Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 2 :

1. Anis Savira (05)


2. Dina Wahyu (09)
3. Lintang Zaira (15)
4. Rivaldi Praditya (21)
5. Silvia Febriana (25)
6. Yuniar Putri (28)

Studi Kasus APBN 2021


1. Topik : APBN 2021
2. Ringkasan Video
Pemerintah pada tanggal 29 September 2021 telah mengesakan Undang-Undang
Negara dan Belanja Negara yang merupakan dasar pelaksanaan APBN tahun 2021
dengan masih menyebarnya Covid-19 yang masih meningkat. APBN tahun 2021
diprediksi akan diliputi ketidakpastian dan perlu di kelola dengan hati-hati. Meskipun
diliputi ketidakpastian lembaga-lembaga keuangan negara seperti OEDC, Asian
Development Bank, dan The World Bank memprediksi pemulihan ekonomi secara
global.

Dalam sidang paripurna DPR RI mengatakan APBN merupakan instrumen


pertama memiliki dampak paling luas baik dalam melanjutkan penanganan bidang
kesehatan, melindungi masyarakat, dan mendukung proses pemulihan perekonomian
nasional. Pemerintah berupaya secara bertahap melakukan konsolidasi fiskal jangka
menengah panjang. Hal ini untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan syarat proses
pembangunan Indonesia menuju Indonesia maju.

Kebijakan fiskal APBN 2021 mengusung tema Percepatan Pemihan Ekonomi dan
Penguatan Reformasi artinya kebijakan bukan hanya untuk merespon tantangan jangka
pendek, tetapi juga melaksanakan reformasi penguatan fondasi. 4 arah utamanya yaitu:
1. Menjaga dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional atan PEN
2. Formasi APBN termasuk reformasi di bidang perpajakan, subsidi, perlindungan
sosial
3. Penguatan reformasi struktural
4. Akselerasi prioritas pembanganan

Prioritas pembangunan tahun 2021 akan memfokuskan pada bidang kesehatan,


pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, ketahanan panganan, perlindungan
sosial, infrastruktur dan pariwisata. Dengan kondisi ekonomi global dan kebijakan fiskal
ekspansif namun tetap konsolidatif, asumsi makro APBN 2021 adalah:
1. Pertumbuhan ekonomi 5%
2. Inflasi 3%
3. Nilai tukar 14.600/USD
4. Tingkat Suku bunga SBN 10 tahun 7,29%
5. Harga minyak USD 45/barang
6. Lifting minyak 705.000 barang/hari
7. Lifting gas 1007.000 barel/hari

Pendapatan negara 2021 ditargetkan sebesar 1743,6 trilliun, pajak 1444,5 trilliun,
PNBP 298,2 trilliun, penerimaan hibah 0,9 trilliun. Sedangkan belanja negara 2021
ditargetkan 2750 trililliun, belanja pemerintah pusat 1954,5 trilliun, TKDD 795,5
trilliun, sehingga pembiayaan anggaran 2021 defisit 5,7% dari PDB. Tingkat defisit
dijaga dan dikelola secara hati-hati serta digunakan secara produktif.

Penagangan Covid-19 dampak sosial ekonomi tidak hanya menjadi beban


instrumen kebijakan fiskal, namun dilakukan bersama dan berkoordinasi dengan
kebijakan moneter serta kebijakan struktural lain serta kebijakan sektor keuangan.
Pemerintah akan menjaga kebijakan fiskal credibel acuntable dengan arah pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan serta senantiasa mengendalikan resiko dan menjaga kebijakan
fiskal jangka menengah dan panjang.
3. Prediksi Pendapatan dan Belanja Negara dan Kebijakan yang Diterapkan pada
APBN Periode 2021

Pendapatan negara 2021 ditargetkan sebesar 1743,6 trilliun, pajak 1444,5 trilliun, PNBP
298,2 trilliun, penerimaan hibah 0,9 trilliun. Sedangkan belanja negara 2021 ditargetkan
2750 trililliun, belanja pemerintah pusat 1954,5 trilliun, TKDD 795,5 trilliun, sehingga
pembiayaan anggaran 2021 defisit 5,7% dari PDB. Tingkat defisit dijaga dan dikelola
secara hati-hati serta digunakan secara produktif.

4. Struktur APBN

Uraian Jumlah
Pendapatan Negara
Penerimaan Pajak 1444,5 T
Penerimaan Negara Bukan Pajak 298,2 T
Penerimaan Hibah 0,9 T
1.743,6 T
Belanja Negara
Belanja K/L 1032,0 T
Belanja Non K/L 922,6 T
Transfer ke Daerah 723,5 T
Dana Desa 72,0 T
2.750,1 T
Surplus/Defisit Anggaran (1.006,5 T)

5. Tema APBN yang dicanangkan


Kebijakan fiskal APBN 2021 mengusung tema “Percepatan Pemihan Ekonomi
dan Penguatan Reformasi” yang artinya kebijakan bukan hanya untuk merespon
tantangan jangka pendek, tetapi juga melaksanakan reformasi penguatan fondasi. 4 arah
utamanya yaitu:
1) Menjaga dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional atan PEN
2) Formasi APBN termasuk reformasi di bidang perpajakan, subsidi, perlindungan
sosial
3) Penguatan reformasi struktural
4) Akselerasi prioritas pembanganan

Prioritas pembangunan tahun 2021 akan memfokuskan pada bidang kesehatan,


pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, ketahanan panganan, perlindungan
sosial, infrastruktur dan pariwisata. Dengan kondisi ekonomi global dan kebijakan fiskal
ekspansif namun tetap konsolidatif, asumsi makro APBN 2021 adalah:
1) Pertumbuhan ekonomi 5%
2) Inflasi 3%
3) Nilai tukar 14.600/USD
4) Tingkat Suku bunga SBN 10 tahun 7,29%
5) Harga minyak USD 45/barang
6) Lifting minyak 705.000 barang/hari
7) Lifting gas 1007.000 barel/hari

6. Tema sudah/belum terwujud

Realisasi pendapatan negara pada APBN Tahun 2021 tercatat mencapai 2.011,3
trilliun, sementara prediksi APBN Tahun 2021 yaitu, pendapatan negara ditargetkan
sebesar 1743,6 trilliun, pajak 1444,5 trilliun, PNBP 298,2 trilliun, penerimaan hibah 0,9
trilliun. Sedangkan belanja negara 2021 ditargetkan 2750 trililliun, belanja pemerintah
pusat 1954,5 trilliun, TKDD 795,5 trilliun.

Realisasi belanja pemerintah pusat yang melebihi anggaran disebabkan oleh


realisasi belanja barang sebesar 146 persen dari anggaran, realisasi belanja subsidi
sebesar 138 persen dari anggaran, dan realisasi belanja bantuan sosial sebesar 108
persen dari anggaran.
Dengan realisasi pendapatan negara dan hibah serta realisasi belanja negara
tersebut, maka realisasi defisit anggaran tahun 2021 senilai Rp775,06 triliun. Jumlah itu
sebesar 77 persen dari target yang ditetapkan dalam UU APBN Tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai