Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MK : Matematika Ekonomi
PRODI. MATEMATIKA PPs UNIMED

SKOR NILAI :

PENERAPAN FUNGSI LINEAR DALAM


MATEMATIKA EKONOMI

Disusun
O
L
E
H

Kelompok 2
Mia Yolanda Siregar 8196171008
Cindy Nur Annisa Ihsania 8196171009
Swandi Wiranata Sinurat 8196171017

Dosen Pengampu: Dr.


Mata Kuliah: Matematika Ekonomi

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Bulan September 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah tentang “Penerapan Fungsi Linear dalam Matematika Ekonomi” sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Matematika Ekonomi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu
hingga makalah ini dapat terselesaikan, terkhusus kepada ibu dosen pengampu atas
bimbingannya kepada penulis dalam merampungkan makalah ini. Terima kasih juga
atas masukan dari berbagai pihak termasuk teman-teman yang telah memberi
berbagai gagasan kontributifnya kepada penulis.
Sebagai sebuah karya manusia, tentunya makalah ini masih jauh dari unsur
kesempurnaan, untuk itu penulis memohon kontribusi pemikiran baik berupa saran
dan kritikan demi perbaikan makalah ini kedepannya hingga dapat lebih bermanfaat
untuk kita semua.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PENERAPAN FUNGSI LINEAR DALAM MATEMATIKA EKONOMI................2
1. Fungsi Permintaan.........................................................................................................2
2. Fungsi Penawaran..........................................................................................................4
3. Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk....................................................................5
4. Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk....................................................................6
5. Pengaruh Pajak pada Keseimbangan Pasar...................................................................9
6. Pengaruh Subsidi pada Keseimbangan Pasar...............................................................11
7. Analisis Pulang Pokok .................................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan dalam
bentuk linier.
Dalam penerapan fungsi linier dalam bidang ekonomi dan bisnis diantaranya adalah
fungsi permintaan, penawaran dan keseimbangan pasar, yang nantinya akan kami bahas
dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa saja penerapan dalam fungsi linear dalam matematika ekonomi?

A. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka makalah ini dibatasi
untuk melihat penerapan dalam fungsi linear dalam matematika ekonomi.

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk mengetahui penerapan fungsi
linear dalam matematika ekonomi.

D. Manfaat
Membantu mahasiswa agar dapat memahami bagaimana suatu fungsi linear dibentuk
berdasarkan data yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerapan Fungsi Linear
1. Fungsi Permintaan
Permintaan masyarakat terhadap barang tertentu berarti kesediaan masyarakat untuk
membeli sejumlah barang tertentu, pada tingkat harga tertentu pula. Dengan demikian, kalau
tingkat harga barang tertentu tinggi, maka masyarakat hanya bersedia membeli barang
tersebut relatif sedikit, kalau dibandingkan kesediaan masyarakat untuk membeli barang pada
tingkat yang rendah.
Adapun faktor yang mempengaruhi gejala permintaan yang mempengaruhi adalah:
a. Banyaknya barang yang diminta (Q)
b. Harga barang yang diminta per unit (P)
Fungsi permintaan suatu barang adalah suatu fungsi yang menunjukkan kondisi
permintaan barang yang diminta oleh konsumen terhadap barang yang diproduksi oleh
produsen. 1
Sifat-sifat umum dari fungsi permintaan:
a. Baik P maupun Q selalu positif dan paling kecil adalah 0
0≤P≤a
0 ≤ Q≤ b
a dan b adalah bilangan konstan.
b. Fungsi permintaan adalah bi-unique dan paling kecil adalah nol. Sebuah nilai Q
hanya mempunyai sebuah nilai P dan sebuah nilai P hanya mempunyai sebuah
nilai X.
c. Fungsi permintaan adalah monotically decreasing artinya fungsi permintaan
terlukis dari kiri ke atas dan ke kanan bawah.2
Grafik atau kurva permintaan dari barang Q dapat kita lukiskan pada Gambar 2.1.
dibawah ini.
P
P2

P0

P1
Q
Q2 Q0 Q1

1
Supangat, Andi, 2006, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Prenadamedia Group, Hal 119
2
Desmizar, 2003, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, hal 62

2
Fungi permintaan linear yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel
jumlah/kuantitas suatu barang yang diminta dengan variabel harganya yang kurvanya
merupakan grafik fungsi linear.
Sehingga diperoleh bentuk umum fungsi permintaan :
Q=f ( P ) → Q=−aP+b
P=f ( Q ) → P=−aQ+b

Dimana:
Q = Jumlah / Banyaknya barang yang diminta
P = Harga barang yang diminta per unit
a = Koefisien
b = parameter (b>0)
ContohSoal:
10 buah barang A terjual jika harganya Rp. 80,-/buah. Sedangkanjikahargabarang A Rp.
60,-/buah, terjual 20 buah. Tentukan persamaan dan kurva permintaannya!
Penyelesaian :
Q1 = 10 P1 = 80
Q2 = 20 P2 = 60
Menggunakanrumus persamaan garis melalui dua titik : P
y − y 1 x−x 1
=
y 2−x 1 x2 −x1 (0,100)
P2 −P1
P−P1 = Q−Q1 )
Q2 −Q1 ( P = -2Q+100
60−80
P−80= ( Q−10 )
20−10
P−80=−2 Q+20 (50,0)
Q
P=−2 Q+100 0
2Q=100−P
1
Q=50− P
2
1
Maka Persamaannya adalahQ=50− PdanQ=−2Q+100
2
1
Jika P = 0 → Q=50− (0)→ Q = 50 → A (50,0)
2
1 1
Jika Q = 0 → 0=50− P →50= P→P = 100 →B (0,100)
2 2

3
2. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang berhubungan dengan harga barang yang ditawarkan
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Pada hukum penawaran, besar kecilnya suatu jumlah
barang yang ditawarkan tergantung pada tingkat barang tersebut.
Sehingga diperoleh bentuk umum fungsi permintaan :
Q=f ( P ) → Q=aP+b
P=f ( Q ) → P=aQ+ b

Dimana:
Q = Jumlah / Banyaknya barang yang diminta
P = Harga barang yang diminta per
a = Koefisien
b = parameter (b>0)
Adapun batas-batas yang berlaku untuk suatu fungsi penawaran adalah grafik fungsi
yang berada pada kuadran I atau P positif dan Q positif.

P
P = aQ + b
P2

P0

P1
Q2 Q0 Q1

Gambar 2.2. Grafik Fungsi Penawaran


Contoh
Apabila harga barang A Rp. 75,- barang yang tersedia di pasar 100 buah. Apabila harga
barang A Rp. 50,- maka barang yang tersedia di pasar hanya 50 buah.
Penyelesaian : P 1
Q1 = 100 P1 = 75 P=25+ Q
2
Q2 = 50 P2 = 50
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik : (0,25)
y 2− y 1
y – y1 = (x– x1)
x 2−x 1
Q
(-50,0) 0 4
P2 −P1
P−P1 = Q−Q1 )
Q2 −Q 1 (
50−75
P−75= ( Q−100 )
50−100
1
P−75= Q−50
2
1 1
[ ]
P= Q+25 ⇒ P= Q+25 x 2 ⇒2 P=Q+50
2 2
Q=−50+2 P
Jika P = 0→ Q = - 50 + 2(0) → Q = - 50→A(- 50,0)
Jika Q = 0 → 0 = - 50 + 2P → 2P = 50 → P = 25→ B (0,25)

3. Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk


Keseimbangan Pasar (equilibrium market) dapat diartikan sebagai kesepakatan antara
pembeli dan penjual, atau antara konsumen dan produsen. Lebih jauh hal tersebut secara
ekonomi dapat diartikan sebagai pertemuan antara fungsi permintaan dan fungsi
penawarannya, sehingga secara sistematis titik potong antara fungsi permintaan dan fungsi
penawaran dapat dikatakan sebagai Titik Keseimbangan Pasar.3
Keseimbangan pasar terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan, dan harga barang yang diminta sama dengan harga barang yang
ditawarkan.
Misalkan, fungsi permintaan dinyatakan sebagai Pd (demand) dan fungsi penawarannya
dinyatakan sebagai Ps (supply), maka dari kedua fungsi tersebut dapat dinyatakan terjadi
keseimbangan pasar pada saat Pd = Ps atau Qd = Qs.
P
Jadi rumus keseimbangan pasar:
Excess Supply Qs
Pd = Ps atau Qd = Qs. Pe
P = a+ bQ
Di mana:
E
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran P = a- bQ
Excess Demand Qd
E : titik keseimbangan
Pe : harga keseimbangan 0 Qe
Qe : jumlah keseimbangan Gambar 2.3. Keseimbangan Pasar Satu
Macam Produk

3
Supangat, Andi, Hal. 130

5
Contoh Soal:
Tentukan koordinat titik keseimbangan dari persamaan permintaan Pd = 12 – 2Q dan
persamaan penawaran Ps = 3/2Q + 2!
Penyelesaian :

P
Permintaan : Pd = 12 – 2Q P = 3/2Q + 2
Penawaran : Ps = 3/2Q + 2 (0,12)

(0,2) 6
Pd = Ps E (2 ,6
7
12 – 2Q = 3/2Q + 2
10 =7/2 Q P = 12 – 2Q

20 = 7Q
20 6 Q
Qd = =2 (- 4/3,0) 0 (6,0)
7 7
Subsitusikan ke :Pd = 12 – 2Q maka :

Pd = 12 – 2 ( 207 )=12− 407 = 84−40


7
44
= =6
7
2
7
6 2
Jadi, titik keseimbangannya ( 2 , 6 )
7 7

4. Keseimbangan pasar dua macam Produk

Pada fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang menyatakan bahwa unit barang yang
diminta dan jumlah unit barang yang ditawarkan sepenuhnya tergantung pada besarnya harga
yang ditawarkan. Namun demikian, jika pada fungsi permintaan dan fungsi penawaran
tersebut mempunyai dua variable bebas, di mana variable-variabel tersebut terdiri dari dya
macam produk yang berbeda.
Misalkan dari dua produk A dan B mempunyai keterkaitan, di mana Q 1 adalah jumlah
permintaan dari produk A dan Q2 adalah jumlah permintaan dari produk B, maka model
fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari kedua produk tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.4
a. Fungsi Permintaan Dua Produk
Permintaan terhadap dua macam produk oleh konsumen, secara linear dinyatakan dengan
model seperti berikut:
4
Supangat, Andi, hal. 136

6
PdA  =  a0  –  a1 QA+  a2 QB
PdB  =  b0  + b1 QB + b2 QB
Dimana:
PdA : Harga Produk A
PdB : Harga Produk B
QA : Unit Barang A yang diserap oleh konsumen
QB : Unit Barang B yang diserap oleh konsumen
a0, a1, a2 : Konstanta untuk produk A
b0, b1, b2 : Konstanta untuk produk B

b. Fungsi Penawaran Dua Produk


Penawaran terhadap dua macam produk, secara linear dinyatakan dengan model seperti
berikut:
PsA  =  a0  –  a1 QA+  a2 QB
PsB  =  b0  + b1 QB + b2 QB
Dimana:
PsA : Harga Permintaan Produk A
PsB : Harga Permintaan Produk B
QA : Jumlah Unit Barang A
QB : Jumlah Unit Barang B
a0, a1, a2 : Konstanta untuk produk A
b0, b1, b2 : Konstanta untuk produk B

Keseimbangan pasar akan terjadi, apabila harga permintaan produk A sama dengan
harga penawaran produk A dan harga permintaan produk B sama dengan harga penawaran
produk B. Atau dengan kata lain, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
PdA = PsA
PdB = PsB
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dari dua macam produk yang berbeda sebagai
berikut.
Fungsi Penawaran:
PdA =10 - 2 QA+ 4 QB

7
PdB = 8 – 1/2 QA+ 5 QB
Fungsi Permintaan:
PsA = 2 + 2 QA+ 5 QB
PsB = 4 + 5 QA+ 2 QB
Tentukan keseimbangan pasarnya dari fungsi-fungsi di atas!

Jawab:
Keseimbangan pasar terjadi saat PdA = PsA dan PdB = PsB
PdA = PsA
10 - 2 QA+ 4 QB = 2 + 2 QA+ 5 QB
-4 QA - QB = -8 …………. (1)

PdB = PsB
8 – 1/2 QA+ 5 QB = 4 + 5 QA+ 2 QB
1
– 5 QA + 3 QB = 4 ………. (2)
2
Eliminasi persamaan (1) dan (2)
–4 QA - QB = -8 x3
1
– 5 QA + 3 QB = 4
2

– 12 QA - 3 QB = - 24
1
– 5 QA + 3 QB = 4
2
1
–7 QA = - 20
2
−20 1
=1
QA = 1 9
−7
2
1
Untuk QA = 1 , maka hasil substitusi ke persamaan:
9
– 12 QA - 3 QB = - 24

( 19 ) - 3 Q = - 24
– 12 1 B

8
5
−10
QB = 9 14
=3
−3 27
1 14
Karena QA = 1 dan QB = 3
9 27
Akan di dapat harga (PA dan PB) sebagai berikut:
Harga pada fungsi permintaan:
PdA = 10 - 2 QA+ 4 QB

PdA = 10 - 2 1 ( 19 )+ 4 (3 1427 ) = 34,92


Harga pada fungsi penawaran:
PsA = 2 + 2 QA+ 5 QB

PsA = 2 + 2 1 ( 19 )+ 5(3 1427 ) = 38,15


5. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan.
Sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran. Sedangkan pada fungsi permintaan tidak
mengalami perubahan sama sekali.
Jika misalkan Ps adalah harga sebelum kena pajak dan selanjutnya untuk setiap unit
barang tersebut dikenakan pajak sebesar t, maka harga barang setelah adanya pajak akan
berubah sebesar Ps’= Ps + t. (Ket: Ps’ = harga setelah pajak).
Jika Ps = f(Q) → Ps = a + bQ, maka:
Ps’ = Ps + t
= ( a+ bQ )+ t
Jika Qs = f(P), atau ditulis Q s = a + bPs, dengan adanya pajak sebesar t, sementara Ps’ =
Ps + t, berarti harga sebelum ada pajak : Ps = Ps – t selanjutnya harga baru setelah ada pajak
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan seperti berikut:
Qs’ = a + b(Ps’ - t)
Dengan adanya perubahan terhadap fungsi penawaran yang terjadi akibat pajak, hal ini
secara otomatis akan berpengaruh terhadap keseimbangan pasarnya (akibat adanya pajak
harga pada keseimbangan pajak harga pada keseimbangan pasar terjadi perubahan). Seperti
diungkapkan dalam grafik berikut:

P Ps’ = Ps + t
P = a -bQ
9
Qe Q1

P = a +bQ
Pe
(Qe,Pe)
Ps’ = a +bQ
P1 (Q1,P1)

Q
0

Gambar 2.4. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar

Keterangan Grafik:
a. Pada saat sebelum ada pajak, keseimbangan pasar terjadi pada koordinat (Q1,
P1).
b. Setelah ada pajak sebesar t per unit, keseimbangan pasar berubah dan berada di
titik koordinat (Qe, Pe)
c. Beban pajak sebetulnya bukan hanya ditanggung oleh konsumen, tapi dalam hal
ini produsen juga ikut merasakan beban pajak tersebut.
d. Jika harga dan jumlah keseimbangan pasar berada di titik koordinat (Q 1, P1)
sebelum ada pajak dan pada (Qe, Pe) setelah ada pajak sebesar t, maka beban
pajak yang ditanggung oleh konsumen : Pe – P1 (Selisih antara harga pada
keseimbangan pasar setelah ada pajak dengan harga pada keseimbangan pasar
sebelum ada pajak), sedangkan besarnya beban pajak yang ditanggung oleh
produsen adalah selisih antara besarnya pajak yang ditetapkan dengan beban
pajak yang ditanggung oleh konsumen, atau: t – (Pe – P1)
e. Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen secara keseluruhan
adalah hasil kali antara jumlah unit barang yang diproduksi setelah ada pajak
(Qe) dengan beban pajak per unit untuk konsumen maupun produsen, atau:
f. (Qe) (Pe – P1) → untuk konsumen
(Qe) {t - (Pe – P1)}→ untuk produsen

Contoh:
Diketahui fungsi permitaan suatu barang dinyatakan oleh P d = Q2 – 11Q + 30 dan penawaran
barangnya oleh : Ps = Q2 + 1, jika terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 3 per
unit, maka tentukan:
a. Titik keseimbangan pasarnya sebelum pajak
10
b. Titik keseimbangan pasarnya setelah pajak
Jawab:
 Keseimbangan pasarnya sebelum pajak
Pd = Ps → Q2 – 11Q + 30 = Q2 + 1
- 11 Q + 29 = 0
−29 7
Q= =2
−11 11
7 7 2 95
Untuk Q=2
11 ( )
, maka Ps = Q2 + 1 = 2
11
+1=7
100

Sehingga titik keseimbangan pasarnya akan terjadi pada koordinat ( 2911 , 795
100 )
Atau dengan kata lain, bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat harga 7,95 satuan harga
dan 2,63 satuan unit barang.
 Keseimbangan pasarnya setelah pajak sebesar t = 3
Syarat keseimbangan pasar setelah pajak akan terjadi bila Pd = Ps’
Ps’ = Ps + t
Ps’ = (Q2 + 1) +3
Ps’ = Q2 + 4
Q2 – 11Q + 30 = Q2 + 4
- 11 Q +26 = 0
−26
Q= = 2,36
−11
Untuk Q = 2,36. Apabila disubstitusikan ke dalam persamaan :
Ps’ = Q2 + 4 maka Ps’ = (2,36)2 + 4 = 9,57 sehingga titik keseimbangan pasarnya akan terjadi
pada koordinat(2,36 , 9,57) atau dengan kata lain, bahwa keseimbangan pasar setelah ada
pajak terjadi pada saat harga 9,57 satuan harga dan 2,36 satuan unit barang.

11
6. Pengaruh Subsidi pada Keseimbangan Pasar

Subsidi yang diberikan oleh Pemerintah terhadap hasil produksi suatu perusahaan,
sebetulnya secara teoritis subsidi tersebut sepenuhnya dinikmati oleh konsumen, yaitu dengan
adanya subsidi, maka harga barang akan mengalami penurunan sesuai dengan besarnya
subsidi yang diberikan untuk setiap unit barangnya, maka akibat adanya subsidi tersebut,
jelas akan berpengaruh pada fungsi penawarannya, sehingga fungsi penawaran barang akan
berubah, sedangkan untuk fungsi permintaan tidak ada perubahan atau tetap.

Jika misalkan Ps adalah harga sebelum adanya subsidi dan selanjutnya jika untuk setiap
unit barang tersebut diberikan subsidi sebesar s, maka harga barang setelah ada subsidi akan
berubah sebesar Ps’= Ps – s (Ket: Ps’ : harga setelah ada subsidi).

Jika Ps = f(Q) → Ps = a + bQ , maka Ps’ = (a +bQ) – s

Jika Qs = f(P)→ Qs = a + bP , maka sesudah ada subsidi sebesar s → Ps’ = Ps + s

Ps’ = Ps + t

= a + b (Ps + s) – s

Perubahan fungsi penawaran yang terjadi akibat adanya subsidi, maka secara otomatis
keseimbangan pasar yang terjadi akibat daripada itu juga ada perubahan, seperti grafik
berikut ini:

P = a -bQ Ps= a +bQ

Ps’ = Ps + t
Pe (Qe,Pe)
P1
12

Qe Q1
(Q1,P1)

Q
0

Keterangan Grafik:
 Pada saat sebelum ada subsidi, keseimbangan pasar terjadi pada koordinat E.
 Setelah ada subsidi sebesar s per unit, keseimbangan pasar berubah dan berada di titik
koordinat E.
 Beban subsidi sebetulnya bukan hanya dinikmati oleh konsumen, tapi dalam hal ini
produsen juga ikut merasakan subsidi tersebut.
 Jika harga dan jumlah keseimbangan psar berada di titik koordinat
 E (Q, P) : sebelum ada subsidi, dan
 E (Q’ , P’) : setelah ada subsidi sebesar s, maka beban subsidi yang ditanggung oleh
konsumen : P – P’
 Beban pajak yang ditanggung oleh produsen : s – (P – P’)

Contoh:

Diketahui fungsi permintaan dan penawaran barang adalah sebagai berikut;

Pd = Q2 – 11Q + 30

Ps = Q 2 + 1

Selanjutnya, jika terhadap barang tersebut dikenakan subsidi sebesar s = 3 per unit barang.
Tentukan:

a. Tentukan titik keseimbangan pasarnya sebelum ada subsidi


b. Tentukan titik keseimbangan pasarnya setelah ada subsidi

Jawab:

Sebelum ada subsidi

Syarat keseimbangan pasar akan terjadi bila Pd = Ps

13
Q2 – 11Q + 30 = Q2 + 1

- 11 Q + 29 = 0
−29 7
Q= =2 = 2,63
−11 11
7 7 2 95
Untuk Q = 2
11
, maka Ps = Q2 +1 = 2( )
11
+1=7
100
= 7,95

Sehingga titik keseimbangan pasarnya akan terjadi pada koordinat ( 2,63 ; 7,95 )
Atau dengan kata lain, bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat harga 7,95 satuan harga
dan 2,63 satuan unit barang.
Setelah ada subsidi sebesar s = 3

Syarat keseimbangan pasar akan terjadi bila Pd = Ps


Ps’= Ps – s
Ps’= (Q2 + 1) – 3
Ps’= Q2 - 2
Q2 – 11Q + 30 = Q2 – 2

- 11 Q

−32 10
- 11 Q + 32 = 0 → Q = =2 =2,91
−11 11

10
Untuk Q = 2
11

10 2
Maka Ps’= Q2 – 2Ps’ = 2 ( )11
−2=6,46

Sehingga titik keseimbangan pasarnya akan terjadi pada koordinat (2,91 ; 6,46) atau dengan
kata lain, bahwa keseimbangan pasar setelah ada subsidi terjadi pada saat harga 6,46 satuan
harga dan 2,91 satuan unit harga barang. Subsidi yang dinikmati oleh:

a. Konsumen = P – P’

= 7,95 – 6,46 = 1,49

b. Produsen = s – (P – Ps’)

= 3 – (7,95 – 6,46) = 1,51

14
7. Analisis Pulang Pokok / Break Event Point (Titik Impas)

Analisis ini digunakan untuk menganalisis implikasi berbagai keputusan tentang harga
dan produksi. Untuk itu bisa dibuat suatu model dengan cara mengembangkan fungsi yang
bisa menggambarkan hubungan antara ongkos, hasil penjualan dan keuntungan. Total hasil
penjualan (Total Revenue) yang diperoleh melebihi total biaya atau (total cost) yang
dikeluarkan. Jika total hasil penjualan kurang dari total biaya selama jangka waktu tertentu,
ini berarti perusahaan mendapatkan kerugian selama jangka waktu tersebut. Jika total hasil
penjualan sama dengan total biaya, perusahaan tersebut dikatakan mencapai titik impas
(Break even).5
Untuk menentukan titik impas atau keuntungan atau kerugian yang dihubungkan dengan
suatu jumlah penjualan tertentu, disini harus ditentukan terlebih dahulu fungsi hasil penjualan
dan fungsi hasil biayanya. Jumlah hasil penjualan (TR) tergantung dari harga barang (P) dan
jumlah unit barang yang terjual (X). Di dalam menghitung titik impas ini diasumsikan harga
setiap unit barang adalah tetap. Dapat dirumuskan:
TR = P . X
Hasil penjualan sama dengan harga per unit di kali jumlah unit yang terjual. Biaya total
(Tc) pada umumnya dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu biaya tetap (Fc) dan biaya
variable (Vc). Biaya variable diasumsikan konsten setiap unit produksi/penjualan. Biaya total
notasinya dalam bentuk hubungan fungsional adalah:

Tc = Fc + Vc

Biaya total sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel.

Dalam bentuk grafik digambarkan seperti berikut:

5
Desmizar, hal. 111

15
Gambar 2.4. Analisis Pulang Pokok / Break Event Point (Titik Impas)

Contoh:

Suatu perusahaan yang menghasilkan suatu barang yang mempunyai persamaan Tc = 20.000
+ 100x dan TR = 200 x.

Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada pada titik impas (Break-even point)?
Dan apa yang terjadi jika ia memproduksi sebanyak 300 unit.

Jawab:

Titik Impas: TR = Tc

200x = 20.000 + 100x

100x = 20.000

x = 200 → titik impas

Jika x = 300 maka

TR = 200 (300) = 60.000

TL = 20.000 +100 (3000) = 50.000

Keuntungan : π = TR – Tc = 60.000 – 50.000 =10.000

Jadi, kalau perusahaan memproduksi sebanyak 300 unit maka perusahaan tersebut akan
untung 10.000.

16
17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh
konsumen dengan harga produk. Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya
perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor selain harga.
2. Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlahproduk yang ditawarkanoleh
produsen untuk dijual dengan harga produk. kurva penawaran juga dapat
mengalamipergeseran karena adanya perubahan factor-faktor yang memengaruhi
penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan
bergeraknya kurva ke kananatau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya
jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang
bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang.
3. Keseimbangan pasar (market equilibrium) akan tercapai jika jumlah produk yang
diminta sama dengan jumlah produk yang ditawarkan, atau harga produk yang
ditawarkan sama dengan harga produk yang diminta konsumen.
4. Perubahan terhadap fungsi penawaran yang terjadi akibat pajak berpengaruh terhadap
keseimbangan pasarnya. Akibat adanya pajak harga pada keseimbangan pajak harga
pada keseimbangan pasar terjadi perubahan.
5. Subsidi akan berpengaruh pada fungsi penawaran, sehingga fungsi penawaran barang
akan berubah, sedangkan untuk fungsi permintaan tidak ada perubahan atau tetap.
6. Total hasil penjualan sama dengan total biaya, perusahaan tersebut dikatakan
mencapai titik impas (Break even).

18
DAFTAR PUSTAKA

Supangat, Andi, 2006, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Prenadamedia Group.
Desmizar, 2003, Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai