Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

KONSTANTA & KOEFISIEN


ARAH PADA FUNGSI LINIER
DAN ELASTISITAS DALAM
KONSEP EKONOMI
Hubungan Antar Garis Lurus:
Berpotongan, Berimpit, Sejajar
Dua buah garis lurus akan Dua buah garis lurus Dua buah garis lurus
berpotongan bila ke dua dikatakan berimpit bila dikatakan sejajar bila
garis tersebut mempunyai intercept dan koefisien koefisien arahnya sama tetapi
koefisien arah yang tidak arahnya sama. mempunyai intercept yang
sama. berbeda.
Peran dan Deskripsi Konstanta
dalam Konsep Ekonomi
Dalam konsep ekonomi, masing-masing konstanta pada fungsi matematis
memiliki istilah/ nama tersendiri, seperti:
1. Pada fungsi konsumsi: C = a + bY dimana C = konsumsi; Y = pendapatan
maka dalam konsep ekonomi besarnya “a” menunjukkan Autonomous/
Initial Consumption.
2. Pada fungsi investasi: I = Io – bR dimana I = investasi; R = tingkat bunga
maka dalam konsep ekonomi besarnya Io = Autonomous Investment
3. Pada fungsi total cost: TC = a + bQ dimana TC = biaya total; Q = jumlah
output maka dalam konsep ekonomi besarnya “a” menunjukkan biaya tetap
(Fixed Cost)
4. Pada fungsi pajak: T = To + tY dimana t = tarif pajak (dalam %), Y =
pendapatan maka dalam konsep ekonomi besarnya “To” menunjukkan
Lump Sum (Fixed) Tax.
Koefisien Arah Garis Linier versus Sifat
Hubungan Fungsional Antar Variabel
Pada fungsi linier Y= f(X) =a+mX
 m = Koefisien arah garis Y= f(X) yang menunjukkan sifat hubungan antara
variabel Y dengan X.
 Koefisien arah yang bernilai positif menandakan bahwa hubungan antara Y
dan X searah (positif), artinya bila X naik maka Y juga naik, dan bila X turun
maka Y juga turun.
 Koefisien arah yang bernilai negatif menandakan bahwa hubungan antara Y
dan X berlawanan arah (negatif), artinya bila X naik maka Y turun, dan bila X
turun maka Y naik. Kumpulan data A Kumpulan data B Kumpulan data C Kumpulan data D
Y X Y X Y X Y X
2 1 12 7 10 15 8 3
4 2 15 6 8 12 4 4
6 3 18 5 6 9 0 5
8 4 21 4 4 6 -4 6
Kumpulan data A Kumpulan data B Kumpulan data C Kumpulan data D
mempunyai mempunyai mempunyai mempunyai
koefisien arah + koefisien arah - koefisien arah + koefisien arah -
 Koefisien arah garis untuk fungsi-fungsi yang otonom
akan bernilai nol untuk garis lurus yang sejajar sumbu
datar (sumbu X) seperti Y = Yo dimana Yo = konstan, tapi
bagi garis yang tegak lurus sumbu datar (sumbu X) seperti
X = Xo maka nilai koefisien arahnya tak hingga.
 Coba Saudara tentukan besarnya koefisien arah garis dan
persamaan fungsinya untuk masing-masing kumpulan
data di bawah ini lalu gambarkan kurvanya, yang
memenuhi fungsi Y=f(X): Kumpulan data E Kumpulan data D
Y X Y X
4 1 2 5
4 2 6 5
4 3 8 5
4 4 10 5
Deskripsi dari Koefisien Arah Garis
Lurus
Pada fungsi linier Y=a + mX
 m = ΔY/ ΔX = koefisien garis arah garis lurus
 m dapat dideskripsikan secara verbal sebagai berikut: bila ada kenaikan X
sebesar 1 unit (Δ X =1) maka Y akan naik sebesar m unit (ΔY = m) , dan bila X
turun 1 unit (Δ X = -1) maka Y akan turun sebesar m unit (Δ Y = -m).
 Maka “m” merupakan rasio antara kenaikan Y terhadap kenaikan I unit X,
atau rasio antara penurunan Y terhadap penurunan I unit X sehingga m =
ΔY/ΔX = m/1 atau = -m/-1.
Contoh:
1. Y = 2 + 3X kita deskripsikan sbb: bila X naik 1 unit (Δ X = 1) maka Y akan
naik 3 unit (ΔY= 3) atau jika X turun 1 unit (ΔX = -1) maka Y turun 3 unit
(ΔY= -3) sehingga koefien arah garis tersebut (m) = 3/1 atau -3/-1 = 3.
2. Y = 4 - 2X kita deskripsikan sbb: bila X naik 1 unit (ΔX=1) maka Y akan
turun 2 unit (ΔY=-2) atau bila X turun 1 unit (ΔX=-1) maka Y naik 2 unit.
Konsep “marginal” dalam Ilmu
Ekonomi
Secara umum konsep “marginal” menunjukkan rasio antara perubahan satu
variabel dengan perubahan variabel liannya.

Konsep marginal dalam ekonomi:


 Marginal Propensity to Consume (MPC) = rasio antara perubahan konsumsi
dengan perubahan pendapatan (ΔC/ΔY) = lereng dari fungsi konsumsi:
C = a + bY. Sehingga MPC = b.
 Marginal Propensity to Save (MPS) = rasio antara perubahan tabungan
dengan perubahan pendapatan (ΔS/ΔY) = lereng dari fungsi tabungan:
S = -a + (1-b)Y, sehingga MPS = (1-b)
 Marginal Physical Product of inputs (MPPi)= rasio antara perubahan total
produksi dengan perubahan jumlah input(ΔTP/Δi) = lereng dari fungsi total
produksi : TP = a + βi, sehingga MPPi = β
 Marginal Revenue (MR), rasio antara perubahan penerimaan total (TR)
dengan perubahan output (ΔTR/ΔQ) = lereng dari fungsi penerimaan total
TR= PQ; maka MR = P
 Marginal Rate of Substitution (MRS), rasio antara perubahan
masing-masing jumlah barang yang dikonnsumsi (ΔQy/ΔQx) =
lereng dari fungsi Indifference ; Qy = φQx; maka MRS = φ

 Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)) rasio antara


perubahan masing-masing jumlah input untuk menghasilkan
tingkat produk tertentu (ΔK/ΔL) = lereng dari fungsi isoquant:
K = a + μL, maka MRTS = μ

 Marginal Utility(MU) rasio antara perubahan kepuasan total


(TU) dengan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi
(ΔTU/ΔQ) = lereng dari fungsi kepuasan total: TU = ψQ, maka
MU = ψ
Konsep Elastisitas Titik
 Elastisitas titik mengukur seberapa besar respon variabel tertentu terhadap
perubahan variabel penyebabnya pada suatu tingkat variabel yang tertentu.
 Jadi elastisitas titik merupakan rasio antara perubahan variabel terikat
terhadap perubahan variabel bebasnya pada sutu titik atau nilai tertentu.
 Konsep elastisitas yang dikenal dalam ilmu ekonomi misalnya konsep
elastisitas harga permintaan/penawaran, elastisitas pendapatan permintaan,
elastisitas harga silang permintaan, dsb.

Elastisitas Titik pada Fungsi Linier dengan Satu Variabel Bebas


Jika Y = f (X) = a + mX; maka secara umum elastistas Y terhadap X (E) merupakan
rasio antara perubahan Y terhadap perubahan X. Koefisien elastisitas Y terhadap
X dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
Y / X m X Y
E= atau E= atau E = m dimana m 
Y/X Y / X Y X
Contoh:
Fungsi permintaan barang B diketahui sebagai berikut :
Q = 8 – 0,5P ; dengan P = harga/unit, Q = jumlah barang.
Maka bila kita ingin mengetahui elastisitas harga permintaannya pada
tingkat harga Rp 5,- kita harus mengetahui dulu berapa jumlah yang
diminta (Q) pada P = 5.
Besarnya Q pada P = 5 adalah Q = 8 – 0,5 (5) = 5,5 unit.
Maka elastisitas harga permintaan pada tingkat harga Rp 5, adalah:
X P  5 
Em m   0 ,5     0 ,45
Y Q  5 ,5 

Elastisitas pada Fungsi Linier Multivariabel


Jika Y = f(X1, X2, X3,…) = a + m1X1 + m2X2 + m3X3 + … ; maka Elastistas Y
terhadap masing-masing X1, …. Xn pada tingkat harga X dan Y tertentu
adalah:
X
Ei  mi i i  1 ,2 ,3 ,.... n
Y
Contoh:
Bila diketahui persamaan sebagai berikut : Y = 15 - 0,2X1 + 2,2X2 + 0,05X3
Hitunglah koefisien elastisitas Y terhadap masing-masing X1, X2, X3 pada nilai
X1 = 4 ; X2 =3 dan X3=100
Jawab :
Pada nilai X1 = 4 ; X2 =3 dan X3=100 maka nilai Y adalah:
Y = 15 – 0,2(4) + 2,2(3) + 0,05(100) = 25,8
Maka nilai koefisien elastisitas Y terhadap masing-masing X adalah :
X i
E i  m i maka
Y
X1 4
E1  m 1   0 ,2   0 , 031
Y 25 , 8
X 2 3
E 2  m 2  2 ,2  0 , 256
Y 25 , 8
X3 100
E3  m 3  0 , 05  0 ,19
Y 25 , 8
Latihan 4
1. Jika diketahui bentuk fungsi permintaan barang X sebagai berikut :
a) Qdx = 10 – 2Px ;
b) 2,5Qdx + 5Px = 20
c) 2,8 Px = - 0,7Qdx + 3,5;
dimana Qdx = jumlah barang X yang diminta; Px = harga X per unit.
Hitunglah nilai koefisien elastisitas permintaan barang X terhadap
perubahan harganya.

2. Jika diketahui persamaan fungsi permintaan barang X sebagai berikut


Qdx = 200 – 0,65Px + 0,008M – 0,85Py;
Qdx = jumlah barang X yang diminta; Px = harga X per unit, M =
Pendapatan konsumen, Py = harga barang Y perunit.
Hitunglah besarnya elastistas harga permintaan X, elastisitas pendapatan
permintaan X dan elastisitas harga silang permintaan X pada tingkat harga
X US$ 150 dan pendapatan konsumen US$ 10.000 serta harga barang Y
sebesar US$ 100;

Anda mungkin juga menyukai