Anda di halaman 1dari 32

SENI  ketrampilan petani/pengalaman dlm mengambil

keputusan dlm mengkombinasikan faktor-faktor


produksi pd situasi resiko & ketidakpastian

ILMU  obyektif/sesuai fakta & scr sistematik dpt dipelajari,


termasuk penerapan prinsip-prinsip ekonomi &
penggunaan metode matematis dlm pemecahan
masalah/pengambilan keputusan

BISNIS  perhitungan besarnya penerimaan & biaya


produksi  pendapatan/keuntungan maksimal.
USAHATANI SBG PROSES PRODUKSI  Usahatani hrs tanggap & siap melaks.
perubahan (komoditi, teknologi, permintaan konsumen & alokasi faktor-faktor
produksi)  tingkat produktivitas & penerimaan usahatani.

Usahatani hrs memperhatikan hal-hal :


1. Ketersediaan, pemanfaatan & pengelolaan SDA :
a.Keunggulan SDA scr lokalitas & lingkungan alam
b.Keadaan populasi, luas, waktu & intensitas serangan
c.hama/penyakit
d.Pengaturan pola tanam (komoditi, waktu tanam, tata
e.tanam, intensitas pertanaman & teknik bertanam)
f.Pemeliharaan, pengolahan & pelestarian kesuburan lahan
g.Perluasan lahan yg masih memungkinkan
Keadaan ketenagakerjaan  jumlah TK yg dibutuhkan, kualifikasi TK yg tersedia &
diperlukan, sumber (penyedia) TK, macam TK (manusia, hewan, & peralatan),
serta waktu & tempat pemanfaatan TK.

Ketersediaan modal  pembelian saprodi, pembayaran upah TK, pembelian


alat/mesin, pajak, iuran irigasi & kewajiban-kewajiban sosial lain (sebaran waktu,
sumber modal, syarat : prosedur, bunga, agunan, waktu pembayaran, dll)
Upaya peningkatan produktivitas usahatani  intensifikasi (inovasi teknologi &
inovasi sosial), ekstensifikasi & diversifikasi

Perilaku konsumen  ragam komoditi yg diminati, jumlah & sebaran volume


kebutuhan sepanjang tahun, mutu produk (pengolahan, kemasan, jasa layanan),
daya beli & kesediaan konsumen utk membeli, elastisitas permintaan & pengaruh
tersedianya brg substitusi & komplementer

Luas skala usaha & status penguasaan lahan  produktivitas usahatani

Kemudahan subsidi harga input & jaminan harga dasar output  rangsangan
intensifikasi usahatani
 Sebaran tenaga kerja menurut bidang usaha  > 80%
tenaga kerja diserap usahatani tnm pangan, hortikultura
& perkebunan
 Curahan waktu kerja  lama bekerja per minggu;
sebagian besar bekerja < 35 jam per minggu (setengah
menganggur)  tenaga kerja belum dimanfaatkan scr
optimal
 Tk pendidikan sebagian besar tenaga kerja rendah
 Produktivitas tenaga kerja rendah
 Pendapatan tenaga kerja rendah
Pengelolaan Usahatani
(Pengambilan Keputusan)

Faktor INTERN
Petani dan Keluarga
- sikap dan tujuan
- sumber produksi
Faktor EKSTERN
* Alam tanah, iklim,lingkungan
biotik,lokasi, dsb
* Non Alam hrg pasar,transportasi
- teknologi
- struktur masyarakat,
adat istiadat
- penyuluhan, perkreditan
- kelembagaan, dsb.
- (prinsip-prinsip ekonomi)
1.Petani dan keluarga
2.Sumber produksi dalam usahatani

Petani dlm usahatani mempunyai peran :

→ dipengaruhi oleh ketrampilan (managerial skill) untuk mengambil keputusan2


dalam memilih berbagai alternatif yg dihadapi dalam mengelola UT nya

→ dipengaruhi oleh keadaan fisik yg mempunyai tugas mengatur,


melaksanakan pekerjaan dan mengawasi kegiatan2 teknik dalam usahataninya.

→ merupakan anggota masyarakat yg hidup dalam ikatan keluarga akan


selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
Secara individual peranan petani dipengaruhi oleh faktor
:
Status petani sebagai penggarap

Petani pemilik penggarap


→ petani bebas melaksanakan perannya sbg manajer, juru tani, anggota
masyarakat.
→ menentukan cabang UT yg akan diusahakan sesuai dg perhitungannya sbg
manajer.

Petani penyewa
→ petani tdk bebas memilih cabang usahanya krn tergantung dr lamanya sewa.
→ sbg juru tani tdk dapat memperbaiki lahan usahanya secara bebas.
Petani penyakap
→ petani kurang memberikan respon terhadap penerapan teknologi baru, krn hasil yg
diperoleh harus dibagi dg pemilik lahan
 status petani sangat besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dalam
memilih berbagai alternatif penggunaan sumber, cara mengelola, penerapan
teknologi baru, dsb.

Umur Petani
→ Petani muda umumnya akan lebih mudah dalam mentransfer teknologi baru &
memutuskan dalam penerapan teknologi baru pada UTnya.
→ Sebagai jurutani lebih kuat & dapat bekerja lebih berat/lama.

Pendidikan
Petani
→ makinPetani
tinggi pendidikan pada umumnya akan makin tinggi kecakapan sebagai
manajer.
→ pendidikan formal
→ pendidikan informal
Unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku
petani :

Petani tradisional
Petani maju

: tradisi
: alam
: kebutuhan pokok
: ekonomi
Kondisi Petani di Indonesia Petani Kecil
dengan ciri-ciri:
1) Pendapatan rendah, kurang dari setara 240 kg
beras/ kapita/ tahun
2) Memiliki lahan sempit
Jawa Luar Jawa
-------------------------------------
Sawah < 0,25 ha < 0,50 ha
Sawah +Tegalan 0,50 ha 1,00 ha
3) Kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas
4) Pengetahuannya terbatas
Terdapat 4 faktor produksi :

Tanah dan Tenaga Kerja


Alam

Modal Manajemen
FAKTOR PRODUKSI TANAH

Tanah merupakan tempat di mana


tumbuhan dapat tumbuh & sebagai
sumber unsur hara.

Peranan tanah (sudut teknis) :

Tanah & kaitannya dg jenis tanaman.

Tanah & kaitannya dg waktu tanaman.

Tanah & kaitannya dg cara bercocok tanaman.

Tanah & kaitannya dg Bentuk Usahatani


anan tanah sbg faktor produksi dipengaruhi :
Hubungan tanah & manusia
- hak milik
- hak sewa
- hak bagi hasil (sakap)
- dsb

Letak Tanah
Fragmentasi menimbulkan persoalan dalam UT :
- Pemborosan waktu & tenaga sehingga biaya produksi lebih tinggi.
- Kesulitan dalam pengawasan sehingga produksi tidak setinggi yg diharapkan.
- Kemungkinan percekcokan antarpetani lebih besar krn lebih banyak tetangga
lahannya.
Intensifikasi
Semakin banyak modal & tenaga yg dicurahkan pd tanah maka semakin intensif.

Tingkat Kesuburan Tanah


Kesuburan tanah secara fisik & kimiawi dpt diperbaiki melalui pengelolaan yg baik,
rotasi tanam yg tepat, pemupukan, pembuatan teras, dsb.

Luas Lahan
Semakin tinggi luas lahan yg diusahakan maka semakin tinggi produksi &
pendapatan per kesatuan luasnya.

Luas UT dapat diukur berdasarkan :


- Luas total lahan : jumlah seluruh tanah dalam UT
- Luas lahan pertanaman : jumlah seluruh tanah yg dapat
ditanami/diusahakan.
- Luas tanaman : jumlah luas tanaman yg ada pada suatu saat.
Lokasi Lahan
Menentukan kelancaran pemasaran. Lokasi lahan dapat dibedakan dalam 2 hal :
- lokasi terhadap pusat2 perekonomian
- lokasi terhadap tinggi rendahnya permukaan laut & bentuknya (= topografi)

Fasilitas
Keberadaan fasilitas lain berupa pengairan & drainase membantu pertumbuhan
tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi.
Sumber pemilikan tanah :
a. Pembelian : tanah milik, dengan ketentuan :
– Dibuktikan dengan bukti pemilikan (sertifikat)
– Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yg berlaku secara administratif dan
prosedural
– Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yg ditetapkan pemerintah, yaitu notaris
dan camat sebagai PPAT.
– Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria kabupaten untuk
disertifikatkan.
b. Sewa
c. Sakap
d. Pemberian oleh negara, dpt melalui :
- Pelaksanaan UUPA
- Transmigrasi
- PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat)
- TIR (Program Tambak Inti Rakyat)
e. Warisan : tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
f. Wakaf : tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain
g. Membuka lahan sendiri
Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan berpindah, penggarapan lahan.
Hak ulayat adalah hak yang diberikan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum
kongkret antara masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya.
Status Tanah

a. Tanah Milik

- Bebas diolah

- Bebas untuk menentukan cabang usaha

- Bebas menggunakan teknis dan cara budidaya

- Bebas diperjualbelikan

- Dapat menjamin sebagai agunan

b. Tanah Sewa

→ tanah yg disewa petani dari pihak lain

c. Tanah Sakap

→ tanah orang lain yg atas persetujuan pemiliknya, digarap/ dikelola oleh pihak lain

d. Tanah Gadai

→ pengalihan penguasaan hak garap tanah dr pemilik tanah kpd pemilik uang

→ status petani masih tetap sebagai petani pemilik

e. Tanah Pinjaman
Tenaga Kerja
Angkatan Kerja

semua orang yg sanggup menghasilkan barang/jasa (15-55 th).

Tenaga Kerja (Man Power)


orang yg sanggup bekerja, mencari pekerjaan & bersedia bekerja.

Tenaga kerja atau Manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan Kerja (Labour Force) terdiri dari :
- Golongan yang bekerja
- Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan
b. Bukan Angkatan Kerja terdiri dari :
- Golongan yang bersekolah
- Golongan yang mengurus rumah tangga
- Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Karakteristik Tenaga Kerja
1. Kebutuhan tidak kontinyu & tidak merata.
2. Kebutuhan per hektar terbatas.
3. Tidak mudah di standardisasi, dirasionalisasi ataupun dispesialisasikan.
4. Kebutuhan beraneka ragam coraknya dan sering tidak dapat dipisahkan.

Jenis Tenaga Kerja


1. Tenaga Kerja Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan tenaga kerja yang utama dalam pertanian.
2. Tenaga Kerja Ternak
Tenaga ternak dipergunakan petani dalam mengolah tanah atau
mengangkut hasil pertanian
3. Tenaga Mesin
Tenaga mesin pertanian dipergunakan untuk penggerak mesin
pengolah tanah, mengangkut hasil pertanian.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN TENAGA KERJA DALAM PERTANIAN

a. Jenis tanaman yang diusahakan


b. Tingkat pengelolaan usahatani
c. Jenis tanah dan sifat tanah
d. Musim tanam
e. Sistem irigasi
f. Pola tanam

Sumber Tenaga KerjaTenaga Kerja

1. TK keluarga petani – TK dr keluarga


2. TK dr luar keluarga – TK luar/upahan

Tenaga Kerja Keluarga


sekelompok orang yg hidup dari
satu sumber pendapatan
Ciri Tenaga Kerja Keluarga Kegiatan Tenaga Kerja Keluarga DIpengaruhi
1. Jenis kelamin tidak homogen 1. Jenis tanaman yang diusahakan
2. Umur tidak homogen 2. Jumlah anggota keluarga → kebutuhan
3. Susunan akan berubah-ubah 3. Kebutuhan yang lain

Tenaga Kerja Luar/Upahan Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja


1. Sistem upah Kebutuhan TK dapat diketahui dengan
a. Upah borongan menghitung setiap kegiatan tiap kmoditas yg
b. Upah waktu diusahakan kemudian dijumlahkan
c. Upah premi keseluruhannya.
2. Lamanya waktu kerja
Kebutuhan TK berdasar jumlah TK Keluarga
3. Kehidupan sehari-hari
dibandingkan dengan kebutuhannya. Jika
4. Kecakapan tenaga kerja
kekurangan maka untuk memenuhi dapat
5. Umur
berasal dari TK Luar.
Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Satuan yang sering dipakai dalam Terdapat kelemahan pada pemakaian HKO

perhitungan kebutuhan TK adalah karena tiap daerah berlainan. Bila dihitung jam
kerjanya, sering pula dijumpai upah borongan
man days atau HKO (Hari Kerja Orang)
yang sulit dihitung baik HKO maupun JKO-nya
dan JKO (Jam Kerja Orang).

Banyaknya TK yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis komoditas per satuan
luas dinamakan Intensitas Tenaga Kerja. Hal-hal yang mempengaruhi Intensitas
Tenaga Kerja seperti :
1.Tingkat Teknologi yang Digunakan
2.Tujuan dan Sifat Usahatani
3.Topografi dan tanah
4.Jenis Komoditas yang diusahakan
EFISIENSI TENAGA KERJA
Efisiensi tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, luas
usaha dan penerimaan per hari kerja serta produktivitas tenaga kerja.

Memperhatikan jumlah produksi


Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi per hektar dengan
jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Jumlah Produksi per hektar
Jumlah TK yang dicurahkan per ha
Contoh : a) Jumlah produksi 40 kw/ha
Jumlah tenaga kerja 500 JKO
8 kg/JKO tanpa bantuan mesin.
b) Jumlah produksi 30 kw/ha
Jumlah tenaga kerja 250 JKO
12 kg/JKO dg bantuan mesin/tlaktor.
Selain itu perhitungan dengan hanya menghitumg jam kerja tenaga keluarga saja,
misal
250 JKO terdiri dari 200 JKO tenaga kerja keluarga dan 50 JKO tenaga kerja luar maka
hasil perhitungannya 15 kg/JKO tenaga keluarga.
EFISIENSI TENAGA KERJA
Memperhatikan penerimaan per hari kerja
Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio jumlah produksi fisik dikalikan harga per
hektar dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Jumlah produksi fisik x harga per ha
Jumlah TK yang dicurahkan per ha

Contoh : a) Jumlah produksi 30 kw/ha


Upah Rp.40.000/HKO
Harga produk Rp 15.000/kw
Jumlah tenaga kerja 200 HKO/ha

b) Jumlah produksi 40 kw/ha


Upah Rp.40.000/HKO
Harga produk Rp 15.000/kw
Jumlah tenaga kerja 400 HKO/ha
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh a) lebih
efisien dibanding dengan b) meskipun tingkat produksi b lebih tinggi.
EFISIENSI TENAGA KERJA

Memperhatikan luas usaha


Efisiensi tenaga kerja merupakan rasio luas usahatani
dengan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per hektar.
Luas usahatani
Jumlah TK yang dicurahkan per ha

Contoh : 1 hektar lahan dibutuhkan tenaga kerja


1080 HKO dalam waktu 1 tahun , maka
efisiensi tenaga kerja :
1 = 3 HKO/hari/ha
1080/360 HKO
EFISIENSI TENAGA KERJA
Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan rasio antara apa yang dihasilkan /output
dengan apa yang dimasukkan /input (ILO).
Tabel 4. Produktivitas Tenaga Kerja pada Beberapa Cabang Usahatani di Jabar
Th 1983.
Cabang Tenaga Harga Nilai Produktivitas
Usaha Kerja Output Output (Rp/HKO)
(HKO) (Rupiah) (Rupiah)
1.Ubi Jalar 178 19.462,80 694.750 109,34
2.Kentang 317 22.000,00 4.400.000 69,08
3.Bawang 451 10.503,30 2.405.833 23,32
Merah
4.Lombok 204 5.872,50 1.562.100 28,86
Sumber : Fadholi H (Tahun 1989 )

Dari Tabel 4 dapat dilihat pencurahan tenaga kerja tertinggi per HKO adalah cabang
usahatani bawang merah yaitu 451 HKO, sedangkan yang terendah usahatani ubi
jalar yaitu 178 HKO. Akan tetapi produktivitas tenaga kerja tertinggi Rp 109,34 per
HKO dicapai pada usahatani ubi jalar.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Intensifikasi
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dg
cara menambah penggunaan lebih banyak modal,
tenaga kerja & teknologi “skill” pada satuan waktu
dan luas lahan pertanian yang sudah ada.

Ekstensifikasi
usaha utk tetap memperoleh manfaat dari sebidang
lahan pertanian tertentu dg mempergunakan modal
& tenaga kerja yg lebih sedikit dari keadaan
sebelumnya.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Perluasan Areal Pertanian
(expanding agricultural land)
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian di mana tambahan modal & tenaga
kerja & teknologi dipergunakan untuk merubah penggunaan lahan non pertanian
menjadi lahan pertanian.

Diversifikasi
usaha untuk menambah cabang usaha pertanian

Anda mungkin juga menyukai