Disusun oleh :
1. Dewi Ngatinah Uswatun Hasanah (21681016)
2. Sine Winanda (21681045)
Dosen pengampu :
Ridhokimura Soderi, M.H
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sumarsono,S dan Mansyur,H. Hamdan,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,( Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005), hal 1.
1
dalam kehidupan bermasyarakat yang pada akhirnya juga mempengaruhi pola pikir,
ikap dan tindakan masyarakat indonesia.
Kalau pada zaman pra kemerdekaan kita dituntut untuk melakukan perjuangan
secara fisik maka pada era globalisasi seperti sekarang ini kita berjuang dengan non
fisik sesuai dengan profesi kita saat ini. Pada perjuangan non fisik ini un dilandasi oleh
nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, sehingga kita tetap memiliki wawasan dan
kesadaran akan rasa cinta tanah air dan menjaga persatuan bangsa Indonesia tetap utuh
tanpa ada perpecahan di dalam negara.
Untuk memperkuat perjuangan non fisik kita sebagai kita memerlukan sarana
kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara indonesia pada umumnya dan bagi
mahasiswa sebagai generasi mendatang khususnya, yaitu melalui Pendidikan
Kewaganegaraan.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kewarganegaraan ?
2. Apa Latar Belakang Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi?
3. Apa tujuan dari pendidikan kewarganegaraan?
4. Apa saja Nilai-nilai Pancasila Orientasi Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar Mengetahui Apa Itu Kewarganegaraan
2. Agar Mengetahui Apa Itu Latar Belakang Dan Tujuan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi
3. Agar Mengetahui Apa itu Nilai-nilai Pancasila Orientasi Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi
2
Ibid,hal.2-3
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bangsa
3
Menurut hukum, bangsa adalah rakyat atau orang-orang yang berada dalam suatu
masyarakat hukum yang teroganisir. Kelompok orang-orang satu bangsa umumnya
menempati bagian atau wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa yang sama,
memiliki sejarah, kbiasaan dan kebudayaanyang sama, dan terorganisir dalam suatu
pemerintahan yang berdaulat.
2. Negara
Secara etimologi kata state di ambil dari bahasa latin yaitu status/statum ,
artinya kedaan yang tegak atau tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang
tegak dan tetap.kata status/ statum diartikan sebagai standing atau station
( kedudukan), yang dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia,
sebagaimana diartikan dalam istilah status civitalis atau status replicae .8
4
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa negara adalah suatu negara teritorial yang
rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari
warganegaranya, ketatanan pada peraturan perundang- undanganya melaui
penguasa monopolistis dari kekuatan yang sah10.
1) Sifat memaksa
2) Sifat Monopoli
5
Semua peraturan Perundang- undang yang telah di buat dan disepakati
akan berlaku kesemua prang tanpa kecuali. 11
a) Bersifat Konsitutif
Meliputi udara, darat dan perairan ( khusus perairan tidak mutlak), rakyat atau
masyarakat dan pemerintah yang berdaulat.
b) Bersifat Deklaratif
Memiliki tujuan, Undang – undang pengakuan dari negara lain baik secara de
facto atau de jure , dan masuknya negara ke dalam PBB.
Negara dapat dipandang sebagai asosiasi yang hidup dan bekerjasama serta
mengejar beberapa tujuan negara. Tujuan akhir dari negara adalah menciptakan
kebahagian bagi rakyatnya ( bonum publicum, cammon goood, cammon weal) 12
.
Sedangkan tujuan dari negara Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 pada
alenia ke 4 yaitu, “Untuk membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesehjatraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada: ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan indonesia dan kerakyatan yang di
pimpin oleh hikmah kebijakanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluuruh rakyat indonesia”.
d. Bentuk Negara
11
Kurniawan,Op.Cit,hal.17-18
12
Isjwara , Ilmu Politik,Bandung: Bina Cipta,1982, Hal.101-103.
6
Bentuk sebuah negara dapat dibagi menjadi dua yaitu: negara berbentuk kesatuan
( unitary state) dan negara serikat (federation ) 13 . Negara berbentuk kesatuan dapat
berbentuk:
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu suatu sistem negara yang
diatur oleh pemerintah pusat dan daerah-daerah tinggal mengikutinya.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralis, yaitu suatu sistem berdasarkan
otonom daerah masing-masing.
Sedangkan yang di makasud dengan negara serikat yaitu suatu negara yang
terdiri dari berbagai negara bagian. Negara bagian adalah negara yang merdeka dan
berdaulat serta berdiri sendiri.
3. Warga Negara
Warga negara adalah orang- orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur suatu negara, dahulu biasa disebut hamba atau kawula negara. Tetapi
sekarang ini lazim disebut warga negara. Ini sesuai dengan kedudukannya sebagai
orang merdeka. Ia bukan hamba raja, melainkan peserta, anggota atau warga negara
dari suatu negara. Peserta dari suatu persekutuan yang didirakan dari kekuatan
bersama.
Dalam pasal 26 ayat (1) mengatur siapa saja yang termasuk kedalam warga
negara. Adapun isi nya adalah “ yang menjadi warganegara adalah orang- orang
bangsa indonesia asli dan orang- orang bangsa lain yang disahkan oleh undang-
undang sebagai Warga negara”.14
13
Sumarsono,S dan Mansyur,H. Hamdan, Op. Cit,hal.9
14
Ibid,hal.14
7
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang. Artinya kalau dilahirkan dari orang tua yang
berwarganegara Indonesia, maka otomatis menjadi warga negara Indonesia.
Dalam undang-undang 1945 ada beberapa hak dengan tegas dinyatakan dalam
satu pasalnya ada juga beberapa hak yang akan diatur lagi dengan undang-undang
15
Kurniawan, Op.Cit, hal.24
16
Ibid, hal.25
8
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
17
Sumarsono,S dan Mansyur,H. Hamdan,PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,( Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2005), hal.3.
18
Abdul, Op.Cit.,4.
19
Kurniawan, Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan, (Rejang Lebomg – Bengkulu: LP2 STAIN
CURUP,2016), hal 1.
20
Somantri Muhammad Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS , Bandung : Ramadja Rosda
Karya,2001,hal.5
9
istimewa warganegara. ICCE (2001) menjelaskan ciri dari pendidikan
kewarganegaraan yaitu: kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah,berbagai
macam kegiatan mengajar yang berperan dalam menumbukjan sikap masyarakat
yang demokratis dan menyangkut pengalaman , kepentingan masyarakat, probadi dan
syarat- syarat objektif suatu negara.
Istiah Ketuhanan menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi berasal dari pokok
kata Tuhan, yaitu suatu Dzat Yang Maha Kuasa pencipta segala yang ada di alam
semesta ini, yang biasa disebut Penyebab Pertama atau Kausa Prima. Sedang istilah
Ketuhanan berarti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk
perbuatan terhadap Dzat Yang Maha Kuasa sebagai Pencipta8 Yang Maha Esa
berarti yang Maha Tunggal, tiada tersusun, tiada duanya, tunggal dalam dzat-Nya,
tunggal dalam sifat-Nya dan tunggal dalam perbuatan-Nya.22
21
Burhanuddin Salam, 1987, Filsafat Pancasilaisme”, Jakarta : Rineka Cipta, 1987, hlm.28-29.
22
Noor MS.Bakry,”Orientasi Filsafat Pancasila”, Yogyakarta: Liberty, 1990, hlm.81-82
10
Berdasarkan hal di atas maka yang dimaksud dengan Ketuhanan Yang Maha
Esa adalah: Keyakinan dan pengakuan yang direalisasikan dalam bentuk perbuatan
terhadap suatu dzat Yang Maha Tunggal tiada duanya, yang Sempurna sebagai
Penyebab Pertama23.
23
Sri Endah Wahyuningsih, URGENSI PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA MATERIEL INDONESIA
BERDASARKAN NILAI–NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA, Jurnal Pembaharuan Hukum Vol.1
no.1,2014,hal.19
24
Mohamad Anas dkk,KEWARGANEGARAAN Identitas,Kebangsaan,dan Nilai Keindonesian,Malang:
Madani,2017,hal.
25
Ibid,hal.
11
2. Nilai Kemanusian
Inti yang menjadi pembahasan dari sila kedua adalah manusia, kata ‘manusia’
merupakan akar kata kemanusiaan, manusia merupakan subjek pendukung utama.
Manusia adalah subjek pendukung pokok negara. Oleh karena itu, manusia sebagai
atau menjadi subjek pendukung sila-sila dalam Pancasila. Pancasila menjadi dasar
filsafat daan asas kerokhanian bangsa dan negara Indonesia, karena bangsa sebagai
rakyat adalah terdiri atas manusia-manusia. Unsur hakikat manusia adalah sebagai
berikut:
a) Raga yang terdiri atas, unsur benda mati, unsur binatang dan unsur tumbuhan
a) Makhluk individu
b) Makhluk sosial
b) Makhluk Tuhan
Susunan kodrat manusia terdiri atas dua unsur yaitu raga dan jiwa yang
merupakan suatu susunan (monodualis, kedua-tunggalan). Manusia adalah makhluk
yang berbadan, yang terdiri dari unsur air mani dan tanah. Sebagaimana makhluk
lain yang terbentuk dari unsur materi, manusia mempunyai sifat dan ciri-ciri
makhluk materi yang terikat dengan hukum-hukum alamiah, seperti kemampuan
untuk tumbuh, berkembang, bergerak, mempunyai nafsu, instink dan seterusnya.
Badan manusia bertumbuh mulai dari kecil menjadi besar, dan ia hanya bisa
berkembang sebagai manusia jika badannya memungkinkan. Menjadi manusia
karena memang terbangun dari badan, ia merupakan suatu struktur hidup, berproses
menurut hukum-hukum biologis. Struktur badan tersebut terdiri dari beberapa sub-
12
struktur yang tak terhingga jumlahnya, yang nampak sebagai bangunan dari sel-sel,
dan mempunyai diferensiasi yang berbentuk organ-organ yang mempunyai fungsi
yang berbeda-beda pula. Setelah ditiupkan ruh ke dalam jasad manusia, maka
terjadilah persatuan antara materi dan ruh ini yang membuat perubahan yang
mendasar bagi diri manusia.
Menurut al-Razi, manusia lalu menjadi sosok makhluk yang bersifat materi
dan makhluk ruhani (spiritual) sekaligus. Persatuan antara materi dan ruh ini tidak
terpisah satu sama lain, kecuali telah dipisahkan oleh kematian. Dengan demikian,
dari sisi pertumbuhan materi/fisik, manusia tumbuh dan berkembang sebagaimana
layaknya makhluk lain. Perbedaannya justru terletak pada aspek ruh yang telah
ditiupkannya ke dalam materi tersebut. Inilah hakekat manusia yang sebetulnya, ia
terbentuk dari dua aspek sekaligus, yakni aspek materi dan ruhani/jiwa. Dalam jiwa
manusia terkandung akal-budi yang berfungsi menciptakan atau melahirkan ilmu
dan pengetahuan, serta teknologi, sementara rasa mengantarkan manusia mampu
meciptakan karya-karya estetika, keindahan dan keutamaan. Potensi kehendak pada
diri manusia mengantarkannya untuk mampu bertindak dan berperilaku secara
baik/bermoral. Atas dasar kemampuan inilah, manusia mempunyai berbagai potensi
sekaligus kemampuan yang bisa difungsikan dalam menjalani hidup sebagai hamba
Allah dan khalifah-Nya. Karenanya, hanya dengan jalan menggunakan potensi
kemanusiaan secara integral, manusia akan mampu membangun hubungan sosial
(lingkungan sekitar, baik dengan alam dan manusia) dengan baik, juga akan mampu
membangun hubungan dengan yang transendan, yakni Tuhan, secara terus menerus.
13
yang melekat pada manusia tidak boleh dicabut oleh siapapun dan dengan cara
apapun, ketika negara belum ada-pun hak asasi lebih dahulu ada. Maka seharusnya,
realisasi kemanusiaan yang beradab semestinya memperhatikan hak-hak asasi
manusia yang telah lama ada. Singkatnya, negara harus melindungi HAM dan
kemanusiaan sebab pada prinsipnya hak asasi telah ada lebih dahulu, Negara tidak
boleh mendiskriminasi hak-hak telah dimiliki oleh warga Negara. Prinsip anti
diskrimatif yang ditekankan pada sila kedua ini melahirkan sikap egaliter,
memandang sederajat, sama sebagai manusia seutuhnya tanpa membedakan
manusia lain berdasarkan agama, suku, ras, bahasa, etnis dan lain sebagainya. Inilah
prinsip mendasar kemanusiaan yang adil dan beradab yang kemudian oleh negara
dibentuk perangkat peraturan untuk mengaturnya26.
3. Nilai Persatuan
a. CintaTanah Air
Rasa cinta tanah air tercermin dari adanya kebanggaan memiliki sumber –
sumber kekayaan, kesuburan dan keindahan alam, sehingga senantiasa menjaga
dan memeliharanya sepanjang masa. Kecintaan kepada tanah air ini diharapkan
setiap warga negara akan mengenal dan memahami tentang :
1) Wilayah Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau
Miangas sampai Pulau Rote dengan baik. Ada sekitar 17.500 pulau yang
terbentang dari sumatera sampai papua, ada ratusan suku bangsa dan bahasa
daerah di wilayah nusantara.
2) Memelihara lingkungannya,melestarikan dan mencintainya.
3) Senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia dimata
dunia dan setiap saat siap berkorban untuk membelanya.
4. Nilai Kerakyatan
14
nilai-nilai yang luhur itu, tetap terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia
sepanjang masa. Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia
internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di
berbagai Negara.
5. Nilai Keadilan
15
Pembicaraan ini bukan ketidakadilan individual, tetapi ketidakadilan sosial.
Ketidakadilan individual sehari-hari dapat mungkin terjadi, melainkan ketidakadilan
sosial proses-proses politik, sosial, ekonomi, dan budaya atau tentang ketidakadilan
struktural. Tuntutan pertama tentang ketidakadilan sosial adalah pembongkaran atas
struktur-struktur yang tidak adil. Dalam sebuah kelas atau kelompok buruh, petani,
nelayan dan seterusnya sangat mungkin tertimpa ketidakadilan, maka sebab
ketidakadilan itu terjadi bukan karena kebetulan ada satu-dua orang yang tidak
bersikap adil, tetapi justru mereka terperangkap dalam struktur-struktur kekuasaan
yang tidak adil. Ketidakadilan yang paling mendesak dan kasar adalah kemiskinan
dan ketergantungan struktural. Bahwa dalam sebuah masyarakat masih banyak
kelompok yang mendapat ketidakadilan, bukan karena mereka malas atau tidak
bekerja, atau kita harus dituntut untuk solider dalam melihat mereka, tetapi justru
pembagian dan keadilan distribusi kekayaan alam Indonesia ini belum
dilaksanakan.
27
Luh Putu Swandewi Antari dan Luh De Liska, IMPLEMENTASI NILAI NILAI PANCASILA DALAM
PENGUATAN KARAKTER BANGSA, Vol. 21 No. 2 (Oktober 2020), Hal.681
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ICCE (2001) menjelaskan ciri dari pendidikan kewarganegaraan yaitu: kegiatan
yang meliputi seluruh program sekolah,berbagai macam kegiatan mengajar yang berperan
dalam menumbukjan sikap masyarakat yang demokratis dan menyangkut pengalaman ,
kepentingan masyarakat, probadi dan syarat- syarat objektif suatu negara.
Bangsa Kelompok orang-orang satu bangsa umumnya menempati bagian atau
wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa yang sama, memiliki sejarah, kebiasaan dan
kebudayaanyang sama, dan terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat.Ciri
suatu bangsa yaitu ,Memiliki Karakter atau Perangai yang sama, yang menjadi pribadi dan
jati dirinya Menempati Suatu wilayah tertentu yang merupakan satu kesatuan wilayah
Terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat, sehingga Mereka terikat dalam
suatu masyarakat hukum.
Negara adalah suatu negara teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah
pejabat dan yang berhasil menuntut dari warganegaranya, ketatanan pada peraturan
perundang- undanganya melaui penguasa monopolistis dari kekuatan yang sah . Negara
memiliki Sifat memaksa Agar peraturan- peraturan yang telah diciptakan bisa di taati dan
tercapainya ketertiban dan kedamaian serta mencegah anarki dan kriminlitas ,maka negara
harus bersifat memaksa.Tujuan dan Fungsi Negara, Negara dapat dipandang sebagai
asosiasi yang hidup dan bekerjasama serta mengejar beberapa tujuan negara.
Sedangkan tujuan dari negara Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
pada alenia ke 4 yaitu, “Untuk membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesehjatraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
dengan berdasarkan kepada: ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab,persatuan indonesia dan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmah kebijakanaan
17
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluuruh rakyat indonesia”.
Warga Negara Warga negara adalah orang- orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur suatu negara, dahulu biasa disebut hamba atau kawula
negara.Adapun isi nya adalah “ yang menjadi warganegara adalah orang- orang bangsa
indonesia asli dan orang- orang bangsa lain yang disahkan oleh undang-undang sebagai
Warga negara”.
Hak dan kewajiban warga negara Dalam undang-undang 1945 ada beberapa hak
dengan tegas dinyatakan dalam satu pasalnya ada juga beberapa hak yang akan diatur lagi
dengan undang-undang (Pasal 23 ayat 1) segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah: Keyakinan dan pengakuan yang direalisasikan
dalam bentuk perbuatan terhadap suatu dzat Yang Maha Tunggal tiada duanya, yang
Sempurna sebagai Penyebab Pertama .
Hakikat manusia yang komplek monopluralis tersebut menjadi dasar berjalannya
Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, keyakinan bahwa manusia secara kodrat adalah
makhluk ciptaan Tuhan maka implikasi dari pandangan tersebut hak asasi itu disamping
melekat pada diri manusia sejak lahir, juga meyakini bahwa Tuhan adalah pemberi hak
asasi tersebut.
Dalam sila kerakyatan terkandunnilai demokrasi yang secara mutlak harus di
laksanakan dalam hidup negara, maka nilainilai demokrasi yang terkandung dalam
sila kerakyatan di antaranya adalah: adanya kebebasan yang disertai dengan
tanggungjawab terhadap masyarakat bangsa maupun moralterhadap Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan menjamin dan
memperkokoh
18
DAFTAR PUSTAKA
19