Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERTANIAN DI DUNIA

DAN INDONESIA
SEJARAH PERTANIAN DI DUNIA
Setelah berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM),
bumi menjadi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih
panjang.Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim,
yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat
disimpan. Keadaan ini memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya,
karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini
bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan
sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Berdasarkan suatu kajian,
32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Jenis-jenis
tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley),
buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).
A. Sistem Pertanian dimulai pada ZAMAN MESOPOTAMIA:

1.Merupakan awal perkembangan kebudayaan


2. Merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno
3. Perekonomian kota yang pertama berkembang disana dilandaskan pada:
TEKNOLOGI PERTANIAN yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung,
dan juru tulis - juru tulis
4. Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman –tanaman yang sekarang
masih penting untuk persediaan pangan dunia : gandum dan barlai
• Kebudayaan kuno Mesopotamia mengembangkan pertanian yang
bertambah kompleks dan terintegrasi.
• Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman
• 4.000 tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan
beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi (100 km2), ditanami
secara menetap untuk memberi pangan 15 juta jiwa.
B. ZAMAN YUNANI
• Berkembang ILMU BOTANI, dimanaTHEOPRATUS (murid Aristoteles)
menulis dua buah buku terkenal, yaitu: History of Plants dan Causes of
Plants dipandang sebagai BAPAK ILMU BOTANI , karena buku tersebut
memuat tulisan tentang:
1. Morfologi tanaman
2. 2.Klasifikasi tanaman,
3.Pembiakan tanaman (biji dan vegetatif)
4.Geografi tumbuhan
5.Kehutanan
6.Horikultur
7.Farmakologi
8.Hama dan Bau serta rasa tanaman
9.Beda Angiospermae dan Gymnospermae
10.Beda Monokotil dan dikotil
11.Pembentukan lingkaran tahun
12.Cara menyadap damar (resin)
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru kebarat
 
C. ZAMAN ROMAWI 
1. Kekaisaran Romawi, membangun berlandaskan sumberdaya alam yang
kokoh kuat. 
2. Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek
praktis dari PERTANIAN.
 3.PERTANIAN merupakan bagian penting dari ekonomi dan urusan yang
sungguh-sungguh.
4. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak tanah;
5.Perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana
agraria;
6. Kekayaan besar di investasikan pada LAHAN PERTANIAN.
7.Romawi tumbuh ke kejayaan padal andasan TEKNOLOGI PERTANIAN yang
sehat dan berfungsi.
D. Abad Pertengahan  

•Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi


beralih ke Timur Tengah
•Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang hasil-hasil
kebudayaannya kepada dunia.
•Kebudayaan Islam muncul dengan menyumbangkan hasil-hasil
teknologi dan ilmu pengetahuannya yang jauh lebih rasional dan ilmiah
dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan sebelumnya
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain
sesuai keadaan topografi dan iklim,seperti :
 Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum
sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti
dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki.
 Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika
5000 SM.
 Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon secara terpisah
mulai membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak


perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.
Teori dan hipotesis mengenai perpindahan manusia
dari budaya berburu ke budaya bercocok tanam.

• Hipotesis Evolusioner oleh David Rindos mengusulkan bahwa pertanian


merupakan adaptasi evolusi bersama antara tumbuhan dan manusia. Diawali
dengan perlindungan terhadap spesies liar, manusia lalu menginovasikan
praktik budi daya berdasarkan lokasi sehingga domestikasi terjadi.
• Hipotesis Lereng Berbukit (Hilly Flanks) dikemukakan oleh Robert
Braidwood pada tahun 1948 yang memperkirakan bahwa pertanian dimulai
di lereng berbukit pegunungan Taurus dan Zagros, yang berkembang dari
aktivitas pengumpulan biji-bijian di kawasan tersebut.
• Hipotesis Oasis dikemukakan oleh Raphael Pumpelly pada tahun 1908 dan
dipopulerkan oleh Vere Gordon Childe yang merangkum hipotesis tersebut
ke dalam buku Man Makes Himself. Hipotesis ini menyatakan bahwa ketika
iklim menjadi lebih kering, komunitas populasi manusia mengerucut
ke oasis dan sumber air lainnya bersama dengan hewan lain. Domestikasi
hewan berlangsung bersamaan dengan penanaman benih tanaman.
SEJARAH PERTANIAN DI INDONESIA

Sejarah pertanian di Indonesia telah dimulai oleh nenek moyang dulu.


Dimulai dengan berpindah pindah secara nomaden hingga akhirnya menetap
di suatu daerah. Setelah itu mereka mulai mengembangkan pertanian
melalui ladang dan sawah. Kemudian di mulailah penjajahan di indonesia.
Balanda dan jepang turut andil dalam berkembangnya sistem pertanian di
indonesia. Pada tahun 1950an mulailah revolusi hijau di banyak negara
berkembang terutama di Asia. Dengan wujud nyata nya pada zaman orde
lama di canangkan gerakan repelita oleh Soeharto.
A.  Masa Penjajahan Belanda
• Pada tahun 1830 pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelah
terlibat perang Jawa terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur
Jenderal Judo mendapat izin khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (Cultuur
Stelsel) dengan tujuan utama mengisi kas pemerintahan jajahan yang kosong,
atau menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.
• Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai
tahun 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di
Jawa.
• Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga
kerja yang serba gratis. Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang
permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.
• Akibat tanam paksa ini, produksi beras semakin berkurang, dan harganya pun
melambung. Pada tahun 1843, muncul bencana kelaparan di Cirebon, Jawa
Barat. Kelaparan juga melanda Jawa Tengah, tahun 1850.
• Sistem tanam paksa yang kejam ini, setelah mendapat protes keras dari
berbagai kalangan di Belanda, akhirnya dihapus pada tahun 1870, meskipun
untuk tanaman kopi di luar Jawa masih terus berlangsung sampai 1915.
Program yang dijalankan untuk menggantinya adalah sistem sewa tanah dalam
UU Agraria 1870.
B. Pada Masa Penjajahan Jepang
•   Setelah menduduki Indonesia, Jepang melihat bahwa produksi beras
tidak akan mampu memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perluasan areal persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun
demikian produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun.
• Pelaksanaan pertanian diawasi secara ketat dengan tujuan untuk
mengendalikan harga barang, terutama beras. Hasil pertanian diatur
sebagai berikut: 40% untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah
Jepang dengan harga yang sangat murah, dan 30% harus diserahkan ke
‘lumbung desa’
• Jepang hanya mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet dan
kina. Kedua jenis tanaman itu berhubungan langsung dengan kepentingan
perang. Sedangkan tembakau, teh, kopi harus dihentikan penanamannya
karena hanya berhubungan dengan kenikmatan.
• Untuk memperlancar usaha-usahanya, Jepang membentuk Jawa Hokokai
(Kebaktian Rakyat Jawa) dan Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian).
Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi tersebut, telah
mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia semakin sengsara dan penuh
penderitaan.
C. PERKEMBANGAN PERTANIAN SETELAH PENJAJAHAN
 ORDE LAMA
Setelah penjajahan, pertanian di indonesia semakin kritis. Maka pemerintah
indonesia mencari cara yaitu:
1. Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950). Inti dari
Kasimo Plan adalah untuk meningkatkan kehidupan rakyat dengan
menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana Kasimo ini adalah:
• Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277
HA
• Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul
• Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi
produksi pangan.
• Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit
• Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke Sumatera
dalam jangka waktu 10-15 tahun
2. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
Tujuan diberlakukannya UUPA adalah:
• Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang
akan merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan
keadilan bagi negara dan rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil
dan makmur;
• Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan
dalam hukum pertanahan;
• Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai
hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
• Sayangnya pemerintahan Orde Lama tidak berlangsung lama, kebijakan
distribusi tanah secara adil menurut UU Pokok Agraria atau lebih dikenal
dengan landreform kandas di zaman Orde Baru. Maka, Agrarische Wet
yang menjadi dasar bagi Hak Guna Usaha (HGU) para pemodal dan
partikelir untuk memeras tanah dan petani kecil terus berlangsung.
 Orde baru
• Kebijakan modernisasi pertanian pada masa Orde baru dikenal dengan
sebutan Revolusi Hijau.
• Revolusi Hijau merupakan perubahan cara bercocok tanam dari cara
tradisional ke cara modern. Revolusi Hijau (Green Revolution) merupakan
suatu revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah
berupa benih unggul baru dari berbagai varietas, gandum, padi, dan jagung
yang mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut.
• Zaman orde baru mengemukaan gerakan Repelita dan juga pemerintah
mendirikan KUD
• Semenjak tahun 1969 Indonesia memulai program intesifikasi massal
(INMAS) untuk petani sebagai dampak revolusi hijau di tingkat dunia. Pada
tahun itu petani mulai dikenalkan dengan berbagai jenis pupuk buatan
(bersifat kimiawi), obat-obatan pembasmi hama-penyakit dan gulma
(pestisida dan herbisida) serta benih-benih yang berdaya hasil tinggi
• Selain itu, Melalui kebijakan Program Insus 1969 dari pemerintah,
intensitas penggunaan pupuk kimia meningkat. Akibatnya residu tanah
menumpuk, hama meningkat, beragam dan resist terhadap obat-obatan
pertanian.
 Reformasi sampai sekarang
• Pada era reformasi, paradigma pembangunan pertanian meletakkan
petani sebagai subyek, bukan semata-mata sebagai peserta dalam
mencapai tujuan nasional.
• Berdasarkan pada paradigma tersebut maka visi pertanian memasuki abad
21 adalah pertanian modern, tangguh dan efisien
• Hal ini akan dapat dicapai melalui pembangunan pertanian dengan
strategi:
1. Optimasi pemanfaatan sumber daya domestik (lahan, air, plasma nutfah,
tenaga kerja, modal dan teknologi)
2. Perluasan spektrum pembangunan pertanian melalui diversifikasi
teknologi, sumber daya, produksi dan konsumsi
3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi secara dinamis, dan
4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis untuk meningkatkan produksi
pertanian dengan kandungan IPTEK dan berdaya saing tinggi, sehingga
memberikan peningkatan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat secara
berimbang.
• Salah satu langkah operasional strategis adalah Gerakan Mandiri (Gema)
yang merupakan konsep langkah-langkah operasional pembangunan
pertanian, dengan sasaran untuk meningkatkan keberdayaan dan
kemandirian petani dalam melaksanakan usaha taninya. Mulai 1998/1999
telah diluncurkan berbagai Gema Mandiri termasuk Gema Hortina untuk
peningkatan produksi hortikultura.
• Gerakan Mandiri Hortikultura Tropika Nusantara menuju ketahanan
hortikultura (Gema Hortina), dilaksanakan untuk mendorong laju
peningkatan produksi hortikultura.
• Pada tahun 2000 pemerintah mengurangi dan menghapus bea masuk
import beras yang berdampak pada masuknya beras Vietnam, Thailand,
Philipine, dan Cina. Sejak itu pula, perjuangan petani Indonesia makin
berada pada posisi yang sangat lemah dengan tingkat kesejahteraan/nilai
tukar petani yang sangat lemah.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai