Anda di halaman 1dari 174

MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI

DAN BISNIS
Bagian 3
Pertemuan 4, 5 dan 6

MATEMATIKA BISNIS
Tonaas Marentek, M.Si
MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI
DAN BISNIS

1. FUNGSI
2. FUNGSI LINIER
3. SISTEM PERSAMAAN LINIER
4. PENERAPAN FUNGSI LINIER
5. FUNGSI NON LINIER
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINIER
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
8. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
MACAM-MACAM FUNGSI DALAM EKONOMI
DAN BISNIS

TARGET :
Mahasiswa/i mampu menjelaskan secara tepat
dan dapat mengerjakan persoalan matematika
fungsi dan dapat menghubungkan dan
menerapkannya dalam ekonomi dan bisnis
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS
 1. FUNGSI
 fungsi dan relasi/hubungan
 variabel bebas dan terikat
 sistem koordinat cartesius
 fungsi dengan 1 variabel bebas
 fungsi dengan 2 atau lebih variabel bebas
 2. FUNGSI LINIER
 kemiringan dan titik potong sumbu
 Bentuk umum fungsi linear
 menentukan persamaan garis
 hubungan dua garis lurus
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS
 3. SISTEM PERSAMAAN LINEAR
 penyelesaian SPL : 2 persamaan dgn 2 variabel
 persamaan ketergantungan linear dan
ketidakkonsistenan
 4. PENERAPAN FUNGSI LINIER
 fungsi permintaan
 fungsi penawaran
 keseimbangan pasar 1 dan 2 macam produk
 pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
 pengaruh pajak terhadap kesejahteraan
 pengaruh subsidi terhadap kesejahteraan
 pengaruh batas maksimum terhadap kesejahteraan
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS
PENERAPAN FUNGSI LINIER (sambungan)
 pengaruh batas minimum terhadap kesejahteraan
 pengaruh kuota produksi terhadap kesejahteraan
 pengaruh tarif dan kuota impor terhadap
kesejahteraan
 analisis pulang pokok
 fungsi belanja komsumsi dan tabungan
 fungsi belanja investasi
 fungsi belanja pemerintah
 fungsi belanja ekspor impor
 fungsi belanja keseluruhan (aggregate)
 keseimbangan pasar produk
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS

 5. FUNGSI NON LINIER


 fungsi kuadrat
 fungsi pangkat tiga
 fungsi rasional
 lingkaran
 elips
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS

 6. PENERAPAN FUNGSI NONLINIER


 fungsi permintaan
 fungsi penawaran
 keseimbangan pasar pasar
 fungsi permintaan total
 fungsi produksi
 Kurva transformasi produksi
 kurva indiverens
SILABUS MATERI
FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS

 7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA


 fungsi eksponen
 fungsi logaritma

 8. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN


 bunga majemuk
 fungsi pertumbuhan
1. FUNGSI
PENDAHULUAN

Penerapan Fungsi dalam bidang ekonomi dan


bisnis merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk dipelajari, karena:

Persoalan ekonomi dan bisnis yang


dinyatakan dalam model matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi
1. FUNGSI
1. FUNGSI
1. FUNGSI
FUNGSI DAN HUBUNGAN/RELASI
Fungsi adalah suatu hubungan antara dua buah
variabel atau lebih, dimana masing-masing
dari dua buah variabel atau lebih tersebut
saling pengaruh-mempengaruhi.
•Sebuah Variabel adalah suatu jumlah yang
mempunyai nilai yang berubah-ubah pada suatu
soal.
•Variabel yang terdapat dalam suatu fungsi
dapat dibedakan atas varibel bebas
(independent variabel) dan variabel yang
dipengaruhi/tidak bebas (dependent variabel).
1. FUNGSI
Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait pada
dan terletak di depan suatu variabel dalam sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-
kadang) turut membentuk sebuah fungsi tetapi berdiri
sendiri sebagai bilangan (tidak terkait pada suatu variabel
tertentu).
y = 5 + 0,8x
y : variabel terikat
x : variabel bebas
0,8 : koefisien variabel x
5 : konstanta
Sedangkan notasi sebuah fungsi secara umum adalah: y =
f(x)
Contoh :

a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2)


X, X1, X2 = variabel bebas (independent
variabel)
Y = variabel yang dipengaruhi (dependent
Variabel)

b) Y = a + bX
a dan b = Konstanta
Y = variabel yang dipengaruhi (endogenous
variable)
X = variabel bebas (exogenous)
1. FUNGSI

MACAM-MACAM FUNGSI
(1). DARI SEGI JUMLAH VARIABEL BEBAS:
a. Fungsi Konstan
Y = C…….Y = 3.

Y
Y=3

X
0
1. FUNGSI

b. Fungsi Dengan Satu Bariabel Bebas: Y = f(X)


Y = aX + b …….Y = 2X + 4 ……....Fungsi Linier.
Y = aX2 + bX + c….Y = X2-3X+2….Parabola.
Y = aX ……Y = 2X…………………..Fungsi Eksponen.

c. Fungsi Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih:


Y = f(X1, X2):
Y = 4X1 + 3X2 + 2 …….……Fungsi Linier;
Y = 2.X10,6. X20,3…………..…Fungsi Pangkat.
Y = 2X12 + 3X1X2 – 6X22 …….Fungsi Kuadrat.
1. FUNGSI

(2). FUNGSI DARI SEGI LETAK VARIABEL


a. Fungsi Implisit
AX + BY + C = 0…..2X – 2Y + 3 = 0
atau: 2X – 2Y = -3 atau:
-2X + 2Y = 3.
(X dan Y berada dalam satu ruas)

b. Fungsi Eksplisit
Y = aX + b …..Y = 2X + 3.
Y: Variabel terikat, dan
X: Variabel bebas.
1. FUNGSI

(3). FUNGSI DARI SEGI BENTUK KURVANYA

FUNGSI

FUNGSI ALJABAR
FUNGSI NON-ALJABAR

1.FUNGSI LINIER
2. FUNGSI KUADRAT:
a. Parabola 1. FUNGSI EKSPONEN
b. Lingkaran 2. FUNGSI LOGARITMA
c. Ellips 3. FUNGSI TRIGONOMETRI
d. Hiperbola
3. FUNGSI POLINOMIAL
4. FUNGSI RASIONAL.
1. FUNGSI

CONTOH-CONTOH FUNGSI ALJABAR:

(1). Fungsi Linier:


Y = aX + b..….(a≠0)……Y= 2X+4.
(2). Fungsi Kuadrat Parabola:
Y = aX2 + bX + c…..(a≠0)……Y = X2 - 3X + 2.
(3). Fungsi Polinomial:
Y = aX3 +bX2 +cX + d….(a≠0)
Y = X3 + 2X2 + X + 3.
(4). Fungsi Rasional :
Y = (aX + b) / (cX + d)….(c≠0)
Y = (2X+2)/(X+1).
1. FUNGSI

CONTOH-CONTOH FUNGSI NON ALJABAR:

(1). Fungsi Eksponen:


Y = a.bX + c....... (a ≠ 0)
Y = 2.3X + 3
Y = 3X + 2
Y = 2.3X
Y = 3X .
(2). Fungsi Logaritma:
Y = aLog X ….. (a ≠ 0)
Y = Log X
Y = 2 Log X.
KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI !
Gambarlah grafik fungsi
a. Y = 2x + 1
b. Y = X2 - 2x
c. Y = X2 - 3X + 2
d. Gambarlah titik- titik ( 0 , 8 ) ;( 2 , 4 ); ( 4, 0) ; dan (6 ,-4 )
. Tunjukkan bahwa titik – titik tersebut terletak pada sebuah
garis lurus !
2. Fungsi Linier
2. Fungsi Linier

Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana


karena hanya mempunyai satu variabel bebas dan
berpangkat satu pada variabel bebas tersebut,
sehingga sering disebut sebagai fungsi berderajad
satu. Bentuk umum persamaan linier adalah:
y = a + bx; dimana a adalah konstanta dan b adalah
koefisien (b≠0).
Atau sering dinyatakan dalam bentuk implisit
berikut: Ax + By + C = 0
2. Fungsi Linier
Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada
koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan
pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah
sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b pada persamaan y = a +
bx. Koefisien ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat y
sebagai akibat dari perubahan variabel bebas x sebesar satu unit.
Sedangkan a adalah penggal garis pada sumbu vertikal (sumbu
y). Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan
perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan dalam
variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang
dilambangkan dengan huruf m. Jadi:

Kemiringan = m =
2. Fungsi Linier
Sebagai contoh, y = 15 – 2x, kemiringannya adalah –
2. Ini berarti bahwa untuk setiap kenaikkan satu unit
variabel x akan menurunkan 2 unit variabel y.
2. Fungsi Linier

Bentuk umum (bentuk kemiringan titik


potong)/ eksplisit :
Y = a+bX
a dan b = konstanta, b
Y = variabel tidak bebas
X = variabel bebas
2. Fungsi Linier

Bentuk umum implisit :


AX + BY+C = 0
nilai kemiringannya : - (A/B) dan
titik potong dengan sumbu Y : (0, -C/B)
2. Fungsi Linier
Menentukan Pers.Garis
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk
melalui beberapa macam cara, antara lain: (1)
metode dua titik dan (2) metode satu titik dan
satu kemiringan.
Metode Dua Titik
Apabila diketahui dua titik A dan B dengan
koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2, y2),
maka rumus persamaan liniernya adalah:
2. Fungsi Linier
Menentukan Pers.Garis
Contoh :
misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka
persamaan liniernya adalah:

4y – 12 = 2x – 4
4y = 2x + 8
Y = 0,5x + 2
2. Fungsi Linier
Menentukan Pers.Garis
Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan
Dari sebuah titik A (x1, y1) dan suatu kemiringan
(m)dapat dibentuk sebuah persamaan linier
dengan rumus sebagai berikut;
y – y1 = m (x – x1)
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m=0,5
maka persamaan liniernya adalah:
y – y1 = m (x – x1)
y – 3 = 0,5(x – 2)
Y – 3 = 0,5x – 1
2. Fungsi Linier
Menentukan Pers.Garis

• Persamaan sebuah garis yang


menelusuri/melewati satu buah titik (X1,Y1)
yaitu : Y  Y1
tg  b 
X  X1
Y  Y1  b X  X 1 
Y  bX  Y1  bX 1 
2. Fungsi Linier
Menentukan Pers.Garis
 Dua garis linier dapat berimpit, sejajar, tegak lurus dan
berpotongan.
Dengan persamaan garis linier :
g1 : Y = bX + a
g2 : Y’= b’X + c maka,
 Dua garis (g1 dan g2) akan sejajar bila tg α kedua garis tersebut
sama atau b = b’
 Dua garis akan tegak lurus bila tg α kedua garis pertama
dikalikan tg β garis kedua sama dengan minus 1 atau b.b’ = -1
 Dua garis akan berimpit bila kedua persamaan garis tersebut
identik
 Dua garis akan berpotongan bila b ≠ b’
LATIHAN

1. Gambarkan grafik fungsi: Y = 3X + 2


2. Sebuah garis melewati titik A(2,1) dan
B(3,4). Ditanyakan persamaan garisnya!
3. Hitung titik potong P dari dua persamaan
garis:
Y = 4X + 2 dan Y = X - 4
TUGAS RUMAH
1. Carilah kemiringan dan titik potong sumbu y pada persamaan garis berikut ini:
a. 3x – 2y + 12 = 0
b. 2x – 5y – 10 = 0
c. 4x – 6y = 10
2. Untuk setiap pasangan titik-titik koordinat berikut carilah persamaan garis lurusnya:
a. (3,5) dan (10,2)
b. (-6,-4) dan (10,8)
3. Untuk setiap pasangan titik koordinat dan kemiringan (m) berikut ini tentukan persamaan
garis lurusnya:
a. (2,6), m = 0,4
b. (5,8), m = -1,6
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
eliminasi:
a. 2x – 3y = 5 dan 3x – 2y = -4
b. 4x + 3y = 16 dan x – 2y = 4
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
substitusi:
a. x – y = 2 dan 2x + 3y = 9
b. x – y = -1 dan 3x + 2y = 12
6. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut dengan metode
determinan:
a. x + y = 5 dan 2x + 3y = 12
b. 2x – 3y = 13 dan 4x + y = 15
3. Sistem Persamaan Linier
3. Sistem Persamaan Linier
Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah
suatu himpunan nilai yang memenuhi secara
serentak (simultan) semua persamaan-persamaan
dari sistem tersebut. Atau secara sederhana
penyelesaian sistem persamaan linier adalah
menentukan titik potong dari dua persamaan linier.
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk
penyelesaian suatu sistem persamaan linier, yaitu:
(1). Metode Substitusi,
(2). Metode Eliminasi, dan
(3). Metode Determinan.
3. Sistem Persamaan Linier
Metode Subtitusi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 2x+3y=21 dan x+4y=23 ?
Jawab:
Salah satu persamaan dirubah dahulu menjadi y = ... atau x = .... Misal persamaan x+4y=23
dirubah menjadi x=23-4y. Kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan yang satu.
x = 23-4y Þ 2x + 3y = 21
2(23-4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21
25 = 5y
y=5
Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y = 5 ke dalam salah satu persamaan.
y = 5 Þ 2x + 3y = 21
2x + 3(5) = 21
2x + 15 = 21
2x = 21 – 15
x = 6/2
x=3
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan
pasangan (3,5)
3. Sistem Persamaan Linier
Metode Eliminasi
Misal: carilah nilai variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 3x-2y=7 dan
2x+4y=10 ?
Jawab:
Misal variabel yang hendak dieliminasi adalah y
3x - 2y = 7 |x 2| 6x – 4y = 14
2x + 4y = 10 |x 1| 2x + 4y = 10 +
8x + 0 = 24
x =3
Untuk mendapatkan nilai y, substitusikan x = 3 ke dalam salah satu
persamaan.
x = 3 Þ 3(3) - 2y = 7
-2y = 7 – 9
2y = 2
y=1
Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut
adalah himpunan pasangan (3,1)
3. Sistem Persamaan Linier
Metode determinan
ax + by = c
dx + ey = f
Nilai x adalah: x =

Nilai y adalah; y =

Misal persamaan pada soal sebelumnya yaitu


3x-2y=7 dan 2x+4y=10 akan diselesaikan
dengan cara determinan:
3. Sistem Persamaan Linier
Metode determinan

Nilai x adalah: x =

Nilai y adalah; y =

Jadi himpunan penyelesaian yang memenuhi


kedua persamaan tersebut adalah himpunan
pasangan (3,1)
4. Penerapan Fungsi Linier
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR

Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat


sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan
masalah-masalah ekonomi.
Hal ini dikarenakan bahwa kebanyakan
masalah ekonomi dan bisnis dapat
disederhanakan atau diterjemahkan ke dalam
model yang berbentuk linier.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
Beberapa penerapan fungsi linier dalam bidang
ekonomi dan bisnis adalah:
 Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar 1 dan 2 macam produk
 Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap
Keseimbangan Pasar.
 Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap
Kesejahteraan
 Pengaruh batas minimum dan maksimum
terhadap kesejahteraan
 Pengaruh kuota produksi terhadap
kesejahteraan
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
(sambungan) :
 Pengaruh tarif dan kuota impor terhadap
kesejahteraan
 Analisis p
 Fungsi belanja komsumsi dan tabungan
 Fungsi belanja investasi
 Fungsi belanja pemerintah
 Fungsi belanja ekspor impor
 Fungsi belanja keseluruhan
 Keseimbangan pasar produk
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang
diminta oleh konsumen dengan harga produk.
Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga
turun maka jumlah barang yang diminta naik.
Sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope negatif (miring ke kiri)
Notasi fungsi permintaan akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = a – b Px
Atau
Px =a/b – 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang diminta
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PERMINTAAN

 Bentuk umum fungsi permintaan


P
Q  a  bP a
b
atau
a 1 Kurva Permintaan
P  Q
b b
0 a Q
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PERMINTAAN

12

10

8
Qd = a - bPx
6
P

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Q
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PENAWARAN
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang
ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk. Di dalam
teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun
maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi
permintaan mempunyai slope positif (miring ke kanan)
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px
Atau
Px = a/b + 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
Contoh:
Fungsi pernawaran P = 3 + 0,5Q
Fungsi Penawaran
P
Q   a  bP
atau
a 1 Kurva Penawaran
P  Q a
b b b
a 0 Q
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PENAWARAN

P
12

10

8
P
6

0
0 1 2 3 4 5 6
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada
dalam keseimbangan (equilibrium) apabila
jumlah barang yang diminta di pasar tersebut
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh
kesamaan:
Qd = Qs
atau Pd = Ps
yaitu perpotongan kurva permintaan dengan
kurva penawaran.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR

Y-Values
12

10

8
Y-Values
6

0
0 2 4 6 8 10 12
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR

Qd  Qs P

Qs

Pe
E

Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...

Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs

P
15 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
Qs Q = 15 – P
= 15 – 7 = 8
E
7
Jadi, Pe = 7
3
Qd Qe = 8

0 8 15
Q
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi
oleh permintaan barang. Ini bisa terjadi pada dua macam
produk atau lebih yang berhubungan secara substitusi
(produk pengganti) atau secara komplementer (produk
pelengkap).
Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak
tanah dengan gas elpiji, dan lain-lain.
Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan
gula, semen dengan pasir, dan lain sebagainya.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK

Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam


produk saja. Secara matematis fungsi permintaan dan
fungsi penawaran produk yang berinteraksi mempunyai dua
variabel bebas.
Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah jumlah
yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah :
(1) harga produk itu sendiri, dan
(2) harga produk lain yang saling berhubungan.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = ao – a1Px + a2Py
Qdy = bo + b1Px - b2Py

Sedangkan fungsi penawarannya:


Qsx = -mo + m1Px + m2Py
Qsy = -no + n1Px + n2Py
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK

Dimana:

Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X


Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.

Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:


Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK
Contoh :
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran
dari dua macam produk yang mempunyai hubungan
substitusi sebagai berikut:
Qdx = 5- 2Px + Py
Qdy = 6 + Px - Py
Dan
Qsx = -5 + 4Px - Py
Qsy = -4 - Px + 3Py
Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar !
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA
KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas
penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menaikkan harga jual barang tersebut
sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada
akhirnya keseimbangan pasar akan berubah
pula.
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ps = f(Q) + t atau
Qs = f(P - t)
SUBSIDI
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas
penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menurunkan harga jual barang tersebut
sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.
Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) - s atau
Qs = f(P + s)
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut
naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen
akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban
pajak tersebut kepada konsumen.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit
barang yang dijual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal
yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum
pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka
sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a
+ t) + bQ.
 Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak ?...
Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga
jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : 15 – Q = 6 +0,5Q  - 1,5Q = - 9
Q=6
P = 15 – Q = 15 – 6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
Beban Pajak
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P’e – P
Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit
barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen (tk).
Rumus : tp = t – tk
Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1

 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)


Rumus : T = Q’e X t
Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan
secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun
pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan
harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan,
namun analisisnya sedikit berbeda.
 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P)
maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar t% dari
harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %
P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t 
P  Q atau Q    P
l  t  l  t  b b
 Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak ?...
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah pajak, persamaan
penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25
P = 3 + 0,75 Q

Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 - Q = 3 +0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Kurvanya adalah :
P Q's

E'
8,4 Qs
E
7

Qd

0 6,6 8 Q
 Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang
dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4
 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN
PASAR
 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena
itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu,
pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan
pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti
ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik
dan dapat juga bersifat proporsional.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
 Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar
kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada
sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
 Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q
keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan
oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan
kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P = 6
Q = 15 – P  15 - 6 = 9

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9


 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15

Qs (tanpa subsidi)

E Q's (dengan subsidi)

7
E'
6
3 Qd
1,5
0 8 9 15 Q
Bagian Subsidi yang Dinikmati
 Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian
dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh
konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa
subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e )
 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya
jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual
sesudah subsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang
(s).
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG

Qdx  f Px , Py 
 Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X

Qdy  g Py , Px 
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit

 Contoh Kasus 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?...
Penyelesaian :
1)Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16

2)Keseimbangan pasar barang Y


Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3. Dari 1 ) dan 2 )

10 Px  2 Py  16 1 10 Px  2 Py  16
4 Px  10 Py  12  2,5 10 Px  25Py  30 
23Py  46
Py  2

Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2


Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Qxe =
6, dan nilai Qye = 11.:
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
ANALISIS PULANG POKOK
 Pulang Pokok (Break Even); Apabila
penerimaan total dari hasil penjualan produk
sama dengan biaya total yang dikeluarkan
perusahaan.
TR = TC
TR = P.Q dan
TC = FC + VQ
Dimana;
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KOMSUMSI DAN TABUNGAN
 Fungsi Konsumsi;
C = a + bYd
Dimana;
C = Konsumsi
Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
a = Konsumsi dasar tertentu yg tidak tergantung pada pendapatan
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
 Fungsi Tabungan;
S = -a + (1-b)Yd
Dimana;
S = Tabungan
a = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
(1-b) = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI

Fungsi belanja investasi menunjukan hubungan


antara :
jumlah belanja investasi oleh investor dan beberapa
variabel ekonomi dalam perekonomian yang
mempengaruhinya pada suatu periode waktu
tertentu.
Variabel-variabel :
1. Tingkat bunga
2. Pendapatan riil
3. Pajak bisnis/perusahaan
4. Laba yang diharapkan dan keyakinan bisnis
5. Pemanfaatan kapasitas (capacity utilization)
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI

Model matematika Fungsi belanja investasi :


I=f(Y, r, Tb, PR, CU)
Dimana :
I = jumlah belanja investasi
Y= pendapatan riil (variabel paling utama mempengaruhi
variabel belanja)
r = tingkat bunga pasar
Tb= pajak bisnis
PR= profil yang diharapkan dan keyakinan bisnis
CU= pemanfaatan kapasitas
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
• Fungsi investasi dengan 1 var bebas pendapatan :
sebagai Variabel penentu utama I=f(Y)
• bentuk persamaan liniaer :
I = I0 + I1y (persamaan belanja investasi)
I= belanja investasi oleh investor
Y= pendapatan riil
I0 = belanja investasi autonomos
I1 = kecenderungan berinvestasi marginal ( c1+i1 <0 )

• Fungsi investasi dengan 1 var bebas tingkat bunga :

I=f(r)
• bentuk persamaan liniaer :
I = I0 + I1r (persamaan belanja investasi)
I= belanja investasi oleh investor
r= tingkat bunga pasar
I0 = faktor-faktor lain yang mempengaruhi belanja investasi
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
Latihan 1 :
Misalkan telah diketahui fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian
I = 30 + 0,2Y
a. Berapa besar belanja investasi autonomous
b. Berapa nilai investasi total apabila tingkat pendapat 50
c. Gambar kan fungsi belanja investasi dalam satu diagram !

Latihan 2 :
Fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian adalah I = 3000 – 100r,
dimana I adalah nilai belanja investasi dalam miliar rupiah dan r adalah
tingkat bunga pasar dalam presentase
d. Berapa besar belanja investasi jika tingkat bunga (r) yang berlaku di
pasar 15% ?
e. Berapa besar belanja investasi, jika bunga (r) yang berlaku di pasar
10%?
f. Gambarkan fungsi belanja investasi dalam satu diagram!
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH : hubungan jumlah
belanja pemerintah dengan kebijakan yang diputuskan
oleh pemerintah
VARIABEL BELANJA PEMERINTAH : VARIABEL
EKSOGEN
G = f(Y, Kebijakan) (mat : fungsi konstanta)
G : jumlah belanja pemerintah
Y : pendapatan riil dalam perekonomian
Kebijakan : keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan
disetujui oleh Legistatif
G = G0 (mat : persamaan linear)
G : belanja pemerintah
G0 : belanja pemerintah otonom
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR

FUNGSI BELANJA EKSPOR : hubungan jumlah belanja


ekspor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil atau
PDB luar negeri (GDP or real time) dan tingkat
pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam
perekonomian pada suatu periode waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : X = f(Y*, R)
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pertukaran mata
uang)
Bentuk Persamaan Linier : X = X0 – x1R
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
X0 : faktor yang mempengaruhi belanja ekspor
X1 : koofisien yang sesuai dengan tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pendapatan riil
domestik PDB)
Bentuk Fungsi Konstanta : X = X0
X : jumlah belanja ekspor
X0: belanja ekspor otonom
Tingkat belanja ekspor : Variabel Eksogen sehingga
tidak ada hub. Dengan tingkat pendapatan riil.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR

FUNGSI BELANJA IMPOR : hubungan jumlah belanja


impor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil
domestik dan tingkat pertukaran mata uang (currency
exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode
waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : M = f(Y, R)
M : jumlah belanja impor
Y* : tingkat pendapatan riil domestik
R : tingkat pertukaran mata uang

M berbanding lurus dengan Y dan juga R


4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja impor terhadap pendapatan)
Bentuk Persamaan Linier : M = M0 – m1Y
M : belanja impor
Y : tingkat pendapatan riil domestik
R : tingkat pertukaran mata uang
M0 : faktor yang mempengaruhi belanja impor
m1 : kecenderungan marginal untuk mengimpor

Fungsi belanja impor terhadap tingkat pertukaran mata


uang dianggap konstan
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE)
Fungsi belanja keseluruhan adalah fungsi yang menunjukan
antara nilai belanja keseluruhan (aggregate expenditure) dan
nilai dari semua komponen belanja yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi dalam perekonomian.
1. Belanja komsumsi
2. Belanja investasi
3. Belanja pemerintah
4. Belanja ekspor impor
AE = C + I + G + (X-M)
Sehingga :

AE = f(Y, Tp,r,W,D,CR,CC,TB,PR,CU,G,Y*,R)
AE= Belanja keseluruhan CR=kredit konsumen
Y=Tingkat pendapatan (variabel yang plg berpengaruh)
CC=keyakinan konsumen
Tp=pajak perseorangan TB=pajak bisnis/perusahaan
r=tingkat bunga pasar PR=profit yang diharapkan investor
W=kekayaan konsumen CU=pemanfaatan kapasitas
D=Hutang konsumen G=belanja pemerintah
Y*=pendapatan riil atau PDB luar negeri R=tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE)
fungsi belanja keseluruhan dengan 1 var
bebas AE=f(Y)
Persamaan linier : AE=AE +(c +i -m )Y0 1 1 1

AE0 =jumlah dari semua komponen belanja otonom


C1=kecenderungan marginal untuk komsumsi
I1= kecenderungan marginal untuk investasi
m1=kecendurungan marginal untuk impor 0<(c1+i1-m1)<1
5. Fungsi NonLinier
5. FUNGSI NONLINEAR
BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (PECAHAN)
BERUPA GARIS LENGKUNG / BUKAN GARIS LURUS (LINIER :GARIS
LURUS)

Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal)


Y = f(X) = aX2 + bX + c
Dimana; Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a, b, dan c = konstanta, dan a ≠ 0
Koordinat titik puncak dapat diperoleh dengan
rumus;
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI KUADRAT
BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (PECAHAN)
BERUPA GARIS LENGKUNG (LINIER :GARIS LURUS)

Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal)


Y = f(X) = aX2 + bX + c
Dimana; Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a, b, dan c = konstanta, dan a ≠ 0
Koordinat titik puncak dapat diperoleh dengan
rumus;
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI KUADRAT

Fungsi Kuadrat (pers. Parabola vertikal)


Y = f(X) = aX2 + bX + c

Akar kuadrat :

Fungsi Kuadrat (pers. Parabola


Horisontal)????????????????????
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI KUADRAT

 Jika a > 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka keatas dan
memotong sumbu X di dua titik yg berlainan.
 Jika a > 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka keatas dan
menyinggung sumbu X di dua titik yg berimpit.
 Jika a > 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka keatas dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu X.
 Jika a < 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan
memotong sumbu X di dua titik yg berlainan.
 Jika a < 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan
menyinggung sumbu X di dua titik yg berimpit.
 Jika a < 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu X.
Nilai a : menentukan parabola terbuka ke atas atau ke bawah
Diskriminan D menyatakan apakah parabola memotong,
menyinggung atau tidak memotong menyinggung sumbu X.
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI KUADRAT
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PANGKAT TIGA
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI RASIONAL

BENTUK UMUM :
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI RASIONAL

Dalam bidang Cartesius, kurvanya akan berbentuk hiperbola dan


mempunyai sepasang sumbu hiperbola dan mempunyai sepasang
sumbu Asimtot.
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI RASIONAL
5. FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI RASIONAL

Fungsi Rasional istimewa yang diterapkan dalam Ekonomi dan Bisnis


(sumbu asimtot berimpit dengan sb X dan Y) :

Y = a/X atau XY=a dimana a>0


(sumbu asimtot tidak berimpit dengan sb X dan Y) :
(X-h)(Y-k)=C
h = sumbu asimtot tegak
K = sumbu asimtot datar
(h,k) = titik pusat
C = Konstanta positif
6. Penerapan Fungsi NonLinier
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
PENDAHULUAN

Hub Fungsional antara variabel ekonomi dan bisnis tidak


selalu berbentuk linier tapi juga nonlinier.
Artinya : Perubahan suatu Variabel dependent/terikat
diakibatkan oleh perubahan Variabel independent/bebas
adalah tidak tetap.
a. Fungsi permintaan
b. Fungsi penawaran
c. Keseimbangan pasar
d. Fungsi penerimaan total
e. Fungsi produksi
f. Kurva transformasi produksi
g. Kurva indiverens
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PERMINTAAN

Fungsi permintaan nonlinier : Fs Kuadrat dan Fs rasional


Fs. Kuadrat :
1. P = f(Q); P = c+bQ-a
P = Harga produk
Q = Jumlah produk yang diminta
a, b dan c adalah konstanta (a<0)
a<0 persamaan parabola terbuka ke bawah.

2. Q=f(P); Q = c+bP-a(akan berbentuk parabola terbuka ke


bawah)

Grafik fungsi permintaan kuadrat hanya diambil dari


sebagian parabola yang terletak di kuadran I. (+,+)
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PERMINTAAN

Fungsi permintaan nonlinier : Fs Kuadrat dan Fs rasional


Fs. Rasional :
1. P = atau P.Q = c
P = Harga produk
Q = Jumlah produk yang diminta
c = konstanta positif (c>0)
Berbentuk hiperbola sama sisi

2. (Q-h)(P-k)=c
h = sumbu asimtot tegak
k = sumbu asimtot datar
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PENAWARAN

Bentuk Umum :
dengan :
P = Harga produk
Q = Jumlah produk yang ditawarkan
a, b dan c adalah konstanta, a>0.

1. P = c + bQ + aQ2 (parabola terbuka keatas)


2. Q = c + bP + aP2 (parabola terbuka kekanan)
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PENAWARAN

Contoh ;
Jika fs penawaran ditunjukan oleh Q=5P2–10P
Gambarkan fungsi tersebut ?
1. Cari koordinat titik potong
2. Cari titik puncak parabola tsb
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
KESEIMBANGAN PASAR

Jumlah dan Harga Keseimbangan pasar dapat


diperoleh :
1. secara geometri dengan menggambarkan
kurva permintaan dan penawaran secara
bersama-sama dalam satu diagram
2. Secara aljabar menggunakan metode
eliminasi atau subtitusi.
Kurva keseimbangan bisa kombinasi antara
fungsi linier dan fungsi nonlinier
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
KESEIMBANGAN PASAR

Contoh : fungsi permintaan dari suatu produk


adalah (Q+4)(P+2)=36 dan fungsi
penawarannya P=Q+2
a. Carilah harga dan jumlah keseimbangan
pasar secara aljabar
b. Gambarkan keseimbangan pasar
tersebut dalam satu diagram!
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL

Penerimaan total dari suatu produsen adalah


hasil kali antara harga per unit produk
dengan jumlah yang dijual TR=P.Q
Jika fs permintaan dinyatakan dengan P=b-aQ,
maka persamaan penerimaan total :
TR=(b-aQ)Q = bQ-a (parabola terbuka kebawah shg
akan memtong sb Q di 2 titik Q=0 dan Q=b/a dengan titik
puncak yang maksimum)
Titik puncak =
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PRODUKSI

 Produksi adalah proses penggabungan


atau pengkombinasian faktor produksi
(input) yang mengubahnya menjadi
barang atau jasa (output).
 Hubungan antara jumlah output yang
dihasilkan dan kombinasi jumlah input
yang digunakan disebut sebagai fungsi
produksi atau fungsi produk total.
• Secara umum fungsi produksi dapat ditulis :
Q = f(L, K, T, W)
dimana : Q = jumlah barang dan jasa
(output)
L = tenaga kerja
K = modal
T = tanah
W = wirausaha/skill
• Persamaan di atas menunjukkan fungsi
produksi dengan 4 input atau 4 variabel
bebas.
 Dalam kesempatan ini akan dibahas fungsi
produksi dengan satu input variabel, yaitu
tenaga kerja.
Q = f(L)
dimana :Q = jumlah barang dan jasa (output)
L = tenaga kerja
 Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui
produk marjinal dari tenaga kerja (marginal
product of labor/MPL) dan produk rata-rata dari
tenaga kerja (average product of labor).
 Produk marjinal dari tenaga kerja
adalah tambahan produk total sebagai
akibat adanya tambahan satu unit tenaga
kerja.

 Produk rata-rata dari tenaga kerja


adalah produk total dibagi dengan jumlah
tenaga kerja yang digunakan
HUBUNGAN TP, AP dan MP
 Hubungan antara TP dengan MP
 Hubungan antara TP dengan AP
 Hubungan antara MP dengan AP
Tahapan Dalam Kegiatan Berproduksi
• Dimulai dari titik 0 sampai
dengan AP maksimum
 AP = MP
pada saat AP maksimum
• AP meningkat sampai titik
Tahap puncak  produktivitas
1 per tenaga kerja tinggi
 TP naik dengan
kecepatan tinggi
• Nilai MP positif
• Nilai TP masih rendah
• Dimulai setelah AP
maksimum (AP = MP)
sampai dengan MP = 0
• AP menurun
 TP naik dengan
Tahap kecepatan yang semakin
2 melemah
• Nilai MP positif
• Nilai MP = 0
 TP maksimum
• Dimulai setelah MP = 0
• AP menurun
 kecepatan TP semakin
Tahap berkurang
3 • Nilai MP negatif
 Input ditambah justru
TP semakin berkurang
Tahap II :
Tahap I : Produksi total terus meningkat
menunjukkan sampai produksi maksimum
tenaga kerja sedang rata-rata produksi
yang masih menurun dan produksi marginal
sedikit, apabila menurun sampai titik nol.
ditambah akan
meningkatkan
Tahap III :
total produksi,
produksi rata- Penambahan tenaga kerja
rata dan menurunkan total produksi, dan
produksi produksi rata-rata, sedangkan
marginal. produksi marginal negatif.
Berbagai Bentuk Fungsi Produksi
• Fungsi produksi jangka pendek mempunyai
beberapa bentuk, antara lain :
- Fungsi kuadrat (quadratic function)
- Fungsi pangkat tiga (cubic function)
- Fungsi pangkat (power function)
• Dari ketiga bentuk fungsi produksi ini yang paling
ideal adalah fungsi pangkat tiga.
• Fungsi ini dimulai dengan hasil marginal yang
semakin meningkat (increasing marginal returns)
kemudian diikuti hasil marginal yang semakin
menurun (decreasing marginal returns).
 Bentuk persamaan dai fungsi pangkat
tiga :
Q = a + bL + cL2 + dL3
dimana, nilai konstanta a diasumsikan nol,
karena sesuai dengan teori ekonomi : jika
tidak ada input, maka tidak ada outputnya.
 gambar idem depan
 Bentuk persamaan fungsi kuadrat :
Q = a + bL + cL2
Nilai konstanta a diasumsikan nol.
Bentuk fungsi produksi ini dimulai dengan
hasil marginal yang semakin menurun
(decreasing marginal returns) dan tidak
mempunyai hasil marginal yang menaik.
 Fungsi produksi ini tidak mempunyai tahap
1.
 Bentuk fungsi produksi yang ketiga adalah
berbentuk fungsi pangkat, yang dirumuskan :
Q = aLb
Bentuk grafiknya tergantung besarnya nilai
pangkat b.
Jika b > 1  mempunyai hasil marginal yang
semakin menaik
Jika b = 1  hasil marginal konstan
Jika b < 1  hasil marginal yang semakin
berkurang
 Untuk b > 1  hanya mempunyai tahap I
Untuk b < 1  hanya mempunyai tahap II dan III
Untuk b = 1  fungsi linear (garis lurus)
Kurva Transformasi Produksi

• Suatu proses produksi dapat menghasilkan dua


atau lebih produk yang berbeda, baik dalam
jenisnya maupun mutunya.
• Dua atau lebih produk yang berbeda ini
dihasilkan dengan menggunakan input yang
sama dan teknologi yang sama.
• Jika suatu perusahaan yang menghasilkan dua
jenis produk atau lebih dengan menggunakan
teknik yang berbeda tidak dapat dianalisis
dengan kurva transformasi produksi.
 Kurva transformasi produksi dapat
didefinisikan sebagai titik-titik kombinasi
antara jumlah dua jenis produk yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan faktor
produksi (input) tertentu.
 Misalkan jumlah kedua jenis produk itu
adalah X dan Y, kurva transformasi
produksi menunjukkan hubungan sebagai
berikut : jika jumlah jenis produk X
ditambah, maka jumlah produk Y akan
berkurang atau sebaliknya.
 Secara ekonomi kurva transformasi
produksi dianggap cekung terhadap titik
asal (origin).
 Semakin jauh kurva transformasi produksi
dari titik asal 0, berarti semakin banyak
output yang dihasilkan dan semakin
banyak input yang dibutuhkan.
 Kurva transformasi produksi dapat berupa
sebagian dari kurva parabola, elips,
hiperbola atau lingkaran yang terletak di
kuadran I.
Contoh :
Suatu perusahaan menghasilkan dua jenis baja
dengan mutu yang berbeda, yaitu X dan Y dengan
proses produksi yang sama. Kurva transformasi
produksi untuk sejumlah input yang digunakan
dinyatakan dengan persamaan
X = 20 – 4Y – Y2
a. Berapakah jumlah produk baja X dan Y
terbanyak yang dapat dihasilkan ?
b. Berapakah jumlah produk baja X dan Y akan
dihasilkan agar supaya X = 4Y ?
c. Gambarkan kurva transformasi tersebut !
Penyelesaian :
a. X terbesar apabila Y = 0, sehingga X = 20
Y terbesar apabila X = 0, maka 0 = 20 – 4Y – Y2
atau Y2 + 4Y – 20 = 0
Y12 = 2.9 dan -4.9
b. Dengan mensubtitusikan X= 4Y ke dalam X = 20-4Y-
Y^2, maka diperoleh:
4Y = 20-4Y-Y^2
Y^2 +8Y-20 = 0
(Y+10) (Y-2) = 0
Y1 = -10 (tidak memenuhi)
Y2 = 2
X2 = 4(2) = 8
Jadi jumlah yang harus diproduksi adalah X = 8 dan Y = 2
LATIHAN

 Dari kurva transformasi produksi berikut


tentukan nilai X dan Y maksimum yang
dapat dihasilkan:
a. X = 36 – 6Y^2
b. Y = 45 – 9X^2
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI

PROSES PRODUKSI > 2 ATAU LEBIH JENIS PRODUK BERBEDA (JENIS


MAUPUN MUTU) = MENGGUNAKAN INPUT DAN TEKNOLOGI YANG
SAMA
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI : TITIK-TITIK KOMBINASI ANTARA
JUMLAH 2 JENIS PRODUK YANG DAPAT DIHASILKAN DENGAN
MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSSI (INPUT TERTENTU)
MIS. JUMLAH KEDUA JENIS PRODUK ITU X DAN Y, JIKA JUMLAH
JENIS PRODUK X BERTAMBAH MAKA Y BERKURANG ATAU
SEBALIKNYA.
SECARA EKONOMI KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DIANGGAP
CEKUNG TERHADAP TITIK ASAL, SEHINGGA SEMAKIN JAUH
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DARI TITIK ASAL O SEKAMIN
BANYAK INPUT YANG DIBUTUHKAN.
KURVA DAPAT BERUPA SEBAGIAN DARI KURVA PARABOLA,
HIPERBOLA, ELIPS DAN LINGKARAN.
KURVA INDIFERENS
• Setiap orang di dunia ini memerlukan konsumsi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari agar bisa mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
• Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh setiap
konsumen bermacam-macam jenis dan jumlahnya.
• Disamping itu, setiap konsumen yang rasional akan
berusaha memaksimumkan kepuasan atas barang
dan jasa yang dikonsumsinya.
• Dalam dunia nyata seorang konsumen akan memilih
diantara ribuan barang dan jasa yang ada.
• Tetapi, untuk keperluan analisis, maka kita
memisalkan hanya ada dua macam barang yang
dikonsumsi, yaitu barang X dan Y.
• Kombinasi konsumsi dari dua macam barang atau
jasa akan dianalisis menggunakan kurva indeferens.
• Hal ini karena kurva indiferens menunjukkan semua
kombinasi dua macam barang yang dapat
memberikan tingkat kepuasan atau utilitas yang
sama bagi konsumen.
• Disebut indiferens karena pada titik-titik di sepanjang
kurva akan memberikan kepuasan yang sama.
• Jadi, kurva indiferens menunjukkan titik-titik
kombinasi dari barang X dan Y yang dapat
memberikan tingkat kepuasan atau utilitas total yang
sama bagi konsumen.
• Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi
utilitas yang berbentuk :
U = f (X, Y)
di mana,
U = Tingkat utilitas atau kepuasan total
konsumen
X = Jumlah barang X yang dikonsumsi
Y = Jumlah barang Y yang dikonsumsi
• Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam
bidang koordinat Cartesius, maka akan
tampak seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Kurva Indiferens
• Gambar 1 menunjukkan sumbu horizontal menunjukkan
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi oleh konsumen
dalam waktu tertentu dan sumbu vertikal menunjukkan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi oleh konsumen
dalam waktu tertentu.
• Misalkan konsumen memilih kombinasi di titik A, maka
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 1 dan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 1.
• Tetapi, jika konsumen memilih kombinasi di titik B, maka
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 2 dan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 2.
• Jadi, baik kombinasi di titik A maupun di titik B konsumen
mempunyai kepuasan yang sama atau indiferens.
• Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif,
karena jika barang X bertambah konsumsinya, maka
barang Y akan berkurang konsumsinya oleh
konsumen agar tingkat kepuasan konsumen tetap.
• Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0).
Ini berarti semakin banyak barang X yang dikonsumsi,
maka semakin sedikit jumlah barang Y yang harus
konsumen korbankan untuk mendapatkan tambahan
konsumsi barang X (ΔX). Hal ini dikenal dengan
hukum tingkat substitusi marginal yang menurun.
• Dengan kata lain, semakin langka suatu barang,
semakin besar pula nilai substitusinya terhadap suatu
barang yang akan digantinya.
 Secara matematis kurva indiferens akan
mempunyai kemiringan (ΔY/ΔX) yang
semakin kecil, bila bergerak pada kurva
indiferens semakin kebawah.
 Bila parameter U dalam persamaan utilitas
diubah-ubah besarnya menjadi U1, U2
dan U3, maka akan diperoleh sehimpunan
kurva indiferens yang satu sama lainnya
tidak saling memotong. Ini disebut peta
indiferens (indifference maps).
Gambar 2. Sekumpulan Kurva Indeferens
• Peta indiferens adalah grafik yang menunjukkan selera
konsumen.
• Setiap kurva dalam peta indiferens mencerminkan tingkat
kepuasan atau utilitas yang berbeda.
• Misalkan, konsumen memilih di titik C(X2, Y1) akan
memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan di titik
A(X1, Y1). Selanjutnya kombinasi di titik D(X3, Y1) akan
memberikan kepuasan yang lebih besar daripada di titik C(X2,
Y1).
• Perbedaan kepuasan konsumen ini, karena titik A terletak
pada kurva indiferens U1, titik C pada kurva indiferens U2 dan
titik D pada U3.
• Jadi, kuva indiferens yang terletak semakin jauh dari titik asal
menunjukkan tingkat konsumsi barang yang lebih banyak atau
tingkat kepuasan total yang besar.
• Kurva indiferens pada peta indiferens tidak saling berpotongan
satu sama lain.
• Pada Gambar 3 terlihat bahwa :
Untuk U1 : 0X1 + 0Y1 = 0X2 + 0Y2, dan
Untuk U2 : 0X1 + 0Y1 = 0X2 + 0Y3
• Karena kedua persamaan di sisi kiri sama, maka kedua
persamaan di sisi kanan harus sama pula, maka diperoleh :
0X2 + 0Y2 = 0X2 + 0Y3
• Jika kedua sisi persamaan ini dikurangi 0X2, maka diperoleh:
0Y2 = 0Y3
• Hal ini terbukti tidak benar, sebab 0Y2 menunjukkan bahwa
lebih banyak barang yang dikonsumsi oleh konsumen
dibandingkan 0Y3. Dengan demikian, konsumen akan memilih
0Y2
Kurva indiferens memiliki 5 sifat, yaitu :
1. Kurva indiferens menunjukkan tingkat kepuasan atau
utilitas yang konstan terhadap setiap kombinasi yang
terdapat di sepanjang kurva indiferens;
2. Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif;
3. Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0);
4. Kurva indiferens yang makin jauh dari titik asal,
semakin tinggi tingkat kepuasan atau utilitasnya;
5. Kurva indiferens tidak saling memotong satu dengan
lainnya.
Kurva-kurva yang memenuhi kelima sifat tersebut untuk
menunjukkan kurva indiferens adalah lingkaran,
hiperbola dan parabola.
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Lingkaran
• Lingkaran X2 + Y2 = a2, yang titik pusatnya
dipindahkan ke titik (a, a), sehingga
rumusnya menjadi :
(X-a)2 + (Y-a)2 = a2, atau
X + Y + √2XY = a
• Bila parameter a diubah, maka akan
diperoleh sehimpunan kurva lingkaran.
• Tetapi yang dipakai hanyalah busur
seperempat lingkaran yang menyinggung
sumbu X dan Y di titik (a, 0) dan (0, a).
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Hiperbola
• Hiperbola sama sisi XY = a, yang dapat digeser sejajar
sampai pusatnya berimpit dengan titik (-h, -k) di kuadran
ketiga, sehingga persamaannya menjadi :
(X + h)(Y + k) = a
Sumbu asimtot tegak X = -h dan,
asimtot datar Y = -k
Titik potong sumbu X = (a/k) – h
Titik potong sumbu Y = (a/h) – k

• Bila parameter a diubah, maka akan diperoleh sehimpunan


kurva hiperbola sama sisi.
• Tetapi yang digunakan hanyalah bagian hiperbola di kuadran
1.
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Parabola
• Parabola Y = X2/a2, yang dipindahkan sejajar sehingga titik
puncaknya berada pada garis Y = -k dengan sumbu X-nya
berubah menurut h(a + 1), maka persamaannya menjadi :
Y + k = {X - h(a + 1)}2 / a2

√(Y + k) = (X – ha – h) / a ; atau

(X – h) / √(Y + k + h) = a

• Bila parameter a diubah, maka titik puncak parabola bergeser


sepanjang garis Y = -k dan membentuk sehimpunan kurva
parabola
Titik potong sumbu X = h(a + 1) + a √k
Titik potong sumbu Y = h2 {1 + (1/a)}2 – k
Contoh
 Jika kurva indiferens dari seorang konsumen
ditunjukkan oleh persamaan X+Y √2XY = a dan
seandainya kepuasan dapat diukur, berapakah jumlah
barang X sebanyak 3 unit agar tingkat kepuasannya
tetap 15 satuan?
Diketahui X = 3 dan a = 15
X+Y √2XY = a
3+Y √2(3)Y = 15
X+Y √6Y = 15
√6Y = 12 – Y
6Y = 144-24Y +Y^2
0 = 144-30Y +Y^2
(Y-24) (Y-6) = 0
Y1 = 24
Y2 = 6
Contoh
 Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan
Y dengan tingkat keputusan ditunjukkan oleh persamaan XY + Y
+6X = a-6. Berapakah jumlah maksimum dari barang X yang dapat
dikonsumsikan bila tingkat kepuasannya sebesar 30 satuan?
Diketahui a = 30
XY + Y + 6X = a-6
XY + Y + 6X = 30-6
XY + Y + 6X + 6 = 30
Y(X+1) + 6(X+1) = 30
(X+1) (Y+6) = 30
Titik pusat hiperbola (-1,-6)
Jumlah maksimum barang X yang dapat dikonsumsi terjadi bila
tidak ada barang Y yang akan dikonsumsi (Y=0) atau X = 30/6 -1 =
4
7. Fungsi Eksponen
Fungsi Logaritma
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
Y=f(X)=
Y=Var tak bebas, X=var bebas, b=bil nyata positif lebih dari 1
FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS b>1.
FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS 0<b<1.
FUNGSI EKSPONEN DENGAN BASIS bilangan irasional
e=2,71828… disebut dengan Fungsi Eksponen asli.
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI EKSPONEN
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI LOGARITMA
LOGARITMA : PANGKAT DARI SUATU BILANGAN POKOK
UNTUK MENGHASILKAN SUATU BILANGAN TERTENTU.
MIS. 5^2=25. ini berarti bahwa eksponen 2 sebagai logaritma
dari 25 dengan bilangan pokok 5.
Biasanya ditulis : , sehingga secara umum:

Y adalah logaritma dari X dengan bilangan pokok b, atau X=.


Bilangan pokok yang lasim adalah 10 (logaritma biasa
dilambangkan dengan log) dan e=2,71828… disebut
logaritma asli/logaritma natural dilambangkan dengan
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI LOGARITMA
7. FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
FUNGSI LOGARITMA
8. Penerapan Fungsi Eksponen
7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
BUNGA MAJEMUK

Suatu modal awal tertentu P yang dibunga majemukan


secara tahunan pada suku bunga I selama n tahun akan
mempunyai nilai F pada akhir tahun.

Bila m kali dalam setahun :

Bila secara kontinu


7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
BUNGA MAJEMUK

Contoh : seorang menabung uang di bank sebanyak Rp


1.000 dengan bunga 10% per tahun. Berapa besar nilai
uangnya setelah 3 tahun. Apabila :
a. Bunga dibayar tahunan
b. Bunga dibayar semesteran
c. Bunga dimajemukan secara kontinu
7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
FUNGSI PERTUMBUHAN

MIS. Jumlah TK adalah Fs dari jumlah penjualan tahunan


suatu perusahaan, penjualan adalah fs dari pengeluaran
iklan, jumlah persediaan barang jadi adalah fs dari hari kerja
produksi. Dll (macam-macam fungsi pertumbuhan)
Sifat : meningkat secara monoton.
2 jenis fungsi pertumbuhan :
1. Fungsi gompertz. menggambarkan pertumbuhan
penduduk
2. Fungsi pengajaran. Menggambarkan pertumbuhan
pendidikan manusianatau sering disebut kurva belajar
7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
KURVA GOMPERTZ

Kurva Gompertz dinyatakan oleh persamaan :

N=jumlah penduduk pada tahun t


R=tingkat pertumbuhan
a=proporsi pertumbuhan awal
c=tingkat pertumbuhan dewasa
t=jumlah tahun
7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
KURVA GOMPERTZ

Contoh: pertumbuhan jumlah tenaga kerja sebuah


perusahaan diperkirakan akan mengikuti kurva Gompertz .
Carilah jumlah tenaga kerja pada awal tahun, akhir tahun
dan setelah tiga tahun
7. PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
KURVA BELAJAR

BENTUK : Y. dengan c,a dan k adalah positif.


Dalam ekonomi dan bisnis dapat digunakan untuk fungsi
biaya dan fungsi produksi.
Contoh :
Suatu barang yang dihasilkan sebanyak Y unit per hari dan
selama X hari kerja produksi dinyatakan oleh fungsi

Berapa unit yang dihasilkan per hari setelah 10 hari kerja?


SELAMAT MEMPERSIAPKAN UTS

Anda mungkin juga menyukai