Disusun oleh:
Yohanes Yoachim Da Silva (8420219013)
Semeter V
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
"Fungsi Non Linear Dan Berbagai Penerapannya".
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan karya ilmiah. Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini.
Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis
juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya
Fungsi Non Linear Dan Berbagai penerapannya.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................4
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI KUADRADTIK.....................................................................................5
2.1.1 Lingkaran................................................................................................5
2.1.2 Elips........................................................................................................6
2.1.3 Parabola..................................................................................................7
2.1.4 Hiperbola................................................................................................9
2.2 PERMINTAAN, PENAWARAN, PENGARUH PAJAK DAN
SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR..........................................................11
2.2.1 Fungsi Biaya..........................................................................................12
2.2.2 Fungsi Penerimaan................................................................................12
2.2.3 Penerimaan Rata-Rata...........................................................................13
2.3 PENERAPAN FUNGSI NON LINEAR.............................................................14
2.3.1 Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Keseimbangan Pasar........14
2.3.2 Fungsi Biaya.........................................................................................15
2.3.3 Fungsi Penerimaan................................................................................16
2.3.4 Analisis Pulang Pokok..........................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................18
3.2 SARAN................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Lingkaran
Secara ilmu ukur, lingkaran di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
bidang datar yang jaraknya dari suatu titik tertetnu tetap. Titik tertentu itu dinamakan pusat
dan jarak titik – titik pada lingkaran ke pusat dinamakan jari –jari lingkaran. Bentuk umum
persamaan lingkaran adalah : Ax2 + Ay2 + Dx + Ey + F = 0.
Persamaan di atas dapat dibawa ke bentuk: (x - h)2 + (y - k)2 = r2 di mana
(h,k) merupakan pusat lingkaran dan r adalah jari - jari. Gambar lingkaran tersebut adalah
sebagai berikut:
5
Contoh :
Tentukan titik pusat dan jari – jari lingkaran dengan persamaan : x2 – 4x + y2 = 0 Bentuk
umum lingkaran:
(x – h)2 + (y – k)2 = r2
X2 – 4x + y2 = 0 → ruas kiri dan kanan ditambah 4
X2 – 4x + 4 + y2 = 4
(x – 2)2 + (y – 0)2 = 22
Titik pusat (2,0), jari – jari = 2.
2.1.2. Ellips
Secara ilmu ukur, ellips di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
bidang datar yang jumlah jaraknya dari dua buah titik tetap. Kedua titik tersebut dinamakan
fokus. Suatu ellips dibagi secara simetris oleh dua sumbu yang berpotongan tegak lurus.
Yang panjang dinamakan sumbu panjang dan yang pendek. Perpotongan kedua sumbu
disebut pusat ellips. Bentuk umum persamaan ellips adalah Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0
dimana A, C, A dan C berlainan tanda. Persamaan ellips dapat ditulis dalam bentuk standar :
Pusat elips adalah (h,k) dan bila a > b, maka sumbu panjang sejajar dengan sumbu x. Akan
tetapi bila a < b, maka sumbu panjang sejajar dengan sumbu y. Sumbu panjangnya 2a dan
sumbu pendeknya 2b. Sumbu panjang disebut jari – jari panjang dan sumbu pendek disebut
jari – jari pendek.
6
Contoh :
Tentukan pusat elips, jari - jari panjang dan pendek dari elips yang ditunjukkan oleh
persamaan :
Pusat elips (-2,1)
Jari - jari panjang = 9 = 3
Jari - jari pendek = 4 = 2
2.1.3. Parabola
Secara ilmu ukur, parabola di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
suatu bidang datar yang jaraknya ke suatu titik dank e suatu garis tertentu sama. Titik tersebut
dinamakn focus dan garisnya disebut “directrix”. Suatu parabola simetris terhadap suatu garis
yang disebut sumbu. Perpotongan sumbu parabola disebut dengan “vertex” parabola.
Persamaan umum dari suau parabola yang sumbunya sejajar sumbu y adalah :
Ax2 + Dx + Ey + F = 0
Jika sumbunya sejajar sumbu x, persamaannya:
Cy2 + Dx + Ey + F = 0,
Bentuk persamaan standar dari parabola adalah:
(x - h)2 = 4p (y - k)
Di mana (h,k) adalah vertex parabola dan sumbunya sejajar dengan sumbu y; atau (y - k)2
= 4p (x - h)
Di mana (h,k) adalah vertex parabola dan sumbu parabola sejajar dengan sumbu, sedang p
adalah parameter yang tanda serta besarnya mennetukan keadaan bentuk parabola.
Untuk parabola yang sumbunya sejajar dengan sumbu y :
Jika p < 0, maka parabola terbuka ke bawah.
Jika p > 0, maka parabola terbuka ke atas.
7
Untuk parabola yang sumbunya sejajar dengan sumbu x :
Jika p < 0, maka parabola terbuka di sebelah kiri.
Jika p > 0, maka parabola terbuka di sebelah kanan.
Besarnya jarak antara titik focus dan garis directrix adalah 2p. Apabila nilai p semakin
besar, maka parabola semakin cepat membuka. Bagian – bagian parabola dapat Anda
perhatika pada gambar berikut :
Contoh :
Jadikan bentuk standar persamaan parabola: x2 – 4x + 4y + 16 = 0
Dan tentukan vertexnya. Bentuk standar parabola:
(x – h)2 = 4p(y – k)
X2 – 4x + 4y + 16 =0
X2 – 4x + 4 = -4x – 16 + 4
(x – 2)2 = -4 (y + 3)
Jadi parabola mempunyai vertex (2, -3); p = -1; sumbu sejajar dengan sumbu y dan parabola
terbuka ke bawah.
8
2.1.4. Hiperbola
Secara ilmu ukur hiperbola di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
bidang datar yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu besranya tetap. Hiperbola
mempunyai dua sumbu yang membagi dua hiperbola secara simetris dan yang memotong
hiperbola disebut “transverse”. Pada suatu hiperbola terdapat dua buah garis asimtot yang
saling berpotongan. Titik potongnya disebut pusat hiperbola.
Bentuk umum persamaan hiperbola yaitu : Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0 dimana A dan C
berlawanan tanda. Persamaan tersebut dapat dijadikan bentuk bentuk standar untuk hiperbola.
Di mana (h,k) adalah pusat hiperbola dan sumbu transverse sejajar denagn sumbu x. Asimtot
ditunjukkan oleh persamaan :
Asimtot 1: 3x - 3 = 2y + 4 atau 3x - 2y -7 = 0
Asimtot 2 : 3x - 3 = -2y - y atau 3x + 2y + 1 = 0
9
Telah disebutkan bila a = b, maka asimtot hiperbola akan saling berpotongan tegak lurus.
Apabila asimtot hiperbola sejajar dengan sumbu x dan sumbu y, maka bentuk persamaan
standar hiperbola menjadi : (x – h) (y – k) = c
2.2 Permintaan, Penawaran, Pengaruh Pajak dan Subsidi pada Keseimbangan Pasar
Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi
non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa potongan
lingkaran, potongan elips, potongan hiperbola maupun potongan parabola. Cara menganalisis
keseimbangan pasar untuk permintaan dan penawaran yang non linier sama seperti halnya
dalam kasus yang linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, pada
perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran.
10
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti
pada kondisi linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh
produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasarpun berubah. Pajak
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi
lebih sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan
jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.
Contoh soal : Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 19 –
P2 , sedangkan fungsi penawarannya adalah Qs = –8 + 2P2 . Berapakah harga dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar ?
Penyelesaian : Keseimbangan Pasar
Qd = Qs
19 – P2 = –8 + 2P2
P2 = 9
P = 3 ≡ Pe
Q = 19 – P2
= 19 – 32
Q = 10 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 10,3 )
Jika misalnya terhadap barang yang bersangkutan dikenakan pajak spesifik sebesar 1 (rupiah)
per unit, maka persamaan penawaran sesudah pengenaan pajak menjadi :
Qs' = –8 + 2(P–1)2 = –8 + 2(P2–2P+1) = –6 –4P+ 2P2
Keseimbangan pasar yang baru :
Qd = Qs’
19 – P2 = –6 – 4P + 2P2
3P2 – 4P – 25 = 0
Dengan rumus abc diperoleh P1= 3,63 dan P2 = –2,30, P2 tidak dipakai karena harga
negative adalah irrasional. Dengan memasukkan P = 3,63 ke dalam persamaan Qd atau Qs’
diperoleh Q = 5,82.
11
Tk = Pe’ – Pe = 3,63 – 3 = 0,63
Tp = t – tk = 1 – 0,63 = 0,37
T = Qe’ x t = 5,82 x 1 = 5,82
Selain pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam konsep biaya
dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost).
Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau
keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan. Adapun
biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan
produk.
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear pada umumnya berupa
sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang , juga merupakan hasilkali jumlah
barang dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep
penerimaanpun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal.
12
2.2.3 Penerimaan rata-rata (average revenue, AR)
ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasilbagi penerimaan
total terhadap jumlah barang.
Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah penerimaan tambahan yang
diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual.
Penerimaan Total : R = Q x P = f (Q)
Penerimaan Rata – rata : AR =
Penerimaan Marjinal :MR =
Contoh soal : Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis
ditunjukkan oleh P = 900 – 1,5 Q. Bagaimana persamaan penerimaan totalnya? Berapa
besarnya penerimaan total jika terjual barang sebanyak 200 unit, dan berapa harga jual
perunit? Hitunglah penerimaan marjinal dari penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit.
Tentukan tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum, dan besarnya
penerimaan maksimum tersebut.
13
2.3 Penerapan Fungsi Non Linear
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = hargakeseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
14
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama
seperti pada
kondisi linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh
produsen berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasarpun berubah. Pajak
menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan
menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi
lebih rendah dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.
Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat parabolic
dan fungsi kubik. Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat
dilihat sebagai berikut :
1 Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik
2 Biaya total merupakan fungsi kubik
15
2.3.3 Fungsi Penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear pada umumnya
berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang , juga merupakan hasilkali
jumlah barang dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam
konsep penerimaanpun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata
(average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasilbagi
penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah
penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang dihasilkan
atau terjual.
Penerimaan total R = Q x P = f(Q)
Penerimaan rata-rata AR = R / Q
Penerimaanmarjinal MR = ∆R / ∆Q
16
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab
penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area disebelah kiri Q1 dan
sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari
pengeluaran total, R < C. Sedangkan area diantara Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan
untung, sebab penerimaan total lebih besar dari pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi
Q3 mencerminkan tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar
kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C.
Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi non linier merupakan fungsi yang banyak sekali digunakan dalam
ekonomi karena lebih mendekati keadaan nyata. Banyak masalah dalam ilmu ekonomi yang
menggunakan fungsi non linier sebagai model, khususnya persamaan – persamaan kuadratik.
Suatu persamaan kuadrat mungkin dapat berbentuk suatu lingkaran elips, parabola, hiperbola
atau bentuk yang lain. Bentuk umum persamaan kuadratik : Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx + Ey +
F = 0. Secara ilmu ukur, lingkaran di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
bidang datar yang jaraknya dari suatu titik tertetnu tetap. Titik tertentu itu dinamakan pusat
dan jarak titik – titik pada lingkaran ke pusat dinamakan jari –jari lingkaran. Bentuk umum
persamaan lingkaran adalah : Ax2 + Ay2 + Dx + Ey + F = 0. Adapun bentuk umum dari
persamaan ellips adalah Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0 dimana A, C, A dan C berlainan
tanda. Secara ilmu ukur, parabola di definisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik pada
suatu bidang datar yang jaraknya ke suatu titik dank e suatu garis tertentu sama. Titik tersebut
dinamakn focus dan garisnya disebut “directrix”. Suatu parabola simetris terhadap suatu garis
yang disebut sumbu. Perpotongan sumbu parabola disebut dengan “vertex” parabola.
Persamaan umum dari suau parabola yang sumbunya sejajar sumbu y adalah : Ax2 + Dx +
Ey + F = 0. Bentuk umum persamaan hiperbola yaitu : Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0 dimana
A dan C berlawanan tanda.
Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk permintaan dan penawaran yang non
linier sama seperti halnya dalam kasus yang linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh
kesamaan Qd = Qs, pada perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran. Di lain sisi,
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar juga sama seperti pada
kondisi linier. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh produsen
berubah, tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga keseimbangan
dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga
keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.
Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih banyak.
18
3.2 Saran
Dengan mempelajari fungsi non linier, secara umum diharapkan dapat memahami
berbagai macam bentuk fungsi non linier, menegnai sifat – sifatnya dan dapa
menggambarkan grafiknya. Disamping itu diharapkan mampu untuk menggunakan sifat –
sifat fungsi kuadratik untuk membuat gambar grafiknya, memmbedakan bentuk – bentuk
fungsi kuadratik seperti lingkaran, ellips, parabola dan hiperbola, serta mampu menentukan
format, jari –jari, asimtot dari fungsi kuadratik serta batasan – batasan nilai untuk variable –
variabelnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hoy, Michael, John Livernois, Chris McKenna, Ray Rees and Thanasis Stengos,
(1996). Mathematics for Economics, Addison-Wesley Publisher Limited,
Jacques, Ian, Mathematics for Economics and Business, (1995). Second Edition,
Addison-Wesley Publishing Company.
Prakin, Michael and Robin Bade, (1995). Modern Macroeconomics, Prentice Hall
Canada Inc Scarborough Ontaro.
20