Kemudahan subsidi harga input & jaminan harga dasar output rangsangan
intensifikasi usahatani
Sebaran tenaga kerja menurut bidang usaha > 80%
tenaga kerja diserap usahatani tnm pangan, hortikultura
& perkebunan
Curahan waktu kerja lama bekerja per minggu;
sebagian besar bekerja < 35 jam per minggu (setengah
menganggur) tenaga kerja belum dimanfaatkan scr
optimal
Tk pendidikan sebagian besar tenaga kerja rendah
Produktivitas tenaga kerja rendah
Pendapatan tenaga kerja rendah
Pengelolaan Usahatani
(Pengambilan Keputusan)
Faktor INTERN
Petani dan Keluarga
- sikap dan tujuan
- sumber produksi
Faktor EKSTERN
* Alam tanah, iklim,lingkungan
biotik,lokasi, dsb
* Non Alam hrg pasar,transportasi
- teknologi
- struktur masyarakat,
adat istiadat
- penyuluhan, perkreditan
- kelembagaan, dsb.
- (prinsip-prinsip ekonomi)
1.Petani dan keluarga
2.Sumber produksi dalam usahatani
Petani penyewa
→ petani tdk bebas memilih cabang usahanya krn tergantung dr lamanya sewa.
→ sbg juru tani tdk dapat memperbaiki lahan usahanya secara bebas.
Petani penyakap
→ petani kurang memberikan respon terhadap penerapan teknologi baru, krn hasil yg
diperoleh harus dibagi dg pemilik lahan
status petani sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dalam
memilih berbagai alternatif penggunaan sumber, cara mengelola, penerapan
teknologi baru, dsb.
Umur Petani
→ Petani muda umumnya akan lebih mudah dalam mentransfer teknologi baru &
memutuskan dalam penerapan teknologi baru pada UTnya.
→ Sebagai jurutani lebih kuat & dapat bekerja lebih berat/lama.
Pendidikan
Petani
→ makinPetani
tinggi pendidikan pada umumnya akan makin tinggi kecakapan sebagai
manajer.
→ pendidikan formal
→ pendidikan informal
Unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku
petani :
Petani tradisional
Petani maju
: tradisi
: alam
: kebutuhan pokok
: ekonomi
Kondisi Petani di Indonesia Petani Kecil
dengan ciri-ciri:
1) Pendapatan rendah, kurang dari setara 240 kg
beras/ kapita/ tahun
2) Memiliki lahan sempit
Jawa Luar Jawa
-------------------------------------
Sawah < 0,25 ha < 0,50 ha
Sawah +Tegalan 0,50 ha 1,00 ha
3) Kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas
4) Pengetahuannya terbatas
Terdapat 4 faktor produksi :
Modal Manajemen
FAKTOR PRODUKSI TANAH
Letak Tanah
Fragmentasi menimbulkan persoalan dalam UT :
- Pemborosan waktu & tenaga sehingga biaya produksi lebih tinggi.
- Kesulitan dalam pengawasan sehingga produksi tidak setinggi yg diharapkan.
- Kemungkinan percekcokan antarpetani lebih besar krn lebih banyak tetangga
lahannya.
Intensifikasi
Semakin banyak modal & tenaga yg dicurahkan pd tanah maka semakin intensif.
Luas Lahan
Semakin tinggi luas lahan yg diusahakan maka semakin tinggi produksi &
pendapatan per kesatuan luasnya.
Fasilitas
Keberadaan fasilitas lain berupa pengairan & drainase membantu pertumbuhan
tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
Sumber pemilikan tanah :
a. Pembelian : tanah milik, dengan ketentuan :
– Dibuktikan dengan bukti pemilikan (sertifikat)
– Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yg berlaku secara administratif dan
prosedural
– Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yg ditetapkan pemerintah, yaitu notaris
dan camat sebagai PPAT.
– Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria kabupaten untuk
disertifikatkan.
b. Sewa
c. Sakap
d. Pemberian oleh negara, dpt melalui :
- Pelaksanaan UUPA
- Transmigrasi
- PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat)
- TIR (Program Tambak Inti Rakyat)
e. Warisan : tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
f. Wakaf : tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain
g. Membuka lahan sendiri
Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan lahan.
Hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum
kongkret antara masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya.
Status Tanah
a. Tanah Milik
- Bebas diolah
- Bebas diperjualbelikan
b. Tanah Sewa
c. Tanah Sakap
→ tanah orang lain yg atas persetujuan pemiliknya, digarap/ dikelola oleh pihak lain
d. Tanah Gadai
→ pengalihan penguasaan hak garap tanah dr pemilik tanah kpd pemilik uang
e. Tanah Pinjaman
Tenaga Kerja
Angkatan Kerja
Tenaga kerja atau Manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan Kerja (Labour Force) terdiri dari :
- Golongan yang bekerja
- Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan
b. Bukan Angkatan Kerja terdiri dari :
- Golongan yang bersekolah
- Golongan yang mengurus rumah tangga
- Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Karakteristik Tenaga Kerja
1. Kebutuhan tidak kontinyu & tidak merata.
2. Kebutuhan per hektar terbatas.
3. Tidak mudah di standardisasi, dirasionalisasi ataupun dispesialisasikan.
4. Kebutuhan beraneka ragam coraknya dan sering tidak dapat dipisahkan.
perhitungan kebutuhan TK adalah karena tiap daerah berlainan. Bila dihitung jam
kerjanya, sering pula dijumpai upah borongan
man days atau HKO (Hari Kerja Orang)
yang sulit dihitung baik HKO maupun JKO-nya
dan JKO (Jam Kerja Orang).
Banyaknya TK yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas per satuan
luas dinamakan Intensitas Tenaga Kerja. Hal-hal yang mempengaruhi Intensitas
Tenaga Kerja seperti :
1.Tingkat Teknologi yang Digunakan
2.Tujuan dan Sifat Usahatani
3.Topografi dan tanah
4.Jenis Komoditas yang diusahakan
EFISIENSI TENAGA KERJA
Efisiensi tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, luas
usaha dan penerimaan per hari kerja serta produktivitas tenaga kerja.
Dari Tabel 4 dapat dilihat pencurahan tenaga kerja tertinggi per HKO adalah cabang
usahatani bawang merah yaitu 451 HKO, sedangkan yang terendah usahatani ubi
jalar yaitu 178 HKO. Akan tetapi produktivitas tenaga kerja tertinggi Rp 109,34 per
HKO dicapai pada usahatani ubi jalar.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Intensifikasi
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dg
cara menambah penggunaan lebih banyak modal,
tenaga kerja & teknologi “skill” pada satuan waktu
dan luas lahan pertanian yang sudah ada.
Ekstensifikasi
usaha utk tetap memperoleh manfaat dari sebidang
lahan pertanian tertentu dg mempergunakan modal
& tenaga kerja yg lebih sedikit dari keadaan
sebelumnya.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Perluasan Areal Pertanian
(expanding agricultural land)
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian di mana tambahan modal & tenaga
kerja & teknologi dipergunakan untuk merubah penggunaan lahan non pertanian
menjadi lahan pertanian.
Diversifikasi
usaha untuk menambah cabang usaha pertanian