Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

MATEMATIKA BISNIS

”PENERAPAN EKONOMI”

DOSEN PEMBIMBING
Adi Asmara, Drs.M.pd

Disusun Oleh

Kelompok 3

Anggota : 1. Ghaefira Nur Fatimah


2. Arda Pratiwi
3. Ari Yunita
4. Tari Kencana
5. Wahyu Oktri Saragi
6. Beni Okta Sulitra
7. Rexi

Kelas : Manajemen 1c

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmar, karunia, serta taufik dan hidayahnya karena kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Matematika Ekonomi” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Tak lupa pada nabi junjungan dan baginda Rasullullah
kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Rahmad jufri, M.Pd selaku dosen mata kuliah Matematika Ekonomi Unimed
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Matematika Ekonomi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan yang jauh dari ata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….....1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………1
1.2. Batasan Masalah………………………………………………………….2
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………………….2
1.4 Tujuan Pembahasan………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..3
2.1.1 Fungsi Permintaan …………………………………………….................3
2.1.2 Fungsi Penawaran……………………………………………...................3
2.1.3 Fungsi Keseimbangan Pasar…………………………….………………..4
2.1.4 Fungsi Konsumsi dan Tabungan…………………………………………5
2.1.5 Pajak……………………………………………………………………...7
2.2.1 Fungsi Permintaan Kuadrat……………………………………………..12
2.2.2 Fungsi Penawaran Kudrat……………………………………………….14
2.2.3 Keseimbangan Pasar…………………………………………………….15
2.2.4 Penerimaan Total………………………………………………………..16
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………..20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana memahami penerapan fungsi linear dalam ilmu ekonomi?

1.3. Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana memahami penerapan fungsi linear dalam
ilmu ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Penerapan Fungsi Linear
1.1.1. Fungsi Permintaan
Fungi permintaan linear yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara
variable jumlah/kuantitas suatu barang yang diminta dengan variable harganya
yang kurvanya merupakan grafik fungsi linear. Sehingga diperoleh bentuk
umum fungsi permintaan : Qd = a –PbP 𝒂 𝟏
= – atau
Q
𝒃 𝒃
Dimana: Qd = Jumlah produk yang diminta
a = Konstanta
b = parameter (b>0)
Contoh Soal :
10 buah barang A terjual jika harganya Rp. 80,-/buah. Sedangkan jika harga
barang A Rp. 60,-/buah, terjual 20 buah. Tentukan persamaan dan kurva
permintaannya!
Penyeleseian :
Q1 = 10 P1 = 80
Q2 = 20 P2 = 60
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik :
𝑦2 − 𝑦1 P
y – y1 = (x– x1)
𝑥2 −𝑥1 (0,100)
P2  P1
P  P1  Q  Q1 
Q2  Q1
60  80
P  80  Q  10
20  10
P  80  2Q  20 (50,0)
P  2Q  100 0 Q
2Q  100  P

Jika P = 0 2Q = 100 – 0 Q = 50 A (50,0)


Jika Q = 0 2(0) = 100 – P P = 100 B (0,100)

2
1.1.2. Fungsi Penawaran
Hukum penawaran.
𝒂 𝟏
Bentuk umum fungsi penawaran : Qs = a + bPP =atau
𝒃
+ 𝒃Q

Dimana : Qs = Jumlah Produk yang ditawarkan


a = konstanta
P = Harga Barang per unit
b = parameter (b>0)
Contoh
Apabila harga barang A Rp. 75,- barang yang tersedia di pasar 100 buah.
Apabila harga barang A Rp. 50,- maka barang yang tersedia di pasar hanya 50
buah.
Penyeleseian :
Q1 = 100 P1 = 75
Q2 = 50 P2 = 50
P
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik :
𝑦2 − 𝑦1
y – y1 = (x– x1)
𝑥2 −𝑥1

P2  P1 (0,25)
P  P1  Q  Q1 
Q2  Q1
50  75
P  75  Q  100
50  100 (-50,0) Q
1
P  75  Q  50
2 0
1  1 
P  Q  25   P  Q  25 x 2  2 P  Q  50
2  2 
Q  50  2 P

Jika P = 0 Q = - 50 + 2(0) Q - 50 A (- 50,0)


Jika Q = 0 0 = - 50 + 2P 2P = 50 P = 25 B (0,25)

3
1.1.3. Fungsi Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan, dan harga barang yang diminta sama
dengan harga barang yang ditawarkan. P
Rumus Keseimbangan Pasar: Qs
Qd=Qs Excess Supply
Di mana: Pe

Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E
E : titik keseimbangan Qd Q
Excess Demand d
Pe : harga keseimbangan
0
Qe : jumlah keseimbangan Qe
Contoh Soal:
Tentukan titik keseimbangan dari persamaan permintaan P = 12 – 2Q dan
persamaan penawaran P = 3/2Q + 2!
Penyeleseian :
P
Permintaan : P = 12 – 2Q Qd = 6 – 1/2P
Penawaran : P = 3/2Q + 2 Qs = 2/3P – 4/3
Qd  Q S (0,12)
6  12 P  23 P  43 P = 3/2Q + 2
43 18  4
P
6 3 6 2
22 6 E (2 7 , 6 7)
P 
3 7
44 2
P 6 (0,2)
7 7
P = 12 – 2Q
1 44 42  22 20 6
Q  6    2
2 7 7 7 7
(- 4/3,0) 0 (6,0) Q
6 2
Jadi, titik keseimbangannya ( 2 , 6 )
7 7

4
1.1.4. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi konsumsi dapat ditulis kedalam bentuk fungsi linear dari pada
pendapatan maka persamaannya:
C = a + by ; (a > 0, dan b>0)
Dimana:
C = tingkat konsumsi
y = tingkat pendapatan
a = tingkat konsumsi pada saat pendapatan 0
b = kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Hubungan antara pendapatan, konsumsi dan tabungan adalah:
Y = C + S
Y = (a + b y) + S
S = Y - (a + by)
S = -a + (1 – b) y

Dimana:
S = tingkat tabungan
(1 – b) = kecenderungan menabung marginal (MPS)
Apabila diperhatikan:
• Pada persamaan tabungan  MPS = (1 – b)
• Pada persamaan konsumsi  MPC = b
Berarti:
MPS = 1 – MPC
MPS + MPC = 1
Persamaan konsumsi dan persamaan tabungan dapat digambarkan secara
bersama-sama dalam satu diagram seperti gambar di samping.

5
Contoh:
Bila diketahui fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan C = 15 + 0,75y,
maka tentukanlah:
(a) Fungsi Tabungan
(b) Berapa besarnya konsumsi bila pendapatannya = 0
(c) Berapa titk impas tabungannya?
(d) Berapa tabungannya bila pendapatannya 80?
(e) Berapa tingkat pendapatannya bila tabungan masyarakat adalah 60?
(f) Gambarkan grafik fungsi konsumsi dan tabungan
Penyelesaian:
a. Tabungan S = y – c → S = y – (15 + 0,75y)
S = y – 15 – 0,75y
S = -15 + 0,25y Fungsi tabungan adalah C = -15 +
0,25y
b. Funsi Konsumsi : C = 15 + 0,75y Bila pendapatan = 0 atau y = 0 maka
konsumsi c = 15
c. Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0, jadi C = -15 + 0,25y
0,25y = 15
y = 60
d. Bila pendapatan =80, maka S = -15 + 0,25y → S = 5, bila pendapatan 80
maka tabungan 5
e. Bila tabungan 60, maka S = -15 +0,25y → 60 = -15 +0,25y
y = 300
Jadi bila tabungannya 60, maka tingkat pendapatan masyarakat adalah 300

6
f. Grafik :

1.1.5. Pajak
Pajak langsung dari wajib pajak misalnya, pajak kekayaan, pajak
pendapatan, pajak perseroan. Sedangkan pajak tidak langsung misalnya, pajak
penjualan, pajak tontonan. Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah pajak
tidak langsung berupa pajak penjualan.

 Jika fungsi penawaran (So) berbentuk P=f(Q)


Maka fungsi penawaran setelah pajak (St) => PT=Po + t
 Jika fungsi penawaran berbentuk Q= f(P)
Maka fungsi penawaran setelah pajak (St)=> Qt= (Pt-t) + C
(jadi setiap variabel Po dalam persamaan
Q= f(P) tersebut diganti menjadi (Pt-t). Karena nilai Po (harga sebelum
pajak) = Pt-t
 Total pajak yang diterima pemerintah => T= t.Qt
(Jumlah total pajak yang ditanggung konsumen dan produsen)
 Total pajak yang ditanggung konsumen => t.kons.Qt
 Total pajak yang ditanggung produsen => t.prod.Qt

7
Contoh:
1. Fungsi permintaan (D): P=10-Q, fungsi penawaran : P=Q+2, jika pajak 2
per unit maka carilah:
a. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
b. Total pajak yang diterima pemerintah
c. Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen
d. Gambar
Jawab:
Langkah 1:
D => P = 10-Q
S => P = Q + 2
T = 2/ unit
a. Eo => 10-Q = Q+2 St=> Pt=(Q+2)+2
2Q = 8 pt=Q+4
Q=4 Et=> Q+4=10-Q
P=6 2Q=6
Jadi E0=(4,6) Q=3 dan P=7
Jadi Et (3.7)
b. Total pajak =t.Qt =2.3 =6
c. Pajak konsumen =1.3=3
Pajak produsen =1.3=3
d. Gambar

8
1. Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar
Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah
𝒂 𝟏
pajak akan menjadi P = a + bQ + t = ( a + t ) + bQ atau Q = – + (P – t).
𝒃 𝒃

Adapun besarnya bagian beban pajak untuk konsumen dan produsen, serta
jumlah pajak yang diterima pemerintah dapat diketahui melalui persamaan
berikut ini : Ket :
tk = P’e – Pe tk = pajak konsumen
 Pajak Konsumen :
P’e = harga keseimbangan sesudah
 Pajak Produsen tp = t – tk pajak
Pe = harga keseimbangan sebelum
 Pajak Diterima Pemerintah : T = Q’e x t
pajak
tp = pajak produsen
t = pajak per unit barang
T = pajak yang diterima
Contoh Soal : pemerintah

Berdasarkan contoh soal 4, tentukan masing-masing nilai pajak konsumen,


pajak produsen, dan jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah!
Penyeleseian :
 Pajak Konsumen : tk = 2,5 – 1,5 = 1/ unit
 Pajak Produsen : tp = 3 – 1 = 2/ unit
 Pajak Diterima Pemerintah : T = 2,5 x 3 = 7,5

1. Pengaruh Pajak Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan
persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik per unit
barang. Berikut persamaan penawaran yang baru jika dikenakan pajak
proporsional :

𝑎 𝑏
P = a + bQ + tP
ata 𝑃= + 𝑄 𝑎 (1−𝑡)
( 1 − 𝑡 ) ( 1 − 𝑡 ) atau 𝑄= − + 𝑃
𝑏 𝑏

9
2. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen
dan konsumen, sehingga subsidi selalu mengurangi harga barang yang
ditawarkan (Pd) atau hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Bila fungsi harga penawaran Ps = f(Q) dengan adanya subsidi (s) membuat
harga penawaran baru yaitu: Ps’ = a + bQ – s

Sedangkan bila fungsi jumlah penawaran ialah Qs = f(P), dengan adanya subsidi
Qs’ = a + b (P + s)
(s), maka jumlah penawaran yang baru adalah:

Sehingga keseimbangan pasar yang baru terjadi ketika:


dimana: Pd = Ps’ atau Qd = Qs’

Ps’ : harga penawaran setelah subsidi


Qs’: jumlah penawaran setelah subsidi
s : subsidi dari pemerintah
Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah serta subsidi diterima oleh
konsumen dan produsen dapat dihitung melalui rumus berikut ini:
 Subsidi untuk Konsumen : Ket :
Per unit : sk = Pe – P’e sk = pajak konsumen
Pe’ = harga keseimbangan
sesudah pajak
Secara Keseluruhan : sk = (Pe’ – Pe) x Pe = harga keseimbangan
Qe’ sebelum pajak
sp = pajak produsen
sp = s – sk s = pajak per unit barang
 Subsidi untuk Produsen:
S = pajak yang diterima
pemerintah
 Subsidi yang diberikan Pemerintah : S = Qe’ x s
Qe’ = jumlah keseimbangan
setelah subsidi

10
3. Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi
yang dihasilkan. Terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1) Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak
bergantung pada jumlah produk yang diproduksi. Jadi fungsi biaya tetap
adalah fungsi konstanta. FC = k dengan k : konstanta positif

2) Variabel cost atau biaya variabel (VC) adalah fungsi biaya yang
berubah-ubah yang besarnya bergantung dari jumlah barang yang
diproduksi. Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi
per unit dengan jumlah barang yang diproduksi.
VC = f ( Q ) = vQ dengan v : lereng kurva VC dan kurva C
positif

3) Total Cost, dilambangkan dengan C (Cost) atau TC (Total Cost)


merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel.
TC = FC + VC = k + vQ

Contoh Soal :
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp.
1.000.000,-. Sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC
= 500Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total
yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 9.000 unit barang?
Penyeleseian :
FC = 1.000.000 TC = FC + VC = 1.000.000 + 500Q
VC = 500Q Jika Q = 9.000, TC = 1.000.000 + 500 (9.000) =
5.500.000
= 500 (9.000) = 4.500.000

11
TC

TC =1.000.000 + 500Q
5.500.000
VC = 500Q

4.500.000

1.000.000
FC

0 9.000 Q

Fungsi Penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan,
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue). Fungsi
Penerimaan merupakan fungsi dari output :

TR= R = f (Q) dengan Q : jumlah produk yang laku terjual

Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per unit dengan
jumlah barang yang diproduksi dan laku dijual.
TR = Q x P = f (Q)

Fungsi penerimaan bukan saja melambangkan jumlah barang yang dihasilkan,


tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual dengan asumsi bahwa
perusahaan selalu berhasil menjual setiap barang yang dihasilkan.

12
Contoh Soal:
Berdasarkan Contoh Soal 6, tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan
total perusahaan, serta besarnya penerimaan jika harga jual barang dari
perusahaan Rp. 1000,- per unit!
Penyeleseian :
TR = Q x P
TR = Q x 1000 Jika Q = 9.000, TR = 1.000 x 9.000 = 9.000.000
TR = 1000 Q

TR

TR = 1000Q
9.000.000

4.500.000

Q
0 9.000

4.500
4. Analisis Pulang Pokok/Break Event Point (Titik Impas)
Setelah diketahui nilai TR dan TC dapat dianalisa apakah perusahaan
mendapat keuntungan ataukah mengalami kerugian. BEP (Break Even
Point) atau titik impas adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu
perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami
kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau kerugiannya bernilai nol.
Jumlah unit yang dihasilkan dalam keadaan BEP dapat ditentukan melalui

13
rumus :

Biaya Tetap
BEPQ  
Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel Per Unit

Persamaan BEP ditentukan dengan rumus :  = 0 , TR = TC

14

Anda mungkin juga menyukai