Anggota :
● City Yulinda (07)
● Novi Dwi (18)
● Nur Wahyu (19)
● Rosulur Rizky (22)
● Yolanda Esty (27)
1. Bicara Perubahan Iklim Tapi Masif Bangun Tol dan IKN | Barisan.co
2. Pembangunan mencusuar Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Pembangunan jalan tol, kereta cepat, dan IKN yang masif selain merusak
habitat, ekosistem dan rantai makanan untuk hewan pada akhirnya akan
merugikan manusia. Dampaknya adalah matinya sumber mata air,
berkurangnya lahan subur dan tak terkendalinya hama tanaman.
Dalam tulisan bertajuk “Siapa Diuntungkan IKN?” jurnalis senior Farid Gaban
menyebutkan luas IKN direncanakan sekira 180.000 hektare. Luas sebesar
itu terbagi dalam 3 ring yaitu kawasan inti 5.600 hektare, kawasan ibukota
negara 42.000 hektare dan kawasan perluasan ibukota negara 130.000
hektare.
Tanah yang menjadi tempat kampung adat dan juga milik pengusaha
konglomerat Sukanto Tanoto, Luhut Binsar Pandjaitan dan Hashim
Djojohadikusumo yang dikenal sebagai adik kandung Prabowo Subianto,
berubah menjadi kampung beton.
Hutan yang memproduksi oksigen sirna. Tanah tak bisa lagi menyerap air. Air
hujan tanpa sempat dimanfaatkan terbuang ke sungai dan lebih lebih cepat
ke laut.
3. Dari kasus ini kita belajar bahwa pembangunan pusat pemukiman baru tidak
hanya berdampak positif pada perekonomian, akan tetapi juga terdapat
dampak negatif yaitu kerusakan alam. Monopoli juga dapat terjadi pada
pembangunan proyek tol dan IKN sehingga membuat kesenjangan antar
konglomerat semakin lebar.
4. Hal yang dapat dilakukan adalah pemerintah harus mengontrol penuh proyek
ini, dengan cara memerhatikan kondisi lingkungan pada saat pembangunan
proyek. Dilakukannya studi kasus lingkungan dapat membantu pemerintah
membuat peraturan tentang perlindungan alam.Selain itu, proyek ini harus
disebar kepada beberapa pihak tidak hanya 1 konglomerat saja sehingga
meminimalisir adanya monopoli.
Kasus 2 :
1. https://halojambi.id/index.php/mata-jambi/8763-illegal-drilling-aktivitas-ilegal-
yang-ada-di-depan-mata
2. Tiba di lokasi, terlihat lahan yang dulunya hijau sudah menghilang, berganti
hamparan tanah gersang. Air keruh, menguning, tak bisa dikonsumsi. Di
belakang rumah penduduk, terdapat sumur-sumur minyak dengan pipa besi
galvanis 3 inch menjulang ke atas sekitar 7 meter. Suara mesin sepeda motor
yang digunakan sebagai alat penderek minyak dari sumur terdengar begitu
nyaring. Terlihat, minyak ditampung di bak berukuran 2x3x1 meter. Dari pipa,
minyak dialiri menggunakan pipa ke drum dan siap untuk dijual. Harga minyak
mentah tersebut berkisar Rp570.000 hingga Rp800.000 satu drum,
tergantung pasaran dan kualitas minyak yang dihasilkan. Para ibu rumah
tangga di desa tersebut bahkan memanfaatkan waktu dengan mengambil
sisa limbah pengeboran minyak ilegal tersebut untuk dijual.
Akibat pengeboran sumur minyak secara manual dengan pembuangan
limbah yang tidak sesuai aturan, membuat lahan yang hijau kini mati. Danau
yang seharusnya terdapat ikan, kini hanya terdapat bekas pembuangan alat
pengeboran. Air pun tercemar bercampur minyak sehingga tidak bisa
digunakan. Masyarakat kesulitan mencari air bersih untuk diminum, dan
terpaksa memesan air bersih dari luar menggunakan galon atau tedmon.
3. dari kasus tersebut pengeboran minyak secara ilegal dapat berdampak
negatif pada lingkungan. namun disisi lain penduduk setempat memanfaatkan
sisa sisa limbah minyak tersebut untuk dijual tanpa memikirkan dampak yang
akan terjadi pada lingkungan. Sebagaimana 8 keahlian keteknikan memang
dimiliki oleh SKK Migas dan KKKS, kegiatan illegal drilling ini tidak mengikuti
kaidah keteknisan yang ada di industri hulu migas, sehingga data dan
informasinya sangat terbatas untuk dapat ditindaklanjuti penanggulangannya.
4. Untuk melakukan tindak lanjut akan kasus ini juga perlu biaya. Kalau yang
melakukan penanganannya adalah KKKS, maka akan menambah beban
biaya operasi KKKS yang pada akhirnya membebani dan mempengaruhi
porsi bagi hasil Pemerintah dan KKKS. Biaya penanggulangan aktivitas illegal
drilling bersumber dari APBD, tentu akan sangat memberatkan keuangan
daerah. Hal ini tentu menjadi momok bagi industri hulu migas di saat kita
membutuhkan banyak investasi untuk dapat mengejar target yang ditetapkan
Pemerintah dalam capaian produksi migas.
5. Adapun upaya yang dilakukan saat ini mencari solusi permanen untuk
aktivitas illegal drilling agar masyarakat bisa sejahtera. Upaya ini sudah
dilakukan oleh Kapolda dan Gubernur Jambi dengan melakukan konsolidasi
dan menyatukan komitmen bahwa illegal drilling perlu dilakukan pendekatan
untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Daerah dan kepolisian sudah
menyamakan komitmen untuk melakukan legalisasi memunculkan peluang
pengelolaan sumur minyak oleh rakyat. Tetapi perjalanan cukup panjang,
saat ini sudah disusun di Pusat