PEMBAHASAN
1
Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanannya, Cetakan Kedua, (Jakarta: Djambatan, 1997), hlm.48.
1
berkembang menjadi sistem kekerajaan yang menguasai tuan tanah yang ditandai
dengan adanya upaya untuk mengeklaim tanah.
Hukum Agraria Adat. Ciri-ciri dari hukum agraria adat antara lain:
b. Tidak dikenal istilah lembaga hak jaminan atas tanah. Dalam hukum agraria
adat, selama diperjanjikan bahwa hutangnya belum dibayar lunas, debitor tidak
akan melakukan perbuatan hukum apapun dengan pihak lain mengenai tanah
yang dijadikan jaminan (jonggolan).
2
lain. Tidak ada kewajiban untuk menguasai dan menggunakan secara kolektif.
Karena itu, penguasaan tanahnya dirumuskan dengan sifat individual. Hak
penguasaan yang individual tersebut merupakan hak yang bersifat pribadi,
karena tanah yang diakuasainya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan
pribadi dan keluarganya. Bukan untuk pemenuhan kebutuhan kelompoknya.
2
I Made Suwitra, Konsep Komunal Religius Sebagai Bahan Utama Dalam Pembentukan
UUPA Dan Dampaknya Terhadap Penguasaan Tanah Adat Bali, Jurnal Prespektif, Vol.XV, No.2,
2010, April, hlm.176.
3
dengan hak-hak atas tanah yang diatur dalam BW atau hukum kebiasaan yang
disebut dengan Tanah Barat Atau Tanah Eropa.
Hak atas tanah atau Hak Agrarische Eigendom adalah hak yang berasal
dari hak milik adat yang atas permohonan pemiliknya melalui suatu prosedur
4
tertentu diakui keberdaannya oleh pengadilan (diatur dalam Koninlijk Besluit Stb.
1872 No. 117 dan Stb. 1873 No. 38).3
3
Urip Santoso, Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 23.
5
dipunyai oleh bukan Indonesia asli. Dalam ketentuan Hukum Agraria terdapat
ketentuan bahwa tanah itu mempunyai status hukum tersendiri yang terlepas dan
tidak dipengaruhi oleh status atau hukum dari subjek yang menghakinya. Apabila
hukum dari tanah itu mengikuti hukum dari yang mempunyai tanah, maka tidak
akan timbul persoalan hukum agraria antar golongan. Namun, tidak demikian
halnya, karena tanah ditentukan mempunyai status hukum tersendiri yang terpisah
dan tidak dipengaruhi oleh status hukum yang mempunyainya. Yang berlaku
adalah asas Hukum Agraria Antargolongan. Jadi sudah jelas bahwa tanah
Indonesia tunduk kepada Hukum Agraria Adat meski tanah tersebut dimiliki oleh
orang barat. Tanah Barat tunduk kepada Hukum Agraria Barat meski tanah
tersebut dimiliki oleh orang Indonesia asli.
DAFTAR PUSTAKA
I Made Suwitra. 2010. Konsep Komunal Religius Sebagai Bahan Utama Dalam
Pembentukan UUPA Dan Dampaknya Terhadap Penguasaan Tanah Adat
Bali. Jurnal Prespektif. Vol. XV. No. 2. April. hlm.176.
Urip Santoso. 2007. Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah. (Jakarta: Kencana).
hlm. 23.