Karakter masyarakat feodal yang patuh dan tunduk terhadap kemauan raja,
kemudian kesadaran feodal yang menganggap raja sebagai “Manusia Pilihan”
dan “Utusan Tuhan”, sehingga harus di hormati dan menjadi tempat untuk
mengabdi. Kesadaran tersebut membuat kaum tani terbenam dalam
ketidakberdayaan dan menerima begitu saja, segala penderitaan yang dialami
merupakan sebuah takdir yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan
rasa syukur, atau sederhananya adalah istilah “Nrimo Ing Pandum”
DAN PERLAWANAN-NYA...
Namun bukan berarti kaum tani pada saat itu tidak sama sekali melakukan
perlawanan terhadap sistem ekonomi politik yang menindas dirinya,
penindasan yang mendalam menjadikan kaum tani melakukan berbagai
perlawanan, seperti menolak memberikan upeti, mambayar pajak,
bahkanperlawanan secara berkelompok, meskipun mudah terpatahkan oleh
kekuatan raja.
MASSA PENJAJAHAN
(Sistem Tanam Paksa-Agrarische Wet)
Pada masa VOC, Muncul perlawanan yang dikenal dengan perang jawa, Bukan
semata-mata karena kepahlawanan pangeran diponegoro, karena ajakan
perang pengeran diponegoro tidak akan disambut massa luas jika rakyat tidak
memendam kemarahan besar terhadap belanda. Perang jawa yang meluas di
kawasan jawa dan bertahan selama 5 tahun serta mengakibatkan kerugian
yang amat besar bagi pemerintahan belanda tidak terlepas dari peranan
massa rakyat yang memilih untuk melawan penjajahan.
Agrarische wet de Waal mulai dijalankan sejak tahun 1870 dengan azas
Domeinverklaring yang isi pokoknya: “semua tanah yang tidak terbukti dimiliki
dengan hak eigendom adalah kepunyaan negara”. Undang-undang ini pada
hakekatnya adalah pengakuan terhadap hak milik perseorangan (eigendom)
dengan memberikan sertifikat terhadap tanah garapan sebagai perlindungan
hukum. Di sisi lain, tanah-tanah yang tidak digarap adalah tanah milik negara,
dalam hal ini pemerintahan kolonial. Tanah inilah yang kemudian diberikan
kepada para investor asing, dan juga mereka dijamin haknya untuk menyewa
tanah-tanah milik penduduk sekaligus dapat menjadi buruhnya.
Salah satu isi UU Agraria colonial yang paling reaksioner adalah memberi
peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah dari penduduk
Indonesia seperti dari Inggris, Belgia, Amerika Serikat, Jepang dan membuka
perkebunan, pertanian dalam skala yang lebih besar lagi. Inilah yang
mendorong lahirnya kelas baru di Indonesia, yaitu klas Proletar (buruh)
AGRARISCHE WET DE WAAL
Pada Awal abad-20, lahir ISDV yang memang sedari awal memiliki garis anti
kolonialisme dan banyak mempelopori lahirnya organisasi klas buruh seperti
VSTP, serikat buruh kereta api. Kaum tani juga kemudian memiliki
organisasinya yaitu Serikat Buruh Tani dan Perkebunan, yang pada
perkembangannya berdiri sendiri-sendiri yaitu Serikat Buruh Tani dan Serikat
Buruh Perkebunan.
Di banyak tempat terbentuk laskar tani di samping laskar rakyat yang lain
seperti laskar pesindo, laskar buruh, laskar minyak dan lain-lain. Demikian
juga ketika terjadi agresi Belanda dan kedatangan Sekutu selama kurun waktu
1945-1948, kaum tani juga turut aktif dalam perlawanan rakyat bersenjata.
MASSA KEMERDEKAAN 1945 - 1966
Program perjuangan dari organisasi tani khususnya BTI, RTI dan Sakti yang
dikemudian hari meleburkan diri menjadi BTI digariskan dengan tegas yakni
anti imperialisme dan juga anti feodalisme dengan memperjuangkan
terlaksananya land reform. Organisasi tani inilah yang secara aktif menuntut
nasionalisasi perusahaan asing dan pelaksanaan secara konsisten UUPA
1960.
PROSES LAHIRNYA
UU POKOK AGRARIA NO. 5 TAHUN 1960
UU Pokok Agraria menjadi titik awal dari kelahiran hukum pertanahan yang
baru mengganti produk hukum agraria kolonial. Prinsip UUPA adalah
menempatkan tanah untuk kesejahteraan rakyat. UUPA mengatur
pembatasan penguasaan tanah, kesempatan sama bagi setiap warga
negara untuk memperoleh hak atas tanah, pengakuan hukum adat, serta
warga negara asing tak punya hak milik. Tanggal ditetapkannya UUPA, yakni
24 september, kemudian diperingati sebagai “Hari Tani”. Melalui Keppres
Nomor 169 Tahun 1963 di tetapkan oleh Presiden Soekarno.
UU POKOK AGRARIA NO. 5 TAHUN 1960
Kelemahannya
Periode ini menandai awal dari sebuah masa kemunduran gerakan tani dan
surutnya organisasi-organisasi tani. Pada awal naiknya orde baru, banyak
anggota BTI yang dibunuh oleh pemerintahan Soeharto dengan tuduhan
komunis. Hal tersebut menimbulkan trauma panjang di kalangan kaum tani
untuk bangkit dan membangun gerakan tani. Hal tersebut merupakan strategi
orde baru untuk melumpuhkan gerakan tani di Indonesia.
Selama 32 tahun, kaum tani di Indonesia dibuat buta tentang politik dan
menganggap hal yang tabu untuk berbicara atau berurusan dengan politik.
Protes dan ketidakpuasan petani juga banyak dihadapi dengan kekerasan oleh
orde baru, sehingga menimbulkan ketakutan yang mendalam di kalangan
kaum tani. Dapat dikatakan, selama Soeharto berkuasa, gerakan tani
mengalami kemunduran yang luar biasa.
Selama 32 tahun, kaum tani di Indonesia dibuat buta tentang politik dan
menganggap hal yang tabu untuk berbicara atau berurusan dengan politik.
Protes dan ketidakpuasan petani juga banyak dihadapi dengan kekerasan oleh
orde baru, sehingga menimbulkan ketakutan yang mendalam di kalangan
kaum tani. Dapat dikatakan, selama Soeharto berkuasa, gerakan tani
mengalami kemunduran yang luar biasa.
Meski ekonomi global mengalami kenaikan di tahun 2021 ini, itu hanyalah
ekonomi yang dipegang oleh para imperialis, dimana kenaikan itu adalah
kenaikan semu, dan tidak dirasakan rakyat. Di kuartal II 2021 ini, berbagai
negara maju mengalami kenaikan cukup besar, seperti AS 12,2%, Cina
7,9% dan Uni Eropa 13,2%, kenaikan tersebut, didapatkan dengan
mamasifkan investasi ke negera dunia ketiga, untuk mendapatkan
sumberdaya alam sebagai bahan dasar industrinya, dan dengan skema
penjualan vaksin ke negara-negara dunia ketiga.
KEADAAN SAAT INI..
International Labour Organization atau ILO mengungkapkan Sedikitnya 220
juta orang di seluruh dunia diperkirakan masih menganggur tahun ini dan
PHK terkait pandemi tidak akan memungkinkan sampai setidaknya 2023.
Kemudian dalam risetnya ILO memproyeksikan kesenjangan pekerjaan
akibat krisis global ini akan mencapai 75 juta pekerja pada 2021, sebelum
menurun ke angka 23 juta pada 2022.
Dalam laporan Poverty and Shared Prosperity Report, Bank Dunia
mengatakan di 2020, kemiskinan kronis global bertambah 88-115 juta
orang, dan di 2021 bertambah lagi 23-35 juta orang. Selain itu, resesi di
tahun 2020 mengakibatkan 70-100 juta orang masuk ke jurang
kemiskinan ekstream.
Imperilaisme mengoptimalkan ekspor kapital seperti bantuan hutang /
investasi, IMF paket bantuan US$ 50 miliar (Rp 708 triliun) guna membantu
negara-negara berkembang untuk memerangi penyakit pandemi covid-19.
Inisisasi oleh imperialisme AS mengumumkan program bantuan US$ 12
miliar (Rp 170 triliun) untuk membantu negara-negara miskin berurusan
dengan konsekuensi kesehatan dan ekonomi dari epidemi
PROBLEMATIKA KAUM TANI
Monopoli Tanah Oleh Perkebunan Multinasioanal
- Tercatat, selama 2020 saja, World Bank memberikan hutang sebesar 700
juta USD, kemudian ada Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan
total 1,245 miliar USD, ditambah lagi, pada 2021, World Bank menambah
hutangnya 500 juta USD kepada Indonesia.
- Tentang monopoli dan mahalnya harga sarana produksi pertanian, hal ini
sangat terasa kongkrit menjadi masalah mendasar di kaum tani, seperti
mahal dan langkanya pupuk, bibit, dan pestisida. Menyoal mahal dan
langkanya pupuk, sebenarnya adalah salah satu skema pencabutan subsidi
sosial yang dilakukan oleh rezim Jokowi-MA, pasalnya subsidi pupuk setiap
tahun selalu turun, di 2019 alokasi subsidi pupuk sebesar Rp 34,3 triliun,
di 2020, turun menjadi Rp 29,7 triliun, dan tahun 2021 ini menjadi Rp
25,27 triliun. Alhasil, ini menjadi jawaban kemaran kaum tani yang selalu
terjadi akibat problem mahal dan langkanya pupuk.
Rendahnya Nilai Hasil Produksi Pertanian