KOEFISIEN ARAH
PADA FUNGSI LINIER DALAM KONSEP
EKONOMI
A. Perubahan Konstanta pada Fungsi Linier jika koefisien arah positif :
Bila Y = f(X) = a + mX dimana Y,X = variabel; a = konstanta; m = koefisien arah.
Jika terjadi perubahan pada konstanta “a” sebesar Δa maka persamaan di atas
menjadi: Y’ = a + mX + Δa = (a + Δa) +mX sehingga intercept (konstanta) fungsi
yang baru sekarang menjadi: a + Δa.
Jika biaya tetap (TFC) sebesar Rp 6000 dan biaya variabel perunitnya (AVC)
sebesar Rp 20,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) menjadi:
TC = 6000 + 20Q
Bila produk tersebut dijual seharga Rp 40,- perunitnya maka kondisi Break
Even perusahaan tercapai pada saat:
TR = TC dimana: TR = P.Q
40Q = 6000 + 20Q
40Q – 20Q = 6000
20 Q = 6000 maka Q = 300
Sekarang bila biaya variabel perunitnya naik Rp 5,- maka fungsi biaya
totalnya (TC ) adalah : TC’ = 6000 + (20 + 5)Q atau TC = 6000 + 25Q.
Kondisi break even setelah adanya kenaikan biaya variabel adalah:
TR = TC’
40Q = 6000 + 25Q
40Q – 25Q = 6000
15Q = 6000 maka Q = 400
Jadi kenaikan biaya variabel perunit sebesar Rp 5,- pada harga
jual yang tetap Rp 40,-, maka untuk mencapai kondisi break
even perusahaan harus memproduksi jumlah output lebih
banyak atau jumlah produksi harus ditingkatkan dari 300
menjadi 400 unit.
Terima kasih