Anda di halaman 1dari 25

MATEMATIKA EKONOMI

TENTANG : APLIKASI FUNGSI LINEAR DAN TAK


LINEAR DALAM ILMU EKONOMI

OLEH:

KELOMPOK IV

1. FIKA INDAH PERAWANSA (8176171009)


2. SYAMSAH FITRI (8176171034)

MATA KULIAH : MATEMATIKA EKONOMI


DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. MARTUA MANULLANG, M.Pd
KELAS / PRODI : A1/PASCA PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2017 / 2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmar, karunia, serta taufik dan hidayahnya karena kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Matematika Ekonomi” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Tak lupa pada nabi junjungan dan baginda Rasullullah
kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Prof. Dr. Martua Manullang, M.Pd selaku dosen mata kuliah Matematika
Ekonomi Unimed yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Matematika Ekonomi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan yang jauh
dari ata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Medan, 27 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1.1 Fungsi Permintaan 3
2.1.2 Fungsi Penawaran 3
2.1.3 Fungsi Keseimbangan Pasar 4
2.1.4 Fungsi Konsumsi dan Tabungan 5
2.1.5 Pajak 7
2.2.1 Fungsi Permintaan Kuadrat 12
2.2.2 Fungsi Penawaran Kudrat 14
2.2.3 Keseimbangan Pasar 15
2.2.4 Penerimaan Total 16
BAB III PENUTUP 20
3.1 Kesimpulam 20
DAFTAR PUSTAKA 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelesaian persamaan linear – non linear adalah mencari titik potong
fungsi dengan sumbu X demikian juga penyelesaian persamaan differensial adalah
mencari fungsi yang memenuhi persamaan. Penyelesaian persamaan differensial
maupun mencari akar suatu persamaan dapat dilakukan dengan berbagai metode,
namun dalam tulisan ini akan diuraikan dengan menggunakan metode kesamaan.
Metode kesamaan adalah suatu metode penyelesaian yang mengusahakan bentuk
Fungsi non linier merupakan model yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan dengan fungsi linier dalam penerapan ekonomi, karena sebagian
dari model ekonomi linier yang ada, sesungguhnya merupakan linierisasi dari
model non linier.
Ada 4 macam bentuk fungsi non linier yang paling sering dijumpai dalam
analisis ekonomi, yaitu : - Fungsi Kuadrat
- Fungsi Kubik
- Fungsi Eksponensial
- Fungsi Logaritma
Diantara ke empat fungsi nonlinier tersebut yang paling sering digunakan adalah
fungsi kuadrat.
Fungsi non linear merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk
ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-
variabel ekonomi bentuknya tidak linear. Fungsi non linearmerupakan fungsi yang
banyak sekali digunakan dalam ekonomi, karna lebih mendekati ke keadaan
nyata. Banyak masalah dalam elmu ekonomi yang menggunakan fungsi non linier
sebagi model. Meskipun demikian tidak semua aplikasi dimuat dalam makalah
ini. Aplikasi kuadratik yang dibicarakan, dibatasi untuk:
 Fungsi permintaan
 Fungsi penawaran
 Fungsi keseimbangan pasar
 Fungsi konsumsi
 Fungsi Pajak

1
 Pengaruh Subsidi
Aplikasi eksponensial yang dibicarakan, dibatasi untuk:
 Bunga Majemuk
 Nilai aset sekarang dari aset masa depan
 Model Pertumbuhan

1.2. Batasan Masalah


Dalam pembahasan makalah ini, penulis membatasi ruang lingkup pada
beberapa kuadratik yaitu fungsi permintaan, penawaran, keseimbangan pasar,
konsumsi dan tabung, bunga majemuk, nilai aset sekarang dari aset masa depan,
dan model pertumbuhan bagaimana cara memahami fungsi linear dan non linier
matematika siswa dan bagaimana mengaplikasikan materi pada kehidupan sehari-
hari siswa.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana memahami penerapan fungsi linear dalam ilmu ekonomi?
2. Bagaimana memahami penerapan fungsi non linier dalam ilmu ekonomi?

1.4. Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana memahami penerapan fungsi linear dalam
ilmu ekonomi
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan fungsi non linier dalam ilmu
ekonomi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penerapan Fungsi Linear
2.1.1. Fungsi Permintaan
Fungi permintaan linear yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara
variable jumlah/kuantitas suatu barang yang diminta dengan variable harganya
yang kurvanya merupakan grafik fungsi linear. Sehingga diperoleh bentuk umum
𝒂 𝟏
fungsi permintaan : Qd = a – bP atau P=𝒃–𝒃Q
Dimana: Qd = Jumlah produk yang diminta
a = Konstanta
b = parameter (b>0)
Contoh Soal :
10 buah barang A terjual jika harganya Rp. 80,-/buah. Sedangkan jika harga
barang A Rp. 60,-/buah, terjual 20 buah. Tentukan persamaan dan kurva
permintaannya!
Penyeleseian :
Q1 = 10 P1 = 80
Q2 = 20 P2 = 60
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik : P
𝑦2 − 𝑦1
y – y1 = (x– x1)
𝑥2 −𝑥1
(0,100)
P P
P  P1  2 1 Q  Q1 
Q2  Q1
60  80
P  80  Q  10
20  10
P  80  2Q  20 (50,0)
P  2Q  100 0
Q
2Q  100  P
Jika P = 0 2Q = 100 – 0 Q = 50 A (50,0)
Jika Q = 0 2(0) = 100 – P P = 100 B (0,100)
2.1.2. Fungsi Penawaran
Hukum penawaran.
𝒂 𝟏
Bentuk umum fungsi penawaran : Qs = a + bP atau P=𝒃+ Q
𝒃
Dimana : Qs = Jumlah Produk yang ditawarkan

3
a = konstanta
P = Harga Barang per unit
b = parameter (b>0)
Contoh
Apabila harga barang A Rp. 75,- barang yang tersedia di pasar 100 buah. Apabila
harga barang A Rp. 50,- maka barang yang tersedia di pasar hanya 50 buah.
Penyeleseian :
Q1 = 100 P1 = 75
Q2 = 50 P2 = 50
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik : P
𝑦2 − 𝑦1
y – y1 = (x– x1)
𝑥2 −𝑥1

P2  P1
P  P1  Q  Q1  (0,25)
Q2  Q1
50  75
P  75  Q  100
50  100
(-50,0) Q
1
P  75  Q  50
2 0
1  1 
P  Q  25   P  Q  25 x 2  2 P  Q  50
2  2 
Q  50  2 P
Jika P = 0 Q = - 50 + 2(0) Q = - 50 A (- 50,0)
Jika Q = 0 0 = - 50 + 2P 2P = 50 P = 25 B (0,25)
2.1.3. Fungsi Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan, dan harga barang yang diminta sama
dengan harga barang yang ditawarkan.
P
Rumus Keseimbangan Pasar: Qd=Qs
Excess Supply Qs
Di mana: Pe
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E
E : titik keseimbangan Qd Q
Excess Demand
d
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan 0
Qe

4
Contoh Soal:
Tentukan titik keseimbangan dari persamaan permintaan P = 12 – 2Q dan
persamaan penawaran P = 3/2Q + 2!
Penyeleseian :
Permintaan : P = 12 – 2Q Qd = 6 – 1/2P P

Penawaran : P = 3/2Q + 2 Qs = 2/3P – 4/3


Qd  Q S (0,12)
6  12 P  23 P  43 P = 3/2Q + 2
43 18  4
P
6 3 6 2
22 6 E (2 7 , 6 7)
P 
3 7
44 2
P 6 (0,2)
7 7 P = 12 – 2Q
1 44 42  22 20 6
Q  6    2
2 7 7 7 7
6 2 (- 4/3,0) 0 (6,0) Q
Jadi, titik keseimbangannya ( 2 7 , 6 7 )

2.1.4. Fungsi Konsumsi dan Tabungan


Fungsi konsumsi dapat ditulis kedalam bentuk fungsi linear dari pada
pendapatan maka persamaannya:
C = a + by ; (a > 0, dan b>0)
Dimana:
C = tingkat konsumsi
y = tingkat pendapatan
a = tingkat konsumsi pada saat pendapatan 0
b = kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Hubungan antara pendapatan, konsumsi dan tabungan adalah:
Y = C + S
Y = (a + b y) + S
S = Y - (a + by)
S = -a + (1 – b) y

5
Dimana:
S = tingkat tabungan
(1 – b) = kecenderungan menabung marginal (MPS)
Apabila diperhatikan:
• Pada persamaan tabungan  MPS = (1 – b)
• Pada persamaan konsumsi  MPC = b
Berarti:
MPS = 1 – MPC
MPS + MPC = 1
Persamaan konsumsi dan persamaan tabungan dapat digambarkan secara
bersama-sama dalam satu diagram seperti gambar di samping.
Contoh:
Bila diketahui fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan C = 15 + 0,75y, maka
tentukanlah:
(a) Fungsi Tabungan
(b) Berapa besarnya konsumsi bila pendapatannya = 0
(c) Berapa titk impas tabungannya?
(d) Berapa tabungannya bila pendapatannya 80?
(e) Berapa tingkat pendapatannya bila tabungan masyarakat adalah 60?
(f) Gambarkan grafik fungsi konsumsi dan tabungan
Penyelesaian:
a. Tabungan S = y – c → S = y – (15 + 0,75y)
S = y – 15 – 0,75y
S = -15 + 0,25y Fungsi tabungan adalah C = -
15 + 0,25y
b. Funsi Konsumsi : C = 15 + 0,75y Bila pendapatan = 0 atau y = 0 maka
konsumsi c = 15
c. Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0, jadi C = -15 + 0,25y
0,25y = 15
y = 60
d. Bila pendapatan =80, maka S = -15 + 0,25y → S = 5, bila pendapatan 80 maka
tabungan 5

6
e. Bila tabungan 60, maka S = -15 +0,25y → 60 = -15 +0,25y
y = 300
Jadi bila tabungannya 60, maka tingkat pendapatan masyarakat adalah 300
f. Grafik :

2.1.5. Pajak
Pajak langsung dari wajib pajak misalnya, pajak kekayaan, pajak
pendapatan, pajak perseroan. Sedangkan pajak tidak langsung misalnya, pajak
penjualan, pajak tontonan. Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah pajak tidak
langsung berupa pajak penjualan.
 Jika fungsi penawaran (So) berbentuk P=f(Q)
Maka fungsi penawaran setelah pajak (St) => PT=Po + t
 Jika fungsi penawaran berbentuk Q= f(P)
Maka fungsi penawaran setelah pajak (St)=> Qt= (Pt-t) + C
(jadi setiap variabel Po dalam persamaan
Q= f(P) tersebut diganti menjadi (Pt-t). Karena nilai Po (harga sebelum
pajak) = Pt-t
 Total pajak yang diterima pemerintah => T= t.Qt
(Jumlah total pajak yang ditanggung konsumen dan produsen)
 Total pajak yang ditanggung konsumen => t.kons.Qt
 Total pajak yang ditanggung produsen => t.prod.Qt
Contoh:
1. Fungsi permintaan (D): P=10-Q, fungsi penawaran : P=Q+2, jika pajak 2 per
unit maka carilah:
a. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
b. Total pajak yang diterima pemerintah
c. Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen
d. Gambar
Jawab:

7
Langkah 1:
D => P = 10-Q
S => P = Q + 2
T = 2/ unit
a. Eo => 10-Q = Q+2 St=> Pt=(Q+2)+2
2Q = 8 pt=Q+4
Q=4 Et=> Q+4=10-Q
P=6 2Q=6
Jadi E0=(4,6) Q=3 dan P=7
Jadi Et (3.7)
b. Total pajak =t.Qt =2.3 =6
c. Pajak konsumen =1.3=3
Pajak produsen =1.3=3
d. Gambar

1. Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar


Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah
𝒂 𝟏
pajak akan menjadi P = a + bQ + t = ( a + t ) + bQ atau Q = – + (P – t).
𝒃 𝒃

Adapun besarnya bagian beban pajak untuk konsumen dan produsen, serta
jumlah pajak yang diterima pemerintah dapat diketahui melalui persamaan
Ket :
berikut ini : tk = P’e – Pe tk = pajak konsumen
 Pajak Konsumen : P’e = harga keseimbangan sesudah
tp = t – tk pajak
 Pajak Produsen
Pe = harga keseimbangan sebelum
 Pajak Diterima Pemerintah : T = Q’e x t pajak
tp = pajak produsen
t = pajak per unit barang
T = pajak yang diterima pemerintah
Contoh Soal :
Berdasarkan contoh soal 4, tentukan masing-masing nilai pajak konsumen,
pajak produsen, dan jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah!
Penyeleseian :
 Pajak Konsumen : tk = 2,5 – 1,5 = 1/ unit
 Pajak Produsen : tp = 3 – 1 = 2/ unit

8
 Pajak Diterima Pemerintah : T = 2,5 x 3 = 7,5

1. Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan
persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik per unit
barang. Berikut persamaan penawaran yang baru jika dikenakan pajak
proporsional :
𝑎 𝑏 𝑎 (1−𝑡)
P = a + bQ + tP 𝑃= + 𝑄 Atau 𝑄= − + 𝑃
(1−𝑡) (1−𝑡) 𝑏 𝑏

2. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar


Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen
dan konsumen, sehingga subsidi selalu mengurangi harga barang yang ditawarkan
(Pd) atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya
tetap.
Bila fungsi harga penawaran Ps = f(Q) dengan adanya subsidi (s) membuat harga
penawaran baru yaitu: Ps’ = a + bQ – s
Sedangkan bila fungsi jumlah penawaran ialah Qs = f(P), dengan adanya subsidi
(s), maka jumlah penawaran yang baru adalah: Qs’ = a + b (P + s)
Sehingga keseimbangan pasar yang baru terjadi ketika: Pd = Ps’ atau Qd = Qs’
dimana:
Ps’ : harga penawaran setelah subsidi
Qs’: jumlah penawaran setelah subsidi
s : subsidi dari pemerintah
Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah serta subsidi diterima oleh konsumen
dan produsen dapat dihitung melalui rumus berikut ini: Ket :
 Subsidi untuk Konsumen : sk = pajak konsumen
Pe’ = harga keseimbangan sesudah
Per unit : sk = Pe – P’e pajak
Pe = harga keseimbangan sebelum
Secara Keseluruhan : sk = (Pe’ – Pe) x Qe’ pajak
sp = pajak produsen
s = pajak per unit barang
 Subsidi untuk Produsen: sp = s – sk S = pajak yang diterima pemerintah
Qe’ = jumlah keseimbangan setelah
 Subsidi yang diberikan Pemerintah : S = Qe’ x s subsidi

9
3. Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi
yang dihasilkan. Terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1) Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak
bergantung pada jumlah produk yang diproduksi. Jadi fungsi biaya tetap
adalah fungsi konstanta. FC = k dengan k : konstanta positif
2) Variabel cost atau biaya variabel (VC) adalah fungsi biaya yang
berubah-ubah yang besarnya bergantung dari jumlah barang yang
diproduksi. Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi
per unit dengan VC
jumlah
= f (barang yang
Q ) = vQ diproduksi.
dengan v : lereng kurva VC dan kurva C
3) Total Cost, dilambangkan dengan C (Cost)positif
atau TC (Total Cost)
merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya TC
variabel.
= FC + VC = k + vQ
Contoh Soal :
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,-
. Sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 500Q.
Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 9.000 unit barang?
Penyeleseian :
FC = 1.000.000 TC = FC + VC = 1.000.000 + 500Q
VC = 500Q Jika Q = 9.000, TC = 1.000.000 + 500 (9.000) =
5.500.000
= 500 (9.000) = 4.500.000
TC

TC =1.000.000 + 500Q
5.500.000
VC = 500Q

4.500.000

1.000.000 FC

0 Q
9.000
10
Fungsi Penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan,
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue). Fungsi Penerimaan
merupakan fungsi dari output : TR= R = f (Q) dengan Q : jumlah produk yang laku terjual
Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per unit dengan jumlah
barang yang diproduksi dan laku dijual. TR = Q x P = f (Q)
Fungsi penerimaan bukan saja melambangkan jumlah barang yang dihasilkan,
tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual dengan asumsi bahwa
perusahaan selalu berhasil menjual setiap barang yang dihasilkan.
Contoh Soal:
Berdasarkan Contoh Soal 6, tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total
perusahaan, serta besarnya penerimaan jika harga jual barang dari perusahaan
Rp. 1000,- per unit!
Penyeleseian :
TR = Q x P
TR = Q x 1000 Jika Q = 9.000, TR = 1.000 x 9.000 = 9.000.000
TR = 1000QTR
TR = 1000Q
9.000.000

4.500.000

Q
4. Analisis Pulang Pokok/Break Event Point (Titik Impas) 9.000
0
Setelah diketahui nilai TR dan TC dapat dianalisa
4.500 apakah perusahaan
mendapat keuntungan ataukah mengalami kerugian. BEP (Break Even
Point) atau titik impas adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu
perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami
Biaya Tetap
BEPQ  
Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel Per Unit

11
kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau kerugiannya bernilai nol. Jumlah
unit yang dihasilkan dalam keadaan BEP dapat ditentukan melalui rumus :
Persamaan BEP ditentukan dengan rumus :  = 0 , TR = TC

Penerapan Fungsi Non Linear


2.1.6. Fungsi Permintaan Kuadrat
Bentuk umum fungsi permintaan kuadrat P = f (Q)
adalah sebagai berikut.
P = aQ2+bQ+c

Dimana: P = Harga Produk


Q = jumlah produk yang diminta
a, b, dan c adalah konstanta, dan a < 0
Karena parameter a < 0 pada persamaan (4), maka
parabola akan terbuka ke bawah. Gambar parabola yang
terbuka ke bawah ini menunjukkan kurva permintaan.
Sebaliknya, bentuk umum fungsi permintaan kuadrat Q = f(P) adalah sebagai
berikut.
Q = c + bP – aP2

Karena parameter a < 0 pada persamaan (5), maka parabola akan terbuka ke kiri.
Gambar parabola yang terbuka ke kiri ini juga menunjukkan kurva permintaan.
Jadi, untuk fungsi permintaan kuadrat baik yang berbentuk P = f(Q) ataupun Q =
f(P) grafiknya hanya diambil dari sebagian parabola yang terletak di kuadran I.

Contoh : Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan


 Q d = 19 – P 2
Qs =-8+2P2

12
Berapa harga keseimbangan dan jumlah barang keseimbangan ?
Jawab : titik Keseimbangan terjadi pada saat Q d = Q s
19 – P 2 = - 8 + 2 P 2
19 + 8 = 2 P 2 + P 2
27 = 3 P 2
P2 =9P=9=3
Jika nilai P = 3  Q = 19 – P 2 = 19 – 3 2 = 19 – 9 = 10
Jadi harga yang terjadi pada titik keseimbangan Rp 3,00 dan jumlah permintaan
pada titik keseimbangan 10 unit.
 Jika dikenakan pajak spesifik ( pajak tetap ) sebesar t = 1
 Berapa harga dan jumlah barang pada titik keseimbangan?
Fungsi penawaran setelah pajak Qs =-8+2(P–t)2
Q s = - 8 + 2 ( P – 1) 2
Qs =-8+2(P2 –2P+1)
Qs =-8+2P2 –4P+2
Qs =-6+2P2 –4P
Titik keseimbangan setelah kena pajak  Q d = Q s yg baru
19 – P2 = - 6 + 2 P2 – 4 P
0 = 2 P2 + P2 – 4 P – 6 – 19
0 = 3 P2 – 4 P – 25  3 P2 – 4 P – 25 = 0

 b  b 2  4ac
Untuk mencari nilai P gunakan rumus abc  X 12 =
2a

4  (4) 2  4(3)( 25) 4  16  300


P12 =  P12 =
2(3) 6

4  316 4  17,78 4  17,78


P12 =  P12 =  P1 = = 3,63 (yang dipilih)
6 6 6
4  17,78
 P2 = = - 2,2967
6
Q d = 19 – P 2 = 19 – ( 3,63 ) 2 = 19 – 13,1769 = 5,8231  6

13
Jadi harga keseimbangan setelah ada pajak Rp. 3,63 dan jumlah permintaan
setelah ada pajak 6 unit
2.1.7. FUNGSI PENAWARAN KUADRAT
Bentuk umum fungsi penawaran kuadaratP = f (Q) adalah sebagai berikut.
P = c + bQ + aQ2

Dimana P = harga product


Q = jumlah product yang ditawarkan
a, b dan c adalah konstanta, dan a > 0.

Karena parameter a > 0 pada persamaan, maka parabola akan terbuka ke atas.
Gambar dari parabola yang terbuka ke atas ini menunjukkan kurva penawaran.
Sedangkan, bila fungsi penawaran kuadrat berbentuk Q = f(P), maka bentuk
umumnya adalah:
Q = c + bP + aP2

Dimana P = harga produk


Q = jumlah product yang ditawarkan
a, b dan c adalah konstanta, dan a > 0.
Karena parameter a > 0 pada
persamaan,maka parabola akan terbuka ke kanan. dari parabola yang terbuka ke
kanan ini menunjukkan kurva penawaran.

Contoh :
Diketahui fungsi penawaran akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P =
Q2 +6Q+8. Gambarkan kurva penawarannya !
Penyelesaian :
a. Titik potong pada sumbu P, Bila Q = 0, maka P = 8. Jadi titik Potong (0,8).

14
b. Titik potong pada sumbu Q, Bila P = 0, maka :
Q2 +6Q+8 = 0
(Q + 4) (Q+ 2) = 0
Q1 = -4 dan Q2 = -2
Jadi titik poton adalah (-4,0) dan (-2,0)
–𝑏 −𝐷
c. Titik Puncak (2𝑎 , 4𝑎 ) = (−3, −1)

d. Persamaan sumbu simetri adalah Q = -3


2.1.8. KESEIMBANGAN PASAR
Dalam seksi ini kita akan mencari nilai keseimbangan pasar, di mana fungsi
permintaan atau fungsi penawaran berbebtuk nonlinier atau linier.
Contoh
Carilah secara aljabar dan geometri harga dan jumlah keseimbangan dari fungsi
permintaan dan penawaran berikut ini.
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4
Penyelesaian:
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps
24 - 3Q2 = Q2 + 2Q + 4
4Q2 + 2Q – 20 = 0
−2 ±√4− {(4)(4)(−20)}
Q1,2 = 8

−2 ±√324}
Q1,2 = 8
−2+18
Q1,2 = =2
8
−2− 18
Q1,2 = = - 2,5 ( tidak memenuhi)
8

Subsitusikan nilai Q yang memenuhi ke dalam salah satu persamaan permintaan


atau penawaran,sehingga diperoleh nilai P, yaitu:
P = 24 – 3 (2)
P = 24 – 12 = 12
Jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar adalah E ( 2,12).

15
2.1.9. PENERIMAAN TOTAL
Peneriman total dari suatu perusahaan (produsen) adalah hasil kali antara
harga per unit produk dengan jumlah produk yang dijual, atau rumusnya adalah
sebagai berikut :

TR = P.Q

Dimana: TR = Penerimaan total


Q = Jumlah produk yang dijual
P = Harga produk per unit
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri atas ke kanan bawah
berarti harga p tidak tetap, maka penerimaan total (TR) akan berbentuk fungsi
kuadrat. Jadi, bila fungsi permintaan dinyatakan oleh P = b – aQ, maka akan
diperoleh persamaan penerimaan total.
TR = P.Q
TR = (b – aQ)Q
TR = bQ – aQ2
Fungsi penerimaan total ini bila digambarkan dalam bidang koordinat akan
berbentuk kurva parabola yang terbuka ke bawah dan memotong sumbu Q di dua
titik, yaitu: Q = 0 dan Q = 𝑏⁄𝑎. Karena kurva parabola terbuka ke bawah berarti
fungsi penerimaan total ini mempunyai titik puncak maksimum, yaitu:
−𝑏 −(𝑏)2
Titik puncak = { 2𝑎 , }
4𝑎

Contoh :
Diketahui fungsi permintaan P = 20 – 2Q, carilah penerimaan total maksimum
dan gambarkanlah kurva permintaan dan penerimaaan total dalam satu diagram!
Penyelesaian :
TR = PW
TR = (20 – 2Q)Q
TR = 20Q – 2Q2
−20 −(20)2 −20 −(400)
TR maksimum = {2(−2), } = { −4 , }
4(−2) −8

= (5, 50)
Jika TR = 0, maka 20Q – 2Q2 = 0

16
2Q(10 – Q) = 0
Q1 = 0
Q2 = 10
2.1.10. Penerapan Fungsi non Linier dari Fungsi Biaya
Bentuk non linier dari fungsi biaya  Fungsi Parabola
 Fungsi Kubik
 Biaya Tetap ( FC ) = konstanta
 Biaya Variabel ( VC ) = f ( Q )
 Biaya Total ( TC )  C = FC + VC = k + f ( Q )
C
 Biaya Marginal =
Q
a). Fungsi Biaya Total  TC = a Q 2 – b Q + c  Fungsi Parabola

C C
AFC

C
AC
FC
VC AVC
Q 0
-b Q
b). Fungsi Biaya Total  TC = a Q – b Q 2 + c Q + d  Fungsi Kubik
3

Kasus : Biaya total  TC = 2 Q 2 – 24 Q + 102  Parabola


 Pada tingkat produksi berapa unit, biaya total ini minimum ?
 Hitung biaya total minimum ?
 Hitung biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, Biaya tetap rata-rata,
biaya variable rata-rata ?
 Jika produksi dinaikkan sebesar 1 unit, berapa besarnya biaya marginal ?

17
 TC minimum  titik ekstrim parabola
 b  (24) 24
Q pada TC minimum = = = = 6 unit
2a 2(2) 4
 TC (Biaya Total) pada produksi minimum = 2 Q 2 – 24 Q +102
= 2 (6) 2 – 24 (6) + 102 = 30
 TC minimum  pada ordinat titik ekstrim parabola.
b 2  4ac (24) 2  4(2)(102)
TC total minimum = = = 30
 4a  4(2)
Pada Q = 6
FC = 102
VC = 2Q 2 – 24Q = 2 ( 6 ) 2 – 24 ( 6 ) = - 72
2.1.11. Fungsi Penerimaan, Keuntungan dan Kerugian serta Titik Impas dari
Fungsi Non Linier
Fungsi penerimaan  bentuk umum  fungsi parabola menghadap ke
bawah pada Produsen di pasar monopoli.
Sedang bentuk fungsi penerimaan akan linier untuk produsen di pasar persaingan
sempurna
TR = Q X P = f (Q)  total penerimaan
TR
= AR  rata-rata penerimaan
Q
TR TR
= MR  penerimaan marginal
Q

C,R C

TI
TI

Q
0
Q1 Q2 Q4

18
Dimana T I = titik impas
Besar kecilnya keuntungan diperlihatkan oleh besar kecilnya selisih, positif antara
TR dan C
Keuntungan maximum tidak selalu terjadi pada saat TR maksimum.

19
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Matematika adalah satu alat untuk menyerdehanakan penyajian dan
pemahaman suatu maslah dengan menggunakan bahasa matematika, penyajian
suatu maslah menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk dipahami, dianalisis
serta di pecahkan. Didalam ilmu ekonomi yang berkembang dengan pesat,
berbagai konseop matematika digunakan sebagai alat analisis salah satu
konsepnya diantaranya fungsi linear dan non linear. Penggunaan fungsi linear
dalam ilmu ekonomi seperti:
1. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran
2. Fungsi keseimbangan pasar
3. Fungsi konsumsi dan tabungan
4. Fungsi pajak
Sedangkan penerapan fungsi non linear dalam ilmu ekonomi seperti fungsi
permintaan, fungsi penawaran, fungsi keseimbangan pasar, bunga majemuk, nilai
aset sekarang dari aset masa depan, dan model pertumbuhan

20
DAFTAR PUSTAKA

Manullang, M., Rajagukguk. (2015). Matematika Ekonomi, Diktat Kuliah


Matematika Ekonomi, Jurusan FMIPA, Universitas Negeri Medan

Kalangi, J.B. (2012). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Johannes, H., Handoko.B.S. (1979). Pengantar Matematika Untuk Ekonomi.


Jakarta: Intermasa

Dumairy. (2010) Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta:


BPFE-Yogyakarta
Hidayat, Rachmat. (2013) Matematika Ekonomi dan Bisnis , Yogyakarta: Graha
Ilmu

21
22

Anda mungkin juga menyukai