Anda di halaman 1dari 8

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No.

bidang
SOSIAL

PEREMPUAN DALAM KONFLIK AGRARIA


(Studi deskriptif peran perempuan tani dalam organisasi massa tani dalam
konflik agraria khususnya kawasan kehutanan di Kampong Palintang, Desa
Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung-Jawa Barat)

Aulia Asmarani
Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi
International Women University

Tanah sebagai sumber kehidupan membuat petani berjuang untuk mendapat-


kan hak atas tanah. Tanah merupakan simbol kemerdekaan bagi petani karena
dari tanah tersebut mereka akan menjadikan kehidupannya lebih baik secara
ekonomi, sosial dan budaya. Menyikapi berbagai kebijakan yang tidak adil, para
perempuan lebih kritis dan berani menyampaikan pendapat. Perempuan tani
terlibat aktif dalam gerakan tani dari masa ke masa. Penelitian ini mendeskripsi-
kan tentang peranan perempuan dalam konflik pertanahan. Kiprah perempuan
tani dalam perjuangan perebutan tata kuasa lahan dalam konflik agraria tidak
dapat diremehkan. Bias gender dalam pergolakan reclaiming dalam konflik
agraria relatif tidak ditemukan. petani, baik itu perempuan ataupun laki-laki
mau merebut kembali kuasa atas tanah. Tanah kawasan hutan yang dikuasai
oleh pemerintah adalah bukan atas nama perempuan atau laki-laki, tapi tanah
petani. Perebutan kedaulatan sumber daya agraria, ternyata di Kampong Palin-
tang warga tidak melihat sebagai perempuan. Militansi perempuan melebihi
dari laki-laki. Gerakan perempuan terlibat aktif dalam gerakan tani.

Keywords : perempuan, agraria, konflik agraria

PENDAHULUAN nya dengan cara mengelola tanah dalam


skala luas dan waktu yang sangat lama.
1. Latar Belakang Masalah Setelah Agrarische Wet lahir, pada tahun
yang sama 9 April, lahir Agraris Besluit yang
Penjajahan di Indonesia ditandai dengan
berisikan tentang hak negeri atas tanah
lahirnya sistem pengelolaan tanah yang
atau sering disebut dengan domeinverklar-
tidak adil antara penduduk asli yang mayori-
ing. Pernyataan domeinverklaring ini
tas petani dan pendatang yang berkeingi-
memuat pada pasal 1 yang bunyinya :
nan mengeruk kekayaan alam Indonesia.
semua tanah yang tidak ternyata dimiliki
Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan
dengan hak eigendom adalah milik negeri.
undang-undang Agraria (Agrarische wet)
Artinya, semua tanah yang tidak bisa dibuk-
pada 1870 yang isinya bertujuan untuk
tikan oleh pemiliknya dengan menunjukkan
mengatur penggunaan tanah Indonesia
bukti hak eigendom maka tanahnya men-
oleh asing. Dari UU agrarian colonial ini la-
jadi milik Negara (Tauchid, 2009).
hir hak eigendom, postal, erpacht dan pakai
yang kemudian memberikan peluang kepa-
Berdasarkan hukum ini maka pemerintah
da pengusaha untuk menanamkan modal-

H a l a ma n 77
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1 Aulia Asmarani

Kolonial mengambil lahan-lahan milik petani yang sama. Panitia ini dibentuk bertujuan
dan kemudian memberikannya kepada pen- untuk membuat satu UU Agraia yang akan
gusaha untuk djadikan perkebunan maupun djalankan di tingkat nasional, membentuk
pabrik industri. Selain hak eigendom, satu UU payung untuk mengatur pengel-
pemerintah kolonial juga memberikan hak olaan sumber agrarian sebagai satu
untuk membuka hutan (hak erpacht) kepa- rangkaian revolusi sosial serta mengganti
da asing, baik perorangan maupun berba- uu agrarian buatan kolonial. Dalam pros-
dan hukum. esnya panitia ini mengalami berbagai ken-
dala terjadinya agresi miter dan pemberon-
Dalam masa kolonial, lahirnya Agrarische
Wet telah melahirkan keruwetan dalam takan di tanah air.
mengelola tanah di Indonesia karena terjadi Dengan segala hambatan tersebut, UUPA
dualisme peraturan, yaitu hukum tanah berhasil disahkan oleh Soekarno pada 24
menurut barat dan hukum tanah menurut September 1960. Meletusnya peristiwa
adat yang sudah ada secara turun temurun. Gerakan satu Oktober 1965 (Gestok) mem-
Namun untuk mensiasati pengelolaan tanah buat UU ini tidak berfungsi sebagaimana
yang haknya ditujukan kepada kaum pribu- mestinya, bahkan pemerintahan orde baru
mi, maka pemerintah kolonial membentuk menenggelamkannya bersama isu PKI
individu-individu penguasa tanah baru mau- (penulis membahas hal ini dalam penelitian
pun mengukuhkan tuan tanah yang sudah Komunikasi Politik dalam Konflik Agraria).
ada di masyarakat pribumi melalui hak Gerakan untuk kembali menjalankan UUPA
eigendom. 1960 mulai berjalan pasca Suharto lengser.
Gerakan untuk menjalankan agraria dan isu
Mulai dari kaum ningrat, bupati, maupun
kepala adat diberikan hak eigendom untuk tanah untuk rakyat semakin massif saat
MPR mengesahkan TAP MPR No. IX/2001.
mengelola tanah, sementara orang-orang
yang dulunya tinggal di tanah tersebut men- Perjalanan politik hukum agraria tentu tidak
bisa dipisahkan dari gerakan rakyat, terma-
jadi penggarap yang harus membayar upeti
pada penguasa tanah. Individu yang telah suk gerakan tani. Tanah sebagai sumber
segala kehidupan membuat petani berjuang
ditetapkan pemerintah Kolonial untuk me-
megang hak atas tanah tidaklah gratis, untuk mendapatkan hak atas tanah sampai
titik penghabisan. Tanah merupakan simbol
mereka harus bayar sesuai dengan ketentu-
an yang telah ditetapkan oleh pemerintah kemerdekaan bagi petani yang dari tanah
tersebut mereka akan menjadikan ke-
kolonial.
hidupannya lebih baik secara ekonomi, so-
Pada saat Indonesia berhasil merebut ke- sial dan budaya. Gerakan tani di Indonesia
merdekaannya maka fokus utama para pen- memiliki warna yang berbeda pada setiap
dri bangsa ini adalah membuat satu sistem zaman, mulai zaman kolonial, ke-
baru untuk mengelola sumber agraria, khu- merdekaan, ORBA dan reformasi. Bagaima-
susnya tanah. Susunan falsafah bangsa dan na peranan perempuan tani dalam gerakan
konstitusi Negara ini dibuat untuk melibat- massa tani di tanah air ini?
kan rakyat Indonesia dalam pengelolaan
sumber agraria (tanah) sehingga kemakmu- Menyikapi berbagai kebijakan yang tidak
adil, para perempuan perlu lebih kritis dan
ran dan kesejahteraan bisa terwujud. Untuk
melahirkan UU agraria yang baru, maka berani menyampaikan pendapat. Perempu-
an tani terlibat aktif dalam gerakan tani dari
pemerintah Indonesia mengeluarkan UU
No.13/1948 tentang pengadaan perubahan masa ke masa. Hal itu dapat terlihat dari
aksi-aksi organisasi massa tani baik local
dalam Vorstenlands Groundhuurreglement.
Maksud dari UU ini adalah mencabut hak maupun nasional dalam setiap konflik per-
tanahan antara pengusaha dengan rakyat
kesultanan Surakarta dan Yogyakarta
maupun Negara versus rakyat. Perempuan
dengan peraturan yang baru. Lalu diben-
tani juga memberikan kontribusi yang besar
tuklah panitia UU Pokok Agraria pada tahun

H a l a m a n 78
Aulia Asmarani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1

dalam perebutan tata kuasa lahan dalam hasil penelitian ini diharapkan akan
setiap konflik pertanahan di berbagai dae- dapat memberikan masukan dan solusi
rah. bagi berbagai pihak dalam konflik agrar-
ia di tanah air
Tidak banyak ulasan yang menyoroti
bagaimana peranan perempuan dalam kon-
flik pertanahan ini. Termasuk apakah ter- METODOLOGI PENELITIAN
dapat bias gender dalam perjuangan pe-
rebutan tata kuasa lahan di berbagai wila- Penelitian ini menggunakan metode
yah ini. Penelitian ini mendeskripsikan ten- penelitian deskriptif, yaitu hanyalah me-
tang peranan perempuan dalam konflik per- maparkan situasi dan peristiwa. Penelitian
tanahan. ini tidak mencari atau menjelaskan hub-
Riset ini mengambil wilayah Kampong Palin- ungan, tidak menguji hipotesis atau membu-
tang, Desa Cipanjalu, Kecamatan at prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan
Cilengkrang Kabupaten Bandung sebagai untuk : (1) mengumpulkan informasi actual
wilayah penelitiannya. Dengan pertim- secara rinci melukiskan gejala yang ada, (2)
bangan wilayah ini sudah sampai pada fase mengidentifikasi masalah atau memeriksa
penataan produksi dalam pergerakan mere- kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,
but kedaulatan sumber daya agraria khu- (3) membuat perbandingan atau evaluasi,
susnya wilayah kehutanan. (4) menentukan apa yang dilakukan orang
lain dalam menghadapi masalah yang sama
2. Rumusan Masalah dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada
Berdasarkan latar belakang penelitian di waktu yang akan datang.
atas, maka peneliti merumuskan masalah Metode deskriptif amat berguna untuk me-
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : lahirkan teori-teori tentative, bukan menguji
Bagaimana peran perempuan dalam konflik teori. hypothesis generating, bukan
agraria di desa Cipanjalu Kecamatan hypothesis testing dan heuristic bukan
Cilengkrang Kabupaten Bandung? verifikatif.

Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat


3. Tujuan Penelitian pada observasi dan suasana alamiah
Tujuan penelitian ini adalah (naturalistic setting). Peneliti bertindak se-
untuk mengetahui peranan perempuan da- bagai pengamat, hanya membuat kategori
lam konflik agraria di desa Cipanjalu Keca- perilaku, mengamati gejala dan mencat-
matan Cilengkrang, Kabupaten Bandung atnya dalam buku observasinya. Penelitian
deskriptif mungkin lahir karena kebutuhan.
4. Kegunaan Penelitian Kajian Wanita Universitas Wanita Interna-
tional ingin mengetahui peranan perempuan
Hasil penelitian ini selain untuk kepentingan dalam konflik pertanahan. Tetapi penelitian
akademik, penelitian ini juga dapat dijadi- juga timbul karena begitu banyak peristiwa
kan sumber informasi pemerintah Kabupat- di lapangan yang menarik perhatian peneliti.
en Bandung. Selain itu diharapkan memiliki Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani
kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis atau diarahkan oleh teori. Peneliti bebas
sebagai berikut : mengamati objeknya, menjelajah dan
a. Aspek teoritis adalah hasil penelitian ini menemukan wawasan-wawasan baru
diharapkan dapat memberikan sum- sepanjang jalan. Karena itu penelitian
bangan pemikiran tentang komunikasi deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang
gender disebut Seltiz, Wrightsman dan Cook se-
bagai penelitian insight stimulating.
b. Aspek praktis (guna laksana) adalah Penelitian deskriptif bukan saja menjabar-

H a l a ma n 79
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1 Aulia Asmarani

kan (analitis) tetapi juga memadukan moditi, sesungguhnya bertentangan dengan


(sintetis). hakekat tanah atau alam itu sendiri. Polanyi
mengistilahkannya : fictitious commodity
(barang dagangan yang dibayangkan).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Polanyi memperlakukan tanah se-
Dinamika perjuangan menuju reforma agrar-
bagai barang komoditi dengan mem-
ia di Indonesia mengalami pasang surut di
isahkannya dari ikatan hubungan-hubungan
setiap zamannya. Frans Magnis menyebut-
social yang melekat padanya, niscaya akan
kan bahwa kekuasaan akan mantap jika
menghasilkan guncangan-guncangan yang
memiliki legitimasi. Legitimasi yang dimak-
menghancurkan sendi-sendi keberlanjutan
sud dibagi dalam tiga kategori yaitu legiti-
hidup masyarakat tersebut. Kemudian akan
masi legalitas (kekuasaan diakui secara
ada gerakan tandingan untuk melindungi
hukum), legitimasi demokratis (kekuasaan
masyarakat dari kerusakan yang lebih par-
Negara harus mendapat pengakuan dari
ah.
seluruh rakyat) dan legitimasi normatif
(menitikberatkan kekuasaan secara etis Alam (dan juga tenaga kerja) merupakan
dan moralistis). syarat hidup dari masyarakat. Memasukkan
alam dan juga tenaga kerja dalam
Bentuk legitimasi kekuasaan yang banyak
mekanisme pasar adalah merendahkan
dipakai oleh Negara-negara di dunia, terma-
hakekat masyarakat, dan dengan demikian
suk di Indonesia adalah legitimasi legalitas.
menyerahkan begitu saja pengaturan ke-
Negara berhak melakukan tindakan apapun
hidupan masyarakat pada mekanisme
karena sesuai dengan aturan hukum. Suatu
pasar.
tindakan dianggap sah karena tidak sesuai
dengan hukum.
Dengan kebijakan agraria Indonesia yang
Prinsip ini mendorong pemerintah sebagai dihasilkan dari orientasi ekonomi dan politik
penyelenggara Negara dalam menguatkan pemerintah dari pasca colonial hingga kini,
eksistensinya bernaung dalam hukum/ maka tidaklah mengherankan jika konflik-
aturan, termasuk untuk memaksa rakyatnya konflik agraria structural terus berlangsung
melakukan atau tidak melakukan suatu hingga kini.
tindakan. Karena pada dasarnya, kendati
Konflik agraria struktural semacam ini
legitimasi kekuasaan Negara bergantung
dilestarikan oleh tidak adanya koreksi/ralat
pada hukum, hukumpun dibuat oleh penye-
atas putusan-putusan pejabat public
lenggara Negara dengan kekuasaannya.
(Menteri kehutanan, Kepala Badan Per-
Hal tersebut terjadi dalam pengambilan ke- tanahan Nasional, Menteri ESDM, Gubrenur
bijakan pengelolaan sumber-sumber agraria dan Bupati) yang memasukkan tanah, sum-
dan pelaksanaannya. Indonesia secara ter- ber daya alam dan wilayah hidup rakyat ke
us menerus dibentuk menjadi Negara ne- dalam konsesi Badan Usaha raksasa untuk
oliberal dalam rangka melancarkan beker- produksi, ekstraksi maupun konversi. Se-
janya ekonomi pasar kapitalis di jaman glob- bagaimana yang kita ketahui bahwa ber-
alisasi sekarang ini. Pasar kapitalis membu- dasarkan kewenangannya, pejabat-pejabat
at segala hal dikomodifikasi menjadi barang public tersebut dimotivasi oleh keperluan
dagangan. Namun khusus untuk tanah perolehan rente maupun untuk pertum-
(atau lebih luas alam),pasar kapitalis tidak buhan ekonomi, mereka melanjutkan dan
akan pernah berhasil mengkomodifikasi terus-menerus memproses pemberian izin/
sepenuhnya. Karl Polanyi percaya bahwa hak pada badan-badan usaha/proyek
alam sesungguhnya bukanlah komoditi. raksasa tersebut. Bila suatu koreksi
Alam melekat sepenuhnya pada relasi-relasi demikian dilakukan, pejabat-pejabat public
social. Jadi mereka yang memperlakukan dapat dituntut
tanah atau alam sepenuhnya sebagai ko-

H a l a m a n 80
Aulia Asmarani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1

petani palintang, lahan hutan yang mereka


balik oleh perusahaan-perusahaan yang kelola dan jaga selama ini adalah pinjaman
konsesinya dikurangi atau apalagi dibatal- dari lahan anak cucu mereka kelak.
kan. Resiko kerugian yang bakal diderita
bila kalah di PTUN tentu dihindari oleh para Namun dalam perjalanannya petani palin-
pejabat publik yang bersangkutan. tang juga mengalami proses konflik yang
luar biasa. Sempat beberapa kali kehutanan
Hilangnya tanggung jawab partai dalam menutup kawasannya untuk warga palin-
melakukan kaderisasi yang ideologis dan tang dengan berbagai alasan seperti keru-
berbasis massa telah menjadikan Indonesia sakan hutan, penjarahan dan sebagainya
krisis pemimpin yang benar-benar peduli selama beberapa tahun. Warga kampong
terhadap nasib rakyat, termasuk pemimpin Palintang yang memang memiliki mata pen-
yang peduli terhadap persoalan-persoalan caharian pokok bertani menjadi kritis. Mere-
agraria. Akhirnya rakyat menyelesaikan ka kelaparan dan banyak anak putus
sendiri konflik agraria dengan caranya. Da- sekolah. Dalam kondisi memprihatinkan
lam gerakan rakyat tani tidak bisa terlepas tersebut perempuan petani kampong palin-
dari tiga unsur, yaitu pemimpin massa, tang memberikan kiprahnya. Mereka mem-
penggerak massa, dan massa tani. Ketiga bentuk kelompok perempuan untuk
unsur ini harus bisa bekerja sama untuk melakukan berbagai aktivitas yang mem-
mendorong satu agenda kepentingan rakyat bantu keperluan domestic seperti, arisan
tani. Jika salah satu unsur ini menyimpang sembako, arisan beras, tabungan simpan
maka dorongan untuk mencapai cita-cita pinjam dan ikut serta dalam berbagai per-
luhur memajukan petani, baik dari segi temuan juga aksi-aksi organisasi tani na-
ekonomi, sosial, politik dan budaya tidak sional.
akan terwujud.
Bu Nih, seorang perempuan tani yang mem-
Konflik agraria terjadi pula di kampong pal- impin perjuangan perebutan tata kuasa la-
intang desa cipanjalu kecamatan han hutan di Perhutani kawasan Bandung
Cilengkrang, Kabupaten Bandung antara kabupaten Bandung, tidak menggunakan
warga sekitar hutan dengan Perhutani Ka- perspektif keperempuanan dalam proses
bupaten Bandung dan Kabupaten Mangla- pergerakan organisasi taninya. Dia melepas-
yang. kan dinding pemisah gender social maupun
Palintang merupakan nama sebuah kam- sex. Dia dipandang sebagai pimpinan perge-
pung di desa Cipanjalu kecamatan rakan petani secara umum, bukan karena
Cilengkrang kabupaten bandung. Kampong sosok dia sebagai perempuan.
palintang terdiri dari 3 RW mencakup ku- Ketidaksetaraan gender bukan hanya perso-
rang lebih 600 KK. Posisi geografis kam- alan perempuan. Ketika seorang perempu-
pong ini diapit oleh 2 pegunungan. Yaitu an dirugikan, pada saat yang sama laki-laki
gunung palasari dan gunung manglayang. juga dirugikan. Kesetaraan gender berarti
Gunung palasari menjadi wilayah kuasa tidak ada pihak yang mendominasi, sebab
Kehutanan kabupaten bandung. Gunung dominasi gender itu dapat dilakukan baik
manglayang menjadi wilayah kuasa kehu- oleh laki-laki maupun perempuan.
tanan Sumedang. Jadi sebagian besar mata Bu Nih beranggapan tidak perlu ada dikoto-
pencaharian warga palintang adalah petani mi gender dalam perjuangan reforma agrar-
hutan di wilayah dua kehutanan tersebut. ia terutama dalam fase tata kuasa. petani,
Mereka menanam kopi dan beberapa tana- baik itu perempuan ataupun laki-laki mau
man keras serta sayur mayur. Ada dua jenis merebut kembali kuasa atas tanah. Jika
kopi yang ditanam di sana. Yaitu kopi arabi- mereka melihat Bu Nih sebagai pemimpin
ka dan kopi perkawinan seperti kopi ateng yang tidak layak karena sebab kultural,
yang didatangkan bibitnya dari pen- maka sejak awal perjuangan mereka sudah
galengan. tanaman keras mereka tanam gagal.
untuk menjaga ekologi hutan. Menurut

H a l a ma n 81
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1 Aulia Asmarani

pada organisasi. Hal ini dikarenakan sifat


Tanah kawasan hutan yang dikuasai oleh
gerakan tani yang masih mengandalkan
pemerintah adalah bukan atas nama per-
ketokohan.
empuan atau laki-laki, tapi tanah petani.
Tanah rakyat. Dalam perjuangan perebutan Perempuan Kampong Palintang yang men-
kedaulatan sumber daya agraria, ternyata di jadi pemimpin kelompok-kelompok tani te-
kampong Palintang warga tidak akan lah mampu menjaga semangat kaum massa
melihat perempuan. Bahkan militansi per- tani dalam perjuangannya dan bisa
empuan bisa melebihi dari laki-laki. Mes- mencegah terjadinya perpecahan di tubuh
kipun membutuhkan pengorbanan yang luar organisasi. Perjuangan yang lama dan be-
biasa. lum ada tanda-tanda akan berhasil me-
lahirkan kejenuhan di tubuh massa ternyata
Jikalau ada seorang perempuan yang berani berhasil ditangani pemimpin-pemimpin per-
maju ke depan saat tak ada laki-laki yang empuan tani di kampong tersebut. Mereka
berani melawan tentara, polisi, pemilik mod- bijaksana dalam menghadapi keluhan-
al maka bagi warga palintang sah-sah saja. keluhan massa dan mampu mencari
Petani tidak mempersoalkan itu pada prak- langkah-langkah perjuangan yang baru un-
tiknya. Karena kultur petani Kampong Palin- tuk memenangkan tuntutan terhadap
tang, Desa Cipanjalu tidak melarang per- perhutani. Kehati-hatian dalam membangun
empuan untuk bersama-sama maju mem- kerjasama dengan kelompok lain seperti
perjuangkan kedaulatan sumber daya agrar- aparat desa, pihak bank dan pengusaha
ia. telah mereka lakukan dengan baik. Kesala-
han dalam membangun kerjasama bisa
Tetapi setelah penguasaan sumber daya
agraria kembali ke tangan rakyat tani, tepat- menimbulkan kekecewaan internal organ-
isasi dan menimbulkan perpecahan.
nya pada fase penataan produksi apakah
tidak terdapat bias gender dalam pembagi- Pada tahun 2002 sempat terjadi per-
an kerja di dalamnya? Karena hampir di pecahan dalam organisasi petani Palintang
setiap kebudayaan kita masih kuat karena salah satu pemimpin kelompok tani
mekanisme hokum adatnya. Kultur seten- adalah laki-laki yang berniat melakukan
gah feodal masih dapat terlihat di pembagi- poligami. Inipun diselesaikan dengan baik
an kerja domestic maupun dalam pengel- oleh para perempuan dalam organisasi ter-
olan sumber daya agraria. Dalam kasus Bu sebut. Setelah pemimpin tersebut diganti
Nih belajar dari peran perempuan dalam dengan pemimpin dari perempuan kondisi
tata kuasa tanpa dikotomi gender tersebut organisasi menyatu kembali dan berangsur
di atas, ternyata memudahkan orang-orang membaik hingga kini.
menerima perspektif gender dalam pena-
Meski begitu para pemimpin organisasi dari
taan produksi. Di Kampong Palintang kaum perempuan palintang ini memiliki
cenderung lebih mudah terjadi pembagian
kelemahan karena belum optimal mengem-
kerja dengan perpektif gender karena mere- bangkan kemampuannya dalam berorgan-
ka melihat Bu Nih sebagai salah satu pem-
isasi ditengah-tengah kesibukannya dalam
impin gerakan tani. pertanian dan domestik Selain itu
Seorang pemimpin tani harus lahir dari penyebabnya juga adalah masih banyak
rahim rakyat tani yang selama ini ditindas kaum perempuan tani palintang yang tidak
oleh penguasa. Sebagai pemimpin tani ha- percaya diri akibat dari terlalu lama men-
rus bisa melihat peluang sehingga tidak galami penindasan. Kondisi ini membutuh-
terjebak oleh system pemerintahan yang kan waktu yang relatif lama untuk menya-
bertujuan mengecilkan gerakan tani. Jika darkan massa tani baik perempuan maupun
pemimpin massa tani tertangkap maka ini laki-laki . mereka masih merasa nyaman
akan memberikan pengaruh yang buruk dengan kehidupan sekarang.

H a l a m a n 82
Aulia Asmarani Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1

DAFTAR PUSTAKA
Persoalan ketidaksetaraan gender relatif
tidak terlihat dalam organisasi tani palin-
Fauzi, Noer. 2003. Bersaksi Untuk Pemba-
tang dalam fase perebutan penguasaan
ruan Agraria. Insist Press Printing,
lahan kehutanan Kabupaten Bandung dan
Yogyakarta
Manglayang. Walaupun ada perbedaan
Fauzi, Noer. 2012. Landreform dari Masa ke
warna organisasi ketika yang menjadi pem-
Masa. Tanah Air Beta dan Kon-
impin kelompok-kelompok tani adalah per-
sorsium Pembaruan Agraria, Yogya-
empuan. Namun dalam ranah domestic
karta
masih banyak ditemukan ketidakadilan gen-
Mulyanto, Dede. 2011. Antropologi Marx,
der dalam pembagian kerja.
Karl Marx tentang Masyarakat dan
Kebudayaan. Ultimus, Bandung
KESIMPULAN
Rajagukguk, Erman. 1995. Hukum Agraria,
Kiprah Perempuan tani dalam perjuangan Pola Penguasaan Tanah dan Kebu-
perebutan tata kuasa lahan dalam konflik tuhan Hidup. Chandra Pratama, Ja-
agraria tidak dapat diremehkan. Bias gen- karta
der dalam pergolakan reclaiming dalam Tauchid, Mochammad, 2009. Masalah
konflik agrarian relative tidak ditemukan. Agraria sebagai Masalah
petani, baik itu perempuan ataupun laki-laki Penghidupan dan Kemakmuran
mau merebut kembali kuasa atas tanah. Rakyat Indonesia. STPN Press dan
Tanah kawasan hutan yang dikuasai oleh PEWARTA Yogyakarta
pemerintah adalah bukan atas nama per- Polanyi, Karl, 1967. The Great Transfor-
empuan atau laki-laki, tapi tanah petani. mation: The Political and Eonomic
Tanah rakyat. Dalam perjuangan perebutan Origins of Our Time. Boston, Bacon
kedaulatan sumber daya agraria, ternyata di Press
kampong Palintang warga tidak akan Fauzi, Noer, 2013. Mengapa Konflik-Konflik
melihat perempuan. Bahkan militansi per- Agraria Terus Menerus Melets di Sa-
empuan bisa melebihi dari laki-laki. Mes-
na-Sini?. Artikel
kipun membutuhkan pengorbanan yang luar
biasa. Gerakan perempuan sudah selayak-
nya terlibat aktif dalam gerakan tani
Meski begitu pada ranah domestic dan fase
perjuangan selanjutnya yakni fase penataan
produksi masih terdapat ketimpangan pem-
bagian kerja antara perempuan dan laki-
laki. Masih banyak kaum perempuan tani
palintang yang tidak percaya diri akibat dari
terlalu lama mengalami penindasan.

H a l a ma n 83
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 1

H a l a m a n 84

Anda mungkin juga menyukai