Anda di halaman 1dari 10

FUNGSI LINEAR (BAGIAN 1)

Pembentukan Fungsi Linear


Fungsi linear adalah suatu fungsi yang membentuk garis lurus. Bentuk umum fungsi linear
adalah sebagai berikut:
Y = f(X) = c + mX
Di mana Y adalah variable tak bebas (dependent variable), X adalah variable bebas
(independent variable), c adalah konstanta (atau intercept) dan m adalah koefiein (atau
slope yang mencerminkan kemiringan garis lurus). Adapun berbagai bentuk kemiringan garis
fungsi linear dapat dilihat pada gambar berikut (diambil dari halaman 41 dari e-book).

Kirimingan kurva atau garis fungsi linear sering kali dikenal sebagai gradien, yang diukur dari
perbandingan perubahan di sumbu y terhadap perubahan di sumbu x, atau dengan rumus
sebagai berikut:
∆y
slope ( kemiringankurva ) , m=
∆x
Contoh perhitungan kemiringan kurva dapat dibaca di halaman 41. Perhatikan gambar
berikut ini:

Kemiringan garis yang melalui titik C (-4,3) dan D (1,-3) dapat dihitung sebagai berikut:
y 2− y 1 −3−3 −6
m= = = =−1,2
x 2−x 1 1−(−4) 5

Kemiringan atau slope atau koefisien dengan tanda minus (-) menandakan kurva yang
berlereng negative, atau hubungan antara variable X dan Y yang negative, atau berlawanan
arah.
Kemiringan garis yang melalui titik A (-2,1) dan B (2,3) dapat dihitung sebagai berikut:
y 2− y 1 3−1 2
m= = = =0,5
x 2−x 1 2−(−2) 4

Kemiringan atau slope atau koefisien dengan tanda plus (+) menandakan kurva yang
berlereng positif, atau hubungan antara variable X dan Y yang positif, atau searah.
Pada dasarnya ada 2 metode pembentukan fungsi linear, yaitu:
1. Metode Dwi Koordinat
2. Metode Koordinat-Lereng
Metode Dwi Koordinat. Metode dwi-koordinat adalah pembentukan fungsi linear dengan
menghubungankan 2 titik koordinat, dan mengaplikasikan rumus sebagai berikut:
y− y1 x−x 1
=
y 2− y 1 x 2−x 1
Sebagai contoh, pembentukan fungsi linear yang melalui titik-titik koordinat C (-4,3) dan D
(1,-3) dapat dihitung sebagai berikut:

y−3 x−(−4 )
=
−3−3 1−(−4)
y−3 x+ 4
=
−6 5
5 ( y−3 )=−6 ( x+ 4 )
5 y−15=−6 x−24
5 y=−6 x−24+15
5 y=−6 x−9 … … ..dibagi 5
y=−1,2 x−1,8
Persamaan fungsi linear tersebut menunjukkan bahwa:
1. Konstanta sebesar -1,8 yang artinya jika x = 0, maka y = -1,8 (lihat gambar 2.4 di
halaman 41)
2. Koefisien (atau slope) sebesar -1,2 yang artinya jika x naik 1 satuan maka y akan
turun sebesar 1,2 satuan (hubungan yang berkebalikan atau negative antara x dan y)
Pembentukan fungsi linear yang melalui titik-titik koordinat A(-2,1) dan B (2,3) dapat
dihitung sebagai berikut:

y−1 x−(−2)
=
3−1 2−(−2)
y−1 x+2
=
2 4
4 ( y−1 )=2 ( x +2 )
4 y−4=2 x +4
4 y=2 x+ 4+ 4
4 y=2 x+ 8 … ….. dibagi 4
y=0,5 x +2
Persamaan fungsi linear tersebut menunjukkan bahwa:
1. Konstanta sebesar 2 yang artinya jika x = 0, maka y = 2 (lihat gambar 2.4 di halaman
41)
2. Koefisien (atau slope) sebesar 0,5 yang artinya jika x naik 1 satuan maka y juga akan
naik sebesar 0,5 satuan (hubungan yang searah atau positif antara x dan y)
Metode Koordinat-Lereng. Metode koordinat-lereng adalah pembentukan fungsi linear
dengan mengetahui satu titik koordinat dan kemiringan atau slope yang diinginkan,
kemudian mengaplikasikan rumus sebagai berikut:
y− y1 =m( x−x 1)

Sebagai contoh, diketahui koordinat titik C (-4,3) dan slope yang diinginkan adalah -1,2 maka
persamaan fungsi linear dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

y−3=−1,2 ( x−(−4 ) )

y−3=−1,2 x−4,8
y=−1,2 x−1,8
Penjelasan lebih detail dapat anda baca pada halaman 40-53 dari e-book di situs kuliah.

TUGAS 1
Kerjakan soal no 1,2,3,4 di halaman 43 pada Progress Exercise 2.1. sebelum melanjutkan ke
aplikasi fungsi linear dalam konsep teori ekonomi dan bisnis

Aplikasi Fungsi Linear: Permintaan dan Penawaran, Biaya, Penerimaan, Keuntungan


Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana fungsi linear dapat diterapkan dalam
konsep teori ekonomi dan bisnis. Materi pada bagian ini bersumber dari e-book
matematika Teresa Bradley halaman 59 sampai 98. Secara umum terdapat 4 aplikasi yang
akan dibahas, yaitu fungsi:

 Permintaan dan Penawaran


 Biaya Produksi (Jangka Pendek)
 Penerimaan (Omset)
 Keuntungan (Laba)
Fungsi Permintaan dan Penawaran. Aktivitas ekonomi dalam suatu perekonomian
dicerminkan oleh permintaan dan penawaran, sebagaimana dapat anda lihat pada Circular
Flow Model seperti pada halaman 58.
Permintaan suatu barang ditentukan oleh berbagai variable yang dicerminkan oleh
hubungan fungsional sebagai berikut:
Q = f(P, Y, PS, Pc, T, A,…..)
Dibaca: Q adalah fungsi dari sejumlah variable independent P, Y, P S, Pc, T, A dan sebagainya.
Dimana: Q = kuantitas barang X yang diminta oleh konsumen
P = harga barang X
Y = pendapatan konsumen
PS = harga barang substitusi
PC = harga barang komplemen (pelengkap)
T = selera konsumen
A = iklan/advertensi
Model fungsi permintaan yang paling sederhana adalah:
Q = f (P)
Atau
P = f (Q)
Dibaca: Q (jumlah barang yang diminta) adalah fungsi dari P (harga barang tersebut), atau
P (harga suatu barang) adalah fungsi dari Q (jumlah barang yang diminta)
Secara grafis, model fungsi permintaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa P (harga barang tersebut) berada pada sumbu
vertical atau sumbu-y, sedangkan Q (jumlah atau kuantitas barang yang diminta) berada
pada sumbu horizontal atau sumbu-x. Terdapat hubungan negative (berkebalikan) antara P
dan Q, artinya jika P naik (harga meningkat) maka Q turun (jumlah barang yang diminta
turun) dan sebaliknya jika P turun (harga menurun) maka Q naik (jumlah barang yang
diminta meningkat). Oleh karena itu persamaan linear fungsi permintaan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
P = f(Q) = a – bQ
Q = f(P) = (a/b) – (1/b)P
Perhatikan contoh di halaman 62-64:
P = f(Q) = 100 – 0,5Q…………………. intercept = a=100 slope = -b = 0,5
Q = f(P) = 200 – 2P

Penawaran suatu barang dipengaruhi oleh sejumlah variable yang dicerminkan oleh
persamaan fungsional sebagai berikut:
Q = f(P, C, PO, T, N, O,……)
Dibaca: Q adalah fungsi dari variable-variabel bebas P, C, PO, T, N, O dan sebagainya.
Dimana: Q = kuantitas (jumlah) barang yang ditawarkan oleh produsen/penjual
P = harga barang tersebut
PO = harga barang-barang lain
T = teknologi yang tersedia
N = jumlah produsen/penjual di pasar
O = faktor-faktor lain seperti pajak, subsidi
Model fungsi penawaran yang paling sederhana adalah:
Q = f (P)
Atau
P = f (Q)
Dibaca: Q (jumlah barang yang ditawarkan) adalah fungsi dari P (harga barang tersebut),
P (harga suatu barang) adalah fungsi dari Q (jumlah barang yang ditawarkan)
Secara grafis, model fungsi penawaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif (atau searah)
antara variable P (harga) dan Q (kuantitas/jumlah), yang berarti jika P naik (harga
meningkat) maka Q juga naik (jumlah barang yang ditawarkan naik), dan sebaliknya jika P
turun (harga turun) maka Q juga turun (jumlah barang yang ditawarkan juga turun).
Dengan demikian persamaan linear fungsi penawaran dapat ditulis sebagai berikut:
P = f(Q) = c + dQ
Q = f(P) = -(c/d) + (1/d)P
Perhatikan contoh di halaman 65-68:
P = f(Q) = 5 + 0,5Q…………………….intercept, c = 5 dan slope d = 0,5
Q = f(Q) = -10 + 2P

Fungsi Biaya Produksi. Biaya produksi jangka pendek terdiri dari Fixed Cost (FC) dan
Variable Cost (VC). Fixed Cost atau biaya tetap adalah bagian dari biaya produksi yang tidak
bertambah (atau berkurang) meski jumlah produksi berubah, atau dengan kata lain tidak
terpengaruh oleh berapa unit barang yang diproduksi. Contoh dari Fixed Cost adalah biaya
sewa Gedung, biaya sewa atau pembelian peralatan, biaya pemasangan instalasi listrik,
biaya membangun kantor atau pabrik, dan sebagainya. Variable Cost atau biaya variable
yang terkait langsung dengan jumlah unit barang yang diproduksi. Contohnya adalah biaya
pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, tagihan listrik dan air, biaya bahan bakar, dan
semua komponen biaya yang pasti berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang
diproduksi. Total Cost (TC) atau biaya produksi total adalah penjumlahan fixed cost dan
variable cost:
TC = FC + VC
Biaya produksi dapat dinyatakan dalam persamaan linear. Sebagai contoh persamaan linear
berikut:
TC = 10 + 2Q
Dimana FC = 10 (intercept atau perpotongan dengan sumbu-y) dan VC = 2Q, di mana 2 =
kemiringan kurva (garis) biaya. Persamaan linear tersebut digambarkan sebagai berikut:
Fungsi Penerimaan. Penerimaan yang diterima perusahaan dari penjualan barangnya
disebut Total Revenue (TR), atau omzet penjualan, yang merupakan hasil perkalian antara
harga (P) dan jumlah barang yang terjual (Q), atau disingkat dengan fungsi TR berikut:
TR = P.Q
Sebagai contoh, jika harga barang adalah $3,5, maka fungsi penerimaannya adalah:
TR = 3,5Q
Fungsi persamaan linear tanpa konstanta dapat digambar sebagai berikut:

Fungsi Keuntungan. Keuntungan (profit) adalah besarnya selisih antara penerimaan (TR)
dan biaya produksi (TC). Keuntungan seringkali dilambangkan dengan π, sehingga
persamaannya adalah:
π = TR – TC
Suatu perusahaan mengalami keuntuungan jika TR > TC, dan sebaliknya mengalami kerugian
jika TR < TC. Jika TR = TC maka perusahaan tidak untung dan tidak rugi karena besarnya
penerimaan sama dengan besarnya biaya produksi, sering disebut sebagai keadaan BEP
(break even point). Sebagai contoh, harga jual (P) sebesar $3,5, biaya tetap $800 dan biaya
variable $1,5 per unit.
Fungsi penerimaan : TR = 3,5Q
Fungsi biaya : TC = 800 + 1,5Q
Fungsi keuntungan : π = 3,5Q – (800 + 1,5Q) = 2Q – 800
Jika digambarkan, sebagai berikut:
TUGAS 2
1. Kerjakan Progress Exercises 2.4 di halaman 75-76 no. 3,4,5,8
2. Kerjakan Progress Exercises 2.5 di halaman 81-82 no. 1,2,5,11

Anda mungkin juga menyukai