititas ekonomi berada pada kondisi penerimaan total sama
dengan biaya total yang dikeluarkan. Secara matematik, kondisi BEP
ditunjukkan dengan
TR = TC

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan total atau dikenal dengan sebutan Total Revenue
(TR) merupakan hasil perkalian antara harga jual dengan jumlah
barang yang terjual dan secara matematik dinyatakan sebagai
berikut :
TR = P x Q
Dengan demikian yang mempengaruhi TR adalah harga jual (P) dan
Jumlah barang yang terjual (Q). Produsen yang rasional di dalam
mentargetkan jumlah TR nya lebih banyak menggunakan barang
yang terjual (Q) dibandingkan dengan harga jual (P) di dalam
mengontrol penerimaan totalnya sehingga TR merupakan fungsi
dari Q .
TR = P x Q = f(Q)
Jika harga perunit barang dinyatakan dengan b maka fungsi TR
dinyatakan sebagai berikut :
TR = P.Q = bQ
Fungsi TR merupakan fungsi linier tanpa konstanta sehingga secara
grafik TR merupakan fungsi garis lurus dari sumbu origin dan
memiliki slope positif.

Gambar 2.21. Fungsi Penerimaan Total (TR)


Contoh :
Jika harga jual perunit barang sebesar Rp 100 Tentukan bagaimana
fungsi penerimaan totalnya dan gambarkan.

Pertanyaan :
Hitung besarnya TR pada harga Rp 200 dan Rp 400

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Penyelesaian :
P = 100
TR = P.Q = 100Q

TR = 100Q
Q TR
0 0 ( 0, 0 )
1 100 ( 1, 100)

Gambar 2.22. Fungsi Penerimaan Total (TR) = 100Q

Pada saat
P = 200  TR = 100Q = 100(200) = 20.000
P = 400  TR = 100Q = 100(400) = 40.000

Fungsi Biaya
Fungsi biaya atau dikenal dengan sebutan Total Cost (TC) terdiri dari 2
komponen yaitu :

 Biaya Tetap (Total Fixed Cost)


Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Jika biaya tetap dinyatakan
dengan c, maka secara matematik biaya tetap dinyatakan dengan

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

TFC = c
 Biaya Variabel ( Total Variabel Cost)
Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang
dihasilkan akan semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan. Jika
biaya variabel perunit barang dinyatakan dengan d maka total biaya
variabel dinyatakan dengan
TVC = dQ
 Biaya total (Total Cost )
Biaya total menunjukkan total biaya yang dikeluarkan dari kegiatan
memproduksi barang yang merupakan penjumlahan biaya tetap dan
biaya variabel. Secara matematik biaya atotal dinyatakan dengan
TC = TFC + TVC
Karena TFC = c dan TVC = dQ maka
TC = c + dQ
Secara grafik, kurva biaya tetap, biaya variabel dan biaya total dapat
dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2.23. Fungsi Biaya (TFC, TVC, TC)


Contoh soal :
Dengan biaya tetap yang harus dikeluarkan sebesar 1000 sementara
biaya variabel untuk setiap unit barang sebesar 50.

Pertanyaan :
Gambarkan kurva TFC, TVC dan TC nya dan tentukan berapa biaya yang
dikeluarkan jika barang yang dipruduksi 20 unit.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Penyelesasian :
TFC = 1000
TVC = dQ = 50Q
TC = TFC + TFC = 1000 + 50Q
Pada saat Q = 20
TVC = 50Q = 50(20) = 1000
TC = 1000 + 20Q = 1000 + 20(50) = 1000 + 1000 = 2000

TVC = 50Q
Q TVC
0 0 ( 0, 0 )
20 1000 ( 20, 1000)

TC = 1000 + 50Q
Q TC
0 1000 ( 0, 1000 )
-20 0 ( -20, 0)

20

Gambar 2.24. Fungsi Biaya TC = 1000 + 80Q


Break Even Point (BEP)
Merupakan kondisi dimana Penerimaan Total (TR) sama dengan Biaya
Total (TC). Dengan informasi
TR = bQ
TC = c + dQ

Break Even Point (BEP) terjadi pada kondisi


TR = TC

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

bQ = c + dQ
bQ – dQ = c
(b-d)Q = c
c
Q* 
bd

Dimana
Q* = Output yang menghasilkan kondisi BEP
c = Total biaya tetap
b = Harga jual perunit output
d = Biaya variabel perunit output

Secara grafik kondisi BEP ditunjukkan dengan gambar berikut

Gambar 2.25. Break Even Point (BEP)


Contoh soal :
Harga jual perunit barang sebesar Rp 100. Dengan biaya tetap yang
harus dikeluarkan sebesar 1000 sementara biaya variabel untuk setiap
unit barang sebesar 50.

Pertanyaan :
Tentukan berapa besarnya output yang menghasilkan kondisi Break
Even Point dan gambarkan. Apa yang terjadi dengan output sebesar 15
unit dan 30 unit?

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Jawab :
P = 100  TR = 100Q
TFC = 1000, TVC = 50Q
TC = TFC + TVC = 1000 + 50Q

Output yang menghasilkan kondisi BEP


* c 1000 1000
Q     20
bd 100  50 50

Jadi output yang menghasilkan kondisi BEP


terjadi pada output (Q) sebesar 20

Pada kondisi BEP yaitu pada Q = 20 besarnya


TR = 100Q = 100(20) = 2000
TC = 1000 + 50Q = 1000 + 50(20) = 1000 + 1000 = 2000
Jadi pada kondisi BEP yaitu pada tingkat output (Q) = 20 besarnya TR =
TC = 2000 atau dengan kata lain
Laba = TR – TC = 2000 – 2000 = 0

Pada kondisi Q = 15 besarnya


TR = 100Q = 100(15) = 1500
TC = 1000 + 50Q = 1000 + 50(15) = 1000 + 750 = 1750
Jadi pada tingkat output (Q) = 15 besarnya
Laba = TR = TC = 1500 – 1750 = - 250 (rugi)
Jadi pada tingkat output sebesar 15 unit maka perusahaan akan
menderita kerugian sebesar 250

Pada kondisi Q = 25 besarnya


TR = 100Q = 100(25) = 2500
TC = 1000 + 50Q = 1000 + 50(25) = 1000 + 1250 = 2250
Jadi pada tingkat output (Q) = 25 besarnya
Laba = TR = TC = 2500 – 2250 = 250 (laba)
Jadi pada atingkat output sebesar 25 unit maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan sebesar 250

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Kondisi BEP pada Q = 20, kondisi rugi pada Q = 15 dan kondisi laba
pada Q = 25 ditunjukkan pada gambar berikut ini

Gambar 2.26. Kondisi Break Even Point (BEP), untung dan rugi

LATIHAN-LATIHAN
1. Pascal Store yang bergerak dalan usaha pakaian khusus anak-anak
menjual barang dengan harga perunit Rp 150.000. Jika biaya variabel
perunit barang yang diproduksi adalah Rp 100.000 sementara biaya
tetap yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 5.000.000
Pertanyaan :
a. Bagaimankah fungsi TR dan fungsi TC nya
b. Tentukan berapa output yang menghasilkan kondisi break even
point dan buktikan.
c. Apa yang terjadi pada saat barang yang diproduksi dan dijual
sebesar 80 unit dan 150 unit

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

d. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik

2. Penerimaan dan biaya PT ABBIYU yang memiliki usaha produksi dan


penjualan makanan anak-anak ditunjukkan dengan data berikut ini :
- Ketika barang yang terjual sebanyak 10 unit, penerimaan total
besarnya 500. Kenaikan jumlah barang yang terjual menjadi 20 unit
menyebabkan jumlah penerimaan total naik menjadi 1000.
- Pada saat tidak ada barang yang diproduksi, jumlah biaya yang
dikeluarkan sebesar 500. Dengan jumlah barang yang diproduksi
sebesar 20 unit, jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar 1300.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi TR dan fungsi TC nya
b. Hitung jumlah barang yang harus diproduksi yang dijual agar
terpenuhi kondisi break even point.
c. Tentukan apa yang terjadi pada kondisi output 30 unit, 60 unit
dan 90 unit.
d. Jelaskan kondisi b dan c dalam grafik.

3. Informasi mengenai struktur penerimaan dan struktur biaya dari PT


Rigel yang memproduksi Televisi 3 dimensi dinyatakan dengan
keterangan berikut ini :
- Biaya tetap yang harus dikeluarkan dalam proses produksi sebesar
Rp 5.000.000 dengan biaya variabel perunit output sebesar Rp
20.000,-.
- Kuantitas barang yang menghasilkan kondisi break even point
terjadi pada tingkat output sebesar 1000 unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi penerimaan total dan fungsi biaya
totalnya.
b. Apa yang terjadi pada tingkat output sebesar 750 unit dan 1250
unit.
c. Jelaskan kondisi diatas dalam grafik.

4. Hasil dari feasible study mengenai usaha kursus komputer


menunjukkan bahwa kondisi break even point terjadi dengan jumlah
peserta kursus sebanyak 100 peserta. Dengan harga kursus sebesar
Rp 400.000/peserta sementara biaya tetap yang dibebankan dari
usaha kursus ini sebesar Rp 10.000.000,-
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi penerimaan total dan fungsi biaya
totalnya.
b. Apa yang terjadi jika jumlah peserta kursusnya sebanyak 80
peserta dan 110 peserta.
c. Jelaskan kondisi diatas dalam grafik.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

5. Informasi mengenai struktur biaya dan penerimaan perbulan PT VINA


yang bergerak dalam usaha industri pakaian jadi ditunjukkan dengan
data sebagai berikut ini :

Biaya perunit dari setiap produk yang dihasilkan untuk perbulan


- Biaya bahan baku Rp 15.000,-
- Biaya tenaga kerja Rp 7.500,-
- Biaya energi listrik Rp 5.000,-
- Biaya asesoris baju Rp 2.500,

Biaya tetap yang dikeluarkan perbulan


- Biaya listrik Rp 250.000,-
- Biaya pemeliharaan mesin Rp 100.000,-
- Biaya sewa tempat Rp 500.000,-

Jika harga jual perunit output yang dihasilkan sebesar Rp 50.000,-


Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi penerimaan total dan biaya totalnya
b. Hitung berapa output yang menghasilkan kondisi Break Even
Point.
c. Apa yang terjadi dengan kondisi break aven point jika harga jual
dinaikkan menjadi Rp 55.000 perunit output.
d. Jelaskan permasalahan b dan c dalam grafik.

2.3.2.6. Budget Line dan Isocost

1. Budgel line
Budget line mencerminkan daya beli (kemampuan) seorang konsumen
untuk membeli barang dengan tingkat pendapatan dan tingkat harga
barang tertentu.
Jika konsumen memiliki pendapatan sebesar M yang akan
dikonsumsikan untuk 2 jenis barang (katakan X dan Y), dengan harga
barang masing-masing dinyatakan dengan Px dan P y maka fungsi
budget line dinyatakan dengan :
M = Px.X + Py.Y

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Secara grafik, fungsi budget line (BL) dinyatakan dengan

Gambar 2.27. Budget Line (Garis anggaran)

Contoh soal .
Shireen memperoleh pendapatan sebesar Rp 250.000/bulan dan akan
dikonsumsikan untuk membeli 2 barang. Jika harga perunit barang
masing-masing Rp 5.000 dan Rp 10.000.

Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi budgel linenya
b. Berapa kombinasi dari konsumsi kedua barang jika barang X yang
akan dibeli sebanyak 20 unit dan 40 unit
c. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik.
Penyelesaian :
a. M = 250.000 Px = 5000 Py = 10.000 sehingga
Budget line
M = Px.X + Py.Y
250000 = 5000X + 10000Y
Jadi fungsi budget linenya adalah 250000
= 5000X + 10000Y

b. Pada saat konsumsi


X = 20  250000 = 5000X + 10000Y

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

250000 = 5000(20) + 10000Y


250000 = 100000 + 10000Y
250000 - 100000 = 10000Y
150000 = 10000Y
Y = 150000/10000 = 15
Jadi kombinasi barang yang dikonsumsi
adalah X = 20, Y = 15

X = 40  250000 = 5000X + 10000Y


250000 = 5000(40) + 10000Y
250000 = 200000 + 10000Y
250000 - 200000 = 10000Y
50000 = 10000Y
Y = 50000/10000 = 5
Jadi kombinasi barang yang dikonsumsi
adalah X = 40, Y = 5

c. Grafik kondisi a dan b


250000 = 5000X + 10000Y

X Y
0 50 ( 0, 50 )
25 0 ( 25, 0 )

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.28. Budget Line M = 250000 = 5000X + 10000Y

2. Isocost
Isocost mencerminkan daya beli (kemampuan) seorang produsen untuk
membeli input dengan dana tertentu yang dimiliki serta tingkat harga
input tertentu.
Jika produsen memiliki dana sebesar C yang akan dibelikan 2 jenis
(katakan L dan K), dengan harga tertentu untuk kedua jenis input
tersebut dinyatakan dengan PL dan PK maka fungsi isocost dinyatakan
dengan :
C = PL.L + PK.K
Secara grafik, fungsi Isocost dinyatakan dengan

Gambar 2.29. Isocost

Contoh soal .
Akila mempunyai dana sebesar Rp 10.000.000 yang akan digunakan
untuk membeli input labor (L) dan Kapital (K) untuk nantinya
digunakan dalam proses produksi. Jika besarnya upah perjam Rp
20.000 sementara harga kapital perunit sebesar Rp 100.000.

Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi isocostnya
b. Berapa kombinasi penggunaan labor dan capital pada saat
penggunaan labor sebesar 400 jam dan 300 jam
c. Jelaskan permasalahan diatas dalam grafik.

Penyelesaian :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

a. C = 10.000.000 PL = 20.000 PK = 100.000 sehingga persamaan


isocost dinyatakan dengan :
C = PL.L + PK.K
10000000 = 20000L + 100000K
Jadi fungsi isocost adalah 10000000 =
20000L + 100000K

b. Kombinasi penggunaan labor dan capital pada saat penggunaan


L = 400  10000000 = 20000L + 100000K
10000000 = 20000(400) + 100000K
10000000 = 8000000) + 100000K
10000000 - 8000000 = 100000K
2000000 = 100000K
K = 2000000/100000 = 20
Jadi kombinasi input yang digunakan
adalah L = 400, K = 20

L = 300  10000000 = 20000L + 100000K


10000000 = 20000(300) + 100000K
10000000 = 6000000) + 100000K
10000000 – 6000000 = 100000K
4000000 = 100000K
K = 4000000/100000 = 40
Jadi kombinasi input yang digunakan
adalah L = 300, K = 40

c. Grafik kondisi a dan b


10000000 = 20000L + 100000K
L K
500 0 ( 500, 0 )
0 100 ( 0 , 100 )

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.29. Isocost 10000000 = 20000L + 100000K

LATIHAN-LATIHAN
1. Aldimas memiliki uang saku perbulan sebesar Rp 800.000,- yang akan
digunakan untuk kegiatan konsumsi 2 macam barang yaitu untuk
konsumsi transportasi dan konsumsi pangan. Jika biaya transportasi
sebesar Rp 5000 untuk setiap penggunaan dan biaya untuk konsumsi
pangan sebesar Rp 10.000 untuk setiap penggunaannya.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi budgel line dari Aldimas
b. Tentukan bagaimana kombinasi konsumsi transportasi dan
konsumsi pangan yang dilakukan jika konsumsi transportasi yang
digunakan sebanyak 150, 120 dan 100 kali penggunaan.

2. Pola konsumsi 2 macam barang yaitu konsumsi pakaian dan sepatu


dari Adira ditunjukkan dengan data berikut ini.
- Ketika konsumsi pakaian sebanyak 40 unit, jumlah sepatu yang
dapat dibeli sebanyak 25 unit.
- Naiknnya konsumsi pakaian sebanyak 56 unit menyebabkan
jumlah sepatu yang dapat dibeli turun menjadi 15 unit.
Jika Adira memiliki pendapatan sebesar Rp 4.000.000,-
Pertanyaan :
a. Tentukan berapa harga pakaian dan harga sepatu perunit barang
yang dikonsumsi Adira

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

b. Bagaimana fungsi budgel line dari Adira dan gambarkan dalam


grafik
c. Bagaimana fungsi budgel line yang baru jika harga dari sepatu
mengalami peningkatan menjadi Rp 100.000,- dan gambarkan
kurva budget line yang baru.

3. Natanael memiliki dana sebesar Rp 20 juta yang akan digunakan


untuk membeli 2 jenis input yaitu tenaga kerja dan capital. Jika
besarnya upah perjam dari tenaga kerja sebesar Rp 100.000
sementara harga capital perunit sebesar Rp 500.000
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah fungsi isocost yang dimiliki Natanael dan jelaskan
dalam grafik.
b. Berapa kombinasi penggunaan labor dan kapital jika tenaga kerja
yang digunakan sebanyak 150 jam dan 125 jam
c. Jika terjadi kenaikan upah perjam menjadi Rp 200.000, tentukan
bagaimana fungsi isocost yang baru dan jelaskan dalam grafik.

4. PT Gan Gan yang bergerak dalam usaha produksi sepatu anak-anak


menggunakan 2 jenis input di dalam melakukan kegiatan produksinya
yaitu kulit dan karet. Dana yang tersedia untuk pembelian kedua jenis
input perbulan sebesar Rp 25.000.000,-.
- Ketika jumlah kulit yang digunakan sebanyak 1000 meter,
banyaknya karet yang digunakan sebanyak 1200 meter
- Dengan meningkatnya jumlah kulit yang digunakan menjadi 1250
meter maka banyaknya karet yang digunakan mengalami
penurunan menjadi 1000 meter.
Pertanyaan :
a. Tentukan berapa harga permeter dari kulit dan karet yang akan
digunakan dalam proses produksi sepatu PT Gan Gan
b. Tentukan bagaimana fungsi isocost dari PT Gan Gan dan
gambarkan

5. Rafael adalah pengusaha restoran baso SUPER ENAK yang sudah


memiliki pelanggan tetap. Kebutuhan bahan baku baku dan tenaga
kerja selama satu minggu ditunjukkan dengan data berikut :
- Kebutuhan bahan baku baso perminggu sebanyak 1000 kg dengan
harga rata-rata perkilogram Rp 5000.
- Kebutuhan akan tenaga kerja peminggu sebanyak 2000 jam dengan
besarnya rata-rata upah perjam Rp 7500
Pertanyaan :
a. Tentukan berapa kebutuhan dana yang dibutuhkan setiap minggu
untuk memproduksi bakso tersebut.
b. Tentukan bagaimana fungsi isocost dari produksi bakso SUPER
ENAK dan tunjukkan dalam grafik.

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

c. Tentukan bagaimana fungsi isocost yang baru jika upap perjam naik
menjadi Rp 10.000 sementara sementara dana yang dibutuhkan
meningkat menjadi Rp 16.875.000

2.3.3. FUNGSI NON LINIER

2.3.3.1. FUNGSI KUADRAT

Pengertian
Adalah suatu fungsi dimana variabel bebasnya mempunyai pangkat
paling tinggi adalah dua.

Bentuk Umum Fungsi Kuadrat


Y = f (x) → Y = aX2 + bX + C

Dibaca Y adalah fungsi dari X


di mana
X adalah variabel bebas
Y adalah variabel terikat.

Permasalahan fungsi kuadrat


1. Mencari Titik Ekstrim (X,Y)
- Tentukan absis dari titik ekstrim (X) dengan rumus
b
X  
2a
- Tentukan ordinatnya dari titik ekstrim (Y) dengan rumus
2
b  4ac
Y  
4a

- Tentukan nilai dari d dimana


Jika nilai a > 0 maka fungsi ekstrim minimum
Jika nilai a < 0 maka fungsi ekstrim maksimum

2. Menggambar fungsi kuadrat


- Mencari titik potong sumbu X ( Y = 0 )
- Mencari titik potong sumbu Y ( X = 0 )
- Menghubungkan titik ekstrim dengan titik potong sumbu
sehingga diperoleh grafik fungsi kuadrat.

Contoh Soal :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Y = X2 + 5X – 24

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya

Penyelesaian :
Diketahui a = 1 b = 5 c = -24

1. Mencari titik ekstrim


b 5 5
X      2,5
2a 2 1  2
2
b  4ac 52  4(1)( 24) 25  96 121
Y     30,25
4a 4(1) 4 4

Jadi titik ekstrimnya ( -2,5 ; -30,25)


Karena nilai a = 1 > 0 maka fungsi
tersebut merupakan fungsi minimum

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu
 Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga
Y = X + 5X – 24
2

Y = 02 + 5(0) – 24
Y = -24
Jadi titik potong sumbu Y melalui titik
(0,-24)

Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga


0 = X2 + 5X – 24
Nilai X dapat dicari dengan cara memfaktorkan atau melalui
rumus ABC

- Dengan cara memfaktorkan


0 = X2 + 5X – 24
0 = (X + 8) (X – 3)
(X + 8) = 0
X1 = - 8 sehingga titiknya (–8, 0)

(X – 3) = 0
X2 = 3 sehingga titiknya (3, 0)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Jadi titik potong sumbu X melalui titik


(-8,0) dan (3,0)

- Menggunakan rumus ABC dimana


Y = X2 + 5X – 24
a = 1 b = 5 c = -24

2 2
b b - 4ac - (5)  5 - 4(1)(-24)
X 1,2  
2a 2(1)
-5 25  96 - 5  121
X 1,2  
2 2
- 5  11 6
X1    3  (3,0)
2 2
- 5  11 - 16
X2    8  (-8,0)
2 2
Jadi titik potong sumbu X melalui titik
(-8,0) dan (3,0)

Y = X2 + 5X – 24

Gambar 2.30. Fungsi kuasdrat Y = X2 + 5X - 24

Contoh Soal :
Y = -X2 + 3X + 40

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya dan gambarkan

Penyelesaian :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Diketahui a = -1 b = 3 c = 40

1. Mencari titik ekstrim


b 3 3
X     1,5
2a 2 - 1 -2
2
b  4ac 32  4(-1)(40) 9  160 169
Y     42,25
4a 4(-1) -4 -4

Jadi titik ekstrimnya ( 1,5 ; 42,25)


Karena nilai a = -1 < 0 maka fungsi
tersebut merupakan fungsi maksimum

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu
Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga
Y = -X2 + 3X + 40
Y = -02 + 3(0) + 40
Y = 40
Jadi titik potong sumbu Y melalui titik
(0,40)

Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga


0 = -X2 + 3X + 40
Nilai X dapat dicari dengan cara memfaktorkan atau melalui
rumus ABC
- Dengan cara memfaktorkan
0 = -X2 + 3X + 40
0 = (-X + 8) (X + 5)
(-X + 8) = 0
X1 = 8 sehingga titiknya (8, 0)
(X + 5) = 0
X2 = -5 sehingga titiknya (-5, 0)
Jadi titik potong sumbu X melalui
titik (8,0) dan (-5,0)
- Menggunakan rumus ABC dimana
Y = -X2 + 3X + 40
a = -1 b = 3 c = 40
2 2
b b - 4ac - (3)  3 - 4(-1)(40)
X 1,2  
2a 2(-1)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

-3 9  160 -3 169


X 1,2  
-2 -2
- 3  13 10
X1    5  (-5,0)
-2 -2
- 3  13 - 16
X2    8  (8,0)
-2 -2
Jadi titik potong sumbu X melalui
titik (-5,0) dan (8,0)

Y = -X2 + 3X + 40

Gambar 2.31. Fungsi kuadrat Y = X2 + 5X - 24

Contoh Soal :
Y = X² - 100

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya dan gambarkan

Penyelesaian :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Diketahui a = 1 b = 0 c = -100

1. Mencari titik ekstrim


b 0 0
X    2
2a 2 1  2
2
b  4ac 02  4(1)( 100) 0  400 400
Y     100
4a 4(1) 4 4

Jadi titik ekstrimnya ( 0, -100)


Karena nilai a = 1 > 0 maka fungsi
tersebut merupakan fungsi minimum

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu

- Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga


Y = X² - 100
Y = -02 -100
Y = -100
Jadi titik potong sumbu Y melalui titik
(0,-100)

- Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga


Y = X² - 100
0 = X2 - 100

Menggunakan rumus ABC dimana


0 = X2 - 100
a = 1 b = 0 c = -100
2 2
b b - 4ac - (0)  0 - 4(1)(-100)
X 1,2  
2a 2(1)

0 0  400 0 400
X 1,2  
2 2

0  20 20
X1    10  (10,0)
2 2

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

0  20 - 20
X2    10  (-10,0)
2 2
Jadi titik potong sumbu X melalui titik
(-10,0) dan (10,0)

Y = X² - 100

Gambar 2.32. Fungsi kuadrat Y = X2 +- 100

Contoh Soal :
Y = -X² + 64

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya dan gambarkan

Penyelesaian :
Diketahui a = -1 b = 0 c = 64
1. Mencari titik ekstrim
b 0 0
X   0
2a 2 - 1 -2
2
b  4ac 02  4(-1)(64) 0  256 256
Y          64
4a 4(-1) -4 -4

Jadi titik ekstrimnya ( 0, 64)

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Karena nilai a = -1 < 0 maka fungsi


tersebut merupakan fungsi maksimum

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu

- Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga


Y = -X² + 64
Y = -02 + 64
Y = 64
Jadi titik potong sumbu Y melalui titik
( 0, 64)

- Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga


Y = -X² + 64
0 = -X2 + 100

Menggunakan rumus ABC dimana


0 = -X2 + 64
a = -1 b = 0 c = 64

2 2
b b - 4ac - (0)  0 - 4(-1)(64)
X 1,2  
2a 2(-1)

0 0  256 0 256
X 1,2  
-2 -2
0  16 16
X1    -8  (-8,0)
-2 -2
0  16 - 16
X2    8  (8,0)
-2 -2
Jadi titik potong sumbu X melalui titik
(-8,0) dan (8,0)

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Y = -X² + 64

Gambar 2.33. Fungsi kuadrat Y = -X2 + 64

Contoh Soal :
Y = X² + 25

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya dan gambarkan

Penyelesaian :
Diketahui a = 1 b = 0 c = 25

1. Mencari titik ekstrim


b 0 0
X    0
2a 2 1  2

2
b  4ac 02  4(1)(25) 0 - 100 100
Y     25
4a 4(1) 4 4

Jadi titik ekstrimnya ( 0, 25)


Karena nilai a = 1 > 0 maka fungsi
tersebut merupakan fungsi minimum

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu
- Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga
Y = X² + 25
Y = 02 + 25
Y = 25
Jadi titik potong sumbu Y melalui titik
( 0,25)
- Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga
Y = X² + 25
0 = X2 + 25
Menggunakan rumus ABC dimana
0 = X2 + 25
a = 1 b = 0 c = 25

2 2
b b - 4ac - (0)  0 - 4(1)(25)
X 1,2  
2a 2(1)

0 0 - 100 0 - 100
X 1,2  
-2 -2
Akar dari bilangan negatif -100 imaginer (tidak
terdefinisikan) sehingga fungsi Y = X² + 25 tidak memotong
sumbu X

Y = X² + 25

Gambar 2.34. Fungsi kuadrat Y = X2 + 25

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Contoh Soal :
X = Y² - 2Y - 48

Pertanyaan :
Tentukan titik ekstrimnya dan gambarkan

Penyelesaian :
Diketahui a = 1 b = -2 c = -48

1. Mencari titik ekstrim


b -2 -2
Y   1
2a 2 1  2
2
b  4ac - 22  4(1)(-48) 4  192 196
X          49
4a 4(1) 4 4

Jadi titik ekstrimnya ( -49, 1)


Karena nilai a = 1 > 0 maka fungsi
tersebut merupakan fungsi minimum

2. Menggambar Fungsi Kuadrat


Untuk menggambar fungsi kuadrat,setelah mendapatkan titik
ekstrim diperlukan titik potong sumbu yaitu

- Titik potong sumbu X, Y = 0 sehingga


X = Y² - 2Y - 48
X = 02 – 2(0) - 48
X = - 48
Jadi titik potong sumbu X melalui titik
( -48, 0)

- Titik potong sumbu Y, X = 0 sehingga


X = Y² - 2Y - 48
0 = Y² - 2Y - 48
Menggunakan rumus ABC dimana
0 = Y² - 2Y - 48
a = 1 b = -2 c = - 48

2 2
b b - 4ac - (-2)  -2 - 4(1)(-48)
Y1,2  
2a 2(1)

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

2 4  192 2 196
Y1,2  
2 2
2  14 16
Y1    8  (8,0)
2 2
2  14 - 12
Y2    6  (-6,0)
2 2

Jadi titik potong sumbu X melalui titik (8,0) dan (-6,0)

X = Y² - 2Y - 48

Gambar 2.35. Fungsi kuadrat X = Y2 – 2Y - 48

LATIHAN-LATIHAN
Carilah titik ekstrim dari fungsi kuadrat berikut dan gambarkan grafik dari
masing-masing fungsi tersebut.
1. Y = X² + 15X – 100 21. 1/3X² - X – 18 + Y = 0
2. Y = -X² + 8X + 20 22. X² - 81 + Y = 0
3. Y = 2X² - 8X – 42 23. - ¼ X² + 10X +Y = 0
4. Y = X² + 8X – 48 24. X = Y² + Y - 12
5. Y = 30 + 7X – X² 25. X = -Y² + 5Y + 36
6. Y = ½ X² - 5X – 12 26. X = 225 – Y²
7. Y = -3X² - 21x + 54 27. X = Y² - 144

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

8. Y = 25X – 5X² 28. X = 4Y² - 36Y


9. Y = 4X² - 72X 29. X = 25 + Y²
10. Y = 5X² - 100 30. X = - 1/5Y² + 10Y + 100
11. Y -X² + 4X + 60 = 0 31. X = 625 – Y²
12. Y + X² - 4X – 32 = 0 32. X = 1/3Y² + 12Y – 48
13. Y – 3X² + 10X + 8 = 0 33. X = Y² - 9
14. Y – 30X + 3X² = 0 34. X = 2Y² + Y – 15
15. 2Y = 8X² + 64X – 160 35. X + Y² - Y = 56
16. Y = 4X² - 80 36. X – 2Y² = - 200
17. Y = 36 – X² 37. X = 3Y² - 27
18. Y = 49 – X² 38. X = 144 – Y²
19. Y = X² - 121 39. -5Y² + 23Y + X = - 10
20. Y = 30 + X² 40. -Y² = X - 3Y -18

Aplikasi Ekonomi Fungsi Kuadrat


1. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan
Pasar

Contoh Soal :
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang dinyatakan
dengan persamaan berikut :
Pd = 81 – Q2 dan Ps = 25 + Q2

Pertanyaan :
Tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar dan
gambarkan.

Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar
Pd = Ps
81 – Q2 = 25 + Q2
81 – 25 = Q2 + Q2
56 = 2Q2
Q2
= 28

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Q = ± 5,29 sehingga nilai Q diperoleh Q 1 = 5,29 dan Q2 = -5,29 (yang


digunakan Q = 5,29)
P = 25 + Q2 = 50 + 5,29² = 25+ 28 = 53
Jadi harga dan kuantitas keseimbangan pasar
adalah Q = 5,29 dan P = 53

Gambar Fungsi Permintaan


Pd = 81 – Q2 di mana a = -1; b = 0; c = 81

Titik ekstrim
- Q = -b/2a = -0/(2 x -1) = 0
- P = -(b2 – 4ac)/4a = -[02 – (4x-1x 81)]/(4 x -1) = -(324)/-4 = 81
Karena a = -1 < 0 maka fungsi permintaan
memiliki ekstrim maksimum yaitu pada titik
(0, 81)

Titik potong sumbu P, Q = 0


P = 81 - Q2 = 81 - 0² = 81
Jadi titik potong sumbu Q pada titik ( 0, 81
)

Titik potong sumbu Q, P = 0


P = 81 – Q2
0 = 81 – Q2
Q2 = 81
Q = ± 9
Q1 = 9 , Q2 = -9
Jadi titik potong sumbu P melewati titik
(9,0) dan (-9,0)

Gambar Fungsi Penawaran


Ps = 25 + Q2 a = 1 b = 0 c = 25

Titik ekstrim
- Q = -b/2a = -0/(2 x 1) = 0
- P = -(b2 – 4ac)/4a = -[02 – (4x1x 25)]/(4 x 1) = -(-100)/4 = 25

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Karena a = 1 > 0 maka fungsi penawaran


memiliki ekstrim mínimum dengan titik
ekstrim maksimumnya adalah (0,25)
Titik potong sumbu P, Q = 0
P = Q2 + 25 = 0² + 25 = 25
Jadi titik potong sumbu P adalah titik ( 0,
25 )

Titik potong sumbu Q, P = 0


P = Q2 + 25
0 = Q2 + 25
-25 = Q²
Q =  -25 imajiner
Jadi fungsi penawaran tidak memotong
sumbu Q

Gambar 2.33. Keseimbangan pasar fungsi kuadrat

2. Pengaruh pajak dan subsidi terhadap


keseimbangan pasar

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Pada prinsipnya, penyelasaian kasus pajak atau subsidi sama dengan


pembahasan pajak/subsidi pada fungsi linier yaitu :
Pajak barang mempengaruhi fungsi penawaran dan dampak dari
pajak akan menyebabkan harga pasar akan naik dan kuantitas
keseimbangan pasar akan turun. Mekanisme perhitungan pengaruh
pajak dan alokasi pajak sama seperti pembahasan pajak pada kasus
fungsi linier pada bagian sebelumnya.
Subsidi barang mempengaruh fungsi penawaran dan dampak dari
subsidi akan menyebabkan harga pasar akan turun dan kuantitas
keseimbangan pasar akan naik Mekanisme perhitungan pengaruh
subsidi dan alokasi subsidi sama seperti pembahasan subsidi pada
kasus fungsi linier seperti telah dijelaskan pada pembahasan fungsi
linier pada bagian sebelumnya.

Contoh Soal :
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang dinyatakan
dengan persamaan berikut Pd = 81 – Q2 dan Ps = 25 + Q2 dan
terhadap barang dikenakan pajak Rp 11/unit

Pertanyaan :
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak dan gambarkan.

Penyelesaian :
Dari pembahasan sebelumnya, keseimbangan pasar sebelum pajak
terjadi pada Q = 5,29 dan P = 53

Pajak perunit sebesar Rp 11 mempengaruhi fungsi penawararan


Pst = 25 + Q² + t
= 25 + Q² + 11
= 36 + Q²
Jadi fungsi penawaran setelah pajak
adalah Pst = 36 + Q²

Keseimbangan setelah pajak


Pd = Pst
81 - Q² = 36 +Q²
81 – 36 = Q² + Q²
45 = 2Q²
Q² = 22,5
Q = ± 4,74 (yang digunakan Qtx = 4,74)

P = 81 – Q²
= 81 – 4,74²

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

= 81 – 22,5
= 58,5
Jadi keseimbangan setelah pajak terjadi
pada saat Qtx = 4,74 dan Ptx = 58,5.
Jadi pajak menyebabkan kuantitas mengalami penurunan dari 5,29
menjadi 4,74 dan harga barang mengalami kenaikan dari 53
menjadi 58,5.

Gambar kondisi keseimbangan setelah pajak :


Gambar Fungsi Penawaran
Pst = 36 + Q2 a = 1 b = 0 c = 36

Titik ekstrim
- Q = -b/2a = -0/(2 x 1) = 0
- P = -(b2 – 4ac)/4a = -[02 – (4x1x 36)]/(4 x 1)
= -(-144)/4 = 36
Karena a = 1 > 0 maka fungsi penawaran
memiliki ekstrim
mínimum yaitu dengan titik ekstrim
minimumnya adalah (0,36)

Titik potong sumbu P, Q = 0


P = 36 + Q2 = 36 + 0² = 36
Jadi titik potong sumbu P pada titik ( 0,
36 )

Titik potong sumbu Q, P = 0


P = 36 + Q2
0 = 36 + Q2
-36 = Q²
Q =  -36 imajiner
Jadi fungsi penawaran tidak memotong
sumbu Q

Kurva permintaan dan penawaran sebelum pajak sudah dijelaskan


contoh soal sebelumnya, sehingga gambar keseimbangan baik
sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada gambar berikut ini.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.34. Keseimbangan pasar fungsi kuadrat sebelum


dan sesudah pajak

Contoh Soal :
Dengan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang dinyatakan
dengan persamaan berikut Pd = 81 – Q2 dan Ps = 25 + Q2 dan terhadap
barang diberikan subsidi sebesar Rp 9/unit

Pertanyaan :
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan sebelum dan sesudah
subsidi dan gambarkan.

Penyelesaian :
Dari pembahasan sebelumnya, keseimbangan pasar sebelum subsidi
terjadi pada Q = 5,29 dan P = 53

Subisdi perunit sebesar Rp 9 mempengaruhi fungsi penawararan


Pstr = 25 + Q² - tr
= 25 + Q² - 9
= 16 + Q²
Jadi fungsi penawaran setelah subsidi
adalah Pstr = 16 + Q²

Keseimbangan setelah subsidi


Pd = Pstr
81 - Q² = 16 +Q²
81 – 16 = Q² + Q²
65 = 2Q²
Q² = 32,5

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Q = ± 5,700 (yang digunakan Qtr = 5,7)

Ptr = 81 – Q²
= 81 – 5,7²
= 81 – 32,5
= 48,5
Jadi keseimbangan setelah subsidi terjadi
pada saat Qtr = 5,7 dan Ptr = 48,5.
Jadi subsidi menyebabkan kuantitas mengalami kenaikan dari 5,29
menjadi 5,7 dan harga barang mengalami penurunan dari 53 menjadi
48,5

Gambar kondisi keseimbangan setelah subsidi

Gambar Fungsi Penawaran


Pstr = 16 + Q2 a = 1 b = 0 c = 16

Titik ekstrim
- Q = -b/2a = -0/(2 x 1) = 0
- P = -(b2 – 4ac)/4a = -[02 – (4x1x 16)]/(4 x 1) = -(-64)/4 = 16
Karena a = 1 > 0 maka fungsi penawaran
memiliki ekstrim mínimum dengan titik
ekstrim mínimum (0,16)

Titik potong sumbu P, Q = 0


P = 16 + Q2 = 16 + 0² = 16
Jadi titik potong sumbu P terjadi pada titik
( 0, 16 )

Titik potong sumbu Q, P = 0


P = 16 + Q2
0 = 16 + Q2
-16 = Q²
Q =  -16 imajiner
Jadi fungsi penawaran tidak memotong
sumbu Q

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Kurva permintaan dan penawaran sebelum subsidi sudah dijelaskan


contoh soal sebelumnya, sehingga gambar keseimbangan baik
sebelum dan sesudah subsidi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.35. Keseimbangan pasar fungsi kuadrat sebelum


dan sesudah subsidi

3. Fungsi Kepuasan Total (Total Utility)

Tujuan akhir dari konsumen adalah memaksimumkan


kepuasannya melalui kegiatan konsumsi dari barang dan jasa yang
dilakukannya. Dengan asumsi konsumen hanya mengkonsumsi
satu jenis barang maka fungsi utilitas dinyatakan dengan
persamaan :

TU = f(X)
Dimana
TU = Total Utilitas
X = barang yang dikonsumsi

Dalam mengkonsumsi satu jenis barang berlaku apa yang disebut


dengan The law of diminishing marginal utility (hukum
pertambahan kepuasan yang semakin berkurang) yaitu kegiatan
mengkonsumsi suatu barang secara terus-menerus akan
memberikan tambahan utilitas yang semakin menurun sehingga
fungsi utilitas untuk satu macam barang merupakan fungsi kuadrat
seperti dinyatakan dalam gambar berikut :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.36. Fungsi utilitas

Permasalahan yang harus dicari solusinya adalah


menentukan berapa jumlah barang yang harus dikonsumsikan agar
kepuasan konsumen maksimum dan berapa besarnya kepuasan
maksimum yang diperoleh konsumen.

Contoh soal
Pola konsumsi seorang konsumen dinyatakan dengan persamaan
TU = 50X – X²
Dimana
TU = Total Utilitas
X = barang yang dikonsumsi

Pertanyaan :
a. Tentukan berapa besarnya barang yang harus
dikonsumsikan agar utilitas yang diperoleh konsumen
maksimum dan tentukan besarnya utilitas maksimum konsumen
tersebut.
b. Jelaskan permasalahan di atas dalam grafik.

Penyelesaian :
a. TU = 50X – X2 di mana a = -1; b = 50

Titik ekstrim
X = -b/2a = -50/(2 x -1) = -50/-2 = 25

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

TU = -(b2 – 4ac)/4a
= -[502 – (4 x -1 x 0)]/(4 x -1)
= -2500/-4
= 625
Karena a = -1 < 0 maka fungsi utilitas memiliki ekstrim
maksimum
Jadi agar TU maksimum, barang X yang
harus dikonsumsikan sebanyak 25 unit
dan besarnya TU maksimum konsumen
625 util.

b. Gambar
Titik ekstrim (25, 625)

Titik potong sumbu TU, X = 0


TU = 50X – X2 = 50(0) – 02 = 0 (0,0)
Jadi titik potong sumbu P melewati titik
(0,0).

Titik potong sumbu X, TU = 0


TU = 50X – X2
0 = 50X – X2
0 = (50 – X) X
X1 = 0
X2 = 50
Jadi titik potong sumbu X melewati titik
(50,0) dan (0,0).

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.37. Fungsi utilitas TU = 50X – X2

4. Fungsi Penerimaan Total (TR)

Jika fungsi permintaan merupakan fungsi linier dimana fungsi


permintaan berslope negatif seperti ditunjukkan dengan persamaan
:
P = a – bQ
Maka fungsi penerimaan total (Total Revenue) dinyatakan dengan :
TR = P.Q = (a – bQ)Q = aQ – bQ²

Permasalahan yang harus dicari solusinya adalah


menentukan berapa jumlah barang yang harus dijual dan besarnya
harga jual agar penerimaan total maksimum dan berapa besarnya
penerimaan total maksimum tersebut ?

Contoh Soal :
Jika diketahui fungsi permintaan Q = 40 – 0,25P

Pertanyaan :
a. Tentukan jumlah barang yang harus dijual serta besarnya harga
jual agar total penerimaan produsen maksimum dan hitung
besarnya total penerimaan maksimum tersebut.
b. Jelaskan permasalahan di atas dalam grafik.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Penyelesaian :
a. Fungsi TR dinyatakan dengan TR = f(Q) sehingga fungsi permintaan
harus dirubah dalam bentuk P = f(Q)
Q = 40 – 0,25P
0,25P = 40 – Q
P = 160 – 4Q

TR = P.Q
= (160 – 4Q)Q
TR = 160Q – 4Q2 di mana a = -4; b = 160; c = 0

Titik ekstrim
Q = -b/2a = -160/(2 x -4) = -160/-8 = 20
TR = -(b2 – 4ac)/4a
= -[1602 – (4 x -4 x 0)]/(4 x -4)
= -25600/-16 = 1600
Karena a = -4 < 0 maka fungsi total penerimaan memiliki ekstrim
maksimum
P = 160 – 4Q
= 160 – 4(20) = 160 – 80 = 80
Jadi agar TR maksimum, jumlah barang
yang harus dijual (Q) = 20 unit,
besarnya harga jual (P) = 80 dan besarnya
TR maksimum 1600.

b. Gambar
Titik ekstrim (20, 1600)
Titik potong sumbu TR, Q = 0
TR = 160Q – 4Q2 = 160(0) – 2(0)2 = 0 (0,0)
Jadi titik potong sumbu TR melewati titik
(0,0).

Titik potong sumbu Q,TR = 0


TR = 160Q – 4Q2
0 = 160Q - 4Q2
0 = (160 – 4Q) Q
Q1 = 0

160 – 4Q = 0
4Q = 160  Q2 = 160/4 = 40

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Jadi titik potong sumbu Q melewati titik


(40,0) dan (0,0).

Gambar 2.38. Fungsi utilitas TR = 160Q – 4Q2

LATIHAN-LATIHAN
1. Dengan fungsi permintaan dan penawaran yang dinyatakan dengan
fungsi sebagai berikut :
Permintaan : Pd = 225 – Q2
Penawaran : Ps = 64 + Q2
Pertanyaan :
a. Tentukan besarnya harga dan kuantitas keseimbangan pasar.
b. Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 17/unit, tentukan
harga dan kuantitas keseimbangan pasar setelah pajak.
c. Hitung besarnya pajak yang ditanggung konsumen dan produsen
serta total pajak yang diterima pemerintah.
d. Jelaskan persoalan di atas dalam grafik.

2. Ketika harga di pasar Rp 10/unit, tidak ada satu orangpun produsen


yang mau menawarkan barangnya dipasar. Naiknya harga menjadi Rp
20/unit menyebabkan kesediaan produsen menawarkan barang di
pasar sebesar 20 unit. Dengan fungsi permintaan P = 144 – Q²
a. Tentukan berapa harga dan kuantitas keseimbangan pasar

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

b. Jika terhadap barang diberikan subsidi sebesar Rp 5/unit,


bagaimana harga dan kuantitas keseimbangan pasar setelah
seubsidi.
c. Hitung besarnya subsidi yang diterima konsumen dan produsen
serta total subsidi yang diberikan pemerintah.
d. Jelaskan permasalahan di atas dalam grafik.

3. Fungsi kepuasan konsumen dari kegiatan mengkonsumsi satu jenis


barang ditunjukkan dengan persamaan
TU = 40X – 2X²
a. Tentukan berapa jumlah barang yang harus dikonsumsikan agar
utilitas konsumen maksimum dan hitung besarnya utilitas
maksimum yang diperoleh konsumen .
b. Tentukan besarnya utilitas konsumen jika barang dikonsumsi
sebanyak 4, 8, 12 dan 16 unit
c. Jika konsumen menginginkan utilitas sebesar 150 util, berapa
jumlah barang yang harus dikonsumsikan untuk memperoleh
utilitas tersebut.
d. Gambarkan kondisi utilitas maksimum produsen tersebut dalam
grafik.

4. Perilaku konsumen terhadap permintaan suatu barang menunjukkan


ketika harga barang sebesar Rp 10/unit jumlah barang yang diminta
konsumen sebanyak 40 unit. Kenaikan harga barang sebesar
Rp 10/unit menyebabkan terjadi penurunan jumlah barang yang
diminta sebesar 30 unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan bagaimana fungsi permintaan dan penerimaan totalnya
b. Hitung besarnya harga dan kuantitas yang menghasilkan
penerimaan total maksimum bagi produsen dan tentukan
besarnya penerimaan total maksimum produsen tersebut.
c. Jelaskan kondisi di atas dalam grafik.

5. Dari fungsi permintaan berikut ini, carilah fungsi penerimaan totalnya


dan hitung besarnya kuantitas, harga yang menghasilkan penerimaan
total maksimum dan hitung besarnya penerimaan total maksimum
tersebut.
a. Q = 50 – 5P
b. Q = 20 – 0,5P
c. Q = 200 – 10P
d. P = 40 – 0,25Q
e. P = 15 – ¼ Q

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

2.3.3.2. FUNGSI KUBIK

Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga adalah fungsi yang memiliki
pangkat tertinggi dari variabelnya sebesar 3. Secara matematik, fungsi
kubik dinyatakan dengan
Y = a + bX + cX² + dX3
dimana d ≠ 0
Sebuah fungsi kubik di dalam penggambarannya dapat memiliki
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Mempunyai sebuah titik belok (inflection point) yaitu titik peralihan
bentuk kurva dari cekung ke cembung atau sebaliknya dari cembung
ke cekung. Dalam kasus ini tidak ada nilai maksimum dan nilai
minimum seperti ditunjukkan dengan gambar berikut ini :

Gambar 2.39.a. Fungsi kubik

b. Mempunyai sebuah titik belok (inflection point) yaitu titik peralihan


bentuk kurva dari cekung ke cembung dan memiliki titik esktrim
seperti ditunjukkan dengan gambar berikut.

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.39.b. Fungsi kubik


Contoh Soal :
Dengan fungsi Y = -1/3X3 + 10X2 + 300X

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi kubik tersebut

Penyelesaian :
Langkah-langkah penyelesaian :
Buatlah tabel dengan memisalkan beberapa nilai X dan
memasukkan ke persamaan Y = -1/3X 3 + 10X2 + 300X seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :
X Y
0 0,00
5 1708,33
10 3666,67
15 5625,00
20 7333,33
25 8541,67
30 9000,00
35 8458,33

Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara X dan Y


dimana sumbu horizontal menyatakan nilai X dan sumbu vertikal
menyatakan nilai Y

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.40. Fungsi kubik Y = -1/3X3 + 10X2 + 300X

Pembahasan mengenai fungsi kubik baik dari aspek menentukan


titik ekstrim maupun penggambarannya dijelaskan pada bab
mengenai deferensial

2.3.3.3. FUNGSI EKSPONENSIAL

Fungsi eksponensial merupakan fungsi dari suatu konstanta


berpangkat variabel bebas dimana secara matematik dinaytakan
dengan persamaan
Y = ax
dimana a > 0
Sebuah fungsi eksponensial di dalam penggambarannya dapat memiliki
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Kurva terletak pada kuadran I pada sistem koordinat jika nilai
0<n<1 dimana kurva bergerak menurun dari kiri atas ke kanan
bawah serta asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu
y pada (0,1) seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gambar 2.41. Fungsi eksponensial dimana 0<n<1

b. Kurva terletak pada kuadran II pada sistem koordinat jika nilai n>1
dimana kurva bergerak menaik dari kiri bawah ke kanan atas dan
asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu y pada (0, 1)
seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Gambar 2.42. Fungsi eksponensial dimana n>1

Contoh soal :
Jika diketahui fungsi Y = 2X

Pertanyaan :
Gambarkan fungsi tersebut?

Penyelesaian :
Grafik untuk fungsi tersebut dapat diperoleh dengan memisalkan nilai
X pada fungsi tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

X -3 -2 -1 0 1 2 3

f(X) 1/8 ¼ ½ 1 2 4 8

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

Gam
bar 2.43. Fungsi eksponensial Y = 2x

Aplikasi Fungsi Pangkat dalam Ilmu Ekonomi


1. Bunga Majemuk
Nilai uang berbeda dalam kaitannya dengan waktu di mana yang
membedakan tersebut adalah harga dari penggunaan uang yang
dikenal dengan sebutan suku bunga (i).
Dari segi perhitungannya, suku bunga dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Suku bunga tunggal (single interest)
Yaitu bunga yang perhitungannya didasarkan pada nilai awal
(principal).
2. Suku bunga majemuk (Compound interest)
Yaitu bunga yang perhitungannya didasarkan pada saldo akhir
(prinsip bunga berbunga).
Aplikasi dari fungsi eksponensial berkaitan dengan masalah bunga
majemuk di mana nilai uang yang akan datang (Future Value)
dinyatakan dengan :
Pn = P0 (1 + i)n
Dimana
P0 = Present value (nilai sekarang)
Pn = Future value (nilai yang akan datang)
i = Bunga majemuk/tahun
n = Lamanya periode waktu
Dalam praktek pembayaran bunga majemuk bisa dilakukan tidak
setahun sekali sehingga formulasi perhitungan Future Value menjadi :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Pnm = P0 (1 + i / m)nm
Di mana
m = banyaknya periode pembayaran dalam satu tahun misal
semesteran maka pembayarannya setahun 2 kali (m = 2)
kuartalan maka pembayarannya setahun (m = 4)
bulanan maka pembayarannya setahun 12 kali (m = 12)

Contoh Soal :
Pak Anggiat mendepositokan uangnya sebesar Rp 50 juta selama 3
tahun dengan suku bunga majemuk sebesar 10% per tahun.

Pertanyaan :
Berapa besarnya jumah uang setelah 3 tahun jika bunga dibayar
(i) Tahunan
(ii) Semesteran
(iii) Kuartalan
(iv) Bulanan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas berikan kesimpulan umumnya.

Penyelesaian :
Diketahui :
P0 = Rp 50 juta
n =3
i = 10% = 0,1

(i) Bunga dibayar tahunan


P3 = P0 (1 + i)3
= 50 (1 + 0,1)3
= 50 (1,1)3
= 50 (1,331)
= Rp 66,55 juta

(ii) Bunga dibayar semesteran (m = 2)


P3.2 = P0 (1 + i/2)3.2
P6 = 50 (1 + 0.1/2)6
= 50 (1.05)6 = 50(1,340096)
= Rp 67,00478 juta

(iii) Bunga dibayar kuartalan (m = 4)


P3.4 = P0 (1 + i/4)3.4
P12 = 50 (1 + 0.1/4)12
= 50 (1.025)12 = 50(1,344889)

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

= Rp 67,24444 juta

(iv) Bunga dibayar bulanan (m = 12)


P3.12 = P0 (1 + i/12)3.12
P36 = 50 (1 + 0.1/12)36
= 50 (1.008333)36 = 50(1,348182)
= Rp 67,40909 juta

Kesimpulan :
Semakin banyak frekuensi pembayaran dalam satu periode (satu
tahun) dengan suku bunga yang sama akan meghasilkan bunga yang
lebih besar jika perhitungan bunga yang dilakukan adalah bunga
majemuk.

2. Model Pertumbuhan
Secara umum model pertumbuhan dari suatu variabel dinyatakan
dengan
Nt = N1 Rt-1 dimana R = 1+r

Contoh Soal :
Besarnya Gross Domestic Bruto (GDP) negara ARAGUA pada tahun
2000 dengan berdasarkan harga konstan tahun 1995 sebesar Rp 15.250
milyar. Jika selama periode 2000-2007 perekonomian mengalami
pertumbuhan rata-rata pertahun 7% pertahun

Pertanyaan :
berapa besarnya GDP pada tahun 2007 ?

Penyelesaian :
N1 = 15.250
R = 1 + r = 1 + 0,07 = 1,07
t = 8
N8 = N1 R8-1
N8 = 15.250 (1,07)7
= 15.250 (1,605781476)
= 24.488,167 milyar
Jadi besarnya GDP pada tahun 2007 sebesar
Rp 24.488,167 milyar
Contoh soal :

139
BAB 2 [FUNGSI DAN APLIKASINYA]

Jumlah pendudukan propinsi Ningsia pada tahun 1995 sebesar 22 juta


orang. Jika pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun sebesar 2,5%

Pertanyaan :
Hitung estimasi jumlah penduduk propinsi Ningsia pada tahun 2010?

Penyelesaian :
N1 = 22 juta
R = 1 + r = 1 + 0,025 = 1,025
t = 16

N16 = N1 R16-1
N16 = 22 (1,025)15
= 15.250 (1,448298167)
= 31,8625 juta
Jadi jumlah penduduk pada tahun 2010 diestimasi sebesar 31,8625 juta
orang.

LATIHAN-LATIHAN
1. Pascal menabung uangnya sebanyak Rp 10 juta selama 5 tahun.
Tentukan jumlah uang setelah 5 tahun jika suku bunga majemuk yang
diberikan bank adalah 18% per tahun dan bunga dibayar :
a. Tahunan
b. Semesteran
c. Kuartalan
d. Bulanan

2. Empat tahun yang akan datang Garda membutuhkan uang sebesar Rp


25 juta untuk keperluan biaya sekolah di Perguruan Tinggi. Jika
diasumsikan bahwa suku bunga majemuk yang berlaku di pasar
adalah 24% per tahun, tentukan jumlah uang yang harus ditabung saat
ini jika bunga dibayar :
a. Tahunan
b. Semesteran
c. Kuartalan
d. Bulanan

3. Dengan jumlah uang sebesar Rp 5 juta, Jossy menginginkan tiga tahun


yang akan datang meningkat menjadi Rp 7,5 juta. Tentukan berapa
suku bunga harus diberikan kepada Jossy agar keinginannya tersebut
terpenuhi jika bunga dibayar :
a. Tahunan

138
[FUNGSI DAN APLIKASINYA] BAB 2

b. Semesteran
c. Kuartalan
d. Bulanan

4. Tentukan berapa suku bunga harus diberikan jika uang Nadia saat ini
sebesar Rp 2 juta ingin tumbuh menjadi Rp 4 juta dua tahun yang akan
datang dan bunga dibayar tahunan.

5. Uang sebesar Rp 200 juta akan diinvestasikan dan diharapkan tumbuh


menjadi Rp 300 juta. Dengan besarnya tingkat pengembalian (rate of
return) 15%/tahun, berapa lama uang tersebut harus diinvestasikan

6. Jumlah pendudukan Kabupaten ”ANDALAH” pada tahun 2001 sebesar


5 juta orang. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun 3%,
tentukan berapa jumlah penduduk kabupaten Andalah pada tahun
2009

7. Jumlah penduduk kota ”M” saat ini sebanyak 12,5 juta jiwa, sementara
lima tahun yang lalu jumlahnya masih 10 juta jiwa. Tentukan berapa
pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun dari kota M tersebut.

8. Tentukan berapa besarnya PDRB Kabupaten MAKAUSA pada tahun


2010 jika rata-rata pertumbuhan PDRB pertahunnya 6% sementara
besarnya PDRB pada tahun 2000 dengan harga konstan tahun 2000
adalah Rp 20.250 milyar

9. Tentukan berapa pertumbuhan rata-rata pertahun jika GDP tahun


2001 sebesar Rp 8.250 milyar diharapkan tumbuh menjadi Rp
12.000 milyar pada tahun 2009 ?

10. Tentukan pada tahun berapa jumlah penduduk tahun 1998 sebanyak 5
juta orang akan menjadi 7,5 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk pertahunnya sebesar 4%.

139

Anda mungkin juga menyukai