Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL DAN BERTTA LINGKUNGAN HTOUP

Surat Kabar : Republika Tgl/Bln/Thn : 11 Juli2012


Subyek : Ekonomi Hijau Halaman : 28

Ekonomi Hijau?
Omong Kosong
tahun 1924. Sebelumnya, tahun 191
Haji Tong Gendut mengobarkan per-
Orde Baru memutar balik jarum jam sejarah; memprak- lawanan terhadap pemegang pacht,
tekan kebijakan agraria Hindia-BeLanda dan tidak mengakui atau tuan tanah, di Condet.
Tiga tahun setelah Indonesia mer-
hak tanah adat. deka, Presiden Soekarno membentuk
Panitia Agraria, yang produknya beru-
pa UU No 5/1960 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Agraiia (UUPA). Kon-

J
uni 2012 lalu, di depan Tahun 1870, pemerintah Hindia- sep legal-politico baru yang diper-
forum Konf erensi Tingkat Belanda secara resrni menerapkan Ag- kenalkan-UUPA adalah konsepsi hak
Tinggi (KTT) di Rio de rarische Wet, atau UU Agraria. Pelak- menguasai dari negara (HMN). yang
Janeiro - populer dengan sanaan dari undang-undang ini, mun- memberi kewenangan kepada pemer-
sebutan KTT Rio+20 - cul apa yang dikenal sebagai Domein intah untuk mengatur, mengelola, dan
Presiden Susilo Bambang Verklaring, atau pernyataan domein mengalokasikan tanah dan sumber
Yudohoyono (SBY) memaparkan upa- Isi pernyataan itu adalah; Semua daya alam, menentukan hubungan
ya Indonesia untuk melindungi lihg- tanah yang orang lain tidak bisa buk- kepemilikan, dan menentukan legal dan
kungan. Salah satunya penghentian tikan bahwa itu eigendom-nya adalah illegal dalam tindakan hukurn menge-
pemberian ijin pembukaan hutan- tanah domein atau milik negara. Per- nai tanah dan kekayaan alam.
hutan primer di lahan gambut. SBY nyataan ini menjadi landasan bagi pe- UUPA memandang Domein Verk-
juga menjadi salah satu perurnus merintah Hindia Belanda memberi laring sebagai penyebab kemiskinan
agenda Ekonomi Hijau - sebuah ga- hak-hak Barat atas seluruh tanah yang di sekujur Pulau Jawa dan Sumatera.
gasan pembangunan berkeadilan, pro- dianggap milik negara; hak erfpacht, Bahkan Panitia Agraria menyebut
pelestarian lingkungan, dan meme- hak opstal, hak eigendom, dan lain. periode berlakunya Agrarisch Wet
rangi kemiskinan. Pemerintah Hindia-Belanda meni- sebagai abad ketidak-adilan.
Sepekan setelah KTT Rio+20, di hilkan hak penduduk asli atas tanah Gagasan lain yang diperkenalkan
Palangkaraya - ibu kota Kalimantan yang mereka kelola turun-temurun. UUPA adalah 'tanah berfungsi sosial.
Tengah - Dr. Noer Fauzi Rachman, Misal, pemerintah Hindia-Belanda Gagasan inilah yang nienginspirasi la-
Advisor on Agrarian Reform Kemit- menjualpacfo atas tanah seluas 2.000 hirnya landreform, untuk menghapus
raan dan peneliti Sajogjyo Institute, hektar di kawasan Cengkareng dan Pe- sisa-sisa kolonialisme dan feodalisme.
mengatakan hampir tidak mungkin sing, Jakarta Barat. Di atas tanah-ta- Pemerintah segera menasionalisasi
bagi Indonesia menerapkan ekonomi nah itu telah ada penduduk asli, yang semua tanah milik para tuan, dan mem-
hijau. Alasannya, Indonesia meng- bermukim sejak beberapa generasi, bagikannya kepada petani penggarap.
hadapi masalah kronis; krisis ekologis, dan mengelola tanah turun temurun. Pada perjalanan selanjunya, Ian-
distribusi penguasaan tanah dan Pembeli pacht atas tanah itu boleh
sumber daya alam yang timpang, dan berlaku apa saja terhadap penduduk
konflik-konflik agraria. di atas tanah yang telah menjadi hak-
"Apa mungkin model pembangu- nya. Biasanya, pemilik pacht membe-
nan kapitalistik, berupa pemberian rikan dua pilihan kepada penduduk
konsesi ke perusahaan-perusahaan asli; keluar dari tanah yang telah me-
besar untuk mengekspolitasi lahan reka diarni sekian generasi, atau berta-
dan sumber daya alam, bisa dikoreksi han tap! menjadi 'budak'-nya.
dengan nieletakan sesuatu yang hen- Sebagai budak, penduduk asli bo-
dak dipulihkan," tanya Noer Fauzi leh mengelola tanah. dan sepertiga ha-
Rachman saat menjadi pembicara da- sil panen diserahkan ke pemilik pacht.
lam journalis class bertajuk Ekonomi Tidak hanya itu, penduduk juga dike-
Hijau: Memecahkan Konflik Tanah nakan blasting, atau pajak atas tanah
dan Ketidakamanan Penguasaan yang dikelola, yang besarannya diten-
Tanah, di Palangkaraya, pekan lalu. tukan pemilik pacth.
Menurut Noer Fauzi, hampir tidak Agrarische Wet diterapkan untuk
mungkin terjadi koreksi terhadap menarik investor besar; domestik dan
konsesi-konsesi yang telah keluar. la asing. dalam pengembangan tanarnan
juga meragukan pemerintah melaku- ekspor. Upaya ini cukup sukses. Eks-
kan evaluasi terhadap semua konsesi, por komoditi pertanian Hindia-Belan-
selama masa moratorium - peng- da terus meningkat sejak undang-un-
hentian sementara pemberian konsesi dang ini diterapkan.
- selama satu setengah tahun. Di sisi lain, terjadi pemiskinan
mendadakdisekujurPulau Jawadan •
Neo-kolonialisme Sumatera. Penduduk asli nyaris tak
Dalam makalah pendek bertajuk punya tanah, dan hidup sebagai budak
Quo Vadis Ekonomi Hijau, Noer Fauzi di atas tanah yang pernah dimiliki
mencoba menggunakan pendekatan se- nenek moyangnya.
jarah untuk mengurai konflik-konflik Akibatnya, terjadi perlawanan di
agraria sebagai akibat pemberian kon- hampir seluruh tanah-tanah partikelir
sesi, dan pemiskinan masyarakat asli di sekujur Jawa. Di Tangerang, Kaiin
akibat ketimpangan distribusi lahan. Bapa Kayah melakukan perlawanan
dre/orm terhenti. Soeharto, setelah sisi lain, masyarakat di sekitar lahan
mengambi alih kekuasaan, tidak konsesi mengklaim kembali bidang-
menginginkan program ini berlanjut bidang tanahnya yang terlanjur masuk
agar mendapat dukungan finansial wilayah konsesi.
dari para tuan tanah di desa-desa. Ti- Mas Achmad Santosa, memperki-
dak aneh jika sampai tahun 1980-an rakan saat ini terdapat 33 ribu desa
masih ada masyarakat pinggiran adat yang berada di wilayah sekitar
Jakarta yang mengenal tuan tanah. dan di dalam hutan konsesi, yang tak
Sebagai gantinya, Soeharto meng- jelas statusnya. Terjadi pula klaim
ambil tanah-tanah yang diinginkan tumbang tindih, karena setiap instansi;
untuk proyek-proyek pembangunan. Departemen Keutanan, BPN, dan
Tindakan lainnya adalah pemberian Bakosurtanal, atau Badan Informasi
berbagai hak baru kepada pemilik Geospasial (BIG), memiliki peta
tanah yang luput menjadi korban lan- sendiri-sendiri.
dreform era Soekarno. Dr Siun Jarias mengatakan situasi
Orde Baru membentuk Departe- ini akan semakin mengerikan jika
men Kehutanan untuk mengelola 120 program pengakuan atas hak-hak
juta hektar lahan hutan. Serta mem- tanah adat yang dilakukan Pemprov
bangun Badan Pertanahan Nasional Kalteng terhambat, akibat masuknya
(BPN) untuk mengelola lahan non- investor baru pemegang konsesi.
hutan, dan menyediakan tanah bagi Pemerintah boleh-boleh saja ber-
pembangunan. teriak soal ekonomi hijau di forum
Lewat kebijakan 'tanah untuk pem- internasional, tapi kian kronisnya
bangunan', Orde Baru mernperke- konflik tanah - sebagai akibat pende-
nalkan 'pembebasan tanah' di kawas- katan ekonomi kapitalistik - akan
an non-hutan. Pada saat yang sama, rnembuat gagagan luhur itu tidak
Orde Baru memberikan konsesi ke per- mungkin dijalankan. Salah satu syarat
usahaan-perusahaan besar yang ber- ekonomi hijau adalah peran serta
gerak di bidang perkebunan dan per- masyarakat. Sedangkan masyarakat
tambangan, tanpa lebih dulu melin- terlanjur telah terusir dari tanah dan
dungi hak rakyat atas tanah adat yang hutannya sebagai akibat model
mereka kelola secara turun-temurun. ekonomi konsesi.
Akibatnya, konflik agraria ber- "Selesaikan dulu seluruh persoa-
munculan, dan terus bermunculan. Di lan agraria yang sedemikian kronis,
Pulau Kalimantan, mungkin di pulau- baru kita bicara ekonomi hijau," ujar
pulau lainnya, pemegang konsesi - Noer Fauzi. "Jika tidak, tidak ada
bekerjasama dengan aparat pemerin- ekonomi hijau."
tah - mernbuat peta konsesi. Masya- Dr Siun Jarias punya pendapat
rakat adat, yang tanahnya masuk da- lain. Menurutnya, ekonomi hijau itu
lam peta konsesi, dipaksa melepaskan urusan para elite. la juga mengatakan
tanahnya yang telah ditanami karet yang dimaksud ekonomi hijau itu apa.
atau tumbuhan lainnya. Bisa saja gagasan ini diinterpretasikan
Sepanjang 1980-an dan 1990-an. dengan mengubah lahan hutan
Orde Baru seolah memutar bahk jarum menjadi kebun kelapa sawit.
jam sejarah, dengan mempraktekan "Hijau yang bagaimana? Hijau hu-
kebijakan agraria era Hindia-Belanda. tan, atau hijau sawit," tanya Dr Siun.
Mereka mengabaikan hak masyarakat "Masyarakat nggak ngerti apa itu eko-
adat atas tanah yang telah rnemberinya nomi hijau. Yang mereka inginkan
hidup dan kehidupan, dan seenaknya adalah akses ke tanah pusaka, akses
mengambil tanah-tanah itu untuk ke hutan tempat nenek moyang
kepentingan investor besar. mereka hidup, dan akses ke sumber
daya yang diwariskan kepadanya."
Selesaikan Dulu Dalam bahasa yang lain, Noer Fau-
Sebelum Orde Baru tumbang, kon- zi mengatakan; "Saya merindukan
flik relatif tidak mengemuka. Kalau upaya kembali ke konstitusi. Men-
pun ada, jumlahnya mungkin sedikit. jadikan UUD 45 sebagai inspirasi bagi
Padahal, sedemikian banyak LSM di usaha-usaha mewujudkan keadilan
bidang hukum yang berusaha mem- agraria. Tidak ada lagi penguasaan,
perjuangkan penyerobotan tanah adat penggunaan, dan pemanf aatkan tanah
oleh pemegang konsesi. skala besar di satu tangan, terjaminnya
Setelah Orde Baru tumbang. kon- hak-hak masyarakat asli di pedala-
flik-konflik agraria mengemuka. Di man." •

Anda mungkin juga menyukai