Anda di halaman 1dari 70

MAKALAH

FUNGSI DALAM EKONOMI

KELOMPOK II

EKONOMI SYARIAH 3B

1. CLARA SANTIKA (21681011)


2. DEFRI YOGA AFRIYANZA (21681014)
3. DESTA RAHAYA (21681015)
4. DEWI NGATINAH USWATUN HASANAH (21681016)

DOSEN PENGAMPU : RATIH KOMALA DEWI ,MM

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKINOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2022
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini tepat padawaktunya yang berjudul Aplikasi Fungsi
Dalam Ekonomi .
Adapaun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis Fakultas Syariah dan Ekonomi islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga penulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan saran dari
pembaca dan besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kamis,22 September 2022

penyusun
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang.
Dalam analisa ekonomi
dan bisnis penerapan suatu
fungsi memegang peranan
penting, oleh
karena variabel-variabel
fenomena ekonomi bisnis
yang terjadi satu sama
lainnya saling kait-
mengkait. Hubungan
fungsional antara variabel
ekonomi yang bersifat
kuantitatif dapat
diabstraksi dan
diformulasikan dalam
bentuk suatu fungsi.
Dalam menggambarkan
suatu fungsi, sesuai dengan
konvensi matematis,
variabel terikat
diletakkan pada sumbu
tegak dan variabel bebas
diletakkan pada sumbu
datar (Chiang dan
Wainwright, 2005).
Budnick (1993), Chiang
dan Wainwright (2005)
secara konsisten
menerapkan konvens
matematis tersebut, dalam
aplikasi matematik dan
ekonomi.
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aplikasi
atau penerapan fungsi
linear dalam
ekonomi dan bisnis yang
dibatasi pada fungsi
permintaan dan
penawaran, keseimbangan
pasar, pengaruh pajak dan
subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan
keseimbangan pasar dua
jenis barang.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam analisa ekonomi dan bisnis penerapan suatu fungsi memegang


peranan penting, oleh karena variabel-variabel fenomena ekonomi bisnis yang
terjadi satu sama lainnya saling kait mengkait. Hubungan fungsional antara
variabel ekonomi yang bersifat kuantitatif dapat diabstraksi dan diformulasikan
dalam bentuk suatu fungsi.

Dalam menggambarkan suatu fungsi, sesuai dengan konvensi matematis,


variabel terikat diletakkan pada sumbu tegak dan variabel bebas diletakkan pada
sumbu datar (Chiang dan Wainwright, 2005). Budnick (1993), Chiang dan
Wainwright (2005) secara konsisten menerapkan konvens matematis tersebut,
dalam aplikasi matematik dan ekonomi.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai aplikasi atau penerapan fungsi
linear dalam ekonomi dan bisnis yang dibatasi pada fungsi permintaan dan
penawaran, keseimbangan pasar, pengaruh pajak dan subsidi terhadap
keseimbangan pasar, dan keseimbangan pasar dua jenis barang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian fungsi?


2. Bagaimana rumus umum dan bentuk grafik fungsi?
3. Bagaimana penerapan fungsi dalam ekonomi?

C. Tujuan

1. mengetahui dan memahami tentang fungsi


2. mengetahui dan mampu mengaplikasikan rumus umum fungsi
3. dapat menerapkan fungsi matematika dalam bidang ekonomi dan bisnis

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstanta, Variabel dan Fungsi


Dalam kita membahas fungsi maka sebenarnya kita membahas mengenai
konstanta dan variabel yang terda pat dalam fungsi tersebut.
1. Konstanta
Yang dimaksudkan dengan konstanta adalah suatu bilangan yang tetap
tidak berubah-ubah. Notasi atau tanda dari konstante ini dinyatakan
dengan a, b, c dan seterusnya. Jika kita mempunyai fungsi:
y = a x +b atau y = a x2 + b x + c
maka a, b dan c inilah yang kita sebutkan konstanta. Contoh: y = 2x + 5.
maka konstanta a = 2 dan b = 5 Besaran a 2 dan b-5 tidak dipengaruhi oleh
perubahan x dan y

2. Variabel
Sebenarnya suatu fungsi berintikan atas variabel; yang dimaksudkan
dengan variabel dalam hal ini adalah suatu besaran yang sifatnya tidak
tetap tetapi berubah-ubah dan saling pengaruh-mempengaruhi. Notasi atau
tanda dari variabel ini, biasanya dinyatakan dengan x, y dan dan
seterusnya. Jika kita mempunyai fungsi :
y = 3x + 7 atau z = 2x + 3xy – 5
maka x, y dan z inilah yang kita sebut variabel. Variabel x, y dan z ini
saling pengaruh mempengaruhi. Pada dasarnya variabel dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu variabel kualitatif dan variabel kuantitatif. Variabel
kualitatif adalah sesuatu yang sifatnya tidak tetap tetap berubah-ubah (atau
variabel) yang tidak dapat diuku seperti cita rasa, kesenangan, kepuasan,
dan lainnya.

Sedangkan variabel kuantitatif adalah sesuatu yang sifatnya tidak


tetap tetapi berubah-ubah (atau variabel) yang dapat diukur, seperti
dalam kg. ton, pasangan unit, rupiah, hari, jam dan sebagainya.
Misalnya jumlah hasil ternak sapi yang dijual suatu perusahaan
peternakan adalah variabel kuantitatif dalam ekor, sedangkan
banyaknya bahan makanan ternak tersebut adalah variabel kuantitatif
dalam kg. Variabel kuantitatif ini dapat dibedakan pula atas dua
macam yaitu variabel tinue dan variabel yang deskrit. Yang dimaksud
dengan variabel kuantitatif yang kontinu adalah variabel yang dapat
diukur sampai dengan bilangan yang sekecil-kecilnya atau pecahan,
seperti ukuran satuan volume, satuan berat satuan panjang, satuan
waktu, satuan uang dan sebaga nya. Sedangkan yang dimaksud
dengan variabel yang diskrit adalah variabel kuantitatif yang hanya
dapat diukur dengan bilangan-bilangan bulat dan tidak mungkin
dengan bilangan pecahan, seperti ternak sapi atau kambing. Demikian
pula dengan orang, kapal, sepatu (dalam pasang), kotak dan
sebagainya.

3. Fungsi
Yang dimaksudkan dengan fungsi dalam hal ini ada lah hubungan
antara dua buah variabel atau lebih. Masing-masing dari dua buah
variabel atau lebih tersebut saling pengaruh mempengaruhi. Sebagai
contoh :
y = f(x) atau z = f(x,y)

Dalam hal ini x,y dan z yang disebut variabel. Variabel yang terdapat
dalam suatu fungsi dapat dibedakan atas variabel bebas (independent
variables) dan variabel yang dipengaruhi/tidak bebas (dependent
variables). Yang di maksudkan dengan variabel bebas (independent
variables) adalah variabel yang besarannya dapat ditentukan
sembarang, misalnya bisa 1, 5; 0; 8 dan seterusnya. Sedangkan
variabel yang dipengaruhi/tidak bebas (independent variables) adalah
variabel yang besarnya baru dapat di tentukan setelah nilai variabel
bebasnya ditentukan lebih dulu.
Contoh : Bila y = 3x + 4

Dalam hal ini x merupakan variabel bebas dan y merupakan variabel


yang dipengaruhi/tidak bebas. Jadi untuk mengetahui besaran/nilai y
maka terlebih dahulu ditentukan besaran/nilai x. Sehingga dapatlah
kita peroleh besaran/nilai y dari nilai x nya yang sembarang, yaitu :

bila x= - 4 maka y= - 8
jika x = 0 maka y = 4
bila x = 2 maka y = 10 demikian seterusnya.

Dalam pembahasan mengenai suatu fungsi, terdapat istilah yang


disebut "Nilai Fungsi". Yang dimaksudkan dengan nilai fungsi adalah
besaran atau nilai dari y atau fungsi tersebut (nilai dari variabel yang
dipengaruhi tidak bebas). Dalam contoh di atas,

y = f (x) adalah y = 3x + 4, maka bila x = 3.


y = f(x) = f (3)=3(3)+4= 13 dan jika x = 2
y = f (x) = f(2) = 3(2)+4=10

Dengan melihat hubungan antara variabel-variabel yang terdapat


dalam suatu fungsi, maka kita dapat membedakan atas 2 jenis fungsi,
yaitu: Fungsi Eksplisit dan Fungsi Implisit.
a. Fungsi eksplisit
Dengan fungsi eksplisit dimaksudkan adalah suatu fungsi di mana
antara variabel bebas/menentukan dan variabel tidak bebas/yang
dipengaruhi dapat dengan jelas dibedakan. Sebagai contoh: y = f
(x) adalah y = 2x+3.
Dalam hal ini besaran/nilai y ditentukan oleh besaran/ nilai x,
sehingga dikatakan x adalah variabel bebas/menentukan dan
variabel y adalah variabel yang dipengaruhi/tidak bebas. Jadi bila
x = 3 maka y = 2(3) + 3 = 9 dan jika x = 2 maka y = 2(2) + 3 = 7.
Contoh di atas. merupakan fungsi eksplisit dengan satu variabel
bebas (independent). Bila kita temui dua variabel bebas (in
dependent) seperti contoh berikut:
z = f (x,y) adalah z = 2x + y²+ 3, maka dalam hal ini terlihat
bahwa :
x dan y adalah variabel bebas/menentukan, dan
z adalah variabel yang dipengaruhi/tidak bebas.

Jadi besaran atau nilai z hanya bisa diketahui setelah besaran/nilai


x dan y ditentukan lebih dahulu secara sembarang. Misalnya bila x
= 2 dan y = 3 maka z = 2 (2) + (3)2+3= 16 dan jika x = 5 dan y = 2
maka z = 2(5) + (2)² + 3 = 17.

b. Fungsi implisit
Yang dimaksudkan dengan fungsi implisit adalah fungsi di mana
antara variabel bebas dan variabel tidak bebas/yang dipengaruhi
tidak dapat dengan mudah/ jelas dibedakan. Bentuk umum dari
fungsi implisit ini dinyatakan dengan :
f(x,y)= 0 untuk dua variabel, dan
f(x,y,z) = 0 untuk tiga variabel

Sebagai contoh: f (x,y) = 0 adalah 2x + 3y - 5 = 0. Dalam contoh


ini variabel x dan variabel y tidak jelas mana yang merupakan
variabel bebas dan mana yang merupakan variabel tidak
bebas/yang dipengaruhi. Jadi bila kita menetapkan suatu nilai untuk
variabel x, maka dapat diperoleh variabel y. Demikian pula
sebaliknya bila kita menetapkan suatu nilai untuk variabel y, maka
variabel x dapat diperoleh:
Jadi, jika x = 1, maka y = 1, dan bila nilai y ditentukan dulu, yaitu y
= 3, maka diperoleh x'= -2.
Contoh untuk fungsi implisit dengan tiga variabel :
f(x,y,z) = 0 adalah 2x + y - 3z + 4 = 0.

Dalam hal ini juga variabel-variabel x,y dan z tidak dapat dengan
mudah ditentukan mana variabel bebas dan mana variabel tidak
bebas/yang dipengaruhi, sehingga jika kita tentukan dua buah
variabel lebih dahulu (misalnya x dan y atau x dan z, ataupun y dan
z) maka barulah dapat kita peroleh nilai dari variabel lainnya. Jadi,
bila nilai x dan y ditentukan lebih dahulu misalnya x = 1 dan y = 3,
maka diperoleh z = 3. Demikian pula jika nilai x dan z ditentukan
lebih dahulu, misalnya x.= 2 dan z = 5, maka diperoleh y = 7. Dan
bila nilai y dan z ditentukan lebih dahulu, misalnya y = 2 dan z = 4,
maka diperoleh x = 3.
4. Koordinat
Bila kita membicarakan masalah fungsi matematik, maka kita tidak
dapat terlepas dari membicarakan koordinat. Jika kita ingin
menggambarkan grafik atau fungsi maka grafik fungsi itu dapat kita
gambarkan apabila titik-titik dalam bidang datar yang menunjukkan
letak dari gambaran grafik tersebut telah kita tentukan. Titik.-titik ini
dapat ditentukan dengan dasar suatu ukuran yang digunakan dari titik
asal (origin point) sebagai titik tolak pengukuran dan penentuan letak
titik dalam gambar grafik suatu fungsi. Titik inilah yang disebut
koordinat, yang terdiri dari ukuran absis yaitu jarak titik dengan sumbu
vertikal, yang terlihat dari ukuran pada sumbu horizontal, dan ukuran
ordinat yaitu jarak titik dengan sumbu horizontal, yang terlihat dari
ukuran titik pada sumbu vertikal.
Sebagai contoh: Dalam fungsi y = 2x + 1
diperoleh suatu titik koordinat A (2,5) yaitu absisnya adalah x = 2 dan
ordinatnya adalah y = 2(2) + 1 = 5.
Bila digambarkan akan terlihat titik koordinat A tersebut seperti pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Titik Koordinat A (2,5)

Demikian pula dapat kita gambarkan titik koordinat B (-1;-1) yaitu


absisnya adalah x = -1 dan ordinatnya ada lah y=2(-1)+1=-1.
Terdapat beberapa jenis fungsi antara lain fungsi Aljabar, fungsi
Exponential dan fungsi Logaritma.
1. Fungsi Aljabar
Fungsi Aljabar ini terdiri dari fungsi Linear, fungsi Kuadrat,
fungsi pangkat banyak (pangkat tiga, empat dan seterusnya) dan
fungsi pecah.
a. Fungsi Linear
Yang dimaksudkan dengan fungsi Linear atau fungsi garis
lurus adalah suatu fungsi di mana variabel bebas (independent
variabel) nya paling tinggi berpangkat satu. Grafik dari fungsi
Linear ini apabila digambarkan merupakan suatu garis lurus.
Bentuk umum fungsi Linear explicit y = f (x) adalah y= ax + b
di mana : a dan b adalah konstanta.
x adalah variabel bebas (independent variable)
y adalah variabel tidak bebas/yang dipengaruhi (dependent
variable)
Contoh 1: y=3x+2

Dengan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan tabel


x dan y, di mana kita tentukan dulu nilai x sebagai variabel
bebas, maka dengan memasukkan nilai x tersebut ke dalam
fungsi ini kita akan peroleh besarnya nilai variabel y sebagai
variabel yang dipengaruhi/ tidak bebas.

x -2 -1 0 1 2
y -4 -1 2 5 8

Dengan menempatkan titik-titik koordinat tersebut pada bidang


datar, di mana sumbu x sebagai sumbu horizontal dan sumbu y
sebagai sumbu vertikal, maka dapatlah grafik fungsi itu kita
gambarkan dengan menghubung kan titik-titik koordinat
tersebut.
Cara penggambaran dengan menggunakan tabel x dan y ini
disebut curve traicing process. Gambar grafiknya akan
merupakan suatu garis lurus seperti terlihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Grafik fungsi y = 3x + 2.

Selain penggambaran yang dilakukan dengan menggunakan


tabel, dapat pula penggambaran ini dilakukan dengan
menghubungkan dua titik potong fungsi dengan sumbu x dan
sumbu y sebagai dua ciri yang penting dari fungsi linear di
samping ciri penting yang lain yaitu koeffisien arah (sama
dengan nilai a). Dalam hal ini ciri yang penting tersebut adalah
:

1) Titik potong fungsi dengan sumbu y pada x = 0, ma ka y =


2. Jadi titiknya adalah A (0,2).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu x pada y = 0, maka x= -
2/3. Jadi titiknya adalah B (-2/3; 0).

3) Koeffisien arah dari fungsi ini yaitu angka perban dingan


dari perubahan y dengan perubahan x atau = 3.
Dengan menggunakan ketiga ciri tersebut, maka kita dapat
menggambarkan fungsi linear y = 3x + 2 seperti terlihat pada
Gambar 3.2.

Contoh 2: Bila diketahui y = -2x + 3


Maka grafik fungsi ini dapat digambarkan dengan
menggunakan tabel x dan y atau dengan menggunakan ciri-ciri
yang penting, yaitu:
1) Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x = 0, maka y =
3. Jadi titiknya adalah A (0,3).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y = 0;maka x 3/2.
Jadi titiknya adalah B (3/2; 0).
3) Koeffisien arah dari fungsi ini adalah = a = -2.
Jadi arah grafik tidak menaik dengan tambahnya nilai x, tetapi
sebaliknya menurun dengan tambahnya nilai x.

Dengan menggunakan ketiga ciri ini maka dapatlah kita


menggambarkan grafik fungsi y = -2x + 3, seperti terlihat pada
Gambar 3.3

Gambar 3.3: Grafik fungsi y = -2x + 3

b. Fungsi Kuadrat
Fungsi Kuadrat adalah suatu fungsi non-linear (garis tidak
lurus) yang variabel bebasnya berpangkat dua. Grafik dari
fungsi kwadrat ini apabila digambarkan merupakan garis tidak
lurus yang berbentuk parabola.

Bentuk umum fungsi Kuadrat ini adalah:


1) Dalam bentuk y = f(x) yaitu y = ax2 + bx + c
di mana: a, b dan c adalah konstanta.
x adalah variabel bebas (independent variable)
y adalah variabel tidak bebas/yang dipengaruhi

2) Dalam bentuk x = f(y) yaitu : x = ay²+by+c


di mana : a, b dan c adalah konstanta.
y adalah variabel bebas (independent variable)
x adalah variabel tidak bebas/yang di pengaruhi.

a) Fungsi Kuadrat yang berbentuk y = f(x)→→ y = ax² + bx +


c.
Fungsi Kuadrat ini dapat digambarkan/dilukiskan pada
suatu bidang datar yang berdimensi dua, dengan
menetapkan sumbu horizontal adalah sumbu x dan sumbu
vertikal adalah sumbu y. Grafik fungsinya dapat terlihat
nanti membuka ke atas atau ke bawah yang berbentuk
parabola.
Contoh 3: Jika diketahui y = x² -5x+6

Dengan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan


tabel x dan y yang dinamakan "curve tracing process", kita
tentukan terlebih dahulu nilai x sebagai variabel bebas,
kemudian dengan memasukkan nilai x tersebut ke dalam
fungsi ini, maka akan kita peroleh besarnya nilai variabel y.
Jadi tabel x dan y tersebut adalah sebagai berikut:

x -2 -1 0 1 1 3 4 5
2
2
y 2 12 6 2 1 0 2 6
-
4
0
Dengan menempatkan titik-titik koordinat tersebut pada
bidang datar, dimana sumbu x sebagai sumbu horizontal
dan sumbu y sebagai sumbu vertikal, maka dapat lah grafik
fungsi itu kita gambarkan dengan menghubungkan titik-titik
koordinat tersebut. Gambar grafik fungsi ini akan
merupakan suatu garis tidak lurus yang berben tuk parabola
seperti terlihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4: Grafik fungsi y = x² - 5x+6

Penggambaran grafik fungsi tersebut di atas, dapat pula


dilakukan dengan menggunakan ciri-ciri matematis yang
penting dari fungsi itu. Ada beberapa ciri-ciri matematis
yang penting dari fungsi kuadrat, yaitu: Bila y = f(x) adalah
y = ax2 + bx + c, maka cirinya :
1) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0,
maka y = c. Jadi titiknya adalah A (0,c).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y= 0,
menjadi 0= ax2 + bx + c, maka ada 3 kemungkinan yang
terjadi yaitu :
a) Bila Diskriminan (D) yaitu b. 4ac, adalah lebih besar
dari nol (jadi b² - 4ac > 0), maka terdapat dua buah titik
potong yaitu :
−b √ b2−4 ac
1. x1 = + jadi titiknya
2a 2a

¿
B1 (-b + √ B −4 ac ; 0 ¿ 2 a
2
−b √ b2−4 ac
2. 2. x2 = - jadi titiknya
2a 2a

¿
B2 (-b - √ b −4 ac ; 0 ¿ 2 a
2

b) Bila Diskriminan (D) yaitu b2 - 4ac, adalah sama


dengan nol (jadi b²- 4ac = 0), maka hanya terdapat satu
−b
buah titik potong, yaitu: x1 = x2 = Jadi titiknya
2a
−b
B( ;0)
2a
c) Bila Diskriminan (D) yaitu b2-4ac adalah lebih kecil
dari nol (jadi b² - 4ac < 0) maka tidak terdapat titik
potong fungsi kuadrat ini dengan sumbu x.

3) Titik Puncak yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi


kuadrat (parabola) kembali ke arah semula. Titik Puncaknya
adalah
−b −D −(b 2−4 ac)
P (x = = )
2a 4a 4a
4) Sumbu Simetris adalah sumbu yang membagi/membelah
dua grafik fungsi kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang
sama besar. Garis sumbu Simetris ini bergerak melalui titik
Puncak. Persamaan Sumbu Simetris ini adalah :
−b
x=
2a

Dari contoh di atas maka kita dapat menggambarkan grafik


fungsi kuadrat tersebut dengan mencari ciri-ciri matematis
yang penting dari fungsi kuadrat itu. Adapun ciri-ciri
matematis yang penting dari fungsi :
y= x²-5x+6 adalah :
1) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0,
maka y = 6. Jadi titiknya adalah A (0,6).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0,
maka oleh karena D = b² - 4 ac = 25 - 4 (6)= 1 > 0, terdapat
dua buah titik potong, yaitu :

5+ √ 25−4(6) 5+1
a) x1 = = 3. Jadi titiknya B1 (3,0)
2 2 =

5−√ 25−4 (6) 5−1


b) x2 = = 2 Jadi titiknya B2 (2,0)
2 2 =

3) Titik Puncaknya adalah :


5 1 −(25−4 ( 6 ) ) 1
P (x = = 2 ;y = =-
2 2 4 4

5 1
4) Sumbu Simetrisnya adalah x = =2
2 2

Dengan menggunakan ciri-ciri ini, maka kita dapat


menggambarkan fungsi kuadrat, y = x² - 5x + 6 seperti terlihat
pada gambar 3.4.

Contoh 4: Bila diketahui y = -x²+6x-9


Maka grafik fungsi kuadrat ini dapat digambarkan dengan
menggunakan tabel x dan y yang disebut curve tracing process,
atau dengan menggunakan ciri-ciri matematis yang penting
dari suatu fungsi kuadrat, yaitu :
1) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0,
maka y= -9. Jadi titiknya adalah A (0-9).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0,
maka oleh karena D = b² - 4 ac = 36 - 4 (-1) (-9) = 0, terdapat
hanya satu buah titik potong, yaitu: x1 = x2= Jadi titiknya B
(3,0).

3) Titik Puncaknya adalah :


−6 36−4 (−1 ) (−9)
P (x= = 3 ;y = = 0)
−2 4

−6
4) Sumbu Simetrisnya adalah x = = 3.
−2

Dengan menggunakan keempat ciri matematik ini, maka


dapatlah kita menggambarkan grafik fungsi y = -x² + 6x -9
seperti terlihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5.: Grafik fungsi y=-x²+ 6x -9

Contoh 5: Jika diketahui fungsi y = 2x 2 - 7x+8. Maka grafik


fungsi kuadrat ini dapat digambarkan dengan menggunakan
tabel x dan y yang disebut curve tracing process atau dengan
menggunakan ciri-ciri matematis yang penting dari suatu
fungsi kuadrat, yaitu :

1) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0,


maka y= 8. Jadi titiknya adalah A (0,8).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0,
maka oleh karena D = b² - 4 ac = 49 - 4 (2) (8)= -15< 0, tidak
terdapat titik potong fungsi kuadrat ini dengan sumbu x.
3) Titik Puncaknya adalah :
7 13
P (x = =
4 4
7 13
4) Sumbu Simetrisnya adalah x = =
4 4
Dengan menggunakan keempat ciri matematika ini, maka
dapatlah kita menggambarkan grafik fungsi y = 2x²- 7x+8,
seperti terlihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6: Grafik fungsi y = 2x2 - 7x+8

b) Fungsi Kuadrat yang berbentuk x = f (y) yaitu x = Ay 2 + By


+ C.

Fungsi Kuadrat ini dapat digambarkan/dilukiskan pada


suatu bidang datar yang berdimensi dua dengan menetapkan
sumbu horizontal adalah sumbu x dan sumbu vertikal
adalah sumbu y. Grafik fungsinya dapat terlihat nanti
membuka kesamping kanan atau kesamping kiri yang
berbentuk parabola.

Contoh 6. Bila diketahui fungsi x = y2 - 3y + 2

Dengan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan


tabel x dan y yang dinamakan curve tracing process, kita
tentukan terlebih dahulu nilai y sebagai variabel bebas,
kemudian dengan memasukkan nilai y tersebut ke dalam
fungsi ini, maka akan kita peroleh besarnya nilai variabel x,
sebagai variabel yang dipengaruhi/tidak bebas. Jadi tabel x
dan y tersebut adalah :

x 16 6 2 0 1 0 2 6 12 20
4
y -2 -1 0 1 1 2 3 4 5 6
1
2

Dengan menempatkan titik-titik koordinat tersebut pada bidang datar,


dimana sumbu x sebagai sumbu horizontal dan sumbu y sebagai
sumbu vertikal, maka dapatlah grafik fungsi ini kita gambarkan dengan
menghubungkan titik-titik koordinat tersebut. Gambar grafik fungsi ini
akan merupakan suatu garis tidak lurus yang berbentuk parabola,
seperti terlihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7: Grafik fungsi x = y2 - 3y+2

Penggambaran grafik fungsi tersebut di atas, dapat pula dilakukan


dengan menggunakan ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi
kuadrat itu. Ada beberapa ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi
kuadrat ini, yaitu: Bila x = f(y) adalah x = Ay2 + By + C, maka cirinya:
1) Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0, maka x = C.
Jadi titiknya adalah M (C,0).
2) Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0, menjadi : 0
= Ay2 + By + C, maka ada 3 kemungkinan yang terjadi, yaitu :
a) Bila Diskriminan (D) yaitu B2 - 4 AC, adalah lebih besar dari nol
(D > 0), maka terdapat dua buah titik potong, yaitu:
−B √ B2−4 AC
(1) y1 = +
2A 2A
−B+ √ B −4 AC
2
Jadi titiknya N1 (0;
2A

(2) y2 =
−B
- √ B2−4 AC
2A 2A
−B+ √ B −4 AC
2
Jadi titiknya N1 (0;
2A

b) Bila Diskriminan (D) yaitu B2 - 4 AC, adalah sama dengan nol


(= 0), maka hanya terdapat satu buah titik potong yaitu :
−B −B
y1 = y2 = jadi titiknya N (0, )
2A 2A

c) Bila Diskriminan (D) yaitu B2 - 4 AC adalah lebih kecil dari nol


(D < 0), maka tidak terdapat titik potong fungsi kuadrat ini dengan
sumbu y.

−D B 2−4 AC −B
3) Titik Puncak yaitu P (x= = ;y= )
4A 4A 2A

−B
4) Sumbu simetrisnya adalah : y=
2A

Dari contoh di atas, maka kita dapat menggambarka grafik fungsi


kuadrat; tersebut, dengan mencari ciri-ciri matematis yang penting dari
fungsi kuadrat itu. Adapun ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi
x = y2 - 3y+ 2 adalah :
1. Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0, maka x =
2. Jadi titiknya M (2,0).
2. Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x = 0, maka
oleh karena D = B2 - 4 AC = 9 - 4 (1) (2) 1 > 0, terdapat dua buah
titik potong yaitu:

a) y1 = 3 +
√ 9−4 ( 1 ) (2) 3−1
= 2. Jadi titiknya N1 (0,2)
2 2
a) y2 = 3 -
√ 9−4 ( 1 ) (2) 3−1
= 1. Jadi titiknya N1 (0,1)
2 2

−D −9−4 (1)(2) −B
3. Titik Puncaknya adalah : P (x = ={ ;y=
4A 4 2A
3 1
= =1
2 2
4. Sumbu Simetrisnya adalah :
−B 3 11
= =
2A 2 2

Dengan menggunakan ciri-ciri ini, maka kita dapat menggambarkan


fungsi kuadrat x = y² - 3y+ 2 seperti terli hat pada gambar 3.7.

Contoh 7: Jika diketahui fungsi x = y2

Maka grafik fungsi kuadrat ini dapat digambarkan dengan cara yang
sederhana, yaitu dengan menggunakan tabel x dan y yang dinamakan
curve tracing process. atau dengan menggunakan ciri-ciri matematis
yang penting dari suatu fungsi kuadrat x = f (y), yaitu:
1. Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0, maka x = 0.
Jadi titiknya M (0,0).
2. Titik potong fungsi dengan sumbu y adalah pada x=0, maka oleh
karena D = B2 - 4 AC = 0, terdapat satu buah titik potong, yaitu: y1 = y2
=0. Jadi titiknya adalah M (0,0).
3. Titik Puncaknya adalah P (0,0)
4. Sumbu Simetrisnya adalah y = 0.

Dengan menggunakan ciri-ciri matematis ini, maka dapatlah kita


menggambarkan grafik fungsi kuadrat x = y2 seperti terlihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3,8: Grafik fungsi x = y2.

Contoh 8: Bila diketahui x = 4 – y2


Maka grafik fungsi kuadrat ini dapat digambarkan dengan
menggunakan tabel x dan y yang disebut curve tracing process atau
dengan menggunakan ciri-ciri matematis yang penting dari suatu
fungsi kuadrat ini, yaitu:
1. Titik potong fungsi dengan sumbu x adalah pada y = 0, maka x = 4.
Jadi titiknya M (4,0).

2. Titik potong fungsi dengan sumbu y, adalah pada x = 0, maka oleh


karena D = B2 -4 AC = 0 - 4 (-1) (4)= 16 > 0, terdapat dua buah titik
potong, yaitu

a. y1 =
√ 0−4 (−1 ) (4 ) =
16
=
4
= 2. Jadi titiknya N1 (0;-2)
−2 −2 −2

b. y2 =
√ 0−4 (−1 ) (4 ) =
−√ 16 −4
= = 2. Jadi titiknya N2 (0;-2)
−2 −2 −2

−D −16 −B
3.Titik Puncaknya adalah: P (x = = =4;y= = 0)
4A −4 2A
4. Titik Simetrisnya adalah:
−B −0
y= = =0
2 A −2

Dengan menggunakan ciri-ciri matematis ini, maka dapatlah kita


menggambarkan grafik fungsi kuadrat x = 4 – y2, seperti terlihat pada
gambar 3.9.

Gambar 3.9 Grafik fungsi x = 4 – y2


c. Fungsi pecah
Fungsi Pecah adalah suatu fungsi non linear (garis tidak lurus) yang
variabel bebasnya merupakan penyebut. Grafik dari fungsi kuadrat
ini apabila digambarkan merupakan garis tidak lurus yang
berbentuk hiperbola. Bentuk umum dari fungsi Pecah dalam bentuk
y = f(x):
ax+ b
y=
cx +d

dimana: a, b, c dan d adalah konstanta.


x adalah variabel bebas (independent variable)
y adalah variabel tidak bebas (dependent variable).
Untuk penggambaran grafik fungsi Pecah seperti ini perlu
diketahui ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi Pecah.
Setelah mengetahui ciri-ciri matematisnya penggambarannya
membutuhkan bantuan tabel x dan y yang disebut curve tracing
process. Ada beberapa ciri matematis yang penting dari fungsi
Pecah dalam bentuk umum seperti di atas, yaitu:
1) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu y, ada b lah pada x
b b
= 0, maka y = Jadi titiknya P(0; )
d d
2) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu x, adalah pada y =
ax +b
0, maka 0 =
xc+ d

3) Ciri yang penting dalam fungsi pecah adalah Asimtot. Yang


dimaksudkan dengan Asimtot suatu garis lengkung adalah garis
yang tidak dilalui/dipotong oleh garis lengkung tersebut akan tetapi
didekati sampai pada titik tidak terhingga untuk x dan y. Dalam hal
fungsi pecah seperti ini, kita mengenal adanya Asimtot datar dan
Asimtot tegak. Asimtot datar adalah suatu garis lurus yang sejajar
atau berhimpit dengan sumbu x, yang tidak akan dipotong, tetapi
didekati oleh fungsi Pecah ini sampai pada titik di mana nilai x
adalah ~ Jadi persamaan garis Asimtot datar adalah bila x = ~,
maka;
b
Suatu bilangan dibagi dengan ~ yaitu

d
atau =0

b
a+
ax +b x
y= y=
xc+ d d
c+
x

a+0 a
Sehingga: y = →∴ y =
c +0 c
a
∴Persamaan garis Asimtot datar adalah y =
c
4) Asimtot tegak adalah suatu garis lurus yang sejajar atau
berhimpit dengan sumbu y yang tidak akan di potong, tetapi
didekati oleh fungsi Pecah ini sampai pada titik dimana nilai y
adalah titik terhingga (~) positif atau negatif. Jadi persamaan garis
Asimtot tegak adalah bila y = ~ , maka:
ax+ b ax+ b
y = →=
cx +d cx +d

ax+ b
cx + d = → cx+d = 0

−d
cx = -d ∴ x =
c

d
Sehingga Persamaan garis Asimtot tegak adalah x= -
c
2 x +3
Contoh 9: Jika diketahui y =
x+1
Maka grafik fungsi Pecah ini dapat digambarkan dengan
memperhatikan ciri-ciri matematis yang penting dan bantuan tabel
x dan y. Adapun ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi Pecah
ini adalah :
1) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu y adalah pada x =
0, maka y = 3. Jadi titiknya P (0,3).
2) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu x adalah pada y =
1 1
0, maka 0= 2x + 3, sehingga x = -1 . Jadi titiknya Q (-1 , 0).
2 2

2 x +3 2 x +3
3) Asimtot tegak adalah bila y= ~ , maka =x+1=
x+1
→ ∴ x + 1 = 0, sehingga x = -1 Jadi Persamaan garis Asimtot
tegak adalah x = -1

2+ 3/ x
Asimtot datar adalah bila x = ~ , maka y = → ∴y = 2. Jadi
1+1/ x
persamaan garis asimtot datar adalah y = 2.
Dengan menggunakan ciri-ciri ini, maka kita dapat
2 x +3
menggambarkan grafik fungsi pecah y= dengan bantuan
x+1
tabel x dan y yang berikut:

x Y
-1 +
0
1 3
2 1
2
2
5
+ 1
2
3
1
2
6
2

x Y
-1 -
1 2 x +3
-1 Gambar 3.10: Grafik fungsi y =
2 x+1
0
-2
1
-3 1
1
-4 2
Contoh 10: Bila diketahui y =
-5 1
1
3
-
5
1
1 x
4
2

Maka grafik fungsi Pecah ini dapat digambarkan dengan


memperhatikan ciri-ciri matematis yang penting dan dengan
bantuan tabel x dan y. Adapun ciri-ciri matematis yang penting
dari fungsi Pecah ini adalah :
1) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu y adalah pada x =
0, maka y = ~ . Jadi titik potong P (0,~).
2) Titik potong fungsi Pecah ini dengan sumbu x adalah pada y =
0, maka x = ~ , Jadi titik potongnya Q (~ , 0).
3) Asimtot Tegak adalah bila y = ~, maka x = 0. Jadi Persamaan
garis Asimtot Tegak adalah x = 0, sama atau berhimpit dengan
sumbu y.
4) Asimtot Datar adalah bila x = ~ , maka y = 0. Jadi persamaan
garis Asimtot Datar adalah y = 0 sama atau berhimpit dengan
sumbu x.
Dengan memperhatikan ciri-ciri ini dan dengan bantuan tabel x dan
y yang berikut kita dapat menggambarkan grafik fungsi pecah..

5
Gambar grafik fungsi y = dapat dilihat pada gambar 3.11
x

5
Gambar 3.11: Grafik fungsi y =
x

X y

0 +~
1 5
2 1
2
2
3
2
4 1
3
5
1
10 1
4
~ 1
1
2
0

X y

0 -~
-1 -5
-2 1
-2
2
-3
-4
-5 2
-1
3
-10
1
-~ -1
4
-1
1
-
2
-0

Contoh 11

3−2 x
Jika diketahui y =
1−x
Maka grafik fungsi pecah ini dapat kita gambarkan dengan
memperhatikan ciri-ciri matematis yang penting dari fungsi pecah,
dan dengan menggunakan bantuan tabel x dan y. Adapun ciri-ciri
matematis yang penting dairi fung si pecah ini adalah :
1) Titik potong fungsi pecah ini dengan sumbu y adalah pada x = 0.
y = 3. Jadi titik potongnya adalah P (0,3).
2) Titik potong fungsi pecah ini dengan sumbu x adalah pada y = 0,
3−2 x 1
0= →3-2x = 0 sehingga x=1
1−x 2
1
Jadi titik potongnya adalah Q (1 ; 0).
2
3) Asimtot datar adalah bila x = ~
3
−2
x 0−2
maka y= →∴ y = sehingga y = 2
1 0−1
−1
x
Jadi persamaan garis asimtot datarnya dalah y = 2.
3−2 x
4) Asimtot tegak adalah bila y = ~ maka = =→ ∴1 – x =
1−x
3−2 x
1−x=0 ,

sehingga x = 1. Jadi persamaan garis asimtot tegaknya adalah x =


1.
Dengan memperhatikan keempat ciri-ciri matematis ini, dan
dengan bantuan tabel x dan y yang berikut kita dapat
3−2 x
menggambarkan grafik fungsi y =
1−x
Gambar grafik fungsi y = dapat dilihat pada gambar 3.12.
3−2 x
Gambar 3.12: Grafik fungsi y =
1−x

x y

1 +~
1 0
1
2
1
2 1
1
3 2
4 2
1
3
5
3
10 1
4
+~
1
2

x y

-1 -~
0 3
-1 2
-2 1
2
2
-3
1
-4 2
3
-5
1
-~ 2
4
1
2
6
2

2. FUNGSI EXPONENTIAL

Yang dimaksudkan dengan fungsi exponential adalah fungsi yang


variabel x nya merupakan bilangan pangkat dari suatu konstanta.
Sebagai contoh adalah fungsi : y = ax dimana x dan y merupakan
variabel dan a merupakan konstanta. Dalam hal fungsi exponential
ini perlu kita perhatikan hukum-hukum exponential yang penting,
yaitu :

1) a0 = 1 4) am .an = am+n

1 am
2) a = k
-k
5) n = am-n
a a

3) a1/q = √q a 6) (am)k = amk

Dengan cara yang sederhana yang menggunakan tabel x dan y,


maka penggambaran grafik fungsi atau curve y = a adalah tidak
sulit terutama untuk menyusun atau menentukan titik-titiknya. Jika
a > 1, maka curve akan melalui titik (0,1), dan akan bertambah
secara teratur, serta bila x → ~ maka y = →0.
Contoh 12: Gambarkanlah grafik-grafik:
3
y = 2x dan y = ( ) x dalam satu grafik.
2

Dari y = 2x kita akan peroleh tabel x,y nya adalah:

x -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
y 1 1 1 1 2 4 8 16 32
8 4 2
3
Sedangkan dari y = ( ) x akan dapat diperoleh tabel x y nya seperti
2
berikut:

x -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
y 8/27 4/9 2/3 1 3/2 9/4 27/8 81/16 243/32

Gambar grafiknya adalah seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13:

3
Grafik fungsi y = 2x dan y =( ) x
2

Contoh 13 Gambarkan grafik y = ex

1 1 1 1
dimana e = 1 + + + + = 2,7183
1! 2! 3! n !
Fungsi y = ex dapat digambarkan dengan menggunakan tabel x dan
y sebagai berikut :

x -2 -1 0 1 2 3 4 5
y 0,16 0,37 1 2,72 7,39 20,09 54.60 148,18

Gambar grafik fungsi y = ex dapat dilihat pada gambar Gambar


3.14
Grafik fungsi y = ex

Contoh 14 Gambarkanlah grafik y = 3(2x+1)


Fungsi ini dapat digambarkan dengan menggunakan tabel x dan y
sebagai berikut:

x -3 -2 -1 0 1 2 3 4
y 1 1 1 3 27 243 2187 19683
243 27 3

Gambar grafik fungsi y = 3 (2x+1) dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 Grafik fungsi y = 3(2x+1)

1. a 0 =1
1
2. a -k = k
a
3. a 1/ q =√ a
q

4. am an a
= m+n

am
5. n = a m-n
a
6. (am)n =
amk
D. Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma adalah suatu nonlinear (garis tidak lurus). Dalam hal ini variabel
bebas (independent variabel) bentuk logaritma, seperti:
y= log x atau log y = a + b log x
Perlu diperhatikan rumus-rumus atau hukum-hukum logaritma. Berikut ini
hukum-hukum atau rumus-rumus logaritma.
1. log ab=log a+ log b
a
2. Log = log a – log b
b
log b
3. alog b =
log a
4. log b = c maka ac=b
a

5. alog a = 1
6. log xn = n log x
7. a log 1 = 0
8. a a log b = b
Dengan cara sederhana menggunakan tabel x dan y dapat di gambarkan grafik
fungsi logaritma.
Contoh :
Gambarlah grafik y = 5 log x
Fungsi ini dapat di gambarkan dengan menggunakan tabel x dan y sebagai
berikut:
X 1 2 3 4 5 6 10
Y 0 1,51 2,39 3,01 3,49 3,89 5-

Grafik fungsi y = 5 log x

grafik fungsi y= 5 log x


6
5
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10 12

E. Perpotongan Antara Dua Buah Fungsi


Dua buah fungsi dikatakan berpotongan apabila kedua buah fungsi tersebut
mempunyai sebuah titik persekutuan yang disebut titik potong. Titik potong
antara kedua buah fungsi di peroleh dengan mempersamakan kedua buah fungsi
itu.
Contoh:
Carilah titik potong fungsi-fungsi y = 10-2x dan y = x + 2.
Titik potong antara kedua buah fungsi ini dapat diperoleh dengan
mempersamakan kedua buah fungsi tersebut , yaitu :
Y = 10-2x ∴ 10- 2x = x + 2

Y = x+2 3x = 8 →  x = 2  dan y = 4  
2 2
Jadi titik potong fungsi y=10-2x dan y=x+2 adalah titik (2 ; 4 ). Grafik fungsi
3 3
y=x-2 dan y=x+2 serta titik potongnya dapat dilihat pada grafik berikut:

C. TERAPAN MATEMATIKA DALAM EKONOMI DAN BISNIS

Terapan matematika dalam bisnis yang akan didiskusikan dalam bab ini
adalah penger. tian tentang dalil-dalil yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi
yang kemudian didekati dengan simbol-simbol matematika dan analisis
berdasarkan kaidah-kaidah ilmu matema tika dasar. Adapun ilmu matematika
dasar yang akan diterapkan dalam bisnis pada buku ini dimulai dari fungsi linear,
fungsi non-linear, kalkulus, deret dan aplikasi sistem persamaan linear yang lebih
populernya dinamakan analisis input-output.

Fungsi Linear Dalam Bisnis


Di dalam kegiatan bisnis yang berkaitan dengan produksi komoditas barang
tertentu sering dipengaruhi oleh hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat yang membentuk sebuah fungsi Pada umumnya, bahwa variabel bebas
paling prioritas yang memiliki hubungan dengan satu variabel terikat (jumlah
permintaan sebuah produk) dapat diidentifikasi, yaitu antara lain adalah.

a. Harga produk
b. Pendapatan konsumen
c. Harga produk lain yang mengkait
d. Ekspektasi harga produk periode akan datang dan
e. Selera konsumen.

Fungsi yang berkaitan dengan konsumen (jumlah permintaan sebuah produk)


disebut sebagai fungsi permintaan (demand function). Berikut hubungan
matematika secara umum antara beberapa variabel bebas dan variabel terikat
dalam fungsi permintaan:

Qdx , t=f ¿)

Di mana: Qdx,t = Jumlah permintaan produk X dalam periode t

P,t = -Harga produk X dalam periode t

Py,t Harga produk Y yang terkait dalam periode t

Yt =Pendapatan konsumen dalam periode t

Pex,t+1 = Ekspektasi harga produk X dalam periode akan datang (t+1)

St = Selera konsumen dalam periode 1

Dari fungsi permintaan multivariabel bebas terhadap satu variabel terikat


tersebut da pat dibentuk beberapa kemungkinan fungsi satu variabel bebas
terhadap satu variabel ter ikat dengan mempertimbangkan variabel yang lainnya
konstan (ceteris paribus). Beberapa berikut: kemungkinan dari fungsi permintaan
yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a.Qdx,t= f (Px,t) mempunyai hubungan yang negatif.


b. Qdx,t= f(Py,t) mempunyai hubungan yang positif atau negatif.

C. Qdx,t=f(Yt+1) mempunyai hubungan yang positif atau negatif.

d. Qdx,t= (Px,t) mempunyai hubungan yang positif.

e. Qdx,t=f(St) mempunyai hubungan yang positif.

1.Fungsi Permintaan

Dan kelima hubungan antara satu variabel bebas dan satu variabel terikat
di atas yang sangat tinggi pengaruhnya adalah hubungan antara variabel jumlah
permintaan (produk yang diminta konsumen) dengan harga produk tersebut dan
variabel yang lain diasumsikan ceteris paribus. Secara lebih sederhana karena
tidak ada pengaruh variabel lain, maka fung si permintaan yang dimaksud dapat
dirumuskan sebagai berikut: Q = f(P). Bentuk umum fungsi permintaan
memenuhi persamaan: Q-a-b P.

Di mana:

Q-Jumlah permintaan produk

a= Penggal garis sumbu Q

P= Harga produk

b- Kemiringan (slope) fungsi

Nilai negatif kemiringan fungsi merupakan ciri kuat fungsi permintaan, artinya
bahwa se makin tinggi harga produk, semakin rendah jumlah permintaan. Filosofi
tersebut digambar kan sebagai grafik berikut:

a/b

Q=a−bP

a
Gambar garfik untuk penerapan dalam ekonomi beda dengan grafik
matematika mur ni. Variabel bebas (P) dalam matematika murni digambarkan
sebagai sumbu absis, namun dalam penerapan ekonomi sebaliknya. Berikut
contoh untuk menggambarkan grafik fungsi permintaan.

Contoh:

Filosofi konsumen bahwa permintaan suatu komoditas (produk) menjadi


naik ketika harga di pasar turun dan di buktikan dalam contoh berikut : Pada saat
harga produk tersebut adalah 5 satuan mata uang, permintaan konsumen 20 unit.
Akan tetapi ketika harga naik menjadi 8 satuan mata uang ternyata benar bahwa
permintaan turun menjadi 14 unit . gambarkan grafik dari fugsi permintaan terebut
?

Jawab :

Rumus persamaan fungsi dari dua titik yang diketahui adalah: P-P, Q-Q bahwa P-
p− p1 q−q 1
5; Q… = di mana bahwa p 1=5 ; Q1=20dan p 2=8 ; Q 2=14.
p 2−p 1 q 2−q 1
p−5 Q−20
Data masuk ke dalam rumus tersebut di proleh hasil : = . Hasil akhir
8−5 14−20
adalah : Q= 30 -2 P . berikut gambar grafiknya .

15 Q=30−2

30

hal yang demikian menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas (harga)
dan variabel terikat Terbukti dalam contoh bahwa karakteristik fungsi permintaan
memiliki kemiringan garis yang negatif, (jumlah permintaan) negatif adanya.
Artinya bahwa harga se makin tinggi maka jumlah permintaan akan semakin
rendah, dan ciri gambar grafik adalah garis dengan kecenderungannya miring ke
kiri.

2.Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran memiliki orientasi hubungan kebalikan dari fungsi
permintaan antara variabel terikat (jumlah penawaran) dan variabel bebas (harga),
oleh karena itu sifat hubungan adalah positif. Hubungan positif artinya bahwa
ketika jumlah penawaran naik maka harga akan mengikuti naik pula, sebaliknya
ketika sepi dari penawaran maka harga akan mengikuti turun. Kondisi demikian
adalah filosofi fungsi penawaran yang sangat erat hubungannya dengan produsen,
sehingga karakteristik fungsi penawaran (supply function) mencerminkan kondisi
produsen. Berikut hubungan matematika secara umum antara be berapa variabel
bebas dan satu variabel terikat dalam fungsi penawaran :

Qsx , t =f ( px , t ' T t ' Pf , t ' Pr ,t ' Pex , t =+1)

Di mana : Qsx,t= Jumlah penawaran produk X oleh produsen dalam


periode t

Px,t= Harga produk X dalam periode t

Tt= Teknologi yang tersedia dalam periode t

Pf,t= Harga faktor-faktor produksi dalam periode t

Pr,t=Harga produk lain yang terkait dalam periode t

Pex,t+1= Ekspektasi produsen terhadap harga produk X dalam periode


akan datang (t+1)

Dari fungsi penawaran multi variabel bebas terhadap satu variabel terikat
tersebut da pat dibentuk beberapa kemungkinan fungsi satu variabel bebas
terhadap satu variabel teri kat dengan mempertimbangkan variabel yang lainnya
konstan (ceteris paribus). Beberapa kemungkinan dari fungsi penawaran yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

a.Qsx,t=f (Px,t) mempunyai hubungan yang positif.

b. Qsx,t=f(Tt) mempunyai hubungan yang positif.


c. Qsx,t=f(Pf,t) mempunyai hubungan yang negatif.

D. Qsx,t=f(Pr,t) mempunyai hubungan yang positif.

e. Qsx,t=F(pR,t) mempunyai hubungan yang negatif

Kelima hubungan antara satu variabel bebas dan satu variabel terikat di
atas yang sangat tinggi pengaruhnya adalah hubungan antara variabel jumlah
penawaran dan harga produk. adapun variabel yang lain diasumsikan ceteris
paribus. Fungsi penawaran yang dimaksud adalah : Q=f(P). Bentuk umum fungsi
penawaran memenuhi persamaan : Q=a+bP

Di mana :

Q-Jumlah penawaran

P= Harga produk

a=Penggal garis sumbu Q

b-Kemiringan (slope) fungsi

Nilai positif kemiringan fungsi merupakan ciri kuat fungsi penawaran,


artinya bahwa se makin tinggi harga produk, semakin tinggi pula jumlah
penawaran oleh produsen. Filosofi tersebut digambarkan pada grafik berikut:

Contoh :

Filosofi produsen bahwa jumlah penawaran suatu komoditas (produk) tinggi,


maka harga produk tersebut di pasar akan tinggi pula dan dibuktikan dalam
contoh. Pada saat jumlah penawaran 15 unit, harga produk tersebut adalah 10
satuan mata uang. Demikian halnya ketika jumlah penawaran naik menjadi 21
unit maka harga naik pula menjadi 12 satuan mata uang. Gambarkan grafik dari
fungsi penawaran tersebut?

Jawab :

Rumus persamaan fungsi dari dua titik yang diketahui adalah :


p− p1 q−q 1
= dimana P-10 Q-15 dan p2=12;q2=21, data masuk ke dalam
p 2−p 1 q 2−q 1
p−10 q−15
rumus tersebut diperoleh hasil; = . Hasil akhir adalah: Q=-15+3 P.
12−10 21−15
Berikut gambar grafiknya.

Terbukti dalam contoh bahwa karakteristik fungsi penawaran memiliki


kecenderungan yang positif, yaitu ketika jumlah penawaran naik maka harga akan
mengikuti naik pula. Ciri grafik adalah garis dengan kecenderungannya miring ke
kanan.

3.Keseimbangan Pasar

Di awali dari fungsi permintaan yang berorientasi pada konsumen dan juga
fungsi penawaran dari sisi produsen, keduanya bertemu di satu titik yaitu pasar.
Pertemuan fungsi permintaan dan fungsi penawaran tersebut secara filosofi
merupakan kesepakatan pasar.sehingga secara teori disebut sebagai keseimbangan
pasar (market equilibrium) dari suatu produk tertentu. Keseimbangan pasar
tersebut akan menciptakan keseimbangan jumlah dan harga produk yang harus
beredar di pasar.

Atas dasar filosofi yang demikian secara matematika bahwa harga atau
jumlah produk yang diminta oleh konsumen harus sama dengan harga atau jumlah
produk yang ditawarkan oleh produsen, simbol matematikanya adalah: Qd= Qs
atau Pd =ps

Keseimbangan pasar secara aljabar dapat diselesaikan dengan cara sistem


persamaan linear secara matriks, atau determinan (aturan CRAMER), atau
eliminasi, atau substitu si. Adapun secara geometri dapat ditunjukkan oleh
perpotongan antara grafik fungsi per mintaan dan fungsi penawaran. Berikut
adalah gambar grafik keseimbangan pasar yang dimaksud.

grafik
Di mana:

Qd= Jumlah Permintaan Produk

Qs =. Jumlah Penawaran Produk

E = Keseimbangan Pasar

Pe = harga keseimbangan

Qe = jumlah keseimbangan

Catatan:

Seluruh kasus yang berkaitan dengan ekonomi, bahwa terapan matematika


terjadi hanya pada kwadran I karena baik harga (P) maupun jumlah produk (Q)
selalu bernilai positif.

Contoh :

Fungsi permintaan atas sebuah komoditas barang tertentu ditunjukkan oleh


persamaan 19 - 2P sementara fungsi penawaran dari pihak produsen memenuhi
persamaan Q s =-6+ 3 P. Hubungan harga dan jumlah produk komoditas tersebut
dari kedua pihak, yaitu dari sisi konsumen maupun produsen maka selesaikanlah
beberapa pertanyaan berikut:

Pertanyaan:

a. Berapa jumlah dan harga produk dalam keseimbangan pasar?

b. Gambarkan grafik kondisi keseimbangan pasar tersebut?

Jawab :

Fungsi permintaan dan fungsi penawaran tersebut membentuk suatu sistem


persamaan linear dan analisis dengan pendekatan cara substitusi, yaitu: nilai
Qd{d} disubstitusikan pada Qs (Qd = Qs hasilnya 19 -2p =-6 +3 P atau 25= 5 p ,
terakhir ; pe =5 dan selanjutnya nilai pe tersebut disubstitusikan ke dalam salah
satu persamaan Qs atau persamaan Qd jawaban Qe = 9 jadi keseimbangan pasar
yang terjadi pada titik koordinat E ( Qe , Pe) atau E (9,5 ) .

Metode Menggambar Grafik :

Ketika grafik memotong sumbu Q artinya bahwa P= 0, sehingga titik potong


berada di Q= 19-2 (0) 19. Titik koordinatnya adalah (19, 0).

Ketika grafik memotong sumbu P artinya bahwa Q = 0, sehingga titik potong 0


berada di P = 9,5. Titik koordinatnya adalah (0; 9,5).

Fungsi penawaran : Q₁ =-6+3 P

Ketika grafik memotong sumbu Q artinya bahwa P = 0, sehingga titik potong


berada di Q=-6+3 (0)=-6. Titik koordinatnya adalah (-6, 0).

Ketika grafik memotong sumbu P artinya bahwa Q = 0, sehingga titik potong 0=-
6+3 p berada di P=2. Titik koordinatnya adalah (0, 2).

Gambar grafik keseimbangan pasar tersebut adalah :

grafik

Keseimbangan Pasar Dari Dua Jenis Produk Keseimbangan pasar yang


telah dipelajari sebelumnya adalah untuk satu jenis produk, jadi tidak ada tanda
indeks untuk membedakan jenis produk yang satu dengan jenis yang lain.
Bagaimana kemudian ketika kondisi pasar tersebut dipengaruhi oleh dua jenis
produk "misalkan produk X dan produk Y yang saling terkait" maka masing-
masing fungsi mewa kili setiap jenis produk dengan indeks yang berbeda, yaitu :

Fungsi Permintaan :
Qdx=a0-a1 Px+a2 Py dan Qdy=bo+b1Px –b2 p y

Fungsi Penawaran :

Qsx=mo+m1 Px-m₂Py dan Qsy=no-n1Px+n₂ Py

Di mana :

Qdx =Jumlah Permintaan Produk X

Qsx = Jumlah Penawaran Produk X

Qdy= Jumlah Permintaan Produk Y

Qsy= Jumlah Penawaran Produk Y

Px= Harga Produk X

pY= Harga Produk Y

ao, bo, mo dan no adalah konstanta

Keseimbangan pasar akan terjadi jika jumlah permintaan produk X sama


dengan jum lah penawaran produk X (Qdx=Q); dan jumlah permintaan produk Y
sama dengan jumlah penawaran produk Y (Qdy=Qsy). Analisis selanjutnya
adalah hasil substitusi masing-masing pasangan fungsi permintaan dan fungsi
penawaran setiap jenis produk tersebut dikerjakan lagi dengan menggunakan
pendekatan cara apapun untuk mendapatkan nilai-nilai harga keseimbangan
masing-masing produk, yaitu: P dan P Kemudian sebagai tahap terakhir ex cy
adalah substitusi nilai-nilai P dan Pey pada dua persamaan terakhir dan diperoleh
nilai cy nilai jumlah produk dalam kondisi keseimbangan masing-masing produk,
yaitu: Qex dan Keseimbangan pasar akan terjadi jika jumlah permintaan produk X
sama dengan jum lah penawaran produk X (Qdx=Q); dan jumlah permintaan
produk Y sama dengan jumlah penawaran produk Y (Qdy=Qsy). Analisis
selanjutnya adalah hasil substitusi masing-masing pasangan fungsi permintaan
dan fungsi penawaran setiap jenis produk tersebut dikerjakan lagi dengan
menggunakan pendekatan cara apapun untuk mendapatkan nilai-nilai harga
keseimbangan masing-masing produk, yaitu: P dan P Kemudian sebagai tahap
terakhir ex cy adalah substitusi nilai-nilai P dan Pey pada dua persamaan terakhir
dan diperoleh nilai cy nilai jumlah produk dalam kondisi keseimbangan masing-
masing produk, yaitu: Qex dan Qey .

Contoh :

Fungsi permintaan dan fungsi penawaran masing-masing produk, yaitu


produk X dan produk Y dapat ditunjukkan oleh beberapa persamaan berikut:

Qax-6-2P+Pyi Qdy = 10+ PP, Qx=-3+3P-P, dan Q ₁ =-4-P-2P, Hi tunglah berapa


jumlah dan harga produk dalam keseimbangan pasar?

Jawab:

Substitusi nilai Qax pada persamaan Q,x=-3+3P-P, hasilnya adalah: 6-2P,


+P₁ = SX -3+3P-P, atau 0=-9+5P-2P. Substitusi nilai Qay pada persamaan Q,y=-
4-P+2P, hasilnya adalah: 10+ P-P₁ = sy -4-P+2P, atau 0=-14-2P + 3P y. Dari
kedua hasil 0=-9+5P-2P, dan 0=-14-2P, +3P, diselesaikan lagi dengan pendekatan
cara eliminasi, yaitu eliminasi P, melalui persamaan pertama dikalikan dengan 3
dan persamaan kedua dikalikan dengan 2, hasilnya adalah: 0=-27+15P-6P, dan 0
=-28-4P + 6P,; keduanya dijumlahkan hasilnya adalah: 0=-55+11 P, atau Px = 5.
Kembali nilai P, disubstitusikan pada salah satu dari kedua persamaan terakhir
tersebut diperoleh hasil : 0=-9+5(5)-2P, atau 2P, = 16 atau P₁ = 8.

Qey Jadi harga keseimbangan pasar untuk produk X adalah P = 5 dan untuk
produk y adalah P = 8. Sementara untuk menghitung jumlah produk
keseimbangan pasar setiap cy jenis produk adalah: Q-6-2(5) + 8 = 4 (permintaan
produk X) dan 7 (permintaan produk Y).

Jadi, titik keseimbangan pasar untuk jenis produk X dan titik keseimbangan pasar
un tuk jenis produk Y, masing-masing adalah Ex(Qex Pex) dan Ey(Qeys Pey).
Sistem koordinat titik keseimbangan pasar yang dimaksud untuk setiap produk
adalah E,(4,5) dan E, (7,8).
4.Fungsi Anggaran

Dalam kaitan dengan fungsi anggaran, atas dasar pada teori ekonomi mikro ada
dua hal yang perlu dibahas yaitu : teori tentang produksi dan konsumsi. Dari teori
tentang produksi, bahwa fungsi anggaran mewakili kemampuan produsen dalam
batas maksimum bagi in vestasi modalnya untuk beberapa jenis masukan (input)
sebagai faktor produksi, sementara dari sisi teori konsumsi, fungsi anggaran
merupakan batas maksimum kemampuan kon sumen untuk membelanjakan
pendapatannya bagi berbagai keluaran (output).

Bentuk umum fungsi anggaran adalah :M=xP+yPy

Table

Contoh :

Susunlah suatu fungsi anggaran dari konsumen untuk komoditas x dan komoditas
y, jika pendapatan yang diterima secara maksimum adalah 5.000 satuan mata
uang, sementara harga komoditas x dan y masing-masing adalah 50 dan 100
satuan mata uang setiap unitnya. Tetapi, apabila seluruh pendapatan dianggarkan
pada produk x berapa unit dapat dibeli ? Berapa unit dapat dibeli untuk produk y,
jika produk x hanya dibeli sebanyak 40 unit?

Jawab :

Fungsi anggaran adalah : M = xPx + yPy

5.000 = 50 x + 100 y atau 100=x+2 y dan jika seluruhnya dibelanjakan pada


komoditas x artinya bahwa y = 0. Jadi, hasil akhir adalah: x = 100 unit. Akan
tetapi, jika x = 40 maka

60 : 100=40+2 y atau y = = 30 unit.

Gambar grafik fungsi anggaran tersebut adalah :

5.Fungsi Konsumsi, Tabungan dan Angka Pengganda


Di dalam ekonomi makro, pendapatan penduduk suatu Negara secara total
(penda patan nasional) digolongkan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu
sebagai konsumsi dan tabungan. Pendapatan nasional (Y), sementara konsumsi
dan tabungan masing-masing disimbolkan sebagai C dan S, maka secara
matematika dapat dirumuskan sebagai: Y=C + S.

Konsumsi dan tabungan nasional merupakan fungsi linear terhadap


pendapatan na sional, artinya bahwa hubungan keduanya berbanding lurus
terhadap pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional meningkat maka otomatis
konsumsi dan tabungan nasional akan ikut meningkat dan berlaku pula
sebaliknya. Hubungan antara pendapatan nasional terha dap konsumsi maupun
tabungan dapat dipisahkan sendiri secara eksplisit yang saling men ganggap
sebagai variabel bebas yang tunggal. Hal yang demikian akan dibahas pada bagian
berikut yang masing-masing disebut sebagai fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
terhadap pendapatan nasional.

6,Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi merupakan hubungan antara pendapatan nasional sebagai


variabel bebas dan konsumsi sendiri sebagai variabel terikat, sementara tabungan
dianggap sebagai variabel yang ceteris paribus. Sehingga secara matematika,
fungsi konsumsi dapat diru muskan sebagai berikut:

C = f(Y) = C₂+cY

Keterangan:

C, adalah konsumsi otonom dan e adalah MPC atau AC AY

Konstanta Co (autonomous consumption) merupakan kekuatan konsumsi


otonom penduduk sendiri ketika pendapatan nasional Y 0, secara teori merupakan
pendapatan nasional minimum. Sedangkan koefisien e merupakan koefisien arah
dari fungsi konsumsi yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional yang disebut
sebagai kecenderungan terbatas untuk mengkonsumsi atau marginal propensity to
consume (MPC).
7,Fungsi tabungan

Fungsi tabungan merupakan hubungan antara pendapatan nasional sebagai


variabel bebas dan tabungan sendiri sebagai variabel terikat, sementara konsumsi
dianggap sebagai variabel yang ceteris paribus. Sehingga secara matematika,
fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

S= g(Y)=S+SY

Keterangan

Δs
S0 adalah tabunga otonom dan s adalah MPS atau konstanta so
Δy
(autonomous saving) merupakan kekuatan tabungan otonom penduduk sen diri
ketika pendapatan nasional Y = 0. Sedangkan koefisien s merupakan koefisien
arah dari fungsi tabungan yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional yang
disebut sebagai ke cenderungan terbatas untuk menabung atau marginal
propensity to save (MPS). Kembali pada pendapatan nasional yaitu: Y = C + S
atau S = Y-C, fungsi konsumsi C disubstitusikan ke dalam persamaan tersebut
hasilnya menjadi :

S=Y-Co+CY Atau S=-C+(1-c)Y identik dengan fungsi tabungan asli,


sehingga dapat dirumuskan bahwa : (1-c) = s atau (s+c) = 1 atau MPS + MPC = 1
dan S₁ =-C. Keterangan bahwa : 0≤ s ≤1 dan 0 ≤c≤

1.Gambar grafik fungsi konsumsi, tabungan dan pendapatan nasional adalah

Grafik

Contoh :
Fungsi konsumsi pada suatu negara tertentu memenuhi persamaan sebagai berikut
: C = 30+0,6 Y, tentukan fungsi tabungannya? Apabila tabungannya adalah
sebesar 50, berapa besar konsumsinya?

Jwab :

Diketahui bahwa : C₁ = 30, maka S, -C0=-30. Demikian halnya c = 0,6; dan s +


c= 1 maka s = 1-0,6-0,4. Fungsi tabungan : SS, + s Y, jadi fungsi tabungan di
negara tersebut adalah : S = - 30 +0,4 Y. Jika S = 50, maka 50=-30+0,4 Y atau Y
= 200. Be sarnya konsumsi di negara tersebut adalah C=30+0,6 Y = 30+0,6 (200)
= 30+ 120 =150. Berikut adalah gambar grafiknya :

Grafik

8.ANGKA PENGGANDA

Yang dimaksud dengan angka pengganda adalah suatu bilangan yang


menunjukkan sebagai tambahan pendapatan nasional akibat dari perubahan
variabel-variabel ekonomi tertentu. Dalam model perekonomian sederhana, angka
pengganda dapat dirumuskan se bagai berikut:

1 1
K= = .
1−C S

Contoh :

Dari contoh fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas dapat dicari angka
penggandanya, 1 0,4 yaitu : k = atau k = 2,5. Artinya bahwa apabila ada
perubahan variabel ekonomi ter tentu, misalkan investasi atau bahkan pengeluaran
pemerintah yang ditambah dengan se jumlah tertentu, maka pendapatan nasional
akan bertambah sebesar 2,5 kali nilai tambahan variabel tersebut.

9.PENDAPATAN DISPOSIBEL

Secara operasional bahwa pendapatan nasional adalah pendapatan total


dari seluruh sektor yang ada dalam suatu negara termasuk sektor rumah tangga
(perorangan), badan usaha dan pemerintah. Yang dimaksud dengan pendapatan
disposibel (disposable income) adalah pendapatan nasional secara riil yang dapat
dibelanjakan oleh masyarakat di luar pajak, cukai dan sejenisnya. Jadi, ketika ada
pajak maka pendapatan disposibel berkurang sebesar beban pajak tersebut. Atas
dasar dari teori tersebut maka pendapatan disposibel (Y) sama dengan pendapatan
nasional (Y) dikurangi pajak (T). Secara simbol matematika ketentuan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut: Y=Y-T.

Beda dengan pajak, dalam ekonomi makro bahwa pembayaran alihan


(transfer payment) adalah bentuk pembayaran sebagai pengalihan uang dari
pemerintah kepada masyarakat. Pembayaran alihan yang dimaksud adalah seperti
tunjangan (pensiun, hari raya, pendidikan, gaji ke-13 dan lainnya), pembayaran
ekstra maupun sumbangan bencana alam. Pengaruh dari pembayaran alihan (R),
bahwa pendapatan disposibel adalah: Y = Y +R. Jika tidak ada pajak dan
pembayaran alihan, maka : Y=Y. Akan tetapi, jika terdapat keduanya yaitu pajak
dan pembayaran alihan maka pendapatan disposibel menjadi : Y = Y +R-T.
Sejatinya apabila tidak ada pajak dan pembayaran alihan, bahwa pendapatan
disposibel adalah sebagai variabel bebas yang mempengaruhi variabel konsumsi C
= f(Y) maupun tabungan S = g(Y) karena Y = Y. Secara matematika dapat
dirumuskan sebagai berikut C=C+cY; S=S+SY dan Y₁ = C + S.

CONTOH

Fungsi konsumsi masyarakat pada suatu negara tertentu memenuhi


persamaan sebagai berikut: C=30+0,6 Ya. Apabila pemerintah menerima pajak
dari masyarakat sebesar 50 d dan dalam tahun yang sama dikeluarkan pembayaran
alihan kepada masyarakat sebesar 30. Seandainya pendapatan nasional adalah
sebesar 300, maka hitung konsumsi nasional dan tabungan nasional ?

JAWAB

Yd=y+R-T; maka Y d= 300+30-50=280.

C= 30+0,6 Y maka C=30+0,6 (280)=30+ 168 = 198.

Yd=C+S atau S=Yd-C=280-198 = 82.

10.Fungsi Pajak

Pajak pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pajak yang tidak
dikaitkan dengan pendapatan (jumlahnya tertentu) dan sifatnya konstan, besarnya
adalah To atau ser ing disebut sebagai pajak otonom (autonomous tax) dan pajak
yang dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang besarnya adalah persentasi (t) dari
pendapatan (Y). Dari kedua jenis pajak tersebut, total penerimaan pemerintah
adalah sebesar jumlah keduanya. Secara matematika total penerimaan pemerintah
adalah sebagai berikut : T = T +tY. Gambar grafik dari total pajak adalah :

T =T 1+T 2=T 0 +ty

T T 2=ty

T0 T1=T0

contoh
Diketahui pajak otonom adalah sebesar : T = 60, dan proporsi pajak terhadap
pendapatan nasional adalah sebesar 15 %. Jika pendapatan nasional adalah sebesar
400, maka hitung total pajak yang diterima pemerintah ?

Jawab

Total pajak yang diterima oleh pemerintah adalah jumlah kedua jenis pajak, yaitu
pajak otonom sebesar T, = 60 dan proporsi pajak yang berkaitan dengan
pendapatan yaitu 15% dari 400. Jadi total pajak yang diterima oleh pemerintah
adalah: T = T +tY atau T = 60+ 0,15 (400) = 120. Gambar grafik total pajak yang
diterima pemerintah adalah :

T T= 60 +0,15Y

120 T2= 0,15Y

60 T 1=60

0 400

11.Fungsi Investasi

Diskusi mengenai investasi tidak dapat dipisahkan dengan tingkat bunga


yang berlaku dalam suatu negara tertentu, oleh karena itu hubungan permintaan
akan investasi (1) dengan tingkat bunga (i) berlaku rumus sebagai berikut: I = 10-
pi.

Keterangan:

Io = Investasi otonom

i = Tingkat bunga

p = Proporsi investasi terhadap I

Permintaan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga yang


berlaku, yaitu tingkat bunga yang semakin tinggi mengakibatkan investasi
semakin rendah karena orang cenderung menyimpan uangnya di bank dari pada
untuk diinvestasikan.
Contoh

Diketahui bahwa fungsi permintaan investasi di suatu daerah tertentu


terhadap tingkat bunga yang berlaku memenuhi persamaan sebagai berikut:
I=200-400 i, berapa besar investasi pada saat tingkat bunga yang berlaku adalah
15 % ? Demikian halnya jika tingkat bunga menjadi 20% berapa besar permintaan
akan investasi ?

Jawab :

,1=200-400 i, karena i = 15% = 0,15 maka investasi yang terjadi menjadi : I=200-
400 (0,15)=200-60 = 140. Jika tingkat bunga meningkat menjadi i = 20% = 0,20;
maka investasi yang terjadi menjadi : I = 200-400 (0,20)=200-80 = 120. Gambar
grafik fungsi investasi yang demikian adalah:

I
0,5 I=200-400

0,2
0,1 200
0 120 140
12.Fungsi Impor

Variabel impor merupakan fungsi yang dipengaruhi oleh pendapatan


nasional dari suatu negara tertentu sebagai variabel bebas dengan kecenderungan
hubungan positif. Arti nya bahwa semakin tinggi pendapatan nasional suatu
negara, semakin tinggi pula hasratnya untuk melakukan impor barang-barang dari
luar negeri (terutama barang modal, khususnya untuk negara berkembang). Secara
matematika fungsi tersebut dapat dirumuskan sebagai Fungsi Impor berikut: M =
Mo+mY.

Keterangan:

M=Impor otonom

Y = Pendapatan nasional
M=Marginal propensity to import (MPI).

Contoh :

Susunlah persamaan fungsi impor suatu negara tertentu jika diketahui bahwa
impor oto nomnya sebesar 30 dan marginal propensity to import (MPI) sebesar
10% ? berapa besar nilai impornya jika pendapatan nasionalnya adalah 900.

Jawab

Impor otonom (M)=30, sementara m atau MPI = 10% = 0,1 maka fungsi impor
adalah: M=M+mY atau M=30+0,1 Y. Karena pendapatan nasionalnya adalah 900,
maka nilai impor dapat diselesaikan dari rumus tersebut hasilnya: M = 30+0,1
(900) = 120.

120.........................................................

30

0 900

Anda mungkin juga menyukai