Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“FUNGSI LINEAR DAN NON LINEAR”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Matematika Ekonomi

DOSEN PEMBIMBING

NUR HASANAH NASUTION M.Si

DISUSUN OLEH :

1. Rizky Rahalim (23080014)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL

PRODI EKONOMI SYARIAH (ES)

2024
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpah rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah Matematika
Ekonomi ini tentang: “ Fungsi Linear Dan Non Linier.”

Adapun makalah ini, telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekuranggan baik dari
segi penyusun bahasa maupun yang lain.Oleh karena itu, kritikan dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Khususnya dari dosen mata kuliah
“Matematika Ekonomi”

Dan kami harapkan,Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang


mendalam bagi pembaca dan bagi kami juga, dan dapat meningkatkan ilmu penggetahuan
kita bersama.

Mandailing Natal,2024

Penyusunan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 RUMUSAN MASALAH 3
1.3 TUJUAN PENULIS 3

BAB II FUNGSI-LINEAR 4
A. Pengertian Fungsi Linier 4
B. Penggunaan Fungsi Linear dalam Ekonomi 5
C. Penerapan Fungsi Linier Pada Pajak 10

FUNGSI NON-LINEAR 13
A.FUNGSI KUADRAT 13
B. FUNGSI KUBIK 20
C.PENERAPAN EKONOMI 20
BAB III KESIMPULAN 32
A.KESIMPULAN 32
3.2 DAFTAR PUSTAKA 32

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Fungsi linear adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan oleh ahli
ekonomi dan bisnis dalam menganalisis dan memecahkan masalah – masalah
ekonom i
Pemahaman akan fungsi non linier dalam mempelajari ilmu ekonomi tak
kalah pentingnya dengan pemahaman akan fungsi linier. Meskipun banyak
hubungan antar variabel ekonomi cukup dapat diterapkan dengan model linier,
namun tidak sedikit pula yang lebih realistis dan rasional ditelaah dengan model
non-linier. Bahkan sebagian dari model ekonomi linier yang ada sesungguhnya
merupakan penyerderhanaan dari hubungan-hubungan yang non linier..

B.Rumus Masalah
Berdasarkan dari latar balakang diatas, seterusnya rumusan masalah di usulkan
dengan pertanyaan berikut:

1.Apa itu fungsi linear?

2.Bagaimanakah penerapan fungsi linear terhadap suatu kasus?

3.Apa sajakah bagian-bagian dari fungsi non-linear?

4.Apa sajakah pembahasan dalam fungsi non-linear?

5.Bagaimanakah penerapan fungsi non-linear terhadap suatu kasus?

BAB II
FUNGSI LINEAR

3
A. Pengertian Fungsi Linier
Fungsi Linier adalah fungsi Polinom yang variabel bebasnya memiliki pangkat paling
tinggi adalah satu. Dikatakan fungsi linier apabila variabel xdan y dalam persamaan tersebut
mempunyai pangkat satu (sehingga x1= x ) dan y1= y). Oleh karena itu fungsi linier sering disebut
dengan persamaan garis lurus (pgl) dengan bentuk umumnya adalah sebagai barikut: Bentuk
umum fungsi linier 2 variabel (x & y) y = a0 + a1x Dimana :
a0 konstanta, nilainya positif, negatif, atau nol a1 koefisien,
nilainya positif, negatif, atau nol Contoh : y = 4 + 2x

f : x → mx + c atau f(x) = mx + c atau y = mx + c

• m adalah gradien / kemiringan / kecondongan = 2


• c adalah konstanta = 4 Contoh lain fungsi linier:
y =2x+5 y=-3x+2
Didalam menyelesaikan persoalan fungsi linier ada dua cara yang perlu diketahui, yaitu:
1. Membuat kurva fungsi linier
Adapaun cara membuat kurva liner antaralain:

a. Dengan cara sederhana (curve traicing process)


Yaitu dengan menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai
variabel bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh nilai
y. Misalkan : y = 4 + 2x

X -2 -1 0 1 2

y 0 2 4 6 8

Lalu titik-titik dalam tabel tersebut ditandai dan dihubungkan menghasilkan garis seperti
dalam kurva berikut ini:

4
b. Dengan cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting) Yaitu dengan mencari titik
potong untuk sumbu x dan juga sumbu y.
Langkah-langkah membuat grafik fungsi linier dengan cara matematis:

• Tentukan titik potong dengan sumbu x, y = 0 diperoleh koordinat


A( x1, 0)

• Tentukan titik potong dengan sumbu y, x = 0 diperoleh koordinat B( 0, y1)


• Hubungkan dua titik A dan B sehingga terbentuk garis lurus.
B. Penggunaan Fungsi Linear dalam Ekonomi
Penerapan suatu fungsi dalam ekonomi sangatlah banyak entah itu fungsi linier maupun
non-linier. Fungsi linier sering dijumpai dalam suatu analisa yang membutuhkan suatu kurva.
Oleh karena itu materi fungsi khususnya fungsi linier wajib untuk dikuasai. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapan fungsi linier di bidang ekonomi:
1. Penerapan Fungsi Linier Pada Fungsi Permintaan (Demand
Function)
Fungsi Permintaan menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang
yang diminta oleh konsumen dengan anggapan bahwa faktor-faktor lain tetap (ceteris
paribus), yaitu selera tetap, pendapatan tetap dan harga barang-barang lain tetap, maka ini
menandakan bahwa apabila harga turun jumlah barang yang diminta oleh konsumen naik,
demikian pula sebaliknya.

5
1. Pada saat harga turun P1 ke P2, maka permintaan naik dari Q1 ke Q2
2. Pada saat harga naik P1 ke P3, maka per mintaan turun dari Q1 ke
Q3

Bentuk Umum Fungsi Permintaan :

Q = a – bP atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable
Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum
permintaan yaitu apabila harga naikl jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga
turun jumlah yang diminta akan bertambah.
Contoh:

1. Diketahui bahwa permintaan suatu barang apabila harga jualnya Rp 160 jumlah barang
yang diminta konsumen sebanyak 20 buah, sedangkan apabila harga jualnya diturunkan
menjadi Rp. 120, maka jumlah barang yang diminta sebanyak 40 buah. Tentukan :
a) bagaimanakah fungsi permintaannya ?
b) apabila barang tersebut dibagi secara gratiskepada konsumen, berapa jumlah barang
tersebut yang diminta ?
c) berapa harga maksimum barang tersebut sehingga tidak ada yang membelinya?
Penyelesaian :
a) dik : P1 = 160 ; P2 = 120 ; Q1 = 20 ; Q2 = 40

6
b) apabila dibagi secara gratis, maka P = 0
P = -2Q + 200

0 = -2Q + 200

2Q = 200

Q = 100

c) apabila barang tersebut tidak ada yang membeli (Q = 0) maka harga maksimum :
P = -2Q + 200

P = -2 (0) + 200

P = 200

Harga max Rp. 200

7
2. Penerapan Fungsi Linier Pada Fungsi Penawaran (Supply Function)
Fungsi Penawaran menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan kepada konsumen, dengan anggapan faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus).
Maka apabila tingkat harga meningkat, jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian
pula sebaliknya.

1. Pa → Pc : Jumlah barang yang ditawarkan naik Qa → Qc


2. Pa → Pb : Jumlah barang yang ditawarkan turun Qa → Qb

Bentuk Umum :

Q = -a + bP atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q
(quantity, jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini mencerminkan,
hukum penawaran yaitu apabila harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan
apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang.
Contoh :

1. Sebuah perusahaan konveksi menjual salah satu produknya sebanyak 500 unit dengan
harga Rp 1000 perunit. Apabila harganya naik menjadi Rp. 1.200 perunit, maka jumlah
barang yang ditawarkan menjadi 900 unit. Tentukan bagaimana fungsi penawarannya?
Penyelesaian :

Persamaan fungsi penawaran. dik : P1 = 1000 ; P2 = 1200 ; Q1 =


500 ; Q2 = 900

8
3.Penerapan Fungsi Linier Pada Market Equilibrium (Keseimbangan Pasar)
Pasar suatu jenis barang dikatakan berada dalam keseimbangan apabila jumlah
barang yang diminta dipasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara
matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh persamaan :
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium)
apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.

Syarat Keseimbangan Pasar :

Qd = Qs

Qd = jumlah permintaan

Qs = jumlah penawaran

E = titik keseimbangan Pe = harga


keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 – 5P dan fungsi penawarannya
adalah Qs= – 4 + 9P
a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
b. Tunjukkan secara geometri !

9
Jawab :

a.) Keseimbangan pasar :

Qd = Qs

10 – 5 P = – 4 + 9P

14P = 14

P = 1 ≡ Pe
Q = 10 – 5P
Q = 5 ≡ Qe

b.) Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )

C. Penerapan Fungsi Linier Pada Pajak


Pajak adalah jenis pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap produsen/penjual
sehingga beban pajak akan menambah besarnya biaya yang harus dipikul oleh
produsen/penjual. Akibatnya harga yang ditawarkan akan naik, kenaikannya sebesar pajak
yang dibebankan. Ada dua macam pajak, antara lain:
1.Pajak Perunit
Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang yang besarnya tetap
untuk setiap unit barang.

Fungsi sebelum pajak : FS → P = aQ + b

Fungsi setelah pajak : FSt → P = (aQ + b) + t

• Pajak yang ditanggung konsumen: (Pt – P) Qt

10
• Pajak yang ditanggung produsen: (Qt .t)- (Pt – P) Qt

• Pajak yang diterima pemerintah: Qt.t


Contoh: Fungsipermintaanditunjukkandengan P = 50–2Q,
danfungsipenawaranditunjukkandengan P = -30 + 2 Q.
TerhadapbarangtersebutdikenakanpajaksebesarRp 10,00 per unit.
TentukanTitikkeseimbanganpasarsetelahpajak. Pembahasan:
Penawaransesudahpajak: P = -30 + 2 Q + 10 P = - 20 + 2 Q
Sedangkanpersamaanpermintaantetap.
Keseimbanganpasarsetelahpajak

Pd = Ps

50 – 2Q = -20 + 2 Q -4 Q = -70
Q = 17,5

Jika Q = 17,5maka P = 50 – 2 (17,5)

P = 15

Jadikeseimbangansetelahpajakadalah P = 15 dan Q = 17,5

2.. Penerapan Fungsi Linier pada Subsidi


Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, pengaruhnya terhadap keseimbangan
pasar berbalikan dengan pengaruh pajak. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi rendah. Dengan adanya
subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga bersedia menjual
lebih murah.

Fungsi sebelum subsidi : FS → P = aQ + b

Fungsi setelah subsidi : FSs → P = aQ + b – S

11
3.SubsidiPer Unit

• Subsidi per unit diberilambang “s”, apabilapemerintahmemberikansubsidisebesar s per


unit barangpadasuatuperusahaan,
makabebanprodusenakanberkurangsehinggahargadapatditurunkan.
• Permintaanpembelihanyatergantungdarihargasaja, sehinggafungsipermintaannyatetap.
Sedangkanpenjual/produsenakanmenyesuaikanfungsipenawarannya,
sehinggafungsipenawarannyaberubah.
Secaramatematisdapatdirumuskansebagaiberikut:

Fungsipenawaransebelumsubsidi: P = f(Q)

Fungsipenawaransetelahsubsidi: P1 = f(Q)-s

• Karenaharga per unit turun, makahargakeseimbanganpasar yang


barumenjadilebihrendahdarisemula,
sedangkanjumlah/kuantitaskeseimbanganpasarmenjadilebihtinggi.
Iniberartigrafikfungsipenawaranbergeserkebawahsejauh s per unit,
dangrafikfungsipermintaannyatetap.

Contoh: Fungsipermintaanditunjukkandengan P = 50 – 2Q,


danfungsipenawaranditunjukkandengan P = -30 + 2 Q.
TerhadapbarangtersebutPemeintahmemberisubsidiRp 10,00 per unit.

TentukanTitikkeseimbanganpasarsetelahsubsidi?

Pembahasan:
Penawarantanpasubsidi: P = -30 + 2 Q

Penawarandengansubsidi: P = -30 + 2 Q – 10

P = -40 + 2 Q Karenapersamaanpermintaannyatetap,
makakeseimbangansetelahsubsidiadalah
50 – 2Q = -40 + 2 Q

-4 Q = -90

Q = 22,5 Jika Q = 22,5


maka P = 50 – 2 (22,5) = 5 Jadi keseimbangan setelah subsidi adalah: P = 5 dan
Q = 22,5

12
FUNGSI NON-LINEAR

A Fungsi Kuadrat
Fungsi Kuadart adalah fungsi yang mempunyai pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat dua.
Gambar fungsi kuadrat bisa berupa :
- Lingkaran
- Elips
- Parabola
- Hiperbola
Tetapi dalam penerapan ekonomi, yang paling sering digunakan adalah fungsi kuadrat
yang berbentuk PARABOLA.
1.Persamaan Kuadrat

Mengingat pangkat dua dalam suatu persamaan kuadrat sesungguhnya dapat terletak
pada baik variabel x maupun variabel y bahkan pada suku xy, maka bentuk yang lebih umum
dari bentuk persamaan kuadrat adalah

ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0

Sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka:


P = 0 dan a = b ≠ 0 → Bentuk kurva lingkaran
P2 – 4ab < 0 ; a ≠ b dan tanda sama → Bentuk kurva elips
P2 – 4ab > 0 ; a ≠ b dan tanda berlawanan → Bentuk kurva hiperbola
P2 – 4ab = 0 → Bentuk kurva parabola

Abila P = 0, dengan kata lain dalam persamaan kuadrat tersebut tidal terdapat suku bentuk
yang lebih umum tadi berkurang menjadi:

ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a/b ≠ 0

Sebuah fungsi kuadrat jika mempunyai ciri-ciri berikut ini maka:


Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
Jika a ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips

13
Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola
Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola.

2. LINGKARAN
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah
titik tertentu yang disebut pusat.
Bentuk umum persamaan lingkaran :
aX2+bY2+cX+dY+e=0

Lalu ubah bentuk persamaan menjadi (X–i)2+(Y–j)2=r2

r = √
Dimana :
c
i = −2 a ;
d
j = −2 a dan
( i +j − )
2 2e
a
Maka i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu Y
J = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu X
R = jari-jari lingkaran

Lingkaran bisa digambarkan jika nilai r 2 > 0


Titik potong lingkaran pada sumbu koordinat dapat dicari dengan memisalkan masing-
masing X = 0 dan Y = 0 secara bergantian.
Jika i > r  lingkaran tidak memotong sumbu Y
j > r  lingkaran tidak memotong sumbu X

Contoh :
3 X 2 + 3 Y 2 – 24 X – 18 Y = 33 :3
X 2 + Y 2 – 8 X – 6 Y = 11

c −8 d −6
i = −2 a = −2 (1 ) = 4 j = −2 a = −2 (1 ) = 3

dan r = √ a =√
( i + j − ) ( 4 +3 −
2 e
2
1 ) = √ 36 = 6
−11 2 2

jadi lingkaran tersebut mempunyai titik pusat pada sumbu koordinat


( 4 ; 3 ) dengan jari-jari lingkaran = 6

14
7,47 2 2
3X + 3Y - 24X – 18Y = 33
r =6

(4,3)
i=4
j=3
X
-1,19 0 9,19
-1,47

3.ELIPS
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua fokus
selalu konstan. Elips mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang
panjang disebut Sumbu Mayor. Dan yang pendek disebut Sumbu Minor. Titik potong antara
kedua sumbu elips tersebut merupakan pusat elips ybs.

Bentuk Umum Persamaan Elips :

aX2+bY2+cX+dY+e=0

dimana : a tandanya sama dengan b tetapi nilai a ¿ b

Pusat dan jari-jari elips dirumuskan sebagai berikut :


( X −i )2 ( Y − j )2
+ =1
r 2 r 2
1 2 jika r1 = r2 maka akan menjadi lingkaran.

Contoh :
Tentukan pusat , jari-jari dan perpotongan kurva elips dengan masing-masing sumbu
koordinatnya ( sumbu X dan Y ) dari persamaan elips berikut :

8 X 2 + 2 Y 2 - 32 X - 12 Y + 18 = 0 : 2
4 X 2 + Y 2 - 16 X - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + Y 2 - 6 Y = - 9
4 X 2 - 16 X + k1 + Y 2 - 6 Y + k2 = - 9 + k1 + k2

15
(4 X 2 - 16 X + 16) + (Y 2 - 6 Y + 9) = - 9 + 16 + 9
4 (X – 2) 2 + (Y – 3) 2 = 16 : 16

( X −2)2 (Y −3 )2 ( X −2)2 (Y −3 )2
4 + 16 =1  22 + 42 = 1

Dengan demikian : i=2 dan j = 3 r1 = 2 dan r2 = 4


Berarti : pusat elips ada pada titik ( 2 ; 3 )
Karena r1 < r2 maka sumbu mayor elips // sumbu vertikal Y
r1 adalah jari-jari pendek dan r2 adalah jari-jari panjang

Hitunglah : pada titik koordinat berapakah terjadi perpotongan kurva elips dengan sumbu X
dan sumbu Y.

y 8x2+2y2+32x-12y+18=0
7

2,3
3

x
-1 3,32
0,68

4.HIPERBOLA
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan. Hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan
sepasang asimtot. Perpotongan antara sumbu-sumbu simetri (antara asimtot-asimtot)
merupakan pusat hiperbola.

Bentuk umum persamaan hiperbola :

a X 2 + b Y 2 + c X + d Y + e = 0 ; dimana a dan b berlawanan tanda

16
Pusat hiperbola dapat dicari dengan cara :

( X −i)2 (Y − j)2
− =1
m2 n2 dimana sumbu lintang // sumbu X

( X −i)2 (Y − j)2
− =1
atau n2 m2 dimana sumbu lintang // sumbu Y

dimana ( i , j ) adalah koordinat titik pusat hiperbola

Jika nilai m = n maka asimtotnya akan saling tegak lurus, dan sumbu lintangnya tidak lagi
sejajar salah satu sumbu koordinat, dan hiperbolanya disebut hiperbola sama sisi.

5.PARABOLA
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik
fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap parabola mempunyai sebuah
sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.

y y y y

x x x x
a<0 a>0 a<0 a>0

Persamaan parabola :

y = a X 2 + b X + c jika sumbu simetri // sumbu vertikal (sumbu y)


X = a Y 2 + b Y + c jika sumbu simetri // sumbu horisontal (sumbu x)

X Y

( −b b 2−4 ac
Titik Ekstrim : 2 a
;
−4 a )
Jarak titik ekstrim ↓ ↓ Jarak titik ekstrim
Pada sumbu Y pada sumbu X

17
Contoh : Tentukan titik ekstrim dan perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat (sumbu
x dan y) dari parabola berikut :
Y=-X2+6X–2

Sumbu simetri sejajar sumbu Y


Karena nilai a = - 1 < 0 ; maka parabolanya menghadap ke bawah.
Titik ekstrimnya terletak di atas atau titik maksimum, dengan titik
koordinat :

( −b b 2−4 ac
;
2 a −4 a = 2(−1)
;) (
−6 62 −4 (−1)(−2) −6 36−8
−4 (−1 ) = −2
;
4 =(3,7))( )
Perpotongan dengan sumbu Y terjadi pada saat X = 0  Y = - 2

Perpotongan dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0 

0=-X2+6X–2

Dengan menggunakan rumus a b c diperoleh

X1 = 5,65 dan X2 = 0,35

y
(3,7)
7

y = -x2 + 6x - 22

x=3 sumbu simetri

x
0 0,35 3 5,65

-2

Latihan : Pada Buku Dumairy hal 141 – 142

18
Nomor : 2 ; 3 ; 6 ; 7 ; 9 ; 10

B. FUNGSI KUBIK
Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat tiga. Bentuk umum persamaan fungsi kubik :

D≠0
Y = a+ bx+ cx 2+ dx 3

C.PENERAPAN EKONOMI

1.PERMINTAAN, PENAWARAN, dan KESEIMBANGAN PASAR

Selain berbentuk fungsi linear, permintaaan dan penawaran dapat pula berbentuk
fungsi non-linear. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, pada
perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

Keseimbanngan pasar

Qd = Qs

Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan

19
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti
pada kondisi linear. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh
produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta dipasarpun berubah. Pajak
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi
lebih sedikit. Sebaliknya, subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah
dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.

Kasus 1

Fungsi Permintaan

Bu Evi seorang penjual daging ayam di pasar tradisional. Pada saat tingkat harga Rp.9000,00
perkg, jumlah daging ayam yang diminta 200kg. Ketika harga daging ayam naik menjadi Rp.
11.000,00 per kg, jumlah daging ayam yang diminta menurun menjadi 150kg. Pertanyaan :
berdasarkan uraian tersebut, bagaimana fungsi permintaan daging ayam di pasar?

Diketahui : P1 = Rp. 9000,00 P2 = Rp. 11.000

Q1 = 200kg Q2 = 150kg

Ditanya : Fungsi Permintaan?

Cara 1

P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1

P−900 Q−200
=
11.000−9.000 150−200

P−9.000 Q−200
=
2.000 −50

-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000

2000Q = -50P + 450.000 + 400.000

2000Q = -50P + 850.000

Q = -1/4P + 425

Cara 2

20
P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1

P−900 Q−200
=
11.000−9.000 150−200

P−9.000 Q−200
=
2.000 −50

-50P + 450.000 = 2000Q – 400.000

-50P = 2000Q – 400.000 – 450.000

-50P = 2.000Q – 850.000

P = -40Q + 17.000

Maka dapat dimisalkan jika

P=0 Q=0

Q = -1/4P + 425 P = -40Q + 17.000

Q = -1/4(0) + 425 P = -40(0) + 17.000

= 425 = 17.000

Kasus 2

Fungsi Penawaran

Di toko buah segar Makmur sebuah semangad engan harga Rp 4.000 hanya mampu menjual
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga semangka Rp 5.000 perbuah mampu menjual
semangka lebih banyak menjadi 200 buah. Pertanyaan : Rumuskan fungsi penawarannya

Diketahui : P1 = 4.000 Q1 = 100buah

P2 = 5.000 Q2 = 200buah

Ditanya : fungsi penawaran?

P−P 1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q2−Q1

P−4.000 Q−100
=
5.000−4.000 200−100

21
P−4.000 Q−100
=
1.000 100

(P – 4.000) 100 = (Q – 100) 1.000

100P – 400.000 = 1000Q – 100.000

1000Q = -300.000 + 100P

Q = 1/1000 ( -300.000 + 100P)

Q = -300 + 0,1P

Jadi,, fungsi penawarannya adalah Q = -300 + 0,1P

Kasus 3

Keseimbangan Pasar

Fungsi permintaan akan suatau barang ditunjukkan oleh persamaan Qd = 13 – P, sedangkan


fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan Qs = -8 + 2P. Terhadap barang tersebut
dikenakan pajak sebesar Rp 6 per unit. Pertanyaan : bagaimana keseimbangan sebelum
pajak? Bagaimana keseimbangan sesudah pajak? Bagaimana pajak yang ditanggung oleh
konsumen, pajak yang ditangggung pridusen dan pajak yang diterima pemerintah?

Diketahui : Qs = -8 + 2P Qd = 13 –Pt = 5

Ditanya : Pe dan Qe

P’e dan Q’e

Tk? Tp? T?

Jawab : keseimbangan pasar

Qd = Qs

13 – P = -8 + 2P

-P – 2P = -8 – 13

-3P = -21

P = -21/-3

P=7

22
Q = 13 –P

Q = 13 – 7

Q=6

Jadi, Pe = 7 dan Qe = 6

Persamaan sebelum pajak : Qs = -8P + 2P

Persamaan setelah pajak : 2P = Qs + 8

P = 0,5Qs + 4 + 6

P = 0,5Qs + 10

2P = Qs + 20

Qs = 2P – 20

Persamaan permintaan tetap : Qd = 13 – P

Keseimbangan pasar

Qd = Qs

13 – P = 2P – 20

3P = 20 + 13

P = 33/3

P = 11

Q = 13 – P

Q = 13 – 11

Q=2

Jadi P’e = 11 dan Q’e = 2

Pajak yang ditanggung konsumen

tk = P’e – Pe

tk = 11 – 7

tk =4

Pajak yang ditanggung produsen

23
tp = t – tk

tp = 6 – 4

tp = 2

Pajak yang diterima pemerintah

T = Q’e x t

T=2x6

T = 12

Jadi tk = 4, tp = 2, dan T = 12

FUNGSI BIAYA

Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk
atau keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan.
Biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit
tambahan produk.

Biaya tetap : FC = k (k : konstanta)

Biaya variabel : VC = f(Q)

Biaya total : C = FC + VC = k + f (Q) = c(Q)

Biaya tetap rata-rata : AFC = FC/Q

Biaya variabel rata-rata : AVC = VC/Q

Setiap
Biayapenulisan
rata-rata FC, VC: dan C sama maksudnya
AC = C/Q dengan TFC, TVC, dan TC.
= AFC + AVC

Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya


∆ C C2−C 1secara grafik dapat dilihat sebagai berikut
Biaya marjinal : MC = =
∆ Q Q2−Q
a. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolic. Andaikan,
1

2
C = aQ - bQ + c

VC FC

Maka : AC = C/Q = aQ – b + c/Q

AVC = VC/Q – b

AFC = FC/Q = c/Q

b. Biaya total merupakan fungsi kubik. Andaikan,


C = aQ3 - bQ2+ cQ + d

24
VC FC

Maka : AC = c/Q = aQ 2- bQ + c + d/Q

AVC = VC/Q = aQ2 - bQ + c

AFC = FC/Q = d/Q

Kasus 4

Fungsi Biaya

Fungsi biaya produksi TC = 7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2

Maka :

FC = 7.200

VC = 60Q + 0 , 2 Q2

AFC = 7.200/Q

AVC = (60Q + 0 , 2 Q2)/Q = 60 + 0,2Q

AC = (7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2)/Q

MC = ∆ TC /∆ Q = TC` = 60 + 0,4Q

Kasus 5

Bila diketahui besar produksi (Q) = 50 unit, hitunglah besarnya :

a. TVC b. TC c. AFC d. AVC e. AC f. MC

Jawab :

a. TVC = 60Q + 0 , 2 Q2
TVC = 60.50 + 0 , 2.502
TVC = 3.000 + 500
TVC = Rp3.500

b. TC = 7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2
TC = 7.200 + 60.50 + 0 , 2.502

25
TC = 7.200 + 3.000 + 500
TC = Rp10.700

c. AFC = 7.200/Q
AFC = 7.200/50 = Rp144

d. AVC =( 60Q + 0 , 2 Q2)/Q = 60 + 0,2Q


AVC = 60 + 0,2.50
AVC = 60 + 10
AVC = Rp70

e. AC = (7.200 + 60Q + 0 , 2 Q2)/Q


AC = (7.200 + 60.50 + 0 , 2.502 ¿/50
AC = (7.200 + 3.000 + 500 ¿/50
AC = 10.700/50
AC = Rp214

∆ TC
f. MC = =TC =60+0 , 4 Q
∆Q
MC = 60 + 0,4.50
MC = 60 + 20
MC = Rp80

B. Fungsi Penerimaan, Keuntungan dan Kerugian serta Titik Impas dari Fungsi Non
Linier

Fungsi penerimaan → bentuk umum → fungsi parabola menghadap ke bawah pada


Produsen di pasar monopoli.

Sedang bentuk fungsi penerimaan akan linier untuk produsen di pasar persaingan sempurna

TR = Q X P = f (Q) → total penerimaan

TR
Q = AR → rata-rata penerimaan

ΔTR
ΔQ = MR → penerimaan marginal

TR

26
Q

C,R C

TI
TI

Q
0
Q1 Q2 Q4

Dimana T I = titik impas


Besar kecilnya keuntungan diperlihatkan oleh besar kecilnya selisih, positif antara TR dan C
Keuntungan maximum tidak selalu terjadi pada saat TR maksimum.

Contoh : → Fungsi permintaan yang dihadapi seorang produsen monopolis P = 30 – 1,5 Q.

Bagaimana persamaan penerimaan totalnya ?

Tentukan tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum dan


berapa besarnya penerimaaan total ?

TR = Q x P = Q x ( 30 – 1,5 Q ) = 30 Q – 1,5 Q 2 → parabola

TR Maksimum pada titik ekstrim parabola

−b −30 −30
TR Maks pada Q = 2 a = 2(−1,5) = −3 = 10

TR Maks → 30 Q – 1,5 Q 2

b2 −4 ac
30 (10) – 1,5 (102) = 300 – 150 = 150  bisa juga dari rumus ( −4 a )
Jika biaya total diperlihatkan oleh TC = 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20

Hitunglah ke π an perusahaan, jika terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit.

π = TR - TC

π = ( 30 Q – 1,5Q 2 ) – ( 0,25 Q 3 – 3 Q 2 + 7Q + 20 )

π = 30 Q – 1,5 Q 2 - 0,25 Q 3 + 3 Q 2 - 7Q – 20

27
π = - 0,25 Q 3 + 1,5 Q 2 + 23 Q – 20

Pada saat Q = 10 → π = - 0,25 (10) 3 + 1,5 (10) 2 + 23 (10) – 20

→ π = - 250 + 150 + 230 – 20

→ π = 110

Jadi keuntungan perusahaan, jika barang terjual sebanyak 10 unit adalah sebesar Rp. 110,00

Pada saat Q = 20 → π = - 0,25 (20) 3 + 1,5 (20) 2 + 23 (20) – 20

→ π = - 2000 + 600 + 460 – 20

→ π = - 960

Jadi perusahaan jika barang terjual sebanyak 20 unit, maka perusahaan akan rugi sebesar Rp.
960,00

C. FUNGSI UTILITAS

Fungsi utilitas menjelaskan besarnya utilitas (kepuasan, kegunaan) yang diperoleh


seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang atau jasa. Pada umumnya semakin banyak
jumlah suatu bararng dikonsumsi semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai
puncaknya (titik jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang
atau bahkan negatif bila jumlah barang yang dikonsumsi terus menerus ditambah. Utilitas
merupakan fungsi dari jumlah yang dikonsumsi.

Utilitas sosial : U = f(Q)

∆U
Utilitas marjinal : MU =
∆Q

Utilitas total mencapai puncaknya ketika utilitas marjinal nol, dan berkurang ketika utilitas
marginal negatif

Contoh : seseorang melakukan pembelian dan konsumsi atas dua macam barang, makanan
dan pakaian, dan berturut turut harganya adalah Rp5.000 dan Rp50.000. misalkan tambahan

28
satu unit makanan akan memberikan nilai guna sebanyak 5, dan tambahan satu unit pakaian
mempunyai nilai guna marginal sebanyak 50. Andaikan orang itu mempunyai uang sebanyak
Rp50.000 kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakan?

Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah nilai
guna marginal yang diperolehnya adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk
membeli pakaian, yang diperolehnya hanayalah satu unit dan nilai guna marjinal dari satu
unit tambahan pakaian adalah 50. Seseorang akn memaksimumkan nilai guna dari barang
barang yang dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marjinal barang tersebut adalah
sama dengan perbandingan harga barang-barang tersebut. Perbandingan harga makanan dan
pakaian adalah 5000 : 50.000 atau 1 : 10. Orang akan memaksimumkan nilai guna barang-
barang yang dikonsumsinya. Nilai guna marjinal/rupiah dari tambahan makanan adalah : nilai
guna marginal/harga = 5/5.000 = 1/1.000 dan nilai guna marginal per rupiah dari tambahan
pakaian adalah : nilai guna marginal/harga = 50/5.000 = 1/1000

C FUNGSI PRODUKSI

Produk rata-rata (average product, AP) ialah jumlah keluaran atau produk yang
dihasilkan dari setiap unit masukan yang digungakan, merupakan hasil bagi produk total
terhadap jumlah masukan. Produuk marjinal (marginal product) ialah prudyk tambahan yang
dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang digunakan.

Produk total : P = f(X)

Produk rata-rata : AP = P/Q

Produk marjinal : MP = ∆ P /∆ X

Contoh : Fungsi Produksi yang dihadapi oleh produsen ditunjukan oleh P = 4 X 2 - X 3 .


Bentuklah persamaan produk rata-ratanya serta hitunglah produk total dan produk rata-rata
tersebut jika digunakan masukan sebanyak 2 unit. Berpa produk marjinalnya jika masukan
yang digunakan ditambah 1 unit?

P = 4 X 2- X 3 AP = P/X = 4X - X 2

Untuk X = 2 P = 4(2)2 – (2)3 = 8

AP = 4(2)2 – (2)3 = 8/2 = 4

Jika X = 3 P = 4(3)2 – (3)3 = 9

29
9−8
MP = ∆ P /∆ X = =1
3−2

Produk marginal positif berarti masukan tambahanyang digunakan justruu menambah hasil
produksi.

2.3.5 KURVA TRANSFORMASI PRODUK

KURVA TRANSFORMASI PRODUK ialah kurva yang menunjukkan pilhan


kombinasi jumlah produksi dua macam barang dengan menggunakan masukan yang sama
sejumlah tertentu. Kurva ini dikenal juga dengan sebutan kurva kemungkinan produksi
(Production possibility curve).

Contoh : sebuah pabrik yang menggunakan bahan baku kulit menghasilkan sepatu dan
tas. Kurva transformasi produk yang dihadapinya ditunjukkan oleh pemasaran 4 s2- 6 , 25 t 2 =
40.000. berapa apsang sepatu dan berapa buah tas paling banyak dapat diproduksi? Berapa
pasang sepatudapat dibuat jika pabrik ini memproduksi 60 buah tas?

Jummlah sepatu terbanyak yang dapat dibuat adalah jikapabrik tidak memproduksi tas
(t = 0 ). Dengan perkataan lain, seluruh kulit yang tersedia (40.000 unit) dialokasikan untuk
membuat sepatu.

T=0 4 s2 = 40.000, s2=10.000 , s = 100 pasang

Jumlah tas terbanyak dapat dibuat :

S=0 6.25t 2 = 40.000, t 2=6.400, t = 80buah

Jika t = 60 t

4 s2=40.000−6.25(60)2 80

4 s2=17.500 (66 ; 60)


2
s =4.375
2
s =66 ,14

S = 66pasang

0 100

30
BAB III

KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa :

Fungsi linear adalah suatu fungsi yang mempuyai pangkat tertinggi yaitu 1.misalnya f(x)=5x,
g(x)=2x+4.

Fungsi non-linear memiliki 4 macam bentu fungsi non-linear, dan yang paling sering
dijumpai dalam analisis ekonomi yaitu fungsi kuadrat dan fungsi kubik.

Bentuk umum dari persamaan kuadrat yang sering kita jumpai yaitu ax2 + pxy + by2 + cx +
dy + e = 0, a/b ≠ 0 dan juga bentuk umum dari fungsi kubik yaitu Y = a+ bx+ cx 2+ dx 3.

Dalam penerapan ekonomi, terbagi menjadi beberapa bagian semacam penerapan


ekonomi permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar, fungsi biaya, fungsi penerimaan,
keuntungan, kerugian, dan pulang pokok, fungsi utilitas, fungsi produksi, dan kurva
transformasi produk. Masing –masing memiliki bentuk umum yang hampir sama namun
berbeda.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

Asmara, W. (2013, April 15). Penerapan Fungsi Linear dalam Ilmu Ekonomi. Retrieved Februari 16,
2019, from Blogspot:
http://matematikabisnisdanterapan.blogspot.com/2013/04/penerapan-fungsilinear-dalam-
ilmu.html

Lestari, L. (2017, Juni 12). Fungsi Linear dan Penggunaannya dalam Ekonomi. Retrieved Februari 16,
2019, from Blogspot: http://sarjanamanajemen.blogspot.com/2017/06/fungsi-linier.html

Rima, N. (2012, November 23). Penerapan Fungsi Linear dalam Ekonomi. Retrieved Februari 17,
2019, from Blogspot: http://memathlove.blogspot.com/2012/11/penerapan-fungsi-linier-
dalamekonomi.html

Syukrony, W. (2016, Januari 24). Pnerepan Fungsi Liner, Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan
(Pajak dan Subusidi). Retrieved Februari 17, 2019, from Blogspot:
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/01/penerapan-fungsi-linearpemintaan.html

Jean E.Weber, 1994, Analisis Matematika Penerapan Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.

Buku Diktat Matematika Ekonomi, UIN SU

Rismelharmoni.blogspot.com/2016/10/matematika-ekonomi-tentang-fungsi-non.html?
m=1

31
Tutupohosali081175.blogspot.com/2013/04/matematika-ekonomi-funngsi-non-linear-
html?m=1

32

Anda mungkin juga menyukai